HERNIA SCROTALIS
NI WAYAN SUGIARI
2014901104
FAKULTAS KESEHATAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengertian
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskuloaponeurotik dinding perut (Sjamsuhidayat& De Jong, Wim, 2014).
Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding
rongga dimana organ tersebut seharusnya berada didalam keadaan normal
tertutup (Nanda, 2015).
Hernia inguinal adalah menonjolnya isi suatu rongga yang melalui
annulus inguinalis yang terletak di sebelah lateral vaso epigastrika eksternus
(Sjamsuhidayat& De Jong, Wim, 2014).
Hernia Scrotalis adalah hernia yang keluar dari rongga peritonium
melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior kemudian hernia masuk dari anulus ke dalam kanalis
inguinalis dan jika panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus.
Hernia scrotalis adalah hernia yang melalui atau menekan area scrotum yang
terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia masuk ke
dalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dan
menekan testis (Sjamsuhidayat& De Jong, Wim, 2014).
2. Etiologi
Menurut Nuari, N.A, (2015) pada umumnya keluhan pada orang dewasa
biasanya ditemukan :
B. TINJAUAN ASKEP
1. Pengkajian
Fase pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang
secara sistematik data dikumpulkan dan dievaluasi untuk menentukan status
kesehatan klien. Tahap ini merupakan dasar dalam mengidentifikasi
kebutuhan keperawatan klien dengan baik dan tepat. Pengkajian yang akurat,
sistematis dan kontinu akan membantu menentukan tahapan selanjutnya
dalam proses keperawatan, (Olfah,2016).
a) Pre Operasi
Data Subjektif
1) Adanya benjolan di selangkangan, kemaluan atau skrotum nyeri di
daerah benjolan meski jarang dijumpai kalau ada biasanya
dirasakan di daerah epigastrium atau daerah paraumbilikal berupa
nyeri viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu segmen
usus halus masuk ke dalam kantong hernia.
2) Nyeri yang disertai mual, muntah, kembung.
3) Riwayat penyakit terdahulu : riwayat batuk kronis dan tumor
intraabdominal, bedah abdominal.
4) Riwayat penyakit sekarang : merasa ada benjolan di skrotum
bagian kanan atau kiri dan kadang-kadang mengecil/menghilang.
Bila menangis, batuk, mengangkat beban berat akan timbul
benjolan lagi, timbul rasa nyeri pada benjolan dan timbul rasa
mual-muntah. Akibat komplikasi terdapat shock, demam, asidosis
metabolik, abses, fistel, peritonitis.
Data Objektif
1) Inspeksi : Hernia reponibel terdapat benjolan di lipat paha yang
muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan
menghilang setelah berbaring.
2) Palpasi : Caranya : titik tengah antara SIAS (Spina Iliaca Anterior
Superior) dengan tuberkulum pubicum ditekan lalu pasien disuruh
mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah maka dapat diasumsikan
bahwa itu hernia inguinalis medialis. Titik yang terletak di sebelah
lateral tuberkulum pubikum ditekan lalu pasien disuruh mengejan
jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan maka dapat
diasumsikan sebagai hernia inguinalis. Hernia inguinalis : kantong
hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus
sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini disebut tanda
sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba
usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat
direposisi pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus,
pasien mulai mengedan kalau hernia mulai menyentuh ujung jari
berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau sampai jari yang
menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.
3) Perkusi : Bila didapatkan perkusi perut kembung maka kemungkinan
hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
4) Auskultasi : Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen
pada hernia yang mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).
5) Colok dubur : Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda
howshipromberg (hernia obtutatoria).
6) Pemeriksaan test diagnostik : rongent, USG.
7) Tanda-tanda vital meningkat.
8) Hasil laboratorium Leukosit > 10.000 – 18.000 / mm3 serum
elektrolit meningkat.
b) Post Operasi
Data Subjektif : Nyeri di daerah operasi, lemas, pusing, mual
Data Objektif
Pada umumnya klien dengan pasca operasi akan mengalami nyeri yang
hebat sehingga diperlukan pengkajian nyeri dengan prinsip PQRST.
1) Provoking Incident merupakan hal-hal yang menjadi faktor
presipitasi timbulnya nyeri, biasanya berupa trauma pada bagian
tubuh yang menjalani prosedur pembedahan.
2) Quality of Pain merupakan jenis rasa nyeri yang dialami klien.
3) Region, Radiation, Relief adalah area yang dirasakan nyeri pada
klien. Imobilisasi atau istirahat dapat mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan agar tidak menjalar atau menyebar.
4) Severity (Scale) of Pain biasanya klien hernia akan menilai sakit
yang dialaminya dengan skala 5- 7 dari skala pengukuran 1-10.
5) Time merupakan lamanya nyeri berlangsung, kapan muncul dan
dalam kondisi seperti apa nyeri bertambah buruk.
2. Diagnosa Keperawatan
a) Pre Operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang
3) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
4) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan
informasi
b) Post Operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka pembedahan
2) Resiko infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan
3) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan intoleransi aktivitas
3. Perencanan
Perencanaan merupakan pengembangan diri dari strategi untuk
mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi
pada diagnose keperawatan. Pada tahap ini, membuat rencana tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien.
Perencanaan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan penentuan
langkah-langkah pemecahan masalah dan prioritasnya, perumusan tujuan,
rencana tindakan (Olfah,2016).
a) Pre Operasi
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
O Keperawatan Hasil
Tekanan intra
Otot dinding abdomen meningkat
abdomen melemah
Fasia abdomen
terkoyak
Canalis inguinalis
Masuk ke scrotum
terjadi penonjolan
Hernia Scrotalis
Pre Operasi Pos Operasi
Nurarif, Amin Huda Dan Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda NIC/NOC Edisi Revisi Jilid 3.
Medication; Yogyakarta.
Sjamsuhidajat & De Jong, Wim. (2014). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 4. Jakarta;
EGC.
Lembar Pengesahan