Anda di halaman 1dari 2

Masa pandemi yang telah berlangsung selama satu tahun ini telah memberikan saya

berbagai pengalaman baru yang berkesan, terutama dalam peran saya sebagai seorang guru
di SMK Negeri 1 Siempatnempu Hilir yang berada di desa terpencil yaitu desa pardomuan.
Sedikit cerita awal yang kami rasakan ketika pertama sekali berada di tempat ini. Pada
tahun pertama sampai tahun kedua belum ada jaringan telepon dan internet, Namun pada
tahun ketiga didesa pardomuan ini mulai pembangunan tower akibat keluhan para guru,
siswa, para pegawai kantor dan seluruh masyarakat, namun pada saat itu juga jaringan
belum optimal.
Ketika tahun ketiga berlangsung, siswa – siswa SMK Negeri 1 siempatnempu Hilir akan
melaksanakan Ujian Nasional Berbasia Komputer (UNBK) untuk memenuhi syarat kelulusan
mereka, setelah mengikuti UNBK maka datanglah kabar yang sangat menyedihkan dimana
pada saat itu mereka tidak bisa melanjutkan ujian- ujian yang lain disekolah tetapi
melaksanakan Ujian Sekolah dirumah saja.
Terhitung sejak Maret 2020 hingga akhir tahun ini, banyak kegiatan sekolah yang harus
dilaksanakan dari rumah. Hampir semua aktivitas belajar dan mengajar dilakukan tidak
secara tatap muka.
Saat asyik–asyiknya melakukan kegiatan Penilaian Tengah Semester (PTS) untuk kelas X dan
XI. Mendadak ada edaran untuk mengabarkan kepada anak–anak tercintaku kelas X dan XI
untuk belajar di rumah selama dua pekan. Dengan harapan dua pekan lagi bisa masuk,
semua peralatan aku persiapkan di mej. Namun, setelah dua pekan bukan kabar baik yang
diterima, edaran untuk memperpanjang kegiatan belajar di rumah sudah ada di meja
kantor. Yahh…perpanjang lagi. Melalui rapat mendadak dan komando dari bapak kepala
sekolah, akhirnya pembelajaran dilaksanakan lewat model daring.
Membayangkan online terbayang dibenak saya , wuihhh canggih dan keren. Tapi kemudian
tersirat juga beberapa pertanyaaan yang diawali…”ya kalau”. “Ya kalau orangtuanya punya
komputer?” Ya kalau orangtua punya Whatsapp ?” “Ya kalau anak diperbolehkan
menggunakan handphone?” “Ya kalau didesa mereka ada jaringan?”.
Akhirnya dengan berat hati dalam kebimbangan, sedikit membuka fasilitas Google. Dengan
media Youtube, mau tidak mau belajar memahami apa itu Googleform dan sebagainya.
Akibat dari keterbatasan jaringan dan tidak semua siswa memiliki handphone pembelajaran
juga dilakukan dari rumah ke rumah. Hari pertama melakasanakan pembelajaran online
saya dan rekan-rekan guru melaksanakan pembelajaran melalui whatsapp, setelah
beberapa bulan kami belajar menggunakan Google Classroom, pada saat pembelaran online
hanya 40 % dari keseluruhan siswa yang bisa melaksanakan pembelajaran online karena
keterbatasan jaringan dan tidak memiliki handphone, inilah yang menjadi kendala bagi saya
dan rekan-rekan guru, karena kami tidak bisa memaksakan orang tua untuk membeli
Handphone karena orang tua sudah mengeluh dan mengatakan tidak bisa membeli
handphone bagi anaknya. Untuk mensiasati itu supaya siswa tidak tertinggal dengan
pembelajaran kepala sekolah menyarankan para guru untuk melakukan pembelajaran dari
rumah kerumah, memang pada saat itu bapak kepala sekolah memberikan biaya untuk
membeli bensin kerumah siswa, karena rumah mereka jauh. Namun yang menjadi kendala
terbesar kami jalan menuju rumah mereka hancur sehingga membuat badan sakit dan
kendaraan kami rusak. Pada saat itu hati saya hancur melihat keadaan itu.
Awalnya pembelajaran yang berbagai cara kami lakukan disambut baik karena tidak harus
ke sekolah, apalagi sebelum pandemi waktu belajar di sekolah dimulai dari pagi sampai
sore," hingga pada akhirnya siswa mulai jenuh.
Banyak pengalaman baru yang saya alami, pengalaman unik, lucu, sampai bikin stres hingga
jatuh sakit. Saya mengajar Bahasa Indonesia di kelas X dan XI SMK, terkadang ada (murid)
yang baru pada bangun tidur. Padahal udah dibatasin absen lewat whatsapp grup sampai 15
menit aja (toleransi keterlambatan) tetep aja pada lewat. Akhirnya yang telat japri (jalur
pribadi/pesan langsung),” dan terkadang tidak ada yang merespon lalu saya telepon baru
mereka aktif belajar. Lalu kendala baru muncul lagi yaitu kendala berkaitan dengan
ketersediaan kuota internet. Kendala ini tidak hanya dialami guru namun juga siswa.
masalah kuota internet cukup mengganggu kegiatan belajar mengajar. Tidak jarang siswa
terlambat mengirimkan tugas karena kehabisan kuota. Hal ini pun harus saya dan rekan-
rekan guru lain harus memaklumi sebagai guru. Terkadang "Mereka WA saya lalu
mengumpulkan tugasnya, walaupun terlambat karena terkendala kuota. Kadang juga ada
anak yang tidak  megang handphone dan pakai punya orang tuanya. Nah, itu juga jadi
kendala," bagi kami.
Tugas saya bukan hanya guru mata pelajaran tetapi juga seorang wali kelas. Sebagai wali
kelas, saya juga memiliki tugas yang cukup berat yakni mendorong murid-muridnya untuk
mengirim tugas. Terkadang saya juga menjadi perantara kepada guru lainnya dan menerima
tugas murid-muridnya melalui aplikasi Whatsapp. Dan juga bertugas memeriksa siswa yang
mengumpulkan tugas baik lewat online maupun luring. Tugas sebagai wali kelas cukup berat
karena ketika pembelajaran siswa tidak aktif sebagai wali kelas juga bertugas menghubungi
siawa agar aktif pembelajaran dan apabila ada siswa tidak pernah mengumpul tugas saya
harus kerumahnya dan membujuk siswa agar aktif belajar.Lalu supaya tidak memberatkan
siswa saya dengan rekan-rekan guru serta kepala sekolah bersiasat mencoba tak memberi
materi terlalu padat hingga membuat jenuh murid di kelas, sehingga hanya menjelaskan
yang sulit diterangkan. Sehingga satu jam setengah ini materi pembelajaran bisa
tersampaikan ke siswa semuanya. Tugas ini memang sangat berat karena menekankan guru
bisa berinovasi dengan menciptakan metode pembelajaran yang nyaman dan tidak
menekan para siswa, tetapi materi yang disampaikan bisa dipahami para siswa.
Nah, itulah suka duka yang saya alami selama pembelajaran Online dan pembelajaran
Luring, saat ini semua guru dan siswa sudah divakainasi dan melaksanakan pembelajaran
tatap muka terbatas, semoga kedepan kita semakin sehat dan negara kita bebas dari Covid-
19. Semangat mengemban tugas

Anda mungkin juga menyukai