Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS PENGARUH SIMPLIFIKASI PEMBUKAAN

REKENING DANA NASABAH (RDN) PADA PERKEMBANGAN


PASAR MODAL SYARIAH DI INDONESIA

Oleh:
Mia Amalia
NIRM: 081.20.0493.18

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Pada Program Studi Ekonomi Syariah

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH SEKOLAH TINGGI


EKONOMI ISLAM AL-ISHLAH
CIREBON
2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alaamiin, penulis panjatkan puji syukur


kepada Allah SWT yang dengan rahmat dan karunia-Nya telah memberikan
kemudahan, kekuatan serta keteguhan hati dan penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada phak-pihak yang telah membantu dalam proses
penyususn proposal peneitian sehingga penulis dapat menyusun proposal
penelitian yang berjudul “Optimalisasi Digital Pembukaan Rekening Dana
Nasabah (RDN) Pada Pasar Modal Syariah Di Indonesia”.
Penulis menyadari betul bahwa proposal penelitian ini memiliki
keterbatasan ilmiah, oleh karenanya segala kritik dan saran yang
membangun akan menjadi bekal berharga bagi penulis. Semoga proposal
penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan apa yang
terkandung didalamnya.

Cirebon, 10 Januari 2022

Mia Amalia

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar Modal Syariah menurut penyusunan Kitab Undang-undang
Hukum Dagang Syariah, pasar modal (suq maliyah) adalah kegiatan
penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkan. Pengertian lainnya dari pasar modal Syariah
adalah suatu investasi yang menerapkan prinsip atau nilai Syariah ketika
melakukan aktivitas perdagangan dan menghindari yang dilarang oleh
ajaran Islam seperti maysir, gharar, riba, spekulasi dll.
Praktik pasar modal Syariah seperti halnya kegiatan Lembaga
keuangan perbankan Syariah dalam operasionalnya tidak mengalami
guncangan seperti yang sering terjadi dalam akivitas Lembaga keungan
perbankan konvensional dan pasar modal konvensional yang rentan terjdi
guncangan karena fluktuasi harga sebagai akibat dari kegiatan transaksi
yang dilarang oleh ajaran islam.
Pada tahun 2020, OJK akan melakukan upaya lebih lanjut, yang
terakhir fokus pada pengembangan pasar modal syariah. Misalnya, bekerja
sama dengan UMKM untuk memperkuat peran pasar modal dalam
mendanai sektor publik. Pasar modal syariah ini juga membentuk
kebangkitan Islam di sektor ekonomi melalui transaksi dan kegiatan
ekonomi yang mengikuti prinsip syariah. Sebagai landasan hukum pasar
modal syariah, didasarkan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSNMUI) dan juga diatur dalam Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Kegiatan hukum dapat
dilakukan sesuai dengan Syariah maupun konvensional.
Pesatnya perkembangan yang terus berjalan seiring berjalannya
waktu pasar modal syariah tetap tidak bebas dari yang namanya hambatan.

3
Akan tetapi demi mempercepat pertumbuhannya telah dilakukan beberapa
usaha diantaranya strategi yang telah tersusun rapi dan terukur. Dalam
penelitian ini penulis bermaksud mengulas bagaimana prospek
perkembangan pasar modal syariah di Indonesia serta strategi apa saja
yang lakukan dalam langkah pengembangannya. Berikut data statistic
perkembangan saham Syariah dari tahun 2016 hingga 2021:

Gambar 1.1: Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2021

Data perkembangan saham syariah di Indonesia tahun 2016 hingga


tahun 2021 yang dikeluarkan oleh OJK tercatat bawa pada tahun 2016
perkembangan saham Syariah periode 1 tercatat 321, untuk periode kedua
pada tahun tersebut tercatat 345. Tahun 2017 periode 1 tercatat 351 dan
periode kedua tercatat 375. Tahun 2018 periode 1 tercatat 381, untuk
periode kedua tercatat 407. Pada tahun 2019 periode 1 tercatat 408 dan
periode kedua tercatat 435. Tahun 2020 perkembangan aham Syariah pada
periode 1 lebih tinggi tercatat 457 sedangkan untuk periode kedua tercatat
436. Kemudian terakhir pada tahun 2021periode pertama tercatat 464.

4
Dari perjabaran data perkembangan saham Syariah di Indonesia
dapat disimpulkan bahwasannya saham Syariah di Indonesia mengalami
perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ketahun. Hal ini
menunjukan bahwa potensi pasar modal Syariah di Indonesia masih sangat
besar namun belum dikembangkan secara sepenuhnya.
Perkembangan pasar modal syariah Indonesia dimulai pada tahun
2011 ketika muncul Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan efeknya
mengarahkan investasi di pasar saham, yang sesuai dengan prinsip-prinsip
hukum Syariah. Hal ini didukung oleh digitalisasi yang terjadi di sector-
sektor pasar modal, termasuk pasar modal syariah.

Berikut adalah data kapitalisasi pasar indec syariah di BEI:


Tabel 1.1: Kapitalisasi pasar indec syariah di BEI

5
Meski perkembangan pasar modal Syariah di Indonesia dikatakan
signifikan selama beberapa tahun terakhir, namun masih ada sejumlah poin
yang perlu ditingkatkan pada pasar modal Syariah. Salah satu kendala yang
masih kerap muncul adalah proses pembukuan Rekening Dana Nasabah
(RDN) Syariah yang digunakan untuk menyimpan dana masih belum
sepenuhnya dilakukan secara digital.
Rekening Dana Nasabah Syariah (RDN) adalah rekening atas nama
nasabah untuk jual beli saham dan produk investasi lainnya di pasar modal.
Rekening dana klien juga biasa disebut sebagai rekening dana investor,

6
yang digunakan untuk menyimpan dana. Proses pembukaan rekening dana
syariah di pasar modal merupakan bagian dari Sistem Online Trading
Syariah (SOTS) yang dikembangkan oleh beberapa sekuritas.
Pada dasarnya, rekening dana nasabah adalah sama dengan rekening
bank secara umum. Hal yang membedakan dari rekening dana nasabah
adalah tidak memiliki buku tabungan atau kartu, layaknya rekening bank
biasa. Nasabah juga tidak diberikan cek, giro dan letter of authorization
setelah membuat RDN.
Ketika mendengar Rekening Dana Nasabah (RDN) sudah tidak
asing lagi dengan yang Namanya Bank Administrator. Bank administrator
ini merupakan Bank yang memberikan pelayanan jasa kepada perusahaan
efek untuk membuka dana bagi nasabahnya untuk bertransakasi di pasar
modal baik pasar modal Syariah maupun konvensional. Di Indonesia sendiri
terdapat 16 Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN) yang
diantaranya terdiri dari 14 Bank umum dan 2 Bank Syariah.

Tabel 1.2: Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN)


No Nama Bank
1 PT. Bank BCA Syariah
2 PT. Bank Syariah Indonesia
3 PT. Bank Central Asia Tbk
4 PT. Bank Mega Tbk
5 PT. Bank Nationalnobu Tbk
6 PT. Bank Pan Indonesia
7 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
8 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
9 PT. Bank CIMB Niaga Tbk
10 PT. Bank Permata Tbk
11 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
12 PT. Bank Sinarmas Tbk

7
13 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
14 PT. Bank Mayapada Internasional Tbk
15 PT. Bank OCBC NISP Tbk
16 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Pedoman pembukaan Rekening Efek Nasabah dan Rekening Dana


Nasabah secara elektronik yang dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mendefinisikan RDN adalah:
“Rekening dana atas nama nasabah di Bank RDN yang ditunjuk oleh
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, yang diadministrasikan oleh Perantara Pedagang
Efek berdasarkan kuasa atau intstruksi dari nasabah”.
Dari penjelasan fenomena-fenomena diatas makadari itu peneliti
mengambil tema penelitian terkait pembukuan Rekening Dana Nasabah
(RDN) Syariah pada pasar modal Syariah dengan judul “ANALISIS
PENGARUH SIMPLIFIKASI PEMBUKAAN REKENING DANA
NASABAH (RDN) TERHADAP PERKEMBANGAN PASAR
MODAL SYARIAH DI INDONESIA”

1.2 Rumusan Masalah

1. Seberapa Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah?


2. Apakah simplifikasi pembukaan Rekening Dana (RDN) Syariah
berpengaruh terhadap perkembangan pasar modal Syariah di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis kendala pembukuan Rekening Dana Nasabah (RDN)


Syariah.
2. Untuk menganalisis strategi untuk mengatasi kendala dalam pembukaan
Rekening Dana Syariah (RDN) Syariah?

8
1.4 Manfaat Penelitian

1. Teoritis
Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah untuk menambah wawasan
tentang variabel-variabel yang mempengaruhi kendala pembukuan
Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah bagaimana strateginya dalam
mengatasi kendala tersebut. Selain itu, penelitian ini, sebagai acuan dan
pedoman bagi peneliti dimasa yang akan datang.

2. Praktis
a. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian secara praktis bagi pemerintah adalah untuk
dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat menambah informasi
dalam pengambilan keputusan bagi untuk menentukan strategi dalam
mengatasi kendala pembukuan Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah
dan untuk memberikan pengetahuan, pengalaman baru serta sebagai
bahan informasi bagi peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut dalam
aspek yang sama maupun aspek yang berhubungan.

b. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan
kebijakan strategi dimasa yang akan dating terkait pasar modal Syariah.

1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian ini terdiri dari:


BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian serta Sistematika Penelitian.

9
BAB II TELAAH PUSTAKA
Menjelaskan Telaah Teori, Telaah Penelitian Sebelumnya, Kerangka Pemikiran
dan Hipotesis Penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Menjelaskan Desain Penelitian, Jenis dan Sumber data: Sekunder, Populasi,
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel, Variabel Penelitian dan Definisi
Operasional Variabel dan Metode Analisis Data.

BAB II
TELAAH TEORI

2.1 Pasar Modal Syariah

10
2.1.1 Pengertian Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah merupakan kegiatan dalam pasar modal
sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal
dengan tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan tetap diawasi
oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Kuangan
(Bapepam-LK). Pasar modal syariah diluncurkan secara resmi pada
tahun 2003 dan berkembang sampai saat ini tak terkecuali di
Indonesia.
Terwujudnya pasar modal syariah juga menjadi bagian dari
motor penggerak perekonomian Indonesia yang kuat dan berdaya
saing, khususnya dalam revitalisasi ekonomi syariah. Pada dasarnya
sistem pasar modal syariah tidak jauh berbeda dengan pasar modal
tradisional. Hanya pasar modal syariah yang memiliki beberapa
karakteristik. Artinya, mekanisme dan produknya sesuai dengan
prinsip Syariah dan Fiqih Muamalah. Sementara itu, pakar Tjipto
Darmadji mendefinisikan pasar modal syariah sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat
diperdagangkan baik dalam bentuk utang maupun ekuitas.
Dewan Syariah Nasional (DSN), sebuah organisasi yang
didukung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), telah menerbitkan
peraturan tentang kegiatan dan produk investasi di pasar modal
syariah Indonesia. Ketentuan ini tertuang dalam Fatwa MUI.
Keberadaan pasar modal syariah yang berkembang saat ini
dibuktikan dengan adanya pasar modal syariah yang membentuk
perkembangannya, antara lain obligasi syariah, enam saham syariah,
reksa dana syariah, dan sarana lainnya. Keberadaan sarana ini bisa
disebut sebagai indikator yang menjelaskan perkembangan pasar
modal syariah.
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia melalui
berbagai proses dan tahapan yang sangat menjanjikan, pada
akhirnya mengarah pada berbagai produk dan produk investasi

11
syariah di pasar modal syariah, serta perusahaan yang ikut dalam
daftar efek syariah.
Penerbitan instrumen investasi tersebut dipandang sebagai
segala bentuk inovasi keuangan syariah, khususnya di Indonesia,
namun masih ada masyarakat umum yang meyakini bahwa pasar
modal syariah masih berkembang secara statis. Hal ini disebabkan
kurangnya pengetahuan dan wawasan umum tentang pasar modal
syariah.
Oleh karena itu disebutkan mengapa perkembangan pasar
modal syariah dapat dilihat dari sisi instrumentnya. Jika instrument-
instrumen itu berkembang dengan sangat signifikan maka kinerja
pasar modal syariah juga dapat dikatakan baik. Saham syariah
merupakan instrumen pasar modal syariah lainnya yang kinerjanya
lebih unggul dibandingkan saham konvensional. Hal ini dibuktikan
dengan melihat statistik perkembangannya sejak tahun 2013 hingga
tahun 2019 yang terus meningkat.

2.1.2 Prinsip-prinsip Pasar Modal Syariah


Prinsip Islam di pasar modal diartikan sebagai prinsip-
prinsip yang menjadi variable atau syarat utama terbentuknya pasar
modal secara syariah. Prinsip-prinsip dasar Islam yang utama di
pasar modal terdiri atas pelarangan Riba, Gharar, Maysir (Judi) dan
Kehalalan Barang. (Islamic Capital Market Fact Finding Report –
IOSCO 2004).
1. Riba, suatu tambahan dalam transaksi Efek yang ditetapkan atau
diperjanjikan di depan dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari
transaksi tersebut.
2. Gharar, suatu ketidakjelasan/ketidakpastian dalam suatu akad,
baik mengenai kualitas, kuantitas dan penyerahan obyek akad.
3. Maysir, suatu bentuk aktivitas yang mengandung unsur untung-
untungan, penipuan atau manipulasi.

12
4. Kehalalan barang, barang dan jasa yang menjadi objek transaksi
wajib halal, yang menjadikan keharaman atas barang atau jasa
dapat dikarenakan zatnya ( Haram Li Dzatihi), bukan karena
zatnya (Haram li Ghairihi) dan karena keberadaannya
Prinsip Islam di Pasar Modal Syariah Indonesia merujuk
pada Peraturan OJK No.15/POJK.04/2015 tentang Penerapan
Prinsip Syariah di Pasar Modal adalah : “Prinsip-prinsip hukum
Islam dalam kegiatan di bidang Pasar Modal berdasarkan fatwa
DSN-MUI, baik fatwa yang ditetapkan dalam peraturan OJK
maupun fatwa yang telah diterbitkan sebelum ditetapkannya
peraturan ini, sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan dengan
peraturan ini dan atau Peraturan OJK lain yang didasarkan pada
fatwa DSN-MUI”.

2.1.3 Landasan Regulasi Pasar Modal Syariah di Indonesia


Seperti yang tertuang dalam definisi Prinisp Syariah di Pasar
Modal Indonesia, maka yang menjadi acuan regulasi dalam
penerapan Pasar Modal Syariah di Indonesia adalah :
1. Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI).
2. Peraturan OJK (POJK) terkait Pasar Modal Syariah.M
Meskipun fatwa sifatnya tidak mengikat, tetapi pada prakteknya
fatwa DSN-MUI adalah salah satu rujukan dalam mengembangkan
pasar modal syariah Indonesia. Sampai dengan saat ini, terdapat 19
fatwa DSN-MUI yang berhubungan dengan pasar modal syariah. 4
fatwa DSN-MUI yang menjadi dasar pengembangan pasar modal
syariah adalah:
1. Fatwa DSN-MUI No: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah

13
2. Fatwa DSN-MUI No: 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di
Bidang Pasar Modal
3. Fatwa DSN-MUI No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan
Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat
Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.
4. Fatwa DSN-MUI No. 124/DSN-MUI/XI/2018 tentang
Penerapan Prinsip Syariah dalam Pelaksanaan Layanan Jasa
Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek Serta
Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu.

2.1.4 PJOK Tentang Pasar Syariah


Tabel 2.1.4: 11 Peraturan Pasar Modal Syariah yang
Dikeluarkan Oleh OJK
No Judul Penjelasan
1 POJK Nomor POJK tentang Penerapan
15/POJK.04/2015 Prinsip Syariah di Pasar
Modal.
2 POJK Nomor POJK tentang Ahli Syariah
16/POJK.04/2015 Pasar Modal
3 POJK Nomor POJK tentang Penerbitan dan
17/POJK.04/2015 Persyaratan Efek Syariah
Berupa Saham oleh Emiten
Syariah atau Perusahaan
Publik Syariah.
4 POJK Nomor POJK tentang Penerbitan dan
18/POJK.04/2015 Persyaratan Sukuk
5 POJK Nomor POJK tentang Penerbitan dan
19/POJK.04/2015 Persyaratan Reksa Dana
Syariah

14
6 POJK Nomor POJK tentang Penerbitan dan
20/POJK.04/2015 Persyaratan Efek Beragun
Aset Syariah
7 POJK Nomor POJK tentang Dana Investasi
30/POJK.04/2016 Real Estate Syariah Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif.
8 POJK Nomor POJK tentang akad yang
53/POJK.04/2015 Digunakan dalam Penerbitan
Efek Syariah di Pasar Moda
9 POJK Nomor Tentang Penerapan Prinsip
61/POJK.04/2016 Syariah di Pasar Modal Pada
Manajer Investasi
10 POJK Nomor 35 Tentang Kriterita dan
/POJK.04/2017 Penerbitan Daftar Efek
Syariah
11 POJK Nomor 03 Tentang Perubahan atas
/POJK.04/2018 Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor
18/POJK.04/2015 Tentang
Penerbitan dan Persyaratan
Sukuk

2.1.5 Pengertian Efek Syariah


Efek syariah adalah objek transaksi (mabi’) yang merupakan
produk investasi yang memenuhi prinsip Islam dan dapat
diperjualbelikan di Pasar Modal Syariah. Berdasarkan peraturan
OJK definisi Efek Syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya yang akad, cara pengelolaan, kegiatan usaha, aset
yang menjadi landasan akad, cara pengelolaan, kegiatan usaha;
dan/atau aset yang terkait dengan Efek dimaksud dan penerbitnya,

15
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Dengan
demikian setiap Efek yang diatur dalam UUPM, dapat dijadikan
Efek syariah selama memenuhi prinsip syariah di Pasar Modal.

Jenis-jenis Efek Syariah di Pasar Modal Syariah Indonesia:


1. Saham Syariah (438 Saham)
2. Reksa Dana Syariah (269 Reksa Dana)*
3. Exchange Traded Fund Syariah (Etf Syariah) (3 Etf)**
4. Sukuk (180 Sukuk)**
5. Efek Beragun Aset Syariah (Eba/Eba-Sp) 6. Dana Investasi Real
Estate Syariah (Dire Kik Syariah)

2.2 Rekening Dana Nasaba (RDN) Syariah


2.2.1 Pengertian Rekening Dana (RDN) Syariah
Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah adalah rekening
yang menampung semua uang investor, baik modal investasi, hasil
keuntungan investasi dan hasil penjualan saham syariah. RDN
Syariah dibukakan di bank syariah yang menjadi bank pembayar
atau bank administrasi transaksi Efek Syariah.
2.2.2 Prosedur Pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah
Sebelum berinvestasi saham, setiap investor diwajibkan
untuk memiliki Rekening Dana Nasabah (RDN) alias Rekening
Dana Investor (RDI). Rekening ini digunakan sebagai penampung
dana untuk keperluan transaksi jual-beli di pasar modal.

Rekening ini dibuka oleh perantara perdagangan efek atau


sekuritas yang ditunjuk oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan
RDN, nasabah dapat secara langsung memonitor saldo rekeningnya
usai melakukan transaksi jual-beli saham. Setiap bulan, nasabah
bakal dikirimkan rekening koran yang mencatat seluruh transaksi

16
dalam RDN. Bentuknya, ada yang elektronik (e-statement) dan
buku.

1. Siapkan Dokumen Pribadi

Ada beberapa dokumen pribadi yang perlu disiapkan sebelum


membuka RDN atau rekening saham. Salah satunya, kartu
identitas berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi warga
negara Indonesia (WNI) atau KITAS/Passport untuk warga
negara asing (WNA) dan fotokopi Nomor Peserta Wajib Pajak
(NPWP). Namun bagi yang tidak memiliki NPWP, bisa
melampirkan NPWP orang tua jika masih pelajar. Boleh juga
melampirkan NPWP suami untuk seorang ibu rumah tangga atau
melampirkan surat keterangan tidak punya NPWP. Setelah itu,
perlu juga disiapkan fotokopi halaman depan atau cover buku
tabungan. Lalu siapkan dua lembar materai Rp6.000 sebagai
syarat legalitas.

2. Pilih Sekuritas

Usai menyiapkan dokumen pribadi, langkah selanjutnya


adalah memilih sekuritas untuk membuat RDN tersebut. Sebab,
pembukaan RDN ini harus dilakukan di sekuritas, bukan di BEI.
Pilihlah sekuritas, pialang ataupun broker yang telah mendapat
izin usaha dan diawasi oleh Ororitas Jasa Keungan (OJK).
Pastikan mereka punya surat izin Perantara Perdagangan Efek
(PPE) atau Wakil Perantara Perdangan Efek (WPPE) dari OJK
dan tercatat di BEI.

3. Isi Formulir

17
Langkah selanjutnya adalah mengisi formulir
pembukaan RDN di sekuritas yang sudah dipilih. Tapi patut
diingat, formulir pembukaan rekening itu ada dua jenis. Satu,
rekening efek untuk transaksi jual-beli efek yang dibayar dan
diterima secara tunai pada jatuh tempo. Kedua, rekening RDI,
yakni rekening bank atas nama investor yang terpisah dari
rekening atas nama sekuritas. Rekening ini bertujuan untuk
memisahkan dana nasabah dengan dana perusahaan efek.

Cara pembukaannya bisa dilakukan secara langsung


dengan mendatangi perusahaan sekuritas atau boleh juga dengan
cara online. Dengan cara daring, dokumen bisa diunduh
langsung melalui situs resmi perusahaan sekuritas atau melalui
aplikasi.

4. Setor Deposit Awal

Terakhir, setorlah deposito awal yang disyaratkan oleh


sekuritas. Setoran ini nantinya akan masuk ke rekening RDI
milik investor. Nilai setoran awalnya bervariasi, mulai dari
Rp100.000-Rp3 juta. Cek masing-masing nilai minimum
setoran awal itu di website atau aplikasi masing-masing
sekuritas. (TrenAsia.com)

2.3 Telaah Penelitian Sebelumnya


Tabel 2.3: Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Metode Hasil


(Tahun) Penelitian Penelitian Penelitian
1 Athif Urgensi Metode Hasil
Nizamuddin RDN penelitian penelitian
Aulia, Kholis (Rekening yang menunjukkan
Firmansyah Dana digunakan bahwa
dan Ashlihah Nasabah) adalah urgensi
(2021) (keharusan)

18
Pada Aplikasi analisis diadakannya
Fast deskript RDN
if kualitatif. (Rekening
Pengumpulan Dana
data yang Nasabah)
digunakan pada Aplik
adalah asi FAST
wawancara, sangat
observasi berpengaruh
dan untuk
dokumentasi memudahkan
nasabah
dalam
bertransaksi
saham

19
2.4 Kerangka Pemikiran

Pasar Modal Syariah

Perkembangan Pasar Modal


Syariah di Indonesia

Rekening Dana Nasabah


Digital
(RDN)

Avaibilitas

Aksesbilitas Pengguna

20
Analisis Pengaruh Simplifikasi Pembukaan Rekening Dana
Nasabah (RDN) Pada Perkembangan Pasar Modal Syariah di
Indonesia

Gambar 2.3: Skema Kerangka Berfikir

2.5 Hipotesis Penelitian


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan
penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat.
Hipotesis juga bisa diartikan sebagai pernyataan tentative tentang
hubungan antara beberapa dua variable atau lebih (Wiratna, 2019).
Hipotesis ini sifatnya masih praduga sehingga harus dibuktikan
kebenarannya. Hipotesis akan ditolak apabila salah dan akan diterima
apabila benar. Penerimaan atau penolakan hipotesis bergantung
terhadap hasil penyelidikan fakta yang sudah terkumpulkan. Untuk
menguji ada atau tidaknya perbedaan terhadap pembukaan Rekening
Dana Nasabah sebelum atau setelah dilakukannya simplifikasi terhadap
perkembangan pasar modal Syariah di Indonesia. Maka peneliti
meurmuskan hipotesis sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pembukaan RDN
sebelum atau setelah dilakukannya simplifikasi terhadap perkembangan
pasar modal Syariah di Indonesia.
H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara antara pembukaan RDN
sebelum atau setelah dilakukannya simplifikasi terhadap perkembangan
pasar modal Syariah di Indonesia.

21
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif dapt didefinisikan sebagai metode pendekatan penelitian
untuk meneliti suatu sempel atau populasi tertentu, instrument
penelitian digunakan dalam mengumpulkan data, analisis data yang
bersifat statistic, guna menguji sebuah hipotesis yang ditetapkan
(Sugiono, 2012:8)

3.2 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data
sekunder. Data skunder merupakan data yang perolehannya melalui
media perantara atau diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung
(Sugiono, 2012:8). Data sekunder yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang berasal dari instansi
BPS, OJK dan literature-literatur lainnya yang berhubungan dengan
penelitian ini.

22
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
pasar modal syariah yang tercatat di IDX dan OJK. Penentuan sampel
yang digunakan yaitu ditentukan dengan teknik judgement sampling.
Teknik Judgement sampling dalam penelitian ini memiliki kriteria
bahwa (1) mempublikasikan perkembangan pasar modal syariah dan
(2) mempublikasikan kapitalisasi pasar indec syariah

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


Variabel penelitian dan definisi operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rekening Dana Nasabah
Syariah (RDN) dan Pasar Modal Syariah.

3.5 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Dokumen. Yaitu berasal dari instansi IDX, BPS, OJK dan literature-
literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Sedangkan
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi yaitu cara yang digunakan dalam
pengumpulan data dalam bentuk dokumen dan kemudian dikaji.

23
DAFTAR PUSTAKA

24
25

Anda mungkin juga menyukai