Anda di halaman 1dari 3

Judul : Sahabat

Tema : Pendidikan

Alur : Pendek

Penokohan :

- Indri = Indri
- Gendis = Dila
- Hadi = Galih
- Dafid = Dafid
- Farel = Farel
- Guru = Dervin

Sinopsis Drama

Suatu ketika disaat keadilan sudah menjadi kata yang punah. Sedang diadakannya ujian
semester. Indri dan Gendis duduk sebangku, Dafid dan Farel duduk sebangku di depannya,
sedangkan Hadi duduk sendiri disamping Indri.

Mata pelajaran yang sedang di ujiankan adalah matematika, semua murid terlihat
kebingungan dan kewalahan melihat soalnya. Dan terjadi lah percakapan antara 5 sahabat, Indri,
Gendis, Hadi, Dafid, Farel.

Dialog Drama

Gendis : “In, aku minta jawaban soal nomor 15 dan 16!”

Indri : “A dan B”

Dafid : “Kalau soal nomor 20,24 dan 30 apa jawabannya Ndis?

Gendis : “20 C, 24 B, 30 belum”

Hadi : “Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”

Dafid : “Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum aku isi”

Mereka berempat saling contek-contekan seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Farel,
ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Gendis : “Farel,kamu sudah selesai?”

Farel : “Belum, tinggal 2 soal lagi”

Gendis : “Aku minta jawaban nomor 5 sampai 9 dong!”

Indri : “Nomor 1 dan 2 apa Farel?”

Farel : “Ga bisa Ndis, In”

Gendis : “Kenapa? Kita kan sahabat Farel, kita harus saling berbagi dan bekerja sama”

Indri : “Iya Farel, kan berbagi itu indah dan kalo sesuatu dikerjakan bersama akan
terasa mudah”

Farel : “Tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”

Dafid : “Emangnya kenapa Farel, kan kita ga nyontek dari nomor 1 sampai 40!”

Farel : “Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama.
Aku tidak mau mencontek karena dosa, begitu pula memberi contekan ke
kalian. Aku minta maaf”

Indri : “Tapi ini sangat-sangat mendesak Farel”

Dafid : “Iya Farel bantu kami”

Farel : “Tetap ga bisa”

Hadi : “Yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Farel, dan kami urus diri kami
sendiri.” (marah dan kesal)

Gendis : “Biarkan, kita lihat di buku saja”

Gendis lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian
melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Dafid menanyakan hasilnya.

Dafid : “Bagaimana Ndis? Ada gak?

Gendis : “Ada, kalian dengar baik-baik ya. 5 B, 6 B, 7 A, 8 C, 9 D”

Karena suara Gendis yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri
mereka berempat.

Guru : “Kalian ini, mencontek aja kerjaaannya. Dari tadi saya perhatiin noleh kanan
kiri rebut aja. Keluar kalian, bersihkan toilet musholla sekarang juga”

Gendis : “Aku gak nyangka nasib kita akan gini”


Indri : “Aku juga gak nyangka, akan dihukum”

Dafid : “Seharusnya kita belajar ya”

Hadi : “Iya, Farel benar”

Gendis : “Disaat seperti ini, baru kita nyadar yah!”

Dafid : “Aku nyesal!”

Indri, Gendis, Hadi : “Aku juga” secara bersama

Setelah itu Farel keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Farel ikut juga
membersihkan toilet seperti teman-temannya.

Farel : “kenapa Farel? Kamu di hukum juga?”

Farel : “Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita sahabat kan? Aku ingin
kita bersama dan kamu tadi bilang kan In, kalo sesuatu dikerjakan bersama
akan terasa mudah, jadi ayo kita selesaikan bersama-sama”

Hadi : “Aku harap ini menjadi pelajaran buat kita ya”

Gendis : “Dan tidak kita ulangi lagi”

Dafid : “Dan kita best friend”

Lalu mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa dan candaan.
Persahabatan akan mengalahkan segala keburukan.

Anda mungkin juga menyukai