Anda di halaman 1dari 11

BAB III

PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Pasal 1 – Syarat Umum

1. Umum

Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari persyaratan ini
yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-
klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum. Gambar-gambar dan spesifikasi
perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu
bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik
dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja,
Pemborong harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.

2. COMMISIONING DAN TESTING


a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuranpengukuran
yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan persyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang
diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus
disediakan oleh Pemborong.

Pasal 2 – Instalasi Listrik dan Penangkal Petir

Bagian 1 - Gambar kerja dan ketentuannya

a. Gambar-gambar perencanaan serta spesifikasi masing-masing saling berkaitan dan merupakan


suatu kesatuan.
b. Gambar-gambar perencanaan instalasi ini menggambarkan Tata Letak secara umum dari
peralatan yang nantinya akan dipergunakan sebagai referensi.
c. Kontraktor didalam pelaksanaan harus memperhatikan kondisi disekitarnya, juga gambar-
gambar perencanaan dari disiplin lainnya yang akan dipergunakan sebagai referensi.
d. Apabila ada suatu bagian pekerjaan atau bahan yang akan diperlukan agar instalasi ini dapat
bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan pada salah satu gambar atau spesifikasi
perencanaan saja, Kontraktor harus tetap melaksanakannya tanpa adanya tambahan biaya.
e. Gambar-gambar kerja dan detail (Shop drawing) harus dibuat sebelum pekerjaan dimulai
untuk mendapat persetujuan Manajemen Proyek, sehingga setiap Shop Drawing yang diajukan
dianggap Kontraktor telah mempelajari situasi dan sudah berkonsultasi dengan pekerjaan
instalasi lainnya. Kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan sebelum Shop Drawing
mendapat persetujuan Manajemen Proyek.
f. Semua Shop Drawing, baik yang dipakai di lapangan maupun arsip, harus mendapat
persetujuan dari Manajemen Proyek dan dilaksanakan Kontraktor dengan menempatkan
minimal 1 (satu) copy Shop Drawing di lapangan untuk tujuan mempermudah pemeriksaan.
g. Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan didalam Shop Drawing dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat peralatan-peralatan
tersebut.
h. Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberi tanda-tanda
dengan pensil / tinta merah pada 2 (dua) set, atas segala perubahan, penghapusan atau
penambahan rencana instalasi. Satu set gambar tersebut harus diserahkan kepada Pemilik
Gedung.

Bagian 2 - Pemasangan peralatan

a. Kegiatan pemasangan peralatan yaitu dari penerimaan, penyimpanan, pemindahan


ketempatnya, setting diatas pondasi dan persiapan untuk operasi harus dilaksanakan dengan
spesifikasi dan instruksi dari pabrik pembuatnya.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan dan material yang belum atau
yang sudah dipasang agar selalu dalam keadaan bersih dan dilindungi dari kerusakan, kotor,
basah atau hilang sampai dengan pada saat serah terima pertama.
c. Kontraktor harus menyediakan sendiri dan memasang support, bracket atau mounting dari
peralatan yang akan dipergunakan.

Bagian 3 - Pengecatan

a. Segera sebelum suatu peralatan dirakit maka permukaan-permukaan yang perlu pengecatan
dan akan tertutup sesudah dirakit / dipasang, haruslah dibersihkan dan dicat dengan zinc
chromate primer.
b. Segera sesudah suatu peralatan dirakit/dipasang, Kontraktor harus memeriksa cat dari
peralatan tersebut, bagian yang rusak catnya harus dibersihkan dan dicat dengan bahan dan
warna yang serupa dengan aslinya.
c. Semua las - lasan yang dilakukan Kontraktor selama masa konstruksi, harus segera dicat
dengan cat dasar dan dilapisi dengan cat penutup secepatnya sebelum terjadi korosi.

Bagian 4 - Pekerjaan pondasi, pembobokan dan pengeboran

a. Kontraktor dalam jangka waktu 2 (dua) minggu sejak penunjukkannya harus menyerahkan
kepada Manajemen Proyek semua gambar-gambar detail pondasi, penembusan-penembusan
dinding, slab dan lain- lain yang berkaitan dengan pekerjaannya. Kontraktor harus melakukan
pengecekan atas kebenaran pekerjaan tersebut pada saat dilakukannya pengecoran.
b. Keterlambatan penyerahakan gambar, kesalahan informasi gambar oleh Kontraktor maka
Kontraktor bertanggung jawab atas biaya sendiri untuk pengadaan dan pembetulan atas
pekerjaan-pekerjaan tersebut.
c. Seluruh pembobokan pada dinding, tembok, lantai dan sebagainya yang diperlukan dalam
rangka pemasangan instalasi, termasuk perbaikan kembali akibat-akibat pembobokan ini
adalah tanggung jawab Kontraktor.
d. Pekerjaan pengeboran dan sebagainya hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan dari
Manajemen Proyek. Oleh karena itu setiap hal yang menyangkut pekerjaan tersebut, harus
diajukan kepada Manajemen Proyek secara tertulis lebih dahulu.

Bagian 5 - Masa pemeliharaan

a. Masa pemeliharaan adalah selama 6 (enam) bulan terhitung dari saat penyerahan seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan. Selama masa pemeliharaan ini Kontraktor diwajibkan
untuk mengatasi segala kerusakan, baik perbaikan maupun penggantian peralatan tanpa ada
tambahan biaya. Dalam hal ini termasuk juga pengadaan tenaga-tenaga yang diperlukan
untuk ini.
b. Selama masa pemeliharaan tersebut Kontraktor pekerjaan instalasi ini masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh
instalasi yang telah dilaksanakan.
c. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat dilakukan setelah dilengkapi dengan bukti-bukti
hasil pemeriksaan baik yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor yang melaksanakan
pekerjaan tersebut dan Pemberi Tugas serta jika perlu disahkan juga oleh Jawatan
Keselamatan Kerja.
d. Jika dalam masa pemeliharaan tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi ini tidak
melaksanakan teguran-teguran untuk perbaikan / penggantian / melengkapi kekurangan,
maka Pemberi Tugas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut kepada
pihak lain atas biaya Kontraktor.
e. Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan rutin
dilaksanakan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu sekali.

Bagian 6 - Garansi / Service Purna Jual

Kontraktor bertanggung jawab atas semua kerusakan peralatan yang dipasang dalam waktu 1
(satu) tahun semenjak serah terima pertama pekerjaan. Dalam masa garansi maka semua kerusakan yang
diakibatkan oleh kesalahan pabrik (factory fault), menjadi tangung jawab Kontraktor untuk mengganti /
memperbaikinya, tanpa boleh mengajukan claim.

Bagian 7 - Testing Instalasi

a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang diperlukan untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh instalasi yang
sudah dipasang dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk testing tersebut merupakan
tanggung jawab Kontraktor, termasuk peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari
sistem ini, seperti yang disyaratkan oleh pabrik pembuat, harus disediakan oleh Kontraktor.
c. Testing instalasi listrik yang dimaksud ialah :
 Pada waktu instalasi telah selesai, sistem yang dipasang harus ditest untuk membuktikan, bahwa
seluruh perangkat instalasi telah mampu bekerja dengan baik.
 Semua panel listrik yang telah dipasang harus diperiksa satu persatu sehingga yakin tidak terdapat
cacat atau kesalahan pemasangan.
 Semua kabel-kabel harus diperiksa isolasinya dengan meger 600 volt.
d. Apabila pada saat pemeriksaan dan pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari
suatu bagian dari Instalasi atau suatu bahan dari instalasi yang rusak / gagal, maka setelah
kerusakan diperbaiki, pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai berhasil. Penggantian
atas bahan-bahan yang rusak / gagal harus dilaksanakan, penambalan dengan bahan apapun
tidak tidak diperkenankan.

PASAL 2 : LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Kontraktor harus melaksanakan pengadaan, pemasangan seluruh peralatan di bawah ini :

2.1. Kabel Tegangan Menengah dari Gardu hubung PLN sampai ke panel MVDP (Medium Voltage
Distribution Panel) dan dari MVDP ke sisi Tegangan Menengah Transformator.

2.2. Panel MVDP (Medium Voltage Distribution Panel)

Panel LVDP (Low Voltage Distribution Panel)

Panel Distribusi dan Panel lainnya (sesuai BQ dan Gbr.)

2.3. Semua kabel tegangan menengah sesuai dengan Gambar dan BQ

Semua kabel tegangan rendah sesuai dengan Gambar dan BQ

2.4. Kabel Distribusi dari LVMDP ke Panel-Panel Pompa Air dan Pompa Kebakaran

2.5. Instalasi titik nyala lampu dan stop kontak berikut saklar sesuai gambar perencanaan, baik
didalam maupun di luar gedung.

2.6. Semua armature lampu, sesuai gambar perencanaan.

2.7. Instalasi pentanahan untuk :

- Semua titik nol dan badan panel.

- Semua badan armatur lampu.

- Titik netral dan badan transformator.

- Semua titik arde stop kontrak.

- Semua badan pompa dan exhaust fan.


- Kerangka bangunan dari baja.

- Semua badan perangkat peralatan elektronika : sistem tata suara,

central fire alarm.

- Badan diesel generating set.

2.8. Titik pentanahan tersebut, masing-masing dilaksanakan secara terpisah, terdiri untuk :

- Panel-Panel Elektronika.

- Panel-Panel Listrik dan bahan armature lampu, serta titik arde stop kontak.

- Titik Netral Transformator, pompa, exhaust fan, kerangka bangunan baja dan
Diesel Generator.

2.9. Disamping itu Kontraktor harus melaksanakan :

1. Masa pemeliharaan antara serah terima pertama sampai serah terima kedua selama 6 bulan.
2. Garansi selama 1 (satu) tahun penuh terhitung sejak serah terima pertama.
3. Kontraktor diwajibkan melatih cara-cara mengoperasikan dan memelihara system ini kepada
operator yang ditunjuk oleh pemilik gedung sejak serah terima pertama.

PASAL 3 : Metoda Konstruksi Instalasi Listrik.

3.1. Kabel Tanah 20 KV

Antara gardu hubung, dari outgoing cubicle, sampai ke panel MVDP diruang Transformator, ditarik kabel
tegangan menengah, 20 KV

a. Penanaman di dalam tanah :

- Kedalaman : 80 cm dari muka tanah

- Lapisan Pasir : Atas, bawah, kiri, kanan 20 cm

- Pelindung : Bata, diatas lapisan pasir

- Urugan : Tanah Padat

- Lintasan : Dibawah saluran atau jalan diberi patok kabel yang menyatakan arah dan lintasan.

b. Ujung kabel yang dihubungkan ke terminal pemisah disisi outgoing gardu hubung dan
terminal pemisah disisi incoming MVDP, dipasang sepatu kabel.

3.2. Panel LVMDP

a. Panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm jenis Metal Enclosed dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dimenie dan diduco 2 kali, dan harus dicat dengan cat bakar, warna finishing
yang dapat dipakai adalah greyblue (abu-abu). Panel-panel yang harus dilengkapi dengan
kunci merk Yale atau setara.
b. Semua panel harus dilengkapi dengan wiring diagram yang jelas menunjukkan antara lain :

- Besarnya ampere dari fuse, saklar dan lain-lainnya

- Incoming lines dari panel mana

- Outgoing menuju panel mana, group penerangan atau stop kontak yang mana

c. Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa,
sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan, penyambungan pada komponen dapat mudah dilaksanakan
tanpa mengganggu komponen lainnya.

d. Seluruh elemen/komponen panel harus telah lulus uji dari LMK PLN.

e. Komponen pengaman yang dipakai adalah jenis Load Breaker Switch (LBS), MCCB (Moulded
Case Circuit Breaker atau MCBSR), Miniatur Circuit Breaker (MCB), High Rupturing Capasity Fuses
(HRCF) sesuai gambar.

f. Tiap-tiap panel harus dibuatkan busbar untuk grounding, tahanan pentanahan tidak boleh
melebihi 2 ohm diukur setelah minimal tidak hujan selama 2 hari.

g. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar tembaga terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar
netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir
dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65 derajat celcius. Setiap busbar tembaga
harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.

h. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis Semi-Flush Mounting dalam kotak tahan getaran
dengan ukuran 96x96 mm dengan skala liniar dan ketelitian 1%.

3.3. Kabel Antara LVDP sampai ke Panel Distribusi

a. Kabel yang dipasang didalam shaft kabel harus menggunakan tangga kabel (leader) dari konstruksi
yang diberi cat. Kabel harus diklem dan disusun yang rapih, diikat dengan sabuk kabel secara silang
dan kabel harus berjarak sama atau lebih besar 1 kali diameter antara satu dengan yang lainnya.

b. Kabel yang dipasang didalam tanah harus ditanam minimum 70 cm dari permukaan tanah. Kabel
sebelum dipasang harus diberi pasir sebagai alas setebal 10 cm, lalu diurug lagi dengan pasir setebal
15 cm dan ditutup dengan batu pelindung kemudian diurug kembali.

c. Pada route kabel tiap-tiap 25 meter dan setiap belokan supaya diberi tanda pada jalur kabel dengan
tanda arah kabel.

d. Untuk kabel yang menyebrangi selokan, jalan atau instalasi lainnya harus dilindungi dengan pipa
galvanis dengan penampang pipa ialah 2.5 x penampang kabel.

e. Kabel dari panel induk ke panel –panel distribusi yang berada diatas plafond harus dipasang diatas
rak khusus atau didalam pipa PVC dengan ukuran seperti terlihat pada gambar atau sesuai standard.

f. Kabel dihubungkan ke Busduct melalui tap off dan dengan pengaman sesuai gambar rencana.
3.4. Stop Kontak dan Saklar

a. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk (flush mounting)

b. Stop kontak dinding dipasang 30 cm dari permukaan lantai dan diruang-ruangan yang basah atau
lembab harus dari jenis Water Dicht (WD), sedangkan untuk saklar dipasang 150 cm dari
permukaan lantai, semuanya diukur dari lantai finish sampai ke as saklar atau stop kontak.

3.5. Instalasi Hubungan Pengetanahan.

a. Cara penyelenggaraan instalasi hubungan pengetanahan harus disesuaikan dengan peraturan PLN
yang ada dan disesuaikan dengan spesifikasi dan gambar-gambar

b. Bagian-bagian yang wajib dihubung tanahkan ialah :

- Badan semua panel.

- Semua armature lampu.

- Titik arde semua stop kontak.

- Badan Transformator.

- Badan semua pompa dan exhaust fan

- Kerangka bangunan dari baja.

- Badan perangkat peralatan elektronika : PABX, Tata Suara, Central Fire Alarm.

- Badan diesel generating set.

c. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis minimum berdiameter 11/2”,
diujung pipa tersebut diberi/dipasang copper rod sepanjang 0.5 m. Elektrode pentanahan yang dipantek
dalam tanah minimal mencapai air tanah.
BAB IV
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING
Pasal 1 – Syarat Umum

1. Umum

Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari persyaratan ini
yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-
klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum. Gambar-gambar dan spesifikasi
perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu
bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik
dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja,
Pemborong harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.

2. COMMISIONING DAN TESTING


c. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuranpengukuran
yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan persyaratan yang berlaku.
d. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang
diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus
disediakan oleh Pemborong.

PASAL 2 : LINGKUP PEKERJAAN PLUMBING

Kontraktor harus melaksanakan pengadaan, pemasangan dan pengetesan hingga berfungsi dengan
baik seluruh peralatan di bawah ini :

2.1. Semua jaringan pemipaan distribusi air bersih sesuai dengan gambar perencanaan meliputi :

- Pengadaan dan pemasangan/penyambungan Pompa Transfer dari Reservoir ke Elevated Tank.

- Pengadaan dan pemasangan/penyambungan Pipa Transfer dari Reservoir ke Elevated Tank.

- Pengadaan dan pemasangan/penyambungan Pompa dari Elevated Tank .

2.2. Semua pipa air kotor dan kelengkapannya meliputi :

- Pipa dari water closet sampai ke STP.

- Pipa dari urinoir sampai ke STP.

2.7. Pengecatan pipa air bersih dengan warna biru, air bekas abu-abu dan air kotor hitam.

2.8. Disamping itu Kontraktor harus menyelenggarakan :

- Masa pemeliharaan antara serah terima pertama sampai saat serah terima kedua
pekerjaan.

- Garansi selama 1 tahun penuh, terhitung mulai serah terima pertama pekerjaan.

PASAL 3 : METODA KONSTRUKSI

3.1. Pipa Air Bersih

3.1.a. Semua pipa air bersih dari jenis Galvanized Steel Pipe (GSP), Medium Class dan Polyethylene
(PE) , diameter mengikuti gambar perencanaan.

3.1.b. Fitting : diameter semua fitting harus sama dengan diameter pipa.

3.1.c. Valve :

Valve dari diameter 4 inch atau lebih hendaknya terbuat dari besi tuang dan system sambungan
menggunakan flange. Valve dengan diameter 3 inch dan ke bawah, hendaknya terbuat dari bahan
kuningan (bronze) dengan system draad (ulir). Valve hendaknya sama dengan diameter pipanya, valve
untuk alat-alat sanitair terbuat dari brass metal, sehingga bebas dari kara.

Valve harus dari klass 125 psi. Sesuai dengan Gambar Perencana.

3.1.d. Pemasangan pipa didalam tanah

Pipa dipasang dan ditanam di bawah tanah / lantai / peralatan parkir dengan kedalaman  60 cm
diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah / lantai pada peil yang terendah.

Sebelum pipa ditanam, maka dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10 atau
5 cm, selanjutnya setelah pipa diletakkan, disekeliling dan diatas pipa diurug kembali dengan pasir
setebal 10 atau 5 cm, kemudian diurug kembali dengan tanah urug sampai padat.

Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena dalamnya galian tidak
memenuhi syarat (80 cm), maka pipa pada bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat beton
tulang setebal 10 atau 5 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak tertumpu pada pipa,
untuk selanjutnya diurug sampai padat.

Pipa hendaknya dibalut dengan aspal dan karung goni untuk mencegah korosi. Urugan kembali
dilakukan segera setelah pipa terpasang, namun ditempat-tempat sambungan dibiarkan terbuka, dan baru
diurug setelah hasil test ternyata baik

Tiap 2 (dua) batang pipa, sambungan dilakukan secara flange, untuk memudahkan pemeliharaan
dan penggantian pipa, sehingga tidak perlu membongkar semua jalur pipa. Tiap sambungan pipa diberi
penyangga dari beton tumbuk, untuk menghindari lenturan pipa.
3.1.e. Pemasangan pipa didalam bangunan

- Pipa tegak didalam tembok/lantai

Pipa tegak yang menuju ke fixture harus ditanam di dalam tembok/ lantai. Kontraktor harus
membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai kebutuhan pipa.

Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji, harus ditutup kembali sehingga pipa tidak kelihatan dari
luar. Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-
bekas dari pembobokan.

3.1.f. Sambungan Pipa

Semua pipa dengan garis tengah sampai 2” (5 cm) dipakai sambungan ulir (screw), ujung dalam
pipa dan ulir tersebut harus diream agar beram / gram yang ada di pipa hilang. Semua pipa sebelum
disambung, bagian dalam pipa harus dibersihkan dahulu.

Pipa yang disambung dengan ulir (Screw) harus menggunakan seal tape agar tidak bocor.

Pipa dengan garis tengah 2,5” ke atas harus memakai sambungan flens dan diantara flens tersebut
harus dipasang packing pencegah kebocoran.

3.1.g. Pengetesan pipa/pengujian

Setelah pipa terpasang, maka dilakukan pengujian terhadap kebocoran sebagai berikut :

1. Pengujian pertama dilakukan bagian demi bagian, dengan panjang rata-rata 100 m.

2. Tidak boleh diikutsertakan dalam test : valves, dan alat-alat sanitair.

3. Ujung pipa ditutup dengan dop.

4. Pengujian menyeluruh dilakukan setelah semua system terpasang, tanpa mengikutsertakan valve
dan alat-alat sanitair.

5. Tekanan yang dikenakan menggunakan pompa test atau test rump, sampai tekanan 12 kg/cm2,
harus bertahan selama 12 jam tanpa boleh ada penurunan.

6. Bila ada penurunan tekanan test, harus diperbaiki dan ditest ulang sampai berhasil baik.

3.1.h. Pengujian Sistem Kerja :

Pada akhir kegiatan pemasangan pipa air bersih harus dilakukan Trial Run atau percobaan jalan,
yang disaksikan oleh Manajemen Proyek, meliputi :

1. Percobaan membuka semua kran secara bergantian, apakah airnya keluar / mengalir dengan baik.
2. Percobaan membuang air di water closet, apakah kemudian reservoir water closet terisi lancar dan
berhenti setelah isi reservoir water penuh.

3. Percobaan semua push kran pada urinal, apakah mengalir dengan baik.

4. Percobaan untuk semua system supply air.

3.2. Pipa Air Bekas

3.2.a. Semua pipa air bekas terbuat dari bahan PVC AW dengan kemampuan tekanan 10 kg/cm2.

3.2.b. Alat-alat bantu pipa harus menggunakan bahan yang sama dengan bahan pipanya dan hendaknya
digunakan jenis injection mold serta direkatkan ke pipa menggunakan lem khusus untuk bahan PVC.

Pipa dengan diameter 3 inch atau lebih, harus disambung dengan Rubbering Joint, pipa dengan
diameter kurang dari 3 inch disambung dengan solvent cement/perekat.

Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga
bebas dari kotoran dan lemak. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan dan dalam pipa yang
akan saling melekat.

Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam pipa yang akan disambung harus bebas
dari benda-benda/kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air didalam pipa.

3.2.c. Pemasangan pipa didalam tanah

a. Pipa didalam tanah

Pipa dipasang dan ditanam dibawah permukaan tanah/jalan dengan tebal/tinggi timbunan
minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah/lantai.

Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm,
selanjutnya diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm kemudian diurug dengan tanah sampai padat.
Konstruksi permukaan tanah/lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula.

b. Penanaman Pipa

Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan pada tiap-tiap sambungan pipa harus
dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Untuk menempatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok
ke atas (vertical) harus diberi landasan dari beton. Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan
kemiringan 1% - 2% dari titik mula didalam gedung sampai kesaluran drainage.

3.2.d. Pengujian Pipa

Pipa air bekas setelah terpasang keseluruhan, diisi air sampai penuh, bagian bawah pipa ditutup
dengan dop, kemudian diamati selama 24 jam, permukaan air tidak boleh turun. Apabila terjadi
kegagalan, harus diperbaiki dan ditest ulang sampai sempurna.

Anda mungkin juga menyukai