Anda di halaman 1dari 7

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 1 NO. 2

MUTU EKOLOGIS MATERIAL PENUTUP ATAP


Disusun Oleh :

Ranhard S. Antou
Dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik
Universitas Nusa Nipa Maumere
INDONESIA
sonnyantou@yahoo.co.id

ABSTRAK

Dalam memilih material penutup atap masyarakat dihadapkan pada berbagai aspek,
baik harga maupun status social. Penelitian ini ditinjau dari aspek mutu ekologis dimana
dengan menggunakan tiga sampel material penutup atap yaitu penutup atap terbuat dari
beton, tanah liat dan metal. Masing-masing sampel diberi tolok ukur berdasarkan aspek
ekologis dan diberi skor, Hasil memperlihatkan bahwa material atap yang terbuat dari tanah
liat mendapat skor tertinggi diikuti genteng beton dan atap metal.

Kata Kunci : Mutu ekologis, Material penutup atap

PENDAHULUAN direncanakan oleh semua fihak yang


` berkepentingan, didasarkan pada prinsip-
Sejalan dengan perkembangan ilmu prinsip ilmiah dan dilaksanakan secara
pengetahuan dan teknologi, serta aplikasinya manusiawi. Pada saat ini pencemaran
dalam pembangunan Negara, pemanfaatan berlangsung dimana-mana dengan laju
sumber daya alam akan meningkat. begitu cepat, kecenderungan pencemaran
Demikian pula dengan buangan berbahaya sudah sejak perang dunia kedua mengarah
nya, sehingga kualitas lingkungan hidup pada dua hal yaitu pembuangan senyawa
akan semakin berat. Pertumbuhan industry kimia tertentu yang semakin meningkat
diberbagai bidang serta tekanan terhadap terutama akibat kegiatan industry dan
sumber daya alam menyebabkan timbulnya transportasi yang kedua akibat penggunaan
permintaan, inovasi dan produksi sumber berbagai produk bioksida dan bahan bahan
bahan sintetis, yang sering tergolong dalam berbahaya aktivitas manusia ( Rukaesih,
bahan berbahaya, demikian pula dengan 2004)
buangannya. Industrialisasi akan membawa Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
serta kebutuhan akan pemukiman, tentang Bangunan Gedung mendorong
Perubahan kualitas lingkungan yang cepat pembangunan bangunan berarsitektur lokal
ini merupakan tantangan bagi manusia untuk serta lebih ramah lingkungan dan selaras
dapat menjaga fungsi lingkungan hidup agar dengan lingkungan asal. Desain bangunan
tetap normal sehingga daya dukung (green building) hemat energi, membatasi
kelangsungan hidup manusia dibumi ini lahan terbangun, layout sederhana, ruang
akan tetap lestari, dan kesehatan masyarakat mengalir, kualitas bangunan bermutu,
tetap terjamin Setiap aktifitas harus efisiensi bahan, dan material ramah
didasarkan atas kebutuhan manusia, lingkungan (green product).
ditujukan pada kehendak masyarakat,

[Mutu Ekologis Material Penutup Atap; Ranhard Sonny Antou] 71


RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

TINJAUAN PUSTAKA manusia dengan usaha kesehatan lingkungan


dianalogikan dengan hubungan antara
Pengertian Ekologi ekologi dengan pertanian, kehutanan dsb
(Sumirat,2002). Ekologi dapat didefinisikan
Yang dimaksud dengan ekologi adalah sebagai ilmu yang mempelajari hubungan
ilmu yang mempelajari interaksi antara timbal balik antara makluk hidup dan
setiap segi kehidupan fisik manusia (mental, lingkungannya.(Suskiyatno, 2007).Dalam
social) dengan lingkungan hidupnya jangka panjang rancangan dengan
(biologis, psykologis) secara kewseluruhan pendekatan ekologi bukan lagi merupakan
dan bersifat sintetis. Pengetahuan ekologi suatu pilihan melainkan suatu kebutuhan
manusia ini merupakan dasar esensial untuk yang harus dipenuhi, karena penduduk bumi
mengembangkan teknik-teknik baru dalam semakin lama semakin bertambah.
pengelolaan lingkungan. Hubungan ekologi

Gambar 1. Siklus Material Bangunan


Sumber : Berge, 2001

The world Congress of Architecture di regenerate (memperbaharui).(Lechner,


Chicago, AS Juni 1993 menyatakan ekologi 2007).
sebagai memenuhi keperluan generasi masa Para ilmuwan dunia sek arang begitu
kini tanpa harus berkompromi dengan peduli terhadap pentingnya kelestarian
kemampuan generasi masa depan untuk ekologi ini terlihat dengan diadakannya
memenuhi kebutuhan mereka. Sebuah komprensi tingkat tinggi seperti Protocol
masyarakat berkelanjutan akan Montreal 1987, KTT Bumi Rio de Jeneiro,
mengembalikan, melindungi dan 1992, Pertemuan Kyoto Jepang 1997 dan
melestarikan alam serta kebudayaan demi KTT Nusa Dua Bali 2007 tentang
kepentingan semua pihak, baik untuk masa Pemanasan Global.
kini maupun untuk masa depan nanti. Suatu
proses dalam mendesain dengan pendekatan
ekologi pendekatannya pada reduce Bahan Penutup Atap
(mengurangi), reuse (menggunakan
kembali), recycle (daur ulang) dan Pembangunan rumah tidak lepas dari
bentuk atap rumah atau penutup atap

[Mutu Ekologis Material Penutup Atap; Ranhard Sonny Antou] 72


RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

bangunan pada umumnya. Dari waktu ke genteng dengan bahan baku tanah liat
waktu, perkembangan bahan, bentuk dan bisa dikatakan sedikit rumit. Sebab,
fungsi atap semakin maju. Saat ini banyak segala sesuatunya dilakukan dengan
dijumpai bahan atap terbuat dari plastic dan cara manual, mulai dari proses
kaca, walaupun penggunaannya sebagai pembuatan, pembakaran, hingga
penutup atap bangunan belum bisa secara pengeringan dengan sinar matahari.
keseluruhan. Pada umumya atap ini hanya Ada aneka warna yang dapat dihasilkan
digunakan untuk pencahayaan. Sehingga dari genteng tanah liat, mulai dari
dalam pembahasan ini hanya dibatasi pada warna oranye sampai kehitaman.
bahan atap yang sudah umum digunakan Warna tersebut diperoleh dari bahan
yaitu bahan atap genteng beton, atap genteng baku tanah dan proses pembakaran
dari tanah liat dan atap dari material seng pada 3000 – 4000C. Genteng tanah liat
seperti seng gelombang dan genteng metal. menggunakan sistem pemasangan
interlocking. Sudut kemiringan
1. Genteng Tanah Liat pemasangan genteng tanah liat berkisar
Sejak zaman dahulu hingga sekarang, antara 300 – 400.Genteng tanah liat
penutup atap yang paling populer dapat bertahan hingga lebih dari 20
digunakan oleh masyarakat adalah tahun.
genteng dengan bahan yang terbuat
dari tanah liat. Proses pembuatan

Gambar 2. Contoh Atap Genteng Tanah Liat


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2012

2. Genteng Beton 3. Atap Seng/Metal

Geteng ini terbuat dari beton, yaitu Seng, merupakan lembaran tipis baja
campuran pasir, semen, kerikil, dan yang diberi lapisan seng, agar tidak
bahan aditif. Bentuknya yang mudah terjadi karat atau korosi.
bergelombang dan ada juga yang datar. Penutup atap seng dapat dipasang
Bentuk datar muncul seiring dengan langsung pada gording, tanpa reng, dan
gaya arsitektur rumah yang modern dan dapat dipasang pada kemiringan atap
minimalis sehingga perlu adanya yang lebih datar. Namun demikian,
penyesuaian bentuk atap yang lebih atap seng harus dipasang cukup kuat
sederhana. Keunggulannya adalah kuat dengan menggunakan paku untuk
dan tahan lama dan daya tahan menghindari terlepas dan terangkatnya
terhadap tekanan tinggi sehingga tidak seng akibat terpaan angin yang besar
mudah goyah oleh angin. Kelebihan dari jenis atap ini adalah
Kekurangannya memiliki tekstur yang kemudahan dalam pemasangannya,
kasar dan mudah timbul lumut pada terdapat banyak pilihan dari segi
permukaannya. gelombang,ukurannya sama karena

[Mutu Ekologis Material Penutup Atap; Ranhard Sonny Antou] 73


RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

dibuat di pabrik,murah dan dapat karena bocor berkarat. Kualitas seng


ditambal apabila bocor.Kekurangan yang buruk ini diperbaiki dengan
seng diantaranya adalah seringkali bantuan teknologi pelapisan sehingga
menimbulkan suara yang berisik disaat atap seng lebih tahan lama dari korosi.
hujan turun.
Seng sangat menghantarkan panas
sehingga ruangan menjadi panas pada
siang hari. Selain itu mudah berkarat,
sehingga hanya selama 2-3 tahun

Gambar 3. Contoh Genteng Beton Bergelombang dan Datar


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2012

Gambar 4. Contoh Seng Gelombang Zincalume (Bluescope Steel) dan


Seng Gelombang Baja Deck
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2012

Atap metal atau atap berbahan logam, tidak mudah terbawa angin karena
memiliki ukuran yang lebih besar dari bobotnya lumayan ringan. Pilihan
genteng tanah liat, yaitu sekitar 60-120 warna genteng metal yg tersedia sangat
cm, dgn ketebalan 0,3 mm. variatif dan menarik. Kombinasi warna
Pemasangan genteng ini tidak jauh atap dan dinding fasade bangunan
beda dengan genteng dari tanah liat. dapat menciptakan harmoni warna yg
Karena memiliki ukuran yang lebih menarik. Keunggulannya dari genteng
lebar maka dapat mempercepat waktu metal ini adalah mudah dan cepat
pemasangan pada sebuah rumah. dalam pemasangannya, hemat material
Genteng jenis ini biasanya memerlukan karena bentangnya yang lebih lebar,
sekrup untuk pemasangannya agar dilapisi bahan anti karat, menngunakan

[Mutu Ekologis Material Penutup Atap; Ranhard Sonny Antou] 74


RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

bahan anti pecah jadi lebih aman dari


kebocoran, teknologi baru yang
membuat genteng tidak menimbulkan
panas dan tidak mudah terbakar, selain
itu dilapisi bahan anti lumut sehingga
tidak perlu khawatir untuk mengecet
ulang yang tentunya memerlukan biaya
tambahan. Untuk kelemahannya yang
perlu diperhatikan adalah ketika
pemasangannya, karena jika tidak rapi
maka akan sangat tidak indah dilihat.

Gambar 5. Contoh Atap Metal Multiroof


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2012

4. Analisa Mutu Bahan Penutup Atap masing variable diberi skor yang
nantinya akan dijumlahkan keseluruhan
Pada analisa material penutup atap skor dari skor masing-masing variable.
digunakan pendekatan ekologis dimana Untuk mempermudah dibuat dalam
dengan menggunakan tolok ukur yang bentuk tabel.
juga merupakan variable. Masing-

Tabel 1. Analisa Mutu Ekologis Bahan Penutup Atap

Tolok ukur Genteng beton skor Genteng tanah liat skor Seng skor
Komposisi Campuran dari Dibuat dari tanah liat Terdiri dari biji
dan perekat (semen), (campuran alamiah besi dan zat arang
berkesinambu bahan tambahan atau buatan dari yang cukup
ngan (pasir, serat dsb) tanah pekat, slib, tersedia di
dan air 2 pasir dan air) 2 Indonesia dan dari 2
seng (Zn) yang
dibuat dari sfalerit
Tempat asal Eksploitasi bahan Eksploitasi bahan Eksploitasi biji
dan mentah merusak mentah merusak besi , sfalerit dan
eksploitasi lingkungan 0 lingkungan setempat 0 batu bara merusak 0
setempat lingkungan
setempat
Proses Primary Energy Primary Energy Primary Energy
produksi dan Index = 2.40 MJ Index = 3.60 MJ Index = 60 MJ
pengaruh Efek rumah kaca Efek rumah kaca = Efek rumah kaca
lingkungan. = 0.280 kg 3 0.350 kg 2 = 4.10 kg 1
PEI (yang Pengasaman = Pengasaman = 1.20 g Pengasaman =

[Mutu Ekologis Material Penutup Atap; Ranhard Sonny Antou] 75


RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

tidak 1.10 g 21.00 g


terbarukan)
dihitung per
kg bahan
bangunan.
Efek rumah
kaca (kg CO2
ekuivalen) jan
gka waktu 100
thn
Pengasaman
(g Sox
ekuivalen)
(data eropa,
Indonesia
perlu dikaji
lagi)

Pemasangan, Sampah dari Genteng Biasanya berupa


pembangunan, potongan/pecahan diletakkan/dipaku plat
konstruksi genteng dapat diatas reng, bergelombang.
dihancurkan bubungannya Sisa dan potongan
menjadi agregat 1 menggunakan mortar. 1 dapat didaur 2
beton. Sampah dari ulang yang
Pemotongan potongan/pecahan menghemat 70%
dengan mesin genteng dapat energy produksi
mengakibatkan dihancurkan menjadi
debu semen merah.
Pemotongan dengan
mesin mengakibatkan
debu
Pemeliharaan Masa pakai Masa pakai Seng
dan masa tergantung dari tergantung dari bergelombang
pakai kualitas genteng kualitas genteng (50 tanpa cacat agak
(50 tahun). tahun). tahan lama.
Pemeliharaannya 2 Pemeliharaannya 2 Permukaan 1
sedikit dan tahan sedikit dan tahan beroksidasi,
terhadap terhadap kebakaran kemudian dapat
kebakaran dilapisi cat anti
karat, (tahan
sampai 20 tahun)
Pengaruh Tidak Tidak mempengaruhi Bahan seng tidak
terhadap mempengaruhi kesehatan manusia. berpengaruh pada
kesehatan kesehatan kesehatan.
manusia manusia. 1 2 Yang 1
Hanya genteng mengganggu
sering dicat adalah cat kimia
dengan PVA terhadap
karatannya

Mereduksi 1.440 W/m2 2 1.470 W/m2 2 110 W/m2 1


panas
Pembongkara Jika bercampur Genteng bermutu Dalam keadaan
n dan dengan cat PVA tinggi dapat baik dapat
pembuangan harus dibuang ke 1 digunakan kembali 2 digunakan 2
TPA atau dihancurkan kembali, dapat
menjadi semen merah juga didaur ulang
menjadi baja
baru.
TOTAL
12 13 10
SKOR
Sumber : Analisa, 2012

[Mutu Ekologis Material Penutup Atap; Ranhard Sonny Antou] 76


RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

KESIMPULAN

Dari hasil analisa bahwa material atap


dari tanah liat (genteng tanah liat)
mendapatkan jumlah skor tertinggi diikuti
bahan atap genteng beton kemudian atap
dengan bahan seng.Sehingga dari segi
ekologi atap genteng tanah liat lebih
direkomendasikan.Sebagai saran karena atap
merupakan bagian dari struktur bangunan
rumah yang paling menderita akibat cuaca,
panas matahari waktu musim kemarau dan
air waktu musim penghujan.
Betapapun kuatnya material atap rumah,
lama kelamaan akan terdegradasi akibat
cuaca. Akibat yang timbul pada kerusakan
ini biasanya berwujud retak pada sambungan
tepi/gewel, retak rambut pada genteng tanah
liat, seng yang keropos/berkarat. Solusi
untuk hal ini adalah dengan melakukan
pemeliharaan berkala tiap tahun untuk
memperpanjang usia pakai (life time)
material atap.

DAFTAR PUSTAKA

Berge,B. 2001, The Ecologi of Building


Material, Architectur press : Oxfort

Lechner, N. 2000, Heating, Cooling,


Lighting, Second Edition
(terjemahan), Raja grafindo Persada,
PT. Jakarta

Rukaesih, 2004. Kimia Lingkungan, Andi


Offset,Yogyakarta

Satwiko Prasetio, 2008, Fisika Bangunan,


Andi Offset, Yogyakarta

Siagian S, 2005. Bahan bangunan yang


ramah lingkungan, e-USU Repositor

Soemirat juli, 2002, Kesehatan lingkungan,


cetakan kelima, Gadjah Mada Press,
Bandung

Suskiyatno, 2007. Dasar-dasar arsitektur


ekologis, Kanisius Bandung

[Mutu Ekologis Material Penutup Atap; Ranhard Sonny Antou] 77

Anda mungkin juga menyukai