Struktur kayu ialah sebuah struktur yg factor susunannya ialah kayu. Dalam perkembangannya, struktur
kayu tidak sedikit difungsikan sbg alternatif dalam perencanaan pekerjaan-pekerjaan sipil, diantaranya
yakni : rangka kuda-kuda, rangka & gelagar jembatan, struktur perancah, kolom, & balok lantai
bangunan. Pada dasarnya kayu adalah bahan alam yg banyak memiliki kelemahan struktural, maka
pengunaan kayu sbg bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh lantaran itu, maka
struktur kayu kurang populer di bandingkan dgn beton & baja. Akibatnya sekarang terdapat
kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah (dekoratif).
Namun begitu pada keadaan tertentu (contohnya : terhadap daerah tertentu, di mana secara ekonomis
kayu lebih menguntungkan dari pada pemakaian bahan yg lain) peranan kayu juga sebagai bahan
struktur tetap diperlukan.
1. Kelebihan Kayu :
a. Berkekuatan tinggi dgn berat jenis rendah.
b. Tahan pada pengaruh kimia & listrik.
c. Relatif mudah dikerjakan & diganti.
d. Mudah didapatkan, relatif murah.
e. Pengaruh temperatur pada perubahan bentuk dapat diabaikan.
f. Pada kayu kering mempunyai daya hantar panas & listrik yg rendah, sehingga baik buat partisi.
g. Mempunyai sisi keindahan yg khas.
2. Kekurangan Kayu :
a. Adanya sifat-sifat kayu yg kurang homogen (ketidak seragaman), cacat kayu (mata kayu, retak,
dll.).
b. Sekian Banyak kategori kayu kurang awet.
c. Kekuatannya amat dipengaruhi oleh type kayu, kualitas, kelembaban & pengaruh saat pembebanan.
d. Keterbatasan ukuran khususnya utk memenuhi keperluan struktur bangunan yg semakin beskala
agung & tinggi.
e. Utk beberapa kategori kayu tertentu harganya relatif mahal & ketersediaan terbatas (langka).
Berat jenis menyatakan berat kayu dibagi dgn volumenya, biasanya kayu yg baru ditebang memiliki
kadar air 40 persen utk kayu berat sampai & 200 persen utk kayu ringan. Kadar air tersebut akan ke
luar bersamaan dgn mengeringnya kayu sampai mencapai titik jenuh serat (fiber saturation point), yg
berkadar lengas kira-kira 25–35 persen. Jika kayu mengering di bawah titik jenuh seratnya, dinding sel
jadi padat, akibatnya serat-seratnya jadi kuat & kokoh. Jadi turunnya kadar lengas kayu
mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu. Berdasarkan berat jenisnya, kayu di Indonesia dibedakan
menjadi lima kelas kuat.
Kelas Kayu Menurut Tingkat Kekuatannya
Untuk menentukan tingkat kekuatan kayu, didasarkan pada kuat lentur, kuat desak
dan berat jenis kayu. Pada tabel berikut ditampilkan kuat lentur, kuat desak dan berat
jenis kayu untuk ke 5 kelas/tingkat.
Tingkat Pemakaian
Ada 5 macam tingkat pemakaian kayu yaitu:
Tingkat I dan II: untuk keperluan konstruksi berat, tidak terlindung dan terkena tanah
lembab. Yang termasuk kayu tingkat I antara lain adalah kayu jato, merbau, bangkirai
belian dan resak. Yang termasuk tingkat II antara lain adalah rasamala, merawan dan
lain-lain.
Tingkat III: untuk keperluan konstruksi berat yang terlindung. yang termasuk tingkat
III antara lain kayu puspa, kamper, kruing.
Tingkat IV: untuk konstruksi ringan yang terlindung. antara lain adalah kayu meranti,
suren, dan lain-lain
Tingkat V: hanya untuk keperluan pekerjaan sementara
Berikut ini beberapa macam kayu yang sering dipakai untuk pekerjaan konstruksi
dengan tingkat kekuatan dan keawetannya.