Disusun Oleh
KELOMPOK 2:
1. Kartika (08021A004)
2. Mitha Awalia (08021A005)
3. Mitha Juniastuti (08021A006)
2021
Jalan patimura Perum sosial No 25 rt 28 kelurahan batu ampar, Kecamatan Balikpapan Utara, Batu Ampar,
Kec. Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 7612
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Seks Sehat”.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas kami dalam Mata Pelajaran Mutu Layanan Kebidanan.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pelayanan Mutu Layanan
Kebidanan bagi para pembaca dan juga bagi kami.kami mengucapkan terima kasih kepada Hj.Eny
Sri Widayanti, S.SiT.M.Kes
selaku Dosen Mata Kuliah Mutu layanan kebidanan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pengertian perilaku seksual Berikut ini akan diuraikan lebih dahulu mengenai pengertian
perilaku dan seksualitas. Azwar (1988) mendefenisikan perilaku sebagai reaksi yang dapat
bersifat sederhana maupun kompleks serta mempunyai sifat diferensial. Artinya suatu
stimulus yang sama belum tentu akan menimbulkan bentuk reaksi yang sama dari individu
dan sebaliknya suatu reaksi yang sama juga belum tentu timbul akibat stimulus yang sama.
Adanya perilaku yang ditunjukkan oleh individu tidak bisa muncul dengan sendirinya, akan
tetapi sebagai akibat dan adanya stimulus yang mengenai individu tersebut. Perilaku ini
merupakan bentuk respon terhadap stimulus yang mengenainya (Walgito, 1994).
Dari pengertian-pengertian perilaku tersebut, dapat dikatakan bahwa perilaku merupakan
fasilitas dari suatu proses mental secara internal, yang dapat di ukur dengan berbagai cara,
baik secara langsung, observasi, maupun secara tidak langsung (menggunakan fasilitas alat
ukur).
Seks merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang bersifat mstmktif dan iaten,
artinya seks merupakan suatu kebutuhan yang secara alamiah mengingmkan untuk mendapat
pemenuhan. Dan remaja adalah masa di mana pemenuhan akan kebutuhan seks ini begitu
menonjol. pengertian seksualitas dapat dibedakan menjadi dua. Pengertian dalain arti sempit
dan pengertian dalam arti luas. Pengertian seksualitas dalam arti sempit adalah kelamin, yang
terdin dari alat kelamm, anggota-anggota tubuh dan ciri-ciri badaniah yang membedakan pria
dan wanita, kelenjar dan honnon kelamin, hubungan seksual serta pemakaian alat kontrasepsi.
Pengertian seksualitas dalam arti luas adalah segala hal yang terjadi akibat dari adanya
perbedaan jenis kelamin. seperti perbedaan tmgkah laku, perbedaan atribut, perbedaan peran
atau pekeqaan dan hubungan pria dan wanita.
1.2.Rumusan Masalah
2. Bagaimana kehidupan seksual yang sehat
3. Bagaimana menjaga kesehatan reproduksi
4. Apa saja macam macam masalah Kesehatan Seks
5. Apa saja Dampak kekerasan seksual
1.3.Tujuan Penulis
2. Untuk mengetahui kehidupan seksual yang sehat
3. Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksi
4. Untuk mengetahui masalah kesehatan seksual
5. Untuk mengetahui dampak kekeran seksual
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang
layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual yang memiliki hubungan yang serasi,
selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan.
B. Kesehatan Reproduksi
Pelayanan Kebidanan yang bermutu serta pentingnya kesehatan perempuan dalam usia
reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat, berkualitas yang nantinya
berdampak pada penurunan Angka Kematian Ibu.
b. Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan hamil,
jumlah dan jarak kehamilan.
c. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku seksual
dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anakanaknya.
C. Kontrasepsi
kegiatan terkait dengan pemberian obat, pemasangan atau pencabutan alat kontrasepsi dan
tindakan-tindakan lain dalam upaya mencegah kehamilan. Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, mengurangi angka
kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi baru lahir dengan:
• menyiapkan kesehatan remaja, calon pengantin, dan/atau pasangan usia subur pada masa
sebelum hamil
• menjamin kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas;
2. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim
tumbuh di luar rahim. Misalnya pada ovarium, belakang rahim, dinding perut, dan lain
sebagainya Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri, menstruasi berat,
hingga bisa memengaruhi kemampuan untuk memiliki anak alias kesuburan Anda.
3. Kanker
Kanker adalah salah satu masalah kesehatan reproduksi yang paling ditakuti. Penyakit
ini dapat tumbuh di area reproduksi dan bermacam-macam bentuknya.Kanker yang
paling sering terjadi pada area reproduksi wanita adalah kanker serviks (mulut rahim).
Selain itu ada juga kanker ovarium, kanker rahim, kanker vagina, dan kanker vulva.
5. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi yang dapat memengaruhi kesehatan reproduksi dan kesuburan
adalah menopause dini dan primary ovarian insufficiency (POI). Menopause dini
ataupun POI umumnya terjadi pada wanita yang berusia di bawah 40 tahun.Pada kasus
menopause dini, siklus menstruasi akan berhenti secara permanen. Sementara pada POI,
haid masih bisa terjadi, hanya saja tidak teratur dan mungkin berhenti selama berbulan-
bulan.
6. Fibroid Rahim
Fibroid rahim adalah masalah kesehatan reproduksi berupa pertumbuhan sel otot dan
jaringan di dalam rahim. Tumor ini bersifat jinak dan mungkin sebagian wanita tidak
mengalami gejala apa pun.Akan tetapi, fibroid rahim juga dapat memengaruhi
kesuburan dan meningkatkan berbagai risiko komplikasi kehamilan yang berbahaya,
seperti keguguran atau persalinan prematur.
2. Disfungsi seksual
Salah satu jenis masalah kesehatan reproduksi pria yang paling umum adalah disfungsi
seksual. Bentuk-bentuk disfungsi seksual yang dapat terjadi pada pria, yaitu disfungsi
ereksi, ejakulasi dini, ejakulasi tertunda atau terhambat, hingga libido rendah.
3. Kanker
Ada dua jenis kanker yang termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi pria. Kedua
jenis kanker ini adalah kanker prostat dan kanker testis.Seiring bertambahnya usia, risiko
Anda mengalami kanker prostat semakin tinggi. Selain itu, riwayat kanker dalam
keluarga juga meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat dan kanker testis.
4. Gangguan prostat
Gangguan prostat termasuk salah satu masalah kesehatan reproduksi pria, khususnya bagi
Anda yang telah lanjut usia. Sejumlah masalah yang biasanya menyerang kelenjar prostat
adalah pembesaran prostat, peradangan prostat, dan kanker prostat.
5. Gangguan testis
Berikut adalah beberapa masalah kesehatan reproduksi pria yang berkaitan dengan
kondisi testis:
Testis tidak turun atau undesensus testis, yaitu masalah kesehatan reproduksi bawaan
lahir yang ditandai dengan testis tidak turun ke skrotum. Kondisi ini sebaiknya
ditangani sebelum bayi berusia 1 tahun. Jika dibiarkan testis dapat mengalami
kerusakan, menyebabkan kemandulan, serta berisiko mengembangkan kanker testis.
Varikokel, yakni kondisi saat pembuluh vena di sekitar testis mengalami pelebaran.
Hidrokel, yakni kondisi terjadinya penumpukan cairan di sekitar testis yang bisa
berbahaya.
Masalah gender dan seksualitas
Secara garis besar, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), seksualitas merupakan
aspek hidup manusia yang mencakup seks, identitas dan peran gender, orientasi seksual,
erotisme, kenikmatan, keintiman dan reproduksi. Seksualitas dialami dan diekspresikan
dalam pikiran, fantasi, hasrat, kepercayaan, sikap, nilai, perilaku, kebiasaan, peran dan
relasi. Seksualitas ini dialami dan diekspresikan dalam pikiran, fantasi, hasrat,
kepercayaan, sikap, nilai, perilaku, kebiasaan, peran dan relasi. Meskipun seksualitas bisa
mencakup semua dimensi ini, tidak semuanya selalu dialami atau diekspresikan.
Gender
Sementara itu, gender merujuk pada keragaman peran, fungsi, dan identitas yang
merupakan hasil konstruksi sosial atau bentukan masyarakat. Pemaknaan fungsi gender
itu sangat kontekstual, bisa berbeda di satu tempat dengan tempat lainnya, juga satu
budaya dengan budaya lainnya. Pembahasan mengenai gender biasanya melekat dengan
kualitas sifat maskulin dan feminin.
Mencuci area vulva dengan air bersih dan gunakan pembersih area kewanitaan yang
sesuai dengan kebutuhan
Membersihkan area kewanitaan dari arah depan ke belakang supaya kotoran dari
belakang tidak terbawa ke depan
Keringkan dengan handuk bersih atau tissue sekali pakai dengan arah depan ke belakang
dan jangan diulang
Gunakan pakaian dalam berbahan katun yang menyerap keringat dan ganti jika sudah
mulai lembap
Memeriksakan diri ke ginekologi minimal 1 tahun sekali (atau saat memiliki masalah
seperti sakit perut berlebihan, mens yang tidak teratur, dll)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengetahuan seksual yang benar dapat memberikan petunjuk pada seseorang kearah
perilaku seksual yang benar dan bertanggung jawab serta dapat membantunya dalam membuat
keputusan pribadi yang penting tentang seksualias. Sebaliknya pengetahuan seksual yang sangat
kurang dapat mengakibatkan penerimaan yang salah tentang seksualitas, sehingga menimbulkan
tingkah laku yang salah dengan segala akibatnya. Kehidupan seksual yang sehat dapat mencegah
dan menurunkan angka kejadian infeksi HIV/AIDS
B. Saran
Bagi Mahasiswa dan Masyarakat diharapkan dapat melaksanakan kehidupan seksual
yang sehat sehingga dapat mencegah dan menurunkan angka kejadian infeksi HIV/AIDS
DAFTAR PUSTAKA
Asan, A. Hak reproduksi sebagai etika global dan implementasinya dalam pelayanan KB di NTT. BKKBN.
(2007).
Convention Watch. Hak azasi perempuan instrument hukum untuk mewujudkan keadilan gender. Jakarta.
YayasanObor Indonesia. (2007).
Departemen Kesehatan RI. Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu. Jakarta. (2002).
Trans Info Media. Jakarta. (2009). Prawirohardjo, S. Bunga rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta.
(2009).
Sebagariang, dkk. Kesehatan Reproduksi Wanita. Trans Info Media. Jakarta. (2010) Surya, Adi.