Anda di halaman 1dari 7

Psikologi Kognitif dan Emosi

ATENSION

Dosen Pengampu
Mohamad Iksan, S.Psi.,M.A

Oleh
Rony Ashfasidik 
19610002

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL BUDAYA  
UNIVERSITAS GAJAYANA  
MALANG
2020
ATENTION

Atensi adalah sebuah konsentrasi dari aktivitas mental. Atensi atau perhatian merupakan
pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia.
Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun proses kognitif lainnya.

Pembagian Atensi

Konsekuensi dari tugas pembagian atensi dapat juga menyebabkan terancamnya jiwa.
Manusia sangat kompeten, sebelum mereka dapat memberikan atensi pada apapun secara
bersamaan.

Dalam tugas pembagian atensi, orang harus mengikuti pada beberapa pesan aktif secara
serempak, merespon masing-masing sesuai kebutuhan. Contohnya, mahasiswa dilatih untuk
membaca cerita dengan pelan pada waktu yang sama mereka juga mengingat kata-kata yang
aneh yang didiktekan oleh peneliti. Pertama, mahasiswa menemukan kesulitan untuk
mengkombinasikan kedua tugasnya, kecepatan membaca mereka berkurang dan hasil tulisannya
tidak terbaca. Tetapi, setelah 6 bulan pelatihan, mereka dapat membaca dengan cepat ketika
mendengarkan dikte dan menuliskannya.

Atensi yang Selektif

Atensi yang selektif berhubungan dengan pembagian atensi. Dalam pembagian atensi,
orang diberikan instruksi untuk memberikan atensi yang sama pada beberapa tugas. Pada selektif
atensi, orang dilawankan dengan dua atau lebih tugas yang serempak dan dibutuhkan untuk
memfokuskan atensi mereka pada salah satu serta mengabaikan yang lain.

Salah satu teknik dalam atensi yang selektif ini di cetuskan oleh Cherry (1953) disebut
shadowing technique. Dalam shadowing tahnique, seseorang harus mendengarkan beberapa seri
kata dan mengulanginya setelah dibacakan. Hasilnya menunjukkan bahwa orang sedikit
menyebutkan kata tersebut pada pesan kedua.

Moray (1959) menemukan bahwa orang menyebutkan nama mereka jika dimasukkan di
dalamnya pesan tidak langsung. Jadi, jika dalam sebuah pesta, kemudian anda mendengar nama
anda disebutkan maka anda akan mencari-cari walaupun sebenarnya tujuannya bukan kepada
anda.

Treisman menemukan bahwa orang kadang-kadang mengikuti kalimat yang berarti dan
mulai membayangkan pesan pada telinga bahwa mereka dianggap mengabaikan.

Ketika atensi pendengaran orang dibagi, meraka dapat mengingat beberapa karakteristik
dari pesan tak langsung, seperti jenis kelamin dari pembicara dan jika nama mereka disebutkan

Stroop effect adalah observasi bahwa orang memberikan perhatian lebih pada nama
stimulus warna ketika digunakan dalam mencetak sebagai kata yang tidak kongruen daripada
ketika itu ditunjukkan dalam warna yang jelas dengan bentuk persegi. Orang kesulitan
menyebutkan “biru” ketika tinta biru digunakan pada kata merah. Tugas stroop mengaktifkan
dua jalan pada satu waktu. Jalan pertma diaktifkan dengan tugas memberi nama tinta warna, dan
jalan lain diaktifkan dengan tugas membaca kata. Gangguan terjadi jika dua jalan tadi bersaing
actif secara serempak dan dikenai tugas untuk menunjukkan.

Teori-teori atensi

a. Teori Pertama Atensi

Teori pertama atensi menekankan bahwa orang sangat terbatas dalam sejumlah informasi
yang dapat mereka proses pada satu waktu. Konsep teori ini seperti bottleneck. Teori ini terbatas
pada kuantitas informasi yang dapat kita perhatikan. Ketika satu pesan diterima, maka pesan lain
akan menghilang. Teori bottleneck ini mengganggap lemah fleksibilitas atensi manusia.

b. Automatic Versus Controlled Processing

Walter Schneider dan Richard Shiffirin telah mengemukakan dua level memproses atensi
yang relevan, automatic processing dan controlled processing. Automatic processing dapat
digunakan pada tugas mudah termasuk item berat yang sudah biasa dilakukan. Controlled
processing harus digunakan pada tugas sulit atau item tugas yang tak biasa dilakukan. Automatic
processing bersifat parallel, kita dapat mengerjakan dua atau lebih item pada satu waktu.
Sedangkan controlled processing bersifar seri, hanya satu item dapat dikerjakan pada satu waktu.
Contohnya, seseorang harus menyebutkan untuk menemukan gambar pada empat target, B, P, Q,
dan Y. Kemudian semua ukuran set target dan item nomor pada gambar bermacam-macam.

Bagian yang sulit adalah “varied-maping condition”, item set target dan item yang tidak
relevan semuanya berasal dari satu kategori. Contohnya, seseorang harus mencari kata-kata,
dengan item yang tidak relevan kata-kata juga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keakuratan adalah berbeda untuk dua mapping


condition. Yang lebih mudah, consistent-mapping condition, waktu pembukaan adalah variabel
yang mempengaruhi keakuratan, orang akan lebih akurat ketika mereka melihat masing-masing
frame lama. Orang juga akan seakurat jika ada empat huruf atau nomor pada masing-masing
frame sama ketika hanya ada satu huruf atau nomor.

Feature-Integration Theory

Anne Treisman mengemukakan feature-integration theory, kita kadangkadang dapat memproses


gambar secara otomatis, dengan memproses semua bagian gambar pada waktu yang sama,
gambar lain membutuhkan focused attention dengan masing-masing item dalam memproses
gambar satu waktu.
a. Preattentive Processing dan Focused Attention

Tingkat pertama teori ini adalah preattentive processing, termasuk registrasi otomatis
gambar menggunakan parallel processing melewati bidang. Preattentive processing, secara
relative merupakan jenis level rendah pemrosesan.

Tingkat kedua adalah focused attention, termasuk seri pemrosesan di mana objek
diidentifikasi sekali. Focused attention jenis pemrosesan yang lebih diminta, dibutuhkan ketika
objek lebih kompleks. Jika gambar terisolasi diproses secara otomatis pada preattentive
processing, kemudian orang harus bisa secara cepat menempatkan target diantara yang lain.
Contohnya, partisipan mencari lingkaran yang ada garis dan yang tanpa garis. Maka akan lebih
mudah mencari lingkaran yang ada garis.

b. Illusory Conjunctions

Illusory conjunction adalah ketidaktepatan kombinasi gambar, mengkombinasikan satu


bentuk objek dengan warna objek yang berdekatan. Contohnya, seseorang yang melihat X
berwarna merah dan O berwarna hijau akan menyebutkan telah melihat O merah. Ketika
stimulus ini dihilangkan dari fokus atensi, gambar objek menjadi tidak menempel dari yang lain
dan akan dikombinasi ulang secara acak. Dasar Biologis dari Atensi

William James menyebutkan teknik awal yang menunjukkan imajinasi pencetus dari
teknik penggunaan cerebral blood-flow dalam PET modern-day. Teknik kedua telah
mengidentifikasi jaringan jaringan dari area yang melewati otak yang mendapat bermacam-
macam atensi. Contohnya, ketika atensi dibutuhkan untuk mendeteksi target dalam sebuah
situasi termasuk interferensi adalah pengaktifan area diantara bagian depan kortex serebral.

Jaringan posterior atensi yang bertanggung jawab untuk macam-macam atensi termasuk
pencarian visual, termasuk struktur terpendam dalam pusat otak seperti bagian penutup luar otak
yang disebut kortex parietal.

Kebanyakan peneliti menggunakan teknik regional cerebral blood-flow, menukar aliran


darah yang mengindikasikan aktivitas neural. Kortex parietal menunjukkan peningkatan aliran
darah ketika orang memperhatikan pada sebagian lokasi.

Metode penting lain pada penelitian dasar biologis dari atensi termasuk studi klinis orang
yang terluka, atau kerusakan spesifik otak yang disebabkan oleh struk, kecelakaan atau trauma
lain. Orang yang mengalami kesulitan mengingat stimulus visual baru pada daerah parietal
bagain hemisfer kanan otak terlihat pada nagian kiri pada dibidang visual mereka.
EMOSION

Emosi adalah perasaan atau afeksi yang memiliki 3 komponen yakni, ketergugahan
fisiologis, pengalaman yang disadari dan ekspresi perilaku. Dasar biologis dari emosi terpusat
pada ketergugahan fisiologis yang melibatkan sistem saraf otonom dan dua subsistemnya.

Teori Emosi.

Teori James−Lange. Teori ini menyatakan bahwa emosi adalah hasil dari keadaan
fisiologis yang dipicu oleh rangsangan lingkungan. Dengan kata lain, emosi mengikuti reaksi
fisiologis.

Teori Cannon−Bard. Teori ini menyatakan bahwa emosi dan reaksi fisiologis terjadi
bersamaan.

Faktor terjadinya emosi.

a. Faktor kognitif
Scahchter dan Singer menyatakan teori dua faktor bahwa emosi adalah hasil dar
rangsangan fisiologs dan pemberian label secara kognitif. Lazarus peraya bahwa kognisi
selalu mengarahkan emosi, namun Zajonc berpendapat bahwa emosi yang mengarahkan
kognisi. Kedua pendapat ini mungkin sama benarnya.
b. Faktor Perilaku
Penelitian tentang komponen perilaku dari emosi menekankan pada pengekspresian
wajah. Hipotesis umpan balik wajah menyatakan bahwa ekspresi wajah dapat
memengaruhi emosi, sebagaimana juga dapat merefleksikan emosi tertentu.
c. Faktor Sosio Kultural
Kebanyakan psikolog percaya bahwa ekspresi wajah dari measi dasar bersifat sama pada
beragam budaya. Namun demikian, aturan penampilan emosi yang melibatkan
sinyal−sinyal nonverbal dari emosi dengan gerakan tubuh, postur, maupun gestur,
bervariasi antarbudaya, stereotip yang ada menyatakan bahwa wanita lebih emosional
dari pria tidak hanya sebuah stereotip belaka. Kendati demikian, banyak pengaruh
konteksual pada ekspresi emosi oleh pria dan wanita.

Pengklasifikasian Emosi

Klasifikasi emosi telah melibatkan model roda dan pendekatan dua dimensi. Model roda
yang diajukan oleh Plutchik menggambarkan emosi dalam 4 dimensi yakni. Positif atau negatif,
primer atau campuran, kutub yang bertentangan, dan intensitas.

Pendekatan dua dimensi, untuk mengkategorikan emosi berpendapat bahwa hanya ada
dua dimensi umum dari pengalaman emosi yakni, afeksi positif dan afeksi negatif. Emosi positif
mungkin berperan penting dalam kesejahteraan seseorang melalui adaptasi, pertumbuhan,
hubungan sosial, dan upaya membangun sumber daya pribadi dan sosial.
Emosi dasar

Berbagai teori mengkategorikan emosi dasar menjadi beberapa bagian yakni :

1. Beberapa emosi dasar adalah bawaan dari lahir.


2. Emosi berkembang dan beradaptasi terhadap lingkungan.
3. Beberapa respon hal menyenangkan disebabkan oleh dikeluarkannya zat kimia dalam
otak yang disebut neurotransmitter. Kenaikan level dari neurotransmitter dopamine telah
melibatkan pengalaman dalam kebahagiaan. Secara spesifik, endrophin dan encephalin
muncul untuk menaikkan rasa senang dan menurunkan pengalaman menyakitkan.

Pengalaman dari emosi juga melibatkan proses kognisi seperti pelabelan respon
fisiologis, dan makna interpretatif yang dipergunakan untuk stimulus tersebut.

Sejumlah emosi positif adalah dasar pembentuk sejumlah blok bangunan dunia emosi,
tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit dari emosi dasar lainnya. Emosi dasar itu dapat
dikombinasikan antara satu dengan yang lainnya dan menghasilkan emosi lainnya yang lebih
tajam. Misalnya, optimisme adalah perpaduan antara antisipasi dan kesenangan.

Perbedaan Peran dari Emosi Positif dan Negatif.

Emosi negatif sangat berguna, misalnya emosi seperti takut, kecemasan, keprihatinan dan
kemarahan menyajikan dengan jelas fungsi terminologi dari adaptasi proteksi dan pertahanan
dari organisme dan ancaman. Sedangkan emosi positif membuat kita merasa baik setelah
berbagai macam bahaya dapat diatasi.

Emotional Intelligence.

Emotional Intelligence dikaitkan dengan kemampuan untuk mempersepsi emosi,


mengasimilasi emosi terhadap hal terkait yang dirasakan, memahami informasi dari setiap emosi,
dan cara mengelolanya. Salovey dan Mayer menerangkan model dari Emotional Intelligence ke
dalam 5 karakteristik antara lain :

1. Dapat mengenai emosi apa yang dirasakan diri sendiri.


2. Dapat menjalin hubungan interpersonal yang baik.
3. Dapat mengontrol dan menggunakan emosi untuk memotivasi diri.
4. Dapat memahami emosi yang dirasakan oleh orang lain.
5. Dapat mengontrol emosi serta perilaku, mood, dan pengendalian stress.

Tinggi rendahnya emotional intelligence seseorang memiliki korelasi yang positif dengan
kemampuan verbal yang direpresentasikan skor IQ, skala empati, keputusan hidup, dan tingkat
kehangatan yang didapatkan dari orang tua sebagai anak.
Teori mengenai kreativitas emosional dari Jamees Averill yakni “manusia dapat
menggunakan emosi dengan berbagai cara yang kreatif untuk membantu perkembangan dalam
merasakan makna, kekuatan, dan keterkaitan dalam hidup.”

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rata−rata emosi seseorang seumur hidupnya


merupakan bawaan dari lahir.

Anda mungkin juga menyukai