SKRIPSI
RINI HARDINI
NIM 41401043
SKRIPSI
RINI HARDINI
NIM 41401043
Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya yang
bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini
saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Jika dikemudian hari ternyata saya terbukti melakukan tindakan plagiarisme, saya
akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh
Rini Hardini
ii
PERYATAAN ORISINALITAS
NIM : 41401043
Tanda Tangan :
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Ditetapkan di : Depok
Pada Tanggal : 20 Agustus 2021
iv
KATA PENGANTAR
v
baik untuk mahasiswanya. Atas semua itu penulis ucapkan Jazaakumullah
Khairan Katsiiraa.
5. Orang tua tercinta, ibunda Sutarsih, Bapak Sobri. Terima kasih atas kasih
sayang dan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Semoga segala
kebaikan dibalas oleh Allah Subhaanallahu wa Ta’alaa, Allah angkat
penyakitnya dan selalu dalam lindungan-Nya..
6. Saudara-saudaraku, a Tari, a Nyai, a Zezen, a Redi. Terima kasih atas
dukungan moril dan materilnya untuk adik tercinta. Dan juga kepada
paman Rahmat Abdul Rahman M.Pd yang telah memberikan dukungan dan
saran kepada penulis dalam menyelsaikan skripsi ini, semoga segala
kebaikan dibalas oleh Allah Subhaanallahu wa Ta’alaa dan selalu dalam
lingdungan-Nya. Tak lupa juga untuk saudariku Amel semoga bisa
menyelesaikan skripsi nya dengan cepat.
7. Keponakan-keponakan, Abang, Alief, Haifa, Fahri, Ghazy, Rafif, Hanif dan
Rania Hafidzah terima kasih kalian telah hadir mewarnai hari-hari eteh,
semoga kalian jadi anak sholeh-sholehah, dimudahkan dalam belajarnya.
Mudah-mudahan segala cita-cita kita diijabah oleh Allah Subhaanallahu wa
Ta’alaa.
8. Bu Vera, selaku murobi penulis yang senantiasa memberikan nasihat
kebaikan, arahan dan bimbingan. Semoga segala kebaikan dibalas oleh
Allah Subhaanallahu wa Ta’alaa dan selalu dalam lindungan-Nya.
9. Forum Mujahidah Al Jihad yang saling mengingatkan dalam kebaikan,
berlomba dalam ibadah, semoga kedepannya kita selalu kompak dengan
tujuan kita.
10. sahabat-sahabat seperjuangan, Wilda, Wira dan Muthi terima kasih selama
beberapa bulan terakhir ini saling memberi semangat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan semasa kuliah, sahabat dunia akhirat. “Ce
R4NUM”, Rani, Ria, Muthi, Rosy, dan Nuni sahabatku di kampus telah
menjadi teman diskusi yang banyak membantu penulis membantu penulis
dalam menyelesaikan ini. Terima kasih atas penerimaan yang baik kepada
vi
penulis, semoga ukhuwah kita tetap terjaga dan selalu dalam lindungan-
Nya. Aamiin
12. Sahabat-sahabat tercinta ulfa, Sintya, Tia, Terima kasih atas penerimaan
yang baik kepada penulis, menghibur, menjadi pendengar yang baik dan
selalu meyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
ukhuwah kita tetap terjaga dan selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Serta seluruh pihak yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini, yang
tidak tersebutkan namanya satu-persatu, jazakumullah ahsanul jazaa.
Dan terakhir, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan keberkahan bagi
penulis khususnya, umumnya bagi pembaca sekalian. Aamiin.
Rini Hardini
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
RINI HARDINI, The Effect of Profitability, Company Age and Company Size
on the Islamic Social Reporting Index, Sharia Accounting Study Program, SEBI
School of Islamic Economic, 2021
Islamic Social Reporting (ISR) is an index of corporate social
responsibility disclosure whose indicators are specific to the principles of
Islamic law. In this study, the ISR index assessment on basic and chemical
industrial companies Listed in Indonesian Sharia Stock Index (ISSI). This
study aims to determine the effect of Profitability, Company Size, and
Company Age on the of Islamic Social Reporting in the basic and chemical
industrial sector companies listed in ISSI. Sampling is done by purposive
sampling technique to get 44 data from a range of companies in the basic
and chemical industry sectors during the 2018-2019 period. The results of
the analysis show that simultaneously the variables of profitability, firm size
and firm age have an effect on the ISR index. While partially the firm size
variable has a significant positive effect. The variables of profitability and
company age do not have a significant effect on the ISR index.
Keywords : ISR, Profitability, Company Size, Company Age, Stakeholder
Theory.
ix
DAFTAR ISI
x
3.6.5 Uji Signifikansi ................................................................................ 41
3.7 Perumusan Hipotesis ................................................................................... 42
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 44
4.1 Analisis Hasil Content Analysis .................................................................. 44
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ......................................................................... 52
4.3 Pendekatan Model Regresi Data Panel ........................................................ 53
4.3.1 Uji Chow .......................................................................................... 53
4.3.2 Uji Hausman .................................................................................... 54
4.3.3 Uji LM ............................................................................................. 55
4.4 Uji asumsi klasik ......................................................................................... 55
4.4.1 Uji normalitas .................................................................................. 55
4.4.2 Uji multikolinieritas ......................................................................... 56
4.4.3 Uji heteroskedastisitas ..................................................................... 56
4.4.4 Uji Autokorelasi ............................................................................... 57
4.5 Analisis Hasil Regresi ................................................................................. 58
4.5.1 Koefisien Determinasi ..................................................................... 59
4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ....................................................... 59
4.5.3 Uji Signifikan Parsial ....................................................................... 59
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 63
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 63
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 63
5.3 Saran ............................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66
LAMPIRAN ......................................................................................................... 69
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
aktivis sosial untuk meneliti kegiatan perusahaan secara efektif yang dapat
memengaruhi perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial. Keempat,
adanya persaingan antar perusahaan dan beranggapan bahwa dengan melakukan
tanggung jawab sosial dapat meningkatkan reputasi perusahaan (Dusuki, 2008).
Praktek CSR di Indonesia diatur melalui UU No. 25 tahun 2007 tentang
penanaman modal yang menyatakan bahwa setiap penanam modal memiliki
kewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan, apabila tidak
melaksanakan kewajiban tersebut dikenai sanksi. Sedangkan pengungkapan CSR
diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
menyebutkan bahwa laporan tahunan harus memuat beberapa informasi, salah
satunya adalah laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga ikut andil dalam
mengkampanyekan CSR melalui programnya yang disebut PROPER (Program
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan)
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan
perusahaan. Pada tahun 2018 terdapat 1.906 perusahaan ikut serta dalam
penilaian PROPER (Badan Pusat Statistik, 2020).
Tidak hanya berkembang dalam lembaga bisnis konvensional, akan tetapi
konsep CSR juga berkembang dalam lembaga bisnis ataupun perusahaan yang
menjalankan bisnisnya sesuai dengan konsep syariah. Prinsip-prinsip
tanggungjawab sosial yang di contohkan Rasulullah SAW sejak 14 abad yang lalu
terdapat dalam Al Quran melalui praktiknya untuk tatanan sosial yang adil dan
harmonis. Oleh karena itu, konsep ideal CSR dalam sudut pandang Islam hanya
perlu kembali ke nilai-nilai islam yaitu berdasarkan Al Quran dan Sunnah
(Trianaputri et al., 2017). Moral pengusaha dalam mengelola bisnisnya
mempengaruhi kesuksesan berbisnis dan pertumbuhan ekonomi. Dalam Islam
terdapat hubungan yang sangat erat antara ekonomi dan moral, kedua-duanya
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan (Yusuf, 2017).
Penerapan CSR dalam Islam tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi yang
bersifat materi atau karena peraturan perundang-undangan saja, tetapi lebih dari
itu, CSR juga berdasar dari tanggung jawab terhadap perintah Allah dan niali-nilai
3
Islam (Yusuf, 2017). Dalam hal ini, Islam memandang perusahaan tidak hanya
bertanggung jawab bagi stakeholder atau penanam modal, tetapi juga bagi
masyarakat secara keseluruhan dengan tujuan untuk mendapatkan berkah dari
Allah SWT. Dengan kata lain, bisnis dalam Islam tidak semata-mata orientasi
dunia tetapi harus punya visi akhirat yang jelas (Rama, 2014).
Sejalan dengan makin meningkatnya CSR dalam konteks Islam, maka
semakin meningkat pula keinginan membuat pelaporan yang sesuai dengan
tuntunan syariat Islam (Rama, 2014). Dalam perusahaan yang menjalankan
kegiatannya dengan konsep Islam, pengungkapan tanggung jawab sosial
dilakukan dengan menggunakan Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR).
Islamic Social Reporting (ISR) pertama kali di kemukakan oleh Haniffa (2002)
yang menyatakan bahwa adanya keterbatasan pada pelaporan sosial konvensional
sehingga dibutuhkan juga pelaporan sosial yang sesuai dengan ketentuan syariah,
tidak hanya membantu pengambilan keputusan melainkan membantu pihak
perusahaan dalam melaksanakan pemenuhan kewajibannya terhadap Allah SWT
dan syariat Islam (Novrizal & Fitri, 2016) serta mewujudkan akuntabilitas dan
trasparansi aktivitas bisnis dengan memberikan informasi yang relevan (Widiyanti
& Hasanah, 2017).
Sebagai negara yang berkembang, indonesia terus memacu pertumbuhan
ekonominya. Perusahaan manufaktur merupakan industri strategis dalam
meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Meskipun saat ini
kinerja industri manufaktur sedang menurun, pada tahun 2019 perusahaan
manufaktur berkontribusi 19,7 % PDB Indonesia (BI, 2019). Industri manufaktur
juga berperan penting dalam meningkatkan nilai ekspor. Nilai ekspor industri
manufaktur sejak Januari hingga juli 2020 mencapai US$ 72,03 milyar (Badan
Pusat Statistik, 2020).
Didukung dengan jumlah penduduk yang besar serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, membawa perubahan pada jumlah industri di
Indonesia yang semakin meningkat. Dengan beragamnya industri dan perubahan
pola kunsumsi masyarakat, semakin berat pula pengelolaan dan penanganan
limbah hasil usaha maupun kemasan produk. Menurut data statistik lingkungan
4
hidup (2019) Indonesia rata-rata menghasilkan 38.501 M3 sampah per hari. Akan
tetapi, hanya 68 % sampah yang dapat diangkut petugas pengelola sampah. Pola
konsumsi masyarakat sangat mempengaruhi penambahan timbulan sampah.
Misalnya, kebiasaan membeli makanan cepat saji yang menghasilkan sampah
berupa wadah maupun pembungkus sekali pakai (Badan Pusat Statistik, 2020).
Untuk itu, diperlukan pengurangan dan penanganan sampah. Perusahaan-
perusahaan di Indonesia juga terus berinovasi menciptakan produk yang ramah
lingkungan. Hal ini sebagai bentuk mewujudkan kepedulian terhadap lingkungan.
Proses produksi suatu perusahaan tidak jarang menyisakan limbah. Apabila
tidak dikelola dengan baik, limbah tersebut akan mencemari lingkungan sekitar
dan membahayakan kesehatan masyarakat. Misalnya limbah cair yang dihasilkan
dari kegiatan penambangan pada perusahaan yang membuat barang-barang
keperluan rumah tangga berbahan dasar logam. Proses pembuatan produk perlu
dilakukan penambangan dalam pengambilan bahan baku. Kegiatan penambangan
menjadi penyumbang sumber limbah cair yang cukup besar karena proses
pemilahan yang banyak menggunakan media air atau bahkan dilakukan di sungai.
Kandungan zat berbahaya yang terdapat dalam logam dapat merusak ekosistem
air di sungai (Badan Pusat Statistik, 2019). Untuk itu, sudah sepatutnya
perusahaan mempertimbangkan secara adil dari sisi ekonomi, sosial dan
lingkungan dimana perusahaan beroperasi.
Berbagai penelitian terkait dengan pengungkapan CSR menunjukkan hasil
yang beragam. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya
hubungan yang positif antara pengungkapan CSR dengan profitabilitas yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Basit dkk. (2020), Khotijah dkk.(2019), Novrizal
& Fitri (2016), Nur & Priantinah (2012), Rama (2014), Wijaya (2012), Anggraini
(2015), Siddi dkk. (2019)
Akan tetapi beberapa penelitian lainnya menunjukkan adanya hubungan
yang tidak signifikan antara CSR dengan profitabilitas seperti penelitian yang
dilakukan oleh Abidin dkk. (2019), Othman & Mara (2010), Singgirh dkk. (2018),
Widiyanti & Hasanah (2017).
5
Hasil temuan yang diteliti oleh Widiyanti & Hasanah (2017), tentang
Analisis Determinan Pengungkapan ISR menunjukkan bahwa faktor umur
perusahaan memengaruhi pengungkapan ISR. Hasil penelitian Widiyanti &
Hasanah (2018) tersebut berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Khotijah dkk. (2019) Rama (2014) yang menemukan bahwa
variabel umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak diindikasikan
memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR. Akan tetapi hasil penelitian juga
menunjukkan hasil yang beragam. Hasil penelitian yang dilakukan oleh dilakukan
oleh Nur & Priantinah (2012), Wijaya (2012), Siddi dkk. (2019), Sholihin & Aulia
(2018), khotijah dkk. (2019), Othman (2009), Nur & Priantinah (2012)
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR. Penelitian lain oleh Rama (2014) yang meneliti tentang
analisis determinan pengungkapan Islamic Social Reporting pada Bank Syariah di
Indonesia menemukan hubungan positif antara ukuran bank dengan
pengungkapan ISR.
Pertentangan hasil penelitian tersebut dapat terjadi karena beberapa alasan
seperti interpretasi peneliti terhadap laporan tahunan perusahaan atas variabel
yang digunakan maupun perbedaan metode pengujian yang di tempuh penelti.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tesebut diatas, peneliti ingin
memverifikasi ulang penelitian mengenai “Pengaruh Profitabilitas, Umur
Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Indeks Islamic Social
Reporting”
8
9
menjadikannya sebagai salah satu ajaran utama hukum Islam (Trianaputri et al.,
2017).
Konsep CSR muncul pertama kali di Amerika pada tahun 1970, pada saat
itu perusahaan-perusahaan Amerika mendapatkan kritikan tajam karena perusahan
sangat berkuasa dan antisosial (Yusuf, 2017). Kesan yang muncul saat ini bahwa
konsep CSR dimulai dan berkembang pesat di Barat, namun, konsep ini pada
dasarnya sejalan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam yang sudah ada sejak dahulu
(Trianaputri et al., 2017).
CSR dalam perspektif Islam merupakan sebuah sistem sosial dalam
pembagian kekayaan berdasarkan cara hidup dan hubungan kemanusiaan yang
terjanlin antara sesama umat Islam dan juga antara umat Islam dengan golongan
non muslim (Wahyuddin, 2016). CSR dilakukan untuk menunjukkan aktifitas
perusahaan, selain menghasilkan laba, perusahaan juga melakukan perlindungan
lingkungan, kepedulian terhadap karyawan, berperilaku etis dan melakukan
kegiatan yang terlibat dalam komunitas lokal (Dusuki, 2008).
Berbeda dengan teori di Barat, pandangan Islam tentang tanggung jawab
sosial bukanlah sesuatu yang asing. Konsep tanggung jawab sosial dan keadilan
sosial telah menjadi dasar bagi masyarakat Islam sejak 14 abad yang lalu.
Rasulullah SAW mencontohkan prinsip-prinsip tanggung jawb sosial dan keadilan
yang tertanam dalam Al-Qur’an maupun Sunnah (Trianaputri et al., 2017).
Prinsip secara etimologi diartikan dasar, permulaan, aturan dasar, asas atau
dasar yang menjadi pokokk sesuatu pemikiran, kajian, dan tindakan (Yusuf,
2017). Prinsip adalah suatu asas atau landasan dasar yang dijadikan pijakan bagi
landasan pelaksanaan sesuatu. Merujuk kepada penelitian Farook (2007) terdapat
tiga prinsip dasar dari ICSR adalah prinsip khalifah, prinsip akuntabilitas Ilahi,
dan prinsip menganjurkan perbuatan baik dan mencegah perbuatan buruk.
Pertama, prinsip khilafah menunjukkan bahwa manusia adalah wakil dari
Allah di bumi, dan dengan demikian Allah mempercayakan umat manusia untuk
mengelola milik-Nya di bumi.
12
kita apa yang kita suka untuk diri sendiri. Prinsip persaudaraan menjadi latar
belakang setiap pelaksanaan ICSR. Saling membantu sesama pemegang
berkepentingan merupakan suatu cara untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, kesejahteraan, dan kelestarian tanpa merugikan satu sama lainnya.
Kelima, prinsip mewujudkan maslahah. Tujuan pensyariatan adalah untuk
menegakkan dan memelihara kemaslahatan serta menolak keburukan.
Pemeliharaan terhadap kehendak syariah meliputi lima dimensi, yaitu:
memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara keturunan,
dan memelihara kekayaan. Semua tindakan dan pengembangan untuk
menciptakan kesejahteraan suatu masyarakat haruslah memberikan kepastian
perlindungan terhadap lima dimensi yang menjadi tujuan daripada syarait Islam.
Ada dua landasan dasar pemeliharaan kemaslahatan atau maqoshid syari’ah
yang bisa dijarikan kebijakan oleh perusahaan guna melaksanakan ICSR.
Pertama, sisi positif yaitu dengan melakukan kegiatan ICSR untuk memelihara
hal-hal yang menjamin terciptanya kemaslahatan. Kedua, sisi negatif yaitu
menolak dan menyingkirkan semua kemungkinan mafsadah yang terjadi atau
yang akan terjadi dalam operasional perusahaan.
Terdapat beberapa kesamaan prinsip yang telah dikemukakan oleh Farook
(2007) dan Yusuf (2017). Dapat disimpulkan prinsic ICSR yang telah disebutkan
oleh peneliti terdahulu yaitu prinsip tauhid, prinsip khilafah, prinsip
pertanggungjawaban, prinsip keadilan, prinsip ukhuwwah dan prinsip maslahah.
Semua prinsip tersebut berlandaskan dari Al-Qur’an maupun Sunnah Rasulullah
SAW melalui perkataan dan perbuatannya. Prinsip ICSR yang telah disebutkan
merupakan pedoman perusahaan dalam mematuhi peraturan Allah SWT dalam
menjalankan perusahaan.
dkk. (2010) dengan menambahkan satu tema pengungkapan yaitu Tema Tata
Kelola Perusahaan. Setiap tema pengungkapan memiliki sub-tema sebagai
indikator pengungkapan tema tersebut.
Tujuan utama ISR adalah untuk menunjukkan apakah organisasi tersebut
mematuhi prinsip-prinsip Islam dan menjalankan perintah agama serta ISR juga
menunjukkan bagaimana peran perusahaan dalam mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat (Othman & Thani, 2010). Berikut ini adalah tema-tema dalam
pengungkapan ISR:
1. Tema keuangan dan Investasi
Informasi yang akan diungkapkan adalah apakah sumber keuangan dan
investasi bebas dari riba dan spekulatif (gharar) karena ini sangat dilarang
dala Islam seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah:278-
279. Namun, dalam lingkungan bisnis sekarang ini sulit untuk menemukan
perusahaan yang tidak memiliki hubungan sama sekali dengan sistem politik
dan ekonomi konvensional. Dalam kondisi darurat, salah satu mazhab lain
menyebutkan bahwa bunga (riba) diperbolehkan secara temporer sampai
kondisi ekonomi tidak lagi didominasi oleh kapitalisme. Dilain pihak,
mazhab lain menyebutkan bahwa bunga (riba) hanya diperbolehkan pada
situasi ekstrim yang dapat membahayakan jiwa manusia (Raditya, 2012).
Gharar merupakan ketidakpastian yang terjadi akibat tidak lengkapnya
informasi dalam hal kualitas, kuantitas, waktu penyerahan dan akad yang
dilarang dalam Islam (Muslimah, 2017).
Aspek lain yang harus diungkapkan oleh perusahaan adalah zakat yang
merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim atas harta benda
kepemilikan yang telah mencapai nishab (Muslimah, 2017). Allah
memerintahkan umat-Nya dalam Q.S Al-Baqarah ayat 43 untuk mendirikan
shalat dan menunaikan zakat. Oleh karena itu, sudah sepatutnya perusahaan-
perusahaan mengeluarkan zakat sebagai bentuk kepatuhan kepada syariat
Islam dan wujud tanggung jawab terhadap masyarakat (Raditya, 2012).
Berdasarkan pembahasan dan penyesuaian di atas, kriteria pengungkapan
pada tema investasi dan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini
17
seorang buruh atau pekerja untuk memperoleh makanan dan pakaian yang
baik dan layak dalam jumlah yang cukup (Yusuf, 2017).
Muslim perlu mengetahui apakah perusahaan memperlakukan karyawannya
secara adil melalui informasi seperti upah, sifat pekerjaan, jam kerja perhari,
cuti tahunan, kesehatan dan kesejahteraan, kebijakan terkait agama seperti
waktu dan tempat shalat, dukungan pendidikan dan pelatihan kepada
karyawan, kesetaraan kesempatan dan lingkungan kerja (Othman & Thani,
2010).
4. Masyarakat
Konsep yang mendasari tema masyarakat adalah ummah, amanah dan adil
yang menekankan pentingnya saling berbagi dan saling meringankan beban
orang lain di masyarakat (Raditya, 2012). Keadilan dalam Islam mencakup
keadilan distribusi kekayaan meskipun ketidaksetaraan dalam hal kekayaan
dibenarkan, semua anggota masyarakat mendapatkan hak untuk dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya (Yusuf, 2017).
Kebutuhan masyarakat luas dapat dicapai melalui sedekah, wakaf, dan Qard
hassan (pinjaman tanpa keuntungan). Peran perusahaan dalam
meningkatkan pembangunan ekonomi dan mengatasi masalah sosial
misalnya program beasiswa, kegiatan amal dan lain-lain dari masyarakat
tempat perusahaan tersebut beroperasi (Othman & Thani, 2010).
5. Lingkungan
Allah telah mengajarkan kepada semua umat-Nya untuk memelihara bumi
dan isinya. Perusahaan tidak boleh terlibat dalam segala jenis aktivitas yang
dapat merusak atau merugikan lingkungan hidup. Dengan demikian,
informasi terkait penggunaan sumberdaya dan program yang dilakukan
untuk melindungi lingkungan harus diungkapkan (Othman & Thani, 2010).
Konsep yang mendasari tema lingkungan menekankan pada prinsip
keseimbangan, kesederhanaan dan tanggung jawab dalam memelihara
lingkungan (Raditya, 2012).
19
Indeks saham syariah Indonesia adalah indeks komposit saham syariah yang
tercatat di BEI yang pertama kali diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011.
Konstituen ISSI adalah seluruh saham syariah yang tercatat di BEI dan masuk ke
20
dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK dan di seleksi oleh
OJK.
Daftar Efek Syariah adalah kumpulan Efek Syariah yang ditetapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan atau diterbitkan oleh Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor: KEP-208/BL/2012 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek
Syariah, Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah meliputi:
1. Efek berupa saham termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMTED) Syariah dan Waran Syariah yang diterbitkan oleh Emiten atau
Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana
tertuang dalam anggaran dasar;
2. Efek berupa saham termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMTED) Syariah dan Waran Syariah yang diterbitkan oleh Emiten atau
Perusahaan Publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasrkan prinsip syariah, sepanjang
Emiten atau Perusahaan Publik tersebut:
1) Tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
a) Perjuduan dan permainan yang tergolong judi;
b) Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
(a) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang/jasa;
(b) Perdagangan dengan penawaran/ permintaan palsu.
c) Jasa keuangan ribawi, antara lain:
(a) Bank berbasis bunga;
(b) Perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
d) Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar)
dan/ atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;
e) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/ atau
menyediakan antara lain:
(a) Barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
21
(b) Barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)
yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan
(c) Barang atau jasa yang merusak moral dan/ atau bersifat
mudarat.
f) Melakukan transaksi yang mengandung unsru suap (risywah).
2) Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut :
1) Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset
tidak lebih dari 45% (empat puluh lima per seratus); atau
2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan
pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus);
dan
3. Efek syariah lainnya.
Semakin besar perusahan maka semakin banyak sumber daya yang dimiliki.
Perusahaan yang lebih besar biasanya mengungkapkan lebih banyak informasi
untuk para investor untuk pengambilan keputusan. Perusahaan yang lebih besar
sudah pasti memiliki pembiayaan, fasilitas, dan sumber daya manusia yang lebih
banyak dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan yang lebih
besar akan cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi secara sukarela
dibandingkan perusahaan yang lebih kecil (Othman & Ghani, 2009; Raditya,
2012).
Perusahaan besar juga dapat diartikan sebagai perusahaan yang memiliki
banyak cabang di setiap wilayah yang berbeda. Untuk itu, perusahaan yang
banyak cabang harus memastikan stakeholder di setiap cabangnya mendukung
aktivitas mereka termasuk aktivitas sosial.
Berdasrkan teori dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan, maka dibuat
kerangka pemikiran seperti tampak pada gambar dibawah ini. Kerangka
pemikiran ini mengilustrasikan faktor profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur
perusahaan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR).
Profitabilitas (X1)
30
31
23 Wakaf
24 Qard hasan
25 Sukarela dari kalangan karyawan
26 Pemberian beasiswa sekolah
27 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah
28 Pengembangan tunas muda
29 Peningkatan kualitas hidup masyarakat tidak mampu
30 Kepedulian terhadap anak-anak
31 Kegiatan amal atau sosial (bencana alam, donor darah dl)
32 Menyokong kegiatan kesehatan
Tema Lingkungan
33 Konservasi lingkungan
34 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global
35 Pencemaran lingkungan
36 Pendidikan mengenai lingkungan
37 Proses produk ramah lingkungan
38 Pernyataan verifikasi independen atau audit lingkungan
39 Sistem manajemen lingkungan
Tema Tata Kelola Perusahaan
40 Status kepatuhan syariah
41 Struktur kepemilikan saham
42 Profil dewan direksi
43 Pengungkapan melakukan monopoli
44 Pengungkapan melakukan praktik menimbun
45 Pengungkapan melakukan praktik manipulasi harga
46 Adanya perkara hukum
47 Kebijakan anti korupsi
33
1. Profitabilitas
Nilai profitabilitas diukur dengan rasio Return on Asset (ROA) yang
diperoleh dari laporan laba rugi komprehensif dalam laporan tahunan
perusahaan. Variabel independen ini diberi simbol PROFIT.
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑅𝑂𝐹𝐼𝑇 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dari nilai Logaritma
Natural total aset yang nilainya dapat diperoleh dari laporan posisi
keuangan pada akhir periode dalam laporan tahunan perusahaan. Variabel
independen ini menggunakan satuan mata uang Rupiah dan diberi simbol
SIZE.
𝑆𝐼𝑍𝐸 = LOG Total Aset
3. Umur Perusahaan
Umur perusahaan dihitung dari selisih antara tahun penelitian dengan
tahun pencatatan atau tahun IPO (first issue) di BEI. Informasi tersebut
dapat diperoleh dari situs web BEI atau laporan tahunan masing-masing
perusahaan. Variabel indenden ini diberi simbol AGE.
𝐴𝐺𝐸 = Selisih tahun penelitian dengan tahun IPO
selalu diperbaharui dua kali dalam setahun setiap bulan Mei dan November
mengikuti jadwal review DES yang diterbitkan oleh OJK;
b. Perusahaan yang termasuk dalam sektor industri dasar dan kimia di Bursa
Efek Indonesia. Sektor industri dasar dan kimia terdiri dari:
1) Sub sektor semen
2) Sub sektor keramik, poselen dan kaca
3) Sub sektor logam dan sejenisnya
4) Sub sektor plastik dan kemasan
5) Sub sektor pakan ternak
6) Sub sektor kayu dan pengolahannya
7) Sub sektor pulp dan kertas
8)
c. Laproan perusahaan tersedia di ruang publik.
Setelah dilakukan pemilihan kriteria sampel, maka jumlah sampel dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3 . 2 Kriteria Sampel
Kategori Jumlah
Perusahaan secara berturut-turut masuk dalam 249
daftar Indeks Saham Syariah (ISSI) periode 2018-
2019.
Eliminasi perusahaan selain perusahaan sub sektor (222)
industri dasar dan kimia
Eliminasi keterbatasan data (5)
Jumlah objek penelitian yang dijadikan sampel 22
Total Data sampel yang terpilih 22
maupun setengah jadi yang membutuhkan bahan baku dari alam. Selain itu,
proses produksi barang-barang tersebut tidak jarang menyebabkan pencemaran
lingkungan maupun perusakan alam. Perusahaan pembuat plastik dan kemasan
menimbulkan berbagai macam sampah dari produknya yang sulit diuraikan.
Perusahaan pembuat logam, semen, keramik dan kaca penyumbang limbah cair
terbesar karena proses penambangan yang membutuhkan banyak media air.
Perusahaan kimia menimbulkan limbah B3 yang berbahaya apabila tidak dikelola
dengan baik. Perusahaan pembuat kertas yang berbahan baku utama kayu, perlu
melakukan pemulihan kembali hutan di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2019).
Proses produksi perusahaan maupun produk yang dihasilkan menyebabkan
permasalahan lingkungan dan masyarakat sekitar. Untuk itu, perusahaan
mempunyai andil dalam perbaikan lingkungan maupun mensejahterakan
masyarakat sekitar perusahaan. Dapat disimpulkan perusahaan-perusahaan
tersebut akan lebih banyak melakukan pengungkapan informasi mengenai laporan
pertanggung jawaban sosial untuk kepentingan keberlanjutan bisnisnya.
Berikut daftar perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang menjadi
objek dalam penelitian ini:
Tabel 3 . 3 Objek Penelitian
2 AKPII PT. Argha Karya Prima Industry Tbk. Plastik & kemasan
0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sebaliknya jika nilai P-Value lebih
kecil dari tingkat signifikansi 5% (< 0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak.
3. Hipotesis ketiga
H03 = umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengungkapan ISR
Ha3 = umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengungkapan ISR
BAB IV
PEMBAHASAN
44
45
Berdasarkan tabel 4-1.1 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan skor ISR
meningkat dari tahun tahun 2018 sebanyak 421 pengungkapan menjadi 433
pengungkapan di tahun 2019. Hal ini berarti dalam kurun waktu 2018 sampai
2019 perusahaan-perusahaan tersebut telah meningkatkan program pelasakaan
tanggung jawab sosial maupun pelaporan CSR perusahaan.
Jika dilihat dari tabel diatas, peringkat perusahaan dari yang tertinggi hingga
terendah dalam melaporkan kegiatan tanggung jawab sosialnya berdasrkan indek
ISR yaitu, INTP, JPFA, CTBN, AMFG, ADMG, BRPT, AKPI, IPOL, SIPD,
CPIN, IGAR, ALKA, ARNA, LMSH, KDSI, APLI, KIAS, BTON, PICO, GDST,
dan EKAD. Selama kurun waktu 2 tahun tersebut, perusahaan telah meningkatkan
program sosial mereka. Hal ini berarti kesadaran perusahaan akan peduli sosial
semakin tinggi. Beberapa perusahaan memiliki program sosial yang terstruktur
dan konsisten setiap tahunnya. Namun beberapa perusahaan ada yang mengurangi
aktivitas sosialnya ditahun 2019 akibat kinerja keuangan yang negatif. Beberapa
perusahaan mengalami kerugian sehingga mengurangi pendanaan untuk aktivitas
sosial.
Selama kurun waktu 2018-2019, skor ISR tertinggi yang diungkapkan oleh
JPFA pada tahun 2019 dengan nilai 68 %. Sedangkan rata-rata skor ISR tertinggi
yaitu INTP dengan rata-rata per tahunnya mengungkapkan 62% skor ISR atau
sebanyak 29 item pengungkapan. Selama kurun waku 2018 hingga 2019 INTP
mengungkapkan kegiatan sosial dengan angka yang konsisten. Rata-rata skor
tertinggi selanjutnya adalah JPFA dengan rata-rata per tahunnya mengungkapkan
61% skor ISR. Pada tahun 2018 JPFA mengungkapkan 57% skor ISR dan tahun
2019 meningkat menjadi 68%. INTP (PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.)
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang semen. Sedangkan JPFA (PT
Japfa Comfeed Indonesia Tbk.) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pembuatan pakan ternak.
Sedangkan skor terendah yaitu EKAD (PT Ekadharma International Tbk.)
dengan rata-rata pertahunnya mengungkapkan 21% skor ISR atau 10 item
pengungkapan menurut indeks ISR. Selanjutnya GDST (PT Gunawan Dianjaya
Steel Tbk.) juga memiliki skor ISR terendah setelah EKAD. Pada tahun 2018
46
GDST mengungkapkan 21% skor ISR dan pada tahun 2019 meningkat menjadi
23%. pada tahun 2019, GDST melaporkan kinerja keuangan negatif. Meskipun
demikian, GDST mampu meningkatkan aktivitas sosialnya dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya.
Masing-masing perusahaan mengungkapkan dengan skor yang berbeda-
beda. Berbagai faktor mempengaruhi tinggi rendahnya skor pelaporan aktivitas
sosial. Salah satunya kebijakan masing-masing perusahaan dalam menerapkan
program sosialnya berbeda-beda sesuai aspek apa yang ingin difokuskan. Tidak
ada standar yang baku mengenai pokok pengungkapan tanggung jawab sosial
secara syariah sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial menjadi tidak
seragam. Selain itu, kebijakan dari pemimpin juga mempengaruhi pelaksanaan
tangungg jawab sosial (Raditya, 2012).
Indeks ISR terdiri dari enam tema, yaitu tema keuangan dan investasi, tema
produk dan jasa, tema karyawan, tema masyarakat, tema lingkungan dan tema tata
kelola perusahaan. Berikut gambaran skor ISR berdasarkan tema:
Gambar 4 . 1 Skor ISR Berdasarkan Tema
120
100
80
60
40
2018
20
2019
0
tata
keuangan
produk masyarak lingkunga kelola
dan karyawan
dan jasa at n perusaha
investasi
an
2018 40 47 96 105 70 64
2019 41 50 101 102 76 64
tahun 2018 namun menurun di tahun 2019 menjadi 102 pengungkapan. Pada tema
ini, BRPT yang paling banyak menurunkan skor ISR di tahun 2019. Pada tema
tata kelola perusahaan, menunjukkan angka yang konsisten dari tahun 2018 dan
2019 yaitu sebanyak 64 pengungkapan.
Tema yang paling signifikan naik adalah tema karyawan. Tahun 2018
terdapat 96 skor pengungkapan menjadi 101 skor pengungkapan di tahun 2019.
Hal ini berarti perusahaan semakin memperhatikan karyawannya. Sudah
seharusnya perusahaan memberikan fasilitas yang baik untuk karyawannya
sehingga karyawan merasa nyaman ketika berada di tempat bekerja khususnya
fasilitas untuk beribadah yang layak kepada karyawan. Beberapa perusahaan tidak
mengungkapkan fasilitas yang diberikan kepada karyawan. Hal ini bukan berarti
tidak tersedia, namun hanya tidak mengungkapkannya di laporan tahunan
perusahaan.
Skor tema lingkungan pada tahun 2018 terdapat 70 pengungkapa dan
meningkat menjadi 76 pengungkapan pada tahun 2019. Kemudian tema keuangan
dan investasi terdapat kenaikan skor ISR yang tidak terlalu signifikan. Skor ISR
pada tahun 2018 40 pengungkapan dan pada tahun 2019 skor ISR 41
pengungkapan.
Selanjutnya tema produk dan jasa juga mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Tahun 2018 terdapat 47 pengungkapan, dan tahun 2019 terdapat 50
pengungkapan. Selama kurun waktu tersebut perusahaan semakin meningkatkan
kualitas dan pelayanan produk mereka.
Dalam rangka memperjelas analisis, selanjutnya akan dijelaskan hasil
conten analysis untuk masing-masing tema. ISR terbagi menjadi enam tema
yaitu, tema keuangan dan investasi, tema produk dan jasa, tema karyawan, tema
masyarakat dan tema tata kelola perusahaan.
1. Tema keuangan dan investasi
Tema keuangan dan investasi terdiri dari empat pokok pengungkapan
yaitu riba, gharar, zakat, dan kebijakan pembayaran yang tertunda atau
piutang. Pada tahun 2018 hingga 2019 seluruh perusahaan konsisten
mengungkapkan riba dalam pelaporan keuangannya. Pengungkapan
48
Observations 44 44 44 44
Sumber : hasil olah penulis
Keterangan :
ISR = Islamic Social Reporting
PROFIT = Profitabilitas
SIZE = Ukuran Perusahaan
AGE = Umur Perusahaan
Data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 44, terdiri dari 22
perusahaan sektor industri dasar dan kimia dengan periode laporan keuangan 2 tahun
yaitu 2018 dan 2019.
Berdasarkan pada tabel dapat diketahui bahwa nilai mean (rata-rata) Islamic
Social Reporting (ISR) adalah 0.418279 atau senilai 42% dengan nilai median
(nilai tengah) yaitu sebesar 0.404255 atau 40%. Nilai maksimum sebesar
0.680851 atau 68% merupakan nilai ISR tertinggi. Sedangkan nilai minimum
sebesar 0.212766 atau 21% merupakan skor ISR paling rendah dari total data
yang diteliti yaitu EKAD. Sementara standar deviasi dengan nilai 0.133912
menunjukkan skor ISR menyimpang kurang lebih sebesar 13%.
53
signifikansi) maka model yang dipilih adalah model CEM. Sedangkan jika
nilainya lebih kecil dari 0,05 (alpha) maka model yang terbaik adalah FEM.
Berikut ini merupakan hasil uji chow dengan menggunakan Eviews 11.
Gambar 4 . 2 Hasil Uji Chow
Cross-section
Sumber fixed Eviews
: Hasil Output effects 11
test equation:
Dependent Variable: ISR
Dari tabelPanel
Method: diatas dapat
Least dilihat nilai probabilitas Cross-section F adalah
Squares
Date: 06/03/21 Time: 00:32
0,0000 <Sample:
0,05. 2018
Dengan
2019 demikian dapat disimpulkan bahwa FEM lebih tepat
Periods included: 2
dibandingkan dengan CEM
Cross-sections included: 22
Total panel (balanced) observations: 44
4.3.2 Uji Hausman
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
Pengujian selanjutnya yaitu uji Hausman (Hausman Test), digunakan untuk
C -1.188364 0.275917 -4.306965 0.0001
menguji model PROFIT
mana yang paling tepat digunakan
-0.165564 0.188557 antara Random0.3852
-0.878054 Effect Model
SIZE 0.124254 0.022612 5.495056 0.0000
(REM) dengan Fixed
AGE Effect Model (FEM). 0.002157
0.003187 Untuk menentukan
1.477935 model mana yang
0.1473
paling baik
Rootadalah
MSE dengan melihat nilai probabilitas
0.095642 R-squared Cross-section random. Jika
0.473872
Mean dependent var 0.418279 Adjusted R-squared 0.434412
nilainya S.D.
lebihdependent
besar dari
var
0,05 (alpha atau tingkat signifikansi) maka
0.133382 S.E. of regression
model yang
0.100310
Akaike model
dipilih adalah info criterion -1.674586 jika
REM. Sedangkan Sum squaredlebih
nilainya resid kecil dari
0.402487
0,05 (alpha)
Schwarz criterion -1.512387 Log likelihood 40.84088
maka model yang terbaik adalah-1.614434
Hannan-Quinn criter. FEM. F-statistic 12.00904
Durbin-Watson stat 0.183307 Prob(F-statistic) 0.000010
Gambar 4 . 3 Hasil Uji Hausman
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai probabilitas adalah 0,5235 lebih besar
dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa REM lebih tepat
dibandingkan FEM.
4.3.3 Uji LM
Uji Lagrange Multiplier Test merupakan pengujian untuk mengetahui
apakah Random Effect Model (REM) atau Common Effect Model (CEM) yang
paling tepat digunakan. Uji ini dilakukan apabila hasil uji Chow dan Uji Hausman
tidak konsisten. Untuk menentukan model mana yang terbaik, dapat dilihat dari
nilai P-Value. Jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka yang dipilih adalah CEM
sedangkan jika nilainya lebih kecil dari 0,05 maka yang dipilih adalah REM.
Berikut merupakan uji LM dengan menggunakan Eviews 11.
Gambar 4 . 4 Hasil Uji Lagrange Multiplier
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
Uji normalitas
Standardized bertujuan untuk
King-Wu menguji-0.711370
4.600459 apakah dalam model regresi,
-2.098056
(0.0000)
residual mempunyai distribusi normal atau tidak.(0.7616) (0.9820)
Jika asumsi ini tidak terpenuhi
maka Gourieroux,
hasil uji statistik
et al. menjadi tidak valid
-- khususnya--untuk ukuran sampel kecil.
17.98592
(0.0000)
56
0
-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 Ja rque-Bera 3.412307
Proba bi l i ty 0.181563
Effects Specification
Sumber : Hasil Output Eviews 11 S.D. Rho
Hasil tampilan output di atas menunjukkan bahwa tidak ada nilai
Cross-section random 0.041827 0.7186
Probabilitas pada random
Idiosyncratic masing-masing variabel yang lebih kecil 0.2814
0.026172 dari tingkat
signifikansi 0,05. Oleh karena itu, dapat
Weighted Statisticsdisimpulkan bahwa uji Glejser
mengindikasikan
Root MSE tidak adanya heteroskedastisitas.
0.026257 R-squared 0.072037
Mean dependent var 0.033040 Adjusted R-squared 0.002440
S.D. dependent var 0.027572 S.E. of regression 0.027538
4.4.4 UjiSum
Autokorelasi
squared resid 0.030334 F-statistic 1.035055
Uji autokorelasi bertujuan2.179463
Durbin-Watson stat Prob(F-statistic)
untuk menguji apakah dalam 0.387435
suatu model regresi
linear ada korelasi antarkesalahan pengganggu
Unweighted Statistics(residual) pada periode t dengan
tingkat kesalahan
R-squared pada periode sebelumnya.
0.136628 Mean dependent var 0.081659
Sum squared resid 0.097022 Durbin-Watson stat 0.681416
Tabel 4 . 3 Hasil Uji Durbin Watson
Keterangan Nilai
N 44
K’ 3
DL (44, 3) 1,3749
DU (44, 3) 1,6647
4-dL 2,6251
4-dU 2,3353
d-Statistic 2,054488
N= banyaknya observasi
K’= banyaknya variabel bebas
DL= batas bawah tabel DW
DU= batas atas tabel DW
Sumber : Hasil olah penulis
58
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Sumber : Hasil Output Eviews 11
R-squared 0.469570 Mean dependent var 0.418279
Sum squared resid 0.405778 Durbin-Watson stat 0.178749
59
Hasil ini bertolak belakang dengan hasil studi Sandityas & Trisnawati
(2018), dan Rahayu & Cahyati (2014) yang menemukan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial.
Akan tetapi penelitian ini sejalan dengan othman (2009), Raditya (2012),
Novrizal (2016), Singgih dkk. (2018), Sholihin dkk. (2018) yang dapat
membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
Penelitian ini berhasil membuktikan pernyataan Cowen dkk. (1987)
dalam permatasari (2019) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan
ukuran yang besar juga cenderung melaksanakan aktivitas yang dapat
berdampak masyarakat maupun lingkungan, sehingga perusahaan akan
dituntut untuk mengkomunikasikan tanggung jawab sosial perusahaan
dengan tujuan agar tetap dapat dilegitimasi oleh masyarakat.
Berdasarkan teori stakeholder, tujuan perusahaan melakukan kegiatan
tanggung jawab sosial yaitu untuk meningkatkan nilai dari dampak
aktifitas operasional perusahaan dan untuk meminimalkan kerugian bagi
para stakeholder (Rokhlinasari, 2016).
Perusahaan yang besar memiliki fasilitas yang besar, sumber daya yang
besar, anak perusahaan yang banyak yang berbeda disetiap daerah yang
berbeda sehingga akan lebih banyak aktifitas perusahaannya. Untuk itu,
semakin besar perusahaan semakin besar pula kecenderungan melakukan
pengungkapan yang leibh luas.
3. Umur Perusahaan
Nilai probabilitas P Value pada variabel umur perusahaan (AGE) adalah
0,1564 yang lebih besar dari tingkat alpha 0,05. Hal ini berarti umur
perusahaan tidak mempengaruhi ISR.
Hal ini sejalan dengan penelitian Raditya (2012), Widiyanti & Hasanah
(2017), Abimanyu dkk. (2019) yang membuktikan bahwa umur
perusahaan tidak mempengaruhi pengungkapan pelaporan tangung jawab
sosial.
62
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, ukuran
perusahaan dan umur perusahaan terhadap tingkat pengungkapan Islamic Social
Reporting pada perusahaan yang bergerak pada sektor dasar dan kimia. Metode
analisis dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan data panel. Penelitian
ini menggunakan jumlah data sebanyak 44 laporan keuangan 22 perusahaan
sektor industri dasar dan kimia pada tahun 2018 hingga 2019.
Berdasarkan pengujian, analisis dan pembahasan, secara ringkas hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting. Hal ini karena pada tahun 2019 terjadi penurunan kinerja
keuangan namun sebagian besar perusahaan tetap mempertahankan program
sosial mereka.
2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa perusahaan yang
lebih besar cenderung melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial
yang lebih luas dibandingkan perusahaan yang lebih kecil.
3. Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting. Hal ini karena kesadaran perusahaan bertangungjawab sosial
secara syariah masih rendah meskipun perusahaan tersebut telah lama
beroperasi.
63
64
5.3 Saran
Penelitan lanjutan menjadi hal yang penting untuk mendukung
perkembangan Islamic Social Reporting di Indonesia. Berikut adalah saran untuk
penelitian selanjutnya:
1. Memperluas jumlah sampel dengan memperpanjang periode penelitian
menjadi empat tahun atau lebih.
2. Penelitian selanjutnya harus dapat mengembangkan pokok pengungkapan
indeks ISR secara lebih komprehensif dengan tidak lupa
mempertimbangkan karakteristik dan kondisi di Indonesia. Hal ini karena
agar indeks ISR yang digunakan dapat lebih merefleksikan tanggung jawab
sosial yang sesuai dengan syariat Islam dan dapat diterapkan di Indonesia.
3. Penelitian selanjutnya mungkin dapat menggunakan metode content
analysis lain yang dapat mengurangi tingkat subjektifitas terhadap informasi
yang disajikan oleh perusahaan.
4. Menambah sumber informasi yang dijadikan sebagai bahan penilaian
pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah.
65
Abidin, Z., Diana, N., & Afifudin. (2019). Faktor-Faktor Pengungkapan CSR
Disclosure (Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek
Indonesia Periode 2015-2017). E-JRA Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Islam Malang, 08(08), 27–40.
Basit, A., Diana, N., & Junaidi. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas
Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal Informasi,
Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik, 15(2), 151.
https://doi.org/10.25105/jipak.v15i2.7120
Khotijah, S., Malikah, A., & Junaidi. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Islamic Social Responsibility. E-Jra, 08(05), 1–9.
66
67
Rahayu, ribut sri, & Cahyati, ari dewi. (2014). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Wahana:
Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 23(1), 1–23.
https://doi.org/10.35591/wahana.v23i1.183
Siddi, P., Widiastuti, L., & Chomsatu, Y. (2019). Pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR) dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Surakarta
Manajemen Journal, 1(1), 21–29.
69
Skor indeks ISR tahun 2019
Inves tas i & Keua nga n Produk & Ja s a Ka rya wa n Ma s ya ra ka t Li ngkunga n Ta ta Kel ol a Perus a ha a n
No Kode
1 2 3 4 TA 5 6 7 8 TB 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 TC 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 TD 33 34 35 36 37 38 39 TE 40 41 42 43 44 45 46 47 TF T
1 ADMG 1 0 0 1 2 1 0 1 1 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 7 0 1 1 0 0 0 0 1 3 28
2 AKPI 1 1 1 1 4 0 0 1 1 2 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 5 1 1 1 0 1 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 1 3 25
3 ALKA 1 0 0 1 2 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 1 0 0 0 0 0 2 17
4 AMFG 1 0 0 0 1 1 0 1 1 3 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 7 1 1 1 0 1 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 1 3 26
5 APLI 1 1 0 1 3 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 1 1 0 0 1 0 0 3 0 1 1 0 0 0 0 0 2 16
6 ARNA 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 5 0 1 1 0 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 16
7 BRPT 1 1 0 0 2 1 1 1 1 4 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 5 0 0 1 1 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 22
8 BTON 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 13
9 CPIN 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 3 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6 0 0 1 1 0 0 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 3 18
10 CTBN 1 1 0 1 3 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 6 1 1 1 0 1 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 0 2 26
11 EKAD 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2 10
12 GDST 1 0 0 1 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 2 0 1 1 0 0 0 1 0 3 11
13 IGAR 1 1 0 0 2 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 6 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 1 3 20
14 IMPC 1 0 0 0 1 1 0 1 1 3 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 5 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 3 21
15 INTP 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 9 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 7 1 1 1 1 0 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 1 3 29
16 IPOL 1 1 0 0 2 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 5 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 6 1 1 1 0 0 1 1 5 0 1 1 0 0 0 0 1 3 24
17 JPFA 1 1 0 1 3 0 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 8 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 6 0 1 1 0 0 0 1 1 4 32
18 KDSI 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 4 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 14
19 KIAS 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 3 15
20 LMSH 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 16
21 PICO 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 10
22 SIPD 1 0 0 0 1 0 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 5 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6 1 1 1 0 1 1 1 6 0 1 1 0 1 0 0 1 4 25
70
71
Kode Tahun ISR Profit Size (Total Aset) Log Size Age
ADMG 2018 0,531915 0,01121 4.065.973.065.774 12,6092 25
ADMG 2019 0,595745 -0,13119 3.547.927.138.694 12,55 26
AKPI 2018 0,531915 0,00833 3.070.410.492.000 12,4872 26
AKPI 2019 0,531915 0,00632 2.776.775.756.000 12,4435 27
ALKA 2018 0,382979 0,04809 648.968.295.000 11,8122 28
ALKA 2019 0,382979 0,01173 604.824.614.000 11,7816 28
AMFG 2018 0,553191 0,00090 8.432.632.000.000 12,926 23
AMFG 2019 0,553191 -0,01540 8.738.055.000.000 12,9414 24
APLI 2018 0,297872 -0,05211 503.177.499.114 11,7017 18
APLI 2019 0,340426 0,02079 419.264.529.498 11,6225 19
ARNA 2018 0,361702 0,09723 1.652.905.985.730 12,2182 17
ARNA 2019 0,340426 0,12611 1.799.137.069.343 12,2551 18
BRPT 2018 0,574468 0,04633 101.982.312.171.000 14,0085 25
BRPT 2019 0,489362 0,01892 99.843.028.935.000 13,9993 26
BTON 2018 0,276596 0,13876 217.362.960.011 11,3372 17
BTON 2019 0,276596 0,00611 230.561.123.774 11,3628 18
CPIN 2018 0,425532 0,17446 27.654.118.000.000 13,4418 27
CPIN 2019 0,382979 0,12684 29.353.041.000.000 13,4677 28
CTBN 2018 0,574468 -0,03922 2.254.015.683.477 12,353 29
CTBN 2019 0,574468 0,00984 2.395.446.398.276 12,3794 30
EKAD 2018 0,234043 0,08975 853.267.454.400 11,9311 28
EKAD 2019 0,234043 0,08499 968.234.349.565 11,986 29
GDST 2018 0,212766 -0,06654 1.351.861.756.994 12,1309 9
GDST 2019 0,234043 0,01724 1.758.578.169.995 12,2452 10
IGAR 2018 0,361702 0,08248 570.197.810.698 11,756 28
IGAR 2019 0,425532 0,10244 617.594.780.669 11,7907 29
IMPC 2018 0,425532 0,04524 2.370.198.817.803 12,3748 4
IMPC 2019 0,446809 0,03824 2.501.132.856.219 12,3981 5
INTP 2018 0,617021 0,04046 27.788.562.000.000 13,4439 29
INTP 2019 0,617021 0,06614 27.707.749.000.000 13,4426 30
IPOL 2018 0,510638 0,01808 4.230.290.681.532 12,6264 8
IPOL 2019 0,531915 0,01550 3.858.096.801.554 12,5864 9
JPFA 2018 0,574468 0,10212 23.038.028.000.000 13,3624 29
JPFA 2019 0,680851 0,07813 25.185.009.000.000 13,4011 30
KDSI 2018 0,319149 0,05645 1.391.416.464.512 12,1435 22
KDSI 2019 0,297872 0,04846 1.253.650.408.375 12,0982 21
KIAS 2018 0,255319 -0,04563 1.704.424.579.208 12,2316 24
KIAS 2019 0,319149 -0,33679 1.231.680.564.971 12,0905 25
LMSH 2018 0,340426 0,01798 160.027.280.153 11,2042 28
LMSH 2019 0,340426 -0,11882 147.090.641.453 11,1676 29
PICO 2018 0,234043 0,02000 852.932.442.585 11,9309 22
PICO 2019 0,212766 0,00756 1.127.616.056.633 12,0522 21
SIPD 2018 0,468085 0,01171 2.187.879.000.000 12,34 22
SIPD 2019 0,531915 0,03425 2.470.739.000.000 12,3928 23