Anda di halaman 1dari 85

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN

DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP INDEKS ISLAMIC


SOCIAL REPORTING

SKRIPSI

RINI HARDINI
NIM 41401043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM SEBI
1443 H / 2021 M
PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN
DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP INDEKS ISLAMIC
SOCIAL REPORTING

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Akuntansi

RINI HARDINI
NIM 41401043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM SEBI
1443 H / 2021 M
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya yang

bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini

saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI.

Jika dikemudian hari ternyata saya terbukti melakukan tindakan plagiarisme, saya

akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI.

Depok, 20 Agustus 2021

Rini Hardini

ii
PERYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Rini Hardini

NIM : 41401043

Tanda Tangan :

Tanggal : 20 Agustus 2021

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang diajukan oleh :


Nama : Rini Hardini
NIM : 41401043
Program Studi : Akuntansi Syariah
Judul : PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN
PERUSAHAAN DAN UMUR PERUSAHAAN
TERHADAP INDEKS ISLAMIC SOCIAL REPORTING

Ini telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Syariah, Sekolah Tinggi
Ekonomi Islam SEBI.
Panitia Ujian,

Ditetapkan di : Depok
Pada Tanggal : 20 Agustus 2021

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


Subhaanahu Wa Ta‟alaa atas limpahan rahmat, nikmat dan pertolongannya
sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah dan berlimpah kepada Nabi kita Muhammad Rasulillah
Shallallaahu Alaihi wa Sallam.
Skripsi ini dengan judul Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan
Umur Perusahaan terhadap Indeks Islamic Social Reporting, Penulis susun
untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Akuntansi di STEI
SEBI. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin
terselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang
mengiringinya. Oleh karena itu, terima kasih yang setulusnya penulis haturkan
kepada :
1. Mulyaning Wulan, S.E., M.Ak, dan Ahmad Baehaqi, S.E.I., M.Ak., SAS
selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas ilmu, wawasan, saran, waktu,
dan kesabaran dalam membimbing penulis menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Semoga semua kebaikannya dibalas oleh Allah Subhaanahu wa
Ta’alaa dan ditinggikan derajatnya sebagai orang-orang berilmu.
2. Dr. M. Asmeldi Firman, Ak., CA., M.M., BKP, Efri S. Bahri, Ph.D., CA,
dan Ahmad Baehaqi, S.E.I., M.Ak., SAS selaku penguji sidang skripsi.
Terima kasih atas saran-saran perbaikannya, semoga Allah Subhaanahu wa
Ta’alaa membalas segala kebaikannya.
3. Sigit Pramono, Ph.D, CA, CPA selaku Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi
Islam SEBI yang senantiasa memberikan keteladanan bagi segenap civitas
akademika. Semoga segala kebaikannya menjadi amal jariyyah dan dibalas
oleh Allah Subhaanahu wa Ta’alaa.
4. Para dosen pengajar, yang senantiasa ikhlas mengorbankan waktu, tenaga,
dan pikiran untuk mengalirkan telaga ilmu kepada para mahasiswanya.
Serta seluruh civitas akademik STEI SEBI yang memberikan sarana yang

v
baik untuk mahasiswanya. Atas semua itu penulis ucapkan Jazaakumullah
Khairan Katsiiraa.
5. Orang tua tercinta, ibunda Sutarsih, Bapak Sobri. Terima kasih atas kasih
sayang dan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Semoga segala
kebaikan dibalas oleh Allah Subhaanallahu wa Ta’alaa, Allah angkat
penyakitnya dan selalu dalam lindungan-Nya..
6. Saudara-saudaraku, a Tari, a Nyai, a Zezen, a Redi. Terima kasih atas
dukungan moril dan materilnya untuk adik tercinta. Dan juga kepada
paman Rahmat Abdul Rahman M.Pd yang telah memberikan dukungan dan
saran kepada penulis dalam menyelsaikan skripsi ini, semoga segala
kebaikan dibalas oleh Allah Subhaanallahu wa Ta’alaa dan selalu dalam
lingdungan-Nya. Tak lupa juga untuk saudariku Amel semoga bisa
menyelesaikan skripsi nya dengan cepat.
7. Keponakan-keponakan, Abang, Alief, Haifa, Fahri, Ghazy, Rafif, Hanif dan
Rania Hafidzah terima kasih kalian telah hadir mewarnai hari-hari eteh,
semoga kalian jadi anak sholeh-sholehah, dimudahkan dalam belajarnya.
Mudah-mudahan segala cita-cita kita diijabah oleh Allah Subhaanallahu wa
Ta’alaa.
8. Bu Vera, selaku murobi penulis yang senantiasa memberikan nasihat
kebaikan, arahan dan bimbingan. Semoga segala kebaikan dibalas oleh
Allah Subhaanallahu wa Ta’alaa dan selalu dalam lindungan-Nya.
9. Forum Mujahidah Al Jihad yang saling mengingatkan dalam kebaikan,
berlomba dalam ibadah, semoga kedepannya kita selalu kompak dengan
tujuan kita.
10. sahabat-sahabat seperjuangan, Wilda, Wira dan Muthi terima kasih selama
beberapa bulan terakhir ini saling memberi semangat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan semasa kuliah, sahabat dunia akhirat. “Ce
R4NUM”, Rani, Ria, Muthi, Rosy, dan Nuni sahabatku di kampus telah
menjadi teman diskusi yang banyak membantu penulis membantu penulis
dalam menyelesaikan ini. Terima kasih atas penerimaan yang baik kepada

vi
penulis, semoga ukhuwah kita tetap terjaga dan selalu dalam lindungan-
Nya. Aamiin
12. Sahabat-sahabat tercinta ulfa, Sintya, Tia, Terima kasih atas penerimaan
yang baik kepada penulis, menghibur, menjadi pendengar yang baik dan
selalu meyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
ukhuwah kita tetap terjaga dan selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Serta seluruh pihak yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini, yang
tidak tersebutkan namanya satu-persatu, jazakumullah ahsanul jazaa.
Dan terakhir, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan keberkahan bagi
penulis khususnya, umumnya bagi pembaca sekalian. Aamiin.

Depok, 20 Agustus 2021

Rini Hardini

vii
ABSTRAK

RINI HARDINI, Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan dan Ukuran


Perusahaan terhadap Indeks Islamic Social Reporting, Program Studi Akuntansi
Syariah, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI, 2021.
Islamic Social Reporting (ISR) merupakan indeks pengungkapan
tanggung jawb sosial perusahaan yang indikatornya spesifik dengan prinsip
syariat Islam. Dalam penelitian ini, penilaian indeks ISR dilakukan pada
perusahaan industri dasar dan kimia yang masuk dalam Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan terhadap
Indeks Islamic Social Reporting pada perusahaan sektor Industri dasar dan
kimia yang terdaftar dalam ISSI. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling sehingga memperoleh data sebanyak 44 dari
rentang perusahaan sektor industri dasar dan kimia selama peroide 2018-
2019. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan variabel
profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh
terhadap indeks ISR. Sedangkan secara parsial variabel ukuran perusahaan
berpengaruh positif signifikan. Adapun variabel profitabilitas dan umur
perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan tehadap indeks ISR.
Kata Kunci : ISR, Profotabilitas, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Teori Stakeholder.

viii
ABSTRACT

RINI HARDINI, The Effect of Profitability, Company Age and Company Size
on the Islamic Social Reporting Index, Sharia Accounting Study Program, SEBI
School of Islamic Economic, 2021
Islamic Social Reporting (ISR) is an index of corporate social
responsibility disclosure whose indicators are specific to the principles of
Islamic law. In this study, the ISR index assessment on basic and chemical
industrial companies Listed in Indonesian Sharia Stock Index (ISSI). This
study aims to determine the effect of Profitability, Company Size, and
Company Age on the of Islamic Social Reporting in the basic and chemical
industrial sector companies listed in ISSI. Sampling is done by purposive
sampling technique to get 44 data from a range of companies in the basic
and chemical industry sectors during the 2018-2019 period. The results of
the analysis show that simultaneously the variables of profitability, firm size
and firm age have an effect on the ISR index. While partially the firm size
variable has a significant positive effect. The variables of profitability and
company age do not have a significant effect on the ISR index.
Keywords : ISR, Profitability, Company Size, Company Age, Stakeholder
Theory.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ......................................................... ii
PERYATAAN ORISINALITAS......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitan ............................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8
2.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial ............................................................... 8
2.2 Teori Tanggung Jawab Sosial ........................................................................ 8
2.3 Islamic CSR ................................................................................................. 10
2.3.1 Prinsip ICSR .................................................................................... 11
2.4 Pengungkapan Wajib dan Sukarela ............................................................. 14
2.5 Islamic Social Reporting ............................................................................. 15
2.6 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ...................................................... 19
2.7 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 21
2.7.1 Faktor Profitabilitas ......................................................................... 27
2.7.2 Faktor Ukuran Perusahaan ............................................................... 28
2.7.3 Faktor Umur Perusahaan ................................................................. 28
2.8 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 30
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 30
3.2 Definisi Operasional .................................................................................... 30
3.2.1 Variabel Dependen .......................................................................... 30
3.2.2 Variabel Independen ........................................................................ 33
3.3 Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian ................................................. 33
3.4 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 36
3.6 Metode Analis Data ..................................................................................... 37
3.6.1 Regresi Data Panel ........................................................................... 38
3.6.2 Pemilihan Metode dalam Regresi Data Panel .................................. 39
3.6.3 Statistik Deskriptif ........................................................................... 40
3.6.4 Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 40

x
3.6.5 Uji Signifikansi ................................................................................ 41
3.7 Perumusan Hipotesis ................................................................................... 42
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 44
4.1 Analisis Hasil Content Analysis .................................................................. 44
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ......................................................................... 52
4.3 Pendekatan Model Regresi Data Panel ........................................................ 53
4.3.1 Uji Chow .......................................................................................... 53
4.3.2 Uji Hausman .................................................................................... 54
4.3.3 Uji LM ............................................................................................. 55
4.4 Uji asumsi klasik ......................................................................................... 55
4.4.1 Uji normalitas .................................................................................. 55
4.4.2 Uji multikolinieritas ......................................................................... 56
4.4.3 Uji heteroskedastisitas ..................................................................... 56
4.4.4 Uji Autokorelasi ............................................................................... 57
4.5 Analisis Hasil Regresi ................................................................................. 58
4.5.1 Koefisien Determinasi ..................................................................... 59
4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ....................................................... 59
4.5.3 Uji Signifikan Parsial ....................................................................... 59
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 63
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 63
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 63
5.3 Saran ............................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66
LAMPIRAN ......................................................................................................... 69

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 21


Tabel 3 . 1 Indikator Penilaian ISR ....................................................................31
Tabel 3 . 2 Kriteria Sampel....................................................................................34
Tabel 3 . 3 Objek Penelitian .................................................................................. 35
Tabel 4 . 1 Hasil Analysis Content ....................................................................44
Tabel 4 . 2 Hasil Statistik Deskriptif ..................................................................... 52
Tabel 4 . 3 Hasil Uji Durbin Watson..................................................................... 57

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4 . 1 Skor ISR Berdasarkan Tema ........................................................... 46


Gambar 4 . 2 Hasil Uji Chow ................................................................................ 54
Gambar 4 . 3 Hasil Uji Hausman .......................................................................... 54
Gambar 4 . 4 Hasil Uji Lagrange Multiplier ......................................................... 55
Gambar 4 . 5 Hasil Uji Normalitas........................................................................ 56
Gambar 4 . 6 Hasil Uji Multikolinieritas .............................................................. 56
Gambar 4 . 7 Hasil Uji Glejser .............................................................................. 57
Gambar 4 . 8 Daerah Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson ...................... 58
Gambar 4 . 9 Hasil Regresi Model ........................................................................ 58

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan bisnis yang bergerak dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam
tidak jarang memberikan dampak terhadap lingkungan sekitarnya seperti polusi,
limbah, keamanan produk dan tenaga kerja, dampak tersebut memengaruhi
kesadaran masyarakat akan pentingnya melaksanakan tanggung jawab sosial atau
dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) (Nur & Priantinah, 2012).
Pengungkapan tanggung jawab sosial dilandasi pemikiran bahwa perusahaan tidak
hanya mempunyai kewajiban ekonomi kepada para pemegang saham, tetapi
perusahaan berkewajiban juga kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan
(Wijaya, 2012). Perusahaan tidak hanya berkomitmen mencari keuntungan saja,
akan tetapi menjaga keharmonisan dengan lingkungan sosial di sekitarnya,
melalui upaya-upaya peningkatan kehidupan komunitas setempat pada setiap
aspek (Khoirudin, 2013).
Masyarakat Barat memandang CSR dibuat karena adanya kesenjangan
antara perusahaan dengan masyarakat, perusahaan hanya berusaha mendapatkan
keuntungan saja, mementingkan diri sendiri tidak memperhatikan hak orang lain
(Yusuf, 2017). Kondisi keuangan suatu perusahaan saja tidak cukup menjamin
nilai perusahaan, untuk itu kesadaran akan pentingnya mempraktikkan CSR ini
semakin banyak dilakukan masyarakat sebagai bentuk kepedulian masyarakat
terhadap produk yang ramah lingkungan (Rama, 2014).
Ada empat faktor yang menyebabkan pertumbuhan CSR. Pertama, adanya
tekanan pasar, dari para pelanggan, karyawan dan pasar modal terhadap pemilihan
produk suatu perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial dan etika
berbisnis. Kedua adanya regulasi pemerintah yang mewajibkan perusahaan untuk
membuat pelaporan ketiga, meningkatnya komunikasi yang dapat mendorong
1
2

aktivis sosial untuk meneliti kegiatan perusahaan secara efektif yang dapat
memengaruhi perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial. Keempat,
adanya persaingan antar perusahaan dan beranggapan bahwa dengan melakukan
tanggung jawab sosial dapat meningkatkan reputasi perusahaan (Dusuki, 2008).
Praktek CSR di Indonesia diatur melalui UU No. 25 tahun 2007 tentang
penanaman modal yang menyatakan bahwa setiap penanam modal memiliki
kewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan, apabila tidak
melaksanakan kewajiban tersebut dikenai sanksi. Sedangkan pengungkapan CSR
diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
menyebutkan bahwa laporan tahunan harus memuat beberapa informasi, salah
satunya adalah laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga ikut andil dalam
mengkampanyekan CSR melalui programnya yang disebut PROPER (Program
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan)
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan
perusahaan. Pada tahun 2018 terdapat 1.906 perusahaan ikut serta dalam
penilaian PROPER (Badan Pusat Statistik, 2020).
Tidak hanya berkembang dalam lembaga bisnis konvensional, akan tetapi
konsep CSR juga berkembang dalam lembaga bisnis ataupun perusahaan yang
menjalankan bisnisnya sesuai dengan konsep syariah. Prinsip-prinsip
tanggungjawab sosial yang di contohkan Rasulullah SAW sejak 14 abad yang lalu
terdapat dalam Al Quran melalui praktiknya untuk tatanan sosial yang adil dan
harmonis. Oleh karena itu, konsep ideal CSR dalam sudut pandang Islam hanya
perlu kembali ke nilai-nilai islam yaitu berdasarkan Al Quran dan Sunnah
(Trianaputri et al., 2017). Moral pengusaha dalam mengelola bisnisnya
mempengaruhi kesuksesan berbisnis dan pertumbuhan ekonomi. Dalam Islam
terdapat hubungan yang sangat erat antara ekonomi dan moral, kedua-duanya
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan (Yusuf, 2017).
Penerapan CSR dalam Islam tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi yang
bersifat materi atau karena peraturan perundang-undangan saja, tetapi lebih dari
itu, CSR juga berdasar dari tanggung jawab terhadap perintah Allah dan niali-nilai
3

Islam (Yusuf, 2017). Dalam hal ini, Islam memandang perusahaan tidak hanya
bertanggung jawab bagi stakeholder atau penanam modal, tetapi juga bagi
masyarakat secara keseluruhan dengan tujuan untuk mendapatkan berkah dari
Allah SWT. Dengan kata lain, bisnis dalam Islam tidak semata-mata orientasi
dunia tetapi harus punya visi akhirat yang jelas (Rama, 2014).
Sejalan dengan makin meningkatnya CSR dalam konteks Islam, maka
semakin meningkat pula keinginan membuat pelaporan yang sesuai dengan
tuntunan syariat Islam (Rama, 2014). Dalam perusahaan yang menjalankan
kegiatannya dengan konsep Islam, pengungkapan tanggung jawab sosial
dilakukan dengan menggunakan Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR).
Islamic Social Reporting (ISR) pertama kali di kemukakan oleh Haniffa (2002)
yang menyatakan bahwa adanya keterbatasan pada pelaporan sosial konvensional
sehingga dibutuhkan juga pelaporan sosial yang sesuai dengan ketentuan syariah,
tidak hanya membantu pengambilan keputusan melainkan membantu pihak
perusahaan dalam melaksanakan pemenuhan kewajibannya terhadap Allah SWT
dan syariat Islam (Novrizal & Fitri, 2016) serta mewujudkan akuntabilitas dan
trasparansi aktivitas bisnis dengan memberikan informasi yang relevan (Widiyanti
& Hasanah, 2017).
Sebagai negara yang berkembang, indonesia terus memacu pertumbuhan
ekonominya. Perusahaan manufaktur merupakan industri strategis dalam
meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Meskipun saat ini
kinerja industri manufaktur sedang menurun, pada tahun 2019 perusahaan
manufaktur berkontribusi 19,7 % PDB Indonesia (BI, 2019). Industri manufaktur
juga berperan penting dalam meningkatkan nilai ekspor. Nilai ekspor industri
manufaktur sejak Januari hingga juli 2020 mencapai US$ 72,03 milyar (Badan
Pusat Statistik, 2020).
Didukung dengan jumlah penduduk yang besar serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, membawa perubahan pada jumlah industri di
Indonesia yang semakin meningkat. Dengan beragamnya industri dan perubahan
pola kunsumsi masyarakat, semakin berat pula pengelolaan dan penanganan
limbah hasil usaha maupun kemasan produk. Menurut data statistik lingkungan
4

hidup (2019) Indonesia rata-rata menghasilkan 38.501 M3 sampah per hari. Akan
tetapi, hanya 68 % sampah yang dapat diangkut petugas pengelola sampah. Pola
konsumsi masyarakat sangat mempengaruhi penambahan timbulan sampah.
Misalnya, kebiasaan membeli makanan cepat saji yang menghasilkan sampah
berupa wadah maupun pembungkus sekali pakai (Badan Pusat Statistik, 2020).
Untuk itu, diperlukan pengurangan dan penanganan sampah. Perusahaan-
perusahaan di Indonesia juga terus berinovasi menciptakan produk yang ramah
lingkungan. Hal ini sebagai bentuk mewujudkan kepedulian terhadap lingkungan.
Proses produksi suatu perusahaan tidak jarang menyisakan limbah. Apabila
tidak dikelola dengan baik, limbah tersebut akan mencemari lingkungan sekitar
dan membahayakan kesehatan masyarakat. Misalnya limbah cair yang dihasilkan
dari kegiatan penambangan pada perusahaan yang membuat barang-barang
keperluan rumah tangga berbahan dasar logam. Proses pembuatan produk perlu
dilakukan penambangan dalam pengambilan bahan baku. Kegiatan penambangan
menjadi penyumbang sumber limbah cair yang cukup besar karena proses
pemilahan yang banyak menggunakan media air atau bahkan dilakukan di sungai.
Kandungan zat berbahaya yang terdapat dalam logam dapat merusak ekosistem
air di sungai (Badan Pusat Statistik, 2019). Untuk itu, sudah sepatutnya
perusahaan mempertimbangkan secara adil dari sisi ekonomi, sosial dan
lingkungan dimana perusahaan beroperasi.
Berbagai penelitian terkait dengan pengungkapan CSR menunjukkan hasil
yang beragam. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya
hubungan yang positif antara pengungkapan CSR dengan profitabilitas yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Basit dkk. (2020), Khotijah dkk.(2019), Novrizal
& Fitri (2016), Nur & Priantinah (2012), Rama (2014), Wijaya (2012), Anggraini
(2015), Siddi dkk. (2019)
Akan tetapi beberapa penelitian lainnya menunjukkan adanya hubungan
yang tidak signifikan antara CSR dengan profitabilitas seperti penelitian yang
dilakukan oleh Abidin dkk. (2019), Othman & Mara (2010), Singgirh dkk. (2018),
Widiyanti & Hasanah (2017).
5

Hasil temuan yang diteliti oleh Widiyanti & Hasanah (2017), tentang
Analisis Determinan Pengungkapan ISR menunjukkan bahwa faktor umur
perusahaan memengaruhi pengungkapan ISR. Hasil penelitian Widiyanti &
Hasanah (2018) tersebut berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Khotijah dkk. (2019) Rama (2014) yang menemukan bahwa
variabel umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak diindikasikan
memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR. Akan tetapi hasil penelitian juga
menunjukkan hasil yang beragam. Hasil penelitian yang dilakukan oleh dilakukan
oleh Nur & Priantinah (2012), Wijaya (2012), Siddi dkk. (2019), Sholihin & Aulia
(2018), khotijah dkk. (2019), Othman (2009), Nur & Priantinah (2012)
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR. Penelitian lain oleh Rama (2014) yang meneliti tentang
analisis determinan pengungkapan Islamic Social Reporting pada Bank Syariah di
Indonesia menemukan hubungan positif antara ukuran bank dengan
pengungkapan ISR.
Pertentangan hasil penelitian tersebut dapat terjadi karena beberapa alasan
seperti interpretasi peneliti terhadap laporan tahunan perusahaan atas variabel
yang digunakan maupun perbedaan metode pengujian yang di tempuh penelti.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tesebut diatas, peneliti ingin
memverifikasi ulang penelitian mengenai “Pengaruh Profitabilitas, Umur
Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Indeks Islamic Social
Reporting”

1.2 Rumusan Masalah


Penelitian ini berfokus untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
memengaruhi pengungkapan CSR pada perusahaan. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap indeks ISR?
2. Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap indeks ISR?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap indeks ISR?
6

1.3 Tujuan Penelitan


Berdasarkan rumusan masalah yang di teliti, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap indeks ISR.
2. Untuk mengetahui pengaruh umur perusahaan terhadap indeks ISR.
3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap indeks ISR.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi ilmu pengetahuan
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan kajian dan
sekaligus digunakan sebagai bahan referensi oleh peneliti berikutnya dalam
melakukan penelitian dengan topik sejenis di masa yang akan datang
2. Bagi peneliti
sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah didapat, serta tambahan
wawasan yang lebih luas.
3. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan yang terindeks dalam Indeks Saham Syariah Indonesia agar
dapat melakukan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan syariat Islam.
4. Bagi regulator
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagia bahan pertimbangan bagi
regulator dalam menghasilkan aturan-aturan terkait dengan pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika Penulisan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa BAB antara lain
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian.
7

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini memaparkan mengenai landasan teori yang digunakan dalam
penelitian, yaitu konsep pengungkapan, tanggungn jawab sosial
perusahaan, penelitian-penelitian terdahulu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai metodologi yang digunakan dalam
penelitan, antara lain metode pengumpulan data, metode mengambilan
sampel, metode penelitian dan teknik pengolahan data.
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi dari hasil temuan yang
diperoleh selama proses penelitian. Bab ini bertujuan untuk menjawab
rumusan masalah yang telah dikemukakan oleh penulis.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian,
keterbatasan penelitian dan saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial


Perkataan “Tanggung Jawab” didefinisikan sebagai etika dimana status bagi
seseorang dianggap mampu untuk bertindak balas terhadap tanggungan yang telah
ditetapkan oleh undang-undang moral maupun prinsip-prinsip etika (Wahyuddin,
2016). Dalam kaitannya dengan perusahaan, menurut Yusuf (2017) tanggung
jawab sosial merupakan sebuah bentuk komitmen perusahaan terhadap
kelangsungan pembangunan ekonomi dalam usaha meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dan lingkungan maupun tanggung jawab terhadap
stakeholder dalam arti luas selain kepentingan perusahaan.
Menurut Undang-Undang No. 40 tahun 2007 pasal 1 ayat (3) menyebutkan
bahwa yang dimaksud tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen
perusahaan untuk mengambil peran dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi
perusahaan, komunitas, masyarakat lokal, maupun masyarakat pada umumnya.
Raditya (2012) mengungkapkan CSR merupakan komitmen perusahaan
sebagai pelaku bisnis untuk dapat turut berkontribusi dalam rangka membangun
perekonomian negara seperti menciptakan lapangan kerja, mensejahterakan
karyawan, serta pedulit terhadap masyarakat sekitar perusahaan.

2.2 Teori Tanggung Jawab Sosial


Istilah CSR secara sederhana merujuk pada tanggung jawab bisnis secara
etis kepada para pemangku kepentingan. Dari sisi filosofi terdapat beberapa teori
yang melatarbelakangi pelaksanaan CSR dalam perusahaan :
1. Teori Stakeholder
Menurut Clarkson (1995), Donaldson dan Preston (1995) Gibson
(2000) dan Weiss (2003) dalam Dusuki (2008) sebuah organisasi yang
bertanggung jawab secara sosial terlihat dari sejauh mana keputusan-

8
9

keputusan yang dibuat oleh manajemen memperhatikan kepentingan-


kepentingan stakeholder.
Teori stakeholder menyatakan bahwa memperhatikan kebutuhan dan
hak semua pemangku kepentingan dalam bisnis adalah cara yang
berguna untuk mengembangkan perilaku yang bertanggung jawab
secara sosial oleh manajer (Yusuf, 2017). keberadaan suatu
perusahaan perlu dukungan dari para stakeholder, untuk itu setiap
aktivitas yang dilakukan perusahaan juga memerlukan pertimbangan
dari stakeholder. Pengungkapan tanggung jawab sosial dan
lingkungan dianggap sebagai komunikasi antara perusahaan dengan
stakeholder (Rokhlinasari, 2016).
Tujuan utama tanggung jawab sosial menurut teori stakeholder adalah
untuk membantu manajer memahami lingkungan di tempat
perusahaan mereka berada dan membangun hubungan yang baik
dengan lingkungan perusahaan tersebut. Tujuan yang lebih luas yaitu
untuk meningkatkan nilai dari dampak aktifitas operasional
perusahaan dan untuk meminimalkan kerugian bagi para stakeholder.
Inti dari keseluruhan teori stakeholder adalah apa yang akan terjadi
ketika perusahaan dan para stakeholder menjalankan hubungan
mereka (Rokhlinasari, 2016).
2. Teori Pandangan Klasik
Pandangan klasik terhadap CSR bahwa kegiatan CSR secara prinsip
bertentangan dengan sifat bisnis dan ekonomi bebas. Satu-satunya
tanggung jawab perusahaan adalah meningkatkan laba dalam
persaingan pasar. Perusahaan melakukan kegiatan sosial seperti donasi
kepada masyarakat miskin, pembangunan sekolah atau sumbangan
sosial lainnya ditujukan sebagai sarana untuk meningkatkan
keuntungan perusahaan.
3. Teori Kontrak Sosial
Teori kontrak sosial menyatakan bahwa bisnis dan masyarakat adalah
mitra yang setara, menikmati serangkaian hak dan memiliki tanggung
10

jawab timbal balik. Ada saling membutuhkan langsung dan tidak


langsung antara perusahaan dan masyarakat. Perusahaan
membutuhkan dukungan terus menerus dari masyarakat dalam hal
sumber daya dan penjualan, sedangkan masyarakat mengharapkan
perusahaan untuk terus beroperasi agar bertanggungjawab secara
sosial karena perusahaan mengendalikan jumlah besar sumber daya
ekonomi dan produktif seperti teknologi, keuangan dan tenaga kerja,
yang secara langsung atau tidak langsung dapat memengaruhi
masyarakat di mana perusahaan tersebut beroperasi.
4. Teori Instrumen
Terori instrumen menjadikan CSR sebagai alternatif untuk
meningkatkan peran perusahaan di masyarakat. Terori instrumen
berpendapat bahwa bisnis dapat memilih untuk mendukung beberapa
program sosial untuk alasan citra baik perusahaan. CSR menjadi salah
satu strategi untuk meraih pasar tanpa membahayakan kepentingan
pemegang saham.
5. Teori Legitimasi
Teori legitimasi adalah teori yang menyatakan bahwa CSR merupakan
jawaban terhadap tekanan lingkungan sekitar yang berkaitan dengan
sosial, kekuatan politik dan ekonomi. Menurut teori legitimasi,
perusahaan mencari keseimbangan diantara bisnis mereka dengan
keingingan masyarakat sekitar. Persepsi masyarakat tentang organisasi
sangat penting dan dapat memengaruhi seuatu perusahaan dapat
bertahan untuk waktu yang lama (Dusuki, 2008).

2.3 Islamic CSR


Islam adalah cara hidup, yang memberikan panduan untuk semua aspek
kehidupan manusia, baik sebagai individu atau sebagai bagian dari tatanan sosial
dalam masyarakat. Tidak hanya mengatur hal-hal yang berkaitan dengan ibadah,
Islam juga mengajarkan hubungan yang baik dengan sesama manusia dengan
prinsip dasar mayarakat islam seperti kesetaraan sosial, kesetaraan ekonomi,
persaudaraan, persatuan dan keadilan untuk membangun kesadaran sosial dan
11

menjadikannya sebagai salah satu ajaran utama hukum Islam (Trianaputri et al.,
2017).
Konsep CSR muncul pertama kali di Amerika pada tahun 1970, pada saat
itu perusahaan-perusahaan Amerika mendapatkan kritikan tajam karena perusahan
sangat berkuasa dan antisosial (Yusuf, 2017). Kesan yang muncul saat ini bahwa
konsep CSR dimulai dan berkembang pesat di Barat, namun, konsep ini pada
dasarnya sejalan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam yang sudah ada sejak dahulu
(Trianaputri et al., 2017).
CSR dalam perspektif Islam merupakan sebuah sistem sosial dalam
pembagian kekayaan berdasarkan cara hidup dan hubungan kemanusiaan yang
terjanlin antara sesama umat Islam dan juga antara umat Islam dengan golongan
non muslim (Wahyuddin, 2016). CSR dilakukan untuk menunjukkan aktifitas
perusahaan, selain menghasilkan laba, perusahaan juga melakukan perlindungan
lingkungan, kepedulian terhadap karyawan, berperilaku etis dan melakukan
kegiatan yang terlibat dalam komunitas lokal (Dusuki, 2008).
Berbeda dengan teori di Barat, pandangan Islam tentang tanggung jawab
sosial bukanlah sesuatu yang asing. Konsep tanggung jawab sosial dan keadilan
sosial telah menjadi dasar bagi masyarakat Islam sejak 14 abad yang lalu.
Rasulullah SAW mencontohkan prinsip-prinsip tanggung jawb sosial dan keadilan
yang tertanam dalam Al-Qur’an maupun Sunnah (Trianaputri et al., 2017).

2.3.1 Prinsip ICSR

Prinsip secara etimologi diartikan dasar, permulaan, aturan dasar, asas atau
dasar yang menjadi pokokk sesuatu pemikiran, kajian, dan tindakan (Yusuf,
2017). Prinsip adalah suatu asas atau landasan dasar yang dijadikan pijakan bagi
landasan pelaksanaan sesuatu. Merujuk kepada penelitian Farook (2007) terdapat
tiga prinsip dasar dari ICSR adalah prinsip khalifah, prinsip akuntabilitas Ilahi,
dan prinsip menganjurkan perbuatan baik dan mencegah perbuatan buruk.
Pertama, prinsip khilafah menunjukkan bahwa manusia adalah wakil dari
Allah di bumi, dan dengan demikian Allah mempercayakan umat manusia untuk
mengelola milik-Nya di bumi.
12

Kedua, prinsip akuntabilitas ilahi adalah prinsip pertanggung jawaban


kepada Allah yaitu mengalir dari asas manusia sebagai wakil di bumi menjadikan
setiap individu bertanggung jawab kepada Allah untuk semua tindakan mereka di
Hari pembalasan. Allah memperhitungkan segala sesuatu dengan cermat, setiap
kebaikan ataupun keburukan yang dilakukan akan ada balasannya. Allah
berfirman dalam surat Al-Zalzalah ayat 7-8 :
Artinya: “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan
seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
Ketiga, prinsip menganjurkan perbuatan baik dan mencegah perbuatan
buruk. Prinsip ini menganjurkan pertanggungjawaban kepada Allah bagi setiap
Muslim untu memerintahkan kebaikan dan keadilan dan melarang kejahatan dan
ketidakadilan. Allah memerintahkan untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan
buruk seperti firman Allah dalam surat Ali-Imran ayat 110,
Artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mecegah
dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka aday ng
beriman namun kebanyakan meraka adalah orang yang fasik.” Q.S. Ali-
Imran ayat 110.
Sementara itu, Yusuf (2017) mengemukakan lima prinsip ICSR yaitu
prinsip tauhid, prinsip khalifah, prinsip keadilan, prinsip ukhuwwah dan prinsip
mewujudkan maslahah.
Pertama, prinsip tauhid. Dasar utama dari keyakinan dalam Islam adalah
keyakinan bahwa tiada Tuhan yang disembah selain Allah SWT. Allah sebagai
tujuan utama dalam setiap aspek kehidupan manusia seperti yang ditegaskan
dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 162-163,
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), ‘sesungguhnya shalatku, ibadahku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada
sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)” Q.S Al-An’am
ayat 162-163.
Penyerahan diri dan mengabdikan kehidupan sepenuhnya kepada kehendak
Allah SWT. Sehingga setiap hal yang dilakukan selalu mengharapkan Ridho
Allah SWT. Bagi penyelenggara bisnis, keyakinan kepada Allah menjadikan
13

seseorang yang melaksanakan bisnis sesuai dengan nilai-nilai yang telah


ditetapkan oleh Allah SWT.
Kedua, Prinsip khilafah menjelaskan bahwa manusia sebagai pemegang
amanah dari Allah SWT untuk memanfaatkan, mengelola, mengembangkan,
menginfakkan harta milik-Nya. Allah SWT telah menyediakan sumber-sumber
produksi untuk kebutuhan manusia, sehingga manusia dapat mengolah bahan
tersebut untuk dijadikan suatu produk.
Pelaksanaan prinsip khalifah dalam konsep ICSR menuntut perusahaan
untuk memaksimalkan fungsi dan peran untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi semua stakeholder. Setiap keuntungan yang didapat bukan dari hal yang
tidak dibenarkan dalam syariat, seperti mengandung unsur riba, penipuan dan
sesuatu yang diharamkan. Akan tetapi keuntungan yang didapatkan disisihkan
untuk diberikan kepada masyarakat dan lingkungan perusahaan
Ketiga, prinsip keadilan. Islam menekankan pemerataan pendapatan dan
kekayaan yang adil sehingga setiap individu memperoleh jaminan serta tingkat
hidup yang manusiawi sesuai dengan ajaran Islam. Pemerataan pendapatan dan
kekayaan dalam konsep keadilan ekonomi Islam bukan berarti semua orang wajib
menerima upah yang sama. Setiap individu tidak memiliki tingkat kemampuan
yang sama dalam memciptakan produksi. Oleh karena itu Islam memiliki
mekanisme tersendiri dalam rangka pemerataan pedapatan dan kekayaan dengan
jalur zakat, sedekah, wakaf, infak, hadiah dan hibah.
Nilai-nilai keadilan dalam perusahaan untuk mengurangi kesenjangan
ekonomi antara masyarakat yang kaya dan masyarakat miskin sehingga mencapai
tujuan pembangunan ekonomi terhadap semua stakeholder.
Keempat, prinsip ukhuwwah. Arti kata ukhuwwah memberi kesan bahwa
persaudaraan mengharuskan adanya perhatian kepada semua pihak yang merasa
bersaudara. Ukhuwwah Islamiyyah diartikan sebagai persaudaraan antara sesama
Muslim yang mewajibkan seorang muslim saling memberikan perhatian sesama
sebagaimana yang diajarkan oleh Islam.
Kasih sayang atas dasar persaudaraan sesama dengan menekankan bahwa di
atas bahu Muslim mempunyai tanggung jawab untuk kita berikan kepada saudara
14

kita apa yang kita suka untuk diri sendiri. Prinsip persaudaraan menjadi latar
belakang setiap pelaksanaan ICSR. Saling membantu sesama pemegang
berkepentingan merupakan suatu cara untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, kesejahteraan, dan kelestarian tanpa merugikan satu sama lainnya.
Kelima, prinsip mewujudkan maslahah. Tujuan pensyariatan adalah untuk
menegakkan dan memelihara kemaslahatan serta menolak keburukan.
Pemeliharaan terhadap kehendak syariah meliputi lima dimensi, yaitu:
memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara keturunan,
dan memelihara kekayaan. Semua tindakan dan pengembangan untuk
menciptakan kesejahteraan suatu masyarakat haruslah memberikan kepastian
perlindungan terhadap lima dimensi yang menjadi tujuan daripada syarait Islam.
Ada dua landasan dasar pemeliharaan kemaslahatan atau maqoshid syari’ah
yang bisa dijarikan kebijakan oleh perusahaan guna melaksanakan ICSR.
Pertama, sisi positif yaitu dengan melakukan kegiatan ICSR untuk memelihara
hal-hal yang menjamin terciptanya kemaslahatan. Kedua, sisi negatif yaitu
menolak dan menyingkirkan semua kemungkinan mafsadah yang terjadi atau
yang akan terjadi dalam operasional perusahaan.
Terdapat beberapa kesamaan prinsip yang telah dikemukakan oleh Farook
(2007) dan Yusuf (2017). Dapat disimpulkan prinsic ICSR yang telah disebutkan
oleh peneliti terdahulu yaitu prinsip tauhid, prinsip khilafah, prinsip
pertanggungjawaban, prinsip keadilan, prinsip ukhuwwah dan prinsip maslahah.
Semua prinsip tersebut berlandaskan dari Al-Qur’an maupun Sunnah Rasulullah
SAW melalui perkataan dan perbuatannya. Prinsip ICSR yang telah disebutkan
merupakan pedoman perusahaan dalam mematuhi peraturan Allah SWT dalam
menjalankan perusahaan.

2.4 Pengungkapan Wajib dan Sukarela

Pengungkapan diartikan sebagai pengeluaran informasi yang disajikan


dalam pelaporan keuangan yang diharapkan dapat memberikan manfaat seluas-
luasnya. Oleh karena itu pelaporan keuangan harus mengungkapkan informasi
yang cukup oleh para pembacanya. (Nuswandari, 2009).
15

Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan emiten dapat


dikelompokkan menjadi 2 yaitu pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela.
Pengungkapan wajib adalah informasi yang harus diungkapkan oleh perusahaan
yang diatur oleh peraturan pasar modal suatu negara (Nuswandari, 2009). Setiap
perusahaan yang terdafatar wajib menyampaikan pelaporan maupun informasi
material lainnya secara teratur kepada OJK. ketentuan mengenai kewajiban
peyampaian laporan tahunan bagi emiten dan perusahaan pulik diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan
Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
Pengungkapan sukarela yaitu penyampaian informasi yang diberikan secara
sukarela oleh perusahaan diluar pengungkapan wajib yang melebihi persyaratan
dari peraturan pasar modal. Oleh karena itu pengungkapan sukarela menimbulkan
variasi antar perusahaan karena masing-masing perusahaan berbeda-beda
mengungkapkan laporan perusahaannya (Nuswandari, 2009).

2.5 Islamic Social Reporting

Islamic Social Reporting (ISR) merupakan sebuah pengembangan dari


kerangka pelaporan konvensional yang tidak hanya mengandung aspek material,
moral atau sosial, tetapi juga mengungkapkan bebarapa masalah terkait prinsip-
prinsi Islam seperti zakat, status kepatuan syariah dan transaksi yang bebas dari
riba dan gharar begitu juga dengan aspek sosial seperti shadaqah, wakaf, qardul
hasan sampai pengungkapan ibadah di dalam lingkungan perusahaan (Abimayu et
al., 2019).
Indeks ISR adalah item-item pengungkapan yang digunakan sebagai
indikator dalam pelaporan kinerja sosial institusi bisnis syariah. Indeks ISR
mengungkapkan segala kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan prinsip Islam
seperti transaksi yang terbebas dari unsur riba, gharar, pengungkapan zakat serta
status kepatuhan terhadap syariah (Muslimah, 2017).
Haniffa (2002) membuat lima tema pengungkapan indeks ISR, yaitu Tema
Pendanaan dan Investasi, Tema Produk dan Jasa, Tema Karyawan, Tema
Masyarakat dan Tema lingkungan Hidup. Kemudian, dikembangkan oleh Othman
16

dkk. (2010) dengan menambahkan satu tema pengungkapan yaitu Tema Tata
Kelola Perusahaan. Setiap tema pengungkapan memiliki sub-tema sebagai
indikator pengungkapan tema tersebut.
Tujuan utama ISR adalah untuk menunjukkan apakah organisasi tersebut
mematuhi prinsip-prinsip Islam dan menjalankan perintah agama serta ISR juga
menunjukkan bagaimana peran perusahaan dalam mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat (Othman & Thani, 2010). Berikut ini adalah tema-tema dalam
pengungkapan ISR:
1. Tema keuangan dan Investasi
Informasi yang akan diungkapkan adalah apakah sumber keuangan dan
investasi bebas dari riba dan spekulatif (gharar) karena ini sangat dilarang
dala Islam seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah:278-
279. Namun, dalam lingkungan bisnis sekarang ini sulit untuk menemukan
perusahaan yang tidak memiliki hubungan sama sekali dengan sistem politik
dan ekonomi konvensional. Dalam kondisi darurat, salah satu mazhab lain
menyebutkan bahwa bunga (riba) diperbolehkan secara temporer sampai
kondisi ekonomi tidak lagi didominasi oleh kapitalisme. Dilain pihak,
mazhab lain menyebutkan bahwa bunga (riba) hanya diperbolehkan pada
situasi ekstrim yang dapat membahayakan jiwa manusia (Raditya, 2012).
Gharar merupakan ketidakpastian yang terjadi akibat tidak lengkapnya
informasi dalam hal kualitas, kuantitas, waktu penyerahan dan akad yang
dilarang dalam Islam (Muslimah, 2017).
Aspek lain yang harus diungkapkan oleh perusahaan adalah zakat yang
merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim atas harta benda
kepemilikan yang telah mencapai nishab (Muslimah, 2017). Allah
memerintahkan umat-Nya dalam Q.S Al-Baqarah ayat 43 untuk mendirikan
shalat dan menunaikan zakat. Oleh karena itu, sudah sepatutnya perusahaan-
perusahaan mengeluarkan zakat sebagai bentuk kepatuhan kepada syariat
Islam dan wujud tanggung jawab terhadap masyarakat (Raditya, 2012).
Berdasarkan pembahasan dan penyesuaian di atas, kriteria pengungkapan
pada tema investasi dan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini
17

adalah kegiatan yang mengandung riba, gharar, zakat, dan kebijakan


piutang.
2. Tema Produk dan Jasa
Perusahaan bertanggung jawab untuk mengungkapkan semua produk atau
layanan yang termasuk dalam kategori haram seperti minuman keras,
daging babi, transaksi senjata, perjudian dan hiburan (Othman & Thani,
2010). Status kehalalan suatu produk adalah kewajiban yang harus
diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunannya kepada seluruh
konsumen. Para pemangku kepentingan wajib mengetahui status kehalalan
dari suatu produk.
Keamanan dan kualitas produk juga merupakan aspek yang tidak kalah
penting bagi para pemangku kepentingan, terutama konsumen. Barang atau
jasa yang aman dan berkulaitas tinggi akan meningkatkan kepercayaan dan
loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Pengungkapan kualitas suatu
produk atau jasa dapat meningkatkan kredibilitas produk-produk perusahaan
(Raditya, 2012).
Produk ramah lingkungan adalah produk yang berasal dari bahan yang tidak
mencemari lingkungan dan kemasannya dapat dimanfaatkan kembali agar
tidak banyak mengeluarkan limbah. Setiap perusahaan diharapkan dapat
berpartisipasi dalam menjaga dan memelihara lingkungan dengan
menghasilkan produk dan jasa yang ramah lingkungan (Muslimah, 2017).
3. Tema Karyawan
Dalam Islamic Social Reporting segala sesuatu yang berkaitan dengan
karyawan berasal dari konsep etika, amanah dan adil (Raditya, 2012).
Karyawan harus diperlakukan secara adil dan dibayar secara wajar oleh
perusahaan. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Malik ibn Anas,
yaitu, “Seorang buruh/pekerja (lelaki atau perempuan) berhak paling
sedikit memperoleh makanan dan pakaian yang baik dengan ukuran yang
layak dan tidak dibebani dengan pekerjaan di luar batas kemampuannya.”
Dapat disimpulkan bahwa upah minimum adalah upah yang memungkinan
18

seorang buruh atau pekerja untuk memperoleh makanan dan pakaian yang
baik dan layak dalam jumlah yang cukup (Yusuf, 2017).
Muslim perlu mengetahui apakah perusahaan memperlakukan karyawannya
secara adil melalui informasi seperti upah, sifat pekerjaan, jam kerja perhari,
cuti tahunan, kesehatan dan kesejahteraan, kebijakan terkait agama seperti
waktu dan tempat shalat, dukungan pendidikan dan pelatihan kepada
karyawan, kesetaraan kesempatan dan lingkungan kerja (Othman & Thani,
2010).
4. Masyarakat
Konsep yang mendasari tema masyarakat adalah ummah, amanah dan adil
yang menekankan pentingnya saling berbagi dan saling meringankan beban
orang lain di masyarakat (Raditya, 2012). Keadilan dalam Islam mencakup
keadilan distribusi kekayaan meskipun ketidaksetaraan dalam hal kekayaan
dibenarkan, semua anggota masyarakat mendapatkan hak untuk dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya (Yusuf, 2017).
Kebutuhan masyarakat luas dapat dicapai melalui sedekah, wakaf, dan Qard
hassan (pinjaman tanpa keuntungan). Peran perusahaan dalam
meningkatkan pembangunan ekonomi dan mengatasi masalah sosial
misalnya program beasiswa, kegiatan amal dan lain-lain dari masyarakat
tempat perusahaan tersebut beroperasi (Othman & Thani, 2010).
5. Lingkungan
Allah telah mengajarkan kepada semua umat-Nya untuk memelihara bumi
dan isinya. Perusahaan tidak boleh terlibat dalam segala jenis aktivitas yang
dapat merusak atau merugikan lingkungan hidup. Dengan demikian,
informasi terkait penggunaan sumberdaya dan program yang dilakukan
untuk melindungi lingkungan harus diungkapkan (Othman & Thani, 2010).
Konsep yang mendasari tema lingkungan menekankan pada prinsip
keseimbangan, kesederhanaan dan tanggung jawab dalam memelihara
lingkungan (Raditya, 2012).
19

6. Tata kelola perusahaan


Tema tata kelola perusahaan dalam Islam berasal dari konsep Khalifah. hal
tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30
yang menjelaskan bahwa manusia sebagai Khilafah di bumi (Raditya,
2012).
Perbedaan utama dalam tata kelola perusahaan dalam sistem Islam dan
sistem konvensional terletak pada aspek filosofi yang mencakup tujuan
perusahaan, jenis keterlibatan kontrak, pemain kunci dalam praktik tata
kelola perusahaan, serta hubungan diantara para pemain kunci tersebut.
Dalam perspektif Islam, praktik tata kelola perusahaan merupakan salah
satu bentuk kewajiban umat Muslim terhadap Allah SWT sehingga tercipta
kontrak “implisit” antara manusia dengan Allah SWT dan kontrak
“eksplisit” antar sesama manusia. Namun pada praktiknya pebedaan tata
kelola perusahaan dalam ekonomi Islam dan ekonomi konvensional terlihat
sangat minor (Raditya, 2012).
Kriteria pengungkapan terkait jumlah pemegang saham Muslim dan
persentase Dewan Direksi Muslim dihilangkan dalam penelitian ini. Hal ini
dikarenakan tidak tersedianya informasi mengenai agama para pemegang
saham dan Dewan Direksi Muslim di perusahaan-perusahaan Indonesia.
Kriteria-kriteria pengungkapan tema tata kelola perusahaan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah status kepatuhan terhadap syariah, struktur
kepemilikan saham, profil Dewan Direksi, pengungkapan ada atau tidaknya
praktik monopoli usaha, pengungkapan ada atau tidaknya praktik menimbun
kebutuhan pokok, pengungkapan ada atau tidaknya manipulasi harga,
pengungkapan ada atau tidaknya perkara hukum dan kebijakan anti korupsi.

2.6 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks saham syariah Indonesia adalah indeks komposit saham syariah yang
tercatat di BEI yang pertama kali diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011.
Konstituen ISSI adalah seluruh saham syariah yang tercatat di BEI dan masuk ke
20

dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK dan di seleksi oleh
OJK.
Daftar Efek Syariah adalah kumpulan Efek Syariah yang ditetapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan atau diterbitkan oleh Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor: KEP-208/BL/2012 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek
Syariah, Efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah meliputi:
1. Efek berupa saham termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMTED) Syariah dan Waran Syariah yang diterbitkan oleh Emiten atau
Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana
tertuang dalam anggaran dasar;
2. Efek berupa saham termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMTED) Syariah dan Waran Syariah yang diterbitkan oleh Emiten atau
Perusahaan Publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasrkan prinsip syariah, sepanjang
Emiten atau Perusahaan Publik tersebut:
1) Tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
a) Perjuduan dan permainan yang tergolong judi;
b) Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
(a) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang/jasa;
(b) Perdagangan dengan penawaran/ permintaan palsu.
c) Jasa keuangan ribawi, antara lain:
(a) Bank berbasis bunga;
(b) Perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
d) Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar)
dan/ atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;
e) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/ atau
menyediakan antara lain:
(a) Barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
21

(b) Barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)
yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan
(c) Barang atau jasa yang merusak moral dan/ atau bersifat
mudarat.
f) Melakukan transaksi yang mengandung unsru suap (risywah).
2) Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut :
1) Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset
tidak lebih dari 45% (empat puluh lima per seratus); atau
2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan
pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus);
dan
3. Efek syariah lainnya.

2.7 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitan telah dilakukan berkaitan dengan faktor yang


mempengaruhi Islamic Social Reporting, diantaranya sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Nama/ Judul Variabel Hasil Penelitian


Tahun
1. Amilia Nurul Analisis ISR sebagai Hasil penelitan
Raditya Faktor-faktor variabel menunjukkan
(2012) yang dependen. bahwa penerbitan
Mempengaru Penerbitan sukuk, sukuk tidak
hi Tingkat ukuran berpengaruh
Pengungkapa perusahaan, terhadap ISR,
n Islamic Profitabilitas, ukuran perusahaan
Social jenis industri, dan berpengaruh
Reporting umur perusahaan terhadap ISR,
(ISR) pada sebagai variabel profitabilitas
Perusahaan independen. berpengaruh
22

yang Masuk terhadap ISR, jenis


Daftar Efek industri tidsak
Syariah berpengaruh
terhadap ISR dan
umur perusahaan
tidak berpengaruh
terhadap ISR.
2. Rohana Determinants ISR sebagai Hasil penelitian
Othman, of Islamic variabel menunjukkan
Azlan Md Social dependen. bahwa ukuran
Thani, Erlane Reporting Ukuran perusahaan
K Ghani among Top perusahaan, berpengaruh
Shariah profitabilitas, terhadap ISR,
Approved ukuran dewan dan profitabilitas
Companies in tipe industri berpengaruh
Malaysia sebagai variabel terhadap ISR,
(ISR) independen. ukuran dewan
berpengaruh
terhadap ISR dan
tipe industri tidak
berpengaruh
terhadap ISR.
3. Marmono Determinan Laporan CSR Hasil penelitan
Singgih, Lilik tingkat dengan indikator menunjukkan
Farida, Rizqi pengukapan GRI sebagai bahwa leverage
Akbar tanggung variabel tidak berpengaruh
Iwanda jawab sosial dependen. terhadap CSR,
perusahaan Leverage, Profitabilitas
manufaktur profitabilitas, berpengaruh
sub sektor ukuran terhadap CSR,
23

makanan dan perusahaan Ukuran perusahaan


minuman di kepemilikan berpengaruh
BEI publik dan dewan terhadap CSR,
komisaris sebagai kepemilikan publik
variabel berpengaruh
independen. terhadap CSR dan
Dewan Komisaris
tidak berpengaruh
terhadap CSR.
4. Muhammad Faktor-faktor ISR sebagai Hasil penelitan
Fajrul yang variabel menunjukkan
Novrizal dan mempengaru dependen. bahwa
Meutia Fitri hi CSR pada Profitabilitas, profitabilitas tidak
(2016) perusahaan jenis industri, berpengaruh
yang terdaftar kinerja terhadap ISR, jenis
di JII dengan lingkungan dan industri tidak
menggunaka ukuran berpengaruh
n ISR index perusahaan terhadap ISR,
sebagai tolok sebagai variabel kinerja lingkungan
Ukur independen. berpengaruh
terhadap ISR dan
ukuran perusahaan
berpengaruh
terhadap ISR.
5. Ribut Sri Faktor-faktor ISR sebagai Hasil penelitian
Rahayu dan yang variabel menunjukkan
Ari Dewi mempengaru dependen. bahwa Ukuran
Cahyati hi Ukuran dewan Dewan Pengawas
(2014) pengungkapa pengawas syariah, Syariah tidak
n CSR pada rapat DPS, ukuran berpengaruh
24

Perbankan perusahaan, terhadap ISR, rapat


Syariah profitabilitas, DPS tidak
leverage dan berpengaruh
ukuran dewan terhadap ISR,
sebagai variabel Ukuran perusahaan
independen. tidak berpengaruh
terhadap ISR,
Profitabilitas tidak
berpengaruh
terhadap ISR,
Leverage tidak
berpengaruh
terhadap ISR dan
ukuran dewan
berpengaruh
terhadap ISR.
6. Marzully Nur Analisis Laporan CSR Hasil penelitian
dan Denies faktor-faktor dengan indikator menunjukkan
Priantinah yang GRI sebagai bahwa
(2012) mempengaru variabel profitabilitas tidak
hi dependen. berpengaruh
pengungkapa Profitabilitas, terhadap CSR,
n corporate ukuran ukuran perusahaan
social perusahaan, berpengaruh
responsibility kepemilikan terhadap CSR,
di Indonesia saham publik, kepemilikan saham
(studi empiris dewan komisaris, publik tidak
pada leverage dan berpengaruh
perusahaan pengungkapan terhadap CSR,
berkategori media sebagai Dewan komisaris
High Profile variabel tidak berpengaruh
25

yang listing independen. terhadap CSR,


di Bursa Efek leverage tidak
Indonesia) berpengaruh
terhadap CSR dan
pengungkapan
media tidak
berpengaruh
terhadap CSR.
7. Abdul Basit, Analisis ISR sebagai Hasil penelitian
Nur Diana, Faktor-Faktor variabel menunjukkab
dan Junaidi yang dependen. bahwa
(2019) Mempengaru Profitabilitas, profitabilitas tidak
hi kinerja berpengaruh
Pengungkapa lingkungan, terhadap ISR,
n Corporate ukuran kinerja lingkungan
Social perusahaan dan tidak berpengaruh
Responsibilit dewan komisaris terhadap ISR,
y (CSR) sebagai variabel ukuran perusahaan
independen. berpengaruh
terhadap ISR dan
dewan Komisaris
berpengaruh
terhadap ISR.
8. Ali Rama dan Analisis ISR sebagai Hasil penelitian
Meliawati Determinan variabel menunjukkan
(2014) Pengungkapa dependen. bahwa ukuran bank
n Islamic Ukuran bank syariah
Social syariah, berpengaruh
Reporting: profitabilitas, terhadap ISR,
Studi kasus leverage dan profitabilitas tidak
26

Bank Umum umur bank berpengaruh


Syariah di sebagai variabel terhadap ISR,
Indonesia. independen. leverage tidak
berpengaruh
terhadap ISR dan
umur bank tidak
berpengaruh
terhadap ISR.
9. Novi Analisis ISR sebagai Hasil penelitian
Wulandari Determinan variabel menunjukkan
Widiyanti Pengungkapa dependen. bahwa likuiditas
dan Nindya n Islamic Likuiditas, berpengaruh
Tyas Social profitabilitas, terhadap ISR,
Hasanah Reporting jenis industri dan profitabilitas
(2017) (ISR). Studi umur perusahaan berpengaruh
Kasus pada sebagai variabel terhadap ISR, jenis
Perusahaan independen. industri tidak
yang berpengaruh
Terdaftar di terhadap ISR dan
Jakarta umur perusahaan
Islamic Index berpengaruh
(JII) Tahun terhadap ISR
2011-2015

10. Anita Faktor ISR sebagai Hasil penelitian


Anggraini, Financial-non variabel menunjukkan
Mulyaning Financial dan dependen. bahwa ukuran
Wulan (2015) Tingkat Ukuran perusahaan
Pengungkapa perusahaan, berpengaruh
n Islamic profitabilitas, terhadap ISR,
27

Social leverage, jenis profitabilitas


Reporting industri, dewan berpengaruh
(ISR) komisaris sebagai terhadap ISR,
variabel leverage
independen. berpengaruh
terhadap ISR, jenis
industri
berpengaruh
terhadap ISR,
dewan komisaris
berpengaruh
terhadap ISR.

2.7.1 Faktor Profitabilitas

Perusahaan dengan profit lebih tinggi memiliki kecenderungan melakukan


intervensi kebijakan. Oleh karena itu, perusahaan dengan profit tinggi akan
terdorong untuk mengungkapkan informasi yang lebih rinci dalam laporan
tahunan mereka untuk mengurangi biaya politik dan menunjukkan kinerja
keuangan perusahaan kepada publik (Raditya, 2012). Perusahaan akan berusaha
menarik perhaitan para investor dengan menunjukkan nilai perusahaannya dengan
cara mengungkapkan luasnya informasi pada laporan pertanggung jawaban sosial
(Widiyanti & Hasanah, 2017).
Teori keagenan memaparkan bahwa perusahaan dengan profit tinggi
kemungkinan manajer akan melakukan pengungkapan yang lebih luas bertujuan
untuk mendukung keberlangsungan posisi maupun kompensasi manajer.
Sebaliknya jika profit perusahaan menurun, manajer kemungkinan cenderung
menutupi informasi dan menyembunyikan alasan penurunan laba (Othman &
Ghani, 2009; Raditya, 2012).
Perusahaan dengan profitabilitas tinggi memiliki sumber daya yang lebih
memadai untuk melaksanakan pengungkapan terkait kinerja sosial dan lingkungan
28

serta menjadi bentuk pertanggungjawaban atas keuntungan aktivitas operasional


perusahaan.

2.7.2 Faktor Ukuran Perusahaan

Semakin besar perusahan maka semakin banyak sumber daya yang dimiliki.
Perusahaan yang lebih besar biasanya mengungkapkan lebih banyak informasi
untuk para investor untuk pengambilan keputusan. Perusahaan yang lebih besar
sudah pasti memiliki pembiayaan, fasilitas, dan sumber daya manusia yang lebih
banyak dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan yang lebih
besar akan cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi secara sukarela
dibandingkan perusahaan yang lebih kecil (Othman & Ghani, 2009; Raditya,
2012).
Perusahaan besar juga dapat diartikan sebagai perusahaan yang memiliki
banyak cabang di setiap wilayah yang berbeda. Untuk itu, perusahaan yang
banyak cabang harus memastikan stakeholder di setiap cabangnya mendukung
aktivitas mereka termasuk aktivitas sosial.

2.7.3 Faktor Umur Perusahaan

Perusahaan dengan umur yang lebih muda diprediksi akan melakukan


penyebaran informasi yang lebih banyak dibandingkan perusahaan dengan umur
yang lebih tua dengan tujuan untuk mengurangi ketidakpastian risiko operasi serta
untuk meningkatkan kepercayaan diri investor terhadap posisi mereka. Selain itu,
perusahaan dengan umur lebih muda membutuhkan waktu yang lebih banyak agar
familiar dengan persyaratan pengungkapan yang diwajibkan oleh aturan yang
berlaku. Oleh karena itu, perusahaan dengan umur yang lebih muda kemungkinan
akan melakukan pengungkapan yang lebih luas untuk menunjukkan kepatuhan
mereka terhadap aturan (Raditya, 2012).
Disisi lain perusahaan dengan umur yang lebih tua kemungkinan besar akan
mengungkapkan informasi yang lebih banyak dalam laporan tahunanya
dibandingkan dengan perusahaan dengan umur yang lebih muda dengan tujuan
meningkatkan reputasi dan citra perusahaan di pasar (Raditya, 2012).
29

Berdasarkan teori stakeholders, pengungkapan sosial perusahaan dianggap


berperan sebagai media komunikasi antara perusahaan dengan stakeholder.
Perusahaan menerbitkan laporan pertanggung jawaban sosialnya untuk
memberikan infromasi kegiatan perusahaan kepada stakeholder. Perusahaan yang
semakin lama berdiri diharapkan mengetahui keinginan stakeholder dan
meningkatkan kualitas informasi pengungkapan sosial untuk memenuhi
kebutuhan para stakeholder (Widiyanti & Hasanah, 2017).
Dari uraian tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

2.8 Kerangka Pemikiran

Berdasrkan teori dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan, maka dibuat
kerangka pemikiran seperti tampak pada gambar dibawah ini. Kerangka
pemikiran ini mengilustrasikan faktor profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur
perusahaan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR).

Profitabilitas (X1)

Ukuran Perusahaan (X2) Islamic Social


Reporting (Y)

Umur Perusahaan (X3)

1. H1 = Profitabilitas berpengaruh terhadap ISR


2. H2 = Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ISR
3. H3 = Umur Perusahaan berpengaruh terhadap ISR
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian


kuantitatif, kegiatan analisis datanya meliputi pengolahan data dan penyajian data,
melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data dan melakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji statistik (Siregar, 2014).

3.2 Definisi Operasional


Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel dependen dan
independen. Variabel dependen yang digunakan adalah Pengungkapan Islamic
Social Reporting. Adapun variabel independen terdiri dari profitabilitas, ukuran
perusahaan dan umur perusahaan.

3.2.1 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang


lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai dari indeks ISR yang
diperoleh dari masing-masing perusahaan setiap tahun. Nilai indeks tersebut
diperoleh dengan menggunakan metode conten analysis untuk mengidentifikasi
jenis pengungkapan ISR dengan membaca dan menganalisis laporan tahunan.
Indeks ISR dalam penelitian ini terdiri dari 47 pokok pengungkapan yang
tersusun dalam enam tema. Masing-masing pokok pengungkapan memiliki nilai 1
atau 0. Nilai 1 akan diberikan apabila pokok pengungkapan ISR terdapat dalam
data perusahaan dan nilai 0 akan diberikan apabila sebaliknya. Nilai-nilai tersebut
akan dijumlahkan baik menurut masing-masing tema maupun secara keseluruhan.
Berikut indikator penilaian CSR menurut ISR:

30
31

Tabel 3 . 1 Indikator Penilaian ISR

No Pokok Pengungkapan Keterangan


Tema Investasi dan Keuangan
1 Riba
2 Gharar
3 Zakat
4 Kebijakan pembayaran yang tertunda & kebijakan piutang
Produk dan Jasa
5 Produk ramah lingkungan
6 Status kehalalan produk
7 Keamanan dan kualitas produk
8 Pelayanan pelanggan
Tema Karyawan
9 Jam kerja karyawan
10 Hari libur dan cuti
11 Tunjangan karyawan
12 Remunerasi
13 Pelatihan pendidikan karyawan
14 Kesempatan yang sama
15 Keterlibatan karyawan dalam diskusi
16 Kesehatan dan keselamatan kerja
17 Lingkungan kerja
18 Karyawan dari kelompok khusus
19 Kesetaraan dalam beribadah
20 Karyawan muslim diperbolehkan menjalankan ibadah
21 Tempat ibadah yang layak bagi karyawan
Tema Masyarakat
22 Sodaqoh/ donasi
32

23 Wakaf
24 Qard hasan
25 Sukarela dari kalangan karyawan
26 Pemberian beasiswa sekolah
27 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah
28 Pengembangan tunas muda
29 Peningkatan kualitas hidup masyarakat tidak mampu
30 Kepedulian terhadap anak-anak
31 Kegiatan amal atau sosial (bencana alam, donor darah dl)
32 Menyokong kegiatan kesehatan
Tema Lingkungan
33 Konservasi lingkungan
34 Kegiatan mengurangi efek pemanasan global
35 Pencemaran lingkungan
36 Pendidikan mengenai lingkungan
37 Proses produk ramah lingkungan
38 Pernyataan verifikasi independen atau audit lingkungan
39 Sistem manajemen lingkungan
Tema Tata Kelola Perusahaan
40 Status kepatuhan syariah
41 Struktur kepemilikan saham
42 Profil dewan direksi
43 Pengungkapan melakukan monopoli
44 Pengungkapan melakukan praktik menimbun
45 Pengungkapan melakukan praktik manipulasi harga
46 Adanya perkara hukum
47 Kebijakan anti korupsi
33

3.2.2 Variabel Independen

1. Profitabilitas
Nilai profitabilitas diukur dengan rasio Return on Asset (ROA) yang
diperoleh dari laporan laba rugi komprehensif dalam laporan tahunan
perusahaan. Variabel independen ini diberi simbol PROFIT.
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑅𝑂𝐹𝐼𝑇 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dari nilai Logaritma
Natural total aset yang nilainya dapat diperoleh dari laporan posisi
keuangan pada akhir periode dalam laporan tahunan perusahaan. Variabel
independen ini menggunakan satuan mata uang Rupiah dan diberi simbol
SIZE.
𝑆𝐼𝑍𝐸 = LOG Total Aset
3. Umur Perusahaan
Umur perusahaan dihitung dari selisih antara tahun penelitian dengan
tahun pencatatan atau tahun IPO (first issue) di BEI. Informasi tersebut
dapat diperoleh dari situs web BEI atau laporan tahunan masing-masing
perusahaan. Variabel indenden ini diberi simbol AGE.
𝐴𝐺𝐸 = Selisih tahun penelitian dengan tahun IPO

3.3 Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan tahunan
perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang
tercatat di Bursa Efek Indoesia per tahun 2018-2019. Setelah ditentukan populasi,
selanjutnya adalah teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
puposive sampling, dimana sampel diambil berdasarkan kesesuaian karakteristik
dengan kriteria yang didasarkan atas kepentingan penelitian. Kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan secara berturut-turut masuk dalam daftar Indek Saham Syariah
(ISSI) selama kurun waktu 2018-2019. Indeks Saham Syariah Indonesia
34

selalu diperbaharui dua kali dalam setahun setiap bulan Mei dan November
mengikuti jadwal review DES yang diterbitkan oleh OJK;
b. Perusahaan yang termasuk dalam sektor industri dasar dan kimia di Bursa
Efek Indonesia. Sektor industri dasar dan kimia terdiri dari:
1) Sub sektor semen
2) Sub sektor keramik, poselen dan kaca
3) Sub sektor logam dan sejenisnya
4) Sub sektor plastik dan kemasan
5) Sub sektor pakan ternak
6) Sub sektor kayu dan pengolahannya
7) Sub sektor pulp dan kertas
8)
c. Laproan perusahaan tersedia di ruang publik.
Setelah dilakukan pemilihan kriteria sampel, maka jumlah sampel dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3 . 2 Kriteria Sampel

Kategori Jumlah
Perusahaan secara berturut-turut masuk dalam 249
daftar Indeks Saham Syariah (ISSI) periode 2018-
2019.
Eliminasi perusahaan selain perusahaan sub sektor (222)
industri dasar dan kimia
Eliminasi keterbatasan data (5)
Jumlah objek penelitian yang dijadikan sampel 22
Total Data sampel yang terpilih 22

Berdasarkan hasil penyeleksian diatas, laproan keuangan yang dijadikan


sampel berjumlah 44 yang diperoleh dari 22 perusahaan sektor industri dasar dan
kimia.
Alasan pemilihan sampel tersebut karena sektor industri dasar kimia
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan barang jadi
35

maupun setengah jadi yang membutuhkan bahan baku dari alam. Selain itu,
proses produksi barang-barang tersebut tidak jarang menyebabkan pencemaran
lingkungan maupun perusakan alam. Perusahaan pembuat plastik dan kemasan
menimbulkan berbagai macam sampah dari produknya yang sulit diuraikan.
Perusahaan pembuat logam, semen, keramik dan kaca penyumbang limbah cair
terbesar karena proses penambangan yang membutuhkan banyak media air.
Perusahaan kimia menimbulkan limbah B3 yang berbahaya apabila tidak dikelola
dengan baik. Perusahaan pembuat kertas yang berbahan baku utama kayu, perlu
melakukan pemulihan kembali hutan di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2019).
Proses produksi perusahaan maupun produk yang dihasilkan menyebabkan
permasalahan lingkungan dan masyarakat sekitar. Untuk itu, perusahaan
mempunyai andil dalam perbaikan lingkungan maupun mensejahterakan
masyarakat sekitar perusahaan. Dapat disimpulkan perusahaan-perusahaan
tersebut akan lebih banyak melakukan pengungkapan informasi mengenai laporan
pertanggung jawaban sosial untuk kepentingan keberlanjutan bisnisnya.
Berikut daftar perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang menjadi
objek dalam penelitian ini:
Tabel 3 . 3 Objek Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan Sub Sektor

1 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk. Kimia

2 AKPII PT. Argha Karya Prima Industry Tbk. Plastik & kemasan

3 ALKA PT. Alakasa Industrindo Tbk. Logam & sejenisnya

4 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk. Keramik, porselen &


kaca

5 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk. Plastik & kemasan

6 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk. Keramik, porselen &


kaca

7 BRPT PT. Barito Pacific Tbk. Kimia

8 BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk. Logam & sejenisnya


36

9 CPIN PT. Chareon Pokphand Indonesia Pakan ternak


Tbk.

10 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk. Logam & sejenisnya

11 EKAD PT. Ekadharma International Tbk. Kimia

12 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk. Logam & sejenisnya

13 IGAR PT. Champion Pacific Indonesia Tbk. Plastik & kemasan

14 IMPC PT. Impack Pratama Industri Tbk. Plastik & kemasan

15 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Semen


Tbk.

16 IPOL PT. Indopoly Swakarsa Industry Tbk. Plastik & kemasan

17 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Pakan ternak

18 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk. Pulp & kertas

19 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Keramik, porselen &


Tbk. kaca

20 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. Logam & sejenisnya

21 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk. Logam & sejenisnya

22 SIPD PT. Sierad Produce Tbk. Pakan ternak

3.4 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
yang diperoleh secara tidak langsung dari pihak melalui media perantara dari
berbagai sumber yang tersedia. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan di situs web
BEI.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan teknik
domumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
berbagai data sekunder dari berbagai sumber.
37

3.6 Metode Analis Data


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda dengan menggunakan data panel. Regresi linier berganda merupakan
perluasan dari regresi linier sederhana, yaitu analisis terhadap penelitian yang
menyatakan hubungan atau pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap
variabel terikat. Sedangkan data panel merupakan gabungan dari data runtun
waktu (time series) dan data silang (cross section).
Data time series berdasarkan observasi yang dilakukan pada waktu yang
berbeda. Data dikumpulkan secara alamiah dengan waktu harian, mingguan,
bulanan, kuartalan atau tahunan. Data yang dikumpulkan dapat berupa kuantitatif
atau kualitatif. Data cross sectional adalah data yang dikumpulkan pada satu
waktu tertentu dari berbagai daerah. Sedangkan pooled data adalah data yang
memiliki gabungan dua elemen yaitu time series dan cross sectional (Ghozali &
Ratmono, 2017).
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Eviews 11 untuk
menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Selain itu, dalam penelitian ini juga menggunakan Microsoft Excel 2010 untuk
mempermudah pengolahan data seperti pembuatan tabel dan lain-lain.
Model persamaan regresi data panel yang digunakan sebagai berikut:
𝑰𝑺𝑹𝒊𝒕 = 𝜶 + 𝜷𝟏 𝑷𝑹𝑶𝑭𝑰𝑻𝒊𝒕 + 𝜷𝟐 𝑺𝑰𝒁𝑬𝒊𝒕 + 𝜷𝟑 𝑨𝑮𝑬𝒊𝒕 + 𝜺𝒊𝒕
Dimana:
ISR = indeks pengungkapan ISR
PROFIT = ROA
SIZE = Logaritma Natural total aset
AGE = selisih antara tahun penelitian dengan tahun pencatatan
IPO
𝑖 = peusahaan ke-i
𝑡 = tahun ke-i
𝛽0 = konstanta
𝛽1 −𝛽3 = koefisien regresi
𝜀 = error
38

3.6.1 Regresi Data Panel


Dalam data panel ada 3 pendekatan yang dapat dilakukan untuk
mengestimasi model regresi data panel, yaitu Common Effect, Fixed Effect dan
Random Effect. Penjelasan masing-masing model adalah sebagai berikut:
a. Common Effect Model
Model Common Effect merupakan analisis regresi data panel dengan model
paling sederhana. Common effect memiliki asumsi yang mengaggap bahwa
intersep dan slope selalu tetap baik antar waktu maupun antar individu.
Setiap individu (n) dan waktu (t) yang diregresi untuk mengetahui hubungan
antara variabel dependen dengan independen akan memberikan nilai
intersep dan slope yang sama besarnya.
b. Fixed Effect Model
Model ini dikenal dengan model regresi efek tetap (fixed effect). Maksud
dari efek tetap adalah suatu objek observasi memiliki konstanta yang tetap
besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien
regresinya akan tetap besarnya dari waktu ke waktu. Fixed effect
mengasumsikan 2 hal yaitu: asumsi slope konstan tetapi intersep bervariasi
antar unit dan asumsi slope konstan tetapi intersep bervariasi antar unit dan
antar periode waktu.
c. Random Effect Model
Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan intersep dan konstanta
disebabkan oleh residual/error sebagai akibat perbedaan antar unit dan antar
periode waktu yang terjadi secara randam. Ada 2 asumsi yang digunakan
dalam model ini yaitu intersep dan slope bebeda antar individu serta intersep
dan slope berbeda antar individu/ unit dan periode waktu. Selain itu, model
ini dapat mengatasi variabel ganggunan yang mungkin terjadi antar waktu
dan antar perusahaan, hal ini sering terjadi pada fixed effect model.
Menggunakan model ini sangat berguna jika individu perusahaan yang
dijadikan sampel dipilih secara random dan merupakan wakil dari populasi.
39

3.6.2 Pemilihan Metode dalam Regresi Data Panel


Untuk menentukan model mana yang terbaik untuk digunakan dalam
metode regresi data panel, perlu dilakukan pengujian statistik sebagai berikut:
a. Uji-F Stat (Uji Chow)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel
dengan fixed effect lebih baik dgunakan dari model regresi data panel tanpa
variabel dummy (common effect). Hipotesi yang diguakan dalam uji chow
adalah sebagai berikut:
H0 : Common effect model
H1 : fixed effect model
Apabila hasil uji F lebih besr dari tingkat signifikansi 5% (>0,05), maka H0
diterima dan H1 ditolak. Sedangkan apabila nilai hasil uji F lebih kecil
tingkat siginifikasin 5% (<0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak.
b. Uji Hausmant
Pengujian ini bertujuan untuk memilih model mana yang terbaik antara
fixed effect dan random effect. Hipotesis yang digunakan dalam model ini
adalah sebagai berikut:
H0 : Random effect model
H1 : fixed effect model
Jika nilai probabilitas cross section random lebih besar dari tingkat
signifikansi 5% (>0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jika nilai
probabilitas cross section random lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%
(<0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak.
c. Uji Largange Multiplier (LM)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Random Effect Model
(REM) atau Common Effect Model (CEM) yang paling tepat digunakan.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagia berikut:
H0 : Common effect model
H1 : random effect model
Untuk menentukan model mana yang paling baik yaitu dengan melihat P-
Value. Apabila nilai P-Value lebih besar dari tingkat signifikansi 5% (>
40

0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sebaliknya jika nilai P-Value lebih
kecil dari tingkat signifikansi 5% (< 0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak.

3.6.3 Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif adalah statistik yang berkaitan dengan bagimana cara
mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan data sehingga
mudah dipahami.

3.6.4 Uji Asumsi Klasik


Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda yang merupakan
model regresi yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap satu variabel dependen.
Dalam model regresi linier berganda akan ditemukan beberapa
permasalahan seperti multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi yang
dapat menggangu model dan akan menyesatkan dalam pengambilan kesimpulan.
Untuk itu sebelum dilakukan pengujian hipotesis, data diuji terlebih dahulu
dengan menggunakan uji asumsi klasik agar tidak terjadi penyimpangan.
1) Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antarvariabel
independen. Menurut Ghozali & Ratmono (2017) multikolinearitas dapat
dideteksi dengan beberapa cara yaitu:
a) Nilai R2 tinggi, tetapi hanya sedikit variabel independen yang
signifikan.
b) Korelasi antara dua variabel independen yang melebihi 0,80 dapat
menjadi pertanda bahwa multikolinearitas merupakan masalah serius.
c) Auxilary regression.
d) Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
2) Uji heteroskedastisitas
Salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah nilai residual atau error
dalam model regresi adalah homoskeastisitas atau memiliki varian
(variance) yang sama. Sedangkan jika varian tidak konstan dinamakan
41

heteroskedastisitas. Masalah keteroskedastisitas pada umumnya terjadi pada


data cross section karena biasanya data berhubungan dengan anggota
popuasi pada satu waku tertentu seperti individu, perusahaan, industri atau
subdivisi. Anggota populasi itu memiliki perbedaan dalam ukuran seperti
perusahaan kecil, menengah atau besar, income rendah, mediuom atau
tinggi (Ghozali & Ratmono, 2017).
Menurut Ghozali & Ratmono (2017) ada dua cara untuk mendeteksi
ada tidaknya heteroskedastisitas, yaitu metode grfik dan metode uji statistik
(uji formal). Uji statistik yang dapat digunakan untuk medeteksi antara lain
Glesjer, white, Breusch-Pagan-Godfrey, Harvey dan Park.
3) Uji autokoreasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antarkesalahan residual pada satu observasi keobservasi
lainnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Cara mendeteksi adanya autokorelasi antara lain:
uji Durbin-Watson, LM Test (Ghozali & Ratmono, 2017).

3.6.5 Uji Signifikansi


Uji hipotesi bertujuan untuk memeriksa apakah koefisien regresi yang
diperoleh signifikan. Beberapa uji yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa baik
regresi linier yang dimiliki dalam penelitian dalam hal ini mengukur
seberapa besar proporsi variasi variabel dependen yang dijelaskan variabel
independen. Nilai R Square antara 1-0, dan nilai ini selalu positif. Jika Nilai
R Square mendekati 1 maka kecocokan model regresi akan semakin benar,
sebaliknya jika nilai R Square mendekati 0 maka model regresi semakin
tidak layak. Baik buruknya nilai regresi tergantung dari nilai R Square
tersebut.
42

b. Uji signifikansi model (Uji F)


Pengujian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh keseluruhan
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F
dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Apabila
Fhitung > Ftabel, dapat dikatakan bahwa paling tidak ada satu koefisien regresi
yang signifikan secara statistik. Selain itu, uji F juga dapat dilakukan dengan
membandingkan probabilitas statistik F dengan tingkat signifikansi (α) 0,05.
Apablia probabilitas statistik F < tingkat signifikansi (α) 0,05 maka model
regresi tersebut dapat digunakan untuk menguji signifikansi antarvarians.
c. Uji-t
Uji-t bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial. Uji-t dapat dilakukan dengan
membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel. Apabila Thitung > Ttabel, nilai t
berada dalam daerah penolakan sehingga hipotesis nol ditolak pada tingkat
kepercayaan (1-α) × 100%. Selain itu, uji-t juga dapat dilakukan dengan
membandingkan probabilitas statistik t dengan tingkat signifikansi (α) 0,05.
Apablia probabilitas statistik t < tingkat signifikansi (α) 0,05 maka variabel
independen tersebut signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen.

3.7 Perumusan Hipotesis


Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama
H01 = profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengungkapan ISR
Ha1 = profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan
ISR
2. Hipotesis kedua
H02 = ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengungkapan ISR
Ha2 = ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengungkapan ISR
43

3. Hipotesis ketiga
H03 = umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengungkapan ISR
Ha3 = umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengungkapan ISR
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil Content Analysis


Skor pengungkapan tanggung jawab sosial berdasarkan Islamic Social
Reporting (ISR) diperoleh dengan metode analysis content. Hasil skoring
terhadap laporan tahunan 22 perusahaan selama kurun waktu 2018-2019 sebagai
berikut :
Tabel 4 . 1 Hasil Analisis Konten

Jumlah Poin & Persentase yang Rata- Rata-


Nama
Diungkapkan Rata Rata
No Perusah
2018 2019 Per Perse
aan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Tahun ntase
1 ADMG 25 53% 28 60% 26,5 56%
2 AKPI 25 53% 25 53% 25 53%
3 ALKA 16 38% 16 38% 16 34%
4 AMFG 26 55% 26 55% 26 55%
5 APLI 14 30% 16 34% 15 32%
6 ARNA 17 36% 16 34% 16,5 35%
7 BRPT 26 55% 22 47% 24 51%
8 BTON 13 28% 13 28% 13 28%
9 CPIN 20 43% 18 38% 19 40%
10 CTBN 27 57% 26 55% 26,5 56%
11 EKAD 10 21% 10 21% 10 21%
12 GDST 10 21% 11 23% 10,5 22%
13 IGAR 17 36% 20 43% 18,5 39%
14 IMPC 20 43% 21 45% 20,5 44%
15 INTP 29 62% 29 62% 29 62%
16 IPOL 23 49% 24 51% 23,5 50%
17 JPFA 27 57% 32 68% 29,5 63%
18 KDSI 15 32% 14 30% 14,5 31%
19 KIAS 12 26% 15 32% 13,5 29%
20 LMSH 16 34% 16 34% 16 34%
21 PICO 11 23% 10 21% 10,5 22%
22 SIPD 22 47% 25 53% 23,5 50%
total 421 433
Sumber: Hasil Olah Penulis

44
45

Berdasarkan tabel 4-1.1 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan skor ISR
meningkat dari tahun tahun 2018 sebanyak 421 pengungkapan menjadi 433
pengungkapan di tahun 2019. Hal ini berarti dalam kurun waktu 2018 sampai
2019 perusahaan-perusahaan tersebut telah meningkatkan program pelasakaan
tanggung jawab sosial maupun pelaporan CSR perusahaan.
Jika dilihat dari tabel diatas, peringkat perusahaan dari yang tertinggi hingga
terendah dalam melaporkan kegiatan tanggung jawab sosialnya berdasrkan indek
ISR yaitu, INTP, JPFA, CTBN, AMFG, ADMG, BRPT, AKPI, IPOL, SIPD,
CPIN, IGAR, ALKA, ARNA, LMSH, KDSI, APLI, KIAS, BTON, PICO, GDST,
dan EKAD. Selama kurun waktu 2 tahun tersebut, perusahaan telah meningkatkan
program sosial mereka. Hal ini berarti kesadaran perusahaan akan peduli sosial
semakin tinggi. Beberapa perusahaan memiliki program sosial yang terstruktur
dan konsisten setiap tahunnya. Namun beberapa perusahaan ada yang mengurangi
aktivitas sosialnya ditahun 2019 akibat kinerja keuangan yang negatif. Beberapa
perusahaan mengalami kerugian sehingga mengurangi pendanaan untuk aktivitas
sosial.
Selama kurun waktu 2018-2019, skor ISR tertinggi yang diungkapkan oleh
JPFA pada tahun 2019 dengan nilai 68 %. Sedangkan rata-rata skor ISR tertinggi
yaitu INTP dengan rata-rata per tahunnya mengungkapkan 62% skor ISR atau
sebanyak 29 item pengungkapan. Selama kurun waku 2018 hingga 2019 INTP
mengungkapkan kegiatan sosial dengan angka yang konsisten. Rata-rata skor
tertinggi selanjutnya adalah JPFA dengan rata-rata per tahunnya mengungkapkan
61% skor ISR. Pada tahun 2018 JPFA mengungkapkan 57% skor ISR dan tahun
2019 meningkat menjadi 68%. INTP (PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.)
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang semen. Sedangkan JPFA (PT
Japfa Comfeed Indonesia Tbk.) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pembuatan pakan ternak.
Sedangkan skor terendah yaitu EKAD (PT Ekadharma International Tbk.)
dengan rata-rata pertahunnya mengungkapkan 21% skor ISR atau 10 item
pengungkapan menurut indeks ISR. Selanjutnya GDST (PT Gunawan Dianjaya
Steel Tbk.) juga memiliki skor ISR terendah setelah EKAD. Pada tahun 2018
46

GDST mengungkapkan 21% skor ISR dan pada tahun 2019 meningkat menjadi
23%. pada tahun 2019, GDST melaporkan kinerja keuangan negatif. Meskipun
demikian, GDST mampu meningkatkan aktivitas sosialnya dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya.
Masing-masing perusahaan mengungkapkan dengan skor yang berbeda-
beda. Berbagai faktor mempengaruhi tinggi rendahnya skor pelaporan aktivitas
sosial. Salah satunya kebijakan masing-masing perusahaan dalam menerapkan
program sosialnya berbeda-beda sesuai aspek apa yang ingin difokuskan. Tidak
ada standar yang baku mengenai pokok pengungkapan tanggung jawab sosial
secara syariah sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial menjadi tidak
seragam. Selain itu, kebijakan dari pemimpin juga mempengaruhi pelaksanaan
tangungg jawab sosial (Raditya, 2012).
Indeks ISR terdiri dari enam tema, yaitu tema keuangan dan investasi, tema
produk dan jasa, tema karyawan, tema masyarakat, tema lingkungan dan tema tata
kelola perusahaan. Berikut gambaran skor ISR berdasarkan tema:
Gambar 4 . 1 Skor ISR Berdasarkan Tema

120
100
80
60
40
2018
20
2019
0
tata
keuangan
produk masyarak lingkunga kelola
dan karyawan
dan jasa at n perusaha
investasi
an
2018 40 47 96 105 70 64
2019 41 50 101 102 76 64

Sumber: Hasil Olah Penulis


Berdasarkan gambar di atas, secara umum skor ISR masing-masing tema
mengalami kenaikan kecuali pada tema masyarakat dan tata kelola perusahaan.
Pada tema masyarakat, dari seluruh perusahaan terdapat 105 pengungkapan di
47

tahun 2018 namun menurun di tahun 2019 menjadi 102 pengungkapan. Pada tema
ini, BRPT yang paling banyak menurunkan skor ISR di tahun 2019. Pada tema
tata kelola perusahaan, menunjukkan angka yang konsisten dari tahun 2018 dan
2019 yaitu sebanyak 64 pengungkapan.
Tema yang paling signifikan naik adalah tema karyawan. Tahun 2018
terdapat 96 skor pengungkapan menjadi 101 skor pengungkapan di tahun 2019.
Hal ini berarti perusahaan semakin memperhatikan karyawannya. Sudah
seharusnya perusahaan memberikan fasilitas yang baik untuk karyawannya
sehingga karyawan merasa nyaman ketika berada di tempat bekerja khususnya
fasilitas untuk beribadah yang layak kepada karyawan. Beberapa perusahaan tidak
mengungkapkan fasilitas yang diberikan kepada karyawan. Hal ini bukan berarti
tidak tersedia, namun hanya tidak mengungkapkannya di laporan tahunan
perusahaan.
Skor tema lingkungan pada tahun 2018 terdapat 70 pengungkapa dan
meningkat menjadi 76 pengungkapan pada tahun 2019. Kemudian tema keuangan
dan investasi terdapat kenaikan skor ISR yang tidak terlalu signifikan. Skor ISR
pada tahun 2018 40 pengungkapan dan pada tahun 2019 skor ISR 41
pengungkapan.
Selanjutnya tema produk dan jasa juga mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Tahun 2018 terdapat 47 pengungkapan, dan tahun 2019 terdapat 50
pengungkapan. Selama kurun waktu tersebut perusahaan semakin meningkatkan
kualitas dan pelayanan produk mereka.
Dalam rangka memperjelas analisis, selanjutnya akan dijelaskan hasil
conten analysis untuk masing-masing tema. ISR terbagi menjadi enam tema
yaitu, tema keuangan dan investasi, tema produk dan jasa, tema karyawan, tema
masyarakat dan tema tata kelola perusahaan.
1. Tema keuangan dan investasi
Tema keuangan dan investasi terdiri dari empat pokok pengungkapan
yaitu riba, gharar, zakat, dan kebijakan pembayaran yang tertunda atau
piutang. Pada tahun 2018 hingga 2019 seluruh perusahaan konsisten
mengungkapkan riba dalam pelaporan keuangannya. Pengungkapan
48

tersebut mencakup, pinjaman yang berbunga, beban bunga yang


dibayarkan, dan pendapatan bunga. Pada tahun 2018 terdapat 5
perusahaan yang mengungkapkan gharar, sedangkan tahun 2019 terdapat
7 perusahaan mengungkapkan gharar. Pengungkapan gharar dalam
penelitian ini mencakup hedging dan transaksi swap.
Sepanjang tahun 2019 hingga 2019 hanya 2 perusahaan yang
mengungkapkan kegiatan membayar zakat. Akan tetapi tidak melakukan
pengungkapan zakat bukan berarti tidak membayar zakat. Ada dua
kemungkinan, perusahaan tidak mencatatkan dan melaporkan di laporan
tahunan atau memang perusahaan tidak membayar zakat sama sekali
(Raditya, 2012).
Dalam penelitian ini, terdapat 11 peusahaan konsisten mengungkapkan
kebijakan pembayaran piutang. Hanya sebagian perusahaan yang
mengungkapkan kebijakan piutang dan sebagian yagn lain tidak
mengungkapkan.
2. Tema Produk dan jasa
Dalam tema produk dan jasa terdapat empat pokok pengungkapan.
Pertama produk yang ramah lingkungan. Selama tahun 2018 terdapat
lima perusahaan yang konsisten mengungkapkan produk yang ramah
lingkungan. Sedangkan pada tahun 2019 meningkat menjadi tujuh
perusahaan yang mengungkapan.
Kedua, status kehalalan produk. Terdapat tiga perusahaan yang konsisten
melaporkan status kehalalan produk. Hal ini karena perusahaan tersebut
mempunyai anak perusahaan yang menjual produk makanan sehingga
mencantumkan label MUI untuk setiap produk makanannya. Kehalalan
produk tidak hanya dilihat dari label, akan tetapi produk yang dijual
tersebut tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Perusahaan yang
tidak mengungkapkan status kehalalan produk bukan berarti produk tidak
halal, akan tetapi lebih baik mengungkapkan agar para konsumen
mengetahui dan bisa membedakan produk yang halal dan yang tidak.
49

Ketiga, keamanan dan kualitas produk. Sepanjang tahun 2018 hingga


2019 terdapat 21 perusahaan yang konsisten mengungkapkan keamanan
dan kualitas produk. Dapat disimpulkan seluruh perusahaan menjamin
produk yang dibuatnya aman dan berkualitas untuk memberikan
kepercayaan kepada para konsumen.
Keempat, pelayanan pelanggan. Sebagian besar perusahaan
mengungkapkan pelayanan pelanggan seperti penangangan keluhan
konsumen.
Secara keseluruhan, setiap tahunnya perusahaan meningkatkan
pengungkapan dengan tema produk dan jasa. Dapat disimpulkan bahwa
setiap perusahaan berupaya memberikan produk yang baik dan
memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh para konsumen.
3. Tema karyawan
Tema karyawan terdiri dari 13 pengungkapan. Pada pokok pengungkapan
jam kerja karyawan dan hari libur dan cuti hanya tiga perusahaan yang
mengungkapkan. Artinya sedikit perusahaan yang memperhatikan waktu
kerja para karyawan. Pada pokok tunjangan karyawan terdapat rata-rata 5
perusahaan mengungkapkan per tahunnya. Sedangkan pokok
pengungkapan gaji karyawan terdapat rata-rata 9 perusahaan
mengungkapkan per tahunnya.
Pada tema karyawan, rata-rata perusahaan menaruh perhatian besar
terhadap pelatihan karyawan, kesempatan yang sama untuk para
karyawan dan kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini terlihar dari hasil
skoring ISR sebanyak 93% perusahaan mengungkapkan pelatihan
karyawan, 71% perusahaan memberikan kesempatan yang sama untuk
para karyawan dan 93% perusahaan mengungkapkan kesehatan dan
keselamatan kerja. Beberapa perusahaan yang mempunyai program
kesehatan karyawan dengan memberikan fasilitas cek kesehatan rutin
untuk karyawan. Dapat disimpulkan perusahaan berusaha meningkatkan
produktivitas karyawan dengan meningkatkan pengetahuan karyawan,
keterampilan karyawan dan menjaga kesehatan para karyawan.
50

Selanjutnya pokok pengungkapan keterlibatan karyawan dalam diskusi,


karyawan dari kelompok khusus dan kesetaraan beribadah. Pada pokok
pengungkapan tersebut sedikit sekali perusahaan yang
menungkapkannya. Berdasarkan skoring indek ISR, hanya sedikit
perusahaan yang mengungkapkan fasilitas tempat ibadah untuk para
karyawan.
Dapat disimpulkan, kesejahteraan karyawan tidak hanya dengan gaji
yang didapatkan, akan tetapi dipenuhinya hak-hak dasar karyawan.
Selain itu, karyawan yang bekerja merasa aman dan nyaman terutama
nyaman dalam beribadah dengan tersediannya fasilitas yang baik.
4. Tema masyarakat
Pada tema masyarakat ini, perusahaan banyak mengungkapkan laporan
tanggung jawab sosial nya. Masing-masing perusahaam memiliki ciri
khas dalam program sosialnya. Sebagian besar perusahaan banyak
mengungkapkan program sosial yang berkaitan dengan menyokong
kegiatan dimasyarakat seperti kegiatan kemerdekaan, hari raya kurban,
donor darah, posyandu, peduli dengan anak yatim.
Selain kegiatan di masyarakat, sebagian perusahaan juga memberikan
kesempatan kepada para siswa disekitar perusahaan untuk magang dan
bekerja di perusahaan tersebut. Beberapa perusahaan juga memiliki
yayasan dan sekolah untuk menunjang kegiatan sosial dalam bidang
pendidikan.
Akan tetapi hanya perusahaan yang melaporkan kegiatan sosial berupa
pinjaman kebaikan kepada masyarakat. Namun tidak ada perusahaan
yang mengungkapkan wakaf dalam bentuk surat wakaf dan lain-lain.
5. Tema lingkungan
Pada tema lingkungan sebagian besar mengungkapkan kegiatan
pencegahan pencemaran lingkungan seperti melakukan meminimalisasi
polusi, pengelolaan limbah dan pengelolaan air bersih disekitar
perusahaan. Hanya 6 perusahaan yang mengungkapkan kegiatan
konservasi lingkungan yaitu dengan menanam pohon dan suaka marga
51

satwa. Kemudian 8 perusahaan melakukan kegiatan mengurangi efek


pemanasan global dengan menghemat energi dalam operasional
perusahaannya.
Kemudian pada pengungkapan pernyataan audit lingkungan, pada tahu
2018 hingga 2019 terdapat 12 perusahaan yang mengungkapkan
verifikasi independen audit lingkungan yang berupa sertifikat mengikuti
PROPER. Selain itu, 14 perusahaan memiliki sistem manajemen
lingkungan yang baik seperti pada sertifikat ISO 14001.
Dapat disimpulkan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan
diwujudkan berupa memelihara dan menjaga lingkungan meskipun
belum seluruh perusahaan melakukan hal tersebut, akan tetapi
perusahaan-perusahaan tersebut terus berupaya untuk berkomitmen
menjaga lingkungan dengan menerpakan sistem manajemen lingkungan
yang baik.
6. Tema tata kelola perusahaan
Pada tema tata kelola perusahaan, seluruh perusahaan mengungkapkan
struktur kepemilikan dan profil dewan direksi pada laporan tahunan.
Sebagian besar perusahaan juga memiliki kebijakan anti korupsi dan
pelaporan pelanggaran untuk mencegah adanya kecurangan dalam
perusahaan. Akan tetapi hanya sedikit perusahaan yang mengungkapkan
permasalahan hukum yang dihadapinya. Hal ini berarti perusahaan sudah
taat hukum dan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah.
Selain permasalahan hukum, sedikit sekali perusahaan yang
mengungkapkan praktik menimbun, melakukan monopoli dan praktik
manipulasi harga. Pada tahun 2018 PT. Siered Tbk mengungkapkan
praktik menimbun dengan membeli bahan baku dalam jumlah besar yang
bertujuan untuk meminimalisasi harga yang semakin meningkat. Selain
itu, perusahaan juga menyimpan ayam yang sudah dipotong kemudian
dijual jika harga ayam sedang tinggi.
Kemudian CPIN mengungkapkan kegiatan monopoli pada tahun 2018.
CPIN yang bergerak dalam bidang pakan ternak memiliki usaha
52

penjualan bibit DOC. CPIN melakukan monopoli untuk meningkatkan


harga DOC dengan mengurangi pasokan DOC dengan memusnahkan
induk ayam.

4.2 Analisis Statistik Deskriptif


Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum
mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian, sehingga dapat menggambarkan
karakteristik data dengan besaran nilai-nilai yang dihasilkan. Berikut adalah tabel
yang menunjukkan statisktik deskriptif:
Tabel 4 . 2 Hasil Statistik Deskriptif

ISR PROFIT SIZE AGE


Mean 0,418279 0,023261 9.898.095.355.318 22,56818
Median 0,404255 0,019461 1.993.508.034.672 25
Maximum 0,680851 0,174464 101.982.312.171.000 30
Minimum 0,212766 -0,336791 147.090.641.453 4
Std. Dev. 0,133382 0,082963 21.927.040.754.104 7,189779

Observations 44 44 44 44
Sumber : hasil olah penulis
Keterangan :
ISR = Islamic Social Reporting
PROFIT = Profitabilitas
SIZE = Ukuran Perusahaan
AGE = Umur Perusahaan
Data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 44, terdiri dari 22
perusahaan sektor industri dasar dan kimia dengan periode laporan keuangan 2 tahun
yaitu 2018 dan 2019.
Berdasarkan pada tabel dapat diketahui bahwa nilai mean (rata-rata) Islamic
Social Reporting (ISR) adalah 0.418279 atau senilai 42% dengan nilai median
(nilai tengah) yaitu sebesar 0.404255 atau 40%. Nilai maksimum sebesar
0.680851 atau 68% merupakan nilai ISR tertinggi. Sedangkan nilai minimum
sebesar 0.212766 atau 21% merupakan skor ISR paling rendah dari total data
yang diteliti yaitu EKAD. Sementara standar deviasi dengan nilai 0.133912
menunjukkan skor ISR menyimpang kurang lebih sebesar 13%.
53

Profitabilitas (PROFIT) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0.02554 atau


2,5% dengan nilai tengah (median) sebesar 0.02 atau 2%. Nilai tertinggi
(maximum) dari data penelitian sebesar 0.174 atau 17% dan nilai terendah
(minimum) sebesar -0.337 atau -34%. Salah satu faktor rendahnya nilai
profitabilitas adalah kinerja keuangan perusahaan yang buruk pada tahun 2019.
Terdapat 14 perusahaan yang melaprokan penurunan pendapatan. Profitabilitas
yang diukur dengan ROA mengalami penyimpangan kurang lebih 0.079295 atau
7.9%.
Ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai rata-rata (mean) 12,3619 atau
sebesar Rp. 9.298.131.115.229 dan nilai terendah sebesar Rp. 147.090.641.453
dengan standar deviasi Rp. 19.653.921.137.499. tidak ada pembatasan yang jelas
dalam pengelompokkan perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Nilai aset
perusahaan sangat beragam kemungkinan karena perusahaan tersebut baru
berjalan atau perusahaan tidak membutuhkan aset yang banyak dalam
operasionalnya.
Umur perusahaan (AGE) memiliki nilai rata-rata 22.96825 dan nilai tengah
25. Dalam penelitian ini terdapat perusahaan yang berumur 30 tahun yaitu CTBN,
INTP dan JPFA di tahun 2019. Sedangkan nilai terendah yaitu berumur 7 tahun.
Standar deviasi sebesar 6. Dalam penelitian ini, umur perusahaan di hitung sejak
pertama kali perusahaan mendaftarkan sahamnya untuk publik di Bursa Efek
Indonesia.

4.3 Pendekatan Model Regresi Data Panel


Dalam regresi data panel terdapat tiga pendekatan yang dilakukan untuk
mengestimasi parameter model, yaitu Common Effect Model, Fixed Effect Model,
dan Random Effect Model:

4.3.1 Uji Chow


Uji statistik F (Uji Chow) digunakan untuk menguji model terbaik antara
Common Effect Model (CEM) dengan Fixed Effect Model (FEM). Untuk
menentukan model mana yang terbaik adalah dengan cara melihat nilai
probabilitas (Prob). Jika nilainya lebih besar dari 0,05 (alpha atau tingkat
54

signifikansi) maka model yang dipilih adalah model CEM. Sedangkan jika
nilainya lebih kecil dari 0,05 (alpha) maka model yang terbaik adalah FEM.
Berikut ini merupakan hasil uji chow dengan menggunakan Eviews 11.
Gambar 4 . 2 Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 20.399497 (21,19) 0.0000


Cross-section Chi-square 138.995580 21 0.0000

Cross-section
Sumber fixed Eviews
: Hasil Output effects 11
test equation:
Dependent Variable: ISR
Dari tabelPanel
Method: diatas dapat
Least dilihat nilai probabilitas Cross-section F adalah
Squares
Date: 06/03/21 Time: 00:32
0,0000 <Sample:
0,05. 2018
Dengan
2019 demikian dapat disimpulkan bahwa FEM lebih tepat
Periods included: 2
dibandingkan dengan CEM
Cross-sections included: 22
Total panel (balanced) observations: 44
4.3.2 Uji Hausman
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
Pengujian selanjutnya yaitu uji Hausman (Hausman Test), digunakan untuk
C -1.188364 0.275917 -4.306965 0.0001
menguji model PROFIT
mana yang paling tepat digunakan
-0.165564 0.188557 antara Random0.3852
-0.878054 Effect Model
SIZE 0.124254 0.022612 5.495056 0.0000
(REM) dengan Fixed
AGE Effect Model (FEM). 0.002157
0.003187 Untuk menentukan
1.477935 model mana yang
0.1473

paling baik
Rootadalah
MSE dengan melihat nilai probabilitas
0.095642 R-squared Cross-section random. Jika
0.473872
Mean dependent var 0.418279 Adjusted R-squared 0.434412
nilainya S.D.
lebihdependent
besar dari
var
0,05 (alpha atau tingkat signifikansi) maka
0.133382 S.E. of regression
model yang
0.100310
Akaike model
dipilih adalah info criterion -1.674586 jika
REM. Sedangkan Sum squaredlebih
nilainya resid kecil dari
0.402487
0,05 (alpha)
Schwarz criterion -1.512387 Log likelihood 40.84088
maka model yang terbaik adalah-1.614434
Hannan-Quinn criter. FEM. F-statistic 12.00904
Durbin-Watson stat 0.183307 Prob(F-statistic) 0.000010
Gambar 4 . 3 Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 2.243106 3 0.5235

Cross-section random effects test comparisons:


Sumber : Hasil Output Eviews 11
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

PROFIT -0.046844 -0.143090 0.005851 0.2083


SIZE -0.049252 0.117517 0.030314 0.3381
AGE 0.015996 0.004318 0.000085 0.2064

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: ISR
Method: Panel Least Squares
55

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai probabilitas adalah 0,5235 lebih besar
dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa REM lebih tepat
dibandingkan FEM.

4.3.3 Uji LM
Uji Lagrange Multiplier Test merupakan pengujian untuk mengetahui
apakah Random Effect Model (REM) atau Common Effect Model (CEM) yang
paling tepat digunakan. Uji ini dilakukan apabila hasil uji Chow dan Uji Hausman
tidak konsisten. Untuk menentukan model mana yang terbaik, dapat dilihat dari
nilai P-Value. Jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka yang dipilih adalah CEM
sedangkan jika nilainya lebih kecil dari 0,05 maka yang dipilih adalah REM.
Berikut merupakan uji LM dengan menggunakan Eviews 11.
Gambar 4 . 4 Hasil Uji Lagrange Multiplier

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 17.98592 1.013764 18.99969


(0.0000) (0.3140) (0.0000)

Honda : Hasil Output Eviews 11 4.240982


Sumber -1.006858 2.286871
(0.0000) (0.8430) (0.0111)
Dari tabel dapat diketahui nilai P-Value adalah 0,0000 lebih kecil dari 0,05
King-Wu
sehingga dapat disimpulkan bahwa4.240982 -1.006858
REM lebih tepat -0.079529
dibandingkan CEM.
(0.0000) (0.8430) (0.5317)
4.4 Uji asumsi klasik
Standardized Honda 4.600459 -0.711370 -1.373354
4.4.1 Uji normalitas (0.0000) (0.7616) (0.9152)

Uji normalitas
Standardized bertujuan untuk
King-Wu menguji-0.711370
4.600459 apakah dalam model regresi,
-2.098056
(0.0000)
residual mempunyai distribusi normal atau tidak.(0.7616) (0.9820)
Jika asumsi ini tidak terpenuhi
maka Gourieroux,
hasil uji statistik
et al. menjadi tidak valid
-- khususnya--untuk ukuran sampel kecil.
17.98592
(0.0000)
56

Gambar 4 . 5 Hasil Uji Normalitas


7
Series: Standardized Residuals
6 Sa mpl e 2018 2019
Obs erva ti ons 44
5
Mea n 1.84e-16
4 Medi a n 0.019261
Ma xi mum 0.147136
3
Mi ni mum -0.171467
2 Std. Dev. 0.097143
Skewnes s -0.375503
1 Kurtos i s 1.861032

0
-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 Ja rque-Bera 3.412307
Proba bi l i ty 0.181563

Sumber : Hasil Output Eviews 11


Gambar menunjukkan bahwa nilai probabilitas Jarque-Bera lebih besar dari
pada tingkat signifikansi (a) 0.05 yaitu sebesar 0,181563. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa residual dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.

4.4.2 Uji multikolinieritas


Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antarvariabel independen.
Berikut hasil uji multikolinieritas pada variabel profitabilitas, ukuran perusahaan,
umur perusahaan.
Gambar 4 . 6 Hasil Uji Multikolinieritas
ISR PROFIT SIZE AGE

ISR 1.000000 0.038964 0.659466 0.275280


PROFIT 0.038964 1.000000 0.209185 0.031194
SIZE 0.659466 0.209185 1.000000 0.163389
AGE 0.275280 0.031194 0.163389 1.000000
Sumber : Hasil Output Eviews 11

Berdasrkan pada hasil output matriks korelasi di atas, menunjukkan tidak


terdapat korelasi antarvariabel independen yang tinggi diatas 0.80. Dengan
demikian, dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas.

4.4.3 Uji heteroskedastisitas


Heteroskedatisitas merupakan keadaan dimana semua gangguan yang
muncul dalam fungsi regresi tidak memiliki varians yang sama. Dalam penelitian
ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser.
57

Gambar 4 . 7 Hasil Uji Glejser


Dependent Variable: RESABS
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/07/21 Time: 00:41
Sample: 2018 2019
Periods included: 2
Cross-sections included: 22
Total panel (balanced) observations: 44
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.217880 0.176019 -1.237820 0.2230


PROFIT -0.058653 0.077715 -0.754718 0.4548
SIZE 0.025674 0.014414 1.781131 0.0825
AGE -0.000753 0.001375 -0.547910 0.5868

Effects Specification
Sumber : Hasil Output Eviews 11 S.D. Rho
Hasil tampilan output di atas menunjukkan bahwa tidak ada nilai
Cross-section random 0.041827 0.7186
Probabilitas pada random
Idiosyncratic masing-masing variabel yang lebih kecil 0.2814
0.026172 dari tingkat
signifikansi 0,05. Oleh karena itu, dapat
Weighted Statisticsdisimpulkan bahwa uji Glejser

mengindikasikan
Root MSE tidak adanya heteroskedastisitas.
0.026257 R-squared 0.072037
Mean dependent var 0.033040 Adjusted R-squared 0.002440
S.D. dependent var 0.027572 S.E. of regression 0.027538
4.4.4 UjiSum
Autokorelasi
squared resid 0.030334 F-statistic 1.035055
Uji autokorelasi bertujuan2.179463
Durbin-Watson stat Prob(F-statistic)
untuk menguji apakah dalam 0.387435
suatu model regresi
linear ada korelasi antarkesalahan pengganggu
Unweighted Statistics(residual) pada periode t dengan

tingkat kesalahan
R-squared pada periode sebelumnya.
0.136628 Mean dependent var 0.081659
Sum squared resid 0.097022 Durbin-Watson stat 0.681416
Tabel 4 . 3 Hasil Uji Durbin Watson

Keterangan Nilai
N 44
K’ 3
DL (44, 3) 1,3749
DU (44, 3) 1,6647
4-dL 2,6251
4-dU 2,3353
d-Statistic 2,054488
N= banyaknya observasi
K’= banyaknya variabel bebas
DL= batas bawah tabel DW
DU= batas atas tabel DW
Sumber : Hasil olah penulis
58

Gambar 4 . 8 Daerah Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson

Korelasi Tidak ada Korelasi


Tidak Tahu Tidak tahu
positif korelasi Negatif

0 1,3749 1,6647 2,054488 2,3353 2,6251 4

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson


sebesar 2,054488 berada pada daerah tidak terdapat korelasi. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam regresi.

4.5 Analisis Hasil Regresi


Setelah dilakukan serangkaian pengujian untuk mengetahui model mana
yang terbaik digunakan antara CEM, FEM, dam REM, maka diketahui bahwa
model REM lebih cocok digunakan dalam penelitian ini. Dimana hasil Random
Effect Model yang terpilih pada Eviews 11. Berikut merupakan estimasi dari
persamaan regresi Random Effect Model:
Gambar 4 . 9 Hasil Regresi Model
Dependent Variable: ISR
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/06/21 Time: 20:26
Sample: 2018 2019
Periods included: 2
Cross-sections included: 22
Total panel (balanced) observations: 44
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.130971 0.390979 -2.892662 0.0062


PROFIT -0.143090 0.101337 -1.412022 0.1657
SIZE 0.117517 0.031993 3.673181 0.0007
AGE 0.004318 0.002989 1.444475 0.1564

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.100966 0.9189


Idiosyncratic random 0.029994 0.0811

Weighted Statistics

Root MSE 0.028326 R-squared 0.321799


Mean dependent var 0.085987 Adjusted R-squared 0.270934
S.D. dependent var 0.034794 S.E. of regression 0.029709
Sum squared resid 0.035304 F-statistic 6.326535
Durbin-Watson stat 2.054488 Prob(F-statistic) 0.001295

Unweighted Statistics
Sumber : Hasil Output Eviews 11
R-squared 0.469570 Mean dependent var 0.418279
Sum squared resid 0.405778 Durbin-Watson stat 0.178749
59

4.5.1 Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan proporsi variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel Independen. Dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa nilai R2 dalam penelitian ini sebesar 0,321799 yang berarti
bahwa variabel dependen ISR mampu dijelaskan 32% oleh variabel independen
yaitu variabel profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan. Sedangkan
sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya.

4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)


Uji signifikansi simultan atau Uji –F dilakukan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
Dapat dilihat pada tabel bahwa nilai statistik F dan nilai Probabilitas statistik F
dalam penelitian ini masing-masing sebesar 6,326535 dan 0,001295. Nilai
probabilitas tesebut lebih kecil daripada tingkat signifikansi 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel ISR.

4.5.3 Uji Signifikan Parsial


1. Profitabilitas
Nilai probabilitas P Value pada variabel profitabilitas (PROFIT) adalah
0,1657 yang lebih besar dari tingkat alpha 0,05. Hal ini berarti
profitabilitas tidak mempengaruhi ISR.
Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian othman (2009),
Raditya (2012), Widiyanti & Hasanah (2017), khotijah, dkk. (2019)
yang membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap ISR. Akan
tetapi penelitian ini sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh Siddi,
dkk. (2019).
Penelitian ini juga bertolak belakang dengan pernyataan Nguyen (2017)
dalam permatasari (2019) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan
kinerja keuangan yang lebih baik akan mengalokasikan sumber daya
keuangan perusahaan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan operasi
perusahaan.
60

Profitabilitas dapat diartikan dengan kinerja ekonomi perusahaan.


Semakin tinggi kinerja ekonomi perusahaan, maka semakin meningkat
pula nilai perusahaan. Dengan tingginya nilai perusahaan akan menarik
minat investor untuk berinvestasi, maka perusaah yang berprofit tinggi
cenderung melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih
tinggi (Raditya, 2012).
Nilai perusahaan tidak hanya dilihat dari profitabilitas perusahaan.
Boesso & kumar (2007) dalam Permatasari (2019) menjelaskan bahwa
untuk meningkatkan nilai internal dan eksternal perusahaan bagi
stakeholder yaitu dengan meningkatkan komunikasi infomasi. Informasi
tersebut seperti menyajikan informasi terkait lingkungan kepada
stakehoder.
Penelitian ini mendukung teori stakeholder bahwa memperhatikan
kebutuhan dan hak semua pemangku kepentingan dalam bisnis adalah
cara yang tepat untuk mengembangkan perilaku yang bertanggung jawab
secara sosial oleh manajer. Wuttichindanon (2017) dalam Permatasari
(2019) menemukan bahwa praktik CSR di Thailand lebih ditujukan untuk
stakeholder dibandingkan untuk tujuan ekonomi. Perusahaan harus
mengungkapkan kinerja lingkungan dan sosial terlepas dari kondisi
financial yang dihadapinya.
Faktor penyebab profitabilitas tidak mempengaruhi ISR adalah
perusahaan mengalami penurunan kinerja keuangan akan tetapi
perusahaan tetap konsisten melakukan kegiatan tanggung jawab sosial.
Pada tahun 2019 sebanyak 14 perusahaan yang melaporkan penurunan
kinerja keuangan sepanjang tahun 2019, namun sebagian besar
perusahaan tersebut tetap konsisten dengan program sosial mereka.
2. Ukuran perusahaan
Nilai probabilitas P Value pada variabel ukuran perusahaan (SIZE)
adalah 0,0007 yang lebih kecil dari tingkat alpha 0,05. Hal ini berarti
ukuran perusahaan mempengaruhi ISR.
61

Hasil ini bertolak belakang dengan hasil studi Sandityas & Trisnawati
(2018), dan Rahayu & Cahyati (2014) yang menemukan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial.
Akan tetapi penelitian ini sejalan dengan othman (2009), Raditya (2012),
Novrizal (2016), Singgih dkk. (2018), Sholihin dkk. (2018) yang dapat
membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
Penelitian ini berhasil membuktikan pernyataan Cowen dkk. (1987)
dalam permatasari (2019) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan
ukuran yang besar juga cenderung melaksanakan aktivitas yang dapat
berdampak masyarakat maupun lingkungan, sehingga perusahaan akan
dituntut untuk mengkomunikasikan tanggung jawab sosial perusahaan
dengan tujuan agar tetap dapat dilegitimasi oleh masyarakat.
Berdasarkan teori stakeholder, tujuan perusahaan melakukan kegiatan
tanggung jawab sosial yaitu untuk meningkatkan nilai dari dampak
aktifitas operasional perusahaan dan untuk meminimalkan kerugian bagi
para stakeholder (Rokhlinasari, 2016).
Perusahaan yang besar memiliki fasilitas yang besar, sumber daya yang
besar, anak perusahaan yang banyak yang berbeda disetiap daerah yang
berbeda sehingga akan lebih banyak aktifitas perusahaannya. Untuk itu,
semakin besar perusahaan semakin besar pula kecenderungan melakukan
pengungkapan yang leibh luas.
3. Umur Perusahaan
Nilai probabilitas P Value pada variabel umur perusahaan (AGE) adalah
0,1564 yang lebih besar dari tingkat alpha 0,05. Hal ini berarti umur
perusahaan tidak mempengaruhi ISR.
Hal ini sejalan dengan penelitian Raditya (2012), Widiyanti & Hasanah
(2017), Abimanyu dkk. (2019) yang membuktikan bahwa umur
perusahaan tidak mempengaruhi pengungkapan pelaporan tangung jawab
sosial.
62

Akan tetapi penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian khotijah


(2019), yang membuktikan bahwa umur perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Penelitan ini bertolak belakang dengan teori legitimasi yang menyatakan
bahwa perusahaan akan sukarela melaporkan aktivitas sosialnya secara
berkelanjutan dan berperilaku yang konsisten dengan nilai sosial sesuai
harapan masyarakat (Rokhlinasari, 2016). Harapan sosial dari masyarakat
berubah seiring berjalannya waktu (Rokhlinasari, 2016). Semakin lama
perusahaan tersebut beropeasi maka semakin besar harapan masyarakat
terhadap perusahaan dan semakin konsisten perusahaan menjalankan
program sosialnya.
Hal ini karena tidak semua perusahaan yang sudah lama beroperasi
mengungkapkan pelaporan tanggung jawab sosial lebih banyak daripada
perusahaan yang lebih muda. Raditya (2012) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa kesadaran perusahaan bertangung jawab sosial
secara syariah masih rendah meskipun perusahaan tersebut telah lama
beroperasi. perusahaan yang lebih tua tidak dapat dipastikan bahwa
perusahaan tersebut perusahaan besar yang memiliki fasilitas dan sumber
daya yang memadai sehingga mampu melakukan pengungkapan lebih
luas.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, ukuran
perusahaan dan umur perusahaan terhadap tingkat pengungkapan Islamic Social
Reporting pada perusahaan yang bergerak pada sektor dasar dan kimia. Metode
analisis dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan data panel. Penelitian
ini menggunakan jumlah data sebanyak 44 laporan keuangan 22 perusahaan
sektor industri dasar dan kimia pada tahun 2018 hingga 2019.
Berdasarkan pengujian, analisis dan pembahasan, secara ringkas hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting. Hal ini karena pada tahun 2019 terjadi penurunan kinerja
keuangan namun sebagian besar perusahaan tetap mempertahankan program
sosial mereka.
2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa perusahaan yang
lebih besar cenderung melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial
yang lebih luas dibandingkan perusahaan yang lebih kecil.
3. Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social
Reporting. Hal ini karena kesadaran perusahaan bertangungjawab sosial
secara syariah masih rendah meskipun perusahaan tersebut telah lama
beroperasi.

5.2 Keterbatasan Penelitian


Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

63
64

1. Penggunaan indeks ISR merupakan hasil pengembangan dan penyesuaian


penulis memungkinkan adanya pokok pengungkapan yang kurang
dikembangkan secara komprehensif.
2. Penelitian ini subjektfitas dalam memberikan nilai pada saat melakukan
penilaian (skoring) terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
3. Sumber informasi yang dijadikan sebagai bahan penilaian pengungkapan
tanggung jawab sosial ini hanya terbatas pada laporan annual report
perusahaan yang bersangkutan.
4. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa baik perusahaan yang
terindeks dalam ISSI melaporkan laporan CSR yang sesuai syariah
meskipun dalam operasionalnya perusahaan tersebut tidak menjalankan
bisnisnya sesuai syariat Islam.

5.3 Saran
Penelitan lanjutan menjadi hal yang penting untuk mendukung
perkembangan Islamic Social Reporting di Indonesia. Berikut adalah saran untuk
penelitian selanjutnya:
1. Memperluas jumlah sampel dengan memperpanjang periode penelitian
menjadi empat tahun atau lebih.
2. Penelitian selanjutnya harus dapat mengembangkan pokok pengungkapan
indeks ISR secara lebih komprehensif dengan tidak lupa
mempertimbangkan karakteristik dan kondisi di Indonesia. Hal ini karena
agar indeks ISR yang digunakan dapat lebih merefleksikan tanggung jawab
sosial yang sesuai dengan syariat Islam dan dapat diterapkan di Indonesia.
3. Penelitian selanjutnya mungkin dapat menggunakan metode content
analysis lain yang dapat mengurangi tingkat subjektifitas terhadap informasi
yang disajikan oleh perusahaan.
4. Menambah sumber informasi yang dijadikan sebagai bahan penilaian
pengungkapan tanggung jawab sosial secara syariah.
65

5. Perusahaan yang masuk dalam Indeks Saham Syariah seharusnya memiliki


kesadaran yang tinggi dalam melakukan tanggung jawab sosial secara
syariah sebagai konsekuensi dari kebijakan pasar modal.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Diana, N., & Afifudin. (2019). Faktor-Faktor Pengungkapan CSR
Disclosure (Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek
Indonesia Periode 2015-2017). E-JRA Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Islam Malang, 08(08), 27–40.

Abimayu, R., Mukhzarudfa, & Lubis, T. A. (2019). Analisis Determinan


Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) di Perusahaan Yang Terdaftar
Di Jakarta Islamic Index (JII). Jurnal Akuntansi & Keuangan Unja, 4(1), 24–
33. https://doi.org/10.22437/jaku.v4i1.7426

Anggraini, A. (2015). Faktor Financial-Non Financial dan Tingkat Pengungkapan


Islamic Social Reporting ( ISR ). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Islam,
2(1996), 161–184.

Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Lingkungan Hidup 2018.


https://doi.org/https://www.bps.go.id/publication/2018/12/07/d8cbb5465bd1
d3138c21fc80/statistik-lingkungan-hidup-indonesia-2018.html

Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2019.


https://doi.org/https://www.bps.go.id/publication/2019/12/13/e11bfc8ff8392e
5e13a8cff3/statistik-lingkungan-hidup-indonesia-2019.html

Basit, A., Diana, N., & Junaidi. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas
Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal Informasi,
Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik, 15(2), 151.
https://doi.org/10.25105/jipak.v15i2.7120

Dusuki, A. W. (2008). What Does Islam Say about Corporate Social


Responsibility ? Review of Islamic Economics, 12(1), 5–28.

Farook, S. (2007). On Corporate Social Responsibility of Islamic Financial


Institution. Islamic Economic Studies, 15(1), 31–46.

Ghozali, I., & Ratmono, D. (2017). analisis multivariat dan ekonometrika.

Khoirudin, A. (2013). Corporate Governance Dan Pengungkapan Islamic Social


Reporting Pada Perbankan Syariah Di Indonesia. Accounting Analysis
Journal, 2(2), 227–232. https://doi.org/10.15294/aaj.v2i2.2919

Khotijah, S., Malikah, A., & Junaidi. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Islamic Social Responsibility. E-Jra, 08(05), 1–9.

66
67

Muslimah, M. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic


Social Reporting (ISR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2012-2016.

Novrizal, M. F., & Fitri, M. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Pengungkapan Corporate Social Responbility (CSR) pada Perusahaan yang
Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012-2015 dengan
Menggunakan Islamic Social Reporting (ISR) Index sebagai Tolok Ukur.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 1(2), 1.

Nur, M., & Priantinah, D. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pengungkapancorporate Social Responsibility Di Indonesia (Studi Empiris
Pada Perusahaan Berkategori High Profile Yang Listing Di Bursa Efek
Indonesia). Nominal, Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 1(2).
https://doi.org/10.21831/nominal.v1i2.996

Nuswandari, C. (2009). Pengungkapan Pelaporan Keuangan dalam Perspektif


Signalling Theory. Kajian Akuntansi, 1, 48–57.

Othman, R., & Ghani, E. k. (2009). Determinants of Islamic Social Reporting


Among Top Shariah -Approved Companies in Bursa Malaysia. Research
Journal of International Studies, 12, 4–20.

Othman, R., & Thani, A. M. (2010). Islamic Social Reporting Of Listed


Companies In Malaysia. International Business & Economic Research
Journal, 9(4), 135–144.

Permatasari, M. P., Luh, N., & Setyastrini, P. (2019). Pengungkapan Tanggung


Jawab Sosial Perusahaan Ditinjau Dari Teori Legitimasi dan Teori
Stakeholder. 5(1), 1–3.

Raditya, A. N. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat


Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Perusahaan yang Masuk
Daftar Efek Syariah (DES). Skripsi.

Rahayu, ribut sri, & Cahyati, ari dewi. (2014). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Wahana:
Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 23(1), 1–23.
https://doi.org/10.35591/wahana.v23i1.183

Rama, A. (2014). Analisis Determinan Pengungkapan Islamic Social Reporting :


Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia. EQUILIBRIUM : Jurnal
Ekonomi Syariah, 2(1), 95–115.

Rokhlinasari, S. (2016). Teori-Teori dalam Pengungkapan Informasi Corporate


Social Responsibility Perbankan. Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Dan
Perbankan Syariah, 7, 1–11.
68

Sandityas, Z. A. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan


Tanggung jawab Sosial Perusahaan ( Studi Kasus pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018 ). Seminar Nasional
Dan The 6th Call for Syariah Paper, 471–480.

Sholihin, M. R., & Aulia, Y. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Analisa
Akuntansi Dan Perpajakan, 2(2), 110–130.
https://doi.org/10.25139/jaap.v2i2.1399

Siddi, P., Widiastuti, L., & Chomsatu, Y. (2019). Pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR) dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Surakarta
Manajemen Journal, 1(1), 21–29.

Singgih, M., Farida, L., & Iwanda, R. A. (2018). Determinan Tingkat


Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Makanan Dan Minuman Di Bei. Bisma, 11(3), 259.
https://doi.org/10.19184/bisma.v11i3.6320

Siregar, S. (2014). statistika deskriptif untuk penelitian (1st ed.). PT RajaGrafindo


Persada.

Trianaputri, A. R., Siswantoro, D., & Dewi, M. K. (2017). CSR in Islamic


Financial Institution : A Literature Review. 11(2), 107–126.

Wahyuddin. (2016). Islamic corporate sosial responsibility. Jurnal Akad, 1(0651),


42–65.

Widiyanti, N. W., & Hasanah, N. T. (2017). Analisis Determinan Pengungkapan


Islamic Social Reporting (ISR) (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar
pada Jakarta Islamic Index Tahun 2011 - 2015). BISNIS : Jurnal Bisnis Dan
Manajemen Islam, 5(2), 239. https://doi.org/10.21043/bisnis.v5i2.3013

Wijaya, M. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung


Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(1), 26–30.
https://doi.org/10.1080/01483918308066890

Yusuf, M. Y. (2017). Islamic Corporate Social Responsibility (I-CSR) Pada


Lembaga Keuangan Syariah (LKS) Teori dan Praktik (cetakan ke). PT
Balebat Dedikasi Prima.
LAMPIRAN

Skor indeks ISR tahun 2018


Inves tas i & Keua nga n Produk & Ja s a Ka rya wa n Ma s ya ra ka t Li ngkunga n Ta ta Kel ol a Perus a ha a n
No Kode
1 2 3 4 TA 5 6 7 8 TB 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 TC 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 TD 33 34 35 36 37 38 39 TE 40 41 42 43 44 45 46 47 TF T
1 ADMG 1 0 0 1 2 1 0 1 1 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 0 0 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 25
2 AKPI 1 1 1 1 4 0 0 1 1 2 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 5 1 1 1 0 1 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 1 3 25
3 ALKA 1 0 0 1 2 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 1 0 0 0 0 0 2 17
4 AMFG 1 0 0 0 1 1 0 1 1 3 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 1 3 26
5 APLI 1 1 0 1 3 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 2 14
6 ARNA 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 6 0 1 1 0 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 17
7 BRPT 1 1 0 0 2 0 1 1 1 3 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 1 3 26
8 BTON 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 13
9 CPIN 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 3 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6 0 0 1 1 0 0 1 3 0 1 1 1 0 0 1 1 5 20
10 CTBN 1 1 0 1 3 0 0 1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 7 0 1 1 0 0 0 0 1 3 27
11 EKAD 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2 10
12 GDST 1 0 0 1 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 2 10
13 IGAR 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 6 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2 17
14 IMPC 1 0 0 0 1 1 0 1 1 3 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 4 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 3 20
15 INTP 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 9 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7 1 1 1 1 0 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 1 3 29
16 IPOL 1 1 0 0 2 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 5 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 6 0 1 1 0 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 23
17 JPFA 1 0 0 1 2 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 1 3 27
18 KDSI 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 5 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 15
19 KIAS 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 12
20 LMSH 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 5 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 16
21 PICO 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 11
22 SIPD 1 0 1 0 2 0 1 1 1 3 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 3 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6 0 0 1 0 1 1 1 4 0 1 1 0 1 0 0 1 4 22

69
Skor indeks ISR tahun 2019
Inves tas i & Keua nga n Produk & Ja s a Ka rya wa n Ma s ya ra ka t Li ngkunga n Ta ta Kel ol a Perus a ha a n
No Kode
1 2 3 4 TA 5 6 7 8 TB 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 TC 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 TD 33 34 35 36 37 38 39 TE 40 41 42 43 44 45 46 47 TF T
1 ADMG 1 0 0 1 2 1 0 1 1 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 7 0 1 1 0 0 0 0 1 3 28
2 AKPI 1 1 1 1 4 0 0 1 1 2 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 5 1 1 1 0 1 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 1 3 25
3 ALKA 1 0 0 1 2 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 1 0 0 0 0 0 2 17
4 AMFG 1 0 0 0 1 1 0 1 1 3 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 7 1 1 1 0 1 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 1 3 26
5 APLI 1 1 0 1 3 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 1 1 0 0 1 0 0 3 0 1 1 0 0 0 0 0 2 16
6 ARNA 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 5 0 1 1 0 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 16
7 BRPT 1 1 0 0 2 1 1 1 1 4 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 5 0 0 1 1 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 22
8 BTON 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 13
9 CPIN 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 3 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6 0 0 1 1 0 0 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 3 18
10 CTBN 1 1 0 1 3 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 6 1 1 1 0 1 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 0 2 26
11 EKAD 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2 10
12 GDST 1 0 0 1 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 2 0 1 1 0 0 0 1 0 3 11
13 IGAR 1 1 0 0 2 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 6 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 1 3 20
14 IMPC 1 0 0 0 1 1 0 1 1 3 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 5 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 3 21
15 INTP 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 9 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 7 1 1 1 1 0 1 1 6 0 1 1 0 0 0 0 1 3 29
16 IPOL 1 1 0 0 2 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 5 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 6 1 1 1 0 0 1 1 5 0 1 1 0 0 0 0 1 3 24
17 JPFA 1 1 0 1 3 0 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 8 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 1 1 6 0 1 1 0 0 0 1 1 4 32
18 KDSI 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 4 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 14
19 KIAS 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 3 15
20 LMSH 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 3 16
21 PICO 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 10
22 SIPD 1 0 0 0 1 0 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 5 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6 1 1 1 0 1 1 1 6 0 1 1 0 1 0 0 1 4 25

70
71

Kode Tahun ISR Profit Size (Total Aset) Log Size Age
ADMG 2018 0,531915 0,01121 4.065.973.065.774 12,6092 25
ADMG 2019 0,595745 -0,13119 3.547.927.138.694 12,55 26
AKPI 2018 0,531915 0,00833 3.070.410.492.000 12,4872 26
AKPI 2019 0,531915 0,00632 2.776.775.756.000 12,4435 27
ALKA 2018 0,382979 0,04809 648.968.295.000 11,8122 28
ALKA 2019 0,382979 0,01173 604.824.614.000 11,7816 28
AMFG 2018 0,553191 0,00090 8.432.632.000.000 12,926 23
AMFG 2019 0,553191 -0,01540 8.738.055.000.000 12,9414 24
APLI 2018 0,297872 -0,05211 503.177.499.114 11,7017 18
APLI 2019 0,340426 0,02079 419.264.529.498 11,6225 19
ARNA 2018 0,361702 0,09723 1.652.905.985.730 12,2182 17
ARNA 2019 0,340426 0,12611 1.799.137.069.343 12,2551 18
BRPT 2018 0,574468 0,04633 101.982.312.171.000 14,0085 25
BRPT 2019 0,489362 0,01892 99.843.028.935.000 13,9993 26
BTON 2018 0,276596 0,13876 217.362.960.011 11,3372 17
BTON 2019 0,276596 0,00611 230.561.123.774 11,3628 18
CPIN 2018 0,425532 0,17446 27.654.118.000.000 13,4418 27
CPIN 2019 0,382979 0,12684 29.353.041.000.000 13,4677 28
CTBN 2018 0,574468 -0,03922 2.254.015.683.477 12,353 29
CTBN 2019 0,574468 0,00984 2.395.446.398.276 12,3794 30
EKAD 2018 0,234043 0,08975 853.267.454.400 11,9311 28
EKAD 2019 0,234043 0,08499 968.234.349.565 11,986 29
GDST 2018 0,212766 -0,06654 1.351.861.756.994 12,1309 9
GDST 2019 0,234043 0,01724 1.758.578.169.995 12,2452 10
IGAR 2018 0,361702 0,08248 570.197.810.698 11,756 28
IGAR 2019 0,425532 0,10244 617.594.780.669 11,7907 29
IMPC 2018 0,425532 0,04524 2.370.198.817.803 12,3748 4
IMPC 2019 0,446809 0,03824 2.501.132.856.219 12,3981 5
INTP 2018 0,617021 0,04046 27.788.562.000.000 13,4439 29
INTP 2019 0,617021 0,06614 27.707.749.000.000 13,4426 30
IPOL 2018 0,510638 0,01808 4.230.290.681.532 12,6264 8
IPOL 2019 0,531915 0,01550 3.858.096.801.554 12,5864 9
JPFA 2018 0,574468 0,10212 23.038.028.000.000 13,3624 29
JPFA 2019 0,680851 0,07813 25.185.009.000.000 13,4011 30
KDSI 2018 0,319149 0,05645 1.391.416.464.512 12,1435 22
KDSI 2019 0,297872 0,04846 1.253.650.408.375 12,0982 21
KIAS 2018 0,255319 -0,04563 1.704.424.579.208 12,2316 24
KIAS 2019 0,319149 -0,33679 1.231.680.564.971 12,0905 25
LMSH 2018 0,340426 0,01798 160.027.280.153 11,2042 28
LMSH 2019 0,340426 -0,11882 147.090.641.453 11,1676 29
PICO 2018 0,234043 0,02000 852.932.442.585 11,9309 22
PICO 2019 0,212766 0,00756 1.127.616.056.633 12,0522 21
SIPD 2018 0,468085 0,01171 2.187.879.000.000 12,34 22
SIPD 2019 0,531915 0,03425 2.470.739.000.000 12,3928 23

Anda mungkin juga menyukai