Dietetik Fix
Dietetik Fix
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Anisa Dwi Putri 10021281924022
Nely Aulia Agata 10021281924024
Chelline Nandya D 10021281924040
Alya Avany 10021281924041
Desta Chandra 10021281924087
Winia Sapitri 10021381924067
Annisa Ulmiyah 10021381924069
Winda Maharani 10021381924071
Adinda Akhirianti 10021381924085
Dosen Pengampu:
A. Patofisiologi Obesitas
Overweight didefinisikan sebagai berat badan yang melebihi berat badan normal,
dengan status Indeks Massa Tubuh (IMT) >25 kg/m2 pada dewasa dan standar deviasi
IMT/umur >+1SD untuk usia 5-19 tahun. Obesitas merupakan peningkatan berat badan
melampaui batas kebutuhan fisik dan skeletal, akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan.Overweight dan obesitas adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan
dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan secara universal, namun merupakan dua
hal yang berbeda. Obesitas terjadi apabila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh.
Faktor genetik berperan besar dalam terjadinya obesitas, disamping dengan faktor risiko lain
yang dapat dimodifikasi. Keadaan obesitas meningkatkan risiko terjadinya Non-
Communicable disease, seperti Penyakit Kardiovaskular, Diabetes Mellitus (Sindroma
Metabolik), gangguan muskuloskeletal, dan juga menjadi beberapa pemicu Kanker.
Pada orang dewasa, obesitas biasanya diukur dengan menggunakan indeks massa
tubuh (IMT), yakni berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter
(kg/m hasil IMT lebih dari/sama dengan 25 kg/m2, dapat dikatakan obesitas. Namun pada
anak-anak, diagnosis obesitas dapat menggunakan pengukuran berat badan dalam kilogram
dibagi tinggi badan dalam sentimeter (kg/cm). Jika hasilnya lebih dari tiga standar deviasi di
atas rata-rata standar pertumbuhan anak menurut WHO maka anak tersebut dapat didiagnosis
obesitas.
1. Obesitas sentral
Obesitas ini disebut juga apple shape obesityatau android type obesity.
Akumulasi lipid di daerah perut, baik intraperitoneal maupun retroperitoneal. Terjadi
hiperplasi dari sel lemak dan Waist-Hip Ratio (WHR) > 0,90. Obesitas ini lebih
sering terjadi pada pria.
2. Obesitas perifer
1. Faktor genetik
Genetik berperan dalam terjadinya obesitas. Bila ayah atau ibu memiliki kelebihan
berat badan, hal ini dapat diturunkan pada anaknya. Dalam satu keluarga untuk
menurunkan tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup,
yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor
gaya hidup dengan faktor genetik.
Konsumsi makanan cepat saji (tinggi lemak dan karbohidrat, namun sedikit mineral
dan vitamin).
3. Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari
meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-
orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung
mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang
seimbang, akan mengalami obesitas.
4. Budaya
Pola makan sebagian etnis dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk didalamnya
ketersediaan makanan, tingkat pendapatan, kesehatan, kepercayaan terhadap makanan,
agama, serta pola budaya.
6. Psikologis
Hal ini di sebabkan karena seseorang yang mengalami gejala stress cenderung
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebih akibat adanya hormon kortisol
yang mengendalikan tubuh kita untuk terus makan.
Dampak Obesitas
1. Dampak Metabolik
Lingkar perut pada ukuran tertentu (Pria > 90 cm dan Wanita > 80 cm) akan
berdampak pada peningkatan trigliserida dan penurunan kolesterol HDL, serta
meningkatkan tekanan darah. Keadaan ini disebut dengan sindroma metabolik.
Perburukan Asma
Hipertensi
1. Assessment
Tinggal bersama
Kesimpulan :
sekarang
Kesimpulan :
Kode
Jenis Data Keterangan
IDNT
Makan pokok :
Singkok rebus/goreng
Pisang rebus/goreng
Lauk hewani
Ikan 4x / minggu
Ayam 2x/minggu
Telur 4x/minggu
Siput 2x/minggu
Lauk nabati
Sayuran
Bayam 4x/minggu
Labusiam 2x/minggu
Sawi 3x/minggu
Buah
Pisang 5x/minggu
Jeruk 2x/minggu
Tambahan :
Lemak
Santan 3x/hari
Minyak
Kesimpulan :
Untuk riwayat pola makan, responden makan utamanya 3-4x sehari dan
makan selingan 1-2x sehari. Dimana responden banyak mengkonsumsi sayuran dan
karbohidrat.
Pembahasan :
1) Pola Makan
Berdasarkan hasil recall 24 jam yang telah dilakukan, pasien diketahui lebih
sering mengkonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat dalam kesehariannya. Untuk
itu, responden harus mengurangi jumlah konsumsi karbohidrat seperti nasi, singkong.
2) Pola aktivitas
Dari hasil recall 24 jam, didapatkan seluruh asupan kebutuhan zat gizi
pasien masih belum terpenuhi dengan baik.
Pembahasan:
Ketidakseimbangan asupan zat gizi yang dialami pasien ini terjadi karena
kebiasaan makan yang tidak baik. Berdasarkan hasil recall 24 jam yang telah
dilakukan, pasien diketahui mengkonsumsi menu makanan yang belum bervariasi.
Kesimpulan :
Pembahasan Antropometri:
Kepala
56 cm
Leher
40 cm
Kesimpulan:
Dari kesan umum pasien terlihat kompos mentis (sadar). Dari tanda vital,
tekanan darah pasien tinggi (hipertensi), denyut nadi pasien normal, pernapasan
(respirasi) pasien normal dan suhu tubuh pasien normal.
Pembahasan:
Obesitas dan berat badan berlebih (overweight) sangat berkaitan erat dengan
hipertensi. Kegemukan meningkatkan aliran darah jaringan sehingga tekanan darah
meningkat. Berdasarkan pemeriksaan fisik klinik, pasien memiliki postur tubuh yang
gemuk, dagu tampak berlipat, memiliki pipi yang chubby, terdapat penumpukan
lemak subkutan di bagian tubuh seperti perut dan bagian paha.
Kode Data
Hasil Nilai Rujukan Ket.
IDNT Biokimia
Kesimpulan :
Pembahasan:
Kadar Kolesterol Total tinggi disebabkan oleh banyaknya mengonsumsi
makanan yang mengandung lemak/kolesterol yang tinggi dan kurangnya melakukan
olahraga maupun aktivitas fisik
Kadar asam urat yang tinggi disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit yang
mendasari. Contohnya meliputi konsumsi makanan laut berlebihan dan mengonsumsi
makanan yang mengandung zat purin yang tinggi
Orslistat Menurunkan -
Berat badan
Hingga 9-10
%
Lorcaserin Pemberian -
rasa kenyang,
hipofagia, hingga
terjadi penurunan
berat badan.
Fluoxetine Menekan pusat -
dan sertaline lapar
2. Diagnosis Gizi
1. Domain intake
i. ( NI.1.2 )
ii. (NI.5.7.1)
iii. (NI.5.6.1)
2. Domain Klinis
i. (NC.3.3.4)
i. (NB.2.1)
3 . Intervensi Gizi
0. PLANNING
2. Tujuan Diet :
a. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai umur, gender, dan kebutuhan
fisik Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2
Prinsip :
Syarat :
b. Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1.5 g/kg/BB/ hari atau 15-20% dari
kebutuhan energi total
c. Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Usahakan lemak
berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang
kadarnya tinggi.
d. Karbohidrat sedikit lebih rendah yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total
gunakan lebih banyak sumber karbohidrat kompleks untuk memberikan rasa
kenyang dan mencegah konstipasi. Sebagai alternatif, bisa digunakan gula
buatan pengganti gula sederhana.
1
BB Adj = BB Ak − BB Ak
4
1
= 93 − 93
4
= 93 −23,25
= 69,75 kg
1506,6 kkal
48,825 kkal
2259,55 kkal
225,955
2485,505 kkal
372,83 gr
124,27 gr
55,23 gr
B. IMPLEMENTASI
1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
parenteral gizi :-
2. Rekomendasi menu
Protein : 124,27 g
Lemak : 55,23 g
Karbohidrat : 372,83 g
Pemberian menu diet tidak langsung diberikan menu diet sesuai kebutuhannya,
yaitu sebesar ±1296 kkal, karena mengingat Ny.RS Memiliki status obesitas
dan mungkin akan sulit mengubah kebiasaan makan Ny.RS . sehingga agar
Ny. RS Dapat memenuhi diet yang di berikan, maka penurunan kalori pada
menu diet dilakukan secara bertahap.
Nilai IMT tidak Pemberian asupan zat gizi Pemantauan asupan Adanya penurunan
normal sesuai planning asupan zat gizi dengan pada nilai IMT
metode Food Recall 24
jam
BAGIAN 4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang berusia 69 tahun yang
mengalami penyakit obesitas dan maag namun bukan dari penyakit
bawaan atau penakit terdahulu
3. Pasien tidak pernah mengalami keluhan apa apa selain kambuh nya maag
5. Tanda vital, tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan suhu pasien
setelah diperiksa dinyatakan normal
Saran
1. Memotivasi pasien serta keluarga untuk menjaga asupan makan yang cukup
dan sesuai aturan agar dapan melaksanakan pola makan yang sehat
2. Melakukan diet rendah energi dan rendah purin dilakukan dengan cara oral
dengan bentuk makanan biasa
Zat gizi makro dan mikro menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh.
Asupan zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak bila di konsumsi
berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Asupan lemak lebih banyak
menghasilkan energi dibandingkan dengan karbohidrat atau protein. Setelah makan,
lemak dikirim kejaringan adiposa untuk disimpan sampai dibutuhkan kembali sebagai
energi. Oleh karena itu asupan lemak berlebih akan lebih mudah menambah berat
badan. Kelebihan asupan protein juga dapat diubah menjadi lemak tubuh. Asupan
protein yang melebihi kebutuhan tubuh, maka asam amino akan melepas ikatan
nitrogennya dan diubah melalui serangkaian reaksi menjadi trigiserida. Kelebihan
karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Glikogen akan
disimpan didalam hati dan otot. Kemudian lemak akan di simpan disekitar perut dan
dibawah kulit (Kharismawati, 2010).
Obesitas yang terjadi pada masa remaja ini perlu mendapatkan perhatian, sebab
obesitas yang timbul pada waktu anak dan remaja bila kemudian berlanjut hingga
dewasa akan sulit di atasi. Beberapa dampak yang terjadi dalam jangka panjang
menurut Damayanti, 2008 diantaranya adalah sebagai berikut :
Gangguan pernafasan seperti asma, nafas pendek, menggorok saat tidur dan
tidur apnue (terhentinya pernafasan untuk sementara waktu ketika sedang
tidur). Hal ini disebabkan karena penimbunan lemak yang berlebihan di bawah
diagragma dalam dinding dada yang menekankan paru-paru
Gangguan tulang persendian beban tubuh anak yang terlalu berat
mengakibatkan gangguan ortopedi dan gangguan lain yang sering dirasakan
adalah nyeri punggung bawah dan nyeri akibat radang sendi.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Dian, dkk. 2016. Efektifitas Penatalaksanaan Proses Asuhan Gizi
Terstandar terhadap Perbaikan Asupan Pasien Sindrom Metabolik di RSUD
Sidoarjo. Retrieved from: https://journal.unimus.ac.id
https://journal.uii.ac.id
Suryani, Isti, dkk. 2018. Dietetik Penyakit Tidak Menular. Retrieved from:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Dietetik-
Penyakit-Tidak-Menular_SC.pdf