Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

MAKALAH INI SEBAGAI TUGAS DALAM MATA KULIAH


KEMUHAMMADIYAHAN SEMESTER GANJIL
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Oleh :

ANNISA PERMATASARI 2002015178


KARTHIKA AYU ANINDRYA 2002015168
YULI HARTATI 2002015154

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA
JAKARTA
2021
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....................
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...
A. Latar Belakang………………………………………………………………….... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………....... 2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………..... 2
D. Manfaat Penulisan……………………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perjuangan Intelektual dengan atau Tanpa Ideologi…………………………….. 3
B. Konsep dan Urgensi Ideologi Bagi Kemuhammadiyahan………………………. 3
C. Tujuan Muhammadiyah dan Implikasinya Pada Strategi Perjuangan

Muhammadiyah…………………………………………………………………
D. Doktrin Ideologi Muhammadiyah dalam Muqaddimah Anggaran
Dasar
Muhammadiyah…………………………………………………………………
E. Paham Islam Muhammadiyah…………………………………………………... 7
F. Kaitan Ideologi Muhammadiyah dengan DInamika Nasional dan Global……… 7
G. Perbandingan Ideologi Muhammadiyah dengan Dunia lainnya………………… 9
H. Perbandingan Ideologi Muhammadiyah dengan Ideologi Gerakan Islam lainnya 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………........
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul Ideologi Muhammadiyah.
Makalah ini dibuat dan ditujukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan tugas
dari mata kuliah Kemuhammadiyahan semester ganjil tahun akademik 2021/2022. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa itu Ideologi Muhammadiyah.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Toto Tohari, selaku
dosen dalam tugas ini karena telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
semangat dan dukungan selama pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak agar dapat menjadi lebih baik lagi.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga dapat
menambah wawasan untuk pembaca terutama yang berkaitan dengan Ideologi
Muhammadiyah.

Jakarta, Oktober 2021

Penulis
ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ideologi berasal dari gabungan dua kata yakni idea yang berarti cara berpikir dan
logos yang artinya ilmu. Sehingga secara sederhana ideologi dapat diartikan sebagai
cara berpikir untuk dijadikan pedoman hidup. Di Indonesia, pada tahun 1985
pemerintah Orde Baru memberlakukan Pancasila sebagai asas tunggal (UU No. 8
Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan). Implikasi dari UU ini, setiap
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) menganut ideologi tunggal, yakni ideologi
Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi dimaknai sebagai tatanan nilai yang didapatkan melalui
proses panjang dan kristalisasi nilai dasar yang tercermin dari kehidupan berbangsa.
Pancasila yang dijadikan ideologi berarti 5 (lima) dasar hidup meliputi, (1) Ketuhanan
Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaraatan
perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Bagi Orde Baru,
kelima dasar tersebut harus diresapi maknanya secara utuh dan diimplementasikan
dengan benar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya bagi Ormas
Dengan demikian, ideologi awal yang dipegang ormas-ormas tetap bertahan,
termasuk ideologi Muhammadiyah. Ideologi Muhammadiyah yaitu sebuah gerakan
dengan sistem dan teori Islam pada seluruh aspek kehidupan manusia untuk tajdīd
(pembaharuan) sehingga selalu memiliki agenda berkemajuan (Iṣlāh). Ideologi gerakan
Muhammadiyah ini tersusun menjadi sebuah pemikiran yang tercantum dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan
Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah dan
pemikiran-pemikiran formal lainnya.

1
B. Rumusan Masalah
a. Analisa masalah tentang perjuangan intelektual atau tanpa ideologi !
b. Bagaimana konsep dan urgensi ideologi Muhammadiyah ?
c. Apa Tujuan Muhammadiyah dan implikasinya pada strategi perjuangan
Muhammadiyah ?
d. Apa doktrin ideologi Muhammadiyah dalam Muqaddimah anggaran dasar
Muhammadiyah ?
e. Bagaimana paham islam Muhammadiyah ?
f. Bagaimana kaitan ideologi Muhammadiyah dengan dinamika nasional dan global ?
g. Apa perbandingan ideologi Muhammadiyah dengan Ideologi dunialainnya ?
h. Apa perbandingan ideologi Muhammadiyah dengan Ideologi gerakan islam lainnya
?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dipaparkan tujuan dari penulisan makalh ini
sebagai berikut :
1. Memaparkan analisis mengenai perjuangan intelektual dengan atau tanpa ideologi
2. Mendeskripsikan konsep dan urgensi ideologi bagi kemuhammadiyahan.
3. Menjelaskan tujuan Muhammadiyah dan implikasinya pada strategi perjuangan
Muhammadiyah.
4. Memaparkan doktrin ideology Muhammadiyah dalam Muqadimah anggaran dasar
Muhammadiyah.
5. Menjelaskan paham islam Muhammadiyah.
6. Mengetahui kaitan ideologi Muhammadiyah dengan dinamika nasional dan global
7. Mengetahui perbandingan ideologi Muhammadiyah dengan Ideologi dunia lainnya.
8. Mengetahui perbandingan ideologi Muhammadiyah dengan Ideologi gerakan islam
lainnya.

2
D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
mengenai Ideologi Muhammadiyah.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Perjuangan Intelektual Dengan atau Tanpa Ideologi.


Ideologi menurut Sanderson, adalah seperangkat kepercayaan, nilai, perasaan,
dan simbol-simbol yang terorganisasi dan dianut secara bersama oleh para anggota
suatu sistem sosial-kultural. Karena itu, bagi Muhammadiyah, ideologi dalam
pengertian di atas bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, baik secara
substansial yang merujuk pada ajaran Islam sendiri maupun aspek kesejarahan
Islam, maka dimensi ideologis tidak dapat dipisahkan atau dinegasikan, bahkan
hingga batas tertentu Muhammadiyah memerlukan aspek ideologis dalam
gerakannya. Muhammadiyah dulu, kini, dan ke depan senantiasa kokoh pada
komitmen gerakannya untuk mengemban misi dakwah dan tajdid dalam segala
lapangan kehidupan.
Dalam usaha menanamkan prinsip-prinsip, misi, cita-cita, arah, dan garis
perjuangan kepada para anggotanya sekaligus untuk kepentingan kelangsungan
gerakannya, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam tidak bisa melepaskan diri dari
misi dan kepentingan ideologis yang melekat dengan risalah Islam ketika Islam itu
sendiri diadopsi dan masuk ke dalam sistem gerakan dan kelembagaan kolektivitas
umat Islam sebagaimana telah dijelaskan dalam perkembangan rumusan-rumusan
ideologis Muhammadiyah.

B. Konsep dan Urgensi Ideologi Bagi Kemuhammadiyahan.


Konsep dan ideologi ini sangat penting, karena Konsep ideologi dalam
Muhammadiyah bersifat mendasar, yaitu menyangkut dan diistilahkan dengan
“Keyakinan dan Cita-cita Hidup”. Bagi Muhammadiyah ideologi menjadi tuntutan

3
untuk menumbuhkan semangat dan kohesivitas dalam upaya membangun kekuatan
jamaah (anggota), jam’iyyah (organisasi), dan imamah (kepemimpinan) dalam
menghadapi persoalan-persoalan sosial-politik yang terus menerus dihadapi
olehMuhammadiyah dalam sejarah perjalanannya.
Karena itu, dimensi ideologis dari gerakan Muhammadiyah yang terkait
dengan pengembangan aspek keyakinan dan paham Muhammadiyah, perlu terus
menerus direaktualisasikan sehingga dapat lebih mengikat secara kolektif dan
menjadi acuan bertindak dalam menghadapi perubahan-perubahan serta
problematika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

C. Tujuan Muhammadiyah dan Implikasinya Pada Strategi Perjuangan


Muhammadiyah.
Secara substantif rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah, tidak
mengalami perubahan, tetapi secara redaksional dan konteksnya, sejak K.H.
Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sampai Muktamar ke-44 di Jakarta
tahun 2000, rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah mengalami tujuh kali
perubahan.
Secara ringkas dapat dikemukakan, bahwa maksud dan tujuan Muhammadiyah
ialah membangun, memelihara dan memegang teguh agama Islam dengan rasa
ketaatan melebihi ajaran dan faham-faham lainnya, untuk mendapatkan suatu
kehidupan dalam diri, keluarga dan masyarakat yang sungguh adil, makmur, aman,
bahagia-sejahtera lahir-batin dalam naungan dan ridla Allah SWT.
Perubahan substansi dan formulasi tujuan Muhammadiyah tersesbut
tampaknya menggambarkan perkembangan cara berpikir dan konteks yang
dihadapi Muhammadiyah pada setiap babakan sejarah tertentu. Menurut Prof. KH.
Farid Ma’ruf dalam buku Penjelasan Tentang Maksud dan Tudjuan Muhamadiyah
5 bahwa “perubahan yang bertingkat-tingkat seperti tersebut di atas itu
membayangkan dengan jelas, kemajuan hasil yang telah dicapai oleh
Muhammadiyah dengan bertingkat-tingkat, dan juga menggambarkan dengan

4
nyata perkembangan berpikir dari para pemimpin dan anggauta-anggautanya yang
tambah lama semakin maju juga.” Jadi, terdapat sistematisasi pemikiran yang lebih
maju dari perubahan formulasi tujuan Muhammadiyah sebagaimana dalam
pemikiran-pemikiran formal lainnya.

Jika dilihat pada rumusan tujuan Muhammadiyah terkini sebagaimana


disebutkan dalam Angaran Dasar, Bab III pasal 6 yaitu “Menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya”. Tujuan Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya, tersebut tentulah berimplikasi dan memerlukan strategi
dan usaha bagaimana jalan dan cara mewujudkannya. Untuk mencapai maksud dan
tujuan, strategi atau usaha Muhammadiyah yaitu: pertama, melaksanakan dakwah
Amar Makruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala
bidang kehidupan. Kedua, usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal
usaha, program dan kegiatan, yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga, dan ketiga, penentu kebijakan dan penanggung jawab
amal usaha program dan kegiatan adalah Pimpinan Muhammadiyah (Bab III pasal
7 tentang Usaha).

D. Doktrin Ideologi Muhammadiyah Dalam Muqaddimah Anggaran Dasar


Muhammadiyah.
Perkembangan zaman serta kondisi social yang berubah, Muhammadiyah
mengalami dinamika internal untuk menyesuaikan dengan zaman. Para pimpinan
Muhammadiyah berpikir keras untuk bagaimana Muhammadiyah membendung
arus dan menyesuaikan pada setiap kepemimpinannya. Kemuadian lahirlah
rumusan Ideologi Muhammadiyah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian
Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Muhammadiyah ( MKCH ) dan
Khittah perjuangan Muhammadiyah.

5
Jika diteliti dari Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, pada dasarnya
merupakan suatu rumusan untuk merespon kelemahan-kelemahan atau bahkan
kerusakan di dalam tubuh Muhammadiyah yang ditimbulkana oleh nila-nilai
syirik. sehingga pada saat itu Ki Bagus Hadikusumo, merumuskan suatu konsep
bagaimana mengobati luka- luka yang di alami Muhammadiyah selama
pendudukan jepang. maka muncullah apa yang kita kenal sekarang dengan istilah
Muaqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.
Pertama, Muqaddimah dijadikan acuan bagi Muhammadiyah dalam rangka
peningkatan nilai tauhid dikalangan warga Muhammadiyah. Memang ada sedikit
kesamaan antara Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dengan
Muqaddimah atau pembukaan UUD 1945. kalua pembukaan UUD 1945 pada
akhirnya dinyatakan bahwa berdirinya Republik Indonesia dalam rangka
mengantarkan rakyat Indonesian ke pintu gerbang kemerdekaan, maka di dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar akan kita lihat satukalimat yang hamper sama,
dimana dinyatakan " Muhammadiyah didirikan dalam rangka untuk mengantarkan
warga Muhammadiyah ke pintu gerbang Syurga Jannatunna'im". kemiripan ini di
antara lain karena oleh Ki Bagus Hadikusumo yang pada waktu itu kebetulan
menjadi anggota panitia persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (PPKI).
Kedua, Kepribadian Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah juga
merupakan suatu rumusan yang disusun dalam rangka menghadapi permasalahan
politik yang dihadapi Muhammadiyah. Pada waktu itu tokoh ternama Fiqih
Usman, Ali Akbar, AR Fachrudin, Hamka berkumpul dalam rangka menjawab
suatu pertanyaan, “Apakah Muhammadiyah itu?”. Karena pada saat itu
Muhammadiyah berada depan pintu gerbang konflik berkepanjangan. Ada situasi
yang sangat rawan di Muhammadiyah. Agar Muhammadiyah tidak mengulangi hal
yang sama dan tidak terliat dalam mengurus atau memimpin Muhammadiyah,
maka lahirlah kepribadian Muhammadiyah. Dari Keprinadian Muhammadiyah kini
harus tercermin sepuluh sifat tengahan tetapi kuat dalam prinsip diri anggota lebih-
lebih kader dan pemimpin Muhammadiyah. Sekaligus kendati Muhammadiyah

6
secara kelembagaan tidak dibawa dalam politik praktis, maka dalam memimpin
atau berada dalam Muhammadiyah pun jangan melakukn politisasi atau sikap dan
tindakan yang bersifat politik sebagaimana perangai politisi yang menggunakan
cara berpolitik.
Ketiga, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah ( MKCH ).
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah disusun dalam rangka
menghadapi keterbukaan masyarakat akibat lahirnya orde baru. Pada zaman Orde
Lama boleh dikatakan bahwa masyarakat tertutup terhadap nilai-nilai dari barat.
Tapi, pada masa Orde Baru dibuka sedemikian rupa sehingga boleh dikatakan
tidak ada satu nilai pun yang bisa dihalangi masuk di Indonesia.
Keempat, Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Khittah perjuangan
Muhammadiyah merupakan pengganti Khittah Ponorogo yang merupakan jawaban
terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan kelembagaan politik Muhammadiyah.
Bahwa sebelumnya adanya Khittah perjuangan ini Muhammadiyah mempunyai
pendirian bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi kemayarakatan harus
memiliki satu partai politik yang dapat menyalurkan aspirasi politik orang-orang
Muhammadiyah. Muhammadiyah berdasarkan perjuangan ini, menganggap semua
partai politik merupakan bagian lembaga yang mampu menyalurkan politik
Muhammadiyah.
E. Paham Islam Muhammadiyah
Menurut Muhammadiyah, Agama Islam, sebagaimana telah dijelaskan adalah

“apa yang diturunkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan apa yang dihadirkan oleh Nabi
Muhammad dalam Sunnah shahihah, yang terdiri dari perintah-perintah, larangan-
larangan dan petunjuk - petunjuk, untuk kebaikan (hidup) manusia di dunia dan
akhirat”. Dari pengertian di atas, maka yang dipahami, diyakini, dan diamalkan serta
diperjuangkan oleh Muhammadiyah adalah ajaran agama Islam yang berdasarkan Al-
Qur’an dan al-Hadits (Sunnah Rasulullah SAW.). Islam murni yang bebas dari
takhayul dan khurafat (keyakinan syirik yang merusak akidah tauhid), serta bidah
(amalan baru dalam kalangan Islam yang tidak ada perintah atau contoh dari Nabi

7
Muhammad SAW. yang menyebabkan rusaknya ibadah seseorang). Agar umat Islam
memperoleh kebaikan dan keselamatan hidup di dunia dan akhirat.
Sementara Ijtihad, Qiyash dan Ijma’ Shahabat/ Ulama’ tidak dijadikan dasar atau
pedoman beragama dalam Islam, tetapi hanya sebagai cara untuk memahami ajaran
Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, sebagaimana perintah Allah
dalam Surat Ali Imran ayat 32. Muhammadiyah tidak membawakan ajaran baru, bukan
pula ajaran K.H. Ahmad Dahlan, tetapi semata-mata hanya meneruskan ajaran Islam
yang telah dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW. dengan pendekatan tajdid
(pembaruan yang selaras dengan misi Islam), dalam berbagai bidang kehidupan. Jadi
salah besar kalau ada orang atau kelompok yang mengatakan bahwa Muhammadiyah
itu aliran sesat.
Sebagaimana rumusan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
(MKCH), Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang-bidang:

1. Akidah
Akidah yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan. Formulasi akidah
dalam Muhammadiyah merujuk langsung kepada al-Qur’an dan Sunnah, karena
hanya berpegang kepada kedua itulah maka Islam dapat berkembang secara
dinamis. Muhammadiyah bekerja demi tegaknya akidah Islam yang murni, bersih
dari gejala-gejala kemusyrikan, bidah dan khurafat tanpa mengabaikan prinsip
toleransi dalam Islam.
2. Akhlak
Ajaran yang berhubungan dengan pembinaan sikap mental. Dalam pandangan
Islam, segala sesuatu dinilai baik ataupun buruk, terpuji ataupun tercela,
parameternya adalah al-Qur’an dan Sunnah. Muhammadiyah dalam bidang akhlak
ini bekerja demi tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada
ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Muhammadiyah dalam masalah akhlak ini

8
tidak merujuk kepada nilai-nilai ciptaan manusia, karena biasanya nilai-nilai
ciptaan manusia itu mengarah kepada kerusakan.
3. Ibadah
Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT. dengan cara
menjalankan segala perintah-perintahNya dan menjauhi segala larangan-
laranganNya serta menjalankan segala yang diizinkan-Nya. Ibadah dibagi menjadi
dua yaitu; ibadah umum atau ghoiru mahdlah dan ibadah khusus atau mahdlah.
Ibadah umum atau ghoiru mahdlah adalah segala perbuatan baik yang di izinkan
Allah SWT. dan diniatkan karena Allah Ibadah khusus atau mahdlah ibadah yang
tatacara dan aturannya sudah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya.

4. Mu’amalah Dunyawiyah
Mua’malah Dunyawiyah: Aspek kemasyarakatan yang mengatur pegaulan hidup
manusia di atas bumi ini, baik tentang harta benda, perjanjian-perjanjian,
ketatanegaraan, hubungan antar negara dan lain sebagainya. Di dalam prinsip-
prinsip Majelis Tarjih disebutkan “Dalam hal-hal termasuk Al-Umurud
Dunyawiyah yang tidak termasuk tugas para nabi, menggunakan akal sangat
diperlukan, demi untuk tercapainya kemaslahatan umat.”
Adapun prinsip-prinsip mu’amalah dunyawiyah yang terpenting antara lain:
Menganut prinsip mubah. Harus dilakukan dengan saling rela artinya tidak ada
yang dipaksa. Harus saling menguntungkan. Artinya mu’amalah dilakukan untuk
menarik mamfaat dan menolak kemudharatan.
F. Kaitan ideologi Muhammadiyah dengan dinamika nasional dan global
Persyarikatan Muhammadiyah yang melintasi perjalanan usia satu abad senantiasa
bersinggungan dan memiliki kaitan dengan berbagai permasalahan yang sedang
dihadapi oleh umat manusia saat ini, baik dalam lingkup nasional maupun global,
termasuk di dalamnya dinamika kehidupan umat Islam. Posisi Muhammadiyah dalam
dinamika dan permasalahan kehidupan nasional, global, dan dunia Islam sebagaimana
digambarkan di atas dibingkai dan ditandai dengan lima peran yang secara umum
menggambarkan misi Persyarikatan. Kelima peran tersebut adalah sebagai berikut:

9
Pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid terus mendorong tumbuhnya gerakan
pemurnian ajaran Islam dalam masalah yang baku (al-tsawabit) dan pengembangan
pemikiran dalam masalah-masalah ijtihadiyah yang menitikberatkan aktivitasnya pada
dakwah amar makruf nahi munkar. Muhammadiyah bertanggung jawab atas
berkembangnya syiar Islam di Indonesia, dalam bentuk: 1) makin dipahami dan
diamalkannya ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
2) kehidupan umat yang makin bermutu, yaitu umat yang cerdas, berakhlak mulia, dan
sejahtera.
Kedua, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dengan semangat tajdid yang
dimilikinya terus mendorong tumbuhnya pemikiran Islam secara sehat dalam berbagai
bidang kehidupan. Pengembangan pemikiran Islam yang berwatak tajdid tersebut
sebagai realisasi dari ikhtiar mewujudkan risalah Islam sebagai rahmatan lil-alamin
yang berguna dan fungsional bagi pemecahan permasalahan umat, bangsa, negara, dan
kemanusiaan dalam tataran peradaban global.
Ketiga, sebagai salah satu komponen bangsa, Muhammadiyah bertanggung jawab atas
berbagai upaya untuk tercapainya cita-cita bangsa dan Negara Indonesia, sebagaimana
dituangkan dalam Pembukaan Konstitusi Negara. Upaya-upaya tersebut melalui: 1)
penegakan hukum dan pemerintahan yang bersih, 2) perluasan kesempatan kerja, hidup
sehat dan berpendidikan yang bebas dari kemiskinan, 3) peneguhan etika demokrasi
dalam kehidupan ekonomi dan politik, 4) pembebasan kehidupan berbangsa dan
bernegara dari praktek kemunkaran dan kemaksiatan;
Keempat, sebagai warga Dunia Islam, Muhammadiyah bertanggung jawab atas
terwujudnya kemajuan umat Islam di segala bidang kehidupan, bebas dari ketertinggalan,
keterasingan, dan keteraniayaan dalam percaturan dan peradaban global. Dengan peran di
dunia Islam yang demikian itu Muhammadiyah berkiprah dalam membangun peradaban
dunia Islam yang semakin maju sekaligus dapat mempengaruhi perkembangan dunia
yang semakin adil, tercerahkan, dan manusiawi.
Kelima, sebagai warga dunia, Muhammadiyah senantiasa bertanggungjawab atas
terciptanya tatanan dunia yang adil, sejahtera, dan berperadaban tinggi sesuai dengan

10
misi membawa pesan Islam sebagai rahmatan lil-alamin. Peran global tersebut
merupakan keniscayaan karena di satu pihak Muhammadiyah merupakan bagian dari
dunia global, di pihak lain perkembangan dunia di tingkat global tersebut masih
ditandai oleh berbagai persoalan dan krisis yang mengancam kelangsungan hidup umat
manusia dan peradabannya karena keserakahan negara-negara maju yang melakukan
eksploitasi di banyak aspek kehidupan.
Dalam merealisasikan peran-peran tersebut, Muhammadiyah perlu merumuskan
strategi gerakannya, yang diwujudkan dalam Program Persyarikatan. Program tersebut
bersifat realistis dan antisipatif guna menjawab berbagai persoalan umat Islam, bangsa,
dan dunia kemanusiaan, dengan berpijak pada capaian program Muhammadiyah
sampai saat ini. Di sisi lain, mengingat eksistensi Muhammadiyah sebagai gerakan
yang berada langsung dalam puasaran dinamika umat dan masyarakat, maka Program
Persyarikatan dirumuskan secara terintegrasi, baik secara vertikal maupun horisontal,
serta berkesinambungan dalam perencanaan dan pelaksanaannya di semua tingkatan,
organisasi otonom, dan amal usaha Muhammadiyah.
G. Perbandingan ideologi Muhammadiyah dengan ideologi dunia lainnya
Dari berbagai pemikiran ideologi dalam Muhammadiyah sebagaimana diuraikan
terdahulu terkandung pokok-pokok pikiran mengenai Ideologi Muhammadiyah yang
jelas dan kokoh. Jika dikristalkan atau diambil intisarinya, maka yang dimaksud
hakikat, esensi, substansi Ideologi Muhammadiyah ialah “Sistem paham yang
menyeluruh yang mengandung keyakinan, cita-cita, dan strategi perjuangan untuk
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Adapun karakter atau identitas
utama Ideologi Muhammadiyah ialah “Ideologi Islam”, yakni ideologi Islam bermisi
dakwah dan tajdid untuk mewujudkan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Dalam wacana akademik ideologi Islam yang melekat dan menjadi karakter
Muhammadiyah ialah “Ideologi Islam reformis-modernis”, yang secara khusus dalam
terminologi Muhammadiyah disebut “Ideologi Islam yang berkemajuan”. Karakter
ideologi Muhammadiyah yang reformis, modernis, dan berkemajuan itu membedakan
secara jelas dan tegas dari ideologi-ideologi lain yang cenderung ekstrem, seperti

11
ideologi Fundamentalisme-Neofundamentalisme, Revivalisme-Neorevivalisme,
Tradisionalisme-Neotradisionalisme, Neomodernisme-Postmodernisme, maupun dan
apalagi yang bercorak Liberalisme-Sekularisme.

H. Perbandingan ideologi Muhammdiyah dengan ideologi gerakan islam lainnya


Dari pandangan Islam yang berkemajuan itu, maka dapat dilihat perbedaan
orientasi atau perspektif Muhammadiyah dengan gerakan-gerakan Islam lainnya yang
cenderung ekstrim, Pertama Muhammadiyah berbeda dengan pandangan Islam yang
serba liberal dan melakukan dekonstruksi (pembongkaran secara kritis) atas ajaran-
ajaran Islam sehingga serba relative seperti dilakukan oleh kelompok atau pandangan
Liberal. Kedua, Muhammadiyah juga berbeda dari pandangan dan gerakan Islam yang
cenderung radikal-konservatif atau radikal-fundamentalis seperti Salafi,
Wahhabi, Tarbiyah/ Ikhwanul Muslimin, Taliban, Jama’ah Tabligh, Islam Jama’ah,
Jama’ah Islamiyah, Hizbut Tahrir, Majelis Mujahidin, Ansharut Tauhid, Islam
Tradisional, Majelis Tafsir Al-Qur’an dan kelompok Syi’ah. Muhammadiyah lebih
berbeda dan berseberangan karakter dengan partai-partai politik Islam, termasuk
dengan partai dakwah apapun, karena organisasi tersebut selain memiliki ideologi
sendiri juga semuanya berjuang di jalur politik praktis.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN


Dalam Muhammadiyah ideologi dapat dipahami sebagai sistem paham atau
keyakinan dan teori perjuangan untuk mengimplementasikan ajaran islam dalam
kehidupan umat melalui gerakan sosial-keagamaan. Karena rujukan dasarnya
adalah islam, maka ideologi muhammadiyah tidak akan bersifat dogmatik dan
ekslusif secara taklid-buta, sehingga tetap memiliki watak terbuka.
Muhammadiyah bukanlah Ideologi sebagaimana Ideologi dalam pengertian
sistem paham yang radikal, kaku, dan bercorak gerakan politik. Muhammadiyah
kendati bukan Ideologi, tetapi dalam perkembangannya sedikit atau banyak
mengalami persentuhan dengan konsep-konsep dan kepentingan ideologis. Dalam

12
Muhammadiyah banyak diperbincangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
“Ideologi Islam”, seperti konsep Islam sebagai dasar Negara, masyarakat Islam,
asas Islam dan konsep-konsep politik Islam. Aqidah Islam menurut Muhamadiyah
dirumuskan sebagai konsekuensi logis dari gerakannya.
Formulasi aqidah yang dirumuskan dengan merujuk langsung kepada suber
utama ajaran Islam itu disebut ‘aqidah shahihah, yang menolak segala bentuk
campur tangan pemikiran teologis. Sumber aqidah Muhammadiyah adalah alquran
dan Sunnah yang dikuatkan dengan berita-berita yang mutawatir”.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Andri, Fakhrurrozi, Farihen, dkk. (2018). “Kemuhammadiyahan”.Penerbit


Suara Muhammadiyah : hlm. 175-202.

Latif, Rusli. (2019). “Tinjauan eksistensi ideologi muhammadiyah periode 2005-2015”.


Skripsi. Akidah dan Filsafat Islam. Fakultas Ushuluddin.Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/44006

Hidayat, Syamsul. (2011). “Metode Pemahaman Agama Dalam Muhammadiyah”.


Universitas Muhammadiyah Surakarta. Vol. 9, No : Desember 2011.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/2138/1.%20SAMSUL
%20H.pdf;sequence=1
Nashir, Haedar. (2014). “Memahami Ideologi Muhammadiyah”. Penerbit Suara
Muhammadiyah : hlm. 25-59.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/27851/HN%20B%203
_compressed.pdf?sequence=4&isAllowed=y
Nashir, Haedar. (2016). “Muhammadiyah Gerakan
Pembaruan”.Penerbit Suara Muhammadiyah :hlm. 407-418.
https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=PCNyDQAAQBAJ&oi=fnd&p

13
g=PR3&dq=ideologi+muhammadiyah&ots=To2vuDbPU2&sig=BU4eKU3-n2
WTnkGdfZv0wEIK2Fc

14

Anda mungkin juga menyukai