HASTUTI ILYAS
HASTUTI ILYAS
Menyetujui
Tim Pembimbing
Muh. Saharuddin,S.Si.,M.Si.,Apt
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun 2030. Tahun 2011 Indonesia berada pada peringkat sepuluh negara
biayanya lebih murah dan efek samping yang lebih sedikit. Oleh karena itu,
dilakukan diantaranya adalah dengan pencarian obat baru. Hal ini merupakan
salah satu upaya dalam meminimalisir efek samping obat, terutama obat-
obatan yang digunakan dalam jangka lama untuk penyakit degeneratif. Salah
satu upaya pencarian obat baru yang saat ini banyak dikembangkan adalah
Salah satu bagian dari tanaman Kacapiring adalah daun yang berbentuk
oblong dan berwarna hijau tua mengkilat. Pemanfaatan Daun Kacapiring selama ini
oleh masyarakat dan dunia kesehatan lebih banyak dikenal dan dimanfaatkan sebagai
tanaman obat tradisional dengan cara direbus yang dapat menyembukan berbagai
macam penyakit seperti Diabetes Mellitus, demam, sariawan dan yang lainya (Azuri,
DS. dan Suwartono, Eddy, 2003). Namun, pegolahannya yang kurang maksimal
membuat daun kurang dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu tumbuhan obat
baik di daerah dingin maupun di daerah panas. Namun tumbuhan ini lebih
cocok tumbuh di daerah pegunungan atau lokasi yang tingginya lebih dari
dapat di lakukan dengan cara stek, biji, dan cangkok batang. karena
B. Rumusan Masalah
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit yang telah diinduksi
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
1. Nama Tanaman
2. Sistematika tumbuhan
Klasifikasi : Kacapiring
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Asteridae
Regnum : Plantae
Order : Rubiales
Famili : Rebiacea
Genus : Gardenia
3. Nama daerah
Latief, 2014)
4. Morfologi Tanaman
hias atau tanaman pagar hijau yang memiliki aroma bunga yang harum.
Akan tetapi, tumbuhan ini lebih cocok di daerah pergunungan atau lokasi
yang tingginya lebih dari 400 meter di atas permukaan laut. Bunga
1-2 meter. Bunga Kacapiring indah mirip bunga mawar putih dan tajuk-
5. Kandungan kimia
gelas air, dan agnkat setelah mendidih dan tersisa setengahnya. Setelah
Daun Kacapiring, 2 sendok makan madu dan 1 potong gula aren. Setelah
kemudian di saring. Setelah itu, campur air remasna tadi dengan madu
dan juga gula aren aduk sampai merata. Di minum 2 kali sehari secara
B. Hewan uji
cahaya dan aktif pada malam hari. Hewan ini memiliki pendengaran yang
Genus dan jenis mencit laboratorium adalah Mus musculus dan termasuk
Kerajaan : Animilia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Superfamili : Muroldea
Family : Muridea
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Senyawa
pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Ditjen POM, 2000).
a) Cara dingin
1. Maserasi
sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan
dalam sel dan di luar sel maka larutan terpekat didesak keluar.
2. Perkolasi
b) Cara Panas
1. Refluks
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
2. Sokletasi
dan yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstrak kontinu
3. Digesti
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum
menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Proses
5. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai
6. Perasan
Perasan adalah suatu cara yang digunakan untuk mengeluarkan zat aktif
yang terdapat di dalam sel bahan alam, baik secara manual maupun mekanik. Cara
manual adalah cara tradisional yang dilakukan dengan cara sampel dihaluskan
cara modern dengan menggunakan alat seperti juicer. Kegunaan juicer ini adalah
untuk menghaluskan dan memisahkan sampel antara ampas dan sarinya hingga
D. Diabetes mellitus
1. Pengertian
kadar glukosa puasa yang lebih tinggidari 110 mg/dL. Kadar glukosa
serum puasa normal adalah 70 sampai 110 mg/dL. Glukosa difiltrasi oleh
glomerulus dan hampir semuanya difiltrasi oleh tubulus ginjal selama
2013).
2. Klasifikasi Diabetes
Melitus/IDDM
atau tidak sama sekali sekresi insulin. Dapat ditentukan dengan level
ketoasidosis.
Melitus/NIDDM
sekresi insulin pada adanya glukosa bersama bahan sekresi insulin lain
genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin
pankreas, penyakit metabolik endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus,
rasa sangat haus, kehilangan energi, turunnya berat badan serta rasa letih.
klasik.
5. Farmakoterapi
a. Terapi Insulin
hormone-hormon hipofisis)
danRahardja,2013).
b. Antidiabetika Oral
sulfa, yang selanjutnya disusul oleh banyak turunan lain dengan daya
kerja lebih kuat. Sementara itu sekitar tahun 1959 ditemukan senyawa
c. Biguanida
orang sehat. Zat ini juga menekan nafsu makan (efek anoreksan)
ialah kadar insulin, glukosa dan asam lemak bebas dalam darah
Vildagliptin (Galvus)
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sakti Makassar.
C. Bahan Uji
Kabupaten Maros.
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : Erlenmeyer, Gelas ukur,
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Air suling, Cairan
glibenklamid. Alkohol
E. Populasi dan Sampel
a. Populasi
b. Sampel
F. Prosedur Kerja
dibiyarkan selama 5 hari terhindar dari cahaya matahari dan sekali kali
sesuai dengan kebutuhan. Semua alat yang tahan panas dan bukan
lalu disterilkan dalam oven pada suhu 180º - 200ºC selama 1-2 jam.
Sedangkan untuk alat-alat dan bahan yang tidak tahan panas terutama
Di buat larutan ujin 2 %b/v , 4 %b/v dan 8 %b/v, untuk larutan uji
ml, dan untuk larutan uji 8%b/v di ambil 2 gram larutan esktrak Daun
control, kelompok 2-4 diberi rebusan daun pegagan secara oral sesuai
glukosa dan beraksi dengan zat tertentu yang terkandung dalam strip
glukometer.
Hasil pengamatan dan data yang telah di ambil akan diolah secara
Mencit (Mus
musculus) 15 ekor
Daun Kacapiring
Pemeliharaan
Pembuatan ekstrak
Pengelompokkan Daun Kacapiring
Pengukuran kadar
glukosa awal Ekstrak Daun
Kacapiring
Pemberian Larutan
glukosa
Perlakuan terhadap mencit
Pengukuran kadar
glukosa darah setelah KLP I KLP II KLP III KLP IV KLP IV
30 menit
Na CMC ekstrak ekstrak ekstrakSuspensi
1% b/v Daun Daun Daun glibenkla
Kacapiring Kacapiring Kacapiring mid
5% b/v 10% b/v 20% b/v0,002%b/v
b/v
Pengambilan darah dan pengukuran kadar glukosa darah setiap 60
menit selama 2 jam
Analisis data
Pembahasan
Kesimpulan
Perhitungan dosis glibenklamid
= 0,013 mg
30 gr
Untuk 30gr mencit = × 0,013 mg
20 gr
= 0,0195 mg
100 ml
Untuk 100 ml = × 0,0195 m g
1ml
= 1,95 mg
= 0,00195 gr
0,00195 gr
Kadar glibenklamid = × 100 %
100 ml
= 0,00195%b/v
= 0,002%b/v
1,77
Jumlah rata-rata = =0,177 gr=177 mg
10tab
2 mg
x 177 mg=70,8 mg=0,0708 g serbuk yang di timbang
5 mg
DAFTAR PUSTAKA