Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskan kenapa risiko muncul? Apakah di dunia ini tidak ada sesuatu yang pasti? Jelaskan!

 Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko munculkarena ada kondisi
ketidakpastian. Praktis kita menghadapiketidakpastian di dunia ini. Sebagai contoh, hari ini bisa
hujan, bisa jugatidak hujan. Investasi kita bisa mendatangkan keuntungan (harga naik),bisa juga
menyebabkan kerugian (harga turun). Kepstian dalam dunia iniadalah ketidakpastian itu sendiri.
Ketidakpastian tersebut menyebabkanmunculnya risiko.
 Didunia ini terdapat kondisi kepastian yang sangat tinggi contohnya yaituhukum alam, hukum alam
bisa diprediksi dengan relatif pasti. Hukumalam merupakan contoh kepastian tersebut. Sebagai
contoh, kita bisamemprediksi dengan pasti bahwa bumi mengitari matahari selama 360hari (satu
tahun).
2. Jelaskan tipe-tipe risiko. Kenapa tipe-tipe risiko penting dipelajari?
Risiko bisa dikelompokkan ke dalam risiko murni dan risiko spekulatif dengan penjelasan sebagai berikut
:
1. Risiko murni (pure risks) adalah risiko di mana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan
keuntungan tidak ada. Jadi kita membicarakan potensi kerugian untuk risiko tipe ini. Beberapa contoh
risiko tipe ini adalah risiko kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya. Contoh lain adalah risiko banjir
menghantam rumah kita. Kejadian seperti itu akan merugikan kita. Tetapi rumah berdiri di tempat
tertentu tidak secara langsung akan mendatangkan keuntungan tertentu. Jika terjadi kebakaran atau
banjir, di samping individu yang terkena dampaknya, masyarakat secara keseluruhan juga akan
dirugikan. Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan risiko murni.
2. Risiko spekulatif adalah risiko di mana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan.
Potensi kerugian dan keuntungan dibicarakan dalam jenis risiko ini. Contoh tipe risiko ini adalah usaha
bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita mengharapkan keuntungan, meskipun ada potensi kerugian. Contoh
lain adalah jika kita memegang (membeli) saham. Harga pasar bisa meningkat (kita memperoleh
keuntungan), bisa juga analisis kita salah, harga saham bukannya meningkat, tetapi malah turun (kita
memperoleh kerugian). Risiko spekulatif juga bisa dinamakan sebagai risiko bisnis. Kerugian akibat risiko
spekulatif akan merugikan individu tertentu, tetapi akan menguntungkan individu lainnya. Misalkan
suatu perusahaan mengalami kerugian karena penjualannya turun, perusahaan lain barangkali akan
memperoleh keuntungan dari situasi tersebut. Secara total, masyarakat tidak dirugikan oleh risiko
spekulatif tersebut
Di samping kategorisasi murni dan spekulatif, risiko juga bisa dibedakan antara risiko yang dinamis dan
yang statis.
1. Risiko statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Sebagai contoh, risiko terkena petir
merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam yang tertentu. Karakteristik risiko ini praktis tidak
berubah dari waktu ke waktu.
2. Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu. Sebagai contoh, perubahan kondisi
masyarakat, perubahan teknologi, memunculkan jenis-jenis risiko baru. Misal, jika masyarakat semakin
kritis, sadar akan haknya, maka risiko hukum (legal risk) yang muncul karena masyaraka tlebih berani
mengajukan gugatan hukum (sue) terhadap perusahaan, akan semakin besar.
Risiko juga bisa dikelompokkan ke dalam risiko subjektif dan objektif dengan penjelasan sebagai berikut
ini.
1. Risiko objektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter yang objektif. Sebagai contoh,
fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal bisa diukur melalui standar deviasi,
misal standar deviasi return saham adalah 25% per tahun.
2. Risiko subjektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan kata lain, kondisi mental
seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu. Sebagai contoh, untuk
standar deviasi return pasar yang sama sebesar 25%, dua orang dengan kepribadian berbeda akan
mempunyai cara pandang yang berbeda. Orang yang konservatif akan menganggap risiko investasi di
pasar modal terlalu tinggi. Sementara bagi orang yang agresif, risiko investasi di pasar modal dianggap
tidak terlalu tinggi. Perhatikan bahwa kedua orang tersebut melihat pada risiko objektif yang sama, yaitu
standar deviasi return sebesar 25% per tahun
Tipe tipe resiko ini harus dipelajari, karena resiko merupakan elemen penting dalam kehidupan sehari
hari, tujuan mempelajari resiko adalah agar dapat terhindar dari hal hal yang tidak diinginkan.
3. Jelaskan proses manajemen risiko, kenapa proses manajemen risiko penting dipelajari
Proses manajemen resiko adalah bagian yang penting dari manajemen risiko karena merupakan
penerapan atas prinsip dan kerangka kerja manajemen resiko yang telah dibangun. (penetapan konteks,
penilaian risiko, dan penanganan risiko)
Manajemen risiko penting dipelajari, karena banyak contoh kerugian yang dialami oleh organisasi
karena kegagalannya mengelola risiko. Bahkan beberapa organisasi mengalami kerugian yang signifikan,
bahkan kebangkrutan, karena organisasi tersebut “gagal“ mengelola risiko
4. Jelaskan komponen-komponen enterprise risk management!
1. Lingkungan internal
Komponen lingkungan internal dalam ERM mencakup hal-hal seperti karakter organisasi dan
penetapan dasar bagaimana risiko dilihat dan ditangani oleh entitas manajemen dalam suatu
perusahaan. Lingkungan internal perusahaan ini juga termasuk di dalamnya filosofi manajemen
risiko dan selera risiko, integritas dan nilai etika, serta lingkungan fisik perusahaan itu sendiri.
2. Penetapan tujuan
Tujuan merupakan komponen penting dalam ERM karena ia harus ada sebelum manajemen dapat
mengidentifikasi kejadian potensial yang nantinya memengaruhi pencapaian pihak manajemen.
ERM memastikan bahwa manajemen perusahaan memiliki proses untuk menetapkan tujuan. Tak
hanya itu, pihak manajemen juga diharapkan dapat menentukan tujuan yang selaras dengan misi
entitas bisnis dan secara konsisten mampu menelaah risiko dari tujuan tersebut.
3. Identifikasi peristiwa
Melakukan identifikasi terhadap peristiwa atau kejadian, baik secara internal maupun eksternal,
dapat memengaruhi pencapaian tujuan entitas bisnis suatu perusahaan. Hal ini akan mempermudah
ERM untuk membedakan antara risiko dan peluang. Peluang ini dapat disalurkan kembali ke strategi
manajemen maupun juga dijadikan pasis terbentuknya proses penetapan tujuan oleh pihak
manajemen,
4. Penilaian resiko
Analisa risiko lewat ERM dapat menghasilkan penilaian dan pertimbangan akan adanya
kemungkinan dan dampak dari risiko tersebut. Hal ini nantinya akan dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan bagaimana risiko tersebut harus dikelola. Risiko dinilai atas dasar inheren atau
hubungan erat dan pengendapannya dalam suatu proses bisnis.
5. Respons risiko
Adanya ERM dapat memungkinkan pihak manajemen untuk memilih respons tertentu terhadap
risiko yang ditemukan. Respons ini dapat meliputi berbagai hal seperti menghindari, menerima,
mengurangi, atau bahkan berbagi risiko. Pengembangan serangkaian tindakan ini dilakukan untuk
menyelaraskan risiko dengan entitas toleransi terhadap bisnis dan selera risiko yang ditentukan
pimpinan perusahaan.
6. Pengendalian aktivitas
Pengendalian aktivitas merupakan komponen ERM yang diterapkan melalui kebijakan dan prosedur
perusahaan atau manajemen. Pengendalian aktivitas dilakukan untuk membantu manajemen dalam
memastikan respons risiko di perusahaan terlaksana secara efektif.
7. Informasi dan komunikasi
Komponen ERM yang berikutnya adalah informasi dan komunikasi, di mana keduanya berperan
penting dalam proses pelaksanaan tanggung jawab dalam perusahaan atau bisnis. Informasi yang
relevan dapat diidentifikasi, ditangkap, dan lantas dikomunikasikan dalam bentuk kerangka waktu
yang memungkinkan para pihak terkait dapat menjalankannya dengan baik. Komunikasi yang efektif
juga bersifat holistik pada setiap sektor bisnis perusahaan baik pimpinan hingga karyawan.
8. Pemantauan (monitoring)
Komponen terakhir dari ERM adalah monitoring. Hal ini dilakukan untuk memantau keseluruhan
proses ERM dan lantas menghasilkan evaluasi untuk dimodifikasi selaras kepentingan perusahaan,
Pemantauan dilakukan melalui kegiatan manajemen yang berkelanjutan dan evaluasi terpisah. 
5. Manajemen risiko membuat manajer menjadi berhati-hati, konservatif. Hal semacam itu tidak
menguntungkan perusahaan. Beri komentar atas pernyataan tersebut!

Manajemen risiko diharapkan membuat organisasi menjadi sadar risikodan menjadi berhati-hati dalam
pengambilan keputusan. Hasil yangdiharapkan dari perilaku tersebut adalah keputusan yang
optimal.Keputusan tersebut lebih baik dibandingkan dengan keputusan yangdiambil tanpa
memperhitungkan risiko. Manajemen risiko diibaratkandengan mengendarai kendaraan dengan cepat,
tetapi tetap terkendalisehingga pada waktu menikung, mobil kita akan tetap jalan. Jika tidakada
manajemen risiko, perusahaan bisa berlari terlalu kencang. Padawaktu belok, mobil tersebut bisa oleng,
keluar jalur, dan menabraksekitarnya. Hal semacam itu tentu saja tidak diinginkan

6. Jelaskan beberapa cara untuk meningkatkan budaya risiko

Untuk membangun budaya risiko diperlukan suatu keterpaduan langkah antara pihak
manajemen/pimpinan dengan unit internal auditor. Langkah-langkah yang dapat diambil, dalam rangka
menciptakan budaya  risiko mencakup 5 tahapan, yaitu :

1. Komitmen pimpinan menciptakan irama yang sama (tone at the top). Sebelum penerapan budaya
risiko diimplementasikan, harus ada komitmen bersama dari para pemimpin (eksekutif).
Pemimpinlah yang menjadi pendorong utama memulai budaya risiko. Selanjutnya, manajer-manajer
dan pimpinan level menengah berperan penting dalam mengomunikasikan dan mempengaruhi
perilaku karyawan/pegawai dalam upaya untuk mengimplementasikan manajemen risiko.
2. Berikan edukasi kepada seluruh stakeholders mengenai pentingnya melakukan manajemen risiko.
Sampaikan pemahaman kepada mereka, bagaimana potensi kerugian jika tanpa manajemen risiko.
Lakukan workshop dan training manajemen risiko untuk manajer di berbagai level organisasi,
bahkan stakeholders lainnya seperti supplier dan partner. Ini supaya stakeholders yang terkait
dengan bisnis kita dapat melakukan manajemen risiko dengan standar yang sama.
3. Lakukan kegiatan-kegiatan bersifat knowledge sharing mengenai manajemen risiko, di mana
karyawan dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen risiko.
4. Sesuatu menjadi culture jika dilakukan secara terus menerus dan konsisten dalam jangka waktu
yang panjang. Oleh karena itu, supaya budaya risiko tercipta, maka harus terdapat komunikasi yang
konsisten mengenai pentingnya manajemen risiko dalam aktivitas keseharian. Sehingga orang akan
konsisten dalam melakukan manajemen risiko dan aktivitasnya.
5. Jika organisasi mengekspektasikan supaya orang-orang di dalamnya melakukan manajemen risiko,
maka harus diciptakan suatu pendekatan yang jelas terhadap manajemen risiko. Prosedur harus
didokumentasikan, disosialisasikan, untuk kemudian diimplementasikan dalam keseharian
pengambilan keputusan. Hal ini supaya jelas, dan tidak terjadi kebingungan mengenai langkah apa
yang arus diambil

Anda mungkin juga menyukai