Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia, sebelum pancasila disahkan pada tanggal
18 agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada masyarakat bangsa Indonesia, seperti nilai-nilai
adat-istiadat, kebudayaan serta nila-nilai religius. Nilai-nilai tersebut telah ada sejak zaman dahulu
sebelum Indonesia merdeka dan telah masyarakat amalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
pandangan hidup, sehingga nilai-nilai pancasila sendiri berasal dari masyarakat Indonesia sendiri. Nilai-
nilai yang ada pada masyarakat tersebut diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pejuang
kemerdekaan menjadi dasar negara republik Indonesia. Proses perumusuan dasar negara tersebut
dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI. Sidang BPUPKI pertama, sidang panitia “9” , dilanjutkan dengan
sidang kedua serta disahkannya pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia.
Di masa sekarang banyak yang mengganggap Pancasila hanya sebagai elit politik yang digunakan
para penguasa. Untuk itu perlunya bagi kita memahami nilai-nilai Pancasila secara utuh terutama
Pancasila sebagai jati diri Bangsa Indonesia, diperlukan pemahaman dari sejarah perjuangan bangsa
indonesia membentuk suatu negara yang erat kaitannya dengan perumusan Pancasila sebagai dasar
Negara. Selain sebagai dasar negara Pancasila juga sebagai ruh bangsa negara, pandangan hidup
Bangsa, jiwa dan kepribadian hidup bangsa serta sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu
para pejuang mendirikan negara.
Penempatan Pancasila sebagai sumber hukum dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945 yang menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus
dasar filosofis bangsa dan negara.1 lalu darimanakah nilai-nilai Pancasila itu ada, sehingga dijadikan
dasar negara?
Sebelum kemerdekaaan, Indonesia masih merupakan bagian dari kerajaan-kerajaan. Pada zaman
kerajaan Pancasila belum lahir, namun nilai-nilai cikal-bakal pancasila telah nampak dari bergaiagai
kegiatan yang dilakukan masyarakat. Dalam kerajaan-kerajaan tersebut perangkat kerajaan maupun
rakyatnya telah mengamalkan nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan dan nilai religius.
Tentang asal-usul nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila cukup Kiranya kalau dikatakan bahwa
Pancasila bersumber dari Khazanah budaya Indonesia, yang diterangi oleh ide-ide besar dunia.
Pernyataan itu menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila ada yang bersumber dari
kultur bangsa Indonesia sendiri, namun ada pula yang berasal dari budaya luar Indonesia.2
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan ditemukannya prasaati berupa 7 yupa
( tiang batu ). Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketaui bahwa Raja Mulawarman keturunan dari Raja
Asmawarman keturunan dari Kudungga. Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut melakukan kenduri
dan memberi sedekah kepada Brahmana. Karena hal itu para Brahmana membangun yupa itu sebagai
tanda terimakasih kepada raja yang dermawan. Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah
Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhana dalam bentuk kerajaan,
kenduri, serta sedekah kepada Brahmana.3
1 Disarikan dari Prof.Dr. Esmi Warassih Pujirahayu, S.H.,M.S., Budaya Hukum
Pancasila, Hal.71
Hal hal yang dilakukan Raja Mulawarman, seperti melakukan kenduri dan memberi sedekah kepada
Brahmana merupakan salah satu contoh nilai-nilai yang merupakan cikal-bakal Pancasila, yaitu nilai
religius yang berkaitan dengan ketuhanan.
Menurut M.r M. Yamin bahwa berdirinya negara Kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan
kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Negara Kebangsaan
Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu : pertama, zaman Sriwijaya di bawah Wangsa Syailendra
( 600-1400 ), yang bercirikan kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit ( 1293-1525 ) yang
bercirikan keprabuan, kedua tahap tersebut meruapakan negara kebangsaan Indonesia lama. Kemudian
ketiga, negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka.
Pada abad ke VII muncullah suatu kerajaan di Sumatra yaitu kerajaan Sriwijaya, di bawah kekuasaan
wangsa syailendra. Kerajaan ini adalah Kerajaan Maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya. Pada
zaman itu kerajaan Sriwijaya meruapakan suatu kerajaan besar yang cukup disegani di kawasan Asia
Selatan. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan dengan pedagang pengrajin dengan pegawai
raja yang disebut Tuha An Vatakvurah sebagai pengawai dan pengumpul semacam koperasi sehingga
rakyat mudah untuk memasarkan barang dagangannya. Demikian pula dalam sistem pemerintahannya
terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohanian yang menjadi pengawas teknis
pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam
menjalankan sistem negaranya tidak dilepaskan dengan nilai ketuhanan.
Agama dan kebudayaan dikembangkannya dengan mendirikan suatu universitas agama Budha, yang
sangat terkenal di negara lain di Asia. Banyak musafir dari negara lain misalnnya dari Cina belajar
terlebih dahulu di Universitas tersebut sebelum melanjutkan studinya ke India. Cita –cita tentang
kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin pada kerajaan Sriwijaya tersebut yaiutu
berbunyi ‘ marvuat vanua Criwijaya’ ( suatu cita-cita negara yang adil dan makmur ).
Sebelum berdirinya kerajaan Majapahit sebagai suatu kerajaan yang menanamkan nilai-
nilai nasionalise dan patriotisme, telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur,
diantaranya kerajaan Kalingga pada abad ke VII, kerajaan Sanjaya pada abad ke VIII . Bangunan yang
sampai saat ini sangat terkenal yang di Bangun di Jawa Tengah adalah Candi Borobudur ( candi agama
Budha abad ke IX ) dan candi Prambanan ( candi agama Hindu abad ke X ).
Dari bangunan candi Borubudur dan candi Prambanan tersebut terlihat nilai-nilai religius, toleransi dalam
beragama, serta rasa kekeluargaan yang terjaga di masyarakat.
Selain kerajaan-kerajaan yang terdapat di Jawa Tengah dan di Jawa Timur muncul kerajaan-kerajaan
isana (pada abad ke IX), Darmawangsa (abad ke X), kemudian juga kerajaan Airlangga pada abad ke XI.
Raja Airlangga membuat bangunan keagamaan dan asrama, dan raja ini memiliki sikap toleransi dalam
beragama. Agama yang diakui oleh kerajaan adalah agama Budha, agama Wisnu dan agma Syiwa yang
hidup berdampingan secara damai. Menurut prasati Kelagen, Raja Airlangga telah melakukan hubungan
dagang dan bekerjasama dengan Benggala, Chola dan Champa, hal ini menunjukkan nilai-nilai
kemanusiaan. Pada tahun 1019 para pengikutnya, rakyat dan para Brahmana bermusyawarah dan
memutuskan untuk memohon Airlangga bersedia menjadi raja, meneruskan tradisi istana, sebagai nilai-
nilai setempat. Demikian pula mnurut prasasti Kelagen, pada tahun 1037, raja Airlangga memerintahkan
untuk membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan pertanian rakyat yang merupakan nilai-nilai sila
kelima.
Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan
raja Haayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh laksaman Nala dalam memimpin
armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang
dari semenanjung melayu ( Malaysia sekarang) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara.
Pada waktu itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan. Empu
Prapanca menulis Negarakertagama (1365). Dalam kitab tersebut telah terdapat istilah “Pancasila”.
Empu Tantular mengarang buku Sutasoma, dan dalam buku itulah kita jumpai seloka persatuan nasional
yaitu “ BhiNneka Tunggal Ika”, yang bunyi lengkapnya ”Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrua”, artinya walaupun berbeda, namun tetap satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki
Tuhan yang berbeda.
Dalam hal tersebut menunjukkan pada saat itu adanya kehidupan beragama, saling menghargai dan
menghormati antar sesama walaupun berbeda agama.
Sumpah Palapa yang diucapakan oleh mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan Menteri-menteri di
Paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara
raya sebagai berikut : ‘ Saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikalau seluruh nusantara
bertakhluk dibawah kekuasaan negara, jikalau seluruh Tanjung, haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda,
Palembang, dan Tumasik telah dikalahkan.
Bersamaan dengan munculnya kerajaan-kerajaan islam setelah runtuhnya kerajaan Majapahit mulai
berdatangalah orang-orang Eropa yang ingin menjajah Indonesia. Mereka dalah orang-orang Portugis
dan spanyol, tujuan mereka adalah untuk mencari rempah-rempah. Namun mereka awalnya datang
untuk berdagang.
Pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia dengan mnempuh jalan yang penuh
kesulitan. Untuk menghindarkan persaingan mereka sendiri (Belanda), kemudian mereka mendirikan
suatu perkumpulan dagang yang bernama V.O.C, ( Verenigde Oost Indische Compagnie), yang
dikalangan rakyat dikenal dengan istilah ‘kompeni’.Praktek-praktek VOC mulai kelihatan dengan
paksaan-paksaan sehingga rakyat nulai mengadakan perlawanan. Mataram di bawah pemerintahan
Sultan agung (1613-1645) berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun
1628 dan tahun 1629, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J.P Coen tewas
dalam serangan Sultan Agung yang kedua itu.5
Berbagai perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia, di Mataram di pimpin Sultan Agung
kemudian di Makasar di bawah pimpinan Hasanudin dan berbagai perlawan di daerah lainnya yang
menjadi wilayah jajahan pada saat itu. Namun kegagalan yang dialami oleh para pejuang yang banyak
menimbulkan korban jiwa bagi anak-anak Bangsa. Dengan keberhasilannya Belanda menguasai wilayah-
wilayah yang strategis dan kaya akan hasil rempah-rempahnya selain itu Belanda juga didukung oleh
kekuatan militer mereka yang terlatih.
5 Disarikan dari Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, Hal.32
Belanda berusaha kuat mempertahankan kekuataannya untuk menjajah Indonesia, memperluas daerah
jajahan sampai kepelosok-pelosok, hal itulah yang membuat perlawanan rakyat Indonesia di berbagai
daerah berkobar, perlawan tersebut anatara lain : dari Maluku Patih Patimura bersama pasukannya,
Baharudin di Palembang, Imam Bonjol di Minangkabau, Paangeran Diponegoro di Jawa tengah, Jlentik,
Polim, Tengku Tjik di Toro, Tengku Umar dalam perang Aceh, dan masih banyak lagi perlawanan rakyat
di daerah lainnya. Rasa cinta tanah air menimbulkan semangat bagi rakyat Indonesia untuk melawan
para penjajah.
Penderitaan rakyat semakin terasa ketika penjajah mulai menerapakan sistem monopoli melalui tanam
paksa (1830-1870) dengan memaksakan beban kewajiban terhadap rakyat. Kekerasan mereka lakukan
kepada rakyat yang melawan. Rakyat semakin menderita atas perlakuan penjajah, namun penjajah tidak
peduli terhadap penderitaan yang dirasakan rakyat indonesia, Belanda semakin gigi mengambil hak-hak
sumber daya alam untuk memperbanyak kekayaan bangsa Belanda.
Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan Dunia Timur dengan
suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Republik Fhilipina (1998), yang dipelopori Joze Rizal,
kemenangan Jepang atas Rusia di Tsunia (1905), gerakan Sunyan Sen dengan republik Cinanya (1911).
Partai Kongres di India dengan tokoh Tilak dan Gandhi, adapun di Indonesia bergolaklah kebangkitan
akan kesadaran berbangsa yaiutu kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo
dengan Budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu
bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.
Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang merupakan pelopor pergerakan
nasional, sehingga segera setelah itu munculah organisasi-organisasi pergerakkan lainnya. Organisasi-
organisasi pergerakan nasional itu antara lain : Serekat Dagang Islam (SDI) (1909), yang kemudian cepat
mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan namanya menjadi sarekat Islam (SI) tahun (1911)
di bawah H. Q. S. Cokroaminato.
Berikutnya munculah Indische Partij (1913), yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu : Douwes Dekker,
Ciptomangkusumo, Suwardi Suryaningrat (yang kemudian lebih dikenal dengan nam Ki Hajar
Dewantoro). Sejak semula partai ini menunjukkan keradikalannya, sehingga tidak dapat berumur panjang
karena pemimpinnnya di buang ke luar negeri (1913).
Dalam situasi yang menggoncangkan itu munculah partai Nasional Indonesia (PNI) (1927) yang
dipelopori oleh Soekarno, ciptomangunkusumo, Sartono, dan tokoh lainnya. Mulailah kini perjuangan
nasional Indonesia dititikberatkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaitu Indonesia
merdeka. Tujuan itu diekspresikannya dnegan kata-kata yang jelas kemudian diikuti dengan tampilnya
golongan pemuda yang tokoh-tokohnya antara lain : Muh. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro
Purbopranoto, serta tokoh-tokoh muda lainnya. Perjuangan rintisan kesatuan nasional kemudian diikuti
dengan sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isinya satu Bahasa, satu Bangsa dan satu tanah
air indonesia. Lagu Indonesia Raya pada saat ini dikumandangkan dan sekaligus sebagai pergerakan
kebangkitan kesadaran berbangsa.
Kemudian PNI oleh para pengikutnya dibubarkan, dan diganti bentuknya dengan Partai Indonesia
dengan singkatan Partindo (1931). Kemudian golongan demokrat antara lain Moh. Hatta dan St Syahrir
mendirikn PNI baru yaitu Pendidikan Nasional indonesial (1933), dengan semboyan kemerdekaan
Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.
Fasis Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “ Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara tua
bangsa Indonesia”. Akan tetapi dalam perangmelawan Sekutu Barat yaitu ( Amerika, Inggris, Rusia,
Perancis, Belanda dan negara sekutu lainnya) nampaknnya jepang semakin terdesak. Oleh karena itu
agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, maka pemerintah Jepang bersikap bermurah hati
terhadap bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia merdeka di kelak kemudian hari.
Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang beliau memberikan
hadiah kepada bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan tanpa syarat. Untuk mendapatkan simpati dan
dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi janji tersebut maka dibentuklah suatu badan
yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau
Dokuritzu Zyunbi Tioosakai.
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ) ini dilantik pada tangggal
28 Mei 1945 oleh Gunseikan ( Kepala pemerintahaan Bala Tentara Jepang di Jawa ), dengan susunan
sebagai berikut :
Anggota : Sejumlah 60 orang tidak termasuk ketua dan wakil ketua, ialah :
1. R. Abikoesno Tjokrosoejoso
3. K. H. Abdul Halim
5. M. Aris
6. R. Abdul Kadir
8. B. P. H. Bintoro
9. Ki Hajar Dewantara
10. A. M. Dasaad
21. K. H. Masjkoer
22. K. H. Mansoer
23. Moenandar
27. B. P. H. Poeroebojo
38. R. Soedirman
45. R. M. T. A. Soerjo
50. K. R. M. T. H. Woerjaningrat
51. R. A. A. Wiranatakoesoema
59. P. F. Dahler
60. A.Baswedan
Dengan terbentuknya Badan Penyelidik ini bangsa Indonesia dapat secara legal mempersiapkan
kemerdekaannya, untuk merumuskan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi sebaga negara yang
merdeka.
Dalam masa sidang pertama yaitu tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 1 Juni 1945 ( 4 hari ),
yang mengajukan usul berhunbungan dengan dasar negara adalah usul Muhammad Yamin dan Ir.
Soekarno, dan Soepomo tentang aliran atau paham kenegaraan bukan dasar negara.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin mendapat kesempatan pertama mengemukakan pidatonya
dihadapan sidang lengkap Badan Penyelidi yang pertama. Pidatonya berisikan lima asas dasar untuk
negara Indonesia merdeka yang diidam-idamkan, yaitu sebagai berikut :
1 Perikebangsaan.
2 Periemanusiaan.
3 Periketuhanan.
4 Perikerakyatan.
5 Kesejahteraan Rakyat.
Setelah berpidato beliau menampaikan usul tertulis mengenai rancangan UUD Republik Indonesia.
Didalam pembukaan dari rancangan itu tercantum perumusan lima asas dasar negara yang berbunyi
sebai berikut :
Perlu dicatat, bahwa usul lima asas dasar negara yang dikemukakan Muh. Yamin secara lisan dan yang
dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan hal itu sebagai bukti sejarah.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya dihadapan sidang hari ketiga Badan
Penyelidik. Dalam pidatonya diusulkan lima hal untuk menjadi dasar-dasar negara merdeka, dengan
rumusannya sebbagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme ( Perikemanusiaan ).
3. Mufakat ( Indonesia ).
4. Kesejahteraan Sosial.
Untuk lima dasar negara itu, beliau usulkan pula agar diberi nama pancasila yang enurut beliau diusulkan
oleh kawan beliau seorang ahli bahasa. Lima prinsip sebagai dasar negara itu selanjutnya dapat diperas
menjadi Trisila yaitu, (1) sosionasionalisme ( kebangsaan ), (2) sosio demokrasi ( mufakat ), dan (3)
Ketuhanan. Kemudian Dari Trisila dapat diperas lagi menjadi Ekasila yang berinti Gotong Royong.
· Kedua harus ada rakyat sebagai warga negara yaitu yang mempunyai kebangsaan Indonesia.
Disamping Soepomo mengusulkan syarat mutlak negara, yaitu : daerah, rakyat, dan pemerintahan.
Mengenai dasar apa negara Indonesia didirikan, dikemukakan tiga hal :
1. Ir. Soekarno
4. Abikusno Tjokrosujoso
6. H. Agus Salim
8. K. H. Wachid Hasyim
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia sembilan berhasil merumuskan rancangan Mukaddimah ( pembukaan
) Hukum Dasar, yang kemudian dinamakan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta ( Oleh Muh. Yamin ).
Didalam rancangan Mukaddimah itu termuat pula rumusan Pancasila yang tata urutnya tersusun secara
sistematik, pada alenia keempat bagian akhir, yaitu :
· Persatuan Indonesia.
· Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Selain itu dalam Piagam Jakarta pada alenia ketiga juga memuat rumusan Teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang pertama kali sebelum diproklamirkan sehingga menjiwai Proklamasi
Kemerdekaan, yaitu yang berbunyi :
“ Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan Luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka Rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya
.“
Rumusan kalimat yyang merupakan teks proklamasi Kemerdekaan itu adalah cetusan hati nurani
kebulatan tekad rakyat Indonesia untuk merdeka yang dinyatakan sebelum Proklamasi Kemerdekaan,
sehingga dapatlah dinamakan “ Declaration Of Indonesian Independence “
2. R. Asikin Natanegara
6. Abdul Kaffar
Dengan tambahan enam anggota ini maka jumlah anggota BPUPKI yang pada masa sidang pertama 60
anggota, dalam masa sidang kedua menjadi 66 anggota.
Sidang lengkap BPUPKI hari pertama pada tanggal 10 Juli 1945 menerima hasil panitia kecil yang
disebut dengan Piagam Jakarta. Disamping menerima hasil rumusan Pnitia Sembilan dibentuk juga
Panitia-panitia Hukum Dasar, yang dikelompokkan menjadi tiga kelmpok panitia perancang Hukum
Dasar, yaitu :
Ketua : soekarno
Anggota : 18 orang
Anggota : 22 orang
Anggota : 22 orang
1. Proklamasi kemerdekaan
Setelah PPKI bekerja keras tanpa mengenal lelah dan dengan dukungan seluruh rakyat Indonesia
khususnya pemuda-pemuda Indonesia, yang menghendaki dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan
secepatnya. Kemudia pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 jam 10:00 dalam rapat terbuka di
Gedung pegangsaan 56 Jakarta, Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung
Hatta atas nama bangsa Indonesia dalam pidato proklamasinya.
a) Dari sudut hukum ( secara yuridis) proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib hukum kolonial.
b) Secara politis ideologis proklamasi mengandung arti bahwa bangsa indonesia terbebas dari
penjajahan bangsa asing melalui kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri dalam suatu negara
Proklamasi Republik Indonesia.
Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia internasional, maka pemerintah RI mengelurkan tiga
buah maklumat :
1) Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan kekuasaan luar biasa
dari Presiden sebelum masa waktunya (seharusnya berlaku selama enam bulan). Kemudian maklumat
tersebut memberikan kekuasaan tersebut kepada MPR dan DPR yang semula dipegan oleh Presiden
kepada KNIP.
2) Maklumat pemerintah tanggal 03 Nopember 1945, tantang pembentukan partai politik yang sebanyak
–banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada saat itu bahwa salah satu ciri
demokrasi adalah multi partai. Maklumat tersebut juga sebagai upaya agar dunia barat menilai bahwa
negara Proklamasi sebagai negara Demokratis
3) Maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, yang intinya maklumat ini mengubah sistem kabinet
Presidental menjadi kabinet parlementer berdasarkan asas demokrasi liberal.
Sebagai hasil dari konprensi meja bundar (KBM) maka ditanda tangani suatu persetujuan (mantel
resolusi) Oleh ratu belanda Yuliana dan wakil pemerintah RI di Kota Den Hag pada tanggal 27 Desember
1949, maka berlaku pulalah secara otomatis anak-anak persetujuan hasil KMB lainnya dengan konstitusi
RIS, antara lain :
a) Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (fderalis) yaitu 16 Negara pasal (1 dan 2)
b) Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal dimana mentri-mentri
bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah terhadap parlemen (pasal 118 ayat 2)
c) Mukadiamh RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun isi pembukaan UUD
1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi yang terinci
Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh karena itu persetujuan 27
Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan kedaulatan melainkan “pemulihan kedaulatan” atau
“pengakuan kedaulatan”
Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS dengan negaraRI tanggal 19 Mei 1950, maka seluruh negara
bersatu dalam negara kesatuan, dengan Konstitusi Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.
Walaupun UUDS 1950 telah merupakan tonggak untuk menuju cita-cita Proklamasi, Pancasila dan UUD
1945, namun kenyataannya masih berorientasi kepada Pemerintah yang berasas Demokrasi Liberal
sehingga isi maupun jiwanya merupakan penyimpangan terhadap Pancasila. Hal ini disebabkan oleh hal-
hal sebagai berikut :
a. Sistem multi partai dan kabinet Parlementer berakibat silih bergantinya kabinet yang rata-rata hanya
berumur 6 atau 8 tahun. Hal ini berakibat tidak mempunyai Pemerintah yang menyusun program serta
tidak mampu menyalurkan dinamika Masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan
pertentangan-pertentangan, gangguan-gangguan keamanan serta penyelewengan-penyelewengan
dalam masyarakat.
b. Secara Ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil mendekati perumusan otentik
Pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai Declaration of Independence bangsa Indonesia. Demikian
pula perumusan Pancasila dasar negara juga terjadi penyimpangan. Namun bagaimanapun juga RIS
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dari negara Republik Indonesia Serikat
Berdasarkan Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di negara Republik Indonesia
hingga sat ini. Dekrit adalah suatu putusan dari orang tertinggi(kepala negara atau orang lain) yang
merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya sepihak. Dekrit dilakukan bila negara dalam keadaan
darurat, keselamatan bangsa dan negara terancam oleh bahaya. Landasan mukum dekrit adalah ‘Hukum
Darurat’yang dibedakan atas dua macam yaitu :
Hukum Tatanegara Darurat Subjektif yaitu suatu keadaan hukum yang memberi wewenang kepada
orang tertinggi untuk mengambil tindakan-tindakan hukum.
Hukum Tatanegara Darurat Objektif yaitu suatu keadaan hukum yang memberikan wewenang kepada
organ tertinggi negara untuk mengambil tindakan-tindakan hukum, tetapi berlandaskan konstitusi yang
berlaku.
Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 keadaan tatanegara Indonesia mulai stabil, keadaan ini dimanfaatkan
oleh kalangan komunis dengan menanamkan ideology belum selesai. Ideology pada saat itu dirancang
oleh PKI dengan ideology Manipol Usdek serta konsep Nasakom. Puncak peristiwa pemberontakan PKI
pada tanggal 30 September 1965 untuk merebut kekuasaan yang sah negara RI, pemberontakan ini
disertai dengan pembunuhan para Jendral yang tidak berdosa. Pemberontakan PKI tersebut berupaya
untukmenggabti secara paksa ideology dan dasar filsafat negara Pancasila dengan ideology komunis
Marxis. Atas dasar tersebut maka pada tanggal 1Oktober 1965 diperingati bangsa Indonesia sebagai
‘Hari Kesaktian Pancasila’
Sebelum istilah Orde Baru, adanya istilah Orde lama yaitu suatu tatanan masyarakat serta pemerintah
sampai saat meletusnya pembrontakan G 30 S PKI. Pembrontakan bersenjata ini dicatat oleh sejarah
sebagai pembrontakan-pembrontakan PKI pertama yang terjadi pada tahun 1948. Pembrontakan PKI
yang kedua pada akhir tahun 1965 dengan gerakan 30 september-nya.11 Setelah meletusnya
pembrontakan G 30 S PKI sampai saat ini dikenal dengan istilah Orde Baru.
Orde Baru, yaitu suatu tatanan masyarakat serta pemerintah yang menuntut dilaksanakannya Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan kosekuen. Munculnya ‘Orde Baru’ diawali dengan munculnya aksi-aksi
dari seluruh masyarakat antara lain Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia(KAMI), Kesatuan Aksi guru Indonesia(KAGI), dan lainnya. Gelombang aksi rakyat
tersebut muncul dimana-mana dengan suatu tuntutan yang terkenal dengan ‘Tritura’ atau ( Tiga Tuntutan
Hati Nurani Rakyat), sebagai perwujudan dari tuntutan rasa keadilan dan kebenaran. Adapun isi tritura
tersebut sebagai berikut :
3) Penurunan harga
Karena orde lama tidak mampu lagi menguasai pimpinan negara, maka Presiden/Panglima tertinggi
memberikan kekuasaan penuh kepada Panglima Angkatan Darat Letnan Jendral Soeharto dalam bentuk
suatu surat yang dikenal dengan ‘surat perintah 11 Maret 1966’(Super Semar). Tugas pemegang super
semar cukup berat, yaitu untuk memulihkan keamanan dengan jalan menindak pengacau keamanan
yang dilakukan oleh PKI beserta ormas-ormasnya, membubarkan PKI dan ormas-ormasnya serta
mengamankan menteri yang memiliki indikasi terlibat G 30 S PKI dan lain-lainnya.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pancasila Pada Masa Sebelum Kemerdekaan
· Masa kerajaan
Pada masa kerajaan Kutai, Sriwijaya, Kerajaan sebelum Majapahit dan Kerajaan Majapahit, nilai-nilai
yang telah ada dan melekat pada masyarakatnya yaitu nilai adat-istiadat, nilai religius yang merupakan
bagian dari nilai Ketuhanan, kemanusian, persatuan, kesejahteraan dan keadilan.
· Zaman Penjajahan
Pada zaman penjajahan Belanda, pada saat itu rakyat Indonesia bersemangat bersama-sama melawan
penjajah, namun perlawan para pejuang banyak mengalami kegagalan karena kurangnya persatuan.
· Kebangkitan Nasional
Di Indonesia kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomo.
· Pada zaman penjajahan Jepang. Jepang mengalami kekalahan pada perang melawan sekutu, oleh
karena itu Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia tanpa syarat dengan membentuk BPUPKI.
2 Pada masa Orde Baru muncul aksi-aksi dari masyarakat menuntut dilaksanakannya Pancasila dan
UUD, tuntutan tersebut dikenal dengan istilah ‘Tritura’ yang isinya sebagai berikut :
3) Penurunan harga
3.2 Saran
Perubahan tentang Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia jangan sebatas
makalah ini saja. Karena kita bisa menggali lebih jauh tentang sejarah pancasila. Tujuannya agar kita
sebagai penerus bangsa indonesia bangga serta menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam
berprilaku maupun bertindak sehari-hari.
Daftar Pustaka
1 Disarikan dari Prof.Dr. Esmi Warassih Pujirahayu, S.H.,M.S., Budaya Hukum Pancasila, Hal.71
11 Disarikan dari Prof. Drs. C.S.T. Kansil, S.H., Christine S.T Kansil, S.H., M.H, Modul Pancasila dan
Kewarganegaraan, Hal. 36