Anda di halaman 1dari 164

PEMBELAJARAN ASWAJA KE-NU-AN DI MTS DAN

MA ALHIKMAH BANDAR LAMPUNG

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana


Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

M.MAHFUDZ NASIR
NPM. 1986108061

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA (PPs)
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H / 2021 M
PEMBELAJARAN ASWAJA KE-NU-AN DI MTS DAN
MA ALHIKMAH BANDAR LAMPUNG

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana


Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

M.MAHFUDZ NASIR
NPM. 1986108061

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Pembimbing I : Dr. H. Muhammad Akmansyah, M.A


NIP. 197003181998031003

Pembimbing II : Dr. H. Amirudin, M.Ag


NIP. 196903051996031001

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA (PPs)
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H / 2021 M
\

i
ABSTRAK

Oleh
M.Mahfudz Nasir

Negara Indonesia mendapatkan guncangan hebat dengan hadirnya gerakan


radikalisme Agama yang muncul, hal ini merupakan masalah yang srius terutama
bagi kalangan Pelajar, ditambah lagi gerakan-gerakan dengan radikal dan intoleran
tersebut semakin hari semakin meluas di Negara Indonesia. Melihat hal tersebut
maka di Indonesia membutuhkan gerakan dengan faham yang menyebarkan Islam
secara damai, islam yang toleran dan islam yang berfikir moderat terutama bagi
pelajar islam yang ada di Indonesia saat peneliti melakukan observasi di MTs dan
MA al Hikmah, Penulis mendapati siswa-siswi al Hikmah memiliki prilaku yang
baik, Menjalankan kegiatan-kegian keaswajaanya rutin secara istiqomahpara siswa
juga ramah, santun, toleran dalam pergaulan, moderat, berkebangsaan tinggi. Hal
ini disebabkan karena di MTs dan MA al Hikmah Bandar Lampung pasa siswa
dibekali dengan materi pelajran Aswaja. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu
untuk mendalami lebih jauh bagaimana pembelajaran aswaja ini sehingga berhasil
membentuk karakter peserta didik yang dicapai.
Jenis penelitian ini yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun
sumber data dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, wakil kepala bidang
kurikulum, dan guru pengajar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian aktivitas dalam analisis data
meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi,
sedanguji kebasahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber
dan triangulasi tekhnik.
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran aswaja di MTs dan MA al
Hikmah bandar lampung memiliki tujuan yang mengarah pada pembentukan
karakter dan keorganisasian NU, pembelajaran dilaksanakan dengan metode
diskusi, tanya jawab, cramah, ibroh, cerita dan metode sorogan,. Adapun bahan
ajar yang digunakan merupakan bahan ajar cetak berbentuk buku dan kitab Hujjah
Ahlussunnah Wal Jama‟ah Lil A‟amali Al Yaumiyati 2 jilid yang dikarang sendiri
oleh salah satu pengajar di MA al Hikmah, untuk evaluasi didasarkan pada
penialaian autentik dimana aspek yang dinalai yaitu pengetahuan, ketrampilan dan
sikap.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Aswaja ke-Nu-
an di MTs dan MA al Hikmah Bandar Lampung dapat dikatakan sudah baik.
dibuktikan dengan penyusunan tujuan pembelajran yang sudah memperhatikan
lingkungan serta keadaan para siswa, penggunaan dan penyusunan bahan ajar.
metode yang digunakan sangat variatif juga penilaian yang meliputi 3 aspek yakni
pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Penelitian ini menyempurnakan penelitian
sebelumnya yang ditulis oleh Ibniyanto dengan berjudul “implementasi
pembelajaran aswaja dalam membentuk prilaku sosial keagamaan peserta didik”

Kata Kunci: Pembelajaran, Aswaja Ke-NU-an, MTs, Tujuan, Bahan Ajar,


Metode,Evaluasi.

ii
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : M. Mahfudz Nasir

Tempat, tanggal lahir : Banjarsari, 18 Januari 1996

Anak ke- : 3 dari 4 bersaudara

Nama Orang Tua : Muhammad Nasir Ikhsan dan Alfiatun

Nama Saudara : (Kakak) Ikhwanuddin Nasir, Abdul Malik Nasir dan

(Adik) Umi Khulaifah Nasir

Riwayat Pendidikan : MI Al Ma’mur Banjarsari (2002 – 2008)

Mts Al Ma’ruf Margodadi (2008 – 2011)

MA Al Ma’ruf Margodadi (2011 – 2014)

S-1 UIN Raden Intan Lampung (2015 – 2019)

S-2 UIN Raden Intan Lampung (2019 – sekarang)

Alamat Rumah : Jl. Iman Rejo No 01 Banjar Sari Kec. Wonosobo Kab.

Tanggamus Prov. Lampung

Email : mmahfudznasir@gmail.com

Bandar Lampung, Juni 2021


Penulis

M. Mahfudz Nasir
NPM. 1986108061

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha pengasih dan penyayang berkat rahmat,

taufiq dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan salam

semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai kekasih-Nya

dan teladan untuk seluruh umat manusia yang kita harapkan syafa’atnya nanti

dihari akhir.

Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister

Pendidikan Agama Islam di Program Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung.

Dalam proses penyelesaian tesis ini, peneliti mendapat bantuan dari berbagai

pihak baik berupa bantuan materil maupun dukungan moril. Atas bantuan dan

ketulusan hati dari semua pihak maka tesis dengan judul “Pembelajaran Aswaja

Ke-NU-an di MTs dan MA Al Hikmah Bandar Lampung” ini dapat terwujud.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Dengan segala

kerendahan hati peneliti ucapan terima kasihkepada:

1. Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

2. Dr. H. Muhammad Akmansyah, M.A., dan Dr. Sovia Mas Ayu, M.A.,

sebagai ketua jurusan dan sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam

Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

iv
3. Dr. H. Muhammad Akmansyah, M.A., dan Dr. H. Amirudin, M.Ag.,

sebagai pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti dengan ikhlas

dan sabar hingga akhir penyusunan tesis ini.

4. Dosen Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung Prodi Pendidikan Agama Islam yang telah mendidik serta

memberikan ilmu kepada peneliti selama perkuliahan.

5. Staff Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung Prodi Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan

pelayanan terbaik kepada peneliti dan memudahkan segala proses

pendidikan peneliti sampai akhir semester.

6. Ibu Siti Masyithah, M.Pd, dan Bapak Mukhtarudin,S.Pd selaku kepala

MTs dan MA Al Hikmah Bandar Lampung yang telah memberikan izin

peneliti untuk mengadakan penelitian pada sekolah tersebut dan

memberikan informasi demi kesempurnaan data yang dibutuhkan dalam

penelitian tesis ini.

7. Muson, M.Pd.I, Musyarofah, S.Pd.I, Abdul Malik Nasir, S.Pd,

Mukhtarudin,S.Pd.I dan Miswanto,M.H.I selaku guru Aswaja Ke-NU-an

MTs dan MA Al Hikmah Bandar Lampung yang telah memberikan

bimbingan, arahan serta informasi terkaitpenelitian tesis ini.

v
8. Kedua Orang tua tercinta Bapak Muhammad Nasir Ikhsan dan Ibu

Alfiatun yang telah berjasa membantu baik secara moril maupun

materil dalampenyelesaian tesis ini.

9. Sahabat-sahabat jurusan PAI Kelas C Angkatan 2019 Program

Pascasarjana Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang

mengawali hari-hari di kampus dengan penuh kebersamaan dan

semangat serta dengan kebersamaannya peneliti senantiasa

termotivasi untuk semangat berjuang dan meningkatkan kualitas

diri menjadi lebih baik lagi.

10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu

yang telah berjasa membantu baik secara moril maupun materil

dalam penyelesaian tesis ini.

Peneliti berharap kepada Allah Swt. semoga apa yang telah

mereka berikan dengan segala kemudahan dan keikhlasannya akan

menjadikan pahala dan amal yang barakah serta mendapat balasan yang

terbaik dari Allah Swt. Aamiin. Peneliti menyadari banyak kekurangan

dalam penyusunan tesis ini. Meskipun demikian peneliti berharap semoga

tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan pembaca demi

kemajuan pendidikan. Aamiin.

Bandar Lampung, Juni 2021

Peneliti

M.Mahfudz Nasir
NPM. 1986108061

vi
DAFTAR ISI

COVER LUAR
COVER DALAM
HALAMAN PERSETUJUAN
ABSTRAK ...............................................................................................................ii
BIODATA PENULIS ..............................................................................................iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1
B. Fokus dan Sub Fokus ..................................................................................10
C. Rumusan Masalah .......................................................................................11
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................11
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................12
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An ...............................................................13
1. Pengertian Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An ........................................13
2. Ruang Lingkup Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An .................................19
3. Standar Isi Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An .......................................21
B. Komponen Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An .............................................22
1. Tujuan Pembelajran Aswaja Ke-NU-An.................................................22
2. Bahan Ajar Aswaja Ke-NU-An...............................................................23
3. Metode Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An ..............................................26
4. Evaluasi ..................................................................................................29
C. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Latar Penelitian ...........................................................................................36
B. Metode Dan Prosedur Penelitian ................................................................36
C. Data Dan Sumber Data Penelitian ..............................................................38
D. Tekhnik Dan Prosedur Pengumpulan Data .................................................40
1. Metode Observasi ...................................................................................41
2. Metode Wawancara ................................................................................41
3. Metode Dokumentasi .............................................................................42
E. Prosedur Analisa Data ................................................................................43
1. Reduksi ...................................................................................................43
2. Display ...................................................................................................43
3. Kesimpulan dan Verivikasi ....................................................................44
F. Uji Keabsahan Data .......................................................................................44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah MTs Al Hikmah Bandar Lampung ............................................46
a. Visi dan Misi MTs Al Hikmah Bandar Lampung .............................47

vii
b. Struktur Organisasi MTs Al Hikmah Bandar Lampung ....................48
c. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Al Hikmah
Bandar Lampung ...............................................................................48
d. Kedaan Peserta Didik di MTs Al Hikmah Bandar Lampung ............49
e. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Al Hikmah Bandar
Lampung ............................................................................................51
2. Profil MA Al Hikmah Bandar Lampung ...............................................51
a. Sejarah MA Al Hikmah Bandar Lampung ........................................51
b. Visi dan Misi MA Al Hikmah Bandar Lampung ..............................53
c. Tujuan dan sasaran MA Al Hikmah Bandar Lampung .....................54
d. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MA Al Hikmah
Bandar Lampung ...............................................................................55
e. Kedaan Peserta Didik di MA Al Hikmah Bandar Lampung .............57
f. Keadaan Sarana dan Prasarana MA Al Hikmah Bandar
Lampung ............................................................................................58
B. Temuan Penelitian
1. Tujuan Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An di MA Al Hikmah
Bandar Lampung ..................................................................................59
2. Bahan Ajar Aswaja Ke-NU-An di MA Al Hikmah Bandar
Lampung ..............................................................................................65
3. Metode Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An di MA Al Hikmah
Bandar Lampung ..................................................................................76
4. Evaluasi Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An di MA Al Hikmah
Bandar Lampung ..................................................................................84
C Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Tujuan Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An di MA Al
Hikmah Bandar Lampung ....................................................................91
2. Analisis Bahan Ajar Aswaja Ke-NU-An di MA Al Hikmah
Bandar Lampung ..................................................................................93
3. Analisis Metode Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An di MA Al
Hikmah Bandar Lampung ....................................................................96
4. Analisis Evaluasi Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An di MA Al
Hikmah Bandar Lampung ....................................................................99

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................100
B. Saran ..............................................................................................................102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang multikultural,

baik dalam hal ras, suku keyakinan Agama, bahkan keyakinan dalam Agama

itu sendiri. Semua bersatu dalam wadah kesatuan dan persatuan indonesa yang

Bhineka Tunggal Ika, semboyan ini tentunya memiliki makna bahwa

kemajmemukan Negara Indonesia dominan memiliki nilai pluralitas yang

sangat tinggi.

Namun akhir-akhir ini Negara Indonesia mendapatkan guncangan

hebat dengan hadirnya gerakan radikalisme Agama yang muncul, hal ini

merupakan masalah yang srius terutama bagi kalangan Pelajar yang sedang

dalam masa perkembanganya, ditambah lagi gerakan-gerakan dengan

fahamnya yang radikal dan intoleran tersebut semakin hari semakin meluas di

Negara Indonesia.

Ditinjau dari beberapa hasil survei menunjukan faham radikalisme

mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun serta kaum

pelajar merupakan sasaran yang mudah bagi mereka, kaum-kaum yang baru

berhijrah dengan semangat keagamaan tanpa landasan yang tinggi. di tahun

2016, ditunjukan dari hasil survei Wahid Foundation bahwa dari sekitar 11 juta

atau 7,7 persen dari total penduduk yang ada di Indonesia menyatakan bersedia

berpartisipasi dalam radikalisme.2 Sedangkan hasil survei dari Alvara pada

tahun 2017 sebanyak 23 persen mahasiswa setuju dengan jihad khilafah,

1
2

dan 18 persen mahasiswa setuju dengan khilafah adalah bentuk pemerintahan

yang lebih tepat dibanding NKRI.1

Ditinjau dari sisi lain, sikap keagamaan sangat dipengaruhi oleh

fithrah beragama; dimana manusia mempunyai naluri untuk beragama, factor

lain yang berasal luar diri individu berupa bimbingan, pengembangan hidup

beragama dari lingkungannya. Kedua faktor diatas akan berdampak pada

lahirnya pengaruh psikologis pada manusia berupa rasa untuk ketergantungan,

rasa takut, rasa bersalah dan sebagainya yang akan menyebabkan lahirnya

keyakinan pada diri manusia. Selanjutnya, dari keyakinan tersebut akan

melahirkan pola tingkah laku untuk taat pada norma keagamaan bahkan

menciptakan norma keagamaan tertentu.

Dalam perspektif Islam, perilaku keberagamaan dijelaskan pada

Al- Qur‟an di bawah ini:

َٰٓ‫شيْط ِهََٰٰٓۚٓإِوَّ ۥهَُٰٓن ُك ْمَٰٓعد ٌُّو‬ ۟ ُ‫س ِْه ِمَٰٓكافَّتًَٰٓوَلَٰٓحخَّبِع‬


ُ ‫ىآَٰ ُخ‬
َّ ‫طىثَِٰٓٱن‬ ۟ ُ‫ىآَٰٱ ْد ُخه‬
ّ ‫ىآَٰفِىَٰٓٱن‬ ۟ ُ‫يَٰٓأيُّهآَٰٱنَّرِيهَٰٓءامى‬
َٰٓ‫ُّمبِيه‬
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Q.S. Al
Baqarah: 208).”2

Allah menuntut orang yang beriman supaya beragama secara

menyeluruh tidak hanya satu aspek atau dimensi tertentu saja, melainkan

terjalin secara harmonis dan berkesinambungan. Oleh karena itu, setiap

muslim baik dalam bersikap , berfikir, maupun bertindak haruslah didasarkan

1
Siful Arifi, “Urgensi Mata Kuliah Aswaja di Perguruan Tinggi Islam”, Jurnal Kariman,
Vol 07 No 02 (Desember 2019), Hal. 239
2
Kementrian Agama Republik Indonesi, Op.Cit., hal. 43

2
3

Pada nilai dan norma ajaran Islam. keberagamaan dapat dilihat dari

seberapa jauh pengetahuan , seberapa dalam keyakinan, seberapa konsisten

pelaksanaan ibadah ritual keagamaan, seberapa dalam penghayatan atas agama

Islam serta seberapa jauh pengamalan agama yang tercermin dalam

perilakunya. keberagamaan akan lebih luas dan mendalam apabila dirasakanya

suatu penghayatan dalam keagamaan seseorang itu sendiri.

C.Y. Glock dan R Stark menjelaskan ada lima dimensi agama dalam

diri manusia, yakni dimensi keyakinan (ideologis), dimensi peribadatan dan

praktek keagamaan (ritualistic), dimensi penghayatan (eksperensial), dimensi

pengamalan (konsekuensial) dan dimensi pengetahuan agama (intelektual).3

Bimo Walgito mengatakan bahwa perilaku merupakan suatu aktivitas

yang ada pada individu atau sebuah organisasi yang tidak timbul dengan

sendirinya, namun sebab adanya stimulus yang diterima oleh individu atau

organisasi itu sendiri baik itu stimulus yang bersifat eksternal maupun

internal.4

Maka, perilaku keagamaan yang dapat diukur secara kasat mata,

yaitu pada aspek ibadah ritual dan akhlak. Secara ritual dia akan terlihat pada

saat melaksanakan ibadah shalat lima waktu, puasa, shalat sunnah, haji, zakat,

membaca al-Qur’an, dan lain semacamnya. Sementara itu yang berkaitan

dengan akhlak akan terlihat pada saat ia berinteraksi dengan orang lain,

misalnya bersikap santun, ramah, toleran dan lain sebagainya.

3
Djamaluddin Ancok dan Fuad Anshori Suroyo, Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1995), hal. 77.
4
Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), hal. 15.

3
4

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat kita ketahui bahwa perilaku

manusia merupakan ekspresi dan manifestasi dari gejala hidup yang bersumber

dari kemampuan psikis dan berpusat pada adanya kebutuhan, sehingga

perilaku manusia diarahkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai

mahkluk individu, makhluk berketuhanan, serta mahkluk sosial. Jadi perilaku

mengandung sebuah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam

gerakan atau sikap.

Saat ini, banyak sekali kita temui perilaku sosial dan keagamaan umat

beragama yang dapat mengusik Bangsa dan Negara terutama di Indonesia.

Arus faham radikalisme yang semakin kuat juga telah menjadi salah satu isu

agama, menjadi sebuah aksi sosial yang mengatas namakan agama, isu agama

ini juga sangat ampuh dalam membelah persatuan dan menguji kekuatan

pemahaman keagamaan masyarakat Islam yang multikultur di Indonesia. Nilai

keislaman yang moderat apakah kini menemukan momentumnya, ia akan tetap

bertahan atau bahkan tergerus oleh arus radikalisme yang semakin menguat.

Nilai Agama merupakan bagian yang sangat penting bagi jiwa

peserta didik. Sebagian orang memiliki berpendapat bahwa moral dan

keagamaan dapat mengendalikan tingkah laku anak sehingga mereka tidak

akan melakukan hal-hal yang merugikan masyarakat atau bertentangan dengan

norma agama yang ada.5

Melihat hal tersebut maka di Indonesia membutuhkan gerakan dengan

faham yang menyebarkan Islam secara damai, islam yang toleran dan islam

5
Panut Panuju dan Ida Umami, Psikologi Remaj, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999),
hal. 55.
5

yang berfikir moderat terutama bagi pelajar islam yang ada di Indonesia,

Terutama (Ahl al-Sunnah Wa al-Jama‟ah) ASWAJA merupakan paradigma

kegamaan yang telah lama dianut oleh masyarakat (Nahdlatul Ulama) NU

harus diperhatikan secara serius dan terus diaktualisasikan, sebab nilai-nilai

Aswaja dapat dijadikan benteng dalam membendung gerakan yang radikal.

Melalui ideologi Aswaja yang di kembangkan secara masif dan terstruktur

melalui jalur-jalur pendidikan akan dapat memberikan pemahaman-

pemahaman islam yang moderat, santun ,damai kepada masyarakat.

Ajaran Aswaja menolak ajaran aqidah yang dimiliki oleh kelompok

radikal. Aswaja pun menolah gerakan-gerakan yang menyelesaikan masalah

melalui jalan kekerasan, pemaksaan, apalagi kerusuhan. Aswaja juga menolak

kelompok yang menutup diri dari mayoritas kaum muslimin.6

Islam di Indonesia selama mengedepankan interaksi sosial yang

harmonis dan toleran. Hal itu penting penting untuk kita perhatikan supaya

generasi masa depan Islam di Indonesia tidak terpuruk dalam konflik

keagamaan. Proses pengajaran ideologisasi Aswaja melalui dunia pendidikan

menjadi penting dilakukan karena tuntutan transformasi kehidupan saat ini.

Tanpanya, bisa saja Aswaja di Indonesia akan kehilangan relevansi dalam

menyikapi setiap persoalan umat. Terlebih lagi umat Islam saat ini, khususnya

generasi muda NU mulai tidak lagi mengenal ajaran Islam yang moderat. Tidak

menutup kemungkinan bahwa mereka justru bias menjadi pengikut dan

6
Masyudi Muchtar, dkk., Aswaja An-Nahdliyah, Ajaran Ahlussunnah wa al-Jama‟ah
yang Berlaku di Lingkungan Nahdlatul Ulama, (Surabaya: Khalista dan LTN NU Jawa Timur,
2007), hal. 18.
6

aktivis pada gerakan Islam radikal itu sendiri. Formalisme dalam aspek

kebudayaan dalam Aswaja tidaklah memiliki signifikansi yang kuat. Sikap

toleran Aswaja sudah memberikan makna khusus dalam hubungannya dengan

dimensi kemanusiaan yang luas.7

Oleh karena itu, sudah sepantasnya saat ini lembaga-lembaga

pendidikan di lingkungan NU pada khususnya harus mampu bersaing dengan

lembaga pendidikan lain. Kemajuan teknologi yang ada tidak hanya

mensyaratkan generasi muda NU bisa membaca dan menulis, namu juga harus

memahami serta menguasai ilmu pengetahuan yang nyaris berkembang tanpa

terkendali. Tentunya juga diiringi dengan dengan impelementasi nilai-nilai

Aswaja dalam memahami konteks sosial keagamaan yang dapat melahirkan

perilaku yang humanis.

Pembelajaran Aswaja didalamnya menyangkut tiga aspek, yaitu

aqidah, syariah dan tasawuf atau akhlak. Aspek aqidah menyangkut segala hal

yang berhubungan pada suatu hal yang berbau keyakinan. Sedangkan aspek

syariah mengajarkan segala hal yang berhubungan terkait kehidupan di dunia

maupun di akhirat. Pada aspek tasawuf atau akhlak lebih menekankan kepada

pembelajaran akhlak manusia.8

Kurikulum Aswaja memliki tujuan untuk memperkenalkan dan

menanamkan nilai-nilai ke-Aswaja-an dan ke-NU-an secara keseluruhan

terhadap peserta didik, sehingga diharapkan peserta didik tersebut akan

7
Imam Baehaqi (ed.), Kontroversi Aswaja, Aula Perdebatan dan Reinterpretasi,
(Yogyakarta: LKiS, 2000), hal. 37.
8
Masyudi, dkk, Aswaja An-Nahdliyah, (Surabaya: Khalista, 2007), hal.3
7

menjadi muslim yang memiliki keyakinan, ketakwaan kepada Allah SWT serta

berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal

Jama’ah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat,

tabi’in, tabi’it tabi’in, dan para ulama dari generasi salaf sampai generasi

khalaf.

Melihat beberapa literature dan hasil Penulisan yang ada. didapati

banyak sekali hasil yang menunjukan bahwa prilaku Keagamaan siswa yang

beragama dengan ramah, santun, moderat, toleransi dan konsisten dalam

menjalankan amaliyah keaswajanya sebab dipengaruhi oleh pembelajran

Aswaja yang ada di sekolah tersebut.

Mata pelajaran Aswaja Ke-NU-an di lembaga pendidikan

sesungguhnya merupakan bagian dari kurikulum tersendiri, di bawah naungan

Lembaga Pendidikan Ma’arif NU, sebagai lembaga yang bertugas menangani

bidang pendidikan dan pembelajaran formal.9 Namun untuk saat ini banyak

sekali madrasah-madrasah swasta yang bukan dibawah naungan LP Ma’arif

pun menggunakan kurikulum pembelajaran Aswaja pada kurikulum muatan

lokal yang ada. Hal itu bisa terjadi dikarenakan lembaga tersebut dibawah

kepengurusan yang notabenya NU atau dalam lingkungan pesantren NU.

Saat Penulis melakukan observasi di MTs dan MA al Hikmah,

Penulis mendapati Siswa-siswi al Hikmah memiliki Prilaku yang baik,

Menjalankan kegiatan-kegian keaswajaanya rutin secara istiqomah para siswa

juga ramah, santun, toleran dalam pergaulan, moderat, berkebangsaan tinggi

9
Soeleiman Fadeli dan Muhammad Subhan, Antologi NU, Buku II, (Surabaya: Khalisa,
2010), hal. 75
8

dll.

Penulis melakukan wawancara kepada Mukhtaruddin,S.Pd selaku

kepala sekolah MA al Hikmah mengenai sebab sikap dan prilaku keagamaan

yang dimiliki siswa-siswi di al Hikmah.

“Menurut saya dan saya sangat yakin bahwa prilaku


keagamaan siswa-siswi di Al Hikmah sangat dipengaruhi oleh mata
pelajaran yang ada disekolah, namun menurut saya itu sangat
didominasi oleh materi pelajaran Aswaja, dari situ mereka lebih
faham terhadap landasan-landasan dan dasar-dasar beragama secara
ramah dan santun.”10

Penulis juga melakukan wawancara kepada Hafidz Fathony salah

satu siswa Madrasah al Hikmah kelas XII IAI yang notabenya pondok

pesantren mengenai dampak pembelajaran Aswaja bagi siswa;

“Saya aktif sekali mengikuti kegiatan Keorganisasian di


Sekolah dan dipondok, saya juga mengikuti kegiatan-kegiatan
keagamaan yang biasa dilakukan oleh warga NU, ya itukan karna
memang kebiasaan dari rumah, ditambah lagi di pondok hal itu
memang kegiatan yang harus di ikuti, kalau tidak ikut ya dihukum,
tapi ya dulu saya kan hanya ikut-ikutan, dipondok pun hal-hal itu
tidak ada di pelajaran diniyah. Saya tau landasan hukum kegiatanya
ya karna pelajaran Aswaja yang ada disekolah”11

Penulis juga melakukan wawancara guna menambah data kepada

Danu Dwi Septiyan siswa MTs yang duduk di bangku kelas IX E dan

mendapatkan hasil;

“Saya mendapat banyak ilmu dari pelajaran aswaja ke-nu-


an, dimana saya diajarkan untuk bersifat Toleran, Moderat,
Seimbang, Adil dll. Saya juga jadi tau dan bisa membedakan mana
organisasi yang harus saya ikuti, tentunya guru saya juga
menyarankan NU beliau juga mengajarkan kalau NU juga memiliki

10
Mukhtaruddin, Kepala MA Al Hikmah, Wawancara, Bandar Lampung, 06 November
2020
11
M. Hafidz Fathoniy, Siswa Kelas XII IAI MA Al Hikmah, Wawancara, Bandar
Lampung, 06 November 2020
9

asas yang sama”12

Supaya lebih meyakinkan penulis bahwa prilaku sosial, keagamaan

dan pola fikir siswa siswi di al Hikmah dipengaruhi oleh mata pelajaran swaja,

penulis juga mewawancarai Alumni. Penulis mewawancarai Toni Khoironi

selaku Alumni MA al Hikmah dan sedang kuliah di UIN Raden Intan

Lampung, Penulis mendapatkan hasil;

“Tantangan yang ada di masyarakat sangat macam-macam,


dimana kita bertemu dengan orang yang sangat beda sekali sudut
pandang dalam hal agama, bahkan tak jarang bertemu orang yang
mengharam-haramkan kegiatan yang sering saya lakukan, terlebih
lagi ada juga yang malah mengkafirkan. Tapi ya Alhamdulillah
karna dulu di MA Al Hikmah saya belajar mengenai hal tersebut di
materi mata pelajaran Aswaja, jadi ya saya gak kaget dan malah bisa
menjawab kalau ditanya”13

Dalam konteks ini, perilaku sosial, keagamaan dan kebangsaan siswa

di sekolah merupakan tindak lanjut dari pendidikan keluarga. Pendidik hanya

menjadi teladan, mediator serta fasilitator, dalam proses pembentukan perilaku

peserta didik yang dipengaruhi oleh pembelajaran Aswaja.

Oleh karenanya, pembelajaran Aswaja ternyata memiliki peran yang

cukup signifikan untuk mengarahkan peserta didik dalam berperilaku, yang

hasilnya terlihat dari perubahan peserta didik lebih untuk lebih peduli terhadap

teman-temannya, dan secara perilaku keagamaan dapat dibuktikan dengan

siswa yang rajin melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti shalat,

mengaji, istighatsah, dan lain-lain, juga karakter moderat, toleransinya dan

beragama, serta mengetahui landasan-landasan dalam melakukan kegiatan

12
Danu Dwi Septiyan, Siswa Kelas IX MTs Al Hikmah, Wawancara, Bandar Lampung,
06 November 2020
13
Toni Khoironi, Alumni MA Al Hikmah, Wawancara, Bandar Lampung, 07 November
2020
10

keagamaan yang dilakukanya.

Dapat diketahui bahwa apa yang selama ini menjadi tujuan dari

rencana pembelajaran yang berfungsi untuk mengembangkan kreativitas dan

perubahan perilaku peserta didik dapat dikatakan berhasil.

Akan tetapi tidak bisa kita pungkiri bahwa perilaku, keagamaan, pola

fikir yang dihasilkan oleh peserta didik itu semata-mata hanya merupakan

pengaruh dari pembelajaran Aswaja saja atau materi yang lain. Namun yang

jelas bahwa dari hasil observasi yang Penulis lakukan, Penulis mengidentifikasi

bahwa mata pelajaran Aswaja yang ada di MTs dan MA al Hikmah Bandar

Lampung berpengaruh secara signifikan terhadap keyakinan, prilaku sosial,

prilaku keagamaan dan prinsip keagamaan para peserta didik.

Melihat uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan

mengkaji lebih dalam tentang pembelajaran Aswaja yang ada di MTs dan MA

al Hikmah Bandar Lampung, dengan judul penulisan “Pembelajaran Aswaja

Ke-NU-an di MTs dan MA al Hikmah Bandar Lampung”.

B. Fokus dan Subfokus Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka fokus

Penulisan ini adalah “Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al

Hikmah Bandar Lampung”, fokus Penulisan tersebut kemudian dijabarkan

menjadi beberapa sub fokus yaitu :

1. Tujuan Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al Hikmah Bandar

Lampung
11

2. Bahan Ajar yang digunakan dalam Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs

dan MA al Hikmah Bandar Lampung.

3. Metode Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al Hikmah

Bandar Lampung.

4. Evaluasi Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al Hikmah

Bandar Lampung.

C. Rumusan Masalah

1. Apa Tujuan Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al Hikmah

Bandar Lampung ?

2. Bagaimana bahan ajar pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al

Hikmah Bandar Lampung ?

3. Bagaimana metode pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al

Hikmah Bandar Lampung ?

4. Bagaimana evaluasi pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al

Hikmah Bandar Lampung ?

D. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang Penulis susun diatas, maka tujuan

dari Penulisan ini adalah sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui tentang tujuan pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di

MTs dan MA al Hikmah Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui tentang bahan ajar pembelajaran Aswaja Ke-NU-an

di MTS dan MA al Hikmah Bandar Lampung.


12

3. Untuk Mengetahui metode pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan

MA al Hikmah Bandar Lampung

4. Untuk mengetahui tentang evaluasi pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di

MTs dan MA al Hikmah Bandar Lampung.

E. Manfaat Penulisan

1. Secara Teoretis

Penulisan ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam khazanah

keilmuan baik dalam pengembangan pembelajaran atau materi pendidikan

Islam, Terkhusus pada kurikulum muatan lokal mata pelajaran Aswaja

baik itu pada lembaga dibawah naungan LP Ma’arif atau diluar LP

Ma’arif.

2. Secara Praktis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat berkonstribusi positif pada

hasil belajar yang bersumber pada nilai-nilai Aswaja. Dalam hal ini,

lembaga pendidikan yang berada di lingkungan NU atau diluar NU

diharapkan bisa mengambil manfaat dari hasil Penulisan terkait dengan

pembelajaran Aswaja yang selama ini telah diajarkan kepada peserta didik.
BAB II

KAJIAN TEORITIK

D. Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an

1. Pengertian Pembelajaran Aswaja Ke-Nu-an

Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun dari

unsur- unsur seperti perlengkapan, manusia, material, fasilitas, dan

prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan suatu

pembelajaran. Unsur manusia yang terlibat pada sistem pembelajaran yaitu

terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material meliputi slide, buku-

buku, film, video, audio, papan tulis, dan lain-lain. Fasilitas dan

perlengkapan meliputi Komputer, ruangan kelas, perlengkapan audio visual

dan lain sebagainya. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian

informasi, praktik, ujian ,belajar dan sebagainya.14

Jeanne Ellis Ormrod dalam bukunya “Educational Psychology

Developing Learners’’ menjelaskan bahwa pembelajaran didefinisikan ke

dalam tiga bagian yaitu:

1. pembelajaran merupakan suatu proses perubahan jangka panjang,

lebih dari sekadar penggunaan informasi secara singkat.

2. pembelajaran melibatkan proses asosiasi mental atau representasi,

interkoneksi internal dan entitas yang menyimpan suatu pengetahuan

serta keterampilan yang baru diperoleh.

14
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal.
57.

13
14

3. pembelajaran merupakan suatu perubahan yang didapatkan dari

pengalaman, sebagai hasil pematangan fisiologis. 15

Sedangkan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Bab 1

Pasal 1 Ayat 20 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Dari beberapa definisi yang telah di sebutkan diatas, definisi

tersebut tidaklah bersifat mutlak, masih bias dimungkinkan muncul sebuah

definisi-definisi yang lain soal pembelajaran. dari perbedaan definisi dari

para ahli tentang kata pembelajaran tersebut masih memiliki titik kesamaan

yang dapat kita fahami bersama. Titik kesamaanya yaitu pembelajaran

merupakan suatu usaha sadar, terencana dan dilakukan oleh guru atau

pendidik untuk menjadikan eserta didik belajar (mengubah tingkah laku

untuk mendapatkan kemampuan baru) yang berisi suatu sistem atau

rancangan untuk mencapai suatu tujuan.

Secara etimologi, Ahlusunnah wal jamaah berasal dari Bahasa

Arab, yaitu ahlu, as-sunnah dan al-jama’ah. Ahlu dapat berarti ashab al-

madzhab, yaitu “pemeluk aliran” atau disebut juga dengan pengikut

“madzhab”, jika dikaitkan dengan jalan, as-sunah mempunyai arti at-

thariqoh, yaitu “jalan”. Adapun al-jama’ah adalah sekumpulan orang yang

memiliki tujuan.

Adapun secara Terminologi, Ahlussunnah Wal Jamaah berarti

penganut sunnah dan mayoritas umat. Sedangkan maksud dari mayoritas

15
Jeanne Ellis Ormrod, Educational Psychology Developing Learners, penerj. Wahyu
Indiati, dkk, (Jakarta: Erlaangga, 2008), hal. 269.
15

umat disini adalah para sahabat Nabi Muhammad SAW.

Menurut Syech Abu Al-Fadl bin Syech Abdus syukur al-senori

menyebutkan bahwa definisi Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai kelompok

atau golongan yang senantiasa komitmen mengikuti sunnah Nabi

Muhammad SAW, dan Thariqoh para sahabatnya dalam hal akidah,

amaliyah fisik (Fiqih), dan ahlak batin (Tasawuf).

Definisi Ahlussunnah wal jamaah secara khusus, bias dilihat dari

definisi yang dikemukakan oleh Hadrotus Syech Hasim Asyari dalam

kitabnya Qonun Asasi Li Jam‟iyati Nahdhat Al-ulama‟i beliau mengatakan

bahwa Ahlussunnah Wal Jamaah adalah golongan yang dalam Aqidah

mengikuti salah satu dari Imam Abu Hasan Al Asyari dan Imam Abu

Mansur Al Maturidi. Sedang dalam hal ubudiyah, mengikuti salah satu dari

imam yang empat, Imam Hanafi, Maliki, Syafi’I, Hambali. Sedang dalam

Hal Tasawuf, mengikuti salah satu dari Imam Junaid Al Baghdadi dan

Imam Abu Hamid Muhammad Al Ghozali.16

Dapat kita aku bahwa sampai saat ini belum ada pengertian yang

lebih epistimologis (Nazhariyatul Ma‟rifat) yang mendefinisikan aswaja

secara tuntas dan menyeluruh, kalaupun sebuah istilah aswaja yang

disebutkan dalam buku-buku klasik ataupun dalam wacana pengajaran di

pesantren, biasanya demi penyederhanaan pemahaman, penyebutan dan

kepraktisan saja. Begitu juga terminology yang telah berlaku saat ini

dikalangan Nahdliyiin masih butuh penyempurnaan, bukan berarti

16
Muchotob Hamzah, Pengantar Studi Aswaja An-Nahdliyyah,(Yogyakarta: LKi S,
2017) Hal. 40-41
16

pengertian yang saat ini difahami keliru, namun saat ini pengertian Aswaja

masih banyak dibatasi pada madzhab tertentu.17

Dari berbagai definisi dapat kita ambil kesimpulan bahwa secara

bahasa, ahlusunnah Wal Jamaah memiliki Makna orang-orang yang berjalan

diatas jalan terpuji (diridhoi) dan berjumlah banyak. Sedang secara

termnologi atau istilah dapat kita fahami dengan mayoritas orang-orang

yang bersatu, berpegang pada ajaran Nabi Muhammad SAW dan tuntunan

para sahabat. Selaras dengan sabda Rasulullah SAW

َٰٓ‫َٰٓنيأْحِي َّهَٰٓعهىَٰٓأ ُ َّمخِ ْيَٰٓمَٰٓا‬:‫ََّٰٓللآَُٰعه ْي ِهَٰٓوسهَّم‬


َّ ‫س ْىلَُٰٓهللآَِٰصهَّى‬ ُ ‫َٰٓقالَٰٓز‬:‫ع ْهَٰٓع ْبدَِٰٓهللآَِٰب ِْهَٰٓع ْم ٍسوَٰٓقال‬
ًَٰٓ‫َٰٓم ْى ُه ْمَٰٓم ْهَٰٓأحىَٰٓأ ُ َّمهَُٰٓعالوِيت‬
ِ ‫أحىَٰٓعهىَٰٓبىِ ْيَٰٓ ِإسْسائِيْمَٰٓح ْروَٰٓانىَّ ْع ِمَٰٓ ِبانىَّ ْع ِمَٰٓحخَّىَٰٓ ِإ ْنَٰٓكان‬
ًَٰٓ‫َٰٓمهَّت‬
ِ ‫جَٰٓعهىَٰٓثِ ْىخي ِْهَٰٓوس ْب ِعيْه‬ْ ‫صى ُعَٰٓذ ِنكَٰٓو ِإ َّنَٰٓبىِ ْيَٰٓ ِإسْسائِيْمَٰٓحف َّسق‬ ْ ‫نكانَٰٓفِ ْيَٰٓأ ُ َّمخِ ْيَٰٓم ْهَٰٓي‬
َٰٓ‫َٰٓوم ْه‬:‫َٰٓقانُ ْىا‬،ً‫احدة‬ِ ‫َٰٓمهَّتًَٰٓو‬ ِ ‫وح ْفخ ِس ُقَٰٓأ ُ َّمخِ ْيَٰٓعهىَٰٓثالدٍَٰٓوس ْب ِعيْه‬
ِ َّ‫َٰٓمهَّتًَٰٓ ُكهُّ ُه ْمَٰٓ ِفيَٰٓانى‬
ِ َّ‫ازَٰٓ ِإَل‬
َٰٓ‫صحا ِب ْي‬
ْ ‫َٰٓمآَٰأوآَٰعه ْي ِهَٰٓوأ‬:‫س ْىلََٰٰٓٓهللاِ؟َٰٓقال‬
ُ ‫هِيَٰٓيآَٰز‬
Dari „Abdullah bin „Amr, ia berkata: “Rasulullah
Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, „Sungguh akan terjadi pada
ummatku, apa yang telah terjadi pada ummat bani Israil sedikit demi
sedikit, sehingga jika ada di antara mereka (Bani Israil) yang
menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, maka niscaya akan ada
pada ummatku yang mengerjakan itu. Dan sesungguhnya bani Israil
berpecah menjadi tujuh puluh dua millah, semuanya di Neraka
kecuali satu millah saja dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh
puluh tiga millah, yang semuanya di Neraka kecuali satu millah.
para Shahabat bertanya, „Siapa mereka wahai Rasulullah?‟ Beliau
Shallallahu „alaihi wa sallam menjawab, „Apa yang aku dan para
Shahabatku berada di atasnya. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi18

Kalangan ulama NU menganggap bahwa Aswaja merupakan suatu

upaya pembakuan atau menginstitusikan Prinsip Tawasut, tasamuh dan

17
Said Aqil Siraj, Tasawuf Sebagai Krtik Sosial Mengedapankan Islam sebagai
Inspirasi, bukan Aspirasi, ( Bandung : Mizan Pustaka, 2006) Hal. 410-411
18
Tim Forum Kajian Ilmiah Purna Siswa 2016, Menghayati Agama, Islam dan
Aswaja,(Kediri: Lirboyo Press, 2016),Hal. 227
17

Tawazun serta taadzul. Said Aqil Siraj memformulasikan Aswaja sebagai

Manhaj Al Fikr atau metode keagamaan yang menyangkup seluruh aspe

kehidupan berdasar pada proses modernisasi, menjaga keseimbangan dan

toleransi.

Sebagaimana yang dikutib dari said aqil siraj bahwa Aswaja

Merupakan “Ahlu minhajil fikri ad-dini al-musytamili „ala syu‟uunil hayati

wa muqtadhayatiha al- qa‟imi „ala asasit tawassuthu wat tawazzuni wat

ta‟adduli wat tasamuh”, atau “orang-orang yang memiliki metode berfikir

keagamaan yang mencakup semua aspek kehidupan yang berlandaskan atas

dasar-dasar moderasi, menjaga keseimbangan dan toleransi”.19

Melihat uraian diatas, maka dapat kita fahami bahwa pembelajaran

Aswaja merupakan proses penyadaran terhadap masyarakat, khususnya

warga nahdliyin melalui pendidikan yang mempunyai visi- misi secara

umum mengacu pada konsep Ahlussunnah wal Jamaah yang telah

disepakati menjadi aliran atau faham keagamaan dalam berorganisasi,

berbangsa dan bernegara. dalam penelitian ini peneliti mengikuti penjelasan

tentang definisi Aswaja yang di sampaikan oleh Hadrotus Syech Hasym

Asyari dalam kitab qonun Asasi Li Jam‟iyati Nahdhat Al-ulama‟i.

Jadi dapat kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran

aswaja ialah usaha sadar, terarah dan berkesinambungan untuk

mengenalkan dan memanamkan faham keaswajaan kepada peserta didik

supaya meyakini, memahami dan mengamalkan. Pembelajaran aswaja

19
Muhammad Idrus Ramli, Pengantar Sejarah Ahlussunah Wal Jama‟ah, (Surabaya:
Khalista, 2011), hal.8.
18

dimulai dari bimbingan, pengajaran, latihan dan pengalaman belajar.

Kurikulum pembelajaran aswaja dantaranya :

1. Bentuk dan Sistem keorganisasian NU

2. Sejarah Perjuangan NU

3. Kepemimpinan NU

4. Sumber Hukum Islam

5. Memahami dan Mengamalkan ajaran Islam Sunah dan Bid’ah

6. Firqah dan Islam

7. Mabadi Khoiru Ummah

8. Pemikiran dan Amaliyah NU

9. Al Ukhuah Annahdliyyah Al Syaksyiah Al Nahdiyyah

10. Al Qa’idah Al Fiqghiyyah

11. Kebesaran NU

Namun, suatu pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik tanpa

adanya suatu perencanaan terlebih dahalu. Setelah membuat perencanaan

kemudian pelaksanaan dari perencanaan tersebut, kemudian di akhir

pembelajaran diadakan evaluasi.20

2. Ruang Lingkup Pembelajaran Aswaja

Pembelajaran Aswaja yang mana hal ini merupakan hasil produk

pemikiran yang telah dibakukan dan menjadi suatu faham Ahlussunnah

20
Hayat harahab, Mardiyanto, wahyudin, Perencanaan, pengembangan dan
Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran PAI di SDN 064988 Medan Johor, Jurnal EDU Religia Vol.2
No.3 Juli-September 2018 Hal. 325-327
19

wal Jama‟ah dalam kajan pembahasannya meliputi beberapa aspek,

diantaranya:

a. Aspek Akidah

Ibnu Al-Qoyyim al Jauziah menjelaskan bahwa Tauhid

merupakan hal pertama yang didakwahkan oleh para Rasul, dan

merupakan pijakan pertama orang yang melangkah menuju Allah.21

Akidah merupakan aspek yang sangat krusial, menjadi catatan penting bagi

seorang pendidik untuk senantiasa tanpa melewatkan kesempatan dalam

pembelajaranya untuk memberikan nasihat-nasihat keimanan terhadap

peserta didik.

Pasca wafatnya Rosulullah SAW banyak sekali masalah yang

bermunculan dikalangan umat Islam, masalah tersebut menyebabkan

banya bermunculan aliran-aliran teologi seperti qodiriyah dan jabariyah,

membahas problema kalamullah, sifat-sifat Allah SWT dan

permasalahan lain yang bermunculan hingga dewasa ini. Konsep aswaja

sebagai jalan tengah yang mempunyai prinsip tawasut, tasamuh, I’tidal

dan tawazun harus di syiarkan karena konsep dari aqidah ahlussunnah

wal jama’ah dapat menghilangkan fanatisme dalam beragama, sehingga

yang terjadi umat islam akan dapat mengamalkan amar maruf nahi

mungkar dengan penuh kebijaksanaan.22

b. Aspek Fiqih (Syari’ah)

21
Ahmad Farid, Pendidikan Berbasis Metode Ahlus Sunnah wal Jama‟ah, (Surabaya:
Pustaka eLBA, 2011), hal.120
22
Masyudi Muchtar, dkk., Aswaja An-Nahdliyah, (Surabaya: Khalista 2007), hal. 17
20

Aspek fiqih atau syariah merupakan faham kegamaan yang

berhubungan dengan suatu ibadah dan muamalah. Pada konteks historis,

fiqih yang disepakati ulama Ahlussunnah wal-jama‟ah bersumber pada

empat madzhab, yakni Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Jika dipandang

Secara substantif, sebenarnya tidak terbatas pada hasil hukum dari empat

madzhab saja, juga hasil hukum imam-imam mujtahid lainnya, yang

mendasarkan penggalian hokum pada al-Qur‟an, al-Hadits, Ijma‟ dan

Qiyas, dengan memegang prinsip utama Taqdimu al-Nash ala al- Aql

(mengedepankan nash daripada akal).23

c. Aspek Tasawuf (Ahlak)

Ahlusunnah waljamaah memiliki prinsip keseimbangan hidup

dantara dunia dan akhirat. Hal ini bias dicapai dengan jalan spiritual,

dengan bertujuan untuk memperoleh hakikat dan kesempurnaan hidup.

Namun hakikat yang diperoleh tidak boleh keluar dari garis-garis yang

telah diatur dalam Al quran dan As Sunah. Dalam hal tasawuf faham

aswaja memfokuskan kepada wacana yang dirumuskan oleh imam abu

hamid Muhammad bin Muhammad al ghozali, Imam Junaid al Baghdadi,

imam abu yazid al bustomi dan ulama-ulama sealiran denganya.24

23
Muhammad Mahrus, Ruang Lingkup Aswaja. http://assawadul
adzom.blogspot.com /2013/03/ruang-lingkup-aswaja_9067.html diakses tanggal,27 Oktober 2020.
24
Masyudi Muchtar, dkk. Ibid., hal. 27
21

3. Standar Isi Pembelajaran Aswaja

Standar Isi merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu

pendidikan yang diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik

sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, seni, serta pergeseran

paradigma pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik.

Standar Isi adalah salah satu dari delapan standar nasional pendidikan

sebagaimana tertuang dalam Bab II pasal 2 (1) Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, meliputi

standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik

dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Bab 1 dari standar isi berisi pendahuluan, yakni mengenai pokok-

pokok dari standar isi yang kemudian akan dijabarkan pada bab-bab

berikutnya. Pada bab ini di antaranya diuraikan mengenai fungsi dan tujuan

pendidikan nasional. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun tujuan

dari pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.25

25
Sulistyowati, Endah, Kurikulum berbasis Kompetensi dan Mekanisme Pengembangan
Silabus, Cet.V, (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal, 2003), hal. 33.
22

E. Komponen Pembelajaran Aswaja Ke-Nu-an

Djihat Hisyam dan Suyanto menjelaskan bahwa komponen-komponen

pembelajran harus mampu membentuk dan berinteraksi system yang saling

berhubungan sehingga akan mampu menciptakan proses pembelajaran yang

berkualitas, diantara komponen-komponen tersebut yaitu :26

1. Tujuan Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an

Tujuan merupakan komponen dasar yang dijadikan landasan dalam

menentukan metode, strategi, media, bahan ajar dan evaluasi pembelajaran.

Kamp (1977) mendefinisikan bahwa tujuan pembelajaran adalah

pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam suatu prilaku yang

diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang

diharapkan.27

Ada beberapa tujuan pembeljaran Aswaja Ke-NU-an diantaranya :28

a. Menumbuh kembangkan aqidah ahlussunnah wal jama‟ah melalui

pengamalan, pembiasaan, pengembangan pengetahuan, penghayatan,

serta pengalaman peserta didik tentang Aswaja, sehingga akan menjadi

muslim yang terus berkembang IMTAQ kepada Allah SWT berdasarkan

faham Aswaja.

b. Menjadikan umat Islam taat beragama dan berakhlak mulia, yaitu umat

yang, jujur dan adil, berdisiplin, berkeseimbangan, bertoleransi,

26
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar baru,1991), hal
30
27
Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu, (Jakarta: PT Fajar Inter Pratama, 2017), Hal. 186
28
Lembaga Pendidikan Maarif NU Kabupaten Malang, Tim Penyusun Buku Pendidikan
Agama Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU Kabupaten Malang, (Malang; Edutama Mulia, 2012),
hal. 33.
23

menjaga keharmonisan serta mengembangkan budaya Aswaja yakni

amar ma‟ruf nahi munkar dengan bijaksana dalam komunitas madrasah

dan masyarakat. Menurut pendekatan terminologi, Imam Ghozali

menjelaskan bahwa Akhlak merupakan sikap yang mengakar dalam diri

manusia yang dan melahirkan berbagai perbuatan dengan mudah dan

gampang, tanpa perlu adanya pemikiran dan pertimbangan. Jika dari

sikap telah lahir perbuatan terpuji, baik menurut akal sehat maupun

syara‟, maka ia disebut akhlak terpuji (akhlak mahmūdah). Jika yang

lahir perbuatan tercela, ia disebut akhlak tercela (akhlak madzmūmah).29

2. Bahan Ajar Aswaja Ke-NU-an

Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan guna

membantu guru/instruktur dalam melaksanakansuatu kegiatan belajar

mengajar di dalam kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis

ataupun tidak tertulis.30 Bahan ajar juga bisa diartikan sebagai informasi,

alat maupun teks yang digunakan oleh guru untuk merencanakan dan

menelaah implementasi pembelajaran.

Menurut National Centre for Competency Based Training (2007),

bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan guna

membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan pembelajaran. Bahan

yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis ataupun tidak tertulis.31

Sedangkan menurut Andi Prastowo dalam bukunya yang berjudul

29
Al-Ghazali, Ihyā Ulumuddin, III, (Beirut: Dar al-Fikr, tt), hal. 109
30
Ali Mudlofar, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Bahan Ajar dalam Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 128.
31
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva
Press, 2012), hlm. 16.
24

panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif disebutkan bahwa bahan ajar

merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun

secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan

dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan

tujuan untuk perencanaan dan penelaah implementasi pembelajaran. Bahan

ajar juga harus memperhatikan 3 prinsip diantaranya relevansi, konsinten

dan kecukupan32

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran seperti buku, program audio, video, ataupun

komputer yang berisi pelajaran yang dengan sengaja dirancang secara

sistematis, maka bahan- bahan tersebut di sebut sebagai bahan ajar.

Jika dilihat berdasarkan bentuknya, bahan ajar dibedakan menjadi

empat macam, yaitu bahan cetak, bahan ajar interaktif , bahan ajar dengar,

dan bahan ajar pandang dengar.33

a. Unsur-Unsur Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan suatu susunan dari bahan-bahan yang

telah dikumpulkan yang berasal dari berbagai sumber belajar serta dibuat

secara sistematis.

Terdapat enam komponen yang berkaitan dengan unsur-unsur

tersebut diantaranya:34

1) Petunjuk belajar, komponen ini meliputi petunjuk bagi pendidik

32
Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, hlm. 17.
33
Ibid.Hal. 40
34
Ibid., Hal.30
25

maupun peserta didik. Didalamnya dijelaskan tentang bagaimana

pendidik sebaiknya mengajarkan materi kepada peserta didik dan

bagaimana pula peserta didik sebaiknya mempelajari materi yang ada

dalam bahan ajar tersebut.

2) Kompetensi yang akan dicapai, dalam bahan ajar seharusnya

dicantumkan standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator

pencapaian yang harus dicapai oleh siswa.

3) Informasi pendukung, merupakan berbagai informasi tambahan yang

dapat melengkapi suatu bahan ajar. Diharapkan peserta didik akan

semakin mudah menguasai pengetahuan yang akan mereka peroleh.

Salin itu, pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan semakin

komprehensif.

4) Latihan-latihan, merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada

peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah mempelajari

bahan ajar.

5) Petunjuk kerja atau lembar kerja, merupakan lembaran yang berisi

sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan kegiatan tertentu yang

dilakukan oleh peserta didik yang berkaitan dengan praktik ataupun

yang lainnya.

6) Evaluasi, merupakan salah satu bagian dari proses penilaian.


26

3. Metode Pembelajaran Aswaja Ke-Nu-an

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo menjelaskan bahwa metode

mengajar adalah “suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang

dipergunakan oleh seorang guru”. Pengertian lain yaitu teknik penyajian

yang dikuasai pendidik guna mengajar atau menyajikan bahan pelajaran

kepada murid didalam kelas, baik secara individual atau kelompok

supaya pelajaran itu mudah difahami, dan dimanfaatkan oleh peserta

didik dengan baik. Semakin baik metode mengajar, maka semakin efektif

pula pencapaian tujuan.35

Muhammad Azhar menjelaskan bahwa metode merupakan

“cara atau alat untuk mencapai tujuan. Ini berlaku bagi guru (metode

mengajar), maupun untuk anak didik (metode belajar)”. makin baik

metode yang dicapai makin efektif pencapaian tujuan.36

Dari pendapat para ahli diatas maka dapat kita fahami bahwa

metode merupakan cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai

tujuan. Semakin tepat metode yang digunakan, maka akan semakin efektif

dalam pencapaian tujuan. tujuan merupakan faktor utama dalam

menetapkan tepat atau tidaknya penggunaan suatu metode. Dalam

masalah metode mengajar, selain faktor tujuan, situasi, fasilitas, peserta

didik, dan faktor guru berperan dalam menentukan efektif tidaknya

penggunaan metode.

35
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar (SBM), (Bandung:
Pustaka Setia, 1997), hal. 52
36
Muhammad Azhar, Proses Belajar Mengajar Pola CBSA, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1993), hal. 95
27

a. Jenis-Jenis Metode

Metode pembelajaran memiliki banyak jenisnya, setiap metode

pembelajaraan mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Diantara beberapa jenis metode pembelajran yaitu sebagai berikut :

1) Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan penerangan secara lisan

atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar alam

mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Biasanya guru mencapai

tujuan instruksionalnya dengan menggunakan kata-kata atau

sering disebut dengan ceramah.

2) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat

hubungannya dengan problem solving (memecahkan masalah).

Metode ini lazim juga disebut sebagai group discussion (diskusi

kelompok) dan soialized recitation (resitasi bersama).

3) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi yaitu metode mengajar dengan cara

mempraktikan barang, aturan , kejadian, dan urutan melakukan suatu

kegiatan, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti halnya

dengan menggunakan suatu media pengajaran yang relevan dengan

bahasan atau materi yang akan disajikan.

4) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab merupakan salah satu metode yang


28

banyak digunakan pendidik dalam proses pembelajaran untuk

mengetahui tingkat pemahaman yang dicapai oleh peserta

didiknya.37

Menurut Abdurrahaman An-Nahlawi menuturkan bahwa

metode pembelajran yang menonjol diantaranya:

1) Metode dialog qurani dan nabawi

2) Mendidik melalui kisah-kisah qur’ani dan nabawi

3) Mendidik melalui perumpamaan qur’ani dan nabawi

4) Metode keteladanan

5) Metode aplikasi dan pengalaman

6) Metode ibrah dan nasihat

7) Metode targhib dan tarbib

Selanjutnya menurut M.Alwi Al Malik bahwa beberapa metode yang

sering digunakan Rosulullah saw dalam mendidik yaitu :

1) Metode bil hikmah, mauidzah hasanah dan mujahadah

2) Metode bertanya

3) Metode penyegaran

4) Metode mengenal kapasitas

5) Metode mengalihkan realitas indrawi kepada realitas kejiwaan

6) Metode peragaan

7) Metode kiasan

8) Metode bertahap
37
Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelegence Cara Cerdas
Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2007), hal. 78-
79
29

9) Metode mengapresiasi pertanyaan

10) Metode mendekatkan realitas abstrak dalam bentuk kongkrit

11) Metode Argumentasi

12) Metode kisah dan cerita

13) Metode pendekatan perumpamaan

14) Metode mengarahkan kepada pemikiran yang bernilai tinggi38

4. Evaluasi Pembelajran Aswaja Ke-NU-an

Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu komponen yang

sangat signifikan dalam suatu proses pembelajaran, evaluasi

pembelajaran memiliki fungsi untuk mengetahui ketercapaian peserta

didik dalam tujuan pembelajaran yang direncanakan.39

Kata evaluasi diambil dari bahasa inggris evaluation yang

mengandung kata dasar value “nilai”. Kata value atau nilai dalam istilah

evaluasi memiliki keterkaitan dengan keyakinan bahwa sesuatu hal itu baik

atau buruk, kuat atau lemah , cukup atau belum cukup , benar atau salahdan

sebagainya. Jika dilihat dari sudut pandang umum maka evaluasi diartikan

sebagai suatu poses mempertimbangkan hal atau suatu gejala dengan

mempergunakan landasan-landasan tertentu yang bersifat kualitatif, misalnya

baik tidak baiknya.40

Pendapat lain menjelaskan defenisi evaluasi adalah suatu proses

38
Rahmad, Metode Pembelajran Pendidikan Islam dalam Konteks Kurikulum 2013,
(Yogyakarta:Bening Pustaka, 2019). Hal. 11-12
39
Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2014), hal. 26-28.
40
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), hal. 221
30

yang sistematis dalam mengumpulkan, menafsirkan data- data dan

menganalisis, untuk menentukan apakah peserta didik dipandang telah

mencapai target pengetahuan atau keterampilan yang telah dirumuskan

dalam tujuan pengajaran.41

Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakkan suatu proses

pengumpulan informasi dari data-data yang didapatkan guna mengetahu

pencapaian belajar individu atau kelompok di dahului dengan adanya

pengkuran.

Dalam melaksanakan evaluasi ada beberapa hal yang harus

diperhatikan diantaranya sebagai berikut:

1) Penilaian diarahkan guna mengukur pencapaian kompetensi

2) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang

bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,

dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.

Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar

yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran

menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, maka evaluasi harus

diberikan baik pada proses (ketrampilan proses) misalnya teknik

wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang

41
Imam Asrori, Evalusi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat Indonesia,
2014),Hal. 3
31

berupa informasi yang dibutuhkan.42

1) Tujuan Evaluasi Pembelajaran

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1);

“evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu


pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan diantaranya terhadap siswa, lembaga, dan
program pendidikan.”43

evaluasi juga memiliki beberapa tujuan khusus diantaranya.

Pertama, merangsang kegiatan Peserta didik dalam menempuh

program pendidikan yang ada. Tanpa evaluasi, tidak mungkin timbul

kegairahan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan

meningkatkan prestasi belajarnya masing-masing. Kedua,

menemukan dan mencari berbagai faktor penyebab dari keberhasilan

ataupun ketidak berhasilan peserta didik dalam mengikuti program

pendidikan, hal tersebut berlaku guna menemukan jalan keluar.44

2) Manfaat Evaluasi Pembelajaran

Manfaat evaluasi pembelajaran dapat dirincikan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui perkembangan, serta keberhasilan Peserta

didik setelah melakukan proses belajar alam jangka waktu

tertentu.

b. Untuk mengetahui keberhasilan program pengajaran.

42
Trianto ibnu badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,
Kontekstual, (Jakarta: Kencana, 2017), hal. 256.
43
Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 (Bandung : Citra Umbara), hal. 89.
44
Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, hal. 83
32

c. Dimanfaatkan guna keperluan Bimibingan dan Konseling.

d. Guna keperluan perbaikan dan pengembangan kurikulum sekolah

yang bersangkutan.45

3) Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Diantara fungsi evaluasi pembelajaran yaitu;

a. Menjadi umpan balik peserta didik

b. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan.

c. Memberi infoemasi sebagai dasar pengembangan kurikulum

pembelajaran.

d. Digunakan oleh peserta didik secara individu guna menenukan

keputusan mengenai bidang dan minat yang dimiliki.

e. Menentukan kejelasan dari tujuan khusus yang ingin di capai oleh

para pengembang Kurikulum pembelajaran.

f. Umpan balik semua pihak yang mempunyai kepentingan di

lingkungan sekolah.46

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

fungsi dan tujuan evaluasi meliputi beberapa fungsi diantaranya; fungsi

Pedagogis, sosiologis, psokologis, Administrative, metodik, dan fungsi

selektife.

45
M. Ngalim Purwanto, Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. Ke- 13, hal. 5
46
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2008), hal. 290
33

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan terdahulu dan dapat dijadikan sebagai baham

perbandingan terhadap peneliitian yang ada, baik mengenai kekurangan atau

kelebihan yang ada sebelumnya. Berikut merupakan hasil penelitian yang

relevan dengan penelitian yang sedang peneliti susun antara lain:

1. Jurnal yang ditulis oleh Didin Wahyudin, dengan judul penelitian

“Pendidkan Aswaja sebagai Upaya Menangkal Radikalisme”, 2017.

Kesimpulan dari penelitian tersebut menekankan pada analisa pengaruh

Pembelajaran Aswaja terhadap pemahaman untuk menangkal gerakan

radikalisme.47

Keterkaitan penelitian yang peneliti lakukan dengan hasil

penelitian tersebut yakni sama-sama meneliti tentang Pembelajaran

Aswaja, bedanya ada pada lokasi penelitian yang dilakukan. penelitian

yang ada hanya sebatas di madrasah Tsanawiyah dengan meneliti

keterkaitan pengaruh penmbelajaran Aswaja terhadap pemahaman

penolakan gerakan radikal. Sedangkan penelitian ini meneliti proses

penerapan pembelajran aswaja di Madrasah Tsanawiyah dan Madrsah

Aliyah Al Hikmah Bandar Lampung dan pengaruhnya terhadap Siswa-

siswi MTs, MA Al Hikmah.

2. Skripsi yang ditulis oleh Siti Khoiriah, dengan judul “ Implementasi

Pembelajaran Aswaja Untuk Peningkatan Iman dan Taqwa di SMK Al

Falah Salatiga”, 2018. Kesimpulan dari penelitian tersebut menekankan

47
Didin Wahyudin, Pendidkan Aswaja sebagai Upaya Menangkal Radikalisme , Jurnal
IAIN Tulung Agung. Vol. 17 No. 2 November 2017
34

kepada Hubungan dari pembelajaran Aswaja dengan Iman dan Taqwa

Siswa Siswi SMK Al Falah Salatiga.48

Keterkaitan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-

sama meneliti tentang pembelajran Aswaja, namun yang membedakan

adalah lokasi penelitian dan dalam penelitian yang penulis lakukan meneliti

tentang penerapan pembelajaran serta hasil dari penerapan pembelajran

Aswaja.

3. Tesis yang ditulis oleh Ibniyanto, dengan Judul “Implementasi

Pembelajaaran Aswaja dalam membentuk prilaku sosial dan keagamaan

Peserta Didik”, 2017. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan pada

Hubungan antara pembeljaran aswaja dengan Prilaku sosial dan

Keagamaan Siswa .dengan mengkomparasikan antara 2 lembaga yang

berbeda49 Keterkaitanya dengan penelitian ini yakni sama-sama meneliti

tentang aswaja namun yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengaruh

pembelajaran aswaja terhadap Prilaku Sosial dan keagamaan peserta didik.

Yang membedakan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu lokasi.

48
Siti Khoiriah, Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk Peningkatan Iman dan
Taqwa di SMK Al Falah Salatiga, Salatiga : IAIN Salatiga, 2018
49
Ibniyanto, Implementasi Pembelajaaran Aswaja dalam membentuk prilaku sosial dan
keagamaan Peserta Didik, Surabaya : Sunan Ampel, 2017
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Latar Penelitian

Latar penelitian merupakan waktu penelitian,oleh karnanya tempat

dan waktu penelitian dapat penulis kemukakan sebagai berikut:

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah al Hikmah Bandar Lampung, Waktu penelitian

dimulai dari tanggal 12 Agustus 2020 dimulai dari Survei awal atau

perencanaan sampai tanggal 25 Maret 2021.

2. Waktu Penelitian

Peneliian Kualitatif ini dilakukan dengan melalui beberapa tahap

diantaranya: (1) tahap pra lapangan, (2) tahap pelaksanaan penelitian

lapangan,(3) tahap analisa data (4) tahap perumusan temuan (5) tahap

pembuatan hasil laporan.

B. Metode Dan Prosedur Penelitian

Definisi metode ialah prosedur atau cara guna mengetahui

sesuatu hal dengan cara yang sistematis. Metode yang dimaksudkan disini

diartikan sebagai cara yang dilakukan didalam suatu penelitian.50 Definisi

dari Penelitian sendiri merupan sebuah upaya yang dilakukan guna

50
Mardalis, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 24.

35
36

mendapatkan suatu nilai kebenaran.51

Arikunto menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan

sebuah cara yang digunakan guna mengumpulkan suatu data.52

Berangkat dari analisa teori diatas maka dapat disimpulkan

bahwa metode penelitian yaitu cara atau jalan yang di tempuh dalam suatu

proses yang digunakan untuk mengumpulkan suatu data guna

mendapatkan kebenaran atau fakta dan prinsip baru sehingga penelitian

yang menjadi tujuan dapat tercapai.

Prosedur penelitian yang peneliti lakukan melalui tiga tahapan diantaranya:

1. Tahap deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap ini, penulis

mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Penulis baru

mendata sepintas tentang informasi yang diperolehnya.

2. Tahap reduksi. Pada tahap ini, penulis mereduksi segala informasi yang

diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah

tertentu.

3. Tahap seleksi. Pada tahap ini, penulis menguraikan fokus yang telah

ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian melakukan analisis secara

mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang

dikonstruksi berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu

pengetahuan, hipotesis, bahkan teori baru.

Jika dilihat dari tempat yang digunakan oleh peneliti, prosedur

51
Abdurrahman Fathoni, Metodologi penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2011), h. 93
52
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014), h.262
37

penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melakukan pengumpulan

data guna menyelesaikan proposal ini, jenis penelitianya merupakan

penelitian lapangan, hasil penelitian ini lebih kepada untuk mengetahui

dan memecahkan permasalahan dilapangan. Dengan demikian, maka

metode yang digunakan adalah Metode Kualitatif, dan wilayah yang

menjadi objek penelitian adalah lingkungan Madrasah al-Hikmah Bandar

Lampung.

Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif, metode

didalamnya tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, namun

metode ini hanya untuk menggambarkan sesuatu “apa adanya” tentang

suatu variabel, gejala, dan keadaan. Penelitian dengan menggunakan

metode Deskriptif ini tidak menghubungkan atau membandingkan

variabel satu dengan yang lain, namun hanya ingin mengetahui keadaan

masing-masing variabel secara lepas.53 Jadi kesimpulanya, dalam

penelitian ini peneliti hanya menggambarkan atau menjelaskan variabel

yang ada yaitu dengan menggambarkan suatu obyek ataupun suatu

peristiwa tanpa peneliti membuat suatu perbandingan dengan variabel

yang lain.

C. Data dan Sumber Data Penelitian

Data merupakan sekumpulan informasi yang diperoleh dari tempat

dilaksanakanya penelitian yang mana informasi terebut dapat diolah atau

53
Suharsimi Arikunto, Managemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 234-235
38

dianalisis menjadi simpulan.54 Maka sumberdata diperoleh dari :

Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama dilokasi atau tempat penelitian berlangsung. Sumber data primer

dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara dan informasi

dari sumber informan atau subjek penelitian.55 Disini peneliti menetapkan

sampling penelitianya pada kelas A pada tingkat MTs serta Jurusan IAI Pada

tingkat MA. Dalam penelitian tesis ini sumber data primer adalah data yang

diperoleh dari guru pengajar Mata Pelajaran Aswaja guna mengetahui proses

yang dilaksanakan dalam pembelajaran Aswaja. Dimana guru pelajaran

Aswaja di MTs Al Hikmah berjumlah 3 orang yaitu:

a. Muson,M.Pd.I

b. Musyarofah, S.Pd.I

c. Abdul Malik Nasir,S.Pd

Sedangkan guru pelajaran Aswaja di MA al Hikmah berjumlah 2 orang

yaitu:

a. Mukhtaruddin, S.Pd.I

b. Miswanto, M.H.I

Peneliti juga melaksanakan wawancara terhadap beberapa siswa-siswi

Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah, kepala sekolah, waka kesiswaan juga

Waka kurikulum MTs dan MA al Hikmah Bandar Lampung.

1. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengmpul data. dalam penelitian sumber data


54
Sugiono, Op,Cit,Hal. 224
55
Husein Umar, Meode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta : PT Raja
Grafindo, 1999), Hal. 42
39

sekundernya adalah dokumentasi diantaranya sumber data tertulis, foto,

inventaris, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data

dokumentasi).

Sampel dari penelitian kualitatif disebut sebagai narasumber,

informan, teman, partisipan, serta guru penelitian, bukan sebagai responden.

Sampel pada peneitian kualitatif disebut dengan sampel teoritis hal itu

dikarnakan tujuan penelitianya untuk menghasilkan teori. didalam penelitian

kualitatif, teknik sampling yang banyak digunakan yaitu purposive sampling

dan snowball sampling.

Proposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan suatu pertimbangan tertentu. Mungkin dia sebagai pimpinan sehingga

diharapkan akan memudahkan penlis untuk menjelajahi objek yang akan

diteliti.

Snowball Sampling meruakan teknik pengambilan data yang pada

awalnya data yang diperoleh itu sedikit dan belum mampu memberikan data

lengkap, maka haruslah mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai

sumber data tambahan.56

Penelitian sampel dalam penelitian kualitatif ini dilakukan ketika dan

selama peneliti berada dilapangan. Caranya yaitu dengan seorang peneliti

memilih orang tertentu yang menurut pertimbanganya akan memberikan

informasi dan data yang diperlukan. Maka selanjutnya berdasarkan data atau

informasi yang diperoleh dari sampel tersebut peneliti dapat menetapkan

56
Sugiono, Metode Penelitian kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2018), h.300
40

sample lainya dengan pertimbangan akan memberikan data dan informasi

yang lebih lengkap.

D. Tekhnik Dan Prosedur Pengumpulan Data

Data merupakan informasi yang didapat melalui pengukuran

tertentu, dan akan digunakan sebagai landasan menyusun argumentasi logis

menjadi suatu fakta.57 Metode pengumpulan data adalah hal yang sangat

penting didalam suatu penelitian, fungsi dari pengumpulan data tersebut

didalam penelitian yaitu digunakan untuk mengetahui dan memperoleh

bahan-bahan, kenyataan , keterangan, serta informasi yang dapat dipercaya.58

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian ini

adalah :

1. Metode Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap

keadaan atau suatu objek yang menjadi sasaran.59

Dengan metode ini penulis akan bisa melakukan pengamatan-

pengamatan tanpa mengajukan suatu pertanyaan dan pencatatan secara

sistematis mengenai gejala-gejala yang di slidiki. Metode ini akan

digunakan untuk meroleh suatu data atau gambaran tentang MTs dan MA

al-Hikmah Bandar Lampung diantaranya yaitu 1) Kegiatan keagamaan, 2)

57
Abdurrahman Fathoni, Op.Cit, h. 104
58
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen penelitian, (Yogyakarta:Pustaka
Pelajar,2017), h.33
59
Abdurrahman Fathoni, Op.Cit, h. 104
41

Lingkungan Sekolah, 3) Sarana dan prasarana 4) Keadaan guru dan

peserta didik, 5) Interaksi dari masing-masing warga sekolah.

2. Metode Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan suatu proses pengumpulan data yang

dilakukan melalui cara tanya jawab atau dialog secara lisan antara

pewawancara dengan responden atau orang yang di interview dengan

tujuan guna memperoleh informasi yang dibutuhkan peneliti. Sedangkan

pedoman wawancara berisi tentang uraian data yang akan diungkap yang

biasanya akan dituangkan melalui bentuk pertanyaan supaya proses

wawancara berjalan dengan baik.60

Dari beberapa jenis metode wawancara yang ada, penulis

menggunakan jenis wawancara tak berstruktur, wawancara yang

dimaksudkan disini merupakan wawancara yang bebas, dimana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara

sistematis dan lengkap pada saat proses pengumpulan datanya. Dalam

metode wawancara bebas tak berstruktur ini, yang akan digunakan

hanyalah garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.61

Metode interview ini penulis gunakan untuk mengetahui

bagaiman penerapan pembelajran Aswaja dan Prilaku sosial serta prilaku

Keagamaan Siswa di MTs MA al Hikmah. Metode ini juga akan penulis

jadikan sebagai metode penunjang dalam penelitian.

Obyek yang diwawancarai diantaranya :

60
Eko Putro Widoyoko, Op.Cit. h.40-41
61
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D , Op, Cit, h. 233.
42

1) Kepala Sekolah MTs dan MA al-Hikmah Bandar Lampung

2) Siswa – Siswi MTs dan MA al Hikmah Bandar Lampung

3) Sebagian Alumni MA al Hikmah Bandar Lampung

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara menganalisisi isi dokumen yang

berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dalam menggunakan

metode ini penulis menganalisa data melalui dokumen- dokumen,

majalah, buku , peraturan-peraturan, laporan kegiatan, catatan harian,

dan sebagainya.62

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dokumentasi

adalah sekumpulan data-data atau informasi yang dibukukan sehingga

data yang akan diperlukan tinggal melihat dalam dokumen tersebut.

Metode ini penulis gunakan untuk menginput data yang belum

diperoleh melalui metode lainya, seperti data mengenai sejarah MTs

dan MA al Hikmah, dan data hasil belajar siswa di MTs dan MA al-

Hikmah Bandar Lampung.

E. Prosedur Analisis Data

Setelah data yang diperlukan penulis terkumpul dan dirasa

cukup, maka selanjutnya adalah pengolahan data dengan langkah- langkah

diantaranya sebagai berikut:

62
Eko Putro Widoyoko, Op.Cit. h.50
43

1. Reduksi

Mereduksi data yaitu menerangkan, memilih hal-hal inti,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema juga membuang

data yang tidak perlu. Dengan demikin, maka data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran jelas dan akan mempermudah

peneliti dalam mengumpulkan data selanjutnya, serta mencarinya

apabila diperlukan.63

Data yang sudah direduksi akan memberikan suatu gambaran

yang lebih spesifik untuk mempermudah peneliti melakukan

pengumpulan data serta mencari tambahan data jika diperlukan. Karna

apabila peneliti semakin lama berada dilapangan, maka jumlah data

yang didapatkan juga akan semakin banyak hal itu akan menjadi

kompleks dan rumit. Maka dari itu reduksi data sangat diperlukan

guna menghndari bertumpuknya data yang akan membuat peneliti

merasa sulit dalam melakukan analisis selanjutnya.64

2. Display

Dalam suatu penelitian kualitatif setelah data tereduksi, langkah

selanjutnya yang harus peneliti lakukan adalah penyajian data. Proses

ini dilakukan guna mempermudah penulis dalam mengkonstruksi data

kedalam suatu gambaran sosial yang utuh, selain itu juga guna

memeriksa sejauh mana kelengkapan data yang tersedia. Selanjutnya

dalam mendisplay data selain dengan teks naratif, bagan, hubungan


63
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2014), h. 335
64
Emzir, Analisis Data: Metodologi penelitian Kualitatif,(Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
h. 129
44

antar kategoiri serta diagram alur. Dengan mendisplaykan data

tersebut peneliti akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi

juga dapat memudahkan peneliti untuk merencanakan kerja

selanjutnya berdasaran apa yang telah difahami tersebut.65

3. Kesimpulan dan Verivikasi

Langkah ketiga dalam menganalisa suatu data kualitatif yaitu

penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif merupakan suatu temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada.66

Penarikan suatu kesimpulan atau verivikasi merupakan usaha

yang dilakukan oleh peneliti guna mencari atau memahami arti,

keteraturan, penjelasan, sebab, pola, alur atau proposisi. Verivikasi

data adalah tahapan terakhir dalam menganalisa data.67

F. Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, Uji keabsahan data dengan menggunakan uji

kredibilitas yang digunakan dengan triangulasi. Triangulasi yakni

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan triangulasi waktu.68

Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi sumber dan

65
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan , Op, Cit. h. 95
66
Ibid, h. 99
67
Emzir, Op, Cit, h.133
68
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D dan
Penelitian Pendidikan), (Bandung: Alfabeta, 2016), hal. 335
45

triangulasi teknik. Triangulasi sumber adalah dengan membandingkan dan

mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

dari lapangan melalui sumber yang berbeda. Sumber dalam penelitian ini

adalah kepala sekolah, guru aswaja ke-NU-an, siswa. Sedangkan

triangulasi teknik adalah dilakukan dengan cara membandingkan hasil data

observasi dengan data hasil wawancara, sehimgga dapat disimpulkan

kembaliuntuk memperoleh derajat dan sumber sehingga menjadi data akhir

autentik sesuai dengan penelitian ini.69

69
Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2016), hal. 33
BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil MTs Al Hikmah Bandar Lampung

a. Sejarah Singkat MTs Al Hikmah Bandar Lampung

MTs al Hikmah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang

beralamatkan di Jl. Sultan Agung Gg. Raden Saleh No. 23 Kedaton Kota

Bandar Lampung, didirikan pada tanggal 17 Februari 1980 oleh KH.

Muhammad Sobari. Latar belakang berdirinya MTs al Hikmah adalah

banyaknya jumlah santri yang tinggal di pondok pesantren al Hikmah

serta sebagai sarana pendidikan menengah untuk anak-anak yang tinggal

di lingkungan pesantren tersebut. Oleh sebab itu, dari awal didirikannya

hingga sekarang MTs al Hikmah dikelola sepenuhnya di bawah naungan

yayasan pondok pesantren al Hikmah.

Karena dibawah naungan yayasan pondok pesantren, MTs al

Hikmah memiliki pembeda dengan sekolah menengah pertama pada

umumnya yaitu lebih banyak jumlah pelajaran agama islam dalam proses

pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan didirikannya

MTs al Hikmah yaitu untuk membangun sebuah lembaga yang dapat

“Membangun Insan Santri Dan Siswa Agar Berilmu Amaliah Dan

Beramal ilmiah”.

Adapun daftar nama-namayang pernah menjabat sebagai kepala

46
47

MTs al hikmah Bandar Lampung sejak berdiri hingga sekarang

adalah sebagai berikut:

Tabel 0.1
Periodesasi kepemimpinan MTs Al-Hikmah
No Tahun Yang Menjabat
1 Tahun 1980 - 1994 Drs. Syamsul Ma’arif
2 Tahun 1994 - 1998 Drs. H. Basyaruddin Maisir
3 Tahun 1998 - 2005 Daryati, AS. S.Pd.I
4 Tahun 2005 - 2006 Drs. H. Basyaruddin Maisir
5 Tahun 2006 - 2008 Rudi Aryanto, S.Pd.I
6 Tahun 2008 - 2010 Ismail, S.Pd
7 Tahun 2010 - 2016 Istnaini, S.Pd.I
8 Tahun 2016 - sekarang Siti Masyithah, M.Pd
Sumber: Dokumentasi MTs Al-Hikmah tahun 2021

b. Visi dan Misi

Visi

Kuat Dalam Aqidah, Beramal Dengan Ilmu dan Unggul Dalam Prestasi

Misi

 Mempersiapkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa

 Membina peserta didik yang taat beribadah dan berakhlakuk karimah.

 Mewujudkan peserta didik yang 'alim dan 'amil

 Membina peserta didik untuk mengembangkan potensi diri

 Mempersiapkan peserta didik yang cerdas, kreatif, kompetitif dan

mandiri.
48

c. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi MTs al Hikmah Bandar Lampung sebagaimana


dibawahini:

STRUKTUR ORGANISASI MTS AL HIKMAH BANDAR LAMPUNG

Drs.KH. Basyaruddin Maisir Siti Masyithah,M.Pd M. Isnaini, M.Pd.I

Ketua yayasan Al Hikmah Kepala Madrasah Ketua Komite Madrasah

Ahmad Syaiful,S.Pd

TU

Muslim,S.Pd Muson,M.Pd.I Abdul MalikNasir,S.Pd

Waka Kurikulum Waka Kesiswaan Bendahara

Wali Kelas

Guru

Masyarakat

d. Keadaan Guru dan Karyawan

Pada tahun ajaran 2021 sekarang ini, jumlah guru MTs al Hikmah sebanyak

32 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2
Keadaan guru dan karyawan MTs Al-Hikmah Bandar Lampung
Mata Pendidikan
No Nama L/P Ket
Pelajaran Terakhir
1 Siti Masyithah, M.Pd P - S2 IAIN Kepsek
2 Mashudi, S.Pd.I L Aqidah S1 IAIN SARPRAS
3 Muslim, S.Pd. L Tata usaha S1 B.ING Wakur
Al-Qur’an Hadits
4 Muson, M.Pd.I L S2 IAIN Wakasis
Ke NU an
49

Abdul Malik Aqidah S1 IAI An-


5 L Bendahara
Nasir,S.Pd Aswaja Ke-NU-an Nor
Ahmad Syaifullah, Tata Usaha
6 L S1 IAIN GTY
S.Pd.I Fiqih
7 M. Mahfudz Nasir,S.Pd L TU S1 UIN TU
8 Ahmad Sidik,S.t L Penjas UT GTY
9 Ulfi Sa’adah, S.Pd P Bhs Arab S1 UIN GTY
10 Dra. Nurkusumawati P SKI S1 PAI GTY
11 Ismal, S.Pd. L IPA S1 UNILA PNS
12 Dra. Sunariah, M.Pd.I P Fiqih S2 IAIN GTY
Prakarya
13 Qurrota A’yuni P S1 UNILA GTY
TU
M. HuseinAhyari, BK
14 L S1 IAIN GTY
S.Pd.I
15 Maryadi, S.Pd.I L PKN S1 PAI GTY
SKI
16 Musyarofah, S.Pd.I P S1 PBA GTY
Aswaja Ke-NU-an
17 Nurani, S.Pd. P b. indo S1 B.INDO GTY
18 Prapti Wasilah, A.Ma. P Seni budaya D2 PGTK GTY
19 RatnaKusuma Dewi, S.Pd. P IPA S1 UNILA GTY
20 Rohani, S.Pd.I P Fiqih S1 IAIN GTY
21 Rudi Aryanto, S.Pd. L MTK S1 UNILA PNS
22 Nurul Habibah P MTK S1 UIN GTY
23 Samson Rais, S.Pd. L IPS S1 IPS GTY
24 Siti Munasih, S.Pd. P B.inggris S1 UNILA GTY
25 Ramadhani, S.Si. L Matematika S1 UIN GTY
26 Sundari, S.Pd.I P Qur’an hadis S1 IAIN GTY
27 Thomi Surya, S.Pd.I L Tinkom S2 IAIN GTY
28 UliyahM, S.Pd.I P b. indo PGSMP GTY
29 Vestiana Anistasia, S.Pd. P Seni budaya S1 PGRI GTY
30 Yasmiyati, S.Pd.I P Bahasa Lampung S1 PAI GTY
31 ZainatunAlfiah, S.Pd.I P Bahasa Arab S1 PBA GTY
32 RiaYulistiana, S.P P IPA S1 IPB GTY
Sumber: dokumentasi MTs Al-Hikmah Bandar Lampung Tahun 2021

e. Keadaan peserta didik

Keadaan peserta didik MTs al Hikmah Bandar Lampung tahun

2021 berjumlah 560 yang terdiri dari 273 laki-laki dan 287 perempuan yang

terdiri dari 15 kelas, yaitu kelas VII berjumlah 5 kelas, kelas VIII berjumlah

5 kelas dan kelas IX berjumlah 5 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
50

pada table berikut :

Tabel 3
Keadaan peserta didik MTs Al-Hikmah Bandar Lampung 2020-2021
Jumlah siswa Jumlah
No Kelas
Laki-laki Perempuan keseluruhan

1 VII A 19 21 40

2 VII B 22 17 39

3 VII C 17 20 37

4 VII D 18 20 38

5 VII E 17 20 37

6 VIII A 12 23 35

7 VIII B 13 25 38

8 VIII C 15 19 34

9 VIII D 15 18 33

10 VIII E 16 20 36

11 IX A 16 22 38

12 IX B 17 18 35

13 IX C 17 11 28

14 IX D 11 17 28

15 IX E 12 16 28
Sumber: Dokumentasi MTs Al-Hikmah Bandar Lampung Tahun 2021

f. Keadaan sarana dan prasarana

Keadaan sarana dan prasarana yang dipergunakan dalam proses belajar

mengajar di MTs al Hikmah Bandar Lampung :


51

Tabel 4
Keadaan sarana dan prasarana MTs al Hikmah Bandar Lampung

Kondisi unit
No Jenis Ruang Rusak Rusak
Baik ringan berat

1 Ruang Kelas 15

2 Ruang Kepala Madrasah 1

3 Ruang Guru 1

4 Ruang Tata Usaha 1

5 Ruang Lab IPA 1

6 Ruang Lab Komputer 1

7 Ruang Lab Bahasa 1

8 Ruang Perpustakaan 1

9 Ruang UKS 1

10 Ruang Keterampilan 1

11 Ruang Kesenian 1

12 Ruang Toilet Guru 1

13 Ruang Toilet Siswa 2


Sumber: Dokumentasi MTs Al-Hikmah Bandar Lampung tahun 2021

2. Profil MA Al Hikmah Bandar Lampung

a. Sejarah Madrasah Aliyah Al-Hikmah Bandar Lampung

Madrasah Aliyah al Hikmah Bandar Lampung berdiri pada

tahun 1989 yang merupakan hasil buah pikiran dari Bapak KH.

Muhammad Sobari. Dengan pertimbangannya pada waktu itu jumlah


52

madrasah masih sangat minim hanya ada MAN 1 di daerah sukarame

dengan fasilitas transpotasi yang juga masih terbatas. Melihat kondisi

tersebut banyak alumni MTs al Hikmah yang kesulitan untuk

melanjutkan pendidikan menengah atas yang bercirikan islam. Akirnya

timbullah gagasan untuk merintis sebuah Madrasah Aliyah yang

kemudian disosialisasikan kepada beberapa pengurus Yayasan

Pendidikan Islam al-Hikmah dan tokoh masyarakat yang ternyata

mendapat sambutan yang sangat antusias.

Kemudian dibentuklah tim yang bekerja sama untuk menggagas

sebuah sekolah menengah atas yang bercirikan syariat islam. Pada tahun

itu pula diresmikannya Madrasah Aliyah Pondok Pesantren al-Hikmah

Bandar Lampung, yang bertempat di Jln. Sultan Agung Gg. Raden Saleh

No. 23 Way Halim Kedaton Bandar Lampung.

Pada tanggal 1 November 1989 keluarlah Piagam Pondok

Pesantren dari kantor wilayah Departemen Agama Propinsi Lampung

nomor :04/PP/KD/1990 pengurus Yayasan mengajukan permohonan

gedumg asrama santri dan panti asuhan kepada bapak Presiden bapak

Soeharto dan pada tahun 1991 permohonan tersebut dikabulkan. Dana

yang diberikan untuk membangun gedung asrama santri yang sekaligus

berfungsi sebagai panti asuhan sebanyak 2 unit/ 8 kamar.

Pondok al-Hikmah Didirikan pada tahun 1989 oleh 4 orang yaitu:

1) KH. Muhammad Sobari, alumni Pondok Pesantren Salafiah

Kadukacang, Pandeglang
53

2) Ust. Drs. Syamsul Ma‟arif, alumni IAIN Raden Intan Lampung yang

pada waktu itu beliau sedang menjabat sebgai kepala sekolah MTs al-

Hikmah

3) Ust. Drs. Hi. Basyaruddin Maisir, A.M, alumni Pondok Pesantren

Lirboyo Kediri Jawa Timur dan alumni Fakultas Syari‟ah IAIN Raden

Intan Lmpung

4) Ust. Sujud Suhada, PNS Pemda Propinsi Lampung

Disamping melaksanakan pendidikan pesantren, YPPI Al-Hikmah

juga menyelenggarakan pendidikan Madrasah/Formal yaitu: Raudhatul

Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs),

dan Madrasah Aliyah (MA).

b. Visi dan Misi MA Al-Hikmah Bandar Lampung

Visi Madrasah

“Terwujudnya Lembaga Pendidikan Berbasis Pondok Pesantren yang

Unggul dan Prestasi ditingkat Nasional tahun 2021”

Misi Madrasah

1) Menyelanggarakan pendidikan pondok pesantren yang berkarakter

dan berkualitas

2) Menyelenggarakan pendidikan madrasah yang baik, bermutu dan

berbasis pondok pesantren

3) Mengembangkan budaya nusantara yang tidak bertentangan dengan

nilai- nilai Islam


54

4) Membangun hubungan kerja sama yang baik dengan masyarakat dan

pemerintah

5) Membangun kesadaran hidup sehat dan bersih

6) Menyelenggarakan sistem keorganisasian yang tertib, baik dan

profesional

7) Menyediakan sarana dan prasaranan yang memadai dan berkualitas

c. Tujuan Madrasah

1) Menyiapkan generasi yang beriman dan bertaqwa

2) Membina generasi yang taat ibadah berakhlakul karimah

3) Mewujudkan generasi yang „Alim dan‟Amil

4) Mempersiapkan kader ulama dan pemimpin yang responsif

5) Membina generasi untuk mengembangkan potensi diri

6) Mempersiapkan generasi Islam yang cerdas,kreatif, kompetetif, dan

mandiri

d. Motto

“Kuat dalam aqidah, beramal dengan ilmu, Unggul dalam prestasi”

e. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi MA al Hikmah Bandar Lampung sebagaimana

dibawahini:
55

STRUKTUR ORGANISASI MA AL HIKMAH BANDAR LAMPUNG

Drs. KH. Basyaruddin Maisir Mukhtaruddin,S.Pd.I M. Isnaini,M.Pd.I

Kepala Yayasan Al Hikmah Kepala Madrasah Ketua Komite Madrasah

Vestiana Anistasia, S.Pd

TU

Suyanto,S.Pd.I Rohati,Amd.Kep Mashudi,S.Pd.I

Waka Kurikulum Waka Kesiswaan Waka Sarpras

Iswahyudi,S.Si Jumiati,S.Pd M. Azmi,S.Pd

Wali Kelas X MIA Wali kelas X IIS Walikelas X IIK

Siti Qomariyah, S.Pd Dra.Nur Hayati,M.Pd.I Nur’aini, S.Pd

Wali kelas XI MIA Wali kelas XI IIS Wali Kelas XI IIK

Ulfah Alfiah,S.E
Anggun Novita Sari, S.Si Yayan Mulyana,S.Pd
Walikelas XII IIK
Wali kelas XII MIA ]Wali Kelas XII IIS

Guru

Masyarakat

f. Data Tenaga Pendidik/Guru Madrasah Aliyah Al-Hikmah Bandar

Lampung

Data tenaga Pendidik/Guru Madrasah Aliyah al Hikmah Bandar Lampung

pada Tahun Ajaran 2018/2019 dapat dilihat dari tabel berikut:


56

Tabel.5
Data Tenaga Pendidik danPegawaiMadrasah Aliyah Al-
HikmahBandarLampung
MENGAJAR
NO NAMA JABATAN
MAPEL
1 Mukhtaruddin, S.Pd.I Kamad Bahasa Arab,Aswaja
2 Suyanto, S.PdI Wk. Kurikulum SKI, PKn
3 Rohati, A.Md.Kep Wk. Kesiswaan Seni Budaya, PK
4 Abdul Aziz, S.H, M.Pd.I GTY Geo, Pkn, IK
Drs. Hi. Basyaruddin GTY
5 Maisir A. Akhlak
6 M. Yahya, S.Ag Ka. Perpus Sos, IK
7 Yayan Mulyana, S.Pd DPK Bahsa Inggris
8 Dra. Nurhayati, M.Pd.I. DPK AH, Hadis
9 Abdul Basith, S.Pd.I GTY Mantiq, Tafsir
10 Jumiati, S.Pd GTY Bahsa Indonesia
11 Eliyana, S.Pd GTY Biologi
12 Sri Latifah, M.Sc. GTT Fisika
13 Siti Komariah, S.Pd GTT Kimia
14 Saiful Abdul Jamal, S.E GTT Ekonomi
15 Iswahyudi, S.Si Ka. Lab Fisika, Matematika
16 Vestiana Anistasia, S. Pd Ka. Tu Seni Budaya
17 Aan Azhari, S.Pd.I GTY TIK
18 Ricky Ahamad S.Pd GTY PJOK
19 Miswanto, S.H.I GTY Akhlak
20 Nofvi Yanti, S.Pd,M.Pd.I GTY Bahasa Inggris
21 Anita Kartika Pustakawati Pustakawati
22 Muhammad Azmi,S.Pd GTY FUF
23 Ulfa Alfia Darajat, M.Pd GTY Bahasa Arab
24 Nurul Watifah, S.Pd.I GTY Bahasa Indonesia
25 Yudi Prayoga,M.Ag GTY Akidah Akhlak
26 Leni Sriharyanti S.Pd GTY Sejarah
27 Nur Aini, S.Pd GTY Prakarya
28 Yoni Ardi,S.Pt GTY Matematika
29 Lathoiful Ihsan GTY Fikih
30 M.Mahfudz Nasir,S.Pd GTY Fikih
Sumber: Dokumentasi MA Al-Hikmah tahun2021
57

Tabel.6
Data Jumlah Siswa Dari Tahun 2016 s.d Tahun 2020

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


No 2016 2017 2018 2019 2020

L P L P L P L P L P

1 120 198 133 196 142 162 148 181 152 162

Jmlh 318 329 304 329 318

Sumber: Dokumentasi MA Al-Hikmah tahun2021

Tabel.7
Data Jumlah Siswa-Siswi Madrasah Aliyah Al-Hikmah Bandar Lampung
T.A 2020-2021
Jumlah Kelas Jumlah Siswa
Kelas Jumlah Kelas Laki-laki Perempuan Total

Kelas X MIA 10 26 36

Kelas X Kelas X IIS 11 10 21

Kelas X IIK 21 18 39

Kelas XI MIA 10 29 39

Kelas Kelas XI IPS 22 16 38


XI
Kelas XI IIK 15 21 36

Kelas XII IPA 23 15 38


Kelas Kelas XII IPS 23 17 40
XII
Kelas XII IIK 13 14 27

Jumlah 9 314
Sumber: Dokumentasi MA Al-Hikmah tahun2021
58

g. Data Sarana dan Prasaran Madrasah Aliyah Al-Hikmah Bandar

Lampung

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh madrasah aliyah al

Hikmah Bandar Lampung yaitu sebagai berikut:

Tabel.8
Data Sarana dan Prasarana dan Prasarana pada tabel dibawah ini:

KategoriKerusaka
Jumlah n
Ruang Jumlah ruang
Rusa
Jumlah dalam dalam kondisi Rusa
No Jenis prasarana Rusak k
Ruang kondisi rusak k
Ringan Seda
baik Berat
ng
1 Ruang Kelas 11 8 3
2 Perpustakaan 1 1 -
3 Ruang Lab IPA 1 1 -
Ruang Lab
4 - - -
Biologi
5 Ruang Lab Fisika 1 1 -
6 Ruang Lab Kimia - - -
Ruang Lab
7 1 1 -
Komputer
8 Ruang Lab Bahasa 1 1 -
9 RuangPimpinan 1 1 -
Ruang Guru 1 1 -
11 Ruang Tata Usaha 1 1 -
12 RuangKonseling 1 1 -
Tempat Beriba
13 1 1 -
dah
14 Ruang UKS - - -
15 Jamban/WC 8 8 -
16 Gudang 1 - 1
17 RuangSirkulasi - - -
18 Tempat Olah Raga 1 1 -
Ruang Org.
19 1 1 -
Kesiswaan
20 Ruang Lainnya - - -
59

B. Temuan Penelitian

1. Tujuan Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA Al Hikmah

Bandar Lampung

a. Tujuan Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs Al Hikmah Bandar

Lampung

Suatu proses pembelajaran tidaklah terlepas dari perencanaan

dengan tujuan pembelajaran yang terumuskan dalam sebuah silabus

merupakan hal yang dipilih untuk menciptakan suatu proses pembelajaran

agar mencapai KI dan KD.

Di MTs al Hikmah Bandar Lampung memasukan pembelajaran

aswaja ke-NU-an ke dalam muatan lokal guna mendorong siswa agar dapat

lebih memahami secara mendalam mengenai ajaran aswaja, yang mana

nantinya para siwa akan memiliki sikap ramah, santun, toleran dalam

pergaulan, Moderat, berkebangsaan tinggi serta memiliki sosial yang baik

di berbagai bidang kehidupan. Sebagaimana tujuan aswaja pada siswa MTs

al Hikmah Bandar Lampung itu dijelaskan oleh Bapak Muson, M.Pd.I

selaku guru mata pelajaran Aswaja Ke-NU-an kelas VII , berikut hasil

wawancaranya:

“Aswaja dijadikan sebagai kurikulum muatan lokal


memiliki tujuan guna membentuk karakter siswa yang memiliki
sikap tawasut, tasamuh, tawazun dan ta’adil. Juga yang merupakan
tujuan pembelajaran aswaja di dalam kelas yaitu guna membekali
pengetahuan Aswaja Ke-NU-an kepada siswa agar menjadi orang
yang memiliki faham aswaja versi NU serta memiliki Ahlak yang
sesuai dengan Ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah.”70

70
Muson, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara, Bandar Lampung, 25 Maret 2021
60

Kaitanya dengan proses penyusunan tujuan pembelajaran pada

pokok bahasan materi di dalam kelas, penulis menanyakan prihal

penyusunan tujuan pembelajaran dan mendapatkan hasil :

“Ya dalam penentuan tujuan pembelajaran tentunya melalui


proses, dimana harus memahami KI dan KD pada kurikulum mata
pelajaran Aswaja Ke-NU-an, dari situ akan di ambil menjadi
silabus, dari silabus akan diambil menjadi RPP, disitulah kita akan
menulis tujuan pembelajaran pada bahasan tertentu dan tentunya ,
hal itu dilakukan supaya tujuan pembelajaran lebih sesuai dan
efektive. Tak luput bahwa penyusunan tujuan pebelajaran dalam
RPP pun harus menggunakan kata kerja oprasional dengan
A,B,C,D Audience, Behavior, Condition, Degree,”71
Guna mengetahui lebih jauh mengenai tujuan pembelajaran aswaja

Ke-NU-an di MTs al Hikmah Bandar Lampung, Penulis juga melakukan

wawancara kepada Ibu Musyarofah, S.Pd.I selaku Guru Aswaja Ke-NU-an

Kelas VIII mengenai tujuan Pembelajaran Aswaja di MTs al Hikmah

Bandar Lampung, Berikut wawancaranya :

“Pembelajaran aswaja di dalam kelas yang dilaksanakan di


Mts al Hikmah secara umum dimaksudkan guna mendorong siswa
supaya lebih memahami secara mendalam tentang ajaran aswaja,
yang mana nantinya para siwa akan akan memiliki akhlak yang
baik di berbagai bidang kehidupan. Kalau tujuan pembelajaran
Aswaja ya disesuaikan dengan tujuan Mata Pelajaran yang ada
pada Kurikulum mata pelajaran, setelah itu di Sederhanakan lagi
dalam Silabus dan RPP, disinilah baru disusun tujuan
pembelajaranya. ”72

Hal tersebut diperkuat dengan Hasil wawancara dengan Abdul

Malik Nasir, S.Pd selaku Guru Aswaja Ke-NU-an pada Kelas IX Mts Al

Hikmah Bandar Lampung mengenai tujuan pembelajaran aswaja yang

mendapatkan hasil :

71
Muson, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara, Bandar Lampung, 25 Maret 2021
72
Musyarofah, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VIII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara, Bandar Lampung, 25 Maret 2021
61

“Tujuan mata pelajaran Ke-NU-an yaitu guna


memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai Aswaja secara
keseluruhan, sehingga yang diharapkan nantinya para siswa akan
menjadi muslim yang memiliki keyakinan, ketakwaan kepada
Allah Swt secara kokoh, serta memiliki ahlak mulia dalam
kehidupan individual maupun umum, hal itu sesuai dengan
tuntunan ajaran Islam Ahlussunnah Waljama’ah yang dicontohkan
oleh jama’ah, mulai dari sahabat, tabi’in, tabi’it dan para ulama
dari generasi ke generasi.”73

Terkait dengan tujuan pembelajran aswaja ke-NU-an di MTs al

Hikmah, penulis juga melakukan wawancara terhadap ibu Siti

Masyithah,M.Pd dan mendapatkan hasil :

“Sekarang banyak di jenjang pendidikan disusupi dengan


suatu kegiatan dan pemahaman yang radikal, dalam artian secara
tidak langsung siswa di ajarkan untuk menyalah nyalahkan orang
lain, kurang memiliki toleransi terhadap sesama muslim bahkan tak
jarang diajarkan untuk menganggap bahwa Negara Indonesia
merupakan negara taghut serta merasa dirinya paling benar. Maka
dari itu kami sengaja menanamkan karakter sosial, keagamaan,
kebangsaan lewat pelajaran aswaja ke-NU-an, juga agar para siswa
terbentuk dalam dirinya sikap tawasuth, tawazun, tasamuh dan
taadil”74

Penulis mencari data tambahan terkait perencanaan tujuan

pembelajaran, penulis melakukan wawancara kepada Ibu Siti Masyithah,

M.Pd dan mendapati hasil :

“Saya sebagai kepala sekolah, mewajibkan kepada seluruh


guru untuk memahami KI dan KD pada Kurikulum Pelajaran
Aswaja Ke-NU-an, dengan begitu mereka dapat mudah
menganalisa dan membuat silabus serta RPP dengan tujuan
pembelajaran sesuai kaidah serta sesuai dengan keadaan para siswa
disini, saya juga meminta para guru untuk mendalami materi
pelajaran sebelum disampaikan kepada peserta didik. Hal tersebut
penting, bagaimana siswa dapat mencerna dengan baik suatu
pelajaran, kalau gurunya mempunyai kemampuan yang terbatas

73
Muhammad, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas IX Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara, Bandar Lampung, 25 Maret 2021
74
Siti Masyithah, Kepala Sekolah Mts Al Hikmah Bandar Lampung, Wawancara,
Bandar Lampung, 25 Maret 2021
62

terhadap materi, terutama tujuan pembelajran yang direncanakan


harus tertulis jelas dalam RPP nya sebelum melakukan
pembelajaran.”75

Penulis juga mencari data tambahan guna memperkuat data penulis

dilapangan, penulis mengambil sampel dokumentasi tujuan kurikulum

pelajaran Aswaja Ke-NU-an yang ada di MTs al Hikmah dan mendapatkan

hasil sebagai berikut:

“Kurikulum Mata Pelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs al


Hikmah , bertujuan untuk mempersiapkan generasi muslim
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia sesuai tuntutan dan
prinsip dasar ajaran Ahlussunnah wal Jamaah NU”. 76

Sedangkan untuk lebih memperkuat data penulis dilapangan,

penulis mengambil sampel dokumentasi RPP yang dibuat oleh Muson,

M.Pd.I selaku guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VII terkait Tujuan

Pembelajaran dan mendapatkan hasil sebagai berikut:

“Peserta didik mampu memahami amaliyah rutin warga


NU pada pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw dan
mencotohkan sikap terpuji dari amaliyah NU” 77

Hasil dokumentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

memuat tema materi materi Fakta Maulid Nabi Muhammad SAW di

lingkungan Nahdlatul ulama memiliki Tujuan Pembelajaran yaitu : Peserta

didik mampu memahami amaliyah rutin warga NU pada pelaksanaan


75
Siti Masyithah, Kepala Sekolah Mts Al Hikmah Bandar Lampung, Wawancara,
Bandar Lampung, 25 Maret 2021
76
Dokumentasi Kurikulum, Guru Aswaja Ke-NU-an Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Bandar Lampung, 25 Maret 2021
77
Muson, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Dokumentasi , Bandar Lampung, 25 Maret 2021
63

maulid nabi Muhammad saw dan mencotohkan sikap terpuji dari amaliyah

NU.

Penulis mendapati kesimpulan bahwa tujuan pembelajran aswaja

ke-NU-an yang ada di MTs al Hikmah Bandar Lampung secara umum

memusat kepadaa pendidikan karakter dimana para siswa harus terbentuk

sikap tawasuth, tawazun, tasamuh dan taadil serta memiliki jiwa kebangsaan

yang baik.

b. Tujuan Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MA Al Hikmah Bandar

Lampung

Pada Madrasah Aliyah al Hikmah Bandar Lampung, sekolah

menerapkan Muatan Lokal dengan Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an, dimana

penerapan tersebut tentulah memiliki tujuan yang diharapkan.

Untuk mengetahui tujuan mata pelajaran Aswaja Ke-NU-an di MA

al Hikmah Bandar Lampung, maka penulis melakukan wawancara terhadap

Bapak Mukhtaruddin,S.Pd.I yang mana beliau juga merupakan kepala

sekolah MA al Hikmah Bandar Lampung sekaligus guru pengampu mata

pelajaran aswaja Ke-NU-an kelas X dan mendapatkan Hasil :

“Tujuan diadakanya pembelajaran aswaja Ke-NU-an


mestinya sama dengan tujuan kurikulum Aswaja Ke-NU-an yakni
bertujuan untuk mempersiapkan generasi muslim Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan peradaban dunia sesuai tuntutan dan prinsip dasar ajaran
Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyyah”78
78
Mukhtaruddin, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas X MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
64

Penulis mencari data tambahan mengenai tujuan pembelajaran

Aswaja Ke- NU-An di MA al-Hikmah dengan melakukan wawancara

terhadap Bapak Miswanto,M.H.I selaku guru pengampu mata pelajaran

Aswaja Ke-NU-an kelas XI dan mendapatkan hasil :

“Tujuan pembelajaran aswaja Ke-NU-an disini tentunya


memerhatikan 3 aspek yang harus difahami, asepek pengetahuan,
sikap dan ketrampilan, dimana dalam pengetahuan ya bertujuan para
siswa memiliki pengetahuan factual,berkebangsaan, teknologi, seni,
budaya yang sesuai dengan ajaran Aswaja An-Nahdliyyah. Secara
sikap bertujuan agar para siswa Memiliki perilaku yang
mencerminka sikap orang beriman, berakhlak karimah sesuai denga
ajaran ahlussunnah waljamaah NU dan secara ketrampilan bertujuan
agar para siswa Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang
produktif efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai
dengan ajaran ahlussunnah waljamaah NU”.79

Penulis juga mewawancari bapak Mukhtaruddin S.Pd.I selaku kepala

sekolah MA al-Hikmah Bandar Lampung terkait dengan tujuan pembelajran

aswaja ke-NU-an dan mendapatkan hasil :

“Tujuan pembelajaran aswaja di MA al Hikmah tentunya


guna membentengi para siswa baik sekarang atau nanti setelah lulus
dari faham yang radikal, intoleran dan faham yang banyak menyalah
nyalahkan kegiatan warga NU, juga sebagai bekal dasar landasan
dalil mengenai kegiatan-kegiatan yang banyak dilakukan oleh warga
NU, sehingga nantinya jika siswa melakukan suatu kegiatan yang
banyak di sebut sebagai bid’ah, maka dia sudah punya dalil untuk
memperkuat keyakinanya”80

Kaitanya dengan proses penyusunan tujuan pembelajaran pada

pokok bahasan materi di dalam kelas, penulis menanyakan prihal penyusunan

79
Miswanto, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas XI MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
80
Mukhtaruddin, Kepala MA Al Hikmah Bandar Lampung, wawancara , Bandar
Lampung, 22 Maret 2021
65

tujuan pembelajaran dan mendapatkan hasil :

“dalam kurikulum tentunya kan ada KI, KD dari melihat


kurikulum kita menetukan silabus, dari silabus baru kita susun RPP
disitu kita membuat tujuan pembelajaran yang tentunya mnggunakan
kata kerja oprasional dan mengacu pada KI dan KD yang ada pada
kurikulum” 81

Berdasarkan pada data tersebut maka penulis disimpulkan bahwa

tujuan pembelajran Aswaja Ke-NU-an secara umum di Madrasah Aliyah al

Hikmah Bandar Lampung yaitu guna membentuk karakter siswa dan

memperkuat landasan dalil kegiatan warga NU.

2. Bahan Ajar Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA Al Hikmah Bandar

Lampung

a. Bahan Aswaja Ke-NU-an di MTs Al Hikmah Bandar Lampung

Bahan ajar merupakan suatu komponen penting dalam kegiatan

belajar-mengajar, kegiatan tersebut tidak dapat berlangsung dengan baik

tanpa bahan ajar, bagi pendidik, bahan pengajaran merupakan hal wajib

yang harus dimiliki. Bahan pengajaran dapat berupa informasi, alat dan teks

yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan

implementasi pembalajaran. Secara mudah, bahan ajar merupakan bahan

yang digunakan guru atau instrumen kegiatan belajar mengajar.

Ada beragam bahan pengajaran yang biasa digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar berdasarkan bentuknya dapat

dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar

dengar (Audio), bahan ajar pandang dengar (Audio Visual) dan bahan ajar

81
Miswanto, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas XI MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
66

interaktif.

Guna mengetahui bentuk bahan ajar yang digunakan dalam

pembelajaran aswaja di Mts al Hikmah Bandar Lampung, maka penulis

melakukan wawancara mengenai bentuk bahan ajar terhdap Muson,M.Pd

dan mendapatkan Hasil :

“Kalau di kelas VII saya menggunakan bahan ajar cetak


berbentuk buku dan terkadang juga menggunakan bentuk Audio
Visual berbentuk video yang sesuai dengan materi yang diajarkan
yang saya ambil dari youtube atau yang lainya”82

Penulis juga melakukan wawancara terhadap Musyarofah,S.Pd.I

terkait bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran Aswaja dan

mendapatkan hasil :

“Dalam proses belajar mengajar yang saya lakukan dikelas,


sumber bahan ajar yang saya gunakan yaitu menggunakan Buku Ajar
Cetak”83

Hal ini senada dengan wawancara yang penulis lakukan terhadap

Bapak Abdul Malik Nasir, S.Pd pengampu mata pelajaran aswaja kelas IX

dan mendapatkan hasil :

“ Bahan Ajar yang saya gunakan ada 2, yaitu bahan ajar cetak dan
audio visual, pertama bahan ajar utama dengan menggunakan buku
cetak, sedang bahan ajar audio visual seperti penayangan video atau
yang lainya yang berbentuk audio visual saya gunakan di beberapa
materi karena memang materi kelas IX sudah mulai rumit”84

Melihat wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

bentuk bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran Aswaja di Mts al

82
Muson, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara , Bandar Lampung, 26 Maret 2021
83
Musyarofah, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VIII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara , Bandar Lampung, 26 Maret 2021
84
Malik, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas IX Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 26 Maret 2021
67

Hikmah Kedaton Bandar lampung yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar

Audio Visual.

Dalam proses pembelajaran, bahan ajar merupakan bagian yang

harus diperhatikan kesesuaianya, dan yang harus dipertimbangkan dalam

penggunaan bahan ajar yaitu kesesuaian dengan tuntutan kurikulum,

memerhatikan keadaan peserta didik, dan sesuai dengan karakteristik atau

lingkungan sosial murid, disinilah pentingnya guru melakukan

pengembangan bahan ajar, untuk mengetahui apakah di al Hikmah guru

mengembangkan bahan ajar yang sudah ada atau justru menyusun bahan

ajar sendiri, maka penulis melakukan wawancara terhadap bapak Muson,

M.Pd.I dan mendapati hasil :

“Bahan ajar yang di gunakan dalam proses pembelajaran saat


ini masih menggunakan buku cetak Aswaja Ke-NU-an yang disusun
oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama DIY, namun saya
tetap mempersiapkan bahan ajar dengan baik, saya persiapkan terlebih
dahulu sebelum pembelajaran guna mengetahui kesesuaian atau
kecukupan materinya, jika sudah sesuai ya saya cukupkan, namun jika
masih kurang atau ada yang perlu dirubah saya kembangkan lagi
dengan menggali materi dari buku-buku lain dan saya tampilkan
kedalam bentuk power point guna di bahas bersama-sama”85

Penulis juga melakukan wawancara terhadap ibu Musyarfah,S.Pd.I selaku guru

pengampu Pelajaran Aswaja kelas VIII dan mendapati hasil :

“saat ini saya masih menggunakan buku cetak terbitan LPM


NU DIY dan menurutut saya untuk saat ini masih sesuai dengan
tuntutan kurikulum yang di gunakan”86

Penulis juga melakukan wawancara kepada bapak Abdul Malik

85
Muson, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara, Bandar Lampung, 26 Maret 2021
86
Musyarofah, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VIII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara, Bandar Lampung, 26 Maret 2021
68

Nasir, S.Pd dan mendapati hasil :

“saya menggunakan buku cetak, sebenernya saya download


dari internet berbentuk buku cetak PDF, iya sama, terbitan LPM NU
DIY, namun saya harus melakukan pengembangan bahan ajar, sebab
anak yang saya ajar merupakan anak kelas IX yang jelas bobot
materinya harus lebih lengkap, terutama masalah Khilafiah”87

Wawancara diatas mendapatkan hasil bahwa bahan ajar yang

digunakan di MTs al Hikmah Bandar Lampung menggunakan bahan ajar

buku cetak terbitan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Daerah

Istimewa Yogyakarta, namun karena bukan buatan sendiri dan beda daerah

maka para guru Aswaja di MTs al Hikmah Bandar Lampung melakukan

pengembangan.

Penulis mecari data tambahan mengenai penggunaan bahan ajar

Aswaja di MTs al Hikmah Bandar Lampung, penulis juga melakukan

wawancara terhadap Ibu Siti Masyithah, M.Pd selaku kepala sekolah dan

mendapati hasil :

“ saat ini memang para guru saya bebaskan untuk memilih


bahan ajar, karena menurut saya, para guru tentunya berkopeten
mengenai materi ajar yang di ampunya, namun memang, saya telah
menyuruh para guru Aswaja untuk menyusun bahan ajar sendiri agar
lebih baik, karena lebih sesuai dengan lingkungan yang ada, bahkan
untuk mata pelajaran yang memiliki LKS pun saya sudah sepakat
dengan para guru untuk perbaikan kedepanya dimulai dari menyusun
buku ajar pedoman sendiri-sendiri”88

Guna memperkuat data temuan penelitian yang dilakukan penulis, maka

penulis mengambil sampel gambar cover buku ajar yang digunakan dibawah

ini :

87
Malik, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas IX Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 26 Maret 2021
88
Siti Masyithah, Kepala Madrasah Tsanawiyah Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 26 Maret 2021
69

Gambar 0.1
Bahan Ajar Aswaja Ke-NU-an Kelas 7

Gambar 0.2
Bahan Ajar Aswaja Ke-NU-an Kelas VIII
70

Gambar 0.3
Bahan Ajar Aswaja Ke-NU-an Kelas 789

Penulis juga melakukan dokumentasi terhadap materi ajar yang

ada dengan mengambil daftar isi masing-masing bahan ajar dan mendapati

hasil sebagai berikut:

Materi Ajar Aswaja Ke-NU-an di MTs al Hikmah Bandar Lampung

Materi Ajar Aswaja Ke-NU-an Kelas VII

 BAB 1 Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

 BAB 2 Cara dan Media Penyebaran Islam di Indonesia

 BAB 3 Pondok Pesantren dan Perkembangan Islam di Indonesia

 BAB 4 Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama

 BAB 5 Sistem dan Organisasi NU

 BAB 6 Amaliyah Warga Nahdlatul Ulama

89
Dokumentasi Bahan Ajar, Guru Aswaja Ke-NU-an, Bandar Lampung, 25 Maret 2021
71

Materi Ajar Aswaja Ke-NU-an Kelas VIII

 BAB 1 Pengertian dan Sejarah Munculnya Aswaja

 BAB 2 Mengamalkan Ajaran Aswaja

 BAB 3 Nahdlatul Ulama (NU)

 BAB 4 Sumber Hukum Ajaran Agama Islam

 BAB 5 Bermadzhab

 BAB 6 Memahami Sunnah dan Bd’ah

 BAB 7 Memahami Al-Qur’an Pemikiran NU

 BAB 8 Meneladani Kehdupan Nabi SAW

 BAB 9 Ziarah Kubur

 BAB 10 Mengenal Hisab, Rukyah dan Shalat ID

Materi Ajar Aswaja Ke-NU-an Kelas IX

 BAB 1 Ahlussunnah Wal Jama’ah

 BAB 2 Aqidah Aswaja An-Nahdliyyah

 BAB 3 Syariah Aswaja An –Nahdliyyah

 BAB 4 Tasawuf Aswaja An-Nahdliyyah

 BAB 5 Tradisi dan Budaya

 BAB 6 Aswaja dan Politik

 BAB 7 Islam dan Negara

 BAB 8 Mabadi’ Khaira Ummah

 BAB 9 Khittah Nahdlatul Ulama


72

 BAB 10 Sumber Ajaran Aswaja An-Nahdliyyah 90

b. Bahan Ajar Aswaja Ke-NU-an di MA Al Hikmah Bandar Lampung

Ada beragam bahan pengajaran yang biasa digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar berdasarkan bentuknya dapat

dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar

dengar (Audio), bahan ajar pandang dengar (Audio Visual) dan bahan ajar

interaktif.

Guna mengetahui bentuk bahan ajar yang digunakan dalam

pembelajaran aswaja di MA al Hikmah Bandar Lampung, maka penulis

melakukan wawancara mengenai bentuk bahan ajar terhadap bapak

Mukhtaruddin,S.Pd dan mendapatkan Hasil :

“Bahan ajar yang digunakan di MA al Hikmah Bandar


lampung merupakan bahan ajar cetak berjenis Kitab yang dinamai
kitab Hujjah Ahlussunnah Wal Jama‟ah Lil A‟amali Al yaumiyyati
2 jilid, yang mana kitab tersebut disusun sendiri oleh KH. Abdul
Basith salah satu tenaga pengajar di MA al Hikmah Bandar
lampung”91

Penulis melakukan wawancara kepada bapak Miswanto,M.H.I

selaku guru pengampu pelajaran Aswaja Ke-NU-an kelas XI dan

mendapatkan hasil :

“Dalam pelajaran aswaja Ke-NU-an yang saya ampu di


kelas XI baik itu IPA,IPS atau Agama, saya menggunakan Kitab
Hujjah Ahlussunnah Wal Jama‟ah Lil A‟amali Al yaumiyyati jilid
2, kitab itu memiliki 7 materi pokok bahasan”.92

90
Dokumentasi Bahan Ajar, Guru Aswaja Ke-NU-an, Bandar Lampung, 25 Maret 2021
91
Mukhtaruddin, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas X MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
92
Miswanto, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas XI MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
73

Guna menambah data wawancara, penulis juga melakukan

wawancarakepada bapak Mukhtaruddin,S.Pd.I selaku pengampu mata

pelajaran aswaja Ke-NU-an kelas X dan mendapatkan hasil :

“bahan ajar yang saya gunakan adalah kitab Hujjah


Ahlussunnah Wal Jama‟ah Lil A‟amali Al yaumiyyati jilid 2, di MA
Al Hikmah memang untuk pelajaran aswaja Ke-NU-an kelas X
jilid 1 kelas XI jilid 2. Kalau dikelas X jilid 1 itu mempunyai 10
materi bahasan”93

Hasil wawancara tersebut mendapatkan hasil bahwa bahan ajar

yang digunakan pada mata pelajaran aswaja Ke-NU-an di MA al Hikmah

Bandar Lampung berbentuk Kitab yang namai dengan kitab Hujjah

Ahlussunnah Wal Jama‟ah Lil A‟amali Al yaumiyyati yang terdiri dari 2 jilid

dengan jilid 1 digunakan untuk kelas X dan jilid 2 untuk kelas XI.

Karna menurut penulis ini merupakan temuan menarik, maka

penulis juga melakukan wawancara terhadap KH. Abdul Basit yang

merupakan penyusun bahan ajar tersebut mengenai tujuan kitab Hujjah

Ahlussunnah Wal Jama‟ah Lil A‟amali Al yaumiyyati di susun dan

diterapkan di MA al Hikmah Bandar Lampung dan mendapatkan hasil:

“Sebenarnya tujuan kitab ini saya susun terutama adalah


karena permitaan dari pihak yayasan. Pihak yayasan waktu itu
memiliki pemikiran bahwa anak MA tidak semuanya setelah lulus
itu melanjutkan mondok atau kuliah, sedangkan saat ini
perbedaan pendapat dan aliran-aliran yang berbeda mulai
menyebar kemana-mana, banyak oknum yang membid’ahkan
amaliyah-amaliyah warga NU, dari situlah al Hikmah meminta
saya menyusun Kitab yang memuat materi tentang dalil-dalil
amaliyah aswaja yang hari ini banyak menjadi pertentangan, dan
tentunya tetap memerhatikan kurkulum yang ada, akhirnya saya
susun menjadi 2 jilid, harapanya dengan kitab itu para siswa
setelah lulus dari Al-Hikmah memiliki bekal guna membentengi
93
Mukhtaruddin, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas X MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
74

diri sendiri atau keluarga dari faham-faham yang sering


menyesatkan amaliyah warga NU”. 94

Penulis juga menanyakan prihal penyusunan materi serta penulisan

bahasa pada kitab tersebut dan mendapati hasil :

“Kalau susunan materi dalam kitab itu yang menentukan


adalah yayasan, yayasan rapat dengan guru Aswaja Ke-NU-an
disekolah, lalu menyusun apa saja yang mau dibahas, setelah itu
saya yang mencari materi tentang dalil-dalil bahasan yang
diminta, kalau masalah penulisan ya saya buat bahasa arab tanpa
harakat, karena di al Hikmah kan merupakan sekolah yang
terintegrasi pesantren, dengan itu maka siswa harus benar-benar
memperhatikan saat berada di dalam kelas”. 95

Untuk memperkuat temuan data penelitian mengenai bahan ajar,

maka penulis mengambil dokumentasi dari bahan ajar tersebut

Gambar 04

94
Abdul Basith, Penyususun Kitab Hujjah Ahlussunnah Wal Jama‟ah Lil a‟amali Al
Yaumiati, wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
95
Miswanto, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas XI MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
75

Gambar 05

Penulis juga melakukan dokumentasi terhadap materi ajar yang

ada dengan mengambil daftar isi masing-masing bahan ajar dan mendapati

hasil sebagai berikut:

Materi ajar Aswaja Ke-NU-an di MA al Hikmah Bandar Lampung

Materi ajar Aswaja Ke-NU-an Kelas X MA al Hikmah Bandar Lampung

 Perpecahan dan Perbedaan Pendapat

 Dalil tentang tanda-tanda Ahlussunnah Waljamaah

 Dalil Kesaksian untuk mayit

 Dalil ziarah kubur dan meletakan wewangian diatas kubur

 Dalil qunut subuh

 Dalil mengangkat tangan dalam do’a

 Dalil tentang Maulid nabi Muhammad SAW


76

 Dalil Dzikir Sesudah melaksanakan Sholat

 Dalil Memberikan salam sebelum berbicara

 Dalil tentang Syafa’at

 Dalil tentang buhur (Wewangian)

Materi Ajar Aswaja Ke-NU-an Kelas XI MA al Hikmah Bandar Lampung

 Dalil tentang tawasul

 Bid’ah

 Dalil yang berhubungan dengan Kehamilan (4 Bulanan, 7 Bulanan,

Adzan untuk bayi)

 Akikah

 Macam-macam Qodho’ dari ibadah (Sholat, Puasa, Haji/Badal Haji)

 Dalil tentang penolakan Nabi kepada Mahluk

 Pemahaman dan dalil tentang Meminta Berkah96

3. Metode Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA Al Hikmah

Bandar Lampung

a. Metode Pembelajaran Aswaja di MTs Al Hikmah Bandar

Lampung

Metode pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur

yang dilakukan oleh guru atau pendidik dalam menyampaikan materi

kepada siswanya. Melalui cara ini maka diharapkan proses belajar mengajar

96
Dokumentasi Bahan Ajar, Guru Aswaja Ke-NU-an, MA Al Hikmah Bandar
Lampung, 22 Maret 2021
77

dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian sangat penting bagi seorang

pendidik untuk mengenal metode dalam pembelajaran supaya siswa merasa

semakin bersemangat saat mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Selain

itu, pemilihan metode yang tepat, membuat siswa tidak cepat merasa bosan

atau jenuh ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas

Guna mengetahui Metode pembelajaran yang digunakan di MTs

al Hikmah Bandar Lampung pada mata pelajaran Aswaja Ke-NU-an maka

penulis melakukan Wawancara kepada Bapak Muson, M.Pd.I dan

mendapatkan hasil :

“Salah satu usaha yang saya lakukan sebelum dan dalam


pembelajaran yaitu menggunakan metode yang menurut saya efektif,
efektif dalam artian sesuai dengan materi yang akan saya ajarkan,
walaupun terkadang saya menggunakan metode diskusi namun paling
sering saya menggunakan Metode Cramah. Namun, saya juga
menggunakan media yang bagus, seperti presentasi Powerpoint
menggunakan proyektor”97

Penulis juga melakukan wawacara kepada Ibu Musyarrofah,

S.Pd.I selaku pengampu Mata Pelajaran Aswaja Ke-NU-an kelas VIII dan

mendapatkan Hasil :

“Metode yang saya pakai di kelas paling sering metode


cramah, walaupun metode ini Nampak jadul, namun media yang saya
pakai membuat Nampak modern, salah satu alasan saya menggunakan
metode ini supaya materi yang saya ajar selesai dalam alokasi waktu
yang ada, tak jarang saya menggunakan metode tanya jawab dan
diskusi tak luput jika materi tentang tokoh atau sikap yang ingin saya
tanamkan kepada siswa maka saya menggunakan metode keteladanan
juga cerita tokoh ”98

Guna melihat metode pembelajaran yang dilakukan pada kelas

97
Muson, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara, Bandar Lampung, 26 Maret 2021
98
Musyarofah, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VIII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara, Bandar Lampung, 26 Maret 2021
78

IX, penulis juga melakukan wawancara kepada Bapak Abdul Malik Nasir,

S.Pd dan mendapatkan hasil :

“Karena materi yang ada di kelas IX lumayan susah, maka


saya lebih sering menggunakan metode diskusi, saya mendatangi
setiap kelompok untuk membimbing, mengarahkan, dan menurut saya
metode ini efektive untuk dignakan pada mata pelajaran aswaja di
kelas IX, untuk menghilangkan kebosanan, terkadang saya juga
menggunakan metode tanya jawab dan anak saya berikan PR untuk
merangkum dan mengumpulkan contoh kejadian yg sesuai dengan
materi yang saya ajarkan”.99

Beliau juga menambahkan bahwa guru-guru aswaja ke-NU-an di

MTs al Hikmah Bandar lampung kompak menerapkan metode ibroh dan

nasihat dalam beberapa momentum, seperti ungkapan dibawah ini:

“Kami juga kompak, setiap ada beberapa moment kegiatan,


baik itu moment di lingkungan al Hikmah sendiri atau diluar, kami
ketika awal pelajaran pasti memberi pengayaan materi kepada siswa,
mengambil ibroh atau membahas hukumnya, seperti contohnya
setelah ada kegiatan maulid nabi maka ketika ada jam pelajaran
aswaja diawal pelajaran kami sedikit membahas tentang hokum,
hikmah, dan menanyakan kepada siswa apa pelajaran yang bisa
diambil dan menuliskanya pada kertas lalu dikumpul, baik yang
mereka tulis itu hasil cramah yang dia dengar atau pelajaran apa saja
yang bisa dia ambil dari kegiatan tersebut.”100

Menurut penulis, hal ini merupakan temuan menarik, karena guru

mampu merumuskan strategi pembelajran dimana guru menarik

pembelajran aswaja dari program yang ada diluar kelas kedalam kelas

Seperti yang kita ketahui bahwa metode akan berjalan dengan

baik jika fasilitas yang ada itu memenuhi kebutuhan para guru, maka, untuk

99
Malik, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas IX Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 26 Maret 2021
100
Malik, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas IX Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 26 Maret 2021
79

mengetahui apakah Fasilitas yang ada di MTs al Hikmah mencukupi untuk

menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, maka penulis

melakukan wawancara terhadap bapak Mashudi, S.Pd.I selaku bagian

Sarpras dan mendapatkan hasil :

“Fasilitas yang ada di MTs al-Hikmah sudah sangat


mencukupi, karena setiap awal tahun para guru rapat mengajukan
usulan perlengkapan kepada saya, dan saya bawa keyayasan
Alhamdulillah selalu berhasil, setiap kelas sudah saya rencanakan
untuk memiliki proyektor tetap yang saya pasang di kelas-kelas,
termasuk CCTV guna mengawasi keamanan fasilitas sekolah, untuk
saat ini memang masih disimpan di tempat penyimpanan khusus”101

Hal itu senada dengan hasil wawancara kepada salah satu guru

Mata Pelajaran Aswaja kelas VIII dan mendapati hasil :

“Alhamdulillah, Fasilitas yang ada di MTs al Hikmah sudah


disiapkan, Proyektor, Pengeras suara, laptop pun ada jika dibutuhkan,
sebagai guru tidak repot-repot mencari, sehingga ketika ingin
melaksanakan pembelajaran tidak banyak waktu terbuang untuk
persiapan”102

Penulis juga mencari data terkait dengan alokasi waktu

pembelajran yang ada, apakah cukup efektive guna guru melakukan

pembelajaran dengan metode yang bervariasi, disini penulis melakukan

wawancara kepada Bapak Muslim, S.Pd selaku Waka Kurikulum di MTs al

Hikmah Bandar Lampung dan Mendapati hasil :

“Alokasi waktu mata pelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs al


Hikmah Bandar yaitu 2x35 Menit, waktu yang diberikan sudah
sangatlah cukup untuk 1x pertemuan jika guru-guru pengampu sudah
menyiapkan semua rencana pembelajaran yang ada sebelumnya” 103

101
Mashudi, Waka Sarpras Mts Al Hikmah Bandar Lampung, wawancara , Bandar
Lampung, 26 Maret 2021
102
Muson, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara, Bandar Lampung, 26 Maret 2021
103
Muslim, Waka Kurikulum Mts Al Hikmah Bandar Lampung, wawancara , Bandar
Lampung, 26 Maret 2021
80

Hal ini senada dengan hasil wawancara penulis terhadap Bapak

Abdul Malik Nasir, S.Pd selaku pengampu mata pelajaran Aswaja Ke-NU-

an kelas IX dan mendapati hasil :

“Alokasi waktu yang ada hanya 2x35 menit, ya kalau memang


guru sudah mempersiapkan semuanya sebelumnya ya pasti cukup dan
efekvie, namun jika guru tidak mempunyai persiapan ya pasti
kurang”104

Semua metode pembelajaran yang digunakan oleh para guru di

MTs al-Hikmah Bandar lampung memili maksud agar pengetahuan lebih

mudah difahami, dan proses pembelajaran aktif. Untuk mengetahui data

tentang masalah tersebut, penulis melakukan wawancara terhadap salah satu

siswa kelas IX dan mendapati hasil:

“Materi Aswaja menurut saya susah, namun karena guru nya


menggunakan metode yang bervariasi dari situ saya menjadi semangat
mengikuti pembelajaran, sehingga menyebabkan saya lebih mudah
memahami materi yang diajarkan, tapi kalau metodenya gitu-gitu saja
ya saya ngantuk, akhirnya saya gak faham”105

Penulis juga melakukan wawancara terhadap pengampu mata

pelajaran Aswaja Ke-NU-an kelas IX dan mendapati hasil :

“ Alhamdulilah siswa siswi antusias sekali dalam mengikuti


pembelajaran, hal itu menurut sayasangan berpengaruh terhadap hasil
pembelajaran, selama kami mengajar, kami sesekali duduk bersama
mengobrolkan masalah metode pembelajaran dengan guru-guru
aswaja kelas lain, ya itu sangat efektive sekali, kalau metodenya
monoton, pasti siswa siswi banyak yang ngobrol sendiri, tidur dll, tapi
karna menarik jadi ya siswa pada fokus dan srius ikut
pembelajaran”106

104
Malik, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas IX Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 26 Maret 2021
105
Lulu Dwiana Azizah, Siswi Kelas IX Mts Al Hikmah Bandar Lampung, wawancara ,
Bandar Lampung, 26 Maret 2021
106
Malik, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas IX Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 26 Maret 2021
81

Dari hasil wawancara diatas mengenai metode pembelajaran,

peniliti dapat mengambil garis besar bahwa metode yang dilaksanakan

dalam pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs al Hikmah Bandar Lampung

menggunakan Metode Cramah, Diskusi, Tanya Jawab, keteladanan dan

Tugas Rumah (PR).

b. Metode Pembelajaran Aswaja Ke-Nu-an di MA Al Hikmah Bandar

Lampung

metode pembelajaran merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh

guru didalam pembelajaran guna menyampaikan materi kepada siswa,

metode pembelajaran sangat beragam, dan tentunya dengan metode tersebut

diharapkan pembelajaran menjadi lebih mudah dan efektive.

Guna mengetahui metode pembelajaran yang digunakan pada

pelajaran aswaja Ke-NU-an di MA al Hikmah Bandar lampung maka

penulis bermula mewawancarai bapak Miswanto,M.H.I selaku guru

pengampu mata pelajaran aswaja Ke-NU-an kelas XI dan mendapati hasil:

“Pada pelajaran aswaja Ke-NU-an dikelas XI, metode


pembelajran yang saya gunakan disini adalah metode sorogan, alsan
saya menggunakan metode ini dikarenakan bahan ajar yang digunakan
merupakan kitab yang berbahasa arab, tanpa harakat dan tanpamakna,
maka menurut saya sorogan paling efektive untuk digunakan,
pelaksanaanya ya bermula saya harakati dan terjemahkan dengan
bahasa indonesia, setelah itu saya jelaskan kepada siswa ketika sudah
selesai saya meminta satu persatu maju untuk mengulangi membaca,
menerjemahkan dan menjelaskan, disitu saya mengoreksi ketika ada
kesalahan. Kadang kala ketika disaat tertentu, saya juga menggunakan
metode cramah”.107

107
Miswanto, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas XI MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
82

Penulis mencari data terkait metode pembelajaran aswaja Ke-NU-

an dikelas X, penulis melakukan wawancara terhadap Bapak

Mukhtaruddin,S.Pd.I dan mendapatkan Hasil :

“Metode yang sering saya gunakan itu metode diskusi dan


tanya jawab, setelah saya membacakan dan menerjemahkan, para
siswa tinggal memutar bangku untuk menjadi 1 kelompok lalu saya
berikan persoalan yang terjadi di masyarakat dan mereka menyususun
komentar mengenai masalah tersebut, hasilnya dibacakan oleh
perwakilan kelompok yang maju satu persatu. Untuk tanya jawab saya
gunakan di akhir pembelajaran. Metode cramah juga saya gunakan
untuk penyelesaian materi supaya cepat, terkadang menggunakan
metode analisa hadis”.108

Penulis juga melakukan observasi pada kelas X dan pada saat itu

pembelajaran menggunakan metode diskusi dimana para siswa dibagi per

kelompok 4-5 orang dengan materi pembahasan sedekah untuk mayit, guru

membaca dan menerjemahkan, setelah itu siswa menjadi kelompok-

kelompok dan diberi tugas untuk mencari contoh tindakan atau kegiatan

yang berkaitan dengan sedekah untuk mayit, setelah itu perwakilan

kelompok maju satu persatu untuk membacakan hasil kerja kelompoknya.109

Guna mengetahui kecukupan alokasi waktu pembelajaran, penulis

melakukan wawancara terhadap bapak Miswanto,M.H.I pengampu mata

pelajaran aswaja Ke-NU-an kelas XI dan mendapatkan hasi:

“Untuk alokasi waktu pembelajaran aswaja Ke-NU-an di MA


al Hikmah itu 2x45 menit, seberanya untuk waktu segitu dengan
metode yang saya gunakan kurang cukup, namun saya siasati dengan
para siswa yang belum maju di pertemuan minggu ini dia akan maju

108
Mukhtaruddin, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas X MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
109
Observasi, Metode PembelajaranAswaja Ke-NU-an Kelas X Agama MA Al Hikmah
Bandar Lampung, wawancara , Bandar Lampung, 23 Maret 2021
83

dipertemuan minggu depan”110

Sedangkan guna mmengetahui kecukupan alokasi waktu

pembelajaran pada kelas X, penulis melakukan wawancara terhadap bapak

Mukhtaruddin,S.Pd.I dan mendapatkan hasil:

“Untuk waktu pembelajaran dengan metode yang saya


gunakan Alhamdulillah cukup, karena memang saya sudah
mempersiapkan perencanaan sebelumnya, jadi saat jam pembelajaran
semuanya sudah siap”111

Metode pembelajaran hakikatnya bertujuan untuk membangkitkan

suasana menyenangkan, meningkatkan motivasi belajar siswa agar siswa

lebih mudah memahami materi. Maka untuk mengetahui dampak dari

metode pembelajaran yang digunakan, penulis melakukan wawancara

terhadap Elen Aulia siswa kelas X dan mendapati hasil:

“Cara belajar yang dilakukan didalam kelas menurut saya


asik, tidak membuat ngantuk dan menjadi benar benar mudah
memahami materi yang ada, namun kadang kala terkendala karena
tulisan kitabnya yang berbahasa arab.”112

Penulis juga melakukan wawancara kepada David Arif Prayogi

yang merupakan siswa kelas XI dan mendapatkan hasil:

“cara belajarnya sama dengan dipondok, hanya bedanya


dipondok pakai bahasa jawa, sedangkan disekolah memakai bahasa
Indonesia, Alhamdulillah materi mudah difahami karna selain saya
mendengarkan penjelasan gru, setelah itu saya harus maju mengulangi
pembahasan yang sama, juga sebelum bagian saya maju, saya
mendengarkan kawan yang maju terkebih dahulu, jadi benar-benar

110
Miswanto, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas XI MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
111
Mukhtaruddin, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas X MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
112
Elen, Siswa Kelas X MA Al Hikmah Bandar Lampung, wawancara , Bandar
Lampung, 22 Maret 2021
84

berulang ulang”.113

Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis mendapat temuan

kesimpulan bahwa metode pembelajran aswaja Ke-NU-an di MA al Hikmah

Bandar Lampung menggunakan metode diskusi, tanya jawab, ceramah,

sorogan.

4. Evaluasi Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs Al Hikmah Bandar

Lampung

a. Evaluasi Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs Al Hikmah

Bandar Lampung

Penilaian merupakan sebuah cara yang dilakukan guna

mengetahui sejauh mana hasil pembelajaran mencapai keberhasilan, dimana

penilaian tetap mengaacu pada Kurikulum K13 yang berdasar pada

penilaian Autentik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang mengacu

pada tiga aspek yakni Pengetahuan, ketrampilan dan sikap.hal ini dilakukan

guna mengetahui gambaran perkembangan pengetahuan dan sikap dari para

siswa yang mengikuti pembelajaran serta guna melakukan perbaikan untuk

kedepanya.

Guna mengetahui hal tersebut, penulis melakukan wawancara

terhadap bapak Muson, M.Pd.I selakuguru Mata Pelajaran Aswaja Ke-NU-

an kelas IX dan mendapatkan Hasil :

“Penilaian yang saya lakukan pada mata pelajaran Aswaja


Ke-NU-an tetap mengacu pada kurikulum k13 dengan penilaian
113
David Arif P, Siswa Kelas XI MA Al Hikmah Bandar Lampung, wawancara , Bandar
Lampung, 22 Maret 2021
85

autentik, dimana saya melakukan penilaian pengetahuan, sikap dan


ketrampilan, hal ini menurut saya sangat penting untuk dilakukan”114

Penulis juga melakukan wawancara terhadap bapak Abdul Malik

Nasir, S.Pd selaku guru pengampu mata pelajaran Aswaja Ke-NU-an kelas

IX dan mendapati hasil senada yaitu :

“Pada pembelajaran Aswaja yang saya lakukan, saya


menggunakan penialain autentik, dimana penilaian pengetahuan saya
lihat dari penilaian setelah pembelajaran hasil ulangan harian, Tugas,
UTS ataupun UAS, saya juga melaksanakan penilaian sikap yang
saya ambil dari sikap siswa saat mengikuti pelajaran, baik itu
semnagat dalam berpartisipasi ataupun kerja kelompok. Untuk
penialain ketrampilan saya mengambil dari nilai praktik siwa,
terutama kelas IX banyak amaliyah-amaliyah Aswaja yang harus di
kuasai dan dilaksanakan, saya contohkan seperti anak saya wajibkan
untuk hafal yasin dan tahlil serta doa ketika selesai pembelajran di
kelas IX”115

Ibu Musyarrofah,S.Pd.I selaku pengampu mata pelajaran Aswaja

Ke-NU-an kelas VIII pun mendapati hasil senada:

“Dalam penilaian tetap mengacu pada penialaian autentik


dimana saya menilai dari 3 aspek yakni pengetahuan,sikap dan
ketrampilan”116

Berdasarkan pada wawancara tersebut menunjukan bahwa

penilaian dalam pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di Mts al Hikmah Bandar

Lampung mlihat 3 aspek diantaranya aspek penialaian pengetahuan, sikap

dan ketrampilan guna mengetahui lebih dalam tentang informasi tersebut

maka penulis temukan hasil sebagai berikut :

114
Muson, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara, Bandar Lampung, 26 Maret 2021
115
Malik, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas IX Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 26 Maret 2021
116
Musyarofah, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VIII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara, Bandar Lampung, 26 Maret 2021
86

1. Penilaian Pengetahuan

Penilaian Pengetahuan mengacu pada Kopetensi Dasar yang ada

pada Kurikulum Aswaja di MTs aL Hikmah Bandar Lampung dimana nilai

pengetahuan diambil dari penilaian akhir pembelajaran, ulangan harian,

Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).

Sebagaimana yang disampaikan oleh bapak Abdul Malik Nasir,

S.Pd selaku guru pengampu matapelajaran Aswaja Ke-NU-an kelas IX

dimana beliau menyampaikan :

“Pada pembelajaran Aswaja yang saya lakukan, saya


menggunakan penialain autentik, dimana penilaian pengetahuan saya
lihat dari penilaian Tugas, Penilaian setelah pembelajaran hasil
ulangan harian, UTS ataupun UAS”117

a. Tugas

Disini guru memberikan tugas diataranya merangkum, mengomentari

suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi, menyimpulkan nilai-

nilai pembelajaran dalam suatu videoatau yang lainya.

b. Tugas Akhir Pembelajaran

Dalam akhir pembelajaran guru memberikan beberapa pertanyaan

terkait materi yang dipelajari, dan guru memberikan nilai kepada siswa

yang memberikan jawaban, baik itu jawaban benar ataupun salah.

c. Ulangan Harian

Yakni penilaian yang dilakukan setelah siswa menyelesaikan satu bab

materi yang diajarkan.

117
Malik, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas IX Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 26 Maret 2021
87

d. Ujian Tengah Semester

Penilaian yang dilakukan oleh guru una mengukur ketercapaian

kompetensi setelah kurang lebih 2 bulan melaksanakan pembelajaran.

e. Ujian Akhir Semester

Penilaian ini dilakukan guna mengukur ketercapaian kompetensi dasar

siswa di akhir semester ganjil dan genap.

2. Penilaian Sikap

Penilain sikap merupakan penilaian yang dilakukan melalui observasi,

penilaian antar teman yang dilakukan selama proses pembelajaran,

seperti hasil wawancara yang dilakukan terhadap Bapak Muson, M.Pd,I

yaitu:

“Penilaian sikap yang saya lakukan dalam aspek sosial


saya menilai sikap sopan santun dia terhadap guru, terhadap teman
sebayanya, bagai mana partisipasi saat berdiskusi, bagaimana
menghargai pendapat, antusias terhadap kegiatan bakti sosial dan
lainya. sedangkan dalam sikap spiritual saya akan menilai dari
mereka yang rajin atau mengikuti sholat jama’ah ashar,
berpartisipasi dalam jamaah tahlil setiap hari jum’at, atau kegiatan
keaswajaan yang ada di sekolah”118

3. Penilaian Ketrampilan

Penilaian ketrampilan pada mata pelajaran Aswaja Ke-NU-an

yang dilakukan di MTs Al Hikmah diambil dari penilaian praktik, seperti

hasil wawancara penulis kepada bapak Abdul Malik Nasir, S.Pd selaku

pengampu mata pelajaran Aswaja Ke-NU-an kelas IX sebagai berikut:

“Penilaian ketrampilan saya lihad dari bagaimana siswa


mendemonstrasikan materi yang dipelajari, semisal materi
amaliyah Aswaja, maka para siswa saya haruskan untuk melakukan
118
Muson, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas VII Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
Wawancara, Bandar Lampung, 26 Maret 2021
88

praktik bahkan hafalan bacaan-bacan dzikirnya langsung di Makam


KH. Ahmad Sobari, atau praktik-praktik yang saya berikan setelah
mempelajari materi Aswaja Ke-NU-an yang memungkinkan untuk
dilaksanakanya praktik.pada bulan puasa saya juga memberikan
konsep diri untuk di eklis berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan
selama ramadhan”.119

Penulis meminta dokumentasi penialaian di semester genap dan mendapati

hasil kesimpulan dibawah ini:

Tabel.9
Data Nilai Rapot Pelajaran Aswaja Ke-NU-an Semester Genap 2021
PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP

NO NILAI Jumlah Siswa

VIIA VIIIA IXA VIIA VIIIA IXA VIIA VIIIA IXA

1 86 - 100 32 10 24 33 3

2 81 - 85 5 15 8 5 5

3 75 - 80 3 10 7 2 27 39

4 Sangat Baik

5 Baik 40 35 39

6 Cukup Baik

Sumber : Dokumentasi Nilai Rapot Mapel Aswaja Ke-NU-an semester Genap


2021 MTs Al Hikmah Bandar Lampung

119
Malik, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas IX Mts Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 26 Maret 2021
89

b. Evaluasi Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MA Al Hikmah Bandar

Lampung

Penilaian merupakan sebuah cara yang dilakukan guna

mengetahui sejauh mana hasil pembelajaran mencapai keberhasilan,

dimana penilaian tetap mengaacu pada Kurikulum K13 yang mengacu

pada penilaian Autentik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang

mengacu pada tiga aspek yakni Pengetahuan, ketrampilan dan sikap.hal ini

dilakukan guna mengetahui gambaran perkembangan pengetahuan dan

sikap dari para siswa yang mengikuti pembelajaran serta guna melakukan

perbaikan untuk kedepanya.

Guna mengetahui hal tersebut, penulis melakukan wawancara

terhadap bapak Mukhtaruddin, S.Pd.I selaku guru Mata Pelajaran Aswaja

Ke-NU-an kelas X dan mendapatkan Hasil :

“Kalau penilaian saya tetap mengacu pada Kuurikulum


K-13 dimana memerhatikan 3 aspek yang harus saya nilai, yakni
Pengetahuan, Sikap dan Ketrampilan. Pengetahuan saya lihat
dari ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian akhir
semester, kalau sikap ya saya lihat sikap siswa dikelas,
partisipasi diskusi, bagaimana semangat siswa ketika mengikuti
pembelajran, sedangkan jika penialaian Ketrampilan saya
mengambil dari nilai praktik, baik pada akhir semester genap
ataupun setelah selesai materi yang sekiranya bisa di praktik”.120

Pada kelas XI penulis melakukan wawancara kepada bapak

Miswanto,M.H.I dan mendapati hasil senada dibawah ini:

“Ada tiga aspek yang saya nilai, penilaian pengetahuan,


sikap dan ketrampilan. Penilaian pengetahuan saya ada di
ulangan harian, uts dan uas, disana tes evaluasi berbentuk
120
Mukhtaruddin, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas X MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
90

butiran soal. Pada penialaian sikap, saya melihat dari sosialnya,


partisipasinya saat sorogan juga partisipasi jika diberi tugas atau
pertanyaan. Untuk penilaia ketrampilan tentu saja saya melihat
dari nilai praktik siswa”.121

Melihat hasil wawancara tersebut, maka didapati temuan bahwa

evaluasi pembelajaran aswaja Ke-NU-an di MA al Hikmah Bandar

lampung mengacu pada kurikulum k-13 yang mengacu pada penilaian

otentik dimana ada 3 aspek yang di nilai yakni pengetahuan, sikap dan

ketrampilan.

Penulis meminta dokumentasi penialaian di semester genap

mata pelajaran Aswaja Ke-NU-an dan mendapati hasil kesimpulan

dibawah ini:

Tabel.10
Data Nilai Rapot Pelajaran Aswaja Ke-NU-an Semester Genap 2021
PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP

NO NILAI Jumlah Siswa

X IIK XI IIK X IIK XI IIK X IIK XI IIK

1 86 - 100 3 6 3

2 81 - 85 7 11 7 8

3 75 - 80 24 17 18 28

3 70 - 74 5 2 11

4 Sangat Baik

121
Miswanto, Guru Aswaja Ke-NU-an Kelas XI MA Al Hikmah Bandar Lampung,
wawancara , Bandar Lampung, 22 Maret 2021
91

5 Baik 39 36

6 Cukup Baik

Sumber : Dokumentasi Nilai Rapot Mapel Aswaja Ke-NU-an semester Genap


2021 MA Al Hikmah Bandar Lampung

C. Analsis Data

1. Analisi Tujuan Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA Al

Hikmah Bandar Lampung

Tujuan pembelajran merupakan sebuah komponen yang harus ada

dalam proses pembelajran, dimana penyusunan tujuan pembelajran akan

berpengaruh terhadap desain rangkaian pembelajaran. Tujuan pembelajaran

akan menjadi acuan guna menentukan jenis materi, strategi mengajar,

metode pembelajran dan media pembelajran yang akan digunakan dalam

proses pembelajran supaya arah pembelajran yang dilakukan sesuai dan

mendapatkan hasil yang efektive.

Setelah penulis menganalisa data yang didapatkan dari tujuan

pembelajran Aswaja Ke-NU-an yang ada di MTs dan MA al Hikmah

Bandar Lampung, tujuan utama pembelajranya mengikuti tujuan kurikulum

yaitu untuk mempersiapkan generasi muslim Indonesia agar memiliki

kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia sesuai

tuntutan dan prinsip dasar ajaran Ahlussunnah wal Jamaah NU, serta

mengamalkan sikap tawasuth, tasamuh, tawazun dan taadil.


92

Dapat penulis simpulkan bahwa tujuan umum pada pembelajran

Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al Hikmah Bandar Lampung lebih

mengarah kepada pembentukan karakter dan faham keorganisasian

Nahdlatul Ulama (NU). Namun penulis menambahkan dari hasil analisa

penulis bahwa tujuan yang ada pada kurikulum Aswaja Ke-NU-an sudah

sangat memperhatikan rambu-rambu tujuan pendidikan nasional yang

tertulis jelas pada UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

pasal 3 dengan penjelasan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab. Jadi dapat disimpulkan walaupun tujuan

kurikulum pembelajran Aswaja Ke-NU-an itu mengarah pada pemahaman

keorganisasian Nahdlatul Ulama (NU) akan tetapi tujuan pembelajranya

tidak bertentangan dengan sistem pendidikan nasional pasal 3 tentang tujuan

pendidikan nasional.

Adapun mengenai perihal penyusunan tujuan dalam perencanaan

pembelajran, di MTs dan MA al Hikmah Bandar Lampung sudah mengikuti

Kaidah penyusunan tujuan pembelajran, yaitu dengan menganalisa KI dan

KD pada kurikulum Aswaja Ke-NU-an guna menyususn Silabus, setelah itu

silabus digunakan sebagai acuan dalam penyususnan RPP, didalam RPP

disusun lah tujuan pembelajran yang sudah memenuhi prinsip tujuan

pembelajran yaitu dengan memuat kata kerja oprasional atau mengandung


93

unsur ABCD (Audience, Behavior, Competency, Degree) serta guru tak

luput mempertimbangkan lingkungan dan keadaan siswa yang ada. Hal ini

sesuai dengan pendapat Wina Sanjaya dalam buku “Menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajran Tematik terpadu” bahwa tujuan pembelajran harus

menggunakan prinsip oprasional.

2. Analisi Bahan Ajar Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA

Al Hikmah Bandar Lampung

Bahan Ajar atau yang biasa disebut dengan Learning Material

merupakan materi yang dikemas sebagai bahan yang disajikan dalam proses

pembelajran, bahan ajar pada dasarnya memuat isi diantaranya pengetahuan,

nilai, sikap, tindakan dan ketrampilan yang berisi pesan, informasi dan

ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip dan proses yang terkait dengan pokok

bahasan tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajran. Bahan

ajar memiliki jenis yang bervariasi diantaranya bahan ajar cetak, bahan ajar

dengar (Audio), bahan ajar pandang dengar (Audio Visual) dan bahan ajar

interaktif. Tak luput bahwa penyusunan bahan ajar pun harus

memperhatikan analisa kebutuhan, analisa KI,KD dan Indikator, analisa

sumber belajar dan analisa pemelihan dan penentuan bahan ajar.

Berdasarkan data yang penulis dapatkan tentang bahan ajar yang

digunakan dalam pembelajran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al

Hikmah Bandar lampung, pemilihan bahan ajar di keduanya menggnakan

bahan ajar cetak berbentuk buku dan kitab kuning. Pada MTs al Hikmah
94

Bandar Lampung, Bahan Ajar yang digunakan masih menggunakan buku

cetak yang di susun oleh LP Ma’arif NU DIY sedangkan pada MA al

Hikmah Bahan Ajar yang digunakan merupakan kitab yang disusun sendiri

oleh salah satu guru yang ada di MA Al Hikmah Bandar Lampung, Kitab ini

di namai dengan Kitab Hjjah Ahlussunnah Wal Jama‟ah lil A‟amali Al

Yaumiati 2 Jilid.

Setelah penulis menganalisa bahan ajar yang digunakan di MTs

dan MA Bandar Lampung, penulis menganalisa menggunakan 3 prinsip

bahan ajar:

pertama yaitu Relevansi, disini penulis menyimpulkan bahwa

kedua bahan ajar tersebut sudah mengikut prinsip relevans, hal dibuktikan

dengan adanya relasi materi terhadap KI dan KD yang menjadi tujuan

pembelajran.

Kedua yaitu prinsip konsisten atau keajegan, pada MTs Al

Hikmah Bandar Lampung, Materi yang ada pada bahan ajar yang digunakan

sudah sesuai dengan KI dan KD yang ada pada kurkulum aswaja Ke-NU-an

yang ada, namun pada bahan ajar yang digunakan di MA Al Hikmah Bandar

Lampung ditemukan adanya tidak kesesuaian antara KI KD kurikulum

dengan materi yang ada pada bahan ajar, Materi yang dibahas dalam bahan

ajar di MA Al Hikmah Bandar lampung lebih memuat tentang dalil dalil

amaliyah, sedangkan pada kurikulum aswaja Ke-NU-an KD memuat

Sejarah NU, Kiprah NU dan Analisa Tokoh Nu. Namun menurut hasil

wawancara, MA al Hikmah Bandar Lampung lebih mengutamakan materi


95

tentang dalil amaliyah dikarenakan menganalisa lingkungan dan kebutuhan

para siswa saat ini, juga memperhitungkan materi yang lebih penting untuk

dikuasai oleh para siswa setelah lulus dari MA Al Hikmah.

Ketiga yaitu prinsip kecukupan, dimana pada MTs dan MA Al

Hikmah Bandar Lampung materi yang ada bahan ajar tidak terlalu banyak

dan tidak terlalu sedikit sehingga materi yang ada dapat efektive dan sesuai

dengan alokasi waktu dan ketercapaian tujuan pembelajran yang

dirumuskan sebelumnya.

Ketiga prinsip ini sesuai dengan pendapat Prastowo,2011:58 yang

mengatakan penggunaan bahan ajar harus memperhatikan 3 prinsip yaitu

relevan, konsisten dan kecukupan.

Tak luput dari itu, penulis juga menganalisa bahan ajar di MTs

dan MA Al Hikmah Bandar Lampung dengan menggunakan prinsip

kemudahan, hal ini sesuai dengan pendapat prastowo, 2011:56-57 dan

mendapatkan hasil dari dokumentasi yang didapat bahwa di MTs al Hikmah

Bandar Lampung, bahan ajar yang digunakan mudah didapatkan, juga isi

materi menggunakan susunan yang sistematis berbahasa Indonesia,

sehingga murid mudah untuk mempelajarinya. Namun , pada MA al

Hikmah Bandar Lampung, bahan ajar yang digunakan ditulis dengan bahasa

arab tanpa makna dan harakah sehingga menurut hasil wawancara dengan

Elen aulia selaku siswi MA Al Hikmah pada tanggal 22 Maret 2021 di

dapati hasil bahwa hal tersebut sedikit membuat siswa mengalami kesulitan,

sehingga menurut hasil wawancara dengan Bapak Miswanto, M.H.I sebagai


96

guru pengampu pada tanggal 22 maret 2021 didapati bahwa siswa yang

mengkaji kitab tersebut harus benar-benar memperhatikan makna dan

penjelasan saat berada di dalam kelas.

3. Analisi Metode Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA Al

Hikmah Bandar Lampung

Metode merupakan cara yang berfungsi sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Semakin tepat metode yang digunakan, maka akan

semakin efektif dalam pencapaian tujuan. tujuan merupakan faktor utama

dalam menetapkan tepat atau tidaknya penggunaan suatu metode. Dalam

masalah metode mengajar, selain faktor tujuan, situasi, fasilitas, peserta

didik, dan faktor guru berperan dalam menentukan efektif tidaknya

penggunaan metode.

Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

di MTs dan MA al Hikmah Bandar Lampung, Penulis mendapati hasil

bahwa Metode yang digunakan adalah metode cramah, diskusi, tanya

jawab, pemberian tugas, keteladanan, Sorogan ,ibroh, nasihat dan cerita.

Menurut hasil wawancara dengan para guru pengajar, metode tersebut

evektif digunakan untuk pembelajran Aswaja di MTs dan MA al Hikmah

Bandar Lampung, hal ini sesuai dengan pendapat Khairul anam dalam

penelitianya yang berjudul pembelajran aswaja sebagai impelementasi

pembelajaran ahlak di Mts Miftahl Ulum Mranggen demak yang

mengatakan bahwa metode Cramah, diskusi, tanya jawab dan pemberian


97

tugas efektive dalam pembelajran aswaja.

Namun keunikan dan perbedaan yang penulis dapatkan yaitu

metode ibroh dan nasihat, dimana guru menerapkan metode ini pada

momentum tertentu, dimana bapak Abdul Malik Nasir,S.Pd pada tanggal

sampaikan saat wawancara pada tanggal 26 maret 2021 beliau

mencontohkan seperti jika ada kegiatan yang berkaitan dengan

pembelajaran aswaja, lalu masuk pelajaran dikelas, maka guru akan

memberikan pelajaran tentang hukum kegiatan tersebut, nasihat yang bisa

diberikan setelah itu guru akan menyuruh siswa menulis dikertas selembar

tentang apa hikmah dan materi yang ia dapat dari kegiatan tersebut, guru

berharap dengan begitu siswa yang mengikut kegiatan tidak hanya ikut

ikutan saja, tapi siswa dapat mengambil pelajaran lebih dalam tentang

kegiatan tersebut, menurutnya metode tersebut evektife digunakan. Hal

ini sesuai dengan jurnal yang ditulis oleh lulu maknun tentang “evektifitas

metode ibroh mauidzoh dalam model pembelajran student teams

achievement divisions terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

akidah ahlak di MTs Plus Darul Hufadz Jatinagor” yang memiliki

kesimpulan bahwa metode tersebut evektife digunakan pada pembelajran

aqidah.

Dalam masalah penggunaan metode pembelajran di MA al

Hikmah Bandar Lampung, penulis menyoroti adanya penggunaan Metode

Sorogan, hal ini tentu sangat menarik karna menurut Iys Nur handayani

dan suismanto dalam jurnalnya yang berjudul metode sorogan dalam


98

meningkatkan kemampuan membaca alqur’an pada anak metode tersebut

adalah metode yang biasa digunakan dalam pembelajran di pondok

pesantren baik dalam pembelajran baca al qur’an atau kitab kuning.

Setelah penulis melakukan analisa terkait hasil data wawancara dan

dokumentasi pembelajran, ditemukan bahwa di MA al Hikmah Bandar

Lampung bahan ajar yang digunakan menggunakan kitab yang ditulis

dengan bahasa arab tanpa harakah, sehingga didapati asumsi kesamaan

dengan pembelajaran yang ada di pondok pesantren. Berdaarkan hasil

wawancara dengan pak miswanto, M.H.I pada tanggal 22 Maret 2021

mendapati hasil bahwa metode sorogan pada pembelajran Aswaja di kelas

XI efektive di karenakan materi yang di pelajari di sekolah merupakan

kitab yang ditulis dengan bahasa arab, tanpa harakat dan makna. Hal ini

didukung oleh wawancara terhadap david arif prayogi selaku siswa MA al

Hikmah Bandar Lampung pada tanggal 22 Maret 2021 yang mendapati

hasil bahwa metode tersebut membuat lebih mudah dalam memahami isi

materi pembelajran. Penggunaan metode tersebut evektive guna

pembelajran kitab sudah sesuai dengan hasil penelitian yang ditulis oleh

Lia Nur Jannah yang berjudul “Penggunaan metode Sorogan dalam

pembelajran kitab kuning di pondok pesantren al Hikmah Bandar

lampung” dimana mendapati hasil bahwa metode tersebut baik dan sesuai

untuk digunakan dalam pembelajran kitab kuning.

Namun perlu diketahui bahwa peneliti dapati adanya kurang

kesesuaian antara kurikulum k13 dengan salah satu metode yang yang
99

digunakan.

4. Analisi Evaluasi Pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA Al

Hikmah Bandar Lampung

Dalam masalah evaluasi pembelajran, guru pengampu mata

pelajaran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al Hikmah memperhatikan

peilaian autentik, dimana ada 3 hal yang dinilai yaitu Pengetahuan,

Ketrampilan dan sikap, bentuk penilaian pengetahan diambil dari hasil

tugas, ulangan harian, UTS dan UAS. Penilaian Ketrampilan diambil dari

hasil Praktik sedang penilaian sikap diambil dari penilaian sikap sosial, dan

spiritual.

Menurut hasil wawancara dan observasi penulis, Penilaian yang

dilakukan oleh guru pengajar Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al Hikmah

Bandar lampung sudah sesuai dan berdasar pada penilaian yang ada pada

Kurikulum K13 yaitu penilaian Autentik meliputi penilaian pengetahuan,

Ketrampilan dan sikap. Hal ini sesuai dengan hasil penelitan oleh nuraeni

yang berjudul “Evektifitas Penerapan Penilaian Autentik Terhadap Hasil

Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta didik di SMK Negeri 1 Bantaeng”

dengan menunjukan hasil bahwa penilaian Autentik meiliki pengaruh baik

dan evektif terhadap hasil belajar siswa.

Diperkuat dengan hasil analisa dokumentasi penilaian di MTs dan

MA al Hikmah Bandar Lampung pada Tabel 9 dan 10 dapat disimpulkan

bahwa hasil pembelajran Aswaja Ke-NU-an yang ada di MTs dan MA al

Hikmah Bandar Lampung seluruh siswa siswi mendapatkan hasil bagus.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pembelajran Aswaja Ke-NU-an

di MTs dan MA al Hikmah Bandar Lampung, peneliti mengambil

kesimpulan Sebagai Berikut:

1. Tujuan Pembelajran Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al Hikmah

Bandar Lampung

Tujuan pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di Mts dan MA Al

Hikmah Bandar Lampung memiliki tujuan membentuk karakter

peserta didik yang tawasuth, tawazun, tasamuh dan ta’adil. Tujuan

utama Kurikulum Aswaja Ke NU-an yang berlaku yaitu untuk

mempersiapkan generasi muslim Indonesia agar memiliki kemampuan

hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,

kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia sesuai

tuntutan dan prinsip dasar ajaran Ahlussunnah wal Jamaah NU dan

tidak bertentangan dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang berlaku.

Dalam penyusunan Tujuan Pembelajran guna menuju tujuan

yang disesuai dengan KI dan KD yang berlaku yang mengarah pada

amaliah, karakter dan keorganisasian.

100
101

2. Bahan Ajar Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA Al Hikmah Bandar

Lampung

Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajran berbentuk buku

cetak. Pada tingkat MTs guru masih mengadopsi buku yang di susun

oleh LP Ma’arif NU DIY sedang pada tingkat MA bahan ajar

merupakan kitab yang disusun sendiri oleh salah satu pengajar di MA

al Hikmah dan di beri judul Hujjah Ahlussunnah Wal Jamaah Li

A‟amali Al Yaumiati 2 Jilid, dimana penyusunan ktab tersebut

menggunakan bahasa arab tanpa harakat dan tanpa makna.

3. Metode Pembelajran Aswaja ke-NU-an di MTs dan MA Al Hikmah

Bandar Lampung

Pembelajran Aswaja ke-NU-an di MTs dan MA al Hikmah

Bandar lampung menggunakan Metode Ceramah, Diskusi, Tanya

jawab, peberian tugas ,sorogan, keteladanan, ibroh, nasihat dan cerita.

menurut hasil analisa peneliti metode-meode tersebut efektif di

gunakan dalam pembelajran Aswaja Ke-NU-an di Mts dan MA al

Hikmah Bandar Lampung.

4. Evaluasi Pembelajran Aswaja ke-NU-an di MTs dan MA Al Hikmah

Bandar Lampung

Evaluasi yang dilakukan dalam Pembelajran Aswaja Ke-Nu-an

di Mts dan MA al Hikmah Bandar Lampung menggunakan Penilaian

Autentik yang berdasar pada penilaian aspek yang dinilai meliputi 3

hal, yaitu: Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap. Pengetahuan di ambil


102

dari nilai tugas, ulangan harian, UTS dan UAS. Nilai Ketrampilan

diambil dari nilai praktik sedang nilai sikap diambil dari sikap spiritual

dan sosial para siswa. Sedang berdasarkan hasil analisis para siswa di

MTs dan MA Alhikmah mendapatkan nilai yang bagus.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian Pembelajran Aswaja Ke-NU-an di MTs

dan MA Al Hikmah Bandar Lampung dan untk meningkatkan kualitas

pembelajaran yang ada maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk Sekolah

Mengadakan kegiatan pelatihan penyusunan bahan ajar agar pembelajran

Aswaja Ke-NU-an di MTs dan MA al Hikmah Bandar Lampung menjadi

lebih baik, baik itu dalam pemilihan/ pengguna’an atau penyusunan

bahan ajar sendiri.

2. Untuk Guru

Diupayakan agar dapat meningkatkan pembelajaran Aswaja Ke-NU-an di

Mts dan MA Al Hikmah Bandar Lampung dengan menyusun sendiri

buku ajar yang tentunya lebih sesuai dengan keadaan siswa serta lebih

sesuai dengan kaidah-kaidah bahan ajar yang berlaku.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang pembelajran

aswaja di MTs atau MA al Hikmah Bandar Lampung harus diperhatikan

bahwa adanya aspek-aspek yang harus di teliti lebih dalam mengenai

Penggunaan Kitab Hujjah Ahlussuunnah Wal Jama‟ah Lil A‟amali Al


103

Yaumiati 2 Jilid yang digunakan sebagai bahan ajar pada pembelajran

Aswaja Ke-NU-an di MA al Hikmah Bandar Lampung, juga penelitian

mengenai penerapan metode Ibroh dan cerita dalam pelajaran aswaja di

MTs al Hikmah Bandar Lampung.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muhith Muzadi. 2007, NU: dalam Prespektif Sejarah dan Ajaran,
Surabaya: Khalista.

Abdurrahman Fathoni, 2011, Metodologi penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi,


Jakarta : Rineka Cipta.

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, 1997, Strategi Belajar Mengajar (SBM),
Bandung: Pustaka Setia.

Ahmad Farid, 2011, Pendidikan Berbasis Metode Ahlus Sunnah wal Jama‟ah,
Surabaya: Pustaka eLBA.

Al-Gazhali,1992, Adab dalam Beragama (terjemah). Jakarta: Gema Insani Press.

Ali Musthafa Yaqub, 2016, KH. Ali Musthafa Yaqub Menjaga Sunnah Mengawal
Akidah, Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar.

Andi Prastowo, 2017, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Tematik Terpadu, Jakarta: PT Fajar Inter Pratama.

Asep S Chalim, dkk., 2012, Membumikan Aswaja, Surabaya: Khalista.

Bimo Walgito, 2003, Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi Offset.

Djamaluddin Ancok dan Fuad Anshori Suroyo, 1995, Psikologi Islam, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Djamarah. Syaiful Bahri 2010. Strategi Belajar Mengajar. Cet-4. Jakarta: Reineka
Cipta.

Armai Arief dan Busdahiar, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Wahana
Kardofa.

Eko Putro Widoyoko, 2017, Teknik Penyusunan Instrumen penelitian,


Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Emzir, 2011, Analisis Data: Metodologi penelitian Kualitatif, Jakarta: Rajawali


Pers.
Haling Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Cet-4. Makassar: Badan Penerbit
UNM.

Hamidullah Ibda, 2019, Media Pembelajaran Berbasis Wayang, Konsep dan


Aplikasi Semarang: Pilar Nusantara.

Hamruni, 2009, Strategi dan Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan,


Jogjakarta: Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Hasil-hasil Muktamar XXX Nahdlatul Ulama, Jakarta: Sekjen PBNU.

Hayat harahab, Mardiyanto, wahyudin, 2018, Perencanaan, pengembangan dan


Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran PAI di SDN 064988 Medan Johor,
Jurnal EDU Religia Vol.2 No.3.

Http://kamusbahasindonesi.org/didik diakses pada 04 November 2020

Husein Umar, 1999, Meode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Jakarta : PT
Raja Grafindo.

Imam Asrori, 2014, Evalusi Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat


Indonesia.

Imam Baehaqi (ed.) 2000, Kontroversi Aswaja, Aula Perdebatan dan


Reinterpretasi, Yogyakarta: LKiS.

Jeanne Ellis Ormrod, 2008, Educational Psychology Developing Learners, penerj.


Wahyu Indiati, dkk, Jakarta: Erlaangga.

Kementrian Agama Republik Indonesi, 2020, Al Qur‟an Hafalan , Menghafal


Mudah Metode 5 Waktu 1 halaman, Bandung: Cordoba.

Lembaga Pendidikan Maarif NU Kabupaten Malang, 2012, Tim Penyusun Buku


Pendidikan Agama Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU Kabupaten Malang,
Malang; Edutama Mulia.

M. Dawam Rahardjo, 1993, Intelektual, Intelegensia, dan Perilaku Politik Bangsa,


Bandung: Mizan.

M. Mahbubi. 2012, Pendidikan Karakter: Implementasi Aswaja Sebagai Nilai


Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

M. Ngalim Purwanto, 2006, Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,


Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. Ke- 13.

Mardalis, 2004, Metode Penelitian ,Jakarta: Bumi Aksara.

Masyudi Muchtar, dkk. 2007, Aswaja An-Nahdliyah, Surabaya: Khalista.

Masyudi Muchtar, dkk. 2007, Aswaja An-Nahdliyah, Ajaran Ahlussunnah wa al-


Jama‟ah yang Berlaku di Lingkungan Nahdlatul Ulama, Surabaya: Khalista
dan LTN NU Jawa Timur,.

Masyudi, dkk, 2007, Aswaja An-Nahdliyah, Surabaya: Khalista.


Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani, 2007, Mathematical Intelegence Cara
Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, Jogjakarta :
Ar-Ruzz Media.

Muchotob Hamzah, 2017, Pengantar Studi Aswaja An-Nahdliyyah,Yogyakarta:


LKi S.

Muhamad Khoirul Anam, 2016, Pembelajaran Aswaja Sebagai Implementasi


Pendidikan Ahlak di MTs Miftahul Ulum Mranggen Demak, Semarang :
UIN Walisongo.

Muhammad Mahrus, Ruang Lingkup Aswaja. http://assawadul


adzom.blogspot.com /2013/03/ruang-lingkup-aswaja_9067.html diakses
tanggal,27 Oktober 2020.

Muhammad Azhar, 1993, Proses Belajar Mengajar Pola CBSA, Surabaya: Usaha
Nasional.

Muhammad Idrus Ramli, 2011, Pengantar Sejarah Ahlussunah Wal Jama‟ah,


Surabaya: Khalista.

Novan Ardy Wiyani, 2014, Desain Pembelajaran Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz


Media.

Oemar Hamalik, 2013, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Panut Panuju dan Ida Umami, 1999, Psikologi Remaj, Yogyakarta: Tiara Wacana.

Pengurus Lembaga LP Ma’arif NU Pusat, 2014, Standar Pendidikan Ma‟arif NU,


Jakarta.

Pusat Bahasa DEPDIKNAS. 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.

Pusat Pengembangan Bahasa, 1990, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai


Pustaka.

Ramayulis, 2011, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Rusma, 2014, Model-model pembelajaran Mengembangkan profesionalisme Guru,


Depok: Raja Grafindo Persada.

Said Aqil Siraj, 2006, Tasawuf Sebagai Krtik Sosial Mengedapankan Islam
sebagai Inspirasi, bukan Aspirasi, Bandung : Mizan Pustaka.

Samsul Nizar, 2013, Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam Di
Nusantara, Jakarta: Kencana.

___________. 2002, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Press.


Sa’id Hawa, 2006, kitab Tazkiyatun Nafs intisari Ihya Ulumuddin, Jakarta: Pena
Pundi Askara.

Siful Arifi, 2019, “Urgensi Mata Kuliah Aswaja di Perguruan Tinggi Islam”,
Jurnal Kariman, Vol 07 No 02 Desember.

Siti Khoiriah, 2018, Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk Peningkatan Iman


dan Taqwa di SMK Al Falah Salatiga, Salatiga : IAIN Salatiga.

Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja.

Soeleiman Fadeli dan Muhammad Subhan, 2010, Antologi NU, Buku II, Surabaya:
Khalisa.

Sugiyono, 2018, Metode Penelitian kualitatif, Kuantitatif dan R&D, Bandung:


Alfabeta.

_______, 2014, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, 2013, Managemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

________________, 2014, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Jakarta:


Rineka Cipta.

Sukring,2013, Pendidik dan Pesserta Didik Persfektif Pendidikan Islam,


Yogjakarta: Graha Ilmu.

Tim Forum Kajian Ilmiah Purna Siswa 2016, 2016, Menghayati Agama, Islam dan
Aswaja, Kediri: Lirboyo Press.

Trianto ibnu badar Al-Tabany, 2017, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,


Progresif, Kontekstual, Jakarta: Kencana.

Tuti Iriani, Aghpin Ramadhan, 2019, Perencanaan Pembelajaran Untuk Kejujuran,


Jakarta: Kencana.

Umi Dwi Khusna, 2017, Implementasi Pembelajaaran Aswaja di SMP Islam Al


Fatahiyyah Ngranti Boyolangu Tulung Agung, Tulung Agung : IAIN
Tulung Agung.

Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 ,Bandung : Citra Umbara.

Wahydin Nur Nasution, 2017, Perencanaan Pembelajaran: Pengertian, Tujuan


dan Prosedur, Jurnal Ittihad Vol. 1 No. 2.

Wina Sanjaya, 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:


Prenada Media Group.
Zakiah Drajat, dkk,2008, Metodik khusus Pengajaran dalam agama Islam, Jakarta:
Bumi Askara.
L
A
M
P
I
R
A
N
Nilai Rapot Mata Pelajaran Aswaja Ke-NU-an Kelas VIIA Semester Genap

NO NAMA Pengetahuan Ketrampilan Sikap


1 ABDUL ARRAZZAQ 86 86 B
2 ABDULLAH WAFA A 86 86 B
3 ACHMAD MAURIZAL M 87 87 B
4 ALIFATUN NASYWA N 86 86 B
5 ALIFIA ZASYA F 86 86 B
6 BALQIS ARWASABRINA 87 87 B
7 CELINE ANGGRAENI R 86 86 B
8 DWI MARSYA NIDIA P 86 86 B
9 FADHILATUS SAKINAH 87 87 B
10 FAHRI ALFIANSYAH 86 86 B
11 FARIHA MADINATUL M 86 86 B
12 GALANG FAJAR P 87 87 B
13 GALANG OASIS EXCEL 85 85 B
14 HANIF RAYIS 86 86 B
15 IBRAHIM ATHAILLAH A 86 86 B
16 JELITA MEYZARAHMA 85 85 B
17 JOVANDA SURYA W 86 86 B
18 KAYSAH AULIA S 86 86 B
19 LINTANG DINI F 86 86 B
20 M. FIKKI ARDIANSYAH 87 87 B
21 M.DIMAS BAGUS ADITIA 88 88 B
22 MUHAMMAD ADHRIAN 89 89 B
23 MUHAMMAD HAFIDZ 87 87 B
24 MUHAMMAD KAFI R 86 86 B
25 MUHAMMAD NAUFAL H 87 87 B
26 MUTHIA NUR'AINI 88 88 B
27 NADZILA TURROHMAH 87 87 B
28 NAYARA PUTRI L 88 88 B
29 NAZRILWAN R 87 87 B
30 NUR HIDAYAT G 86 86 B
31 PRISTI GUSTIANI 87 87 B
32 RAHMAD YURIANSYAH 86 86 B
33 RENYTA MULYA W 87 87 B
34 RIBHI AULIZA TARA 85 85 B
35 SAILA NUR K 80 86 B
36 SATRIA FAJAR R 85 85 B
37 SRI RAHAYU 86 86 B
38 SULIS RAHMAWATI 85 80 B
39 THALITA AURRA 80 80 B
40 ZALFA ZAKIYAH 80 85 B
Nilai Rapot Mata Pelajaran Aswaja Ke-NU-an Kelas VIII A Semester Genap

NO NAMA Pengetahuan Ketrampilan Sikap


1 ADINDA PIPIN F 85 85 B
2 ADZIN ABIYYU 85 78 B
3 ALVIN SYAHRI 80 78 B
4 AMELIA RAMADHANI 87 78 B
5 ANNISA SHAFIRA QALBI 88 78 B
6 AQILA KUSUMA AZIZAH 87 78 B
7 ARINA NADIYYA SHOFIE 88 80 B
8 AUDERA PRAMESWARI 86 79 B
9 BAYU EFANDI 80 79 B
10 CHAYNA DWI ADI J 85 80 B
11 DANAWAH MUTHI'AH 85 79 B
12 ELVINDRA PRINALDO 80 78 B
13 FADIA ZALFA PRASFITA 80 79 B
14 FATHIR LUTFITO 80 80 B
15 JATRA PANDU WIJAYA 80 78 B
16 KAISYA RISKIA K 80 78 B
17 M. AIDIL ARLY ZAKKIE 84 79 B
18 M. GALANG FIKRI I 84 79 B
19 M. RAFLI FANDREAN 85 79 B
20 MERCY NIKEN ATMA N 85 78 B
21 MOCH AKMAL 85 80 B
22 NOVA DWI RIYANI 88 88 B
23 PRISTA JULIA AMANDA 84 79 B
24 RAHMA DINI AULIA 85 79 B
25 RICHARD FAIZAL 87 79 B
26 RUDI HERMANTO 90 90 B
27 SAFINATUZ ZAHRO 85 85 B
28 SALMA ROSDIANA 80 80 B
29 SHELA GALUH PERTIWI 85 85 B
30 SISKA PUTRI R 85 85 B
31 SUCI OKTAVIANI ZAIN 88 88 B
32 SYIFA AYATINA 80 80 B
33 TUNJUNG ADAM D 88 88 B
34 VIDIYAH SYAHMURI 80 80 B
35 ZAHARA YUNI KARINA 85 80 B
Nilai Rapot Mata Pelajaran Aswaja Ke-NU-an Kelas IX A Semester Genap

NO NAMA Pengetahuan Ketrampilan Sikap


1 AAN MARYO 80 80 B
2 ADAM RAMADHAN 85 80 B
3 ADELIA PUTRI A 86 80 B
4 APRILIA DINA AHSANTI 88 80 B
5 ADI SETYO 86 80 B
6 BAYU PRASETYO 86 80 B
7 DEA KHOTIMATUL L 87 80 B
8 FADHILA ZAHARANI 86 80 B
9 FAIZ FAHMI IDAMSYAH 85 80 B
10 FITRIA SHAINA Z 87 80 B
11 HANNAYYARA IZAZ D 80 80 B
12 IMAM AHMAD R 89 80 B
13 LULU DWIANA AZIZAH 86 80 B
14 M. DAFFA PRATAMA 86 80 B
15 M. DILLI DAMBOO 85 80 B
16 M. IKHWAN M.H 80 80 B
17 M. ODI NOFAN SANJAYA 80 80 B
18 MEISYA ELSANDRA 87 80 B
19 MUHAMMAD ARROFI B
86 80
ADITIA UMAR
20 NADIA SAHARANI 86 80 B
21 NAYLA AZZAHRA 88 80 B
22 NUR AJI ALAMSYAH 90 80 B
23 NURUL HAFIZD ASYIFA 87 80 B
24 PUTRI PATMA WATI 87 80 B
25 RAIHAN ZAHRI 86 80 B
26 RIKO SETIAWAN 94 80 B
27 SANDA APRILIA UTAMI 84 80 B
28 SATRIA GIGIH H 84 80 B
29 SITI NUR HASANAH 88 80 B
30 UKE IHSANIA KIRANI 80 80 B
31 VIRGIE MAULANA F 90 80 B
32 ZAHWA M 86 80 B
33 INDRI LISDIYANTI 85 80 B
34 AZZAHRA NUR FITRI 80 80 B
35 GHINA AQILA ROFA 80 80 B
36 SINAR SILVANA BALQIS 85 80 B
37 NITA SELVIRA 86 80 B
38 NABILA PUTRIA ZULFA 88 80 B
39 AAN MARYO 85 80 B
Nilai Rapot Mata Pelajaran Aswaja Ke-NU-an Kelas X IIK Semester Genap

NO NAMA PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP/SB/B/C/K


1 Ade Prastio 85 85 B
2 Alfath Shaumaddinil Aunih 86 86 B
3 Arief Nouva Al Hafi 85 85 B
4 Dea Safitri 80 80 B
5 Della Ratna Anggraini 80 80 B
6 Elen Aulia 80 80 B
7 Fadhilah Qonita Azzahra 85 85 B
8 Fikri Ahmad Haikal 80 80 B
9 Habib Febrian 85 85 B
10 Handika Maulana Putra 80 80 B
11 Hasbi Taufiqurrahman 75 70 B
12 Heni Elfiani 75 70 B
13 Herni Wulan Purnama 75 75 B
14 Humaira’ul Qudsiyah 70 75 B
15 Ika Dewi Masyithah 75 75 B
16 Ikhsanuddin 75 75 B
17 Irka Durima 75 70 B
18 Kurniawan Arya Pranata 75 70 B
19 Lutfiyanti 75 75 B
20 M. Dzaki Nurdin Ayyasy 75 75 B
21 M. Aziz Saputra 70 70 B
22 Marisa Safitri 75 75 B
23 Muhammad Alwi Syihab 80 80 B
24 Muhammad Nabil P 80 80 B
25 Muhammad Rizky Apriyan 75 70 B
26 Muhammad Taufiq 70 70 B
27 Naufal Al Hannan 80 80 B
28 Nindia Dheka Puspita 80 80 B
29 Noufal Fais 75 70 B
30 Rahmandani Nur Fitra 75 70 B
31 Reisya Aulia Khabiba 85 85 B
32 Rena Septiyani 70 70 B
33 Rohib falahuddin 75 75 B
34 Sidik Al Farabie 75 70 B
35 Siti Mufiatun Hasanah 86 86 B
36 Tiara Resti 86 86 B
37 Tuswanto Prayogo 75 75 B
38 Wildan Fuadi 85 85 B
39 Zahra Kamila 85 85 B
Nilai Rapot Mata Pelajaran Aswaja Ke-NU-an Kelas XI IIK Semester Genap

NO NAMA PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP/SB/B/C/K


1 Ahmad Mukhlis 85 80 B
2 Abduh Zamzami 83 80 B
3 Adenin Faradllah Setiawan 85 85 B
4 Akbar Hari Setiawan 80 80 B
5 Alifia Intan Maria 86 75 B
6 Ana Putri Sofi Nada 86 80 B
7 An Nisa Nur Fadila 85 85 B
8 Arinda Kurniawati 80 75 B
9 Bella Amanda Lutfia 80 80 B
10 David Arif Prayogi 80 80 B
11 Dwi Andini 75 80 B
12 Falah Aulia Sani 85 80 B
13 Iqlima Khoirunnisa 80 85 B
14 Kell Klin Adrian 86 75 B
15 M. Aldi Pranata 75 80 B
16 M. April Mubarok 85 85 B
17 M. Fakhri Asshiddiqi 70 85 B
18 M. Raihan Akbar 86 80 B
19 M. Sirril Wafa 85 80 B
20 Muhammad Adam Ashiddiqie 85 85 B
21 Muhammad Surya Nugraha 86 85 B
22 Najwa Bunga Allysia 86 80 B
23 Nanda Auliansyah 80 75 B
24 Nurliyana 80 80 B
25 Rahayu Safitri 80 80 B
26 Rahayu Subekti Setyaningsih 80 80 B
27 Rani Oktavia 75 80 B
28 Riska Meliana Safitri 85 80 B
29 Rizki Wahyudi 80 75 B
30 Shafa Febriliani Rahma 70 75 B
31 Simping Setyo Murwani 75 80 B
32 Sindi Marantika 80 80 B
33 Uci Ayu Paramita 85 80 B
34 Vira Nurhaliza 85 85 B
35 Wardatul Jamilah 80 80 B
36 Zahra Afi Mahmudah 80 80 B
PEDOMAN DOKUMENTASI
KETERANGAN
NO INDIKATOR
ADA TIDAK
1. Dokumentasi Sekolah
2. Foto Kegiatan Keagamaan
3. Nilai Hasil Belajar ASWAJA
4. Data Siswa
4. RPP
4. Kurikulum Aswaja Ke-NU-an
PEDOMAN LEMBAR OBSERVASI

Nama Guru :………………………………………...................................................

Tema Pelajaran :………………………………………...................................................

No. Komponen Indikator Ket

1. Digunakan guna mengetahui apakah tujuan


pembelajaran sesuai dengan indikator yang
ngin dicapai dan telah dirumuskan
1. Tujuan Pembelajaran sebelumnya.
2. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan
KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional
3. Bahan ajar yang digunakan dalam
pembelajaran, berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar
lain yang relevan
2. Bahan Ajar
4. Materi pokok memuat fakta, kosep, prinsip,
dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi
5. Menggunakan metode yang mendukung proses
pembelajaran disesuaikan dengan keadaan
yang ada

6. Melibatkan siswa dalam penggunaan metode


pembelajaran
3. Metode Pembelajaran 7. Menggunakan metode yang dapat
mengaktifkan siswa dalam belajar

8. Menggunakan metode pembelajaran yang


bervariasi

9. Mampu mengatasi kemacetan dalam belajar


10. Mampu menciptakan suasana pembelajaran
yang produktif dan efektif

11. Memantau kemajuan belajar

12. Mampu mengatasi gangguan belajar yang


terjadi di kelas

13. Mengkondisikan lingkungan belajar yang


kondusif

14. Kemampuan guru dalam melakukan


penilaian pembelajaran

15. Melakukan evaluasi secara kontinu baik


tertulis maupun lisan

16. Mengembangkan tes tertulis

17. Mengembangkan tes perbuatan (praktek)

4. Evaluasi Pembelajaran 18. Mengajukan pertanyaan atau soal-soal yang


sesuai dengan tujuan pembelajaran

19. Guru mampu melaksanakan analisis


terhadap hasil penilaian pembelajaran

20. Penggunaan hasil analisis penilaian dengan


melaksanakan remedial, jam tambahan
pembelajaran, dan waktu khusus bimbingan
kepada sebagian peserta didik yang memiliki
nilai kurang
PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA MADRASAH
A. Tujuan Untuk mengetahui tentang Pembelajaran Aswaja Ke Nu An di Mts dan MA Al Hikmah Bandar
Lampung.
Pertanyaan Panduan
Identitas Diri :
Nama Kepala Madrasah :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Tgl wawancara :
B. Pertanyaan Penelitian:
1. Apa Tujuan Pembelajaran Aswaja Ke-NU-An ?
2. Apakah tujuan yang disusun sudah sesuai dengan Kurikulum yang ada ?
3. Apakah Bahan ajar yang ada sudah sesuai dengan Tujuan pembelajaran Aswaja ke-nu-an ?

PEDOMAN WAWANCARA
GURU BIDANG STUDI ASWAJA
A. Tujuan Untuk mendapatkan hasil data serta mengetahui tentang proses belajar mengajar Guru ASWAJA
di MTs MA Al Hikmah Bandar Lampung.
Pertanyaan Panduan
Identitas Diri :
Nama Guru :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Tgl wawancara :
B. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah penyusunan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan KD yang ada pada kurikulum ?
2. Apakah penyusunan Tujuan pembelajaran menggunakan kata Kerja Oprasional?
3. Buku panduan apa yang digunakan pembelajaran Aswaja ?
4. Jenis apakah bahan ajar yang bapak/ibu gunakan?
5. Apakah guru melakukan pengembangan bahan ajar dalam melaksanakan pembelajaran Aswaj ke-nu-
an?
6. Apakah bahan ajar yang digunakan sudah sesuai dengan indicator yang hendak dituju?
7. Apa metode yang bapak/ibu gunakan dalam pembelajran aswaja ke-nu-an?
8. Apa alasan bapak atau ibu menggunakan metode tersebut?
9. Apakah alokasi waktu yang ada cukup untuk menggunakan metode yang bapak gunakan ?
10. Adakah dampak hasil baik dari metode yang bapak gunakan ?
11. Bagaimana cara bapak atau ibu meng evaluasi belajar siswa ?
12. Apakah penilaian yang bapak ibu lakukan berpedoman pada penialaian autentik ?
13. Bagaimana cara bapak/ibu mengambil nilai dari penilaian autentik?

PEDOMAN WAWANCARA SISWI


A. Tujuan Untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami proses pembelajaran Aswaja di MTs dan MA
Al Hikmah.
Pertanyaan Panduan
Identitas Diri :
Nama Siswi :
Kelas :
Tgl Wawancara :
B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana menurut Adik proses kegiatan belajar mengajar Aswaja berlangsung?
2. Apakah Adik kesulitan dalam mengikuti pembelajaran Aswaja?
3. Apakah metode pembelajaran yang digunakan guru, memudahkan Adik untuk memahami pelajaran
Aswaja?
DOKUMENTASI FOTO WAWANCARA

Wawancara dengan Guru Aswaja Kelas VII Wawancara dengan Waka Kurikulum MTs

Wawancara dengan Guru Aswaja kelas VIII Wawancara dengan Kepala MTs

Wawancara dengan Guru aswaja Kelas IX Wawancara dengan guru aswaja dan Kepala MA
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SEKOLAH : MA Al Hikmah Bandar Lampung


MATA PELAJARAN : Aswaja
KELAS / SEMESTER : X Agama / Genap
ALOKASI WAKTU : 2x45 Menit

KOMPETENSI DASAR :
Menghayati dan Mengamalkan Dalil tentang Sedekah, Membaca Qur’an dan Do’a untuk Mayit

TUJUAN PEMBELAJARAN:
Peserta didik mampu memahami hukum dan isitqamah mengamalkan Sedekah, Membaca Qur’an dan Do’a
untuk Mayit

MATERI PEMBELAJARAN
Dalil- dalil Sedekah, membaca al Qur’an dan Do’a untuk Mayit

Metode Pembelajaran :
1. Tanyajawab
2. diskusi

Langkah – Langkah Pembelajaran :


 Pendahuluan
Apersepsi: Guru mengajak Peserta didik berdo’a, guru mengabsen kehadiran peserta didik,
memberikan motivasi dan guru menanyakan materi sebelumnya, serta guru memberikan stimulus
kemampuann dasar tentang Dalil- dalil Sedekah, membaca al Qur’an dan Do’a untuk Mayit
Kegiatan Inti
Sintak Kegiatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
Mengamati Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topic
dengan cara:
 Melihat (tanpa atau dengan alat) memberi gambaran Dalil- dalil Sedekah,
membaca al Qur’an dan Do’a untuk Mayit
 Peserta didik diminta mengamati gambaran kegiatan yang berhubungan
dengan Sedekah, membaca al Qur‟an dan Do‟a untuk Mayit
 Membaca (dilakukan oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung),
 Guru membaca dan menterjemah dalil dari kitab hujjah Ahlusunnah wal
jamaah liaamali al yaumiati jilid 1 tentang Sedekah, membaca al Qur‟an
dan Do‟a untuk Mayit
 Mendengar
 Peserta didik diminta mendengarkan dan menulis arti dari pemberian
materi oleh guru yang berkaitan dengan Sedekah, membaca al Qur‟an dan
Do‟a untuk Mayit

 Menyimak
Peserta didik diminta menyimak penjelasan guru tentang dalil dalil
Sedekah, membaca al Qur‟an dan Do‟a untuk Mayit
Menanya  Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan mencatat
fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab pertanyaan berdasarkan
hasil pengamatan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar.
 Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami mengenai dalil maulid nabi contohnya: Mengajukan pertanyaan
tentang: Sedekah, membaca al Qur‟an dan Do‟a untuk Mayit untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
Mengumpulkan  Secara berkelompok Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi dengan
Informasi penuh tanggung jawab, cermat dan kreatif yang dapat mendukung jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Menalar  Pendidik mendorong agar peserta didik secara aktif terlibat dalam pelaksanaan
pembelajaran.
 Selama peserta didik belajar di dalam kelas, pendidik memperhatikan dan
mendorong semua peserta didik untuk terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menyimpulkan  Menyampaikan hasil pembelajaran berupa kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan tentang:

 Penutup
a. Pendidik memberikan penguatan pentingnya menguasai Dalil Sedekah, membaca al Qur’an dan Do’a
untuk Mayit
b. Pendidik memberikan penguatan hikmah pelaksanaan Sedekahal Qur’an dan Do’a untuk Mayit
c. Pendidik membimbing peserta didik mengakhiri pertemuan dengan membaca lafal Hamdalah.

Alat dan sumber Belajar


 Kitab hujjah Ahlusunnah Wal Jamaah lilama’amali al yaumiyati jilid 1
 Laptop

Penilaian :
Teknis : tes lisan, penugasan hafalan dan praktik Hadoroh

Mengetahui B. Lampung, Maret 2021 Guru


Kepala Madrasah Mapel ASWAJA.

Mukhtarudin, S. Pd.I Mukhtarudin, S. Pd. I


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SEKOLAH : MA Al Hikmah Bandar Lampung


MATA PELAJARAN : Aswaja
KELAS / SEMESTER : XI Agama / Genap
ALOKASI WAKTU : 2x45 Menit

KOMPETENSI DASAR :
Menghayati dasar hukum tentang pelaksanaan Aqiqah

TUJUAN PEMBELAJARAN:
Peserta didik mampu memahami hukum dan pengamalan Aqiqah

MATERI PEMBELAJARAN
Dalil- dalil Aqiqah

Metode Pembelajaran :
1. Ceramah
2. Tanyajawab

Langkah – Langkah Pembelajaran :


a. Pendahuluan
Apersepsi: Guru mengajak Peserta didik berdo’a, guru mengabsen kehadiran peserta didik, memberikan motivasi
dan guru menanyakan materi sebelumnya, serta guru memberikan stimulus kemampuann dasar tentang dalil
maulid nabi Muhammad saw.
b. Kegiatan Inti
Sintak Kegiatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
Mengamati Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topic
dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat) memberi gambaran umum tentang pelaksanaan
Aqiqah
 Mengamati
 Peserta didik diminta mengamati kegiatan yang berhubungan dengan
Aqiqah.
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung),
 Guru dan Siswa membaca dalil dari kitab hujjah Ahlusunnah wal jamaah
liaamali al yaumiati jilid 2
 Mendengar
 Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh guru yang
berkaitan dengan dalil Aqiqah.
 Menyimak
Peserta didik diminta menyimak penjelasan pengantar secara garis besar
tentang materi dalil-dalil mengenai Aqiqah
Menanya  Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan materiyang disajikan dan
akan dijawab melalui kegiatan belajar.
 Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami mengenai Aqiqah contohnya: Mengajukan pertanyaan tentang:
Pelaksanaan Aqiqah di lingkungan untuk mengembangkan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Mengumpulkan  Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi dengan penuh
Informasi tanggung jawab , cermat dan kreatif yang dapat mendukung
Menalar  Pendidik mendorong agar peserta didik secara aktif terlibat dalam pelaksanaan
pembelajaran.
 Selama peserta didik belajar di dalam kelas, pendidik memperhatikan dan
mendorong semua peserta didik untuk terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menyimpulkan  Menyampaikan hasil pembelajaran berupa kesimpulan berdasarkan
hasil alisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan tentang : dalil
Aqiqah

c. Penutup
1. Pendidik memberikan penguatan pentingnya menguasai dalil Aqiqah.
2. Pendidik memberikan penguatan hikmah pelaksanaan Aqiqah.
3. Pendidik membimbing peserta didik mengakhiri pertemuan dengan membaca lafal Hamdalah.

Alat dan sumber Belajar


 Kitab hujjah Ahlusunnah Wal Jamaah lilama’amali al yaumiyati jilid 2

Penilaian :
Teknis : tes lisan, penugasan hafalan

Mengetahui B. Lampung, Maret 2021


Kepala Madrasah Guru Mapel ASWAJA.

Mukhtarudin, S. Pd.I Miswanto, M. H .I


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

SEKOLAH : MTs Al Hikmah Bandar Lampung


MATA PELAJARAN : Mulok Aswaja / Ke-Nu-An
KELAS / SEMESTER : VII / Genap
ALOKASI WAKTU : 2 x pertemuan (2 x 35 Menit)

KOMPETENSI DASAR :
1. Menghayati makna pelaksanaan maulid Nabi Muhammad saw. melalui bacaan teks al
barzanji, ad diba’i.
2. Membiasakan pelaksanaan maulid Nabi Muhammad saw.
3. Menghargai prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam peringatan maulid nabi Muhammad saw
4. Memahami amaliyah rutin warga NU pada pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw
5. Mencotohkan sikap terpuji dari amaliyah pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta didik mampu memahami amaliyah rutin warga NU pada pelaksanaan maulid nabi
Muhammad saw dan mencotohkan sikap terpuji dari amaliyah NU

MATERI PEMBELAJARAN REGULER


a. Fakta
Maulid nabi Muhammad SAW di lingkungan Nahdllatul Ulama
b. Konsep
Menganalisis pelaksanaan maulid nabi Muhammad SAW di lingkungan Nahdllatul
Ulama
c. Prinsip
Memiliki penghayatan pelaksanaan maulid nabi Muhammad SAW di lingkungan
Nahdllatul Ulama
Menampilkan sikap berpikir kritis dan kreatif serta terbiasa meneladani prilakku nabi
Muhammad SAW di lingkungan sehari-hari
d. Prosedur
Bercerita atau menyajikan fenomena, fakta atau peristiwa yang menunjuk tata cara pelaksanaan
maulid nabi Muhammad SAW di lingkungan Nahdllatul Ulama.

Metode Pembelajaran :
1. Diskusi
2. Student Facilitator and explaining (Peserta didik saling menjelaskan ide / pendapat
kepada teman mereka).

Langkah – Langkah Pembelajaran :


Pertemuan 1
 Pendahuluan
Apersepsi : Guru mengajak Peserta didik berdo’a, guru mengabsen kehadiran
peserta didik, guru memberikan stimulus kemampuann dasar tentang pelaksanaan
maulid nabi Muhammad saw di lingkungan Nahdllatul Ulama.
 Kegiatan Inti
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Mengamati Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pada topic dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto tentang
 Pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw di lingkungan Nahdllatul
Ulama
 Mengamati
 Peserta didik diminta mengamati gambar /foto yang berhubungan
dengan
 Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung),
 Peserta didik diminta membaca materi dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan
Pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw di lingkungan Nahdllatul
Ulama
 Peserta didik diminta membaca teks maulid yang terdapat pada buku
siswa
 Mendengar
 Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh guruyang
berkaitan dengan Pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw di
lingkungan Nahdllatul Ulama
 Menyimak
 Peserta didik diminta menyimak penjelasan pengantar kegiatan secara
garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai Pelaksanaan
maulid nabi Muhammad saw di lingkungan Nahdllatul Ulama
Menanya Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar.
 Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan
mencatat fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab pertanyaan
berdasarkan hasil pengamatan yang ada pada buku paket;
 Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami berdasarkan hasil pengamatan dari buku paket yang
didiskusikan bersama kelompoknya yang berkaitan dengan gambar
yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang : Pelaksanaan maulid nabi Muhammad
saw di lingkungan Nahdllatul Ulama (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
Mengumpulan Secara berkelompok peserta didik mengumpulkan berbagai informasi
Informmasi dengan penuh tanggung jawab , cermat dan kreatif yang dapat mendukung
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, baik dari buku paket
maupun sumber lain seperti internet. melalui kegiatan:
 Mengamati obyek/kejadian,
 Mengumpulkan informasi
Peserta didik diminta mengumpulkan data yang diperoleh dari
berbagai sumber tentang Pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw di
lingkungan Nahdllatul Ulama
 Membaca sumber lain selain buku teks,
Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan membaca
buku referensi tentang Pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw di
lingkungan Nahdllatul Ulama
 Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
tentang Pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw di lingkungan Nahdllatul
Ulama
 Aktivitas :
Peserta didik diminta mensimulasikan Pelaksanaan maulid nabi
Muhammad saw di lingkungan Nahdllatul Ulama secara berkelompok di
depan kelas
 Mendiskusikan
Peserta didik dimina berdikusi dalam kelompok mengenai Pelaksanaan
maulid nabi Muhammad saw di lingkungan Nahdllatul Ulama
 Saling tukar informasi tentang :
Pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw di lingkungan Nahdllatul
Ulama dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok
Lainnya
Menalar Pendidik mendorong agar peserta didik secara aktif terlibat dalam diskusi
kelompok serta saling bantu untuk menyelesaikan masalah.
 Selama peserta didik bekerja di dalam kelompok, pendidik
memperhatikan dan mendorong semua peserta didik untuk terlibat
diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh
pekerjaannya dan bertanya (Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur,
tanggung jawab, percaya diri dan pantang menyerah)apabila ada yang
belum dipahami, bila diperlukan pendidik memberikan bantuan secara
klasikal
 Berdiskusi tentang data :
Pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw di lingkungan Nahdllatul Ulama
yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam kegiatan sebelumnya.
 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
 Pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw di lingkungan Nahdllatul
Ulama
Menyimpukan) Pendidik mengarahkan Peserta didik untuk menyimpulkan
 Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan tentang :
 Pelaksanaan maulid nabi Muhammad saw di lingkungan Nahdllatul
Ulama
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang telah disediakan secara
individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
 Penutup
a. Pendidik memberikan penguatan pentingnya menguasai tata cara pelaksanaan
maulid nabi Muhammad saw dilingkungan Nahdlatul Ulama
b. Pendidik memberikan penguatan hikmah pelaksanaan maulid nabi Muhammad
saw.
c. Guru memberikan resitasi
d. Pendidik membimbing peserta didik mengakhiri pertemuan dengan membaca lafal
Hamdalah.

Alat dan sumber Belajar


 Al Quran dan terjemah
 Kitab Mamuk maulid Nabi Muhammad SAW.
 Buku Siswa. 2017. Ke-Nu-An Ahlusunnah Wal Jamaah. Djogjakarta: LP-Ma’arif NU.
 Buku teks dan sumber yang relevan

Penilaian :
Teknik : Tes Tertulis, tes lisan, penugasan
Bentuk Instrumen : Tes Uraian ( Menulis shalawat al-barjanzi sesuai petunuk).

Mengetahui
Kepala Madrasah Guru Mapel ASWAJA.

SITI MASYITHAH, M.Pd.I MUSON, M.Pd.I.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SEKOLAH : MTs Al Hikmah Bandar Lampung


MATA PELAJARAN : Aswaja Ke-NU-an
KELAS / SEMESTER : VIII / Genap
ALOKASI WAKTU : 2x35 Menit

KOMPETENSI DASAR :
1. Menjelaskan sunnah secara bahasa dan istilah serta menyebutkan pendapat ulama
hadits
2. Menjelaskan pembagian bid’ah menurut para ulama
3. Memberikan contoh perbuatan sunnah dan bid’ah

TUJUAN PEMBELAJARAN:
Peserta didik mampu memahami serta menganalisa sunnah dan bid’ah
Peserta ddik mampu mengamalkan sunnah

MATERI PEMBELAJARAN
Sunnah dan Bid’ah

Metode Pembelajaran :
3. Ceramah
4. Tanyajawab

Langkah – Langkah Pembelajaran :


a. Pendahuluan
Apersepsi: Guru mengajak Peserta didik berdo’a, guru mengabsen kehadiran peserta
didik, memberikan motivasi dan guru menanyakan materi sebelumnya, serta guru
memberikan stimulus kemampuann dasar tentang dalil maulid nabi Muhammad
saw.
b. Kegiatan Inti
Sintak Kegiatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
Mengamati Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topic dengan cara :
 Melihat (dengan alat) memberi gambaran umum
tentang pelaksanaan sunnah dan bid’ah
 Mengamati
 Peserta didik diminta mengamati kegiatan yang
berhubungan dengan sunnah dan bid’ah
 Membaca (dilakukan oleh siswa dirumah sebelum
pembelajaran)
 Mendengar
 Peserta didik diminta mendengarkan pemberian
materi oleh guru yang berkaitan dengan sunnah
dan bid‟ah.
 Menyimak
Peserta didik diminta menyimak penjelasan
pengantar secara garis besar tentang materi
sunnah dan bid‟ah
Menanya  Guru memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan materiyang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar.
 Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami mengenai
sunnah dan bid‟ah contohnya: Mengajukan
pertanyaan tentang: sunnah dan bid‟ah di
lingkungan untuk mengembangkan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Mengumpulkan  Peserta didik mengumpulkan berbagai
Informasi informasi dengan penuh tanggung jawab ,
cermat dan kreatif yang dapat mendukung
Menalar  Pendidik mendorong agar peserta didik secara aktif
terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.
 Selama peserta didik belajar di dalam kelas, pendidik
memperhatikan dan mendorong semua peserta didik
untuk terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menyimpulkan  Menyampaikan hasil pembelajaran berupa
kesimpulan berdasarkan hasil alisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
tentang : sunnah dan bid‟ah

c. Penutup
4. Pendidik memberikan penguatan pentingnya menguasai Materi sunnah dan
bid‟ah.
5. Pendidik membimbing peserta didik mengakhiri pertemuan dengan membaca lafal
Hamdalah.

Alat dan sumber Belajar


 Buku Siswa. 2017. Ke-Nu-An Ahlusunnah Wal Jamaah. Djogjakarta: LP-Ma’arif
NU.

Penilaian :
Teknis : tes lisan, penugasan hafalan
Mengetahui B. Lampung, Maret 2021
Kepala Madrasah Guru Mapel ASWAJA.

Siti Masyithah, M.Pd Musyarrofah, S.Pd.I


KURIKULUM ASWAJA KE-NU-AN Ma’arif
(Tujuan dan Standar Isi)

1. Tujuan Kurikulum Mata Pelajaran Ke-NU-an,


Kurikulum Mata Pelajaran Ke-NU-an, bertujuan untuk
mempersiapkan generasi muslim Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia sesuai
tuntutan dan prinsip dasar ajaran Ahlussunnah wal Jamaah NU.
2. Standar Isi Pembelajaran Aswaja MTs dan MA

a. Jenjang MTs/SMP
1) Kelas
VII

Semester Ganjil

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1.1 Meyakini akidah Ahlusunnah
Waljamaah
1.2 Menghayati sifat-sifat Allah
(nafsiyah, salbiyah, ma’ani dan
maknawiyah)
1.3 Menghargai haid dan istikhadah
1. Menghargai, dan menghayati
ajaran yang dianutnya 1.4 Menghargai sosok dan peran
Romo KH. Ridwan Abdullah
sebagai ulama Ahlussunnah
Waljamaah dan penemu
lambang NU
1.5 Mencintai IPNU-IPPNU sebagai
Bada Otonom NU
2. Menghargai dan menghayati 2.1 Menunjukkan sikap jujur,
perilaku jujur, disiplin, toleransi, tanggungjawab, peduli,
tanggungjawab,peduli(tolerans melalui akidah Ahlusunnah
i, gotong royong), santun, Waljamaah
percaya diri, dalam 2.2 Menunjukkan sikap jujur,
berinteraksi secara efektif santun,toleran,tanggungjawab,
dengan lingkungan sosial dan melalui penghayatan sifat-sifat
alam dalam jangkauan Allah (nafsiyah, salbiyah, ma’ani
pergaulan dan keberadaannya. dan maknawiyah).
2.3 Menunjukkansikap tanggungjawab
sebagai konsekuensi terhadap
hukum haid dan istikhadah
2.4 Menunjukkan sikap kepatuhan,
kreatif dan mandiri melalui
keteladanan Romo KH. Ridwan
Abdullah sebagai ulama
Ahlussunnah Waljamaah dan
penemu lambang NU
2.5 Menunjukkan sikap disiplin,
tanggungjawab, kepemimpinan
melalui khidmah di IPNU-IPPNU
3. Memahami pengetahuan 3.1 Menerapkan akidah Ahlusunnah
(faktual, konseptual, dan Waljamaah
prosedural) berdasarkan rasa 3.2 Menjabarkan sifat-sifat Allah;
ingin tahunya tentang nafsiyah, salbiyah, ma’ani dan
ilmu pengetahuan, teknologi, maknawiyah.
seni, budaya terkait 3.3 Memahami hukum haid dan
fenomena dan kejadian tampak istikhadah
mata.
3.4 Memahami sosok dan peran KH.
Ridwan Abdullah Ulama
Ahlussunnah Waljamaah, Penemu
lambang NU
3.5 Menganalisis IPNU-IPPNU
sebagai Badan Otonom NU
4.1.Membuat peta konsep akidah
4. Mencoba, mengolah, dan Ahlussunnah Waljamaah
menyaji dalam rana 4.2.Mendemonstrasikan hafalan sifat-
konkret (menggunakan, sifat Allah : nafsiyah, salbiyah,
mengurai,merangkai, ma’ani dan maknawiyah
memodifikasi, dan membuat) 4.3.Mengidentifikasikan penerapan
dan ranah abstrak(menulis, hukum haid dan istikhadah
membaca, menghitung, 4.4.Menyajikan secara lisan/tulisan
menggambar, dan mengarang) tentang nilai-nilai keteladanan
Romo KH. Ridwan Abdullah
sesuai dengan yang dipelajari
Ulama Ahlussunnah Waljamaah,
di sekolah dan sumber lain Penemu lambang NU
yang sama dalam sudut 4.5. Menyajikan laporan secara
pandang/teori. lisan/tulisan tentang kegiatan
IPNU- IPPNU

Semester Genap
1 Menghargai dan menghayati ajaran 1.6 Menghargai struktur dan
yang dianutnya perangkat organisasi Nahdlatul
Ulama
1.7 Menghayati tata nilai pesantren
1.8 Menghayati amaliah dzikir
berjamaah
1.9 Menghayati bacaan
“sayyidina” dalam shalawat
2 Menghargai dan menghayati 2.6 Menunjukkan sikap
Perilaku,jujur,disiplin,tanggungjawab, tanggungjawab,disiplin,mandi
peduli (toleransi, gotong royong), ri, dan percaya diri melalui
santun, percaya diri, dalam struktur dan perangkat
berinteraksi secar efektif dengan organisasi Nahdlatul Ulama
lingkungan sosial dan alam dalam 2.7 Menunjukkan sikap peduli
jangkauan pergaulan dan terhadap tata nilai pesantren
keberadaannya. 2.8 Menunjukkan sikap toleransi,
santun, peduli, melalui
amaliah dzikir berjamaah.
2.9 Menunjukkan sikap percaya
diri dan tanggungjawab
melalui dasar hukum
membaca “sayyidina” pada
bacaan shalawat
3. Memahami pengetahuan (faktual, 3.6 Menganalisis struktur dan
konseptual, dan prosedural) perangkat organisasi
berdasarkan rasa ingin tahunya Nahdlatul Ulama
tentan ilmu pengetahuan, teknologi, 3.7 Menjabarkan tata nilai
seni, budaya terkait fenomena pesantren
dan kejadian tampak mata.
3.8 Menjabarkan amaliah dzikir
berjamaah
3.9Menjabarkan dasar hukum
membaca “sayyidina” pada
bacaan shalawat
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 4.6 Menyajikan secara tertulis
dalam ranah konkret (menggunakan, tentang struktur dan
mengurai, merangkai, perangkat organisasi
memodifikasi, dan membuat) dan Nahdlatul Ulama
ranah abstrak (menulis, membaca, 4.7 Mengidentifikasikan-tata
menghitung, menggambar dan nilai pesantren
mengarang)sesuai dengan yang 4.8 Mendemonstrasikan amaliah
dipelajari di sekolah dan sumberlain dzikir berjamaah
yang sama dalam sudut 4.9 Menyajikan secara tertulis
tentang hukum membaca
“sayyidina” pada bacaan
shalawat
2) Kelas VIII

Semester Ganjil

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1 Menghargai dan menghayati 1.1. Menghargai hukum bermadzhab
ajaran ajaran yang dianutnya
1.2. Menghargai silsilah atau
sanad keilmuan NU
1.3. Menghargai pentingnya
mengikuti jam’iyah NU
1.4. Menghargai sosok dan peran
Romo KH Hasan Gipo sebagai
tokoh NU
2. Menghargai dan menghayati 2.1 Menunjukkan sikap percaya diri,
perilaku jujur, disiplin, santun, disiplin dan
tanggung jawab, peduli bertanggung jawab melalui
(toleransi, gotong royong), Hukum Bermadzhab
santun, percaya diri, dalam 2.2 Menunjukkan sikap percaya diri,
berinteraksi secara efektif santun, disiplin dan bertanggung
dengan lingkungan sosial jawab melalui Silsilah atau sanad
dan alam dalam jangkauan Keilmuan NU
pergaulan dan 2.3 Menunjukkan sikap cinta,
keberadaannya. percaya diri dan bertanggung
jawab terhadap Jam’iyah NU
2.4 Menunjukan sikap santun,
jujur dan tanggung jawab
melalui sosok dan peran Romo
KH Hasan Gipo sebagai tokoh
NU
3 Memahami dan menerapkan 3.1. Menjabarkan hukum bermadzhab
pengetahuan (faktual,
3.2. Membagankan sanad keilmuan
konseptual, dan prosedural)
NU
berdasarkanrasa ingin
tahunya tentang ilmu 3.3. Menjabarkan pentingnya
pengetahuan, mengikuti jam’iyah NU
teknologi,seni,budaya 3.4 Memahami sosok dan peran
terkait fenomena dan Romo KH Hasan Gipo sebagai
kejadian tampak mata. tokoh NU
4. Mengolah, menyaji dan 4.1. Menyajikan contoh secara
menalar dalam ranah konkret tertulis tentang hukum
(menggunakan, mengurai, bermadzhab
merangkai, memodifikasi, dan 4.2. Menyajikan secara tertulis
membuat) dan ranah abstrk tentang sanad keilmuan NU
(menulis, membaca, 4.3. Menyajikan laporan secara
menghitung, menggambar, tertulis tentang keterlibatan
dan mengarang) sesuai kegiatan-kegiatan jam’iyah NU
dengan yang dipelajari di 4.4 Menyajikan secara tertulis
sekolah dan sumber lain tentang niai- nilai keteladanan
yang sama dalam sudut sosok dan peran Romo KH
pandang/teori. Hasan Gipo sebagai tokoh NU

Semester Genap
1 Menghargai dan menghayati 1.5 Menghargai amaliah salat
ajaran ajaran yang dianutnya Jum’at dalam NU
1.6 Menghargai hukum sholat
Dzuhur setelah sholat Jum’at
dan hukum Wanita sholat
Jum’at
1.7 Menghayati hukum Salat
Jum’at kurang dari 40 orang
1.8 Menghayati hukum Salat
Qobliyah dan Ba’diyah Jum’at
1.9 Menghargai sosok dan peran
Romo K.H Ahmad Abdul
Hamid ulama Ahlussunnah
wal jamaah dan pencetus
wallahul muwaffiq ilaa
aqwamit thoriq
2. Menghargai dan menghayati 2.5. Menunjukkan sikap percaya
perilaku jujur, disiplin, diri, dan tanggung jawab
tanggungjawab, peduli melalui amaliah salat Jum’at
(toleransi, gotong royong), dalam NU
santun, percaya diri, dalam 2.6. Menunjukkan sikap percaya
berinteraksi secara efektif diri, dan tanggung jawab
dengan lingkungan sosial dan melalui pemahamanhukum
alam dalam jangkauan sholat Dzuhur setelah sholat
pergaulan dan Jum’at dan hukum Wanita
keberadaannya. sholat Jum’at
2.7. Menunjukkan sikap percaya
diri, dan tanggung jawab
melalui pemahaman hukum
salat Jum’at kurang dari 40
orang
2.8. Menunjukkan sikap percaya
diri, dan tanggung jawab
melalui pemahaman hukum
Salat Qobliyah dan Ba’diyah
Jum’at
2.9. Menunjukkan sikap percaya diri,
santun, toleran, jujur dan
tanggung jawab melalui
keteladanan sosok dan peran
Romo K.H Ahmad Abdul
Hamid ulama Ahlussunnah wal
jamaah dan pencetus wallahul
muwaffiq ilaaaqwamit thoriq
3. Memahami dan menerapkan 3.5. Menjabarkan amaliah salat
pengetahuan (faktual, Jum’at dalam NU
konseptual, dan prosedural) 3.6. Menjabarkan hukum sholat
berdasarkanrasa ingin tahunya Dzuhur setelah sholat Jum’at
tentang ilmu pengetahuan, dan hukum wanita sholat
teknologi, seni, budaya terkait Jum’at
fenomena dan kejadian 3.7. Menegaskan hukum salat
tampak mata. Jum’at minimal 40 orang
3.8. Menjabarkan hukum Salat
Qobliyah dan Ba’diyah
Jum’at
3.9 Memahami sosok dan peran
Romo K.H Ahmad Abdul
Hamid ulama Ahlussunnah
wal jamaah dan pencetus
wallahul muwaffiq ilaa
aqwamit thoriq
4. Mengolah, menyaji dan 4.5 Menyajikan laporan secara
menalar dalam ranah konkret tertulis tentang pelaksanaan
(menggunakan, mengurai, salat Jum’at dalam NU
merangkai, memodifikasi, dan 4.6 Mengidentifikasikan secara
membuat) dan ranah abstrak tertulis tentang dasar hukum
(menulis, membaca, sholat Dzuhur setelah sholat
menghitung, menggambar, dan Jum’at dan hukum wanita
mengarang) sesuai dengan sholat Jum’at
yang dipelajari di sekolah dan Menyajikan secara tertulis tentang
sumber lain yang sama dasar hukum Salat Jum’at kurang
dalam sudut pandang/teori dari 40 orang
4.8 Menyajikan secara tertulis
tentang dasar hukum Salat
Qobliyah dan Ba’diyah
Jum’at
4.9 Menyajikan secara tertulis
tentang nilai-nilai
keteladanan Romo K.H
Ahmad Abdul Hamid ulama
Ahlussunnah Waljamaah dan
pencetus wallahul muwaffiq
ilaa aqwamit thoriq
3) Kelas IX

Semester Ganjil

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghargai dan menghayati 1.1. Menghayati dalil-dalil sifat rasul
ajaran yang dianutnya
1.2. Menghargai dan menghayati
kitab- kitab mu’tabaroh
1.3. Menghargai dan menghayati
seni terbangan
1.4. Menghargai dan menghayati
budaya bedug, kenthongan
sebagai penanda Salat
1.5. Menghargai pengobatan
suwuk/ruqyah
2. Menghargai dan menghayati 2.1 Menunjukkan sikap jujur,
perilaku jujur, disiplin, disiplin, tanggungjawab,
tanggungjawab, peduli peduli santun, percaya diri
(toleransi, gotong royong), melalui dalil-dalil sifat Rasul.
santun, percaya diri, dalam 2.2 Menunjukkan sikap percaya
berinteraksi secara efektif diri melalui dalam
dengan lingkungan sosial dan mempelajari kitab-kitab
alam dalam jangkauan mu’tabaroh.
pergaulan dan keberadaannya. 2.3 Menunjukkan sikap disiplin,
santun, percaya diri sebagai
bentuk implementasi
memahami seni terbangan
2.4 Menunjukkan sikap disiplin,
santun, percaya diri sebagai
bentuk implementasi
memahami budaya bedug,
kenthongan sebagai penanda
salat
2.5 Menunjukkan sikap disiplin,
santun, percaya diri sebagai
bentuk implementasi
memahami pengobatan
suwuk/ruqyah
3. Memahami dan menerapkan 3.1 Menjabarkan dalil-dalil sifat
pengetahuan (faktual, rasul
konseptual, dan prosedural)
3.2 Memahami kitab-kitab
berdasarkan rasa ingin
mu’tabaroh
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, 3.3 Menjabarkan seni terbangan
seni, budaya terkait
3.4 Menjabarkan budaya bedug,
fenomena dan kejadian
kenthongan sebagai penanda
tampak mata.
salat
3.5 Menilai pengobatan
suwuk/ruqyah
4. Mengolah, menyaji dan 4.1 Menyajikan secara
menalar dalam ranah tertulis tentang dalil-
konkret (menggunakan, dalil sifat rasul
mengurai, merangkai, 4.2 Menyajikan secara tertulis
memodifikasi, dan tentang kitab-kitab
membuat) dan ranah abstrak mu’tabaroh
(menulis, membaca,
4.3 Mendemonstrasikan seni
menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai terbangan
dengan yang dipelajari di 4.4 Menyajikan secara tertulis
sekolah dan sumber lain tentang budaya bedug,
yang sama dalam sudut kenthongan sebagai
pandang/teori. penanda salat
4.5 Mengkonstruk
pengobatan
melalui suwuk/ ruqyah

Semester Genap
1. Menghargai dan menghayati 1.6. Menghargai dan menghayati
ajaran ajaran yang dianutnya tradisi 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100
hari, haul dan 1000 hari
1.7. Menghargai dan menghayati
Tradisi- tradisi keagamaan
masyarakat Nahdliyin: Haul
masal, sedekah bumi, nyadran,
sedekah laut, tingkeban,
ngapati, puputan,
1.8. Menghargai media-media NU
(TV, Radio, koran cetak/online)
1.9. Menghargai sosok dan peran
Romo KH. A. Wahid Hasyim
(ulama Ahlussunnah
Waljamaah, Menteri Agama
pertama dan pembaharu kaum
muda NU)
2. Menghargai dan menghayati 2.6. Menunjukkan sikap percaya
perilaku jujur, disiplin, diri, peduli terhadap tradisi 3
tanggungjawab, peduli hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari,
haul dan 1000 hari
(toleransi, gotong royong),
2.7. Menunjukkan sikap percaya diri
santun, percaya diri, dalam dan peduli terhadap tradisi-
berinteraksi secara efektif tradisi keagamaan masyarakat
dengan lingkungan sosial dan Nahdliyin: haul masal, sedekah
bumi, nyadran, sedekah laut,
alam dalamjangkauan
tingkeban, ngapati, puputan,
pergaulan dan keberadaannya. 2.8. Menunjukkan sikap menghargai,
tanggungjawab, percaya diri
terhadap media-media NU (TV,
Radio, koran cetak/online)
2.9 Menunjukkan sikap menghargai,
menghayati, percaya diri sebagai
bentuk implementasi dalam
memahami sosok dan peran Romo
KH. A. Wahid Hasyim (Ulama
Ahlussunnah
Waljamaah, Menteri Agama pertama
dan pembaharu kaum muda NU)
3. Memahami dan menerapkan 3.6. Menjabarkan tradisi 3 hari, 7
pengetahuan (faktual, hari, 40 hari, 100 hari, haul
konseptual, dan prosedural) dan 1000 hari
berdasarkan rasa ingin tahunya 3.7. Menjabarkan tradisi-tradisi
tentang ilmu pengetahuan, keagamaan masyarakat
teknologi, seni, budaya terkait Nahdliyin : Haul masal, sedekah
fenomena dan kejadian tampak bumi, nyadran, sedekah laut,
mata. Tingkeban, ngapati, puputan,
3.8. Menganalisis media-media NU
(TV, Radio, koran cetak/online)
3.9. Memahami sosok dan peran
Romo KH. Wahid Hasyim
(Ulama Ahlussunnah
Waljamaah, Menteri Agama
pertama dan pembaharu kaum
muda NU)
4. Mengolah, menyaji dan 4.6. Menyajikan laporan secara tertulis
menalar dalam ranah tentang pengalaman mengikuti tradisi
konkret (menggunakan, 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, haul
mengurai, merangkai, dan 1000 hari
memodifikasi, dan 4.7. Menyajikan laporan secara
membuat) dan ranah abstrak tertulis tentang pengalaman
(menulis, membaca, mengikuti tradisi- tradisi
menghitung, menggambar, keagamaan masyarakat
dan mengarang) sesuai Nahdliyin : Haul masal, sedekah
dengan yang dipelajari di bumi, nyadran, sedekah laut,
sekolah dan sumber lain
Tingkeban, ngapati, puputan,
yang sama dalam sudut
pandang/teori. 4.8. Memilah media-media NU (TV,
Radio, koran cetak/online)
Mengidentifikasikan nilai-nilai
keteladanan Romo KH. A.
Wahid Hasyim (Ulama
Ahlussunnah Waljamaah,
Menteri Agama pertama dan
Pembaharu kaum Muda NU)

b. Jenjang MA/SMA/SMK

1). Kelas X

Semester Ganjil

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghayati dan 1.1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama mengamalkan Ahlussunnah
yang dianutnya Waljamaah Annahdliyah
1.2 Menghayati spirit perjuangan
Komite Hijaz
1.3. Menolak Bid’ah Dholalah
1.4. Menghayati dan mengamalkan
sholawatan (barzanji,
dziba’aan, burdah, dan
sholawatan yang berlaku di
warga NU)
1.5. Mengikuti organisasi
IPNU/IPPNU
1.6. Menghayati konsep Waliyul
Amri ad- Dlaruri Bisy-Syaukah
(Permesta, Komitmen
nasionalisme NU)
2. menunjukkan perilaku jujur, 2.1. Menunjukkan sikap percaya diri
disiplin, tanggung jawab, dan tanggung jawab dalam
peduli (gotong royong, mengamalkan Ahlussunnah
kerja sama, waljamaah Annahdliyah
toleran, damai), santun, 2.2. Menunjukkan sikap peduli dan
responsif dan pro-aktif tanggung jawab terhadap spirit
dan menunjukkan
Komite Hijaz
sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai 2.3. Menolak Bid’ah Dholalah
permasalahan dalam 2.4. Menunjukkan sikap santun dan
berinteraksi secara efektif peduli sesuai pesan sholawatan
dengan lingkungan sosial (barzanji, dziba’aan, burdah,
dan alam serta dalam dan sholawatan yang berlaku di
menempatkan diri sebagai warga NU)
cerminan bangsa dalam 2.5 Menunjukkan sikap peduli dan
pergaulan dunia. tanggung jawab, terhadap peran IPNU/IPPN
2.6. Menunjukkan sikap menerima
terhadap Waliyul Amri ad-
Dlaruri Bisy-Syaukah
(Permesta, komitmen
nasionalisme NU)
3. Memahami, menerapkan, 3.1. Menganalisis Ahlussunnah
menganalisis pengetahuan waljamaah Annahdliyah
faktual konseptual,procedural 3.2. Menganalisis Komite Hijaz
berdasarkan rasa ingin
tahuannya tentang ilmu 3.3. Menganalisis penolakan Bid’ah
pengetahuan, teknologi, seni, Dholalah
budaya, dan humaniora 3.4. Menelaah sholawatan (barzanji,
dengan wawasan dziba’aan, burdah, dan
kemanusian, kebangsaan, sholawatan yang berlaku di
kenegaraan, dan peradaban warga NU)
terkait penyebab fenomena 3.5. Memerinci peran IPNU/IPPNU
dan kejadian, serta dalam kaderisasi NU
menerapkan pengetahuan 3.6 Menganalisis Waliyul Amri ad-
procedural pada bidang Dlaruri Bisy-Syaukah (Permesta,
kajian Komitmen nasionalisme NU)
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Mengimplementasikan ajaran
menyaji dalam ranah konkret Ahlussunnah Waljamaah
dan ranah abstrak terkait Annahdliyah
dengan pengembangan dari 4.2 Menyajikan secara tertulis
yang dipelajarinya di sekolah tentang nilai-nilai spirit
secara mandiri, dan mampu perjuangan Komite Hijaz
menggunakan metode sesuai
4.3 Menyajikan secara tertulis
kaidah keilmuan
tentang contoh-contoh Bid’ah
Dholalah
4.4 Menyajikan laporan secara
tertulis tentang kegiatan
sholawatan (barzanji,
dziba’aan, burdah, dan
sholawatan yang berlaku di
warga NU)
4.5 Merancang proposal kegiatan
IPNU/IPPNU dalam kaderisasi
NU
4.6 Menyajikan secara
tertulis/lisan nilai-nilai
Waliyul Amri ad-Dlaruri
Bisy-Syaukah (Permesta,
Komitmen nasionalisme NU)

Semester Genap

1. Menghayati dan 1.7 Mengamalkan wirid


mengamalkan ajaran yang Thoriqoh Mu’tabroh
dianutnya 1.8 Menghayati Manaqib
1.9 Mengamalkan
Tawassul dan
Istighotsah
1.10 Mengamalkan Tirakat
(riyadhoh)
1.11 Mengamalkan nilai-nilai
keteladanan Romo KH. R.
As’ad Syamsul Arifin ulama
Ahlussunnah Waljamaah di
bidang siyasah/politik
1.11 mengamalkan nilai-nilai
keteladanan Romo KH. Abbas
sebagai ulama Ahlussunnah
Waljamaah (panglima perang
22 Oktober)
2. Menghayati dan 2.7 Menunjukkan perilaku santun,
mengamalkan perilaku jujur, ikhlas, dalam mengamalkan
disiplin, tanggungjawab, Thoriqoh Mu’tabroh
peduli (gotong royong, 2.8 Menunjukkan perilaku spritual,
kerjasama, toleran, damai), keikhlasan, mencintai ilmu,
santun, responsif dan pro- kesantunan dalam mengamalkan
aktif dan menunjukkan sikap
Manaqib
sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan 2.9 Menunjukkan sikap tawadlu dan
dalam berinteraksi secara tawakkal dalam mengalkan
efektif dengan lingkungan Tawassul dan Istighotsah
sosial dan alam serta dalam 2.10 Menunjukkan sikap santun,
menempatkan diri sebagai sabar, sederhana, dan bijaksana
cerminan bangsa dalam dalam mengamalkan Tirakat
pergaulan dunia 2.11 Menunjukkan perilaku kepekaan
dan
memiliki prinsip melalui
keteladanan Romo KH. R.
As’ad Syamsul Arifin sebagai
ulama Ahlussunnah Waljamaah
dan ahli siyasah
2.12 Menunjukkan perilaku
keberanian, rela berkorban, an
keikhlasan, melalui keteladanan
Romo KH. Abbas sebagai ulama
Ahlussunnah Waljamaah dan
panglima perang 22 Oktober
3. Memahami, menerapkan, 3.7 Menjabarkan pengertian,
menganalisis pengetahuan hukum, dan macam-macam
faktual,konseptual, Thoriqoh Mu’tabroh
prosedural berdasarkan rasa 3.8 Menjabarkan pengertian,
ingintahunya tentang ilmu hukum dan tata cara Manaqib
pengetahuan, teknologi, seni,
3.9 Menjabarkan pengertian,
budaya, dan humaniora
dengan wawasan hukum dan tata cara
kemanusiaan, kebangsaan, Tawassul dan Istighotsah
kenegaraan, dan peradaban 3.10 Menjabarkan pengertian,
terkait penyebab fenomena hukum dan tata cara tirakat
dan kejadian, serta (riyadhoh)
menerapkan pengetahuan 3.11 Menganalisis peran Romo KH.
prosedural pada bidang R. As’ad Syamsul Arifin
kajian yang spesifik sesuai (Ulama Ahlussunnah
dengan bakat dan minatnya Waljamaah)
untuk memecahkan masalah
3.12 Menganalisis peran Romo KH.
Abdullah Abbas (ulama
Ahlussunnah Waljamaah,
panglima perang 22 Oktober)
4.Mengolah, menalar, dan 4.7 Mempraktikkan wirid yang
menyaji dalam ranah konkrit berijazah Thoriqoh Mu’tabaroh
dan ranah abstrak terkait 4.8 Menjalankan nilai-nilai dalam
dengan pengembangan dari manaqib
yang dipelajarinya di
madrasah/sekolah secara 4.9 Menjalankan nilai-nilai
mandiri dan Mampu dalam Tawassul dan Istighotsah
menggunakan metode sesuai 4.10 Mengidentifikasikan secara
dengan kaidah keilmuan. tertulis tentang nilai-nilai dalam
tirakat
4.11 Menyajikan laporansecara
tertulis tentang peran Romo KH.
R. As’ad Syamsul Arifin (Ulama
Ahlussunnah Waljamaah)
1.12menyajikan laporan secara
tertulis tentang peran Romo KH.
Abbas sebagai Ulama
Ahlussunnah Waljamaah, dan
panglima perang 22 Oktober
1). Kelas XI

Semester Ganjil
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1 Menghayati dan mengamalkan 1.1 Menghayati metode


ajaran yang dianutnya. pengambilan hukum/
keputusan (pengambilan
hukum dari Alquran, hadis,
ijma’, qiyas, dan
pengambilan hukum ala NU
/ Bahtsul Masa’il)
1.2 Menghayati ijtihad, ittiba’,
dan taqlid
1.3 Mengamalkan ajaran empat
mazhab fikih dan
hikmahnya
1.4 Menghayati dan
mengamalkan talqin dan
kesaksian atas jenazah
1.5 Mengamalkan azan dan
iqamah
ketika jenazah dikuburkan
1.6 Mengamalkan kewajiban menjaga
Kebangsaan dan Asas Penerimaan
Pancasila, keutuhan NKRI
2 Menghayati dan 2.1 Menunjukkan sikap toleran,
percaya diri, dan
mengamalkan perilaku jujur,
tanggungjawab dalam
disiplin, tanggungjawab, metode
pengambilan
peduli (gotong royong,
hukum/keputusan
kerjasama, toleran, damai), (pengambilan hukum dari
Alquran, hadis, ijma’, qiyas,
santun, responsif dan pro-
dan pengambilan hukum ala
aktif dan menunjukkan NU / Bahtsul Masa’il)
2.2 Menunjukkan sikap toleran,
sikap sebagai bagian dari
santun dan tanggungjawab
solusi atas berbagai sebagai bagian dari
solusi atas
permasalahan dalam
berbagai permasalahan
berinteraksi secara efektif dalam berinteraksi secara
efektif dengan ijtihad,
dengan lingkungan sosial
ittiba’, dan taqlid.
dan alam serta lam 2.3 Menunjukkan sikap toleran,
tanggungjawab, santun
menempatkan diri sebagai
sebagai bagian dari solusi
cerminan bangsa dalam atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara
pergaulan dunia efektif dengan empat
mazhab fikih dan
hikmahnya
2.4 Menunjukkan perilaku tanggung
2.5 Menunjukkan sikap percaya
diri melalui azan dan
iqamah ketika jenazah
dikuburkan
2.6 Menujukkan sikap percaya
diri, tanggungjawab, dan
pro aktif dalam menjalankan
kewajiban menjaga
kebangsaan dan asas
penerimaan Pancasila,
keutuhan NKRI
3. Memahami, menerapkan,dan 3.1 Menganalisis metode
menganalisis pengetahuan pengambilan
faktual,konseptual,prosedural hukum/keputusan
,dan metakognitif (pengambilan hukum dari
berdasarkanrasa ingin Alquran, hadis, ijma’, qiyas,
tahunya tentang ilmu dan pengambilan hukum ala
pengetahuan, teknologi,seni,
NU / Bahtsul Masa’il).
budaya,dan humanior dengan
wawasankemanusiaan, 3.2 Menganalisis ijtihad,
kebangsaan, kenegaraan,dan ittiba’, dan taqlid
peradaban terkait 3.3 Memperjelas empat mazhab
penyebab fenomena dan fikih dan hikmahnya
kejadian, serta menerapkan 3.4 Menjabarkan talqin dan
pengetahuan procedural pada kesaksian atas jenazah
bidang kajian yang spesifik 3.5 Mengidentifikasi azan dan
sesuai dengan bakat dan
iqamah ketika jenazah
minatnyauntuk memecahkan
masalah dikuburkan
3.6 Memerinci kewajiban
menjaga kebangsaan dan asas
penerimaan Pancasila,
keutuhan NKRI
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menyajikan laporan secara tertulis
menyaji dalam ranah tentang metode pengambilan
konkret dan ranah abstrak hukum/keputusan (pengambilan
terkait dengan hukum dari Alquran, hadis,
pengembangan dari yang ijma’, qiyas, dan pengambilan
dipelajarinya di sekolah hukum ala NU / Bahtsul
secara mandiri, bertindak Masa’il)
secara efektif dan kreatif, 4.2 Mengklasifikasikan
serta mampu menggunakan ijtihad, ittiba’, dan taqlid
metodesesuai kaidah 4.3 Mengklasifikasikan
keilmuan empat mazhab fikih dan
hikmahnya
4.4 Mendemonstrasikan
talqin dan kesaksian
atas jenazah.
4.5 Mendemonstrasikan azan
dan iqamah ketika jenazah
dikuburkan
4.6 Menyajikan laporan
pelaksanaan kewajiban
menjaga kebangsaan dan
asas penerimaan Pancasila,
keutuhan NKRI

Semester Genap

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1 Menghayati dan mengamalkan 1.7 Menghayati peran Walisongo


ajaran yang dianutnya dalam penyebaran Islam di
Nusantara
1.8 Mengamalkan faham
Ahlussunnah Waljama’ah;
(Akidah, Syari’ah,
Tasawuf, dan Karakteristik
Aswaja)
1.9 Mengamalkan ajaran kirim
pahala dan doa untuk orang
yang sudah meninggal
(sedekah, bacaan Alquran,
tahlil)
1.10 Mengamalkan keteladanan
ulama- ulama NU; Romo
KH. Ahmad Sidiq, Romo
KH. Saifuddin Zuhri, Romo
KH. Machrus Ali, Romo KH.
Sami’un, Romo KH.
Abdurrahman Wahid
1.11 Menghayati peran ulama-
ulama NU yang dinobatkan
sebagai pahlawan nasional.
2. Menghayati dan mengamalkan 2.7 Menunjukkan perilaku
perilaku jujur, disiplin, peduli, percaya diri, toleran,
tanggungjawab, peduli (gotong gotong-royong, pro aktif,
royong, kerjasama, toleran, religius, peran Walisongo
damai), santun, responsif dan dalam penyebaran Islam di
pro-aktif dan Menunjukkan Nusantara
sikap sebagai bagian dari solusi 2.8 Menunjukkan sikap percaya
atas berbagai permasalahan diri, tanggungjawab,
dalam berinteraksi secara moderat, santun, dan toleran
efektif dengan lingkungan melalui pemahaman atas
sosial dan alam serta faham Ahlussunnah Wa al-
dalam menempatkan diri Jama’ah; (Akidah, Syari’ah,
sebagai cerminan bangsa dalam Tasawuf, dan Karakteristik
pergaulan dunia Aswaja).
2.9 Menunjukkan sikap
peduli, ikhlas, kasih sayang
melalui pemahaman ajaran
kirim pahala dan doa untuk
orang yang sudah meninggal
(sedekah, bacaan Alquran,
tahlil).
2.10 Menunjukkan sikap peduli,
moderat, ikhlas, mandiri, dan
toleran melalui keteladanan
ulama-ulama NU; Romo KH.
Ahmad Sidiq, Romo KH.
Saifuddin Zuhri, Romo KH.
Machrus Ali, Romo KH.
Sami’un, Romo KH.
Abdurrahman Wahid
2.11 Menunjukkan sikap jujur dan
responsive terhadap peran
ulama-ulama NU yang
dinobatkan sebagai pahlawan
nasional.
3. Memahami, menerapkan, 3.7 Mengidentifikasi peran
dan Walisongo dalam penyebaran
menganalisis pengetahuan Islam di Nusantara
faktual, konseptual, 3.8 Menjabarkan faham
prosedural, dan Ahlussunnah Wa al-Jama’ah;
metakognitif berdasarkan (Akidah, Syari’ah, Tasawu
rasa ingin tahunya tentang
3.9 Menyimpulkan hukum kirim
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan pahala dan doa untuk orang
humaniora dengan yang sudah meninggal
wawasan kemanusiaan, (sedekah, bacaan Alquran,
kebangsaan, kenegaraan, tahlil)
dan peradaban terkait 3.10 Memerinci peran ulama-
penyebab fenomena dan ulama NU; Romo KH.
kejadian, serta menerapkan Ahmad Sidiq, Romo KH.
pengetahuan prosedura pada Saifuddin Zuhri, Romo KH.
bidang kajian yang spesifik Machrus Ali, Romo KH.
sesuai dengan bakat dan Sami’un, Romo KH.
minatnya untuk Abdurrahman Wahid
memecahkan masalah 3.11 Memahami ulama-ulama NU
yang dinobatkan sebagai
pahlawan nasional.
4. Mengolah, menalar, dan 4.7 Menyajikan laporan secara
menyaji dalam ranah tertulis peran Walisongo
konkret dan ranah abstrak dalam penyebaran Islam di
terkait dengan Nusantara
pengembangan dari yang 4.8 Menlaksanakan faham
dipelajarinya di sekolah Ahlussunnah Waljama’ah;
secara mandiri, bertindak
Akidah, Syari’ah, Tasawuf,
secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan dan Karakteristik
metodesesuai kaidah 4.9 Melaksanakan kirim pahala
keilmuan dan doa untuk orang yang
sudah meninggal (sedekah,
bacaan Alquran, tahlil)
4.10 Menyajikan laporan secara
tertulis tentang peran ulama-
ulama NU; Romo KH.
Ahmad Sidiq, Romo KH.
Saifuddin Zuhri, Romo KH.
Machrus Ali, Romo KH.
Sami’un, Romo KH.
Abdurrahman Wahid
4.11 Menyajikan laporan
secara tertulis tentang peran
ulama-ulama NU yang
dinobatkan sebagai pahlawan
nasional

Anda mungkin juga menyukai