Anda di halaman 1dari 15

Pengantar

       Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia, sebelum pancasila disahkan pada tanggal
18 agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada masyarakat bangsa Indonesia, seperti nilai-nilai
adat-istiadat, kebudayaan serta nila-nilai religius. Nilai-nilai tersebut telah ada sejak zaman dahulu
sebelum Indonesia merdeka dan telah masyarakat amalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
pandangan hidup, sehingga nilai-nilai pancasila sendiri berasal dari masyarakat Indonesia sendiri. Nilai-
nilai yang ada pada masyarakat tersebut diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pejuang
kemerdekaan menjadi dasar negara republik Indonesia. Proses perumusuan dasar negara tersebut
dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI. Sidang BPUPKI pertama, sidang panitia “9” , dilanjutkan dengan
sidang kedua serta disahkannya pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia.

       Di masa sekarang banyak yang mengganggap Pancasila hanya sebagai elit politik yang digunakan
para penguasa. Untuk itu perlunya bagi kita memahami nilai-nilai Pancasila secara utuh terutama
Pancasila sebagai jati diri Bangsa Indonesia, diperlukan pemahaman dari sejarah perjuangan bangsa
indonesia membentuk suatu negara yang erat kaitannya dengan perumusan Pancasila sebagai dasar
Negara. Selain sebagai dasar negara Pancasila juga sebagai ruh bangsa negara, pandangan hidup
Bangsa, jiwa dan kepribadian hidup bangsa serta sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu
para pejuang mendirikan negara.

2.1 Pancasila Pada Masa Sebelum Kemerdekaan

Penempatan Pancasila sebagai sumber hukum dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945 yang menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus
dasar filosofis bangsa dan negara.1 lalu darimanakah nilai-nilai Pancasila itu ada, sehingga dijadikan
dasar negara?

Sebelum kemerdekaaan, Indonesia masih merupakan bagian dari kerajaan-kerajaan. Pada zaman
kerajaan Pancasila belum lahir, namun nilai-nilai cikal-bakal pancasila telah nampak dari bergaiagai
kegiatan yang dilakukan masyarakat. Dalam kerajaan-kerajaan tersebut perangkat kerajaan maupun
rakyatnya telah mengamalkan nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan dan nilai religius. 

Tentang asal-usul nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila cukup Kiranya kalau dikatakan bahwa
Pancasila bersumber dari Khazanah budaya Indonesia, yang diterangi oleh ide-ide besar dunia.
Pernyataan itu menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila ada yang bersumber dari
kultur bangsa Indonesia sendiri, namun ada pula yang berasal dari budaya luar Indonesia.2

       2.1.1 Zaman Kerajaan Kutai

Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan ditemukannya prasaati berupa 7 yupa
( tiang batu ). Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketaui bahwa Raja Mulawarman keturunan dari Raja
Asmawarman keturunan dari Kudungga. Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut melakukan kenduri
dan memberi sedekah kepada Brahmana. Karena hal itu para Brahmana membangun yupa itu sebagai
tanda terimakasih kepada raja yang dermawan. Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah
Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhana dalam bentuk kerajaan,
kenduri, serta sedekah kepada Brahmana.3
1 Disarikan dari Prof.Dr. Esmi Warassih Pujirahayu, S.H.,M.S., Budaya Hukum
Pancasila, Hal.71

2 Bambang Suteng Sulasmono, Dasar Negara Pancasila, Hal.10

3 Disarikan dari Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, Hal.29

Hal hal yang dilakukan Raja Mulawarman, seperti melakukan kenduri dan memberi sedekah kepada
Brahmana merupakan salah satu contoh nilai-nilai yang merupakan cikal-bakal Pancasila, yaitu nilai
religius yang berkaitan dengan ketuhanan.

         2.1.2 Kerajaan Sriwijaya4

Menurut M.r M. Yamin bahwa berdirinya negara Kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan
kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Negara Kebangsaan
Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu : pertama, zaman Sriwijaya di bawah Wangsa Syailendra
( 600-1400 ), yang bercirikan kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit ( 1293-1525 ) yang
bercirikan keprabuan, kedua tahap tersebut meruapakan negara kebangsaan Indonesia lama. Kemudian
ketiga, negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka.

Pada abad ke VII muncullah suatu kerajaan di Sumatra yaitu kerajaan Sriwijaya, di bawah kekuasaan
wangsa syailendra. Kerajaan ini adalah Kerajaan Maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya. Pada
zaman itu kerajaan Sriwijaya meruapakan suatu kerajaan besar yang cukup disegani di kawasan Asia
Selatan. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan dengan pedagang pengrajin dengan pegawai
raja yang disebut Tuha An Vatakvurah sebagai pengawai dan pengumpul semacam koperasi sehingga
rakyat mudah untuk memasarkan barang dagangannya. Demikian pula dalam sistem pemerintahannya
terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohanian yang menjadi pengawas teknis
pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam
menjalankan sistem negaranya tidak dilepaskan dengan nilai ketuhanan.

Agama dan kebudayaan dikembangkannya dengan mendirikan suatu universitas agama Budha, yang
sangat terkenal di negara lain di Asia. Banyak musafir dari negara lain misalnnya dari Cina belajar
terlebih dahulu di Universitas tersebut sebelum melanjutkan studinya ke India. Cita –cita tentang
kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin pada kerajaan Sriwijaya tersebut yaiutu
berbunyi ‘ marvuat vanua Criwijaya’ ( suatu cita-cita negara yang adil dan makmur ).

        2.1.3 Kerajaan-kerajaan Sebelum Majapahit

Sebelum berdirinya kerajaan Majapahit sebagai suatu kerajaan yang menanamkan nilai-

4 Disarikan dari Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, Hal.29

nilai nasionalise dan patriotisme, telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur,
diantaranya kerajaan Kalingga pada abad ke VII, kerajaan Sanjaya pada abad ke VIII . Bangunan yang
sampai saat ini sangat terkenal yang di Bangun di Jawa Tengah adalah Candi Borobudur ( candi agama
Budha abad ke IX ) dan candi Prambanan ( candi agama Hindu abad ke X ).

Dari bangunan candi Borubudur dan candi Prambanan tersebut terlihat nilai-nilai religius, toleransi dalam
beragama, serta rasa kekeluargaan yang terjaga di masyarakat.

Selain kerajaan-kerajaan yang terdapat di Jawa Tengah dan di Jawa Timur muncul kerajaan-kerajaan
isana (pada abad ke IX), Darmawangsa (abad ke X), kemudian juga kerajaan Airlangga pada abad ke XI.
Raja Airlangga membuat bangunan keagamaan dan asrama, dan raja ini memiliki sikap toleransi dalam
beragama. Agama yang diakui oleh kerajaan adalah agama Budha, agama Wisnu dan agma Syiwa yang
hidup berdampingan secara damai. Menurut prasati Kelagen, Raja Airlangga telah melakukan hubungan
dagang dan bekerjasama dengan Benggala, Chola dan Champa, hal ini menunjukkan nilai-nilai
kemanusiaan. Pada tahun 1019 para pengikutnya, rakyat dan para Brahmana bermusyawarah dan
memutuskan untuk memohon Airlangga bersedia menjadi raja, meneruskan tradisi istana, sebagai nilai-
nilai setempat. Demikian pula mnurut prasasti Kelagen, pada tahun 1037, raja Airlangga memerintahkan
untuk membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan pertanian rakyat yang merupakan nilai-nilai sila
kelima.

      2.1.4 Kerajaan Majapahit

Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan
raja Haayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh laksaman Nala dalam memimpin
armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang
dari semenanjung melayu ( Malaysia sekarang) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara.

Pada waktu itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan. Empu
Prapanca menulis Negarakertagama (1365). Dalam kitab tersebut telah terdapat istilah “Pancasila”.
Empu Tantular mengarang buku Sutasoma, dan dalam buku itulah kita jumpai seloka persatuan nasional
yaitu “ BhiNneka Tunggal Ika”, yang bunyi lengkapnya ”Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrua”, artinya walaupun berbeda, namun tetap satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki
Tuhan yang berbeda.

Dalam hal tersebut menunjukkan pada saat itu adanya kehidupan beragama, saling menghargai dan
menghormati antar sesama walaupun berbeda agama.

Sumpah Palapa yang diucapakan oleh mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan Menteri-menteri di
Paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara
raya sebagai berikut : ‘ Saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikalau seluruh nusantara
bertakhluk dibawah kekuasaan negara, jikalau seluruh Tanjung, haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda,
Palembang, dan Tumasik telah dikalahkan.

       2.1.5 Zaman Penjajahan

Bersamaan dengan munculnya kerajaan-kerajaan islam setelah runtuhnya kerajaan Majapahit mulai
berdatangalah orang-orang Eropa yang ingin menjajah Indonesia. Mereka dalah orang-orang Portugis
dan spanyol, tujuan mereka adalah untuk mencari rempah-rempah. Namun mereka awalnya datang
untuk berdagang.

Pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia dengan mnempuh jalan yang penuh
kesulitan. Untuk menghindarkan persaingan mereka sendiri (Belanda), kemudian mereka mendirikan
suatu perkumpulan dagang yang bernama V.O.C, ( Verenigde Oost Indische Compagnie), yang
dikalangan rakyat dikenal dengan istilah ‘kompeni’.Praktek-praktek VOC mulai kelihatan dengan
paksaan-paksaan sehingga rakyat nulai mengadakan perlawanan. Mataram di bawah pemerintahan
Sultan agung (1613-1645) berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun
1628 dan tahun 1629, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J.P Coen tewas
dalam serangan Sultan Agung yang kedua itu.5

Berbagai perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia, di Mataram di pimpin Sultan Agung
kemudian di Makasar di bawah pimpinan Hasanudin dan berbagai perlawan di daerah lainnya yang
menjadi wilayah jajahan pada saat itu. Namun kegagalan yang dialami oleh para pejuang yang banyak
menimbulkan korban jiwa bagi anak-anak Bangsa. Dengan keberhasilannya Belanda menguasai wilayah-
wilayah yang strategis dan kaya akan hasil rempah-rempahnya selain itu Belanda juga didukung oleh
kekuatan militer mereka yang terlatih.
5 Disarikan dari Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, Hal.32
Belanda berusaha kuat mempertahankan kekuataannya untuk menjajah Indonesia, memperluas daerah
jajahan sampai kepelosok-pelosok, hal itulah yang membuat perlawanan rakyat Indonesia di berbagai
daerah berkobar, perlawan tersebut anatara lain : dari Maluku Patih Patimura bersama pasukannya,
Baharudin di Palembang, Imam Bonjol di Minangkabau, Paangeran Diponegoro di Jawa tengah, Jlentik,
Polim, Tengku Tjik di Toro, Tengku Umar dalam perang Aceh, dan masih banyak lagi perlawanan rakyat
di daerah lainnya. Rasa cinta tanah air menimbulkan semangat bagi rakyat Indonesia untuk melawan
para penjajah.

Penderitaan rakyat semakin terasa ketika penjajah mulai menerapakan sistem monopoli melalui tanam
paksa (1830-1870) dengan memaksakan beban kewajiban terhadap rakyat. Kekerasan mereka lakukan
kepada rakyat yang melawan. Rakyat semakin menderita atas perlakuan penjajah, namun penjajah tidak
peduli terhadap penderitaan yang dirasakan rakyat indonesia, Belanda semakin gigi mengambil hak-hak
sumber daya alam untuk memperbanyak kekayaan bangsa Belanda.

         2.1.6 Kebangkitan Nasional

Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan Dunia Timur dengan
suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Republik Fhilipina (1998), yang dipelopori Joze Rizal,
kemenangan Jepang atas Rusia di Tsunia (1905), gerakan Sunyan Sen dengan republik Cinanya (1911).
Partai Kongres di India dengan tokoh Tilak dan Gandhi, adapun di Indonesia bergolaklah kebangkitan
akan kesadaran berbangsa yaiutu kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo
dengan Budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu
bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.

Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang merupakan pelopor pergerakan
nasional, sehingga segera setelah itu munculah organisasi-organisasi pergerakkan lainnya. Organisasi-
organisasi pergerakan nasional itu antara lain : Serekat Dagang Islam (SDI) (1909), yang kemudian cepat
mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan namanya menjadi sarekat Islam (SI) tahun (1911)
di bawah H. Q. S. Cokroaminato.

Berikutnya munculah Indische Partij (1913), yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu : Douwes Dekker,
Ciptomangkusumo, Suwardi Suryaningrat (yang kemudian lebih dikenal dengan nam Ki Hajar
Dewantoro). Sejak semula partai ini menunjukkan keradikalannya, sehingga tidak dapat berumur panjang
karena pemimpinnnya di buang ke luar negeri (1913).

Dalam situasi yang menggoncangkan itu munculah partai Nasional Indonesia (PNI) (1927) yang
dipelopori oleh Soekarno, ciptomangunkusumo, Sartono, dan tokoh lainnya. Mulailah kini perjuangan
nasional Indonesia dititikberatkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaitu Indonesia
merdeka. Tujuan itu diekspresikannya dnegan kata-kata yang jelas kemudian diikuti dengan tampilnya
golongan pemuda yang tokoh-tokohnya antara lain : Muh. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro
Purbopranoto, serta tokoh-tokoh muda lainnya. Perjuangan rintisan kesatuan nasional kemudian diikuti
dengan sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isinya satu Bahasa, satu Bangsa dan satu tanah
air indonesia. Lagu Indonesia Raya pada saat ini dikumandangkan dan sekaligus sebagai pergerakan
kebangkitan kesadaran berbangsa.

Kemudian PNI oleh para pengikutnya dibubarkan, dan diganti bentuknya dengan Partai Indonesia
dengan singkatan Partindo (1931). Kemudian golongan demokrat antara lain Moh. Hatta dan St Syahrir
mendirikn PNI baru yaitu Pendidikan Nasional indonesial (1933), dengan semboyan kemerdekaan
Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.

           2.1.7 Zaman Penjajahan Jepang

Fasis Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “ Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara tua
bangsa Indonesia”. Akan tetapi dalam perangmelawan Sekutu Barat yaitu ( Amerika, Inggris, Rusia,
Perancis, Belanda dan negara sekutu lainnya) nampaknnya jepang semakin terdesak. Oleh karena itu
agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, maka pemerintah Jepang bersikap bermurah hati
terhadap bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia merdeka di kelak kemudian hari.

Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang beliau memberikan
hadiah kepada bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan tanpa syarat. Untuk mendapatkan simpati dan
dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi janji tersebut maka dibentuklah suatu badan
yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau
Dokuritzu Zyunbi Tioosakai.

2.2 Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan

          2.2.1 Masa Pengusulan Pancasila6


Dalam sidang Teikuku Gikoi ( Parlemen Jepang ) pada tanggal 7 September 1944,

6 Noor Ms Bakry, Pendidikan Pancasila, Hal. 23


Perdana Menteri Jepang Jendral Kuniaki Koiso ( pengganti Perdana Menteri Tojo ), atas nama
pemerintah Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan Indonesia yang akan diberikan pada tanggal 24
Agustus 1945, sebagai janji politik . Sebagai realisasi janji ini, pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan
akan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Perssiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam
bahasa Jepang disebu Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai ( BPUPKI ). Badan ini kemudian terbentuk pada
tanggal 24 April 1945.

Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ) ini dilantik pada tangggal
28 Mei 1945 oleh Gunseikan ( Kepala pemerintahaan Bala Tentara Jepang di Jawa ), dengan susunan
sebagai berikut :

Ketua : Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat

Wakil Ketua : Itibangae Yosio ( Anggota luar biasa, bahasa Jepang )

Wakil Ketua : R Pandji Soeroso ( merangkap Tata Usaha )

Anggota : Sejumlah 60 orang tidak termasuk ketua dan wakil ketua, ialah :

1. R. Abikoesno Tjokrosoejoso

2. Haji Ah. Sanoesi

3. K. H. Abdul Halim

4. Prof. Dr. R. Asikin Widjajakoesoema

5. M. Aris

6. R. Abdul Kadir

7. Dr. R. Boentaran Martoatmodjo

8. B. P. H. Bintoro

9. Ki Hajar Dewantara

10. A. M. Dasaad

11. Prof. Dr. P. A. H. Djajadiningrat


12. Drs. Moh. Hatta

13. Ki Bagoes Hadikoesoema

14. Mr. R. Hindromartono

15. Mr. Muh. Yamin

16. R. A. A. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro

17. Mr. Dr R. Koesoemah Armadja

18. Mr. J. Latuharhary

19. R. M. Margono Djojohadikoesoemo

20. Mr. A.A. Maramis

21. K. H. Masjkoer

22. K. H. Mansoer

23. Moenandar

24. A.K Moezakir

25. R. Oto Iskandar Dinata

26. Parada Harahap

27. B. P. H. Poeroebojo

28. R. Abdoelrahim Pratalykrama

29. R. Roeslan Wongsokoesoema

30. Prof. Ir. R. Roeseno

31. H. Agoes Salim

32. Dr. Samsi

33. Mr. R. M. Sartono

34. Mr. R. Samsoedin

35. Mr. R. Sastromoeljono

36. Mr. R. P. Singgih

37. Ir. Soekarno

38. R. Soedirman

39. R. Soekardjo Wirjopranoto


40. Dr. Soekiman 

41. Mr. A. Soebardjo

42. Prof. Mr. Dr. Soepomo

43. Ir. R. M. P. Soerahman Tjokroadisoerjo

44. M. Sutardjo Kartohadikoesoemo

45. R. M. T. A. Soerjo

46. Mr. Soesanto

47. Mr. Soewandi

48. Drs. K. R. M. A. Sosrodiningrat

49. K. H. A. Wachid Hasjim

50. K. R. M. T. H. Woerjaningrat

51. R. A. A. Wiranatakoesoema

52. Mr. K. R. M. T. Wongsonagoro

53. Ny. Mr. Maria Ulfa Santoso

54. Ny. R. S. S. Soenarjo Mangoenpoespito

55. Oei Tjong Hauw

56. Oei Tiang Tjoei

57. Liem Koen Hian

58. Mr. Tan Eng Hoa

59. P. F. Dahler

60. A.Baswedan

Dengan terbentuknya Badan Penyelidik ini bangsa Indonesia dapat secara legal mempersiapkan
kemerdekaannya, untuk merumuskan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi sebaga negara yang
merdeka.

       2.2.2 Masa Sidang Pertama BPUPKI

Dalam masa sidang pertama yaitu tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 1 Juni 1945 ( 4 hari ),
yang mengajukan usul berhunbungan dengan dasar negara adalah usul Muhammad Yamin dan Ir.
Soekarno, dan Soepomo tentang aliran atau paham kenegaraan bukan dasar negara.

1. Usul Muh. Yamin ( 29 Mei 1945 )7

Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin mendapat kesempatan pertama mengemukakan pidatonya
dihadapan sidang lengkap Badan Penyelidi yang pertama. Pidatonya berisikan lima asas dasar untuk
negara Indonesia merdeka yang diidam-idamkan, yaitu sebagai berikut :

1 Perikebangsaan.

2 Periemanusiaan.

3 Periketuhanan.

4 Perikerakyatan.

5 Kesejahteraan Rakyat.

Setelah berpidato beliau menampaikan usul tertulis mengenai rancangan UUD Republik Indonesia.
Didalam pembukaan dari rancangan itu tercantum perumusan lima asas dasar negara yang berbunyi
sebai berikut :

7 Disarikan dari Dr. H. Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila, Hal.75

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kebangsaan persatuan Indonesia.

3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perlu dicatat, bahwa usul lima asas dasar negara yang dikemukakan Muh. Yamin secara lisan dan yang
dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan hal itu sebagai bukti sejarah.

2. Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945 )8

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya dihadapan sidang hari ketiga Badan
Penyelidik. Dalam pidatonya diusulkan lima hal untuk menjadi dasar-dasar negara merdeka, dengan
rumusannya sebbagai berikut :

1. Kebangsaan Indonesia.

2. Internasionalisme ( Perikemanusiaan ).

3. Mufakat ( Indonesia ).

4. Kesejahteraan Sosial.

5. Ketuhanan yang berkebudayaan. 

Untuk lima dasar negara itu, beliau usulkan pula agar diberi nama pancasila yang enurut beliau diusulkan
oleh kawan beliau seorang ahli bahasa. Lima prinsip sebagai dasar negara itu selanjutnya dapat diperas
menjadi Trisila yaitu, (1) sosionasionalisme ( kebangsaan ), (2) sosio demokrasi ( mufakat ), dan (3)
Ketuhanan. Kemudian Dari Trisila dapat diperas lagi menjadi Ekasila yang berinti Gotong Royong.

3. Usul Soepomo ( 31 Mei 1945 )


Pada hari ketiga sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengusulkan tentang dasar pemikiran
negara, diawali tentang tiga syarat mutlak adanya negara :

· Pertama harus ada daerah, yaitu meliputi batas Hindia – Belanda.

· Kedua harus ada rakyat sebagai warga negara yaitu yang mempunyai kebangsaan Indonesia.

8 Disarikan dari Dr. H. Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila, Hal.76


· Ketiga harus ada pemerintahan yaitu pemerintah berdaulat menurut hukum internasional.

Disamping Soepomo mengusulkan syarat mutlak negara, yaitu : daerah, rakyat, dan pemerintahan.
Mengenai dasar apa negara Indonesia didirikan, dikemukakan tiga hal :

· Negara Persatuan, Negara serikat, Negara persekutuan.

· Hubungan antara negara dan agama.

· Republik atau Monarkhi.

      2.2.3 Rapat Panitia Sembilan


Setelah selesai masa sidang pertama, dengan usulan dasar negara baik dari Muh. Yamin, Ir. Soekarno
ataupun Soepomo, maka untuk menampung perumusan-perumusan yang bersifat perorangan,
dibentuklah panitia kecil penyelidik Usul-usul yang terdiri atas sembilan orang, bung Karno sebagai ketua,
yang kemudian panitia ini disebut juga “ Panitia Sembilan “.

Dengan anggota, yaitu :

1. Ir. Soekarno

2. Drs. Mohammad Hatta

3. Mr. Alexander A. Maramis

4. Abikusno Tjokrosujoso

5. Abdul Kahar Muzakkir

6. H. Agus Salim

7. Mr. Achmad Soebardjo

8. K. H. Wachid Hasyim

9. Mr. Muhammad Yamin

Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia sembilan berhasil merumuskan rancangan Mukaddimah ( pembukaan
) Hukum Dasar, yang kemudian dinamakan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta ( Oleh Muh. Yamin ).
Didalam rancangan Mukaddimah itu termuat pula rumusan Pancasila yang tata urutnya tersusun secara
sistematik, pada alenia keempat bagian akhir, yaitu :

· Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

· Kemanusiaan yang adil dan beradab.

· Persatuan Indonesia.
· Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

· Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selain itu dalam Piagam Jakarta pada alenia ketiga juga memuat rumusan Teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang pertama kali sebelum diproklamirkan sehingga menjiwai Proklamasi
Kemerdekaan, yaitu yang berbunyi :

“ Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan Luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka Rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya
.“

Rumusan kalimat yyang merupakan teks proklamasi Kemerdekaan itu adalah cetusan hati nurani
kebulatan tekad rakyat Indonesia untuk merdeka yang dinyatakan sebelum Proklamasi Kemerdekaan,
sehingga dapatlah dinamakan “ Declaration Of Indonesian Independence “

       2.2.4 Masa Sidang Kedua BPUPKI


Dalam masa sidang kedua BPUPKI, yaitu tanggal 10 Juli sampai dengan tanggal 17 Juli 1945 merupakan
masa penentuan perumusan dasar negara yang akan merdeka sebagai hasil kesepakatan bersama.
Anggota BPUPKI dalam masa sidang kedua ini ditambah enam anggota baru, yaitu :

1. K. H. Abdul Fatah Hasan 

2. R. Asikin Natanegara

3. BKPA Soerjo Hamidjojo

4. Ir. Pangeran Muhammad Noor

5. Mr. Muhammad Besar

6. Abdul Kaffar

Dengan tambahan enam anggota ini maka jumlah anggota BPUPKI yang pada masa sidang pertama 60
anggota, dalam masa sidang kedua menjadi 66 anggota.

Sidang lengkap BPUPKI hari pertama pada tanggal 10 Juli 1945 menerima hasil panitia kecil yang
disebut dengan Piagam Jakarta. Disamping menerima hasil rumusan Pnitia Sembilan dibentuk juga
Panitia-panitia Hukum Dasar, yang dikelompokkan menjadi tiga kelmpok panitia perancang Hukum
Dasar, yaitu :

1. Panitia Perancang Hukum Dasar

Ketua : soekarno

Anggota : 18 orang

2. Panitia Pembela Tanah Air

Ketua : Abikoesno Tjokrosoejoso

Anggota : 22 orang

3. Pantia Ekonomi Dan Keuangan


Ketua : Moh. Hatta

Anggota : 22 orang

        2.2.5 Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan


Pada tanggal 9 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang, dan kemudian dibentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( Dokuritsu Zyunbi Iinkai ). Ir. Soekarno diangkat menjadi ketua dan
Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya.

1. Proklamasi kemerdekaan

Setelah PPKI bekerja keras tanpa mengenal lelah dan dengan dukungan seluruh rakyat Indonesia
khususnya pemuda-pemuda Indonesia, yang menghendaki dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan
secepatnya. Kemudia pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 jam 10:00 dalam rapat terbuka di
Gedung pegangsaan 56 Jakarta, Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung
Hatta atas nama bangsa Indonesia dalam pidato proklamasinya.

2.3 Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan9


Secara ilmiah masa Proklamasi kemerdekaan dapat mengandung pengertian sebagai berikut :

a) Dari sudut hukum ( secara yuridis) proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib hukum kolonial.

b) Secara politis ideologis proklamasi mengandung arti bahwa bangsa indonesia terbebas dari
penjajahan bangsa asing melalui kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri dalam suatu negara
Proklamasi Republik Indonesia.

9 Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, Hal.49


Setelah prokamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ternyata bangsa indonesia masih menghadapi
kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia, yaitu
pemaksaan untuk mengakui pemerintahan Nica ( Netherland Indies Civil Administration). Selain itu
belanda secara licik mempropagandakan kepada dunia luar bahwa negara Proklamasi RI. Hadiah pasis
Jepang.

Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia internasional, maka pemerintah RI mengelurkan tiga
buah maklumat :

1) Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan kekuasaan luar biasa
dari Presiden sebelum masa waktunya (seharusnya berlaku selama enam bulan). Kemudian maklumat
tersebut memberikan kekuasaan tersebut kepada MPR dan DPR yang semula dipegan oleh Presiden
kepada KNIP.

2) Maklumat pemerintah tanggal 03 Nopember 1945, tantang pembentukan partai politik yang sebanyak
–banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada saat itu bahwa salah satu ciri
demokrasi adalah multi partai. Maklumat tersebut juga sebagai upaya agar dunia barat menilai bahwa
negara Proklamasi sebagai negara Demokratis

3) Maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, yang intinya maklumat ini mengubah sistem kabinet
Presidental menjadi kabinet parlementer berdasarkan asas demokrasi liberal.

     2.3.1 Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)

Sebagai hasil dari konprensi meja bundar (KBM) maka ditanda tangani suatu persetujuan (mantel
resolusi) Oleh ratu belanda Yuliana dan wakil pemerintah RI di Kota Den Hag pada tanggal 27 Desember
1949, maka berlaku pulalah secara otomatis anak-anak persetujuan hasil KMB lainnya dengan konstitusi
RIS, antara lain :

a) Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (fderalis) yaitu 16 Negara pasal (1 dan 2)

b) Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal dimana mentri-mentri
bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah terhadap parlemen (pasal 118 ayat 2)

c) Mukadiamh RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun isi pembukaan UUD
1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi yang terinci

Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh karena itu persetujuan 27
Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan kedaulatan melainkan “pemulihan kedaulatan” atau
“pengakuan kedaulatan”

       2.3.2 Terbentuknya Negara Republik Indonesia tahun 1950


Berdirinya negara RIS dalam Sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai suatu taktik secara
politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi yang terkandung dalam pembukaan UUD
1945 taitu negara persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam alinea IV, bahwa pemerintah
negara.......” yang melindungi segenap bangsa Indoneia dan seluruh tumpah darah negara Indonesia .....”
yang berdasarkan kepada UUD 1945 dan Pancasila. Maka terjadilah gerakan unitaristis secara spontan
dan rakyat untuk membentuk negara kesatuan yaitu menggabungkan diri dengan Negara Proklamasi RI
yang berpusat di Yogyakarta, walaupun pada saat itu Negara RI yang berpusat di Yogyakarta itu hanya
berstatus sebagai negara bagian RIS saja. Pada suatu ketika negara bagian dalam RIS tinggalah 3 buah
negara bagian saja yaitu :

1. Negara Bagian RI Proklamasi

2. Negara Indonesia Timur (NIT)

3. Negara Sumatera Timur (NST)

Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS dengan negaraRI tanggal 19 Mei 1950, maka seluruh negara
bersatu dalam negara kesatuan, dengan Konstitusi Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.

Walaupun UUDS 1950 telah merupakan tonggak untuk menuju cita-cita Proklamasi, Pancasila dan UUD
1945, namun kenyataannya masih berorientasi kepada Pemerintah yang berasas Demokrasi Liberal
sehingga isi maupun jiwanya merupakan penyimpangan terhadap Pancasila. Hal ini disebabkan oleh hal-
hal sebagai berikut :

a. Sistem multi partai dan kabinet Parlementer berakibat silih bergantinya kabinet yang rata-rata hanya
berumur 6 atau 8 tahun. Hal ini berakibat tidak mempunyai Pemerintah yang menyusun program serta
tidak mampu menyalurkan dinamika Masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan
pertentangan-pertentangan, gangguan-gangguan keamanan serta penyelewengan-penyelewengan
dalam masyarakat.

b. Secara Ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil mendekati perumusan otentik
Pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai Declaration of Independence bangsa Indonesia. Demikian
pula perumusan Pancasila dasar negara juga terjadi penyimpangan. Namun bagaimanapun juga RIS
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dari negara Republik Indonesia Serikat

      2.3.3 Dekrit Presiden 05 Juli 1959


Pada pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi harapan dan keinginan masyarakat,
bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada politik, social ,ekonomi, dan hankam. Hal ini disebabkan
oleh konstituante yang seharusnya membuat UUD negara RI ternyata membahas kembali dasar negara,
maka presiden sebagai badan yang harus bertanggung jawab mengeluarkan dekrit atau pernyataan pada
tanggal 5 Juli 1959, yang isinya :
1. Membubarkan Konstituante

2. Menetapkan kembali UUDS ’45 dan tidak berlakunya kembali UUDS‘50

3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya

Berdasarkan Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di negara Republik Indonesia
hingga sat ini. Dekrit adalah suatu putusan dari orang tertinggi(kepala negara atau orang lain) yang
merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya sepihak. Dekrit dilakukan bila negara dalam keadaan
darurat, keselamatan bangsa dan negara terancam oleh bahaya. Landasan mukum dekrit adalah ‘Hukum
Darurat’yang dibedakan atas dua macam yaitu :

a. Hukum Tatanegara Darurat Subyektif

Hukum Tatanegara Darurat Subjektif yaitu suatu keadaan hukum yang memberi wewenang kepada
orang tertinggi untuk mengambil tindakan-tindakan hukum.

b. Hukum Tatanegara Darurat Objektif

Hukum Tatanegara Darurat Objektif yaitu suatu keadaan hukum yang memberikan wewenang kepada
organ tertinggi negara untuk mengambil tindakan-tindakan hukum, tetapi berlandaskan konstitusi yang
berlaku.

Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 keadaan tatanegara Indonesia mulai stabil, keadaan ini dimanfaatkan
oleh kalangan komunis dengan menanamkan ideology belum selesai. Ideology pada saat itu dirancang
oleh PKI dengan ideology Manipol Usdek serta konsep Nasakom. Puncak peristiwa pemberontakan PKI
pada tanggal 30 September 1965 untuk merebut kekuasaan yang sah negara RI, pemberontakan ini
disertai dengan pembunuhan para Jendral yang tidak berdosa. Pemberontakan PKI tersebut berupaya
untukmenggabti secara paksa ideology dan dasar filsafat negara Pancasila dengan ideology komunis
Marxis. Atas dasar tersebut maka pada tanggal 1Oktober 1965 diperingati bangsa Indonesia sebagai
‘Hari Kesaktian Pancasila’

2.4 Masa Orde Baru10

Sebelum istilah Orde Baru, adanya istilah Orde lama yaitu suatu tatanan masyarakat serta pemerintah
sampai saat meletusnya pembrontakan G 30 S PKI. Pembrontakan bersenjata ini dicatat oleh sejarah
sebagai pembrontakan-pembrontakan PKI pertama yang terjadi pada tahun 1948. Pembrontakan PKI
yang kedua pada akhir tahun 1965 dengan gerakan 30 september-nya.11 Setelah meletusnya
pembrontakan G 30 S PKI sampai saat ini dikenal dengan istilah Orde Baru. 

Orde Baru, yaitu suatu tatanan masyarakat serta pemerintah yang menuntut dilaksanakannya Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan kosekuen. Munculnya ‘Orde Baru’ diawali dengan munculnya aksi-aksi
dari seluruh masyarakat antara lain Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia(KAMI), Kesatuan Aksi guru Indonesia(KAGI), dan lainnya. Gelombang aksi rakyat
tersebut muncul dimana-mana dengan suatu tuntutan yang terkenal dengan ‘Tritura’ atau ( Tiga Tuntutan
Hati Nurani Rakyat), sebagai perwujudan dari tuntutan rasa keadilan dan kebenaran. Adapun isi tritura
tersebut sebagai berikut : 

1) Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya

2) Pembersihan Kabinet dari unsur-unsur G 30 S PKI

3) Penurunan harga

Karena orde lama tidak mampu lagi menguasai pimpinan negara, maka Presiden/Panglima tertinggi
memberikan kekuasaan penuh kepada Panglima Angkatan Darat Letnan Jendral Soeharto dalam bentuk
suatu surat yang dikenal dengan ‘surat perintah 11 Maret 1966’(Super Semar). Tugas pemegang super
semar cukup berat, yaitu untuk memulihkan keamanan dengan jalan menindak pengacau keamanan
yang dilakukan oleh PKI beserta ormas-ormasnya, membubarkan PKI dan ormas-ormasnya serta
mengamankan menteri yang memiliki indikasi terlibat G 30 S PKI dan lain-lainnya.

Demikianlah Orde Baru berangsur-angsur melaksanakan programnya dalam upaya merealisasikan


pembangunan nasional sebagai perwujudan pelaksanaan Pancasila dan UUD’45 secara murni dan
konsekuen.

10 Disarikan dari Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, Hal.54


11 Disarikan dari Prof. Drs. C.S.T. Kansil, S.H., Christine S.T Kansil, S.H., M.H, Modul
Pancasila dan Kewarganegaraan, Hal. 36

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pancasila Pada Masa Sebelum Kemerdekaan

· Masa kerajaan

Pada masa kerajaan Kutai, Sriwijaya, Kerajaan sebelum Majapahit dan Kerajaan Majapahit, nilai-nilai
yang telah ada dan melekat pada masyarakatnya yaitu nilai adat-istiadat, nilai religius yang merupakan
bagian dari nilai Ketuhanan, kemanusian, persatuan, kesejahteraan dan keadilan.

· Zaman Penjajahan 

Pada zaman penjajahan Belanda, pada saat itu rakyat Indonesia bersemangat bersama-sama melawan
penjajah, namun perlawan para pejuang banyak mengalami kegagalan karena kurangnya persatuan. 

· Kebangkitan Nasional

Di Indonesia kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomo.

· Pada zaman penjajahan Jepang. Jepang mengalami kekalahan pada perang melawan sekutu, oleh
karena itu Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia tanpa syarat dengan membentuk BPUPKI.

2 Pada masa Orde Baru muncul aksi-aksi dari masyarakat menuntut dilaksanakannya Pancasila dan
UUD, tuntutan tersebut dikenal dengan istilah ‘Tritura’ yang isinya sebagai berikut :

1) Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya 

2) Pembersihan Kabinet dari unsur-unsur G 30 S PKI

3) Penurunan harga

3.2 Saran
Perubahan tentang Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia jangan sebatas
makalah ini saja. Karena kita bisa menggali lebih jauh tentang sejarah pancasila. Tujuannya agar kita
sebagai penerus bangsa indonesia bangga serta menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam
berprilaku maupun bertindak sehari-hari.

Daftar Pustaka

1 Disarikan dari Prof.Dr. Esmi Warassih Pujirahayu, S.H.,M.S., Budaya Hukum Pancasila, Hal.71

2 Bambang Suteng Sulasmono, Dasar Negara Pancasila, Hal.10 

3 Disarikan dari Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, Hal.29

4 Disarikan dari Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, Hal.29

5 Disarikan dari Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, Hal.32

6 Noor Ms Bakry, Pendidikan Pancasila, Hal. 23

7 Disarikan dari Dr. H. Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila, Hal.75

8 Disarikan dari Dr. H. Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila, Hal.76

9 Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, Hal.49

10 Disarikan dari Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, Hal.54

11 Disarikan dari Prof. Drs. C.S.T. Kansil, S.H., Christine S.T Kansil, S.H., M.H, Modul Pancasila dan
Kewarganegaraan, Hal. 36

Anda mungkin juga menyukai