Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN STUDI KASUS

TATALAKSANA DIET PADA PASIEN OBESITAS

Disusun Oleh:

Kelompok 4
Anisa Dwi Putri 10021281924022
Nely Aulia Agata 10021281924024
Chelline Nandya D 10021281924040
Alya Avany 10021281924041
Desta Chandra 10021281924087
Winia Sapitri 10021381924067
Annisa Ulmiyah 10021381924069
Winda Maharani 10021381924071
Adinda Akhirianti 10021381924085

Dosen Pengampu:

Windi Indah F.N., S.Gz., M.PH., AIFO

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB I

A. Patofisiologi Obesitas

Overweight didefinisikan sebagai berat badan yang melebihi berat badan normal,
dengan status Indeks Massa Tubuh (IMT) >25 kg/m2 pada dewasa dan standar deviasi
IMT/umur >+1SD untuk usia 5-19 tahun. Obesitas merupakan peningkatan berat badan
melampaui batas kebutuhan fisik dan skeletal, akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan.Overweight dan obesitas adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan
dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan secara universal, namun merupakan dua
hal yang berbeda. Obesitas terjadi apabila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh.
Faktor genetik berperan besar dalam terjadinya obesitas, disamping dengan faktor risiko lain
yang dapat dimodifikasi. Keadaan obesitas meningkatkan risiko terjadinya Non-
Communicable disease, seperti Penyakit Kardiovaskular, Diabetes Mellitus (Sindroma
Metabolik), gangguan muskuloskeletal, dan juga menjadi beberapa pemicu Kanker.

Pada orang dewasa, obesitas biasanya diukur dengan menggunakan indeks massa
tubuh (IMT), yakni berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter
(kg/m hasil IMT lebih dari/sama dengan 25 kg/m2, dapat dikatakan obesitas. Namun pada
anak-anak, diagnosis obesitas dapat menggunakan pengukuran berat badan dalam kilogram
dibagi tinggi badan dalam sentimeter (kg/cm). Jika hasilnya lebih dari tiga standar deviasi di
atas rata-rata standar pertumbuhan anak menurut WHO maka anak tersebut dapat didiagnosis
obesitas.

Menurut pendistribusin lemak, obesitasi dibagi menjadi 2, antar lain :

1. Obesitas sentral

Obesitas ini disebut juga apple shape obesityatau android type obesity.
Akumulasi lipid di daerah perut, baik intraperitoneal maupun retroperitoneal. Terjadi
hiperplasi dari sel lemak dan Waist-Hip Ratio (WHR) > 0,90. Obesitas ini lebih
sering terjadi pada pria.

2. Obesitas perifer

Obesitas perifer merupakan akumulasi lipid terdapat di bagian bawah tubuh


yaitu di daerah paha dan perut atau regio gluteofemoral, sehingga disebut gynecoid
obesity atau pear shape obesity. Perbedaan dengan obesitas sentral yaitu pada
obesitas ini terjadi hipertrofi sel-sel lemak dan Waist-Hip Ratio (WHR) < 0,85.
Obesitas ini lebih sering terjadi pada wanita.

Etiologi dari obesitas ada beberapa faktor yaitu :

1. Faktor genetik

Genetik berperan dalam terjadinya obesitas. Bila ayah atau ibu memiliki kelebihan
berat badan, hal ini dapat diturunkan pada anaknya. Dalam satu keluarga untuk
menurunkan tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup,
yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor
gaya hidup dengan faktor genetik. 

2. Kuantitas dan kualitas makanan

Konsumsi makanan cepat saji (tinggi lemak dan karbohidrat, namun sedikit mineral
dan vitamin).

3. Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari
meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-
orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung
mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang
seimbang, akan mengalami obesitas.

4. Budaya

Pola makan sebagian etnis dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk didalamnya
ketersediaan makanan, tingkat pendapatan, kesehatan, kepercayaan terhadap makanan,
agama, serta pola budaya.

5. Status sosial ekonomi

Pendapatan keluarga/ individu berpengaruh dalam pilihan makanan sebagai asupan


energi sehari-hari. Angka pendapatan besar mendorong membeli makanan apa saja
yang diinginkan.

6. Psikologis

Hal ini di sebabkan karena seseorang yang mengalami gejala stress cenderung
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebih akibat adanya hormon kortisol
yang mengendalikan tubuh kita untuk terus makan.

Dampak Obesitas

1. Dampak Metabolik

Lingkar perut pada ukuran tertentu (Pria > 90 cm dan Wanita > 80 cm) akan
berdampak pada peningkatan trigliserida dan penurunan kolesterol HDL, serta
meningkatkan tekanan darah. Keadaan ini disebut dengan sindroma metabolik.

2. Dampak Penyakit Lain

 Perburukan Asma

 Osteoarthritis lutut dan pinggul (berhubungan dengan mekanik)

 Pembentukan Batu Empedu

 Sleep Apnoea (henti nafas saat tidur)

 Low Back Pain (nyeri pinggang)

 Hipertensi

B. Medicial Nutrition Therapy

Zat Gizi Jumlah

Energi Mengurangi asupan energi 500-1000 kalori per minggu secara


bertahap

Komposisi Protein 15-20% dari kebutuhan energi total


makronutrien Lemak sedang, yaitu 20 – 30% dari kebutuhan energi total,
KH sedikit lebih rendah yaitu 50 – 60% dari kebutuhan energi
total

Variasi makanan Pemilihan jenis sumber makronutrien

Mengurangi makan cemilan di sore hari


BAB II

1. Assessment

1.1 Identitas Pasien

1.1.1 Data Personal (CH)

Kode IDNT Jenis Data Data Personal

CH.1.1 Nama Ny. RS

CH.1.1.1 Umur 59 Tahun

CH.1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan

CH.1.1.8 Pendidikan SMA

CH-3.1.1 Sosio ekonomi Rp. 1.000.000 - 2.000.000/bulan

CH-3.1.2 Keluarga yang 2 orang

Tinggal bersama

CH-3.1.6 Pekerjaan Ibu rumah tangga

CH.3.1.7 Agama Islam

Kesimpulan :

1) Inisial responden Ny.RS


2) Responden berumur 69 tahun
3) Responden berjenis kelamin perempuan
4) Responden berasal dari suku Rejang
5) Pendidikan terakhir responden adalah SMA
6) Responden tinggal bersama 1 anggota keluarga lainnya yaitu suami
7) Pekerjaan responden ibu rumah tangga
8) Responden beragama islam
9) Alamat responden Jl. Beo, Prumnas kelurahan batu galing,Bengkulu.

1.1.2 Riwayat Penyakit (CH)

Kode IDNT Jenis Data Keterangan

CH.2.1.2 Riwayat penyakit Maag dan Obesistas

sekarang

Kesimpulan :

Pasien adalah seorang perempuan yang bernama Ny.Rs yang berusia


69  berdasarkan riwayat penyakit pasien sekarang mengalami obesitas
dan maag (sedang tidak kambuh) , pasien tidak mempunyai penyakit
terdahulu dan riwayat penyakit keluarga .
1.2 Riwayat makan (FH)

Kode
Jenis Data Keterangan
IDNT

FH.2.1 Riwayat Diet


(pola makan)  Makan Utama : 3-4x/hari

 Makan Selingan : 1-2x/hari

 Makan pokok :

Nasi 3x / hari 3 ctg

Singkok rebus/goreng

Pisang rebus/goreng

 Lauk hewani

Ikan 4x / minggu

Ayam 2x/minggu

Telur 4x/minggu

Siput 2x/minggu

 Lauk nabati

Tahu / tempe 2x/ minggu

 Sayuran

Daun singkong 4x/minggu

Bayam 4x/minggu

Labusiam 2x/minggu

Sawi 3x/minggu

 Buah

Pisang 5x/minggu

Jeruk 2x/minggu

 Minuman : air putih

 Tambahan :

Rebusan / gorengan 1x/hari

 Lemak
Santan 3x/hari

Minyak

FH.2.1.3 Mempersiap Fasilitas memasak : responden setiap


kan harinya memasak sendiri dengan fasilitas
makanan memasak pada umumnya

Fasilitas menyimpan makanan : lemari dan


kulkas

FH-7.3 Aktivitas fisik Jumlah jam tidur sehari : 8 jam


Kesehatan mulut Gigi lengkap (tidak)
Perubahan berat badan
Bertambah / berkurang : bertambah
berangsur angsur

Disengaja / tidak : tidak disengaja

Kesimpulan :

Untuk riwayat pola makan, responden makan utamanya 3-4x sehari dan
makan selingan 1-2x sehari. Dimana responden banyak mengkonsumsi sayuran dan
karbohidrat.

Untuk aktivitas fisik, jumlah jam tidur responden selama 8 jam

Untuk kesehatan mulut,responden memiliki gigi yang sudah tidak lengkap

Pembahasan :

Responden memiliki status gizi obesitas. Karenanya, responden harus


memperbaiki pola makan serta pola aktivitas nya . Berikut ini hal yang perlu
diperhatikan responden :

1) Pola Makan

Berdasarkan hasil recall 24 jam yang telah dilakukan, pasien diketahui lebih
sering mengkonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat dalam kesehariannya. Untuk
itu, responden harus mengurangi jumlah konsumsi karbohidrat seperti nasi, singkong.

Pengurangan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan


kebiasaan makan dari segi kualitas maupun kuantitas, untuk menurunkan berat badan
sebanyak 1kg/minggu. Asupan energi dikurangi sebanyak 500-1000 kkal/hari dari
kebutuhan normal.

2) Pola aktivitas

Berdasarkan data,aktivitas fisik responden sangat kurang, responden tidak


melakukan olahraga seperti senam, jogging , lari ataupun lainnya. Untuk itu aktivitas
fisik responden perlu diperhatikan untuk membantu responden dalam menurunkan
berat badan , dengan cara :
a. Meningkatkan aktivitas fisik

b. Latihan fisik (jogging, senam) minimal 30-60 menit setiap hari.

1.2.1 Recall 24 jam (FH.7.2.8)

Tanggal: 1 September 2021

Implementas Energi (kkal) Protein Lemak (g) KH (g)


i (g)

Asupan oral 1.299,4 38,3 13,5 252,4

Kebutuhan 2.719 101 79 404

% Asupan 47% 37% 17% 62,5%


Kesimpulan :

Dari hasil recall 24 jam, didapatkan seluruh asupan kebutuhan zat gizi
pasien masih belum terpenuhi dengan baik.

Pembahasan:

Ketidakseimbangan asupan zat gizi yang dialami pasien ini terjadi karena
kebiasaan makan yang tidak baik. Berdasarkan hasil recall 24 jam yang telah
dilakukan, pasien diketahui mengkonsumsi menu makanan yang belum bervariasi.

(ini standar pembanding)


1.4 Antropometri (AD.1.1)

Kode IDNT Jenis Data Keterangan

AD.1.1.1 Tinggi Badan 156 cm

AD 1.1.2 Berat Badan 93 kg

AD.1.1.3 Ukura tubuh (LLA) 39 cm


AD.1.5 BMI (BB/TB2) 38,21 kg/m2 (obesitas)

Kesimpulan :

Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), didapat nilai IMTnya adalah


38,21. Hal ini mengindikasikan bahwa pasien mengalami obesitas.

Pembahasan Antropometri:

Status gizi merupakan komponen yang terdiri dari beberapa masukan


makanan terhadap kecukupan gizi yang dapat dilihat menggunakan Indeks Massa
Tubuh (IMT). IMT atau BMI (Body Massa Indeks) merupakan alat sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan
dan kelebihan berat badan.
Berdasarkan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT), didapat nilai IMTnya
adalah 38,21. Hal ini mengindikasikan bahwa pasien mengalami obesitas. Obesitas
merupakan Suatu gangguan yang melibatkan lemak tubuh berlebihan yang
meningkatkan risiko masalah kesehatan. Obesitas terjadi ketika indeks massa tubuh
seseorang adalah 30 atau lebih.

1.5 Pemeriksaan fisik/klinis (PD.1.1)

Kode IDNT Data Biokimia Hasil

PD.1.1.1 Penampilan Keseluruhan CM (compos mentis)

PD 1.1.9 Vital sign

Tekanakan darah 130 /90 mmHg (hipertensi)


PD Kepala / abdomen/extremitas

Kepala
56 cm
Leher
40 cm

Kesimpulan:

Dari kesan umum pasien terlihat kompos mentis (sadar). Dari tanda vital,
tekanan darah pasien tinggi (hipertensi), denyut nadi pasien normal, pernapasan
(respirasi) pasien normal dan suhu tubuh pasien normal.

Pembahasan:

Obesitas dan berat badan berlebih (overweight) sangat berkaitan erat dengan
hipertensi. Kegemukan meningkatkan aliran darah jaringan sehingga tekanan darah
meningkat. Berdasarkan pemeriksaan fisik klinik, pasien memiliki postur tubuh yang
gemuk, dagu tampak berlipat, memiliki pipi yang chubby, terdapat penumpukan
lemak subkutan di bagian tubuh seperti perut dan bagian paha.

1.6 Biokimia (BD)

Kode Data
Hasil Nilai Rujukan Ket.
IDNT Biokimia

BD. 1.1 Asam Urat 12,7 mg/dL 2,4-6,0 mg/dL Tinggi

BD.1.5.1 LDL 150 mg/dL <100 mg/dL Tinggi

BD 1.5.2 HDL 30 mg/dL > 50 mg/dL Rendah

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia, diketahui bahwa pasien mengalami


tingginya kadar Kolesterol Total, kadar Kolesterol LDL, kadar Asam Urat dan
diketahui bahwa pasien mengalami rendahnya Kolesterol HDL

Pembahasan:
Kadar Kolesterol Total tinggi disebabkan oleh banyaknya mengonsumsi
makanan yang mengandung lemak/kolesterol yang tinggi dan kurangnya melakukan
olahraga maupun aktivitas fisik

Kadar Kolesterol LDL tinggi disebabkan oleh banyaknya mengonsumsi


makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans, kurang berolahraga dan
beraktivitas, usia tua dan biasa terjadi pada orang obesitas

Kadar asam urat yang tinggi disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit yang
mendasari. Contohnya meliputi konsumsi makanan laut berlebihan dan mengonsumsi
makanan yang mengandung zat purin yang tinggi

HDL merupakan kolesterol baik yang berfungsi mencegah terjadinya ateroma


atau penyempitan pembuluh darah akibat lemak. Kadar Kolesterol HDL yang rendah
disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik yang cenderung menurunkan kadar
kolesterol HDL dan kelebihan berat badan. 

1.7 Terapi medis dan fungsi

Kode Jenis terapi


Fungsi Interaksi dengan makanan
IDNT
medis

Orslistat Menurunkan -

Berat badan

Hingga 9-10

%
Lorcaserin Pemberian -
rasa kenyang,
hipofagia, hingga
terjadi penurunan
berat badan.
Fluoxetine Menekan pusat -
dan sertaline lapar

2. Diagnosis Gizi
1. Domain intake

i. ( NI.1.2 )

DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI

P Asupan energi inadekuat Memberikan makanan sumber tinggi


energi

E Kurangnya asupan sumber energi

S Hasil recall 24H yaitu asupan energi


hanya memenuhi 47% dari kebutuhan
Energi per hari

 NI.1.2 : Asupan energi inadekuat berkaitan dengan kurangnya asupan


sumber enegi dibuktikan dengan hasil recall 24H yaitu asupan energi
hanya memenuhi 47% dari kebutuhan energi per hari

ii. (NI.5.7.1)

DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI

P Asupan protein inadekuat Memberikan makanan sumber tinggi


protein

E Kurangnya variasi sumber protein

S Hasil recall 24H yaitu asupan protein


hanya memenuhi 37% dari kebutuhan
protein per hari

 NI.5.7.1 : Asupan protein inadekuat berkaitan dengan kurangnya asupan


sumber protein dibuktikan dengan hasil recall 24H yaitu asupan protein
hanya memenuhi 47% dari kebutuhan energi per hari

iii. (NI.5.6.1)

DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI

P Asupan Lemak inadekuat Memberikan makanan sumber tinggi


lemak

E Kurangnya variasi sumber lemak


hewani
S Hasil recall 24H yaitu asupan protein
hanya memenuhi 17% dari kebutuhan
Lemak per hari
 NI.5.6.1 : Asupan lemak inadekuat berkaitan dengan kurangnya asupan
sumber lemak dibuktikan dengan hasil recall 24H yaitu asupan lemak
hanya memenuhi 47% dari kebutuhan lemak per hari

2. Domain Klinis

i. (NC.3.3.4)

DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI

P Overweight/Obesitas Menurunkan berat badan hingga IMT di


angka normal

E Tidak siap untuk diet

S IMT lebih dari normal yaitu 38,21


(obes II)

 NC.3.3.5 Obesitas berkaitan dengan responden yang tidak siap untuk


menerima diet dibuktikan dengan hasil assessment antropometri yaitu IMT
lebih dari normal (32,13) yang termasuk obesitas II

3. Domain perilaku dan lingkungan

i. (NB.2.1)

DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI

P Kurang aktivitas fisik Memberikan edukasi terkait manfaat


olahraga dan waktu yang baik untuk
melakukan olahraga

E Kurang pengetahuan tentang manfaat


dari aktivitas fisik
S Kurangnya waktu untuk melakukan
aktivitas fisik (olahraga)

 NB.2.1. Kurang aktivitas fisik berkaitan dengan kurangnya pengetahuan


tentang manfaat dari aktivitas fisik dibuktikan dengan kurangnya waktu untuk
melakukan aktivitas fisik

3 . Intervensi Gizi
0. PLANNING

1.  Terapi Diet :

a.  ND.1.1 Jenis diet           : Diet Rendah Energi dan Rendah


Purin

b.   ND.1.2.1 Bentuk makanan     : Makanan biasa

c.   ND.1.5 Cara pemberian       : Oral

2.   Tujuan Diet :

a. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai umur, gender, dan kebutuhan
fisik Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2

b. Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat badan sebanyak ½-


1 kg/minggu  

3.   Syarat / prinsip Diet :

Prinsip :

a. Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang


b. Mengurangi konsumsi makanan sumber kalori/energi yaitu karbohidrat, lemak,
dan protein
c. Merubah pola makan menjadi sehat dan meneruskan kebiasaan tersebut
d. Diet dilakukan secara bertahap, dengan menurunkan berat badan sekitar 0,5
kg/minggu

Syarat :

a. Energi rendah, ditunjukkan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan


dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan dari
segi kualitas maupun kuantitas, untuk menurunkan berat badan sebanyak
1kg/minggu. Asupan energi dikurangi sebanyak 500-1000 kkal/hari dari
kebutuhan normal. 

b. Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1.5 g/kg/BB/ hari atau 15-20% dari
kebutuhan energi total 

c. Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Usahakan lemak
berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang
kadarnya tinggi. 

d. Karbohidrat sedikit lebih rendah yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total
gunakan lebih banyak sumber karbohidrat kompleks untuk memberikan rasa
kenyang dan mencegah konstipasi. Sebagai alternatif, bisa digunakan gula
buatan  pengganti gula sederhana. 

e. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan. 

f. Dianjurkan buntuk 3 kali makan utama 2kali makan selingan . 

g. Cairan  cukup, yaitu 8-10 gelas/hari


     4. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi

1
BB Adj = BB Ak − BB Ak
4

1
= 93 − 93
4

= 93 −23,25

= 69,75 kg

Total kebutuhan Energi :

Metabolisme Basal : BB Adj kg x 0,9 kkal x 24 jam

69,75 kg x 0,9 kkal x 24 jam

1506,6 kkal

Koreksi tidur : BB Adj kg x 0,1 x 7 jam

69,75 kg x 0,1 x 7 jam

48,825 kkal

Metabolisme basal - koreksi tidur : 1457,775 kkal

Aktivitas : 1,55 x 1457,775 kkal

2259,55 kkal

SDA : 10 % x 2259,55 kkal

225,955

Aktivitas + SDA : 2259,55 kkal+225,955 kkal

2485,505 kkal

Karbohidrat: 60% x 2485,505 kkal : 4 kkal

372,83 gr

Protein: 20% x 2485,505 kkal : 4 kkal

124,27 gr

Lemak: 20% x 2485,505 kkal : 9 kkal

55,23 gr

B. IMPLEMENTASI
1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit

jenis diet : Diet Rendah Energi dan Rendah Purin

parenteral gizi :-

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)

standar diet 1550 58 45 230


RS ( AKG )
Infus - - - -
Kebutuhan 2458,5 124,27 55,23 372,83
(planning)
% standar/ 158 % 214 % 122 % 162%
kebutuhan

2. Rekomendasi menu

Diet Rendah Energi dan Rendah Purin

Energi : 2458,5 kkal

Protein : 124,27 g

Lemak : 55,23 g

Karbohidrat : 372,83 g

PERSENTASE DAN TOTAL ENERGI DARI PERANCANGAN MENU


porsi kalori kh(g) protein(g) lemak(g)
Makanan
pokok 5 875 200 20
Lauk hewani 4 380 40 24
Lauk nabati 4 320 32 24 12
Sayur b 5 250 50 15
Sayur a
Minyak 3 135 15
Susu 2 220 18 14
Buah 4 160 40
Total 2340 340 113 51

Kebutuhan 2458,5 372,83 124,27 55,23

Persentase 95,1799878 91,1943781 90,9310373 92,34111896

SATUAN PENUKAR BAHAN MAKANAN


waktu Makan Gol. Gol. II Gol. III Gol. IV Gol. V Gol. Gol.
I VI VII
Makan Pagi 1 1 1 1 1
Selingan 1 2
Makan Siang 2 2 1 2 1
Selingan 2 1 1 2
Makan Malam 2 1 2
Total 5 4 4 5 3 2 4

 Rekomendasi Menu Hari Ke-1

2. Penerapan Diet Berdasarkan Rekomendasi


Pemesanan diet : Diet Rendah Energi dan Rendah Purin

Pemberian menu diet tidak langsung diberikan menu diet sesuai kebutuhannya,
yaitu sebesar ±1296 kkal, karena mengingat Ny.RS Memiliki status obesitas
dan mungkin akan sulit mengubah kebiasaan makan Ny.RS . sehingga agar
Ny. RS Dapat memenuhi diet yang di berikan, maka penurunan kalori pada
menu diet dilakukan secara bertahap.

3. Penerapan Konseling (C)

Memberikan rekomendasi makanan yang rendah kalori dan rendah lemak,


memberikan edukasi gizi dengan topic penerapan gizi seimbang untuk obesitas
dewasa ( pengertian obesitas, tipe-tipe obesitas, penyebab obesitas, penyakit
akibat obesitas, dan prinsip gizi seimbang untuk penderita obesitas pada anak).

Hasi Recall hari ke-3 dan ke-5

Tanggal : 3 September 2021

Implementasi Energi Protein (g) Lemak KH (g)


(kkal) (g)

Asupan oral 913,18 42,8 15,3 152,22

Kebutuhan 2.719 101 79 404

% Asupan 33% 42% 19,4% 37,7%

Tanggal : 5 September 2021

Implementasi Energi Protein (g) Lemak KH (g)


(kkal) (g)

Asupan oral 1655,4 54,9 16,9 311,9

Kebutuhan 2.719 101 79 404

% Asupan 60% 54% 21,4% 77,2%

Monitoring dan Evaluasi

Masalah Intervensi Monitoring Evaluasi

Asupan energi Memberikan energi cukup, Pemantauan asupan Didapatkan hasil


yaitu 2485,5 kkal energi dengan metode kebutuhan energi
tidak normal Food Recall 24 jam yang cukup

Nilai IMT tidak Pemberian asupan zat gizi Pemantauan asupan Adanya penurunan
normal sesuai planning asupan zat gizi dengan pada nilai IMT
metode Food Recall 24
jam
BAGIAN 4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 69 tahun yang
mengalami penyakit obesitas dan maag namun bukan dari penyakit
bawaan atau penakit terdahulu

2. Pasien mengalami tingginya kadar kolestrol LDL yang disebabkan


banyak nya mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan
lemak trans

3. Pasien tidak pernah mengalami keluhan apa apa selain kambuh nya maag

4. Pola makan yang tidak teratur dan berlebihan membuat pasien


mengalami obesitas

5. Tanda vital, tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan suhu pasien
setelah diperiksa dinyatakan normal

Saran 

1. Memotivasi pasien serta keluarga untuk menjaga asupan makan yang cukup
dan sesuai aturan agar dapan melaksanakan pola makan yang sehat

2. Melakukan diet rendah energi dan rendah purin dilakukan dengan cara oral
dengan bentuk makanan biasa

3. Mengonsumsi makanan yang sudah dianjurkan untuk mencapai dan


mempertahankan status gizi sesuai umur, gender dan kebutuhan fisik

BAGIAN 5. TINAJAUAN TEORI


Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal yang
dapat menggangu kesehatan (WHO,2017). Penyebab utama terjadinya obesitas yaitu
ketidakseimbangan antara asupan energi dengan pengeluaran energi (Betty, 2004).
Obesitas adalah kondisi yang ditandai gangguan keseimbangan energi tubuh yaitu
terjadi keseimbangan energi positif yang akhirnya disimpan dalam bentuk lemak di
jaringan tubuh (Nelm, et, al 2011). Sehingga obesitas adalah terjadinya penumpukan
lemak dalam tubuh yang abnormal dalam kurun waktu yang lama dan dikatakan
obesitas bila nilai Z-scorenya >2SD berdasarkan IMT/U umur 5-18 tahun (Kemenkes,
2010).

Zat gizi makro dan mikro menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh.
Asupan zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak bila di konsumsi
berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Asupan lemak lebih banyak
menghasilkan energi dibandingkan dengan karbohidrat atau protein. Setelah makan,
lemak dikirim kejaringan adiposa untuk disimpan sampai dibutuhkan kembali sebagai
energi. Oleh karena itu asupan lemak berlebih akan lebih mudah menambah berat
badan. Kelebihan asupan protein juga dapat diubah menjadi lemak tubuh. Asupan
protein yang melebihi kebutuhan tubuh, maka asam amino akan melepas ikatan
nitrogennya dan diubah melalui serangkaian reaksi menjadi trigiserida. Kelebihan
karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Glikogen akan
disimpan didalam hati dan otot. Kemudian lemak akan di simpan disekitar perut dan
dibawah kulit (Kharismawati, 2010).

Obesitas yang terjadi pada masa remaja ini perlu mendapatkan perhatian, sebab
obesitas yang timbul pada waktu anak dan remaja bila kemudian berlanjut hingga
dewasa akan sulit di atasi. Beberapa dampak yang terjadi dalam jangka panjang
menurut Damayanti, 2008 diantaranya adalah sebagai berikut :

 Sindrom resistensi insulin


Bagi anak yang mengalami kegemukan sekitar perut, terutama yang bertipe
buah apel, umumnya mengalami penurunan jumlah insulin dalam darah.
Akibatnya hal tersebut memicu anak terserang Diabetus Millitus tipe 2.
Penderita DM tipe 1 selain memiliki kadar glukosa yang tinggi, juga memiliki
kadar insulin yang tinggi atau normal. Keadaan inilah yang disebut sindrom
resistensi insulin atau sindrom X.
 Tekanan Darah Tinggi
Obesitas adalah salah satu penyebab utama yang mempengaruhi tekanan
darah. Sekitar 20-30% anak yang kegemukan mengalami hipertensi.
Dikatakan hipertensi jika mengalami tekanan darah tinggi yaitu systole lebih
besar dari 140 mmHg, dan diastole lebih besar dari 90 mmHg.

 Penyakit Jantung Koroner

Penyakit yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner.Risiko


terkena penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dnegan
perubahan terjadinya penambahan berat badan yang berlebihan.
Penyakit jantung koroner tidak selalu akibat kegemukan, tetapi
diperburuk oleh faktor risiko lain yang terjadi pada masa kanak- kanak
seperti hipertensi, kolesterol tinggi dan diabetes.

 Gangguan pernafasan seperti asma, nafas pendek, menggorok saat tidur dan
tidur apnue (terhentinya pernafasan untuk sementara waktu ketika sedang
tidur). Hal ini disebabkan karena penimbunan lemak yang berlebihan di bawah
diagragma dalam dinding dada yang menekankan paru-paru
 Gangguan tulang persendian beban tubuh anak yang terlalu berat
mengakibatkan gangguan ortopedi dan gangguan lain yang sering dirasakan
adalah nyeri punggung bawah dan nyeri akibat radang sendi.

DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Dian, dkk. 2016. Efektifitas Penatalaksanaan Proses Asuhan Gizi
Terstandar terhadap Perbaikan Asupan Pasien Sindrom Metabolik di RSUD
Sidoarjo. Retrieved from: https://journal.unimus.ac.id

Kusumaningrum, Trias Pungkur dan Sri Kusumadewi. 2019. Model Basis


Pengetahuan Diagnosis Gizi Menggunakan Bahasa Terstandar. Retrieved
from:

https://journal.uii.ac.id

Suryani, Isti, dkk. 2018. Dietetik Penyakit Tidak Menular. Retrieved from:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Dietetik-
Penyakit-Tidak-Menular_SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai