Proposal
OLEH :
AFRIZAL
21010144
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
janin dapat hidup di luar kandungan yang menurut para ahli ada sebelum usia
16 minggu dan 28 minggu dan memiliki 400-1000 gram, tetapi jika terdapat
fetus hidup dibawah 400 gram itu dianggap keajaiban karena semakin tinggi
BB anak waktu lahir semakin besar kemungkinan untuk dapat hidup terus
dapat hidup di luar kandungan. sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Sarwono, 2014).
kehamilan itu sendiri. Wanita dengan riwayat abortus mempunyai risiko yang
di Afrika sekitar 97 % pada tahun 2019. Kehamilan terjadi di dunia sekitar 208
juta pada tahun 2019, secara global sekitar 86 juta kehamilan tidak diinginkan
2
3
abortus buatan sekitar 750.000-1.5 juta setiap tahunnya. Frekuensi ini dapat
mencapai 50% bila diperhitungkan mereka yang hamil sangat dini, terlambat
haid beberapa hari sehingga wanita itu sendiri tidak mengetahui bahwa ia
sudah hamil. Angka kematian karena abortus mencapai 2500 setiap tahunnya
(Hastono, 2016).
memperlihatkan emosi dan perasaan bersalah, ingin bunuh diri, rasa menyesal
mendalam dan tak punya harga diri dan juga termasuk respon depresi. Respon
2018).
faktor ibu, faktor janin, faktor lingkungan. Faktor ibu seperti usia, paritas,
penyakit kronis yang diderita ibu (hipertensi, anemia, tuberkulosis paru aktif,
4
nefritis dan diabetes yang tidak terkontrol), bentuk rahim yang kurang
sempurna stress atau ketakutan, Faktor janin bisa disebabkan oleh kelainan
fisik, kecelakaan, lantai yang licin, terkena pengaruh radiasi, polusi, pestisida
Sumatera Barat menyimpulkan bahwa tingkat terjadi nya abortus pada ibu
hamil di usia produktif banyak terjadi karena tingkat pengetahuan ibu akibat
angka peran serta akseptor Keluarga Berencana (KB) menjadi rendah. Hal ini
(Putri, 2019).
kejadian abortus didapatkan nilai p-value 0.001 (p<0.05). Hal ini dikaitkan
dengan adanya faktor-faktor resiko yang berpotensi pada diri ibu hamil,
kelainan letak janin. Selain itu riwayat abortus juga dikaitkan dengan jumlah
kesehatan berjumlah 83,72%. Ibu hamil dengan resiko tinggi atau komplikasi
Dilaporkan Pada Tahun 2020 sebanyak 6512 orang (26,98%) (Dinkes, 2020).
abortus yaitu sebanyak 30 kasus dari 298 ibu hamil pada 27 desa Tahun 2020.
Beberapa faktor resiko yang berkaitan dengan abortus adalah faktor ibu, faktor
pemeriksaan antenatal care yang lebih intensif guna mengetahui dan mencegah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Kabupaten Pidie.
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Pidie.
Kabupaten Pidie.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti
c. Bagi perawat
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada
tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400 gram itu dianggap keajaiban
neonatus yang memiliki berat kurang dari 500 gr. Namun definisi abortus
2015).
kehamilan oleh sebab apapun. Jika abortus terjadi secara spontan, istilah
8
9
kehamilan sebelum usia gestasi lengkap 20 minggu, 139 hari, dihitung dari
hari pertama haid normal terkahir. Kriteria yang sering digunakan untuk
abortus adalah pengeluaran janin atau neonatus yang beratnya kurang dari
500 gram.
terjadi pada trimester pertama (<13 minggu) dan sangat sedikit terjadi pada
2. Klasifikasi abortus
a. Abortus Spontan
usia ibu dan ayah. Frekuensi abortus yang diketahui secara klinis
tahunsampai 26% pada mereka yang lebih dari 40 tahun. Insiden abortus
meninggal selama 4-8 minggu atau lebih. Saat ovum mati, mungkin
1
tiga kali atau lebih abortus spontan rekuren umumnya terjadi secara
kebetulan.
Abortus buatan atau abortus yang diinduksi yaitu tindakan abortus yang
pasien.
3. Etiologi
sendiri, faktor ibu, dan faktor bapak (Nurarif & Kusuma, 2015).
a. Kelainan ovum
1) Ovum patologis
d. Penyakit-penyakit ibu
berat,anemia gravis
menerima implantasi hasil konsepsi. Selain itu juga karena gizi ibu yang
1
kurang karena anemia atau terlalu pendeknya jarak kehamilan. Hal lain juga
dipengaruhi oleh obat dan radiasi, faktor psikologis, kebiasaan ibu (merokok,
Kadar hemoglobin (Hb) yang rendah akibat defisiensi besi pada darah
ibu hamil akan menyebabkan peningkatan kerentanan terjadi abortus. Zat besi
yaitu sebagai salah satu bahan dalam sintesis Hb di dalam eritrosit. Seorang
ibu yang mengalami anemia defisiensi besi selama kehamilan tidak dapat
4. Manifestasi Klinis
berikut :
a. Tanda dan gejala secara umum pada abortus adalah: Terlambat haid
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
konsepsi
1
d. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri
e. Pemeriksaan ginekologi:
sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau
atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau
lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang,
kejadian abortus pada ibu hamil meliputi faktor ibu, faktor janin dan faktor
lingkungan.
1. Faktor Ibu
a. Faktor Internal
1) Usia
usia muda keadaan ibu masih labil dan belum siap mental untuk
terjadinya abortus.
2015).
d) Gangguan persalinan
e) Preeklampsi
f) Perdarahan antepartum.
besar.
2) Paritas
maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas maka lebih tinggi resiko
terlalu sering melahirkan, rahim akan semakin lemah. Bila ibu telah
2016).
kejadian abortus.
3) Jarak kehamilan
(Saifuddin, 2016).
30-45%.
2
yang sama, karena bagi ibu tersebut untuk memiliki anak bukanlah
hal yang mudah, memiliki anak adalah hal yang sangat dinantikan
dengan kejadian abortus. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
5) Faktor genetik
(Prawirohardjo, 2016).
6) Cacat uterus
(Elisabeth, 2015).
8) Trauma fisik
9) Riwayat penyakit
kejadian abortus. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatkan
ke janin atau inflasi kuman atau virus pada vetus (Mochtar, 2012)
kejadian abortus.
b. Faktor Eksternal
plasenta), bayi sulit dilahirkan, atau malposisi janin, selain itu buah
jambu biji dan labu juga dipantang, hal ini tidak berkaitan dengan
(Tyastuti, 2016).
2
4) Pekerjaan
(Notoatmodjo, 2010)
aktifitas bagi ibu hamil bukan hanya pekerjaan keluar rumah atau
2. Faktor Janin
(Moudy, 2017).
karena adanya mutasi gen yang bisa menganggu proses implantasi bahkan
2
autosom dominan dengan penetrasi yang tinggi, kelainan ini progresif dan
3. Faktor lingkungan
obat, bahan kimia, atau radiasi dan umumnya berakhir dengan abortus.
wanita yang merokok lebih dari 14 batang per hari, risiko tersebut sekitar
pasokan oksigen ibu dan janin serta memacu neurotoksin. Dengan adanya
2007).
Menurut (Dewa & sunarsih, 2013) sebelas persen dari 6000 wanita
A. Kerangka Konsep
berdasarkan faktor ibu, faktor janin dan faktor lingkungan di Wilayah Kerja
Faktor Ibu
Faktor lingkungan
28
2
B. Hipotesis Penelitian
1. Ha : Ada hubungan Faktor Ibu dengan kejadian abortus pada ibu hamil
Pidie
Kabupaten Pidie
3
C. Definisi Operasional