Anda di halaman 1dari 7

EVOLUSI

Pengertian evolusi

Evolusi berasal dari bahasa latin yang artinya ”membuka gulungan” atau ”membuka
lapisan”. Kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa inggris evolution yang berarti
perkembangan secara bertahap. Di dalam biologi, pengertian evolusi telah mengalami
perkembangan, menurut Darwinisme: Evolusi adalah perubahan bertahap pada rentang waktu
yang sangat panjang (makro evolusi). Dengan berkembangnya genetika molekuler, para
ilmuwan mengembangkan teori evolusi komprehensif yang menggabungkan Darwinisme
dengan Mendelisme yang selanjutnya dikenal sebagai sintesis modern (modern synthesis).
Menurut sintesis modern: evolusi adalah perubahan frekuensi alel dari suatu populasi
persatuan waktu (mikro evolusi)

Dalam ilmu biologi, evolusi merupakan perubahan-perubahan pada sifat-sifat


terwariskan, baik secara morfologis maupun fisiologis, dalam suatu populasi organisme dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena adanya
kombinasi tiga proses utama dalam evolusi, yaitu variasi, reproduksi dan seleksi. Sifat-sifat
terwariskan yang menjadi dasar terjadinya evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan
kepada keturunan suatu makhluk hidup, yang kemudian akan bervariasi dalam suatu
populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang
baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar
populasi dan antar spesies. 

Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme.evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum
atau langka dalam suatu populasi.  Perubahan yang terjadi pada kromosom dan gen
merupakan materi dasar dari evolusi, isolasi biasanya menyebabkan munculnya spesies baru
dan seleksi alam oleh adanya perbedaan reproduksi dan mutasi. Evolusi juga mengemukakan
bahwa semua jenis makluk hidup sebenarnya berasal dari makluk terendah.

Berdasarkan pemikiran evolusi, manusia digolongkan sebagai hewan. Hewan sendiri


mengalami tingkat perkembangan dan bentuk seperti makhluk terendah, mulai dari virus,
bakteri, protozoa, cacing, ikan sampai pada mamalia.  Evolusi pun sampai kini masih
berlangsung. Bahkan lebih cepat prosesnya dibanding pada masa purba.
Evolusi pada akhirnya adalah suatu proses penciptaan keanekaragaman makhluk
hidup. Seperti halnya dikemukakan Vyrba guru besar Paleontologi dan Biologi Yale
University, bahwa bukti terbaik untuk evolusi adalah adanya keanekaragaman organisme
hidup, penyebaran karakteristik di antara spesies, dan pola hirarki keanekaragaman. Dari
waktu ke waktu, spesies baru berkembang dari spesies yang ada melalui spesiasi, dan spesies
lain punah, menghasilkan perubahan yang terus menerus dalam dunia biologi yang
dicerminkan dalam rekaman fosil. Sekitar 99% dari semua spesies yang pernah hidup di
Bumi ini sudah punah (Campbell, 2003).

Tahapan Evolusi Evolusi dibedakan atas 3 tahap:

 Evolusi fisik: Dari awal mula terbentuknya alam semesta sampai dengan sekarang.
 Evolusi kimiawi: Dari terbentuknya molekul organik kompleks pertama sampai
dengan sekarang.
 Evolusi biologis: Dari terciptanya bentuk kehidupan paling primitif bersel tunggal
sampai dengan sekarang.

Teori Evolusi

Anaximander, seorang filsuf pra-Socrates yang hidup sekitar tahun 610–546 SM


sudah membahas mengenai kemungkinan bagaimana manusia berevolusi dari ikan. Namun,
belum ada bukti ilmiah yang bisa membuktikan pendapat tersebut. Seiring dengan
berjalannya waktu, teori evolusi manusia ini justru lebih berfokus pada anggapan bahwa
manusia berkembang atau berevolusi di bumi dari primata yang sudah punah, lho.  Primata
yang sering dikaitkan dengan evolusi manusia ini adalah primata mirip kera. Itulah kenapa
banyak beredar informasi kalau manusia berasal dari kera.

1. Teori Evolusi Zaman Aristoteles

Teori evolusi zaman Aristoteles dan rekan-rekannya ini seringkali dikenal dengan
masa fiksisme. Pemikiran mereka lebih bercorak pada fiksi ilmiah yang berdekatan dengan
mitos. Salah satu konsep yang berkembang sampai abad ke-18 adalah anggapan bahwa
organisme merupakan ciptaan Tuhan yang kemudian dikenal sebagai teori ciptaan khusus.

Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa cacat pada anggota tubuh merupakan kutukan,
bukan perubahan makhluk hidup akibat seleksi alam maupun mutasi genetik. Demikian
menurut penjelasan Victoria Henuhili dkk dalam bahan ajarnya.
2. Teori Evolusi Lamarck

Naturalis besar Prancis Jean-Baptiste de Monet, chevalier de Lamarck, berpendapat


bahwa organisme hidup mewakili suatu kemajuan, dengan manusia sebagai bentuk tertinggi.
Pandangan ini kemudian diusulkan sebagai teori evolusi kehidupan pada awal abad ke-19.

Menurutnya, organisme berevolusi selama ribuan tahun dari bentuk yang lebih rendah ke
bentuk yang lebih tinggi, sebuah proses yang masih berlangsung dan puncaknya adalah
manusia. Perbedaan antar individu terjadi karena kebiasaan yang dilakukan oleh individu
tersebut.

Menurut teori ini, karakteristik organisme akan diwariskan. Gagasan ini kemudian dikenal
sebagai Lamarckisme. Meskipun teorinya tidak sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, Lamarck memberikan kontribusi penting dalam tahapan evolusi biologis dan
mendorong penelitian selanjutnya yang tak terhitung jumlahnya.

3. Teori Evolusi Darwin

Darwin atau dengan nama asli Charles Robert Darwin, memperkenalkan teori evolusi melalui
seleksi alam. Teori ini pertama kali dirumuskan dalam buku Charles Darwin "On the Origin
of Species" pada tahun 1859, yang menjelaskan bagaimana organisme berevolusi dari
generasi ke generasi melalui pewarisan sifat fisik atau perilaku.

Dalam pandangan Darwin, individu dengan sifat yang memungkinkan mereka untuk
beradaptasi dengan lingkungannya akan membantu mereka bertahan hidup dan memiliki
lebih banyak keturunan, yang akan mewarisi sifat-sifat tersebut.

Darwin mengumpulkan bukti yang menunjukkan bahwa evolusi telah terjadi. Ia


menyimpulkan bahwa beragam organisme memiliki nenek moyang yang sama dan makhluk
hidup telah berubah secara drastis sepanjang sejarah bumi.

Dalam bukunya, Charles Darwin mengemukakan pendapat bahwa evolusi terjadi


karena seleksi alam. Darwin juga berpendapat, makhluk hidup berevolusi sebagai bentuk
adaptasi terhadap lingkungannya.

fakta-fakta yang mendukung pemikiran Darwin mengenai evolusi adalah:


1. Terdapat variasi dalam populasi makhluk hidup yang umumnya dapat diwariskan. Hal ini
terbukti dari hasil pengamatan tidak ada dua individu dari satu spesies sama yang memiliki
ciri sama persis.

2. Spesies memiliki kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang banyak. Pada dasarnya,
makhluk hidup berkembangbiak untuk mempertahankan kelestarian hidupnya.

3. Sumber daya alam di bumi terbatas. Hal ini menyebabkan terjadinya kompetisi untuk
bertahan hidup di antara keturunan pada setiap generasi.

4. Proses ini berlangsung dari generasi ke generasi. Populasi lambat laun beradaptasi lebih
baik terhadap lingkungannya dan hanya individu yang sesuai yang akan bertahan. Proses ini
dikenal dengan 'survival of the fittest'.

Jika menurut Darwin mekanisme evolusi itu terjadi karena seleksi alam, maka
menurut Sintesis Modern, evolusi terjadi tidak hanya karena seleksi alam tetapi juga
disebabkan oleh hanjutan/pergeseran genetik (genetic drift), aliran gen (gene flow), mutasi,
dan perkawinan tidak acak.

4. Teori Evolusi Weismann

August Friedrich Leopold Weismann mempelajari bagaimana ciri-ciri organisme


berkembang dan berevolusi dalam berbagai organisme, kebanyakan serangga dan hewan air,
di Jerman pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Weismann mengajukan teori
kontinuitas plasma nutfah, sebuah teori hereditas. Dia berpendapat bahwa hanya perubahan
pada sel germinal saja yang dapat diwariskan, bukan sel tubuh.

Pada tahun 1896, berdasarkan teori plasma nutfahnya, Weismann mengusulkan teori seleksi
germinal sebagai perluasan teori evolusi melalui seleksi alam dalam Über Germinal-
Selection: eine Quelle bestimmt gerichteter Variation (On Germinal Selection as a Source of
Definite Variation).

Prinsip-Prinsip Evolusi

a. Pada satu waktu evolusi terjadi lebih cepat dari yang lainnya. Bentuk baru muncul dan
bentuk lama punah.

b. Laju kecepatan evolusi tidak sama pada organisme yang berbeda.


c. Spesies baru bukan merupakan bentuk yang paling sempurna tapi bentuk yang sudah
terspesialisasi.

d. Evolusi tidak selalu dari yang sederhana ke kompleks.

e. Evolusi terjadi dalam populasi bukan dalam individu.

Faktor yang Mempengaruhi Evolusi

Secara umum, evolusi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik berupa variasi genetik
dan faktor lingkungan yang berupa seleksi alam.

1. Pengaruh Variasi Genetik dalam Evolusi       

Adanya variasi genetik menyebabkan tidak adanya dua individu yang benar-benar
sama fenotipenya. Variasi genetik sangat berpengaruh dalam evolusi karena semakin besar
variasi genetik dalam suatu populasi maka akan semakin besar pula peluang populasi tersebut
untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan penyakit.

Variasi genetik dalam evolusi ini juga dapat terjadi karena adanya mutasi, reproduksi seksual,
maupun migrasi dan ukuran populasi yang kecil.

 Mutasi

Mutasi adalah perubahan yang terjadi mendadak dalam kromosom. Mutasi menyebabkan
terbentuknya variasi sifat-sifat dalam suatu populasi.Mutasi dapat menyebabkan terjadinya
perubahan susunan DNA dalam sel suatu spesies. Laju mutasi pada suatu spesies biasanya
lambat dan mungkin terlihat terlalu kecil untuk ukuran evolusi yang terjadi. Tetapi jika
lajunya dikalikan dengan jumlah sel kelamin yang dihasilkan dan jumlah generasi maka
jumlah mutasi akan luar biasa.

 Reproduksi Seksual

Reproduksi seksual cenderung menghasilkan variasi genetik akibat adanya rekombinasi gen
dari kedua induk.

 Migrasi
Pergerakan alel dalam populasi melalui perkawinan antar anggota populasi dikenal dengan
migrasi atau aliran gen. Perpindahan individu dari satu populasi ke populasi lainnya
menyebabkan terjadinya migrasi gen yang mengarah pada terjadinya perubahan frekuensi gen
pada populasi tersebut.

Aliran gen merupakan peristiwa pertukaran gen antar populasi yang disebabkan oleh
proses imigrasi dan emigrasi pada populasi. Sebagai contoh, seekor kumbang merah
melakukan imigrasi ke populasi kumbang cokelat. Kemudian, apabila terjadi perkawinan,
akan ada gen baru pada populasi kumbang cokelat.

 Ukuran Populasi yang Kecil

Ukuran populasi akan mempengaruhi segala mekanisme yang terlibat dalam pembentukan
variasi genetik pada populasi. Jika ukuran populasi besar, maka perubahan yang terjadi tidak
mempengaruhi susunan genetik populasi secara keseluruhan. Akan tetapi, jika ukuran
populasi kecil, migrasi, mutasi, serta kematian yang terjadi akan berpengaruh besar terhadap
susunan genetik populasi.

2. Pengaruh Seleksi Alam dalam Evolusi

Seleksi alam berperan sebagai agen penyeleksi suatu populasi. Makhluk hidup yang dapat
beradaptasi akan mempertahankan kelangsungan hidupnya, sedangkan makhluk hidup yang
tidak mampu beradaptasi akan punah atau tersingkir. Terdapat 3 jenis seleksi alam yaitu
seleksi direksional, seleksi penstabilan, dan seleksi disruptif.

 Seleksi Direksional

Seleksi direksional adalah tipe seleksi alam yang mengarahkan suatu populasi ke arah satu
sifat yang ekstrem. Misalnya, pada kasus kupu-kupu Biston betularia, seleksi yang terjadi
mengarahkan pada populasi Biston betularia hitam yang lebih adaptif dibandingkan dengan
Biston betularia putih.

 Seleksi Penstabilan

Seleksi penstabilan merupakan tipe seleksi yang mempertahankan karakter pertengahan


diantara dua karakter ekstrem. Contohnya adalah bobot bayi yang dilahirkan. Penelitian
menunjukan bahwa bayi dengan bobot sedang ternyata lebih mampu bertahan hidup,
sedangkan bayi berbobot besar mengalami banyak komplikasi pada saat dilahirkan dan bayi
berbobot rendah sering lahir secara prematir serta mengalami banyak masalah kesehatan.

 Seleksi Disruptif

Seleksi disruptif merupakan tipe seleksi yang berlawanan dengan seleksi penstabilan. Seleksi
disruptif akan mempertahankan dua karakter ekstrem dan mengeliminasi karakter yang ada di
pertengahan.

Contohnya, kupu-kupu penipu Afrika yang memiliki kemampuan untuk menghindar dari
predatornya dengan cara meniru kupu-kupu beracun.Pada wilayah yang berbeda, ternyata
kupu-kupu penipu ini memiliki corak yang  berbeda pula. Seleksi lebih mendukung pola
warna yang ekstrem yaitu putih dan jingga karena lebi menyerupai kupu-kupu beracun,
sedangkan karakter putih jingga yang merupakan karakter pertengahan tidak dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai