Anda di halaman 1dari 19

MASALAH KESEHATAN SEKS

 Masalah kesehatan reproduksi

Masalah kesehatan reproduksi dapat dialami oleh pria dan


wanita. Penyebabnya pun bisa beragam, baik karena faktor
genetik, gangguan pertumbuhan, hingga adanya infeksi penyakit
yang mengakibatkan gejala dan ketidaknyamanan pada area
reproduksi.

Masalah kesehatan reproduksi dapat berpengaruh pada


kemampuan seseorang dalam memiliki keturunan. Baik
menyebabkan gangguan pada performa seksualnya, gangguan
kesuburan, atau berisiko berkembang menjadi penyakit kronis
yang berbahaya.

Jenis-jenis masalah kesehatan reproduksi wanita

Salah satu masalah reproduksi wanita adalah gangguan


menstruasi

Ada berbagai jenis masalah kesehatan reproduksi wanita yang


bisa terjadi. Tingkat keparahannya pun beragam, ada yang mudah
diobati dan ada pula yang sampai membahayakan nyawa. Berikut
adalah jenis-jenisnya.

1. Disfungsi seksual

Tidak hanya pria, wanita juga dapat mengalami disfungsi seksual.


Beberapa bentuk disfungsi seksual yang bisa dialami wanita, yaitu
tidak ada gairah seksual, rasa sakit saat berhubungan seksual,
hubungan seksual yang tidak memuaskan, dan lain
sebagainya.Masalah kesehatan reproduksi wanita ini dapat
disebabkan oleh masalah fisik dan mental. Untuk mengatasi
masalah ini, Anda dapat berkonsultasi dengan ahli profesional.

2. Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang seharusnya


melapisi dinding rahim tumbuh di luar rahim. Misalnya pada
ovarium, belakang rahim, dinding perut, dan lain
sebagainya.Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri,
menstruasi berat, hingga bisa memengaruhi kemampuan untuk
memiliki anak alias kesuburan Anda.

3. Kanker

Kanker adalah salah satu masalah kesehatan reproduksi yang


paling ditakuti. Penyakit ini dapat tumbuh di area reproduksi dan
bermacam-macam bentuknya.Kanker yang paling sering terjadi
pada area reproduksi wanita adalah kanker serviks (mulut rahim).
Selain itu ada juga kanker ovarium, kanker rahim, kanker vagina,
dan kanker vulva.

4. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

PCOS adalah masalah kesehatan reproduksi yang disebabkan oleh


ketidakseimbangan hormon akibat kelebihan hormon pria yang
memengaruhi kemampuan seorang wanita dalam
berovulasi.Kondisi ini biasanya ditandai dengan tumbuhnya kista
ovarium, sakit panggul, rambut tubuh yang tumbuh secara
berlebihan, serta ketidaksuburan.
5. Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi yang dapat memengaruhi kesehatan


reproduksi dan kesuburan adalah menopause dini dan primary
ovarian insufficiency (POI). Menopause dini ataupun POI
umumnya terjadi pada wanita yang berusia di bawah 40
tahun.Pada kasus menopause dini, siklus menstruasi akan
berhenti secara permanen. Sementara pada POI, haid masih bisa
terjadi, hanya saja tidak teratur dan mungkin berhenti selama
berbulan-bulan.

6. Fibroid rahim

Fibroid rahim adalah masalah kesehatan reproduksi berupa


pertumbuhan sel otot dan jaringan di dalam rahim. Tumor ini
bersifat jinak dan mungkin sebagian wanita tidak mengalami
gejala apa pun.Akan tetapi, fibroid rahim juga dapat
memengaruhi kesuburan dan meningkatkan berbagai risiko
komplikasi kehamilan yang berbahaya, seperti keguguran atau
persalinan prematur.  

Jenis-jenis masalah kesehatan reproduksi pria

Kanker prostat termasuk masalah kesehatan reproduksi pria


Sama seperti wanita, pria juga memiliki sejumlah masalah
kesehatan reproduksi yang spesifik bagi mereka. Berbagai bentuk
masalah keseharan reproduksi pria adalah:
1. Masalah kesuburan

Salah satu masalah kesehatan reproduksi pria yang dapat


mengganggu kesuburan adalah jumlah sperma yang tidak
memadai.Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan hormon,
masalah pada testis (baik karena cedera atau kelainan bawaan),
akibat pengobatan kanker, gangguan autoimun yang menyerang
sel sperma, efek samping obat-obatan, hingga adanya gangguan
struktural dan masalah kromosom atau genetik.

2. Disfungsi seksual

Salah satu jenis masalah kesehatan reproduksi pria yang paling


umum adalah disfungsi seksual. Bentuk-bentuk disfungsi seksual
yang dapat terjadi pada pria, yaitu disfungsi ereksi, ejakulasi dini,
ejakulasi tertunda atau terhambat, hingga libido rendah.

3. Kanker

Ada dua jenis kanker yang termasuk dalam masalah kesehatan


reproduksi pria. Kedua jenis kanker ini adalah kanker prostat dan
kanker testis.Seiring bertambahnya usia, risiko Anda mengalami
kanker prostat semakin tinggi. Selain itu, riwayat kanker dalam
keluarga juga meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat dan
kanker testis.

4. Gangguan prostat

Gangguan prostat termasuk salah satu masalah kesehatan


reproduksi pria, khususnya bagi Anda yang telah lanjut usia.
Sejumlah masalah yang biasanya menyerang kelenjar prostat
adalah pembesaran prostat, peradangan prostat, dan kanker
prostat.

5. Gangguan testis

Berikut adalah beberapa masalah kesehatan reproduksi pria yang


berkaitan dengan kondisi testis:

 Testis tidak turun atau undesensus testis, yaitu masalah


kesehatan reproduksi bawaan lahir yang ditandai dengan testis
tidak turun ke skrotum. Kondisi ini sebaiknya ditangani sebelum
bayi berusia 1 tahun. Jika dibiarkan testis dapat mengalami
kerusakan, menyebabkan kemandulan, serta berisiko
mengembangkan kanker testis.

 Varikokel, yakni kondisi saat pembuluh vena di sekitar testis


mengalami pelebaran.

 Hidrokel, yakni kondisi terjadinya penumpukan cairan di sekitar


testis yang bisa berbahaya.

Selain gangguan masalah kesehatan reproduksi secara spesifik


bagi kedua jenis kelamin, ada juga beberapa masalah gangguan
reproduksi yang dapat terjadi pada pria dan wanita. Hal ini
biasanya berkaitan dengan penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS
atau penyakit menular seksual.Apabila berbagai kondisi di atas
tidak segera ditangani, Anda dapat mengalami gangguan fungsi
organ reproduksi. Kondisi ini berimbas pada berkurangnya
kesuburan dan menurunnya kemungkinan memiliki keturunan.
Untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi, diperlukan
perawatan yang disesuaikan dengan jenis gangguan yang dialami.
 Masalah gender dan seksualitas
Seksualitas
Secara garis besar, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO),
seksualitas merupakan aspek hidup manusia yang mencakup seks,
identitas dan peran gender, orientasi seksual, erotisme,
kenikmatan, keintiman dan reproduksi. Seksualitas dialami dan
diekspresikan dalam pikiran, fantasi, hasrat, kepercayaan, sikap,
nilai, perilaku, kebiasaan, peran dan relasi. Seksualitas ini dialami
dan diekspresikan dalam pikiran, fantasi, hasrat, kepercayaan,
sikap, nilai, perilaku, kebiasaan, peran dan relasi. Meskipun
seksualitas bisa mencakup semua dimensi ini, tidak semuanya
selalu dialami atau diekspresikan.
Gender
Sementara itu, gender merujuk pada keragaman peran, fungsi,
dan identitas yang merupakan hasil konstruksi sosial atau
bentukan masyarakat. Pemaknaan fungsi gender itu sangat
kontekstual, bisa berbeda di satu tempat dengan tempat lainnya,
juga satu budaya dengan budaya lainnya. Pembahasan mengenai
gender biasanya melekat dengan kualitas sifat maskulin dan
feminin.
SEKSUALITAS, KESEHATAN MENTAL, DAN STRES SOSIAL 

• Dibandingkan dengan populasi umum, subpopulasi non-


heteroseksual berisiko lebih tinggi terhadap berbagai efek buruk
pada kesehatan umum dan mental. 

• Risiko gangguan kecemasan pada anggota populasi non-


heteroseksual diperkirakan sekitar 1,5 kali lebih tinggi daripada
anggota populasi heteroseksual; risiko mengembangkan depresi
adalah sekitar 2 kali, risiko penyalahgunaan zat adalah 1,5 kali dan
risiko bunuh diri hampir 2,5 kali. 

• Anggota populasi transgender juga berisiko lebih tinggi untuk


berbagai masalah kesehatan mental daripada anggota populasi
non-transgender. Terutama data yang mengkhawatirkan
diperoleh pada tingkat upaya bunuh diri sepanjang hidup orang-
orang transgender dari segala usia, yaitu 41% dibandingkan
dengan kurang dari 5% dari total populasi AS. 

• Menurut bukti yang tersedia, meskipun terbatas, tekanan sosial,


termasuk diskriminasi dan stigmatisasi, meningkatkan risiko hasil
kesehatan mental yang merugikan di antara populasi non-
heteroseksual dan transgender. Penelitian longitudinal tambahan
berkualitas tinggi diperlukan untuk menjadikan "model stres
sosial" sebagai alat yang berguna untuk memahami masalah
kesehatan masyarakat.

 Masalah kekerasan dan pemerkosaan


Studi menunjukkan bahwa kebanyakan kasus pemerkosaan
dilakukan oleh orang yang dikenal korban, misalnya pasangan,
mantan pasangan, kerabat, atau teman korban.

Beban Psikologis dan Kesehatan Korban Pemerkosaan


Dalam banyak kasus pemerkosaan, korban enggan untuk
menceritakan hal yang dialaminya. Alasannya beragam. Ada yang
merasa malu, takut akan adanya pembalasan, hingga takut
ceritanya tidak dipercaya. Hal ini sering kali membuat para korban
pemerkosaan menanggung beban psikologis seorang diri.

Dampak Pemerkosaan secara Psikologis


Tindak pemerkosaan dapat mendatangkan trauma psikologis atau
tekanan batin bagi yang mengalaminya. Korban kekerasan seksual
atau pelecehan seksual cenderung akan mengalami beberapa
masalah psikologis berikut:

1. Menyalahkan diri sendiri


Korban pemerkosaan mungkin untuk merasa bersalah atau
menyalahkan diri sendiri atas musibah yang dialaminya. Wanita
yang menjadi korban kekerasan seksual misalnya, mungkin untuk
berpikir bahwa gaya pakaiannyalah yang mengundang pelaku
untuk memerkosanya.

Karena hal tersebut, banyak korban memilih untuk bungkam dan


memendam kejadian traumatis yang dialami. Ini sebenarnya tidak
boleh sampai terjadi karena jika dibiarkan, korban berisiko untuk
mengalami stres berat.

Sementara itu, kekerasan seksual pada laki-laki, cenderung


membuat korban tidak mencari pertolongan karena merasa malu.
Hal ini karena anggapan masyarakat bahwa laki-laki adalah sosok
yang tangguh dan kuat, sehingga seharusnya mereka bisa
melindungi dirinya sendiri dari tindak kekerasan.

Pemikiran inilah yang akhirnya membuat mereka menyalahkan


diri sendiri akan tindak pemerkosaan yang dialaminya.

2. Gangguan mental
Korban pemerkosaan berisiko tinggi mengalami beberapa
gangguan mental, seperti depresi, post-traumatic stress disorder
(PTSD), dan gangguan cemas. Ini dapat terjadi karena korban
selalu teringat akan kejadian traumatis tersebut, sehingga mereka
merasa selalu dalam bahaya.

Tak hanya itu, sebagian korban juga ada yang merasa cemas dan
panik berlebihan hingga akhirnya memicu perubahan perilaku,
seperti gangguan tidur, sering bermimpi buruk, sering menangis,
menyendiri, menghindari bertemu dengan orang lain, bahkan ada
juga yang menjadi pendiam atau pemarah.

3. Keinginan untuk bunuh diri


Bunuh diri merupakan salah satu dampak psikologis paling fatal
yang bisa dialami korban pemerkosaan. Faktor utama yang kerap
memicu tindakan ini karena korban telah mengalami depresi atau
PTSD berkepanjangan, sehingga mereka berpikir bahwa tidak ada
gunanya lagi menjalani hidup.
Selain itu, perasaan malu dan bersalah yang dipendam cukup
lama kerap kali menjadi alasan korban pemerkosaan untuk
melakukan bunuh diri.

Dampak Pemerkosaan secara Fisik


Dari segi fisik, dampak buruk yang bisa dialami korban
pemerkosaan antara lain:

Penyakit menular seksual


Penyakit menular seksual, seperti klamidia, herpes, HIV, dan
hepatitis B, bisa saja dialami oleh korban pemerkosaan. Oleh
karena itu, penting bagi para korban pemerkosaan untuk segera
mendapatkan pertolongan medis dari dokter setelah
pemerkosaan terjadi, agar penyakit ini bisa dideteksi dan diobati
sedini mungkin.

Kondisi medis lainnya


Selain penyakit menular seksual, korban pemerkosaan juga
berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti:

Peradangan pada vagina atau vaginitis


Infeksi atau perdarahan pada vagina atau anus
Nyeri saat berhubungan seksual atau dispareunia
Sakit tenggorokan atau luka pada area mulut (bila terjadi
penetrasi di oral)
Gangguan hasrat seksual hipoaktif (HSDD), yaitu keengganan
esktrem untuk berhubungan seksual atau bahkan menghindari
semua kontak seksual
Kehamilan yang tidak diinginkan
Korban pemerkosaan mungkin untuk hamil jika pemerkosaan
terjadi saat korban sedang dalam masa subur dan pemerkosa
mengalami ejakuasi di dalam vagina.

Meski risiko ini ada, para korban bisa melakukan langkah


pencegahan dengan mengonsumsi kontrasepsi darurat
secepatnya. Jika diminum pada 5 hari pertama sejak pemerkosaan
terjadi, potensi untuk terjadinya kehamilan bisa dicegah hingga 95
persen.

Namun, bila korban pemerkosaan telah dinyatakan hamil, dokter


bisa menyarankan untuk melakukan prosedur aborsi., korban
pemerkosaan berhak untuk melakukan aborsi apabila ada indikasi
kedaruratan medis atau menyebabkan trauma psikologis.

Dampak fisik dari pemerkosaan mungkin dapat sembuh lebih


cepat ketimbang dampak psikologis. Oleh karena itu, peran
keluarga, kerabat, dokter maupun terapis menjadi kunci penting
dalam membantu proses penyembuhan dan pemulihan para
korban pemerkosaan.

Mengingat pemerkosaan adalah tindakan kriminal yang


membahayakan kehidupan korban, siapa pun pelaku
pemerkosaan harus diproses secara hukum. Untuk itu, para
korban harus berani melapor ke polisi jika mengalami percobaan
pemerkosaan maupun pemerkosaan.
Pasalnya, jika tidak dilaporkan dan ditangkap, pelaku
pemerkosaan mungkin untuk tidak merasa jera dan bisa saja
melakukan tindak kriminal yang sama terhadap korban lainnya.

 Masalah penyakit menular HIV/ AIDS

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak


sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan
menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur,
daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan
diserang berbagai penyakit.
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi
serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).
AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini,
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh


penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta
ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air,
keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.
HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV
akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski
belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada
obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan
dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Gejala HIV dan AIDS
Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu
setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan
dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala
lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski
virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai
HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.
Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa
dirinya terserang HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat
terkena penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya daya
tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare
kronis, pneumonia, atau toksoplasmosis otak.
Penyebab dan Faktor Risiko HIV dan AIDS
Penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau
HIV, sesuai dengan nama penyakitnya. Bila tidak diobati, HIV
dapat makin memburuk dan berkembang menjadi AIDS.
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau
anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. Meskipun
jarang, HIV juga dapat menular dari ibu ke anak selama masa
kehamilan, melahirkan, dan menyusui.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan
adalah sebagai berikut:
 Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa
menggunakan pengaman
 Menggunakan jarum suntik bersama-sama
 Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan
tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang
cukup
Lakukan konsultasi ke dokter bila Anda menduga telah terpapar
HIV melalui cara-cara di atas, terutama jika mengalami gejala flu
dalam kurun waktu 2–6 minggu setelahnya.
Pengobatan HIV dan AIDS
Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan
pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV). ARV bekerja
mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang
sistem kekebalan tubuh.
Pencegahan HIV dan AIDS
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menghindari dan meminimalkan penularan HIV:
 Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
 Tidak berganti-ganti pasangan seksual
 Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
 Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik
 Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan,
pencegahan, dan pengobatannya, terutama bagi anak remaja

 Masalah pelacur demografi PSK


Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya
untuk melakukan hubungan seksual untuk uang. Di Indonesia
pelacur (pekerja seks komersial) sebagai pelaku pelacuran sering
disebut sebagai sundal atau sundel. Ini menunjukkan bahwa
prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan
menjadi musuh masyarakat, mereka kerap digunduli bila
tertangkap aparat penegak ketertiban, Mereka juga digusur
karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka juga
diseret ke pengadilan karena melanggar hukum.
Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual dirinya
dengan melakukan hubungan seks untuk tujuan ekonomi
Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual. Pelacuran
adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan
seksual pelanggan, biasanya pelayanan ini dalam bentuk
penyerahan tubuhnya (Wikipedia, 2007).
Sebelum adanya istilah pekerja seks komersial, istilah lain yang
juga mengacu kepada pelayanan seks komersial adalah pelacur,
prostitusi, wanita tuna susila (WTS).
Pekerjaan melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat
sejak berabad lampau ini terbukti dengan banyaknya catatan
tercecer seputar mereka darimasa kemasa. Sundal selain
meresahkan juga mematikan, karena merekalah yang ditengarai
menyebarkan penyakit AIDS akibat perilaku sex bebas tanpa
pengaman bernama kondom.

E. Penyuluhan dasar remaja


 Remaja dan Seks Pra Nikah

Remaja  merupakan sekelompok manuasia yang berada dalam


proses peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Masa ini
berkisar antara 9-10 th sampai 19-20 th untuk wanita, dan 11-12 th
sampai 21-22 th untuk pria.
Perubahan yang terjadi pada masa ini adalah :
1. Cendrung ingin bebas, ingin mencoba-coba tapi kurang disertai
pertimbangan yang mendalam.
2. Lebih suka berkelompok dengan teman sebaya dan sering mudah
terpengaruh oleh pergaulan.
3. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak sampai
menjelang dewasa. Remaja belum mandiri, sebab secara ekonomi
dan sosial masih tergantung pada orang tua.
4. Perkembangan alat reproduksi semakin matang, sehingga
menimbulkan hasrat dan dorongan seksual. Padahal, hubungan
seks sebelum menikah pada remaja dapat membawa akibat yang
merugikan .
5. Ketidakmampuan menata dorongan seksual menghadapakan
remaja pada kondisi dan situasi kritis atau rawan, sebab dorongan
seksual yang tidak dikendalikan dapat merugikan masa depan
remaja,kehamilan, penyakit menular seksual adalah sebagian dari
kerugian akibat ketidakmampuan mengendalikan dorongan
seksual.
6. Tahap perkembangan ini juga dikenal sebagai masa akilbalig/masa
pubertas.
7. Seks pra nikah merupakan salah satu masalah yang bisa
mengancam remaja.

Defenisi seks pra nikah adalah : hubungan seks yang dilakukan


remaja sebelum nikah
Faktor-faktor yang menyebabkan seks pra nikah meliputi:

a. Kurang menghayati ajaran agama.


   Pengetahuan norma sesuai ajaran agama yang kurang disertai
penghayatan, dapat menimbulkan perilaku menyimpang atau
melakukan hubungan seks pranikah.
b. Pengetahuan yang kurang mengenai seks pranikah, penyebab dan
akibatnya.
c. Terlibat dalam pergaulan bebas.
Salah memilih teman dapat merugikan masa depan karena terbawa
oleh pengaruh yang buruk, seperti gaya seks bebas, penggunaan
narkoba, tindak kriminal dan kekerasan.
d.   Pengawasan masyarakat semakin menurun.
      Masyarakat tidak lagi melakukan pengawasan terhadap
perbuatan yang melanggar nilai-nilai sosial budaya. Pengawasan
yang semakin longgar terhadap perilaku menyimpang, termasuk
hubungan seks pra nikah, menyebabkan kepatuhan terhadap nilai-
nilai sosial budaya menjadi menurun.

Akibat seks pra nikah pada remaja  dapat merugikan kesehatan


reproduksi dan kondisi mental/kejiwaan. Akibat seks pranikah
antara lain:
1. Kejiwaan ;
a. Pada perempuan kehilangan keperawanan
b. Pada laki-laki kehilangan keperjakaan.
    Keadaan ini bisa mengakibatkan timbulnya masalah mental
seperti:
-          cemas
-          suka melamun
-          depresi
-          ingin bunuh diri

2. Agama dan Sosial


a. Dosa dan aib bagi keluarga
b. Dikucilkan dari pergaulan teman sebaya/masyarakat sekitarnya.
c. Kawin terpaksa
d. Kehamilan yang tidak diinginkan

3. Kesehatan
a. Kehamilan yang tidak diinginkan yang sering menimbulkan
komplikasi sampai kematian pada ibu dan bayinya
b. Penguguran kandungan (aborsi)
c. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS

Cara untuk menghindari seks pra nikah :


1. Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif sesuai dengan bakat,
minat dan kemampuan, misalnya olah raga,kesenian, berorganisasi.
2. Taat beribadah
3. hindari berduaan di tempat yang sepi
4. Tidak mengajak dan berani menolak ajakan melakukan Seks Pra
nikah.

Bagaiman menjadi Remaja sehat


a. Taat beribadah
b. Giat belajar/bekerja menuju masa depan yang sukses
c. Mengembangkan hobi yang positif
d. Peduli terhadap lingkungan dan sesama teman
e. Percaya diri, mampu mengambil keputusan yang bertanggung
jawab.
f. Menghindari merokok,minum beralkohol dan narkoba
g. Menghindari seks pra nikah
F. Penyuluhan seks pada wanita

CARA MERAWAT KESEHATAN AREA WANITA


Menurut dr. Mery Sulastri, Educator & Trainer Mundipharma
Indonesia yang harus diperhatikan adalah:
 Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan area
kewanitaan
 Mencuci area vulva dengan air bersih dan gunakan pembersih area
kewanitaan yang sesuai dengan kebutuhan
 Membersihkan area kewanitaan dari arah depan ke belakang
supaya kotoran dari belakang tidak terbawa ke depan
 Keringkan dengan handuk bersih atau tissue sekali pakai dengan
arah depan ke belakang dan jangan diulang
 Gunakan pakaian dalam berbahan katun yang menyerap keringat
dan ganti jika sudah mulai lembap
 Ganti pembalut/pantyliners/pakaian dalam secara berkala
maksimal 6 jam sekali
 Hindari penggunaan panty parfume
 Memeriksakan diri ke ginekologi minimal 1 tahun sekali (atau saat
memiliki masalah seperti sakit perut berlebihan, mens yang tidak
teratur, dll)
 Pertahankan pH vagina yang sehat: 3,5 – 4

Anda mungkin juga menyukai