Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MUTU LAYANAN KEBIDANAN.


DOSEN PENGAMPU:

Hj.Eny Sri Widayanti, S.SiT.M.Kes

Disusun Oleh
KELOMPOK 2:

1. Kartika (08021A004)
2. Mitha Awalia (08021A005)
3. Mitha Juniastuti (08021A006)

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA

2021
Jalan patimura Perum sosial No 25 rt 28 kelurahan batu ampar, Kecamatan Balikpapan Utara, Batu Ampar,
Kec. Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 7612
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Seks Sehat”.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas kami dalam Mata Pelajaran Mutu Layanan Kebidanan.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pelayanan Mutu Layanan
Kebidanan bagi para pembaca dan juga bagi kami.kami mengucapkan terima kasih kepada Hj.Eny
Sri Widayanti, S.SiT.M.Kes

selaku Dosen Mata Kuliah Mutu layanan kebidanan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Balikpapan, 23 Januari 2022

Kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1.Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
1.2.Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 5
1.3.Tujuan Penulis .......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6
A.Kesehatan Reproduksi................................................................................................................. 6
B.Kontrasepsi .................................................................................................................................. 6
C.Masalah Kesehatan Seks ............................................................................................................. 7
D.Seksualitas, Kesehatan mental, Dan Stres Sosial ...................................................................... 10
E.Masalah kekerasan dan pemerkosaan ........................................................................................ 11
F.Masalah penyakit menular HIV/ AIDS ..................................................................................... 11
G.Masalah pelacur demografi PSK............................................................................................... 13
H.Penyuluhan dasar remaja .......................................................................................................... 14
I.Penyuluhan seks pada wanita ..................................................................................................... 16
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 18
B. Saran ......................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pengertian perilaku seksual Berikut ini akan diuraikan lebih dahulu mengenai pengertian
perilaku dan seksualitas. Azwar (1988) mendefenisikan perilaku sebagai reaksi yang dapat
bersifat sederhana maupun kompleks serta mempunyai sifat diferensial. Artinya suatu
stimulus yang sama belum tentu akan menimbulkan bentuk reaksi yang sama dari individu
dan sebaliknya suatu reaksi yang sama juga belum tentu timbul akibat stimulus yang sama.
Adanya perilaku yang ditunjukkan oleh individu tidak bisa muncul dengan sendirinya, akan
tetapi sebagai akibat dan adanya stimulus yang mengenai individu tersebut. Perilaku ini
merupakan bentuk respon terhadap stimulus yang mengenainya (Walgito, 1994).
Dari pengertian-pengertian perilaku tersebut, dapat dikatakan bahwa perilaku merupakan
fasilitas dari suatu proses mental secara internal, yang dapat di ukur dengan berbagai cara,
baik secara langsung, observasi, maupun secara tidak langsung (menggunakan fasilitas alat
ukur).
Seks merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang bersifat mstmktif dan iaten,
artinya seks merupakan suatu kebutuhan yang secara alamiah mengingmkan untuk mendapat
pemenuhan. Dan remaja adalah masa di mana pemenuhan akan kebutuhan seks ini begitu
menonjol. pengertian seksualitas dapat dibedakan menjadi dua. Pengertian dalain arti sempit
dan pengertian dalam arti luas. Pengertian seksualitas dalam arti sempit adalah kelamin, yang
terdin dari alat kelamm, anggota-anggota tubuh dan ciri-ciri badaniah yang membedakan pria
dan wanita, kelenjar dan honnon kelamin, hubungan seksual serta pemakaian alat kontrasepsi.
Pengertian seksualitas dalam arti luas adalah segala hal yang terjadi akibat dari adanya
perbedaan jenis kelamin. seperti perbedaan tmgkah laku, perbedaan atribut, perbedaan peran
atau pekeqaan dan hubungan pria dan wanita.
1.2.Rumusan Masalah
2. Bagaimana kehidupan seksual yang sehat
3. Bagaimana menjaga kesehatan reproduksi
4. Apa saja macam macam masalah Kesehatan Seks
5. Apa saja Dampak kekerasan seksual

1.3.Tujuan Penulis
2. Untuk mengetahui kehidupan seksual yang sehat
3. Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksi
4. Untuk mengetahui masalah kesehatan seksual
5. Untuk mengetahui dampak kekeran seksual
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang
layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual yang memiliki hubungan yang serasi,
selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan.

B. Kesehatan Reproduksi
Pelayanan Kebidanan yang bermutu serta pentingnya kesehatan perempuan dalam usia
reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat, berkualitas yang nantinya
berdampak pada penurunan Angka Kematian Ibu.

a. Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi reproduksinya.

b. Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan hamil,
jumlah dan jarak kehamilan.

c. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku seksual
dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anakanaknya.

C. Kontrasepsi
kegiatan terkait dengan pemberian obat, pemasangan atau pencabutan alat kontrasepsi dan
tindakan-tindakan lain dalam upaya mencegah kehamilan. Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, mengurangi angka
kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi baru lahir dengan:

• menyiapkan kesehatan remaja, calon pengantin, dan/atau pasangan usia subur pada masa
sebelum hamil
• menjamin kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas;

• menjamin tercapainya kualitas hidup dan pemenuhan hak-hak reproduksi;

• menjamin kualitas Pelayanan Kontrasepsi dan mempertahankan dan meningkatkan


kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

D. Masalah Kesehatan Seks


Masalah kesehatan reproduksi dapat dialami oleh pria dan wanita. Penyebabnya pun bisa
beragam, baik karena faktor genetik, gangguan pertumbuhan, hingga adanya infeksi
penyakit yang mengakibatkan gejala dan ketidaknyamanan pada area reproduksi Masalah
kesehatan reproduksi dapat berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam memiliki
keturunan. Baik menyebabkan gangguan pada performa seksualnya, gangguan kesuburan,
atau berisiko berkembang menjadi penyakit kronis yang berbahaya.
a. Jenis-jenis masalah kesehatan reproduksi wanita
1. Disfungsi seksual
Tidak hanya pria, wanita juga dapat mengalami disfungsi seksual. Beberapa bentuk
disfungsi seksual yang bisa dialami wanita, yaitu tidak ada gairah seksual, rasa sakit saat
berhubungan seksual, hubungan seksual yang tidak memuaskan, dan lain
sebagainya.Masalah kesehatan reproduksi wanita ini dapat disebabkan oleh masalah
fisik dan mental. Untuk mengatasi masalah ini, Anda dapat berkonsultasi dengan ahli
profesional.

2. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim
tumbuh di luar rahim. Misalnya pada ovarium, belakang rahim, dinding perut, dan lain
sebagainya Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri, menstruasi berat,
hingga bisa memengaruhi kemampuan untuk memiliki anak alias kesuburan Anda.

3. Kanker
Kanker adalah salah satu masalah kesehatan reproduksi yang paling ditakuti. Penyakit
ini dapat tumbuh di area reproduksi dan bermacam-macam bentuknya.Kanker yang
paling sering terjadi pada area reproduksi wanita adalah kanker serviks (mulut rahim).
Selain itu ada juga kanker ovarium, kanker rahim, kanker vagina, dan kanker vulva.

4. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)


PCOS adalah masalah kesehatan reproduksi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
hormon akibat kelebihan hormon pria yang memengaruhi kemampuan seorang wanita
dalam berovulasi.Kondisi ini biasanya ditandai dengan tumbuhnya kista ovarium, sakit
panggul, rambut tubuh yang tumbuh secara berlebihan, serta ketidaksuburan.

5. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi yang dapat memengaruhi kesehatan reproduksi dan kesuburan
adalah menopause dini dan primary ovarian insufficiency (POI). Menopause dini
ataupun POI umumnya terjadi pada wanita yang berusia di bawah 40 tahun.Pada kasus
menopause dini, siklus menstruasi akan berhenti secara permanen. Sementara pada POI,
haid masih bisa terjadi, hanya saja tidak teratur dan mungkin berhenti selama berbulan-
bulan.

6. Fibroid Rahim
Fibroid rahim adalah masalah kesehatan reproduksi berupa pertumbuhan sel otot dan
jaringan di dalam rahim. Tumor ini bersifat jinak dan mungkin sebagian wanita tidak
mengalami gejala apa pun.Akan tetapi, fibroid rahim juga dapat memengaruhi
kesuburan dan meningkatkan berbagai risiko komplikasi kehamilan yang berbahaya,
seperti keguguran atau persalinan prematur.

b. Jenis-jenis masalah kesehatan reproduksi pria


Kanker prostat termasuk masalah kesehatan reproduksi priaSama seperti wanita, pria
juga memiliki sejumlah masalah kesehatan reproduksi yang spesifik bagi mereka.
Berbagai bentuk masalah keseharan reproduksi pria adalah:
1. Masalah kesuburan
Salah satu masalah kesehatan reproduksi pria yang dapat mengganggu kesuburan adalah
jumlah sperma yang tidak memadai.Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan hormon,
masalah pada testis (baik karena cedera atau kelainan bawaan), akibat pengobatan
kanker, gangguan autoimun yang menyerang sel sperma, efek samping obat-obatan,
hingga adanya gangguan struktural dan masalah kromosom atau genetik.

2. Disfungsi seksual
Salah satu jenis masalah kesehatan reproduksi pria yang paling umum adalah disfungsi
seksual. Bentuk-bentuk disfungsi seksual yang dapat terjadi pada pria, yaitu disfungsi
ereksi, ejakulasi dini, ejakulasi tertunda atau terhambat, hingga libido rendah.

3. Kanker
Ada dua jenis kanker yang termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi pria. Kedua
jenis kanker ini adalah kanker prostat dan kanker testis.Seiring bertambahnya usia, risiko
Anda mengalami kanker prostat semakin tinggi. Selain itu, riwayat kanker dalam
keluarga juga meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat dan kanker testis.

4. Gangguan prostat
Gangguan prostat termasuk salah satu masalah kesehatan reproduksi pria, khususnya bagi
Anda yang telah lanjut usia. Sejumlah masalah yang biasanya menyerang kelenjar prostat
adalah pembesaran prostat, peradangan prostat, dan kanker prostat.

5. Gangguan testis
Berikut adalah beberapa masalah kesehatan reproduksi pria yang berkaitan dengan
kondisi testis:

 Testis tidak turun atau undesensus testis, yaitu masalah kesehatan reproduksi bawaan
lahir yang ditandai dengan testis tidak turun ke skrotum. Kondisi ini sebaiknya
ditangani sebelum bayi berusia 1 tahun. Jika dibiarkan testis dapat mengalami
kerusakan, menyebabkan kemandulan, serta berisiko mengembangkan kanker testis.

 Varikokel, yakni kondisi saat pembuluh vena di sekitar testis mengalami pelebaran.

 Hidrokel, yakni kondisi terjadinya penumpukan cairan di sekitar testis yang bisa
berbahaya.
 Masalah gender dan seksualitas
Secara garis besar, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), seksualitas merupakan
aspek hidup manusia yang mencakup seks, identitas dan peran gender, orientasi seksual,
erotisme, kenikmatan, keintiman dan reproduksi. Seksualitas dialami dan diekspresikan
dalam pikiran, fantasi, hasrat, kepercayaan, sikap, nilai, perilaku, kebiasaan, peran dan
relasi. Seksualitas ini dialami dan diekspresikan dalam pikiran, fantasi, hasrat,
kepercayaan, sikap, nilai, perilaku, kebiasaan, peran dan relasi. Meskipun seksualitas bisa
mencakup semua dimensi ini, tidak semuanya selalu dialami atau diekspresikan.
Gender
Sementara itu, gender merujuk pada keragaman peran, fungsi, dan identitas yang
merupakan hasil konstruksi sosial atau bentukan masyarakat. Pemaknaan fungsi gender
itu sangat kontekstual, bisa berbeda di satu tempat dengan tempat lainnya, juga satu
budaya dengan budaya lainnya. Pembahasan mengenai gender biasanya melekat dengan
kualitas sifat maskulin dan feminin.

E. Seksualitas, Kesehatan mental, Dan Stres Sosial


Dibandingkan dengan populasi umum, subpopulasi non-heteroseksual berisiko lebih
tinggi terhadap berbagai efek buruk pada kesehatan umum dan mental.
Risiko gangguan kecemasan pada anggota populasi non-heteroseksual diperkirakan
sekitar 1,5 kali lebih tinggi daripada anggota populasi heteroseksual; risiko
mengembangkan depresi adalah sekitar 2 kali, risiko penyalahgunaan zat adalah 1,5 kali
dan risiko bunuh diri hampir 2,5 kali. Anggota populasi transgender juga berisiko lebih
tinggi untuk berbagai masalah kesehatan mental daripada anggota populasi non-
transgender. Terutama data yang mengkhawatirkan diperoleh pada tingkat upaya bunuh
diri sepanjang hidup orang-orang transgender dari segala usia, yaitu 41% dibandingkan
dengan kurang dari 5% dari total populasi AS. Menurut bukti yang tersedia, meskipun
terbatas, tekanan sosial, termasuk diskriminasi dan stigmatisasi, meningkatkan risiko
hasil kesehatan mental yang merugikan di antara populasi non-heteroseksual dan
transgender. Penelitian longitudinal tambahan berkualitas tinggi diperlukan untuk
menjadikan "model stres sosial" sebagai alat yang berguna untuk memahami masalah
kesehatan masyarakat.
F. Masalah kekerasan dan pemerkosaan
Studi menunjukkan bahwa kebanyakan kasus pemerkosaan dilakukan oleh orang
yang dikenal korban, misalnya pasangan, mantan pasangan, kerabat, atau teman korban.
 Beban Psikologis dan Kesehatan Korban Pemerkosaan
Dalam banyak kasus pemerkosaan, korban enggan untuk menceritakan hal yang
dialaminya. Alasannya beragam. Ada yang merasa malu, takut akan adanya pembalasan,
hingga takut ceritanya tidak dipercaya. Hal ini sering kali membuat para korban
pemerkosaan menanggung beban psikologis seorang diri.
 Dampak Pemerkosaan secara Psikologis
Tindak pemerkosaan dapat mendatangkan trauma psikologis atau tekanan batin bagi yang
mengalaminya. Korban kekerasan seksual atau pelecehan seksual cenderung akan
mengalami beberapa masalah psikologis berikut:
1. Menyalahkan diri sendiri
Korban pemerkosaan mungkin untuk merasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri atas
musibah yang dialaminya. Wanita yang menjadi korban kekerasan seksual misalnya,
mungkin untuk berpikir bahwa gaya pakaiannyalah yang mengundang pelaku untuk
memerkosanya.
2. Gangguan mental
Korban pemerkosaan berisiko tinggi mengalami beberapa gangguan mental, seperti
depresi, post-traumatic stress disorder (PTSD), dan gangguan cemas. Ini dapat terjadi
karena korban selalu teringat akan kejadian traumatis tersebut, sehingga mereka merasa
selalu dalam bahaya.
3. Keinginan untuk bunuh diri
Bunuh diri merupakan salah satu dampak psikologis paling fatal yang bisa dialami
korban pemerkosaan. Faktor utama yang kerap memicu tindakan ini karena korban telah
mengalami depresi atau PTSD berkepanjangan, sehingga mereka berpikir bahwa tidak
ada gunanya lagi menjalani hidup.

G. Masalah penyakit menular HIV/ AIDS


HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4
yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai
penyakit.HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang
disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari
infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti
darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular
melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.HIV
adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh
penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV,
tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat
meningkatkan harapan hidup penderita.

1.Gejala HIV dan AIDS


Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi
HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah
flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus
HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium
lanjut menjadi AIDS.Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya
terserang HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang
disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara
lain diare kronis, pneumonia, atau toksoplasmosis otak.
Penyebab dan Faktor Risiko HIV dan AIDS
Penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau HIV, sesuai dengan
nama penyakitnya. Bila tidak diobati, HIV dapat makin memburuk dan berkembang
menjadi AIDS.
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum
suntik, dan transfusi darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat menular dari ibu ke anak
selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan adalah sebagai berikut:
 Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan
pengaman
 Menggunakan jarum suntik bersama-sama
 Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa
menggunakan alat pengaman diri yang cukup
Lakukan konsultasi ke dokter bila Anda menduga telah terpapar HIV melalui cara-cara di
atas, terutama jika mengalami gejala flu dalam kurun waktu 2–6 minggu setelahnya.
Pengobatan HIV dan AIDS
Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa
terapi antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah banyak
sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh.
Pencegahan HIV dan AIDS
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari dan
meminimalkan penularan HIV:
 Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
 Tidak berganti-ganti pasangan seksual
 Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
 Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik
 Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan, dan
pengobatannya, terutama bagi anak remaja

H. Masalah pelacur demografi PSK


Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan
hubungan seksual untuk uang. Di Indonesia pelacur (pekerja seks komersial) sebagai
pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini menunjukkan bahwa
prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh masyarakat,
mereka kerap digunduli bila tertangkap aparat penegak ketertiban, Mereka juga digusur
karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan
karena melanggar hukum.
Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual dirinya dengan melakukan
hubungan seks untuk tujuan ekonomi Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa
seksual. Pelacuran adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual
pelanggan, biasanya pelayanan ini dalam bentuk penyerahan tubuhnya (Wikipedia,
2007).
Sebelum adanya istilah pekerja seks komersial, istilah lain yang juga mengacu kepada
pelayanan seks komersial adalah pelacur, prostitusi, wanita tuna susila (WTS).
Pekerjaan melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau ini
terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka darimasa kemasa. Sundal
selain meresahkan juga mematikan, karena merekalah yang ditengarai menyebarkan
penyakit AIDS akibat perilaku sex bebas tanpa pengaman bernama kondom.

I. Penyuluhan dasar remaja


Remaja merupakan sekelompok manuasia yang berada dalam proses peralihan
dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Masa ini berkisar antara 9-10 th sampai 19-20 th
untuk wanita, dan 11-12 th sampai 21-22 th untuk pria.
Perubahan yang terjadi pada masa ini adalah:
1. Cendrung ingin bebas, ingin mencoba-coba tapi kurang disertai pertimbangan yang
mendalam.
2. Lebih suka berkelompok dengan teman sebaya dan sering mudah terpengaruh oleh
pergaulan.
3. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak sampai menjelang
dewasa. Remaja belum mandiri, sebab secara ekonomi dan sosial masih tergantung
pada orang tua.
4. Perkembangan alat reproduksi semakin matang, sehingga menimbulkan hasrat dan
dorongan seksual. Padahal, hubungan seks sebelum menikah pada remaja dapat
membawa akibat yang merugikan .
5. Ketidakmampuan menata dorongan seksual menghadapakan remaja pada kondisi dan
situasi kritis atau rawan, sebab dorongan seksual yang tidak dikendalikan dapat
merugikan masa depan remaja,kehamilan, penyakit menular seksual adalah sebagian
dari kerugian akibat ketidakmampuan mengendalikan dorongan seksual.
6. Tahap perkembangan ini juga dikenal sebagai masa akilbalig/masa pubertas.
7. Seks pra nikah merupakan salah satu masalah yang bisa mengancam remaja.
Defenisi seks pra nikah adalah: hubungan seks yang dilakukan remaja sebelum nikah
Faktor-faktor yang menyebabkan seks pra nikah meliputi:
a. Kurang menghayati ajaran agama.
Pengetahuan norma sesuai ajaran agama yang kurang disertai penghayatan, dapat
menimbulkan perilaku menyimpang atau melakukan hubungan seks pranikah.
b. Pengetahuan yang kurang mengenai seks pranikah, penyebab dan akibatnya.
c. Terlibat dalam pergaulan bebas.
Salah memilih teman dapat merugikan masa depan karena terbawa oleh pengaruh
yang buruk, seperti gaya seks bebas, penggunaan narkoba, tindak kriminal dan
kekerasan.
d. Pengawasan masyarakat semakin menurun.
Masyarakat tidak lagi melakukan pengawasan terhadap perbuatan yang melanggar
nilai-nilai sosial budaya. Pengawasan yang semakin longgar terhadap perilaku
menyimpang, termasuk hubungan seks pra nikah, menyebabkan kepatuhan terhadap
nilai-nilai sosial budaya menjadi menurun.
Akibat seks pra nikah pada remaja dapat merugikan kesehatan reproduksi dan kondisi
mental/kejiwaan. Akibat seks pranikah antara lain:
1. Kejiwaan;
a. Pada perempuan kehilangan keperawanan
b. Pada laki-laki kehilangan keperjakaan.
Keadaan ini bisa mengakibatkan timbulnya masalah mental seperti:
- cemas
- suka melamun
- depresi
- ingin bunuh diri

2. Agama dan Sosial


a. Dosa dan aib bagi keluarga
b. Dikucilkan dari pergaulan teman sebaya/masyarakat sekitarnya.
c. Kawin terpaksa
d. Kehamilan yang tidak diinginkan
3. Kesehatan
a. Kehamilan yang tidak diinginkan yang sering menimbulkan komplikasi sampai
kematian pada ibu dan bayinya
b. Penguguran kandungan (aborsi)
c. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS

Cara untuk menghindari seks pra nikah:


1. Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuan, misalnya olah raga,kesenian,berorganisasi.
2. Taat beribadah
3. hindari berduaan di tempat yang sepi
4. Tidak mengajak dan berani menolak ajakan melakukan Seks Pra nikah.

Bagaiman menjadi Remaja sehat


a. Taat beribadah
b. Giat belajar/bekerja menuju masa depan yang sukses
c. Mengembangkan hobi yang positif
d. Peduli terhadap lingkungan dan sesama teman
e. Percaya diri, mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawb.
f. Menghindari merokok,minum beralkohol dan narkoba

J. Penyuluhan seks pada wanita


Kesehatan reproduksi perempuan adalah suatu keadaan sehat perempuan secara fisik, mental
dan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan. Masalah
kesehatan reproduksi pada seorang perempuan sangat dirasakan ketika masa kesuburannya
berakhir (menopause), Menurut dr. Mery Sulastri, Educator & Trainer Mundipharma
Indonesia yang harus diperhatikan adalah:
 Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan area kewanitaan

 Mencuci area vulva dengan air bersih dan gunakan pembersih area kewanitaan yang
sesuai dengan kebutuhan
 Membersihkan area kewanitaan dari arah depan ke belakang supaya kotoran dari
belakang tidak terbawa ke depan

 Keringkan dengan handuk bersih atau tissue sekali pakai dengan arah depan ke belakang
dan jangan diulang

 Gunakan pakaian dalam berbahan katun yang menyerap keringat dan ganti jika sudah
mulai lembap

 Ganti pembalut/pantyliners/pakaian dalam secara berkala maksimal 6 jam sekali

 Hindari penggunaan panty parfume

 Memeriksakan diri ke ginekologi minimal 1 tahun sekali (atau saat memiliki masalah
seperti sakit perut berlebihan, mens yang tidak teratur, dll)

 Pertahankan pH vagina yang sehat: 3,5 – 4


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengetahuan seksual yang benar dapat memberikan petunjuk pada seseorang kearah
perilaku seksual yang benar dan bertanggung jawab serta dapat membantunya dalam membuat
keputusan pribadi yang penting tentang seksualias. Sebaliknya pengetahuan seksual yang sangat
kurang dapat mengakibatkan penerimaan yang salah tentang seksualitas, sehingga menimbulkan
tingkah laku yang salah dengan segala akibatnya. Kehidupan seksual yang sehat dapat mencegah
dan menurunkan angka kejadian infeksi HIV/AIDS

B. Saran
Bagi Mahasiswa dan Masyarakat diharapkan dapat melaksanakan kehidupan seksual
yang sehat sehingga dapat mencegah dan menurunkan angka kejadian infeksi HIV/AIDS
DAFTAR PUSTAKA

Asan, A. Hak reproduksi sebagai etika global dan implementasinya dalam pelayanan KB di NTT. BKKBN.
(2007).

Convention Watch. Hak azasi perempuan instrument hukum untuk mewujudkan keadilan gender. Jakarta.
YayasanObor Indonesia. (2007).

Everett S. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif EGC. Jakarta. (2012).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, “Kesehatan Reproduksi di Indonesia”, Dirjen Pembinaan


Kesehatan Masyarakat. Jakarta. (1996).

Departemen Kesehatan RI. Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu. Jakarta. (2002).

Kartono. Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Sinar Harapan.Jakarta. (1998).

Manuaba. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC. Jakarta (1998).

Pinem. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi.

Trans Info Media. Jakarta. (2009). Prawirohardjo, S. Bunga rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta.
(2009).

Purwieningru, E. Gender dalam Kesehatan Reproduksi. www.bkkbn.go.id. Jakarta. (2008)

Sebagariang, dkk. Kesehatan Reproduksi Wanita. Trans Info Media. Jakarta. (2010) Surya, Adi.

Kesehatan reproduksi dalam prespektif gender.www.google.com. (2011).

Anda mungkin juga menyukai