Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pendahuluan

Pada Pasien dengan Gangguan Citra Tubuh

A. Masalah Utama : Gangguan Citra Tubuh


B. Proses terjadinya masalah
1. Definisi
Menurut Herdman, T.Heather., S.Kamitsuru, 2008 gangguan citra
tubuh adalah konfusi dalam gambaran mental tentang diri, fisik,
individu.
Gangguan citra tubuh diartikan sebagai perasaan tidak puas
terhadap perubahan bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak
sesuai dengan yang diinginkan (Stuart, 2009).
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang
terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran,
bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuuai dengan yang diinginkan
(Keliat dkk, 2011).
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi terhadap
penampilan, struktur dan fungsi fisik individu (PPNI, 2016).
2. Penyebab
a. Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang
onjektif dan dapat diamati serta bersifat subjektif terhadap
dunia pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga diri
yang rendahm kerancauan identitas, dan depersonalisasi
2) Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran cultural.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputii :
ketidak percayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya,
perubahan dan struktur sosial. (Suliswati, 2015).
a. Prestisipasi (pencetus)
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologi atau
menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan
2) Ketegangan peran hubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada 3
jenis transisi peran :
a) Perkembangan transisi, yaitu perubahan normatif yang
berkaitan dengan perumbuhan. Pertumbuhan ini termasuk
tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga
dan norma-norma budaya, nilai-nilai, serta tekanan untuk
menyatukan diri.
b) Situasi transisi peran adalah bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui peristiwa penting dalam kehidupan
individu seperti kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergerakan dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan
oleh :
1. Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi
tubuh.
2. Perubahan fisik yang berkaitan dengan tumbuh kembang
normal.
3. Prosedur medis dan perawatan. (Suliswati, 2015).
b. Tanda dan gejala gangguan citra tubuh
1) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif:
a) Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
Objektif
a) Kehilangan bagian tubuh
b) Fungsi/struktur tubuh berubah atau hilang
2) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
a) Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilamham bagian
tubuh.
b) Mengungkapkan perasaan negatif terhadap perubahan
tubuh
c) Mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang
lain.
d) Mengungkapkan perubahan gaya hidup.
Objektif
a) Menyembunyikan/menunjukan bagian tubuh secara
berlebihan
b) Menghindari melihat dan atau menyentuh bagan tubuh
c) Fokus berlebihan pada perubahan tubuh
d) Respon nonverbal pada perubahan perubahan dan persepsi
tubuh
e) Fokus pada penampilan dan atau kekuatan masa lalu
f) Hubungan sosial berubah. (PPNI, 2016).
c. Akibat Gangguan Citra Tubuh
Harga Diri Rendah
C. Pohon masalah
Harga Diri Rendah

Gangguan Citra tubuh

Post Operasi
Sumber : Ns. Nurhalimah, 2016
D. Masalah dan Data yang harus dikaji
Data Analisa Data
Data Subjetif : Amputasi
1. Depersonalisasi bagian [tubuh]
atau kehilangan melalui kata ganti
netral. Kehilangan anggota tubuh

2. Penekanan pada kekuatan yang


tersisa.
Perasaan sedih, proses adaptasi,
3. Rasa takut terhadap penolakan
penurunan kepercayaan diri
atau reaksi dari orang lain/
4. Berfokus pada kekuatan, , fungsi
atau penampilan di masa lalu.
5. Pencapaian tertinggi. Gangguan Citra Tubuh

6. Perasaan negatif tentang tubuh


(misal perasaan putus asa, tidak
mampu, atau tidak berdaya).
7. Personalisasi dari bagian tubuh
atau bagian tubuh yang hilang
dengan menggunakan nama.
8. Fokus pada perubahan atau
kehilangan.
9. Menolak untuk memverifikasi
perubahan aktual.
10. Mengungkapkan secara verbal
perubahan gaya hidup.
Data Objektif :
1. Perubahan aktual pada struktur
atau fungsi (tubuh).
2. Perilaku memantau atau mencari
tau tentang tubuh individu.
3. Perubahan pada kemampuan
untuk memperkirakan hubungan
spasial tubuh terhadap
lingkungan.
4. Perubahan dalam keterlibatan
sosial.
5. Memperluas batasan tubuh untuk
menggabungkan benda-benda di
lingkungan.
6. Menutupi atau terlalu
memperlihatkan bagian tubuh
(dengan sengaja atau tidak
sengaja).
7. Kehilangan bagian tubuh.
8. Respon non verbal terhadap
perubahan aktual atau di rasa pada
tubuh (misal penampilan, struktur,
fungsi).
9. Tidak melihat pada bagian tubuh.
10. Tidak menyentuh bagian tubuh.
11. Melaporkan perasaan yang
menggambarkan gangguan
pandangan pada tubuh seseorang
(misal penampilan, struktur,
fungsi).
12. Melaporkan persepsi yang
merefleksikan gangguan
pandangan tubuh seseorang pada
tampilan.
13. Trauma terhadap bagian tubuh
yang tidak berfungsi.
14. Menyembunyikan atau membuka
secara berlebihan bagian tubuh
tanpa sengaja.

Sumber: (Ratri, Nindyah Panthoko. 2017)


E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh
F. Rencana Intervensi
Perencanaan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Evaluasi
1. Gangguan Body TUM: a. Bina hubungan a. Hubungan saling
Image Setelah dilakukan saling percaya percaya merupakan
tindakan keperawatan, b. Mengucapkan salam langkah awal yang
pasien mampu mengatasi terapeutik, penting dalam
gangguan citra tubuh memperkenalkan intervensi karena dapat
yang dialaminya. diri, panggil pasien meningkatkan
TUM: sesuai nama kepercayaan hubungan
1. Klien dapat panggilan yang yang terapeutik
membina hubungan disukai b. Dengan menyebutkan
saling percaya c. Membuat kontrak nama klien dapat
dengan perawat,. (informconsent) meningkatkan
2. Klien dapat d. Bantu pasien untuk komunikasi terapeutik.
mengungkapkan mengidentifikasi c. Kontak yang jelas
perasaan dan menguraikan dapat mempermudah
negative/takut yang perasaanya. intervensi selanjutnya.
dialaminya. e. Bantu pasien untuk d. mengidentifkasi
3. Mampu meningkatkan perasaan klien, akan
Mengidentifikasi fungsi bagian tubuh membuat pasien
gangguan citra yang terganggu merasa diperhatikan,
tubuhnya: penyebab melihat, menyentuh, dan merasa aman
4. Melakukan sosialisasi melatih. kepada perawat.
dengan orang lain f. Bantu menggunakan e. Mampu menerima
tanpa terganggu bagian tubuh yang kondisi dan
5. Melatih cara masih sehat dan meningkatkan
mempertahankan citra potensial. fisiologis tubuh yang
tubuh yang potensial g. Assegment ulang masih berpotensi.
citra tubuh dan f. Mengoptimalkan
latihan hasil bagian tubuh yang
peningkatan citra masih sehat.
tubuh. g. memvalidasi pasien
h. Membuat kontrak dan memantau
ulang latihan kemajuan
peningkatan citra h. kontrak dapat
tubuh dan sosialisasi memperjelas intervensi
i. Motivasi pasien selanjutnya.
untuk melakukan i. Meningkatkan
aktivitas yang semangat dan rasa
mengarah pada percaya diri.
pembentukan tubuh j. Membantu menutupi
yang ideal. rasa ketidakpercayaan
j. Gunakan pakaian diri.
baru sesuaikan k. Membantu
dengan kebutuhan perkembangan
pasien intervensi yang telah
k. Susun jadwal dilakukan
kegiatan sehari-hari l. Interaksi sosial dan
l. Dorong melakukan aktivitas dapat
aktivitas sehari-hari membantu
dan terlibat dalam meningkatkan rasa
keluarga dan sosial percaya diri pasien.
m.Beri pujian terhadap m. Memberikan reward
keberhasilan pasien atas keberhasilan
melakukan aktivitas. pasien.

G. Daftar Pustaka
Keliat, B.A. 2011. Proses Keperawatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.
Herdman, T.Heather., S.Kamitsuru (ed). Diterjemahkan oleh Budi Anna
Keliat, Henni Suzana Mediani. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 2018-2020.
Ns. Nurhalimah.2016. Modul Keperawatan Jiwa. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia edisi 1.Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Ratri, Nindyah Panthoko. 2017. Analisis Praktik Klinik Keperawatan
Kesehatan Masyarakat Perkotaan pada Ibu SMB dengan Masalah
Hambatan Komunikasi Verbal di Wisma Cempaka Sasana Tresna Werdha
Karya Bakti Cibubur. Depok: Universitas Indonesia.
Struart, G.W. 2009. Principle and Practice off Psychiatric Nursing. St
Louish: Mosby.
Suliswati. 2015. Modul Praktikum Keperawatn Jiwa II. Jakarta : Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan BPPSDM.

Anda mungkin juga menyukai