Anda di halaman 1dari 7

- Penetitian dan Pengembangan Aplikasi Isolop dan Radicai, 1998

MEMPERTAHANKAN MUTU MAKANAN TRADISIONAL DODOL


KOMBBVASIIRADIASIDAN PENGEMAS MODIFIKASIATMOSFER

Rindy P. Tanhindarto
Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN ID0000138

ABSTRAK

MEMPERTAHANKAN MUTU MAKANAN TRADISIONAL DODOL. KOMBINASI IRADIASI


DAN PENGEMAS MODIFIKASI ATMOSFER. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jenis pengetnas
tnodifikasi atmosfer yang tepat yang dikombinasikan dengan iradiasi untuk memperpanjang umur simpan dodol pada
suhu kamar. Sampel dodol diperoleh dari pabrik yang diketahui tanggal produksinya. Masing-masing sampel dikemas
vakutn, vakum + N2, dan vakum + CO2 dalam kantong nilon berlaminasi polietilen. Sebagian tidak diiradiasi, dan
yang lain diiradiasi pada suhu ruang. Total dosis yang diterima adalah 0; 2,5 dan 5 kGy. Kualitas satnpel ditentukan
berdasarkan uji kimia, mikrobiologi dan organoleptik. Hasilnya menunjukkan, bahwa dari ketiga pengemas vakum,
vakum + N r dan vakum + CO2 yang digunakan mengemas dodol ternyata tidak menunjukkan perbedaan yang nyata
terhadap perlakuan iradiasi. Umur simpan dodol iradiasi 2,5 dan 5 kGy yang dikombinasikan dengan pengemas
moditlkasi atmosfir masing-masing 10 dan 12 bulan penyimpanan, sedang dodol yang diketnas dengan modifikasi
atmosfir tanpa iradiasi mempunyai umur simpan sampai dengan 8 bulan penyimpanan.

ABSTRACT

PRESERVATION OF ETHNIC FOOD PODOL. COMBINATION OF IRRADIATION AND


ATMOSPHERE MODIFIED PACKAGING. An investigation was conducted to detennine the suitable types of
tnodified atmosphere treatment combined with irradiation to extend the storage life of dodol at room temperature. The
samples werc obtained from the manufacture and the production date was known. The sample were vacuum-packed,
vacuum-packed with N 2 , and vacuum-packed with CO2 in poliethylene laminated nylon pouches. A part of the
samples were unirradiated, and the irradiated ones received total doses of 2,5 and 5 kGy. The quality of the samples
were detennined by chemical, inicrobiological, and organoleptic tests. The results showed that the three types of
packaging combained with irradiation were not significant. The storage life of irradiation treatment with the doses of
2,5 and 5 kGy combained with modified atmosphere treatment dodol could be extended up to 10 and 12 months,
respectively. For Unirradiated dodol, the storage life could bc extended up to 8 months.

PENDAHULUAN dosis rendah dapat mempetpanjang umur simpan makanan


semi basah seperti dodol, bakpia dan wingko.
Kerusakan makananbaik yangdiawetkan maupun Pengemasan bahan pangan yang mengandung
tidak diawetkan dapat dibagi 2 golongan yaitu secara leinak bertujuan untuk menjaga 'acceptability', misalnya
alamiah sudah ada dalam produk yang tidak dapat dicegah warna, citarasa, dan teksturnya disamping mencegah
dengan pengenias dan kemsakan yaiig dapat dicegah dengan oksidasi asain-asam tidak jenuh agar bahan pangan tidak
pengemas. Secara nyata pengemas berperan penting dalam berbau tengik. Teknologi pengetnas modifikasi atmosfer
mempertahankan mutu dan nilai higiene, khususnya merupakan salah satu teknik pengemas masa depan yang
makanan olahan tradiasional. sudah banyak digunakan di pasaran. BRODY (3),
Upaya untuk meningkatkan daya saing terhadap melaporkan bahwa pengemas vakum, kontrol atau
makanan impor dalam menghadapi era globalisasi dan modifikasi atmosfer untuk makanan dapat digunakan untuk
memasyarakatkan gerakan "Aku Cinta Makanan mengemas berbagai produk makanan, seperti produk
Indonesia", khususnya makanan tradisional maka perlu daging, ikan, hortikultura dan makanan kering. SEELER
didukung dengan teknologi yang tepat guna, baik itu dari (4), mengatakan bahwa penggantian udara di dalam
segi rantai produksi, pengemasan dan teknik ketnasan, misalnya gas N2 dapat digunakan untuk
pengawetannya. Masalah yang umum dihadapi pada tnenghainbat pertutnbuhan mikroba pembusuk dan
makanan olalian tradisional ialah tuinbuhnya jamur. Iradiasi mencegah ketengikan dari oksidasi lemak, sedang gas CO2
dosis rendah cukup efektif meinbunuh bakteri patogen atau sebagai bahan anti kapang untuk produk bakeri.
menurunkan cemaran mikroba pada makanan olahan Iradiasi pada pengawetan inakanan mempengaruhi
tradisional. Disamping itu salah satu keunggulan teknik citarasa makanan yang diawetkan, karena iradiasi dan
iradiasi adalah mengawetkan makanan dalam bentuk penyimpanan akan menyebabkan lemak-lemak yang
kemasan akhir yang siap saji atau dipasarkan. Hasil terdapat dalam makanan mengalami oksidasi. Perlakuan
penelitian terdahulu (1) dan (2), melaporkan bahwa iradiasi iradiasi terhadap makanan dapat tnemberikan pengaruh

161
Penelitian dan Pengenibangan Aplikasi lsotop dan Hadiasi, 1998-

laiigsung dan tidak langsung, sehingga akan inengakibatkan dengan metode titrimetri, berdasarkan jumlah miligram
perubahan fisiko-kimia makanan yang diawetkan. Reaksi KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asain leinak bebas
utama yang mungkin terjadi akibat iradiasi yaitu terhadap yang terdapat dalam 1 gram minyak atau leinak. Penetapan
air sebagai komponen terbesar bahan pangan. Selanjutnya bilangan TBA dengan reaksi warna malonaldehid. Intensitas
spesi reaktif hasil radiolisis air ini dapat bereaksi dengan warna merah yang timbul diukur pada panjang gelombang
komponen yang lain dalain makanan. Radikal hidroksil 532 nm (7). Total mikroba dihitung dengan metode TPC
('OH) dari peruraian air mempunyai daya oksidasi yang (total plate count) (8). Angka total bakteri ditentukan pada
cukup kuat. MAHA (5), melaporkan bahwa sterilisasi media TSA (Trypton Soy Agar) inkubasi dilakukan selama
makanan biskuit dan kue bolu yang dikemas tidak vakum 2 - 3 hari pada suhu 35°C, bakteri anaerob diinkubasi pada
kemudian diiradiasi 15 kGy untuk pasien di rumah sakit inkubator vakum. Angka total kapang dan khatnir
akan menyebabkan penurunan nilai organoleptik aroma dan ditentukan pada media SDA (Saboraud Dextrose Agar)
rasa, karena udara dalam kemasan mempercepat reaksi dengan penatnbahan 0,05 % CuSO4. 5 H2O dan waktu
oksidasi. Disamping itu aroma yang mengakibatkan inkubasi 6 hari pada suhu 25°C. Larutan pengencer yang
penurunan kualitas makanan yang diawetkan dapat berasal digunakan ialah bacto pepton 0,1 %. Uji organoleptik
dari balian pengemas itu sendiri (6). dilakukan terhadap aroma, rasa, tekstur dan penampakan
Proses pembuatan dodol dilakukan pada suhu secara umum dengan skala 1 - 4 untuk masing-masing
tinggi yang mengakibatkan oksidasi lemak sejak awal. parameter (nilai 1 = tidak suka; 2 = agak suka; 3 = suka; 4
Oksidasi lemak berlanjut selaina penyimpanan disamping = sangat suka). Pertumbuhan kapang pada permukaan
dekomposisinya oleli mikroba. Dengan demikian terjadilah sampel diamati secara visual yang dinyatakan dengan
penurunan mutu dodol selaina penyimpanan akibat penstiwa keterangan ada atau tidak ada.
ketengikan (' rancidity') yang terjadi pada makanan berkadar Rancangan percobaan. Percobaan dilakukan
lemak tinggi rnaupun rendah. dengan rancangan acak lengkap faktorial, terdiri dari 2
Pada penelitian ini dilakukan perpanjangan umur faktor yaitu dosis iradiasi terdiri 3 taraf (0; 2,5 dan 5 kGy)
simpan dodol dengan perlakuan kombinasi pengemasaii dan dan cara kemas terdiri dari 3 taraf (vakum, vakum + N r
iradiasi. Pengemasan dilakukan dengan bahan nilon dan vakum + CO2) dengan ulangan 3 kali.
berlaminasi PE dalam atmosfer yang berbeda-beda. Kualitas
dodol selaina penyimpanan pada suhu kamar diamati dengan
analisis kimia dan uji organoleptik. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kimia. Tabel 1 menyajikan kadar lemak,
bilangan asam dan bilangan TBA sampel selatna
BAHAN DAN METODE penyimpanan. Dari analisis sidik ragam kadar lemak sampel
menunjukkan bahwa perlakuan cara keinas (vakuin, vakum
Bahan. Bahan untuk penelitian ialah dodol yang + N2, vakura + CO2), iradiasi dan penyimpanan tidak
diperoleh dari pabrik yang berlokasi di daerah Garut, Jawa memberikan pengaruh yang nyata. Perlakuan iradiasi
Barat. Jenis pengemas yang digunakan ialah plastik nilon menyebabkan kadar lemak awal sampel lebih tinggi tetapi
berlaminasi PE dengan ketebalan 0,9 nm yang diperoleh peningkatannya pada akhir penyimpanan tidak setinggi
dari salah satu perusahaan pengemas. tanpa perlakuan iradiasi dan tidak tergantung pada cara
Alat. Iradiasi dilakukan dalam Iradiator Panorama keinas. Hal ini menunjukkan bahwa iradiasi dapat menahan
Serbaguna (IRPASENA) di PAIR - BATAN, Pasar Jumat, metabolisme enzimatis. Perubahan kadar lemak sampel
Jakarta yang menggunakan sumber radiasi ""Co. tidak hanya ditentukan oleh kandungan total lemak yang
Penyiapan sampel dan perlakuan. Setelah ada, tetapi tergantung oleh jenis asam lemak yang ada pada
diambil dari pabrik yang diketahui tanggal pro-duksinya, sampel. Disainping itu, penghitungan kadar lemak sampel
sampel dikemas dengan perlakuan vakum, vakum + N2 dan berdasarkan berat basah bahan, maka kandungan air bahan
vakum + CO2. Kemudian dimasukkan ke dalam kotak cukup berpengaruh dalam penetapan kandungan lemak
berukuran (25 x 40 x 45)cm, lalu diiradiasi. Dosis iradiasi sampel.
yang digunakan ialah 0; 2,5 dan 5 kGy dengan laju dosis 3 Ada 2 jalur oksidasi, yang pertama secara enzimatis
kGy/jam. Setelah diiradiasi, sampel disimpan pada suhu yang memecah rantai asam lemak bebas menjadi senyawa
kamar (28°C dan kelembaban relatif 70 %). Parameter yang dengan berat molekul lebih rendah dan selanjutnya
diamati ialah kadar lemak, bilangan asam, bilangan TBA dioksidasi menghasilkan gas CO, dan air. Enzim tersebut
(asam tiobarbiturat), total mikroba (bakteri aerob dan berasal dari aktivitas mikroba yang terdiri dari bakteri,
anaerob, kapang dan khainir), uji organoleptik (aroma, rasa, khamir dan kapang. Mikroba tersebut mampu
tekstur, penanipakan secara umum dan pertumbuhan kapang menghidrolisis molekul lemak dalam suasana aerobik
pada permukaan sampel). Pengamatan mutu sampel maupun anaerobik. Jalur oksidasi yang lainnya ialah melalui
dilakukan setelah 0,4, 6,8, 10 dan 12 bulan penyimpanan. jalur non enzimatis seperti oksidasi fotosintetik. Disamping
Metode analisis. Kadar air diukur secara itu oksidasi asam lemak tak jenuh dari jaringan biologi
gravimetri dengan menimbang sampai berat tetap setelah dipercepat oleh beberapa radikal bebas yang cukup reaktif
pemanasan pada suhu 105°C selama 2 jam. Kadar lemak seperti hidroksil ('OH), alkoksil (RO') dan alkil peroksil
ditentukan dengan metode ekstraksi, pelarut yang digunakan (ROO-).
ialah petrolium benzen dengan titik didih (40 - 60)°C dan Perubahan bilangan asam dan bilangan TBA
ekstraksi dilakukan selama 5 jam. Bilangan asam diukur menunjukkan terjadinya oksidasi lemak dalam sampel. Hasil

162
_ Penehtian dan Pengembangan Aplikasi lsotop dan Radiasi, 1998

analisis statistik bilangan asam dan bilangan TB A diperoleh aktivitas dari enzim lipase dapat diketahui dengan mengukur
hasil bahwa perlakuan ke-3 cara kemas, iradiasi, dan kenaikkan bilangan asam setelah penyimpanan. Hal ini juga
penyimpanan tidak memberikan pengaruh yang nyata terjadi pada sampel iradiasi dan tanpa iradiasi lernyata pada
kecuali pada bilangan TBA dengan kombinasi perlakuan akhir penyiinpanan bilangan asam sampel meningkat.
iradiasi 5 kGy dan cara kemas vakum + N, berpengaruh Kondisi ini juga tidak dapat dicegah dengan sistem cara
nyata pada taraf uji 5 %. Perlakuan iradiasi terhadap kemas yang ada dan pertumbuhan mikroba pada sampel
bilangan asam dan TBA pada sampel yang dikemas dengan selama penyimpanan masih dalam batas yang dapat
ke-3 cara kenias temyata memberikan penganih yang nyata diterima.
(P < 0,0:5), yaitu lerjadi peningkatan kadar bilangan asam Uji Organoleptik. Pengamatan organoleptik
danTBA setelah iradiasi. Perlakuan penyimpanan terliadap sangat diperlukan karena dapat menunjukkan kualitas
kadar bilangan asam dan bilangan TBA pada sampel yang makanan yang diawetkan secara langsung. KETAREN (9)
dikemas dengan ke-3 cara kemas memberikan pengaruh mengatakan bahwa makanan yang mengandung lemak
nyata pada taraf uji 5 % pada akhir penyimpanan. Analisis selama penyimpanan akan mengalami perubahan yang tidak
bilangan asain dan TBA sampel menunjukkan peningkatan diinginkan dan ditandai dengan timbulnya bau tengik yang
kadarnya. Hal ini membuktikan bahwa sampel aktif kemungkinan berasal dari unsur utama dari minyak yang
mengalami proses oksidasi, karena perlakuan iradiasi dan tnengalami degradasi yaitu ester asam oleat. Parameter
penyimpanan. organoleptik pada kerusakan dodol yaitu ketengikan.
Kenaikan bilangan asam dan TBA sampel selama Dikemasnya sampel dengan cara kemas bebas oksigen atau
penyimpanan menunjukkan proses metabolisme oksidasi menghilangkan udara dengan gas inert (N2) dan CO2
masih teirus berjalan dan tidak dapat dicegah dengan sistem ternyata dari segi organoleptik cukup membantu terutama
pengemas yang ada. Walaupun demikian, perubahan untuk mempertaliankan aroma sampel. Hasil pengamatan
tersebut inasih dalam batas yang dapat diteriina. Pengukuran uji organoleptik terhadap aroina, rasa, tekstur dan
bilangan TBA memberikan informasi terbentuknya pengainatan secara umum sainpel yang dikombinasikan
malonaldehid sebagai hasil degradasi hidroperoksida yang dengan cara kemas vakum, vakum + N2 dan vakum + CO2
terbentuk dari hasil reaksi antara lemak tidak jenuh dengan selama penyimpanan disajikan pada Tabel 3. Kombinasi
oksigen. Menurut KETAREN (9) melaporkan bahwa iradiasi dengan ke-3 cara kemas ternyata dapat digunakan
persenyawaan malonaldehida secara teoritis dapat untuk memperpanjang umur sirapan dodol 1 0 - 1 2 bulan.
dihasilkan oleh peinbetukan di-peroksida pada gugus Sampel tanpa iradiasi mempunyai umur simpan hanya 8
pcntadiena yang disusul dengan pemutusan rantai molekul bulan. Secara visual kerusakan dodol ditunjukkan oleh
atau dengan cara oksidasi lebih lanjut dari 2-enol yang pennukaan yang tidak berminyak, mengering, kemudian
dihasilkan dari peniraian monohidroperoksida. jamur tuinbuh bersamaan dcngan aroma tengik.
Uji Mikrobiologi. Iradiasi dosis rendah pada Keniasan mempunyai peranan yang penting dalam
pengawetan makanan ialah untuk meinbunuli mikroba menentukan kualitas produk yang diawetkan. Ternyata
patogen atau menurunkan kontaminasi awal mikroba dodol iradiasi yang dikemas dengan modifikasi atmosfer
sehingga dapat dipergunakan untuk tujuan meinperpaiijaiig memberikan keunggulan dalam memperpanjang masa
umur simpan makanan tradisional. Hasil analisis simpan dan nilai organoleptik terutama rasa dan bau. Dari
mikrobiologi sampel yang dikemas dengan ke-3 carakemas hasil penelitian sebelumnya (1) dilaporkan dodol dengan
vakum, vakum + N2, dan vakum + CO2 selama penyimpanan merek yang sama dikemas dengan pengemas yang sama
disajikan pada Tabel 2. Terlihat bahwa kandungan mikroba dipasaran lalu diiradiasi 3 kGy mempunyai umur sitnpan 7
pada awal pengamatan cukup rendah yaitu hanya orde bulan, sedang dodol dengan merek yang lain yang dikemas
ratusan sel pergram. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan jenis plastik PHX dan PC yang diiradiasi 3 kGy
perlakuan iradiasi 2,5 dan 5 kGy dapat menurunkan mempunyai umur siinpan 9 bulan (6). Menurut informasi
kandungan mikroba pada awal penyimpanan sebesar 2 dari produsen dilaporkan umur simpan dodol dengan merek
logaritma sel per gram, sedang perlakuan ke-3 cara kenias yang sama dipasaran hanya 3 bulan.
tidak memberikan pengaruh yang ayata terhadap
pertuinbuhan mikroba sampel. Selama penyimpanan bakteri
aerob serta anaerob, kapang dan khamir masih dapat KESIMPULAN
tumbuh, tetapi kapang dan khamir setelah 8 bulan Berdasarkan hasil pengamatan secara kimia,
penyimpanan tidak dapat berkembang dengan perlakuan mikrobiologi dan organoleptik dapat disimpulkan bahwa
iradiasi. dari ke-3 cara kemas vakum, vakum + N2 dan vakum + CO2
Iradiasi berhasil menurunkan kontaminasi awal yang dikombinasikan dengan iradiasi 2,5 dan 5 kGy, umur
dodol, tetapi selama penyimpanan terjadi pertumbuhan simpan masing-masing sampel dapat disimpan sampai 10
mikroba. Hal ini terjadi karena dodol merupakan mediayang dan 12 bulan. Sedang sampel tanpa iradiasi mempunyai
baik untuk pertumbuhan mikroba, sehingga mikroba yang umur simpan hanya 8 bulan. Perlakuan terhadap ke-3 cara
tidak mali dapat berkembang biak dan masih mampu untuk kemas modifikasi atmosfir ternyata tidak memberikan
melakukan hidrolisa zat gizi pada inedia sesuai dengan perbedaan yang nyata terhadap sampel. Saran untuk
kondisi lingkungan aerob niaupun anaerob. KETAREN (9) pengemas dodol iradiasi ialah jenis pengemas vakum,
menyatakan bahwa beberapa jenis kapang, khamir dan dengan pertimbangan lebih praktis dan mudah penanganan
bakteri mainpu menghidrolisa lemak dalam suasana aerob tanpa pengisian gas N2 atau CO2 dibandingkan ke-2 cara
dan anaerob, di samping itu indikasi untuk mengetahui kemas lainnya yaitu vakum + N2 dan vakuni + CO2.

163
Peneliliun dim \*isngembtmgtm Aphkttsi LwJup dun Raiintsi. J W

UCAPAN TERIMA KASIH 4. SEILER, D.A.L.Modified Atmosphere Packaging of


Bakery Products, di dalam BRODY, A.L.,
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Dra. Controlled/Modified Atmosphere/Vacum Packaging
Rosalina Sinaga dan saudara Cecep M. Nurcahya, serta of Foods, Food & Nutrition, Inc.Trumbull,
saudari Lely Hardiningsih dan Nani Suryani yang telah Connecticut 06611, USA, (1989) 119.
membantu pelaksanaan penelitian dan kepada P.T. Argha
Karya Prima Industry yang telah membantu menyediakan 5. MAHA, M., HILMY, N., FEBRIDA dan DARMAWI,
pengemas plastik. "Sterilisasi makanan dengan iradiasi untuk pasien
di rumah sakit (Risalah Pertemuan Iimiah, Jakarta,
1991)", BATAN, Jakarta (1992) 699.
DAFTAR PUSTAKA
6. RINDY P. TANHINDARTO dan ROSALINA S.H.,
1. RINDY P.TANHINDARTO, ROSALINA S.H., dan "Pengaruh iradiasi gamma dan jenis pengemas pada
CECEP, M.N., Penggunaan iradiasi untuk mutu dan masa simpan bakpia dan dodol", Risalah
mempanjang daya simpan dodol, 6th National Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan
Congress of Indonesia Society For Microbiology and Aplikasi Isotop dan Radiasi, PAIR - BATAN, Jakarta
Asean Meeting on Microbiology, Desember 2 - 4 , 18-19Februari(1997), 137.
Surabaya(1993).
7. APRIYANTONO, A„ FARDIAZ, D., PUSPITASARI,
2. RINDY P. TANHINDARTO, ROSALINA S.H., dan N.L., SEDARWATI, dan BUDIYANTO.S., Analisis
CECEP. M.N., "Penggunaan iradiasi gamma untuk Pangan, PAU - IPB, Bogor, (1989).
meniperpanjajig daya simpaii bakpia dan wingko",
Risalah Pertcmuan Ilmiah Aplikasi Isotop dan 8. FARDIAZ, S., Analisis Mikrobiologi Pangan, PAU -
Radiasi, PAIR - BATAN, Jakarta 13-15 Desember IPB, Bogor, (1989).
(1994)283.
9. KETAREN, S., Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak
3. BRODY, A.L.. Controlled/Modified Atniosphere/Vacum Pangan, UI - Press Jakarta, (1986)
Packaging of Foods, Food & Nutrition, Inc.
Trumbull. Connecticut 06611, USA, (1989).

Tabel 1. Hasil rekapitulasi analisis kadar lemak. bilangan asam, dan bilangan TBA sampel iradiasi awal dan akhir
penyimpanan

Parameter
1"\ o'

iradiasi Jenis Kadar lemak Bilangan asam Bilangan TBA


(kGy) pengemas 'o) (mg/g bahan) (mg malonaldehid/g bahan)

Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir

0 Vakum 4,50 + 0,04 5,50 + 0,01 (3,086 + 0,193)' (3,405 + 0,045)" (6,935 ;t 0,530)" (9,398 + 0,012)'*
0 N, 3,80 + 0,02 6,00 + 0,03 (2,930 + 0,038)' (3,581 +0,046)«" (6,928 ;t 0,215)" (9.575 + 0,098)'"
j
0 co2 4.20 + 0,04 5.80 + 0,01 (2,855 + 0,049) (3,465 + 0,004)" (6.118;t 0,209)" (8,840 +0,014)*f«

2,5 Vakum 6,00 + 0,06 6,50 + 0,02 (3,853+0,019) ef (4,895 + 0,001)" (8,612 +; 0,112)cl« (9,866 + 0,549)'
2,5 N2 5,80 + 0,01 6,70 + 0,05 (3,722 + 0,040/* (5,077 + 0,021)"' (8,368 jt0,150/ 8 (1,288+ 0,113)"'
2,5 co2 6,50 + 0,03 6,40 + 0,04 (3,909 +0,014)ef (4,951 +0,067)" (8,650 + 0,047)def« (11,062 + 0,105)"

5 Vakum 6,30 + 0,01 6,80 + 0,03 (4,171 +0,020)cd (5,210 + 0,025)' (9,892 ;tO,167) c (12,059 + 0,465)'
5 N2 6,00 + 0,02 6,50 + 0,06 (4,080 + 0,006)* (5^61 +0,047)' (8,185 : t 0,185)8 (9,799 + 0,801)°
5 co2 5,80 + 0,05 6,60 + 0,08 (4,352 + OJ38)' (5,195 + 0,040)' (9,300 + 0,407)'*f (12,157 + 0,064)'

Keteranc;an :a, b, c, d, e, f, e, h, dan i 'yane terdapat psida lajur dan kolom ','an£ sama tidak ditandai dcne:an huruf ya ne sama berarti
berbeda nyata (P • 0.05) untuk setiap periode pengamatan.

164
_ Penelitian dan Pcngembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi, 1998

Tabel 2. Hasil analisis pertumbuhan mikroba (bakteri aerob dan anaerob, kapang dankhamir)
(Min-max) koloni/grain sanipel dodol iradiasi selama penyiinpanan

Penyimpanan Perlakuan Mikroba Dosis iradiasi (kGy)


(bulan) 0 2,5 5

0 Bakteri aerob
Vakum 2,5 - 3,7)102 ( 4 - 5) tt
N
2
(4,0-9,2) 102 (8-10) tt
co2 (5,2 - 8,l)102 (10-17) tt
Bakteri anaerob
Vakum (1,5-2,5)1O2 (6-8) tt
(2,4 - 3,2)102 (3-4) tt
co2 (1,3- l,6)102 (5-6) tt .
Kapang & khamir
Vakum (1 -8) 10 tt tt
( 3 - 4 ) 10 tt tt
co2 (2 - 7) 10 tt tt
4 Bakteri aerob
Vakum (2,1 - 5,1)10' (13-26) (4 - 10)
N
2
(8,0 - 1,5)10' (10- 19) tt
co2 (3,1 - 1,5)10' (5 -34) (2-11)
Bakteri anaerob
Vakuin 0 , 2 - 1,2)10' (12-30) (7 - 10)
N
2
(2,2 - 7,3)10' (12-18) (4 - 10)
co2 (2,2- 1,5)10' (2 -25) ( 1 - 7)
Kapang & kliamir
Vakuni (5,6 - 7,8)10" (tt - 2) (tt - 3)
(2,4 - 8,9)10" (tt - 12) (tt- 1)
c2 (1,0 - 6,1)10" (tt-2) (1 -4)
6 Bakteri aerob
Vakum (1,3 - 2,2)10' (4,1 - 8,0)10 (0-2)
N
2
(2,1 -4,1)10' (7,3 - 1,5)10 (8 - 18)
co2 (1,9-3,4)10' (2,1 - 2,3)10 (2-11)
Bakteri anaerob
Vakum (1,6 - l,9)102 ( 3 - 6) (1-3)
(3,4 - 3,7)102 (11-16) (8-8)
co2 (3,5 - 4,l)10 2 (7 - 13) (5 - 13)
Kapang & kliamir
Vakum (l,7-2,6)10 2 (12- 14) ( 0 - 1)
N
2
(2,7 - 3,5)102 (4-5) (8 - 13)
co2 (2,6 - 4,3) 102 (16 -24) (3-11)
8 Bakteri aerob
Vakum (3,1 -4,2)10 2 (7-25) (3-7)
N
2 (3,1 -6,6)10 2 (6-11) (5-6)
co 2 (9,1 - 2,2) 102 (10- 18) (2-9)
Bakteri anaerob
Vakum (3,4-4,l)10 2 (34 - 36) (7 - 10)
N
2
(4,7 - 5,4) 102 (5-10) (4 - 10)
co2 (7,9- l,3)102 (4-25) ( 1 - 7)
Kapang & khamir
Vakum tt tt tt
tt tt tt
co2 tt tt tt
10 Bakteri aerob
Vakum sr (15-22) (13-17)
N2 sr (16- 19) (9-11)
co2 sr (10-24) (17-29)
Bakteri anaerob
Vakum sr (36 - 38) ( 1 1 - 17)
N
2 sr (17-19) (4-18)
co2 sr (14-30) (21 - 27)
Kapang & khamir
Vakum sr tt tt
sr tt tt
co2 sr tt tt

Keterangan : tt = tidak terdeteksi. sr = sampel rusak

165
Tabel 3. Hasil uji organoleptik (aronia. rasa, tekstur dan penampakan secara umum) sampel dodol iradiasi selama penyimpanan

Dodol iradiasi
Penyim- Pengc- Aroina Rasa Tekstur Penampakan secara umum
panan
(bulan) 0 2,5 5 0 2,5 5 0 2,5 5 0 2,5 5
kGy kGy kGy kGy kGy kGy kGy kGy kGy kGy kGy kGy

Vakum (1-1) (2-3) (3-3) (1-1) (3-4) (3-3) (1-1) (3-3) (3-3) (1-1) (3-3) (3-3)
N, (1-2) (2-3) (3-3) (1-1) (3-4) (3-4) (1-1) (3-3) (3-3) (1-1) (3-3) (3-3)

co2 (1 - 1) (2 - 3) (3 - 3) ( 1 - 1) (3-3) (3-3) (1 - 1) (3-3) (3-3) (1 - 1) (3-3) (3-3)

10 Vakum sr (2-2) (3 - 3 ) sr (2 - 3) (3 - 3) sr (2-3) (3-3) sr (2-3) (3-3)


N, sr (3 - 3) (2 - 3) sr (2 - 3) (3-3) sr (2-3) (3-3) sr (2-3) (3-3)
CO, sr (2-3) (2 - 3) sr (2-2) (2-3) sr (2-2) (3-3) sr (2-3) (3-3)

12 Vakum sr sr (2-2) sr sr (2-2) sr sr (2-3) sr sr (2-3)


N2 sr sr (2-2) sr sr (2-2) sr sr (2-3) sr sr (2-3)
co2 sr sr (2-2) sr sr (2-2) sr sr (2-2) sr sr (2-3)

Keterangan : Skala 1 - 4 untuk masing-masing parameter (nilai 1 = tidak suka; 2 =agak suka; 3 = suka; 4 = sangat suka).
sr = sampel rusak

DISKUSI

SUDRAJAT I. dan diatas 5 kGy berdasarkan uji organoleptik kurang


disukai panelis
Dari hasil penelitian Anda, diperoleh jenis 3. Mendapatkan legalisasi. sehingga dapat diaplikasikan
pengemas yang baik untuk pengemas dodol. Bagaiinanakah masyarakat luas.
sifat makanik dan perubahan warnanya setelah
penyinipanan 12 bulan ? MADE SUMARTI K.

RINDY P. TANHINDARTO Kami sering meneinukan dodol sebagai makanan


tradisional yang dikemas dengan kelobot (kulit jagung).
Sifat mekanik pengemas tidak dilakukan, 1. Bagaimana kemasan kelobot (kulit jagung)
pengemas nilon berlaminasi PE dengan iradiasi sampai dibandingkan dengan kemasan dodol garut ?
dengan 5 kGy tahan radiasi dan tidak terjadi perubahan 2. Apakah pernah diuji katahanannya dibandingkan
wania. sudah dibuktikan terhadap yellowness index (YI) dengan kemasan biasa secara iradiasi mengingat harga
dengan alat chromameter. kertas dan plastik sekarang sangat meningkat ?

GATOT SUHARIYONO RINDY P. TANHINDARTO

1. Kemasan kelobal kemungkinan mengandung mikroba


1. Bagamiana dari segi ekonomisnya hasil dodol yang
yang menginfestasi dodol yang dikemas.
dikemas secara radiasi dibanding yang diketnas
2. Sudah dilakukan, yaitu menggunakan kemasan sama
tradisional ?
dengan di pasaran bahwa perlakukan iradiasi dapat
2. Bagaimaiia dengan uniur simpan dodol iradiasi diatas 5
memperpanjang umur siinpan (Apisora tahun 1996/
kGy?
1997).
3. Aplikasi seJanjutnya dari penelitian Anda bagaimana,
terhadap inasyarakat luas ?
RAHAYU Ch.
RINDY P. TANHINDARTO 1. Radio pasteurisasi makanan olahan yang Anda teliti
apakah secara teknis sudah layak. Apabila sudah, Anda
1. Segi ekonomi beluin dilakukan. dapat memikirkan penelitian teknologi radiasi dalam
2. Dari liasiJ penelitian terdahulu, dosis niaksiinuin 5 kGy skala besar (dosimetri. kemasan besar, dll) ?

166
. Penelitian dan Pengembangan Aplikasi hotop dan Radiasi, 1998

2. Bagaimana tanggapan dari pabrik yang sainpelnya Anda RINDY P. TANHINDARTO


teliti ?
3. Unluk meiidapatkan/mengajukaii "Clearance" dari 1. Menunit pemilik pabrik dodol tidak digunakan pengawet
Dirjen POM, pcnelitian apa saja yang lianis segera makanan.
dilcngkapi ? 2. Maksimal 3 bulan dari proses pembuatannya.
4. Pengawetan makaiian olaliaii apa lagi yang Anda anggap 3. Uji organoleptik, karena dapat menunjukkan kualitas
masih ada masalah (bumbu-buinbu, dll) ? makanan yang diawetkan secara langsung.

RINDY P. TANHINDARTO MUNSIAH MAHA

1. Sudah untuk kemasan skala pilot. 1. Kesimpulan Anda, Dodol dikemas vakum lalu diiradiasi
2. Sangat senang, karena dapat membantu salah satu 2,5 - 5,0 kGy terbaik (tahan 10-12 bulan). Kalau tidak
permasalahan yang ada. vakum bagaimana hasilnya (supaya lebih murah) ?
3. Penelitian dalam skala pilot. 2. Jenis dodol yang diteliti dodol garut rasa apa. Hal ini
4. Terutama untuk kelompok makanan semi basah, seperti perlu disebutkan karena kesimpulan diatas belum tentu
jenang, bakpia. leinper, bumbu pecel, dan lain sebagaiya. dapat berlaku untuk semua jenis dodol ?
3. Apa tidak diteliti jenis dodol lain yang lebih bermasalah.
GATOT T. REKSO Misalnya, jenang Kudus, dll, karena dodol garut relatif
lebih awet/terjamin mutunya ?
Dari hasil penelitian Anda, kombinasi atmosfirdan
radiasi daya sinipan 1 0 - 1 2 bulan dan hanya dengan RINDY P. TANHINDARTO
modifikasi atmosfir hanya 8 bulan.
1. Dodol yang digunakan mempergunakan bahan pengawet 1. Makmimal 3 bulan masa simpannya.
atau tidak ? 2. Perlu dicoba untuk berbagai rasa dodol.
2. Berapa lama daya simpannya bila sebelum diiradiasi 3. Jenang dan dodol merupakan kelompok makanan semi
pada kondisi uinumnya ? basah, proses pembuatan dan bahan utamanya sama,
3. Pada penyimpanan. faktor apa saja yang terdeteksi lebih hanya bedanya dodol dalam pengolahannya ditambah
awal, yang inenyatakan kenisakan ? ininyak hewani, sedang jenang tidak. Suatu masukan
yang baik untuk mencoba jenang iradasi.

167

Anda mungkin juga menyukai