Anda di halaman 1dari 6

Jenis, Kelas Kuat dan Awet Kayu

A. PENGERTIAN STRUKTUR KAYU

Struktur kayu ialah sebuah struktur yg factor susunannya ialah kayu. Dalam perkembangannya, struktur
kayu tidak sedikit difungsikan sbg alternatif dalam perencanaan pekerjaan-pekerjaan sipil, diantaranya
yakni : rangka kuda-kuda, rangka & gelagar jembatan, struktur perancah, kolom, & balok lantai
bangunan. Pada dasarnya kayu adalah bahan alam yg banyak memiliki kelemahan struktural, maka
pengunaan kayu sbg bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh lantaran itu, maka
struktur kayu kurang populer di bandingkan dgn beton & baja. Akibatnya sekarang terdapat
kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah (dekoratif).
Namun begitu pada keadaan tertentu (contohnya : terhadap daerah tertentu, di mana secara ekonomis
kayu lebih menguntungkan dari pada pemakaian bahan yg lain) peranan kayu juga sebagai bahan
struktur tetap diperlukan. 

Sbg bahan struktur kayu memiliki beraneka kapabilitas, khususnya dalam : 


1. Menahan Tarikan. kemampuan paling besar yg bisa ditahan oleh kayu merupakan sejajar arah serat,
sedangkan kemampuan tarikan tegak lurus arah serat lebih kecil dari pada sejajar serat. 
2. Menahan Tekanan (Desak). Kayu pun dapat menahan beban desak, baik tekanan sejajar serat
ataupun tegak lurus serat, contohnya sbg bantalan kereta api. Daya tahan desak tegak lurus serat lebih
mungil apabila di bandingkan bersama sejajar serat. 
3. Menahan Lenturan. Besar Nya daya tahan kayu pada lenturan tergantung pada jenis kayu, besar nya
peampang kayu, berat tubuh, lebar bentangan, maka dgn dapatnya kayu menaan lenturan sehingga
akan menahan beban tetap meupun beban kejut/pukulan. Juga Sebagai bahan struktur kayu rata-rata
diperdagangkan dgn ukuran tertentu & dipakai dalam wujud balok, papan, atau bentangan bulat,
(berdasarkan SK-SNI-03-2445-1991). 

1. Kelebihan Kayu :
a. Berkekuatan tinggi dgn berat jenis rendah. 
b. Tahan pada pengaruh kimia & listrik.
c. Relatif mudah dikerjakan & diganti. 
d. Mudah didapatkan, relatif murah. 
e. Pengaruh temperatur pada perubahan bentuk dapat diabaikan. 
f. Pada kayu kering mempunyai daya hantar panas & listrik yg rendah, sehingga baik buat partisi. 
g. Mempunyai sisi keindahan yg khas. 

2. Kekurangan Kayu : 
a. Adanya sifat-sifat kayu yg kurang homogen (ketidak seragaman), cacat kayu (mata kayu, retak,
dll.). 
b. Sekian Banyak kategori kayu kurang awet. 
c. Kekuatannya amat dipengaruhi oleh type kayu, kualitas, kelembaban & pengaruh saat pembebanan. 
d. Keterbatasan ukuran khususnya utk memenuhi keperluan struktur bangunan yg semakin beskala
agung & tinggi. 
e. Utk beberapa kategori kayu tertentu harganya relatif mahal & ketersediaan terbatas (langka). 

B. HUBUNGAN BERAT JENIS & KEKUATAN

Berat jenis menyatakan berat kayu dibagi dgn volumenya, biasanya kayu yg baru ditebang memiliki
kadar air 40 persen utk kayu berat sampai & 200 persen utk kayu ringan. Kadar air tersebut akan ke
luar bersamaan dgn mengeringnya kayu sampai mencapai titik jenuh serat (fiber saturation point), yg
berkadar lengas kira-kira 25–35 persen. Jika kayu mengering di bawah titik jenuh seratnya, dinding sel
jadi padat, akibatnya serat-seratnya jadi kuat & kokoh. Jadi turunnya kadar lengas kayu
mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu. Berdasarkan berat jenisnya, kayu di Indonesia dibedakan
menjadi lima kelas kuat. 

1.1 : Tabel Kelas Kuat Kayu 

C. CARA MENINGKATKAN KEAWETAN KAYU


Upaya meningkatkan keawetan kayu sudah lama dilakukan, tujuannnya yaitu utk meningkatkan
ketahanan kayu terhadap serangan-serangan serangga (rayap, bubuk, dll.) supaya memperpanjang usia
kayu. Lembaga Penelitian Hasil Hutan (LPPH), membagi keawetan kayu jadi lima kelas awet.

1.2 : Tabel Kelas Awet Kayu 

KELAS KAYU MENURUT


KEAWETAN
DAN KEKUATANNYA
Jenis kayu untuk bahan bangunan yang terdapat di Indonesia sangat banyak
jumlahnya.  Agar dapat memilih jenis kayu yang tepat untuk konstruksi perlu
dipahami tentang kelas kayu menurut keawetan dan kekuatannya.  Dengan demikian
penggunaan kayu dalam pekerjaan konstruksi akan lebih efektif dan efisien.

Kelas Kayu Menurut Tingkat Keawetannya


Yang menentukan keawetan kayu adalah daya tahan kayu terhadap pengaruh
perusakan oleh rayap-rayap, serangga, binatang-binatang kecil lain serta pengaruh
cuaca.

Parameter-parameter di bawah ini digunakan untuk menentukan tingkat keawetan


kayu:

1. kayu ditempatkan di tanah lembab


2. kayu ditempatkan di tempat yang tidak terlindung, tetapi dicegah masuknya air ke
dalam tempat penyimpanan.
3. kayu ditempatkan di tempat terlindung
4. kayu ditempatkan di tempat terlindung dan dipelihara. Selain itu diamati pula daya
tahan kayu terhadap rayap dan serangga
5. kayu dimakan rayap
6. kayu dimakan oleh serangga yang lain (kumbang, bubuk kayu)
Dari ke enam para meter di atas, kayu digolongkan menjadi 5 tingkatan sebagai
berikut (angka pada tabel menunjukkan jumlah tahun kayu itu masih dalam keadaan
baik):

 
Kelas Kayu Menurut Tingkat Kekuatannya
Untuk menentukan tingkat kekuatan kayu, didasarkan pada kuat lentur, kuat desak
dan berat jenis kayu.   Pada tabel berikut ditampilkan kuat lentur, kuat desak dan berat
jenis kayu untuk ke 5 kelas/tingkat.

Tingkat Pemakaian
Ada 5 macam tingkat pemakaian kayu yaitu:

Tingkat I dan II: untuk keperluan konstruksi berat, tidak terlindung dan terkena tanah
lembab.  Yang termasuk kayu tingkat I antara lain adalah kayu jato, merbau, bangkirai
belian dan resak.   Yang termasuk tingkat II antara lain adalah rasamala, merawan dan
lain-lain.
Tingkat III: untuk keperluan konstruksi berat yang terlindung. yang termasuk tingkat
III antara lain kayu puspa, kamper, kruing.
Tingkat IV: untuk konstruksi ringan yang terlindung. antara lain adalah kayu meranti,
suren, dan lain-lain
Tingkat V: hanya untuk keperluan pekerjaan sementara
Berikut ini beberapa macam kayu yang sering dipakai untuk pekerjaan konstruksi
dengan tingkat kekuatan dan keawetannya.
 

Anda mungkin juga menyukai