□ Gejala Penyakit
□ Kurangnya Privasi
Objektif:
□ Gelisah
□ Mabuk perjalanan
□ Kehamilan
□ Efek Toksin
Objektif:
□ Tampak meringis
□ Gelisah
□ Sulit tidur
□ rileks meningkat 5
□ gelisah menurun 5
□ gatal menurun 5
□ mual menurun 5
□ lelah menurun 5
□ diaforesis menurun 5
□ pucat membaik 5
□ takikardia membaik 5
□ meringis menurun 5
□ muntah menurun 5
□ mual menurun 5
□ diaforesis menurun 5
Terapeutik
Terapeutik
Kolaborasi
□ kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
Manajemen Nyeri (I. 08238)
Observasi
□ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
Terapeutik
□ Gejala Penyakit
□ Kurangnya Privasi
Objektif:
□ Gelisah
Objektif:
□ Tampak meringis
□ Gelisah
□ Sulit tidur
□ rileks meningkat 5
□ gelisah menurun 5
□ gatal menurun 5
□ mual menurun 5
□ lelah menurun 5
□ meringis menurun 5
□ muntah menurun 5
□ mual menurun 5
□ diaforesis menurun 5
□ periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, TD, dan suhu sebelum dan
sesudah latihan
□ monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
Terapeutik
□ Penurunan konsentrasi HB
□ Peningkatan TD
□ Kekurangan volume cairan
Subjektif:
(Tidak tersedia)
Objektif:
Subjektif:
□ Parastesia
□ Nyeri ekstremitas
Objektif:
□ Edema
□ Bruit femoral
□ Resistensi Insulin
Subjektif:
□ Lelah atau Lesu
Objekif:
□ Kadar glukosa dalam darah / urine tinggi
Subjektf:
□ Mulut kering
□ Haus Meningkat
Objektif:
□ Kehamilan
□ Stres berlebihan
□ Penambahan berat badan
□ Diabetes Militus
□ Ketoasidosis diabetik
□ Hipoglikemia
□ Diabetes Gestasional
□ Penggunaan kortekosteroid
□ Perubahan sirkulasi
□ Penurunan mobilitas
□ Perubahan hormonal
(Tidak tersedia)
Objektif:
□ Kerusakan jaringan / lapisan kulit
Subjektif:
(Tidak tersedia)
Objektif:
□ Nyeri
□ Kemerahan
□ Perdarahan
□ Hematoma
□ sensasi meningkat 5
□ warna kulit pucat menurun 5
□ parastesia menurun 5
□ nekrosis menurun 5
□ akral membaik 5
□ kesadaran meningkat 5
□ mengantuk menurun 5
□ pusing menurun 5
□ gemetar menurun 5
□ berkeringat menurun 5
□ palpitasi membaik 5
□ perilaku membaik 5
□ kesadaran meningkat 5
□ mengantuk menurun 5
□ pusing menurun 5
□ gemetar menurun 5
□ berkeringat menurun 5
□ palpitasi membaik 5
□ perilaku membaik 5
□ elastisitas meningkat 5
□ hidrasi meningkat 5
□ perfusi jaringan meningkat 5
□ nyeri menurun 5
□ kemerahan menurun 5
□ hematoma menurun 5
□ sensasi membaik 5
□ tekstur membaik 5
□ Kemerahan menurun 5
□ nyeri menurun 5
□ bengkak menurun 5
□ vesikel menurun 5
□ cairan berbau busuk menurun 5
□ sputum berwarna hijau menurun 5
□ drainase purulen menurun 5
□ piura menurun 5
□ periode malaise menurun 5
□ periode menggigil menurun 5
□ letargi menurun 5
□ gangguan kognitif menurun 5
□ kadar sel darah putih membaik 5
□kultur darah membaik 5
□ kultur urine membaik 5
□ kultur area luka membaik 5
□ kultur feses membaik 5
US
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Manajemen Sensasi Perifer (I. 06195)
Observasi
□ Identifikasi penyebab perubahan sensasi
□ Identifikasi penggunaan alat pengika, prostesis, sepatu dan
pakaian
□ Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
□ periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
Terapeutik
□ Hindari pemkaaian benda - benda yang berlebihan suhunya (Mis.
Terlalu panas atau dingin)
Edukasi
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian analgesih, jika perlu
□ kolaborasi pemberian kortekosteroid, jika perlu
Terapeutik
□ Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
Edukasi
Edukasi
□ Jelaskan tanda dan gejala infeksi
□ Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
□ Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
□ Kolaborasi prosedur debridement (Mis. Enzimatik, biologis,
mekanis, autolitik) jika perlu
□ Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Pencegahan Infeksi (I.14539)
Observasi
□ Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
□ Batasi jumlah pengunjung
□ Berikan perawatan kulit pada area edema
Edukasi
□ Jelaskan tanda dan gejala infeksi
□ Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
□ Ajarkan etika batuk
□ Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
□ Anjurkan cara meningkatkan asupan nutrisi
□ Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
HIPERTENSI
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
NO
(SDKI)
1 Resiko Perfusi Cerebral Tidak Efektif (D.0017)
Faktor Resiko:
□ Aterosklerosis aorta
□ Diseksi arteri
□ Fibrilasi atrium
□ Stenosis karotis
□ Cedera kepala
□ Hipertensi
□ Stenosis Mitral
Kondisi Terkait:
□ Hipertensi
□ Cedera kepala
□ Stroke
□ IMA
□ Fibrilasi atrium
□ Diseksi arteri
Objektif:
□ Tampak meringis
□ Gelisah
□ Sulit tidur
□ Penurunan konsentrasi HB
□ Peningkatan TD
□ Kekurangan volume cairan
Subjektif:
(Tidak tersedia)
Objektif:
□ Pengisian kapiler >3 detik
□ Nadi perifer menurun atau tidak teraba
□ Akral teraba dingin
□ Warna kulit pucat
□ Turgor kulit menurun
Subjektif:
□ Parastesia
□ Nyeri ekstremitas
Objektif:
□ Edema
□ Bruit femoral
HIPERTENSI
Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI)
Setelah dilakukan Intervensi selama ……… Maka perfusi
serebral meningkat, dengan kriteria hasil:
□ kognitif meningkat 5
□ demam menurun 5
□ meringis menurun 5
□ muntah menurun 5
□ mual menurun 5
□ diaforesis menurun 5
□ sensasi meningkat 5
□ warna kulit pucat menurun 5
□ parastesia menurun 5
□ nekrosis menurun 5
□ pengisian kapiler membaik 5
□ akral membaik 5
□ turgur kulit membaik 5
□ tekanan darah sistolik membaik 5
□ tekanan darah diastolik membaik 5
□ tekanan arteri rata rata membaik 5
□ indeks ankle - brachial membaik 5
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Pemantauan Tekanan Intrakranial (I.06198)
Observasi
Terapeutik
Terapeutik
□ Hindari pemasangan infus atau pengambian darah diarea
keterbatasan perfusi
□ hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
Penyebab Situasional:
□ Merokok aktif
□ Merokok Pasif
□ Terpajan Polutan
□ Batuk TidakEfektif
□ Sputum berlebih
3 Hipertermia (D.0130)
Penyebab:
□ Dehidrasi
Subjektif:
(Tidak tersedia)
Objektif:
□ Suhu tubuh diatas nilai normal
□ wheezing menurun 5
□ dispnea menurun 5
□ ortopnea menurun 5
□ sulit bicara menurun 5
□ sianosis menurun 5
□ gelisah menurun 5
□ frekuensi nafas membaik 5
□ pola nafas membaik 5
Setelah dilakukan Intervensi selama ……… Makapertukaran
gas meningkat, dengan kriteria hasil:
□ tingkat kesadaran meningkat 5
□ dispnea menurun 5
□ menggigil menurun 5
□ takipnea menurun 5
□ bradikardi menurun 5
□ dasar kuku sianotik menurun 5
□ hipoksia menurun 5
□ suhu tubuh membaik 5
□ suhu kulit membaik 5
□ kadar glukosa darah membaik 5
□ pengisian kapiler membaik 5
□ ventilasi membaik 5
□ tekanan darah membaik 5
□ Kemerahan menurun 5
□ nyeri menurun 5
□ bengkak menurun 5
□ vesikel menurun 5
□ cairan berbau busuk menurun 5
□ sputum berwarna hijau menurun 5
□ drainase purulen menurun 5
□ piura menurun 5
□ periode malaise menurun 5
□ periode menggigil menurun 5
□ letargi menurun 5
□ gangguan kognitif menurun 5
□ kadar sel darah putih membaik 5
□kultur darah membaik 5
□ kultur urine membaik 5
□ kultur area luka membaik 5
□ kultur feses membaik 5
ONIA
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Latihan Batuk Efektif (I.01006)
Observasi
□ Identifikasi kemampuan batuk
□ Monitor adanya retensi sputum
□ Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
Terapeutik
□ Atur posisi semi-fowler atau fowler
□ Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
□ Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
□ jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
□ Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
□ Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam hingga 3 kali
□ Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafas dalam yang
ke-3
Kolaborasi
Edukasi
□ Jelaskan tanda dan gejala infeksi
□ Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
□ Ajarkan etika batuk
□ Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
□ Anjurkan cara meningkatkan asupan nutrisi
□ Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
SOFT TISSUE TUMOR
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
NO
(SDKI)
1 Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)
Penyebab:
□ Gejala Penyakit
□ Kurangnya Privasi
Objektif:
□ Gelisah
Objektif:
□ Tampak meringis
□ Gelisah
□ Sulit tidur
□ Perubahan sirkulasi
□ Perubahan hormonal
(Tidak tersedia)
Objektif:
□ Kerusakan jaringan / lapisan kulit
Subjektif:
(Tidak tersedia)
Objektif:
□ Nyeri
□ Kemerahan
□ Perdarahan
□ Hematoma
4 Resiko Infeksi (D.0142)
Faktor Resiko:
□ Penyakit Kronis (Mis. DM)
□ Efek Prosedur Invasif
□ Malnutrisi
□ Peningkatan paparan organisme patogn lingkungan
□ Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (Mis.
Gangguan peristaltik, kerusakan integritas kulit, Perubahan
sekresi Ph, Penurunan kerja siliriasis, Merokok, Statis cairan
tubuh)
□ rileks meningkat 5
□ gelisah menurun 5
□ gatal menurun 5
□ mual menurun 5
□ lelah menurun 5
□ meringis menurun 5
□ muntah menurun 5
□ mual menurun 5
□ diaforesis menurun 5
□ elastisitas meningkat 5
□ hidrasi meningkat 5
□ perfusi jaringan meningkat 5
□ kerusakan jaringan menurun 5
□ nyeri menurun 5
□ kemerahan menurun 5
□ hematoma menurun 5
□ sensasi membaik 5
□ tekstur membaik 5
□ Kemerahan menurun 5
□ nyeri menurun 5
□ bengkak menurun 5
□ vesikel menurun 5
□ cairan berbau busuk menurun 5
□ sputum berwarna hijau menurun 5
□ drainase purulen menurun 5
□ piura menurun 5
□ periode malaise menurun 5
□ periode menggigil menurun 5
□ letargi menurun 5
□ gangguan kognitif menurun 5
□ kadar sel darah putih membaik 5
□kultur darah membaik 5
□ kultur urine membaik 5
□ kultur area luka membaik 5
□ kultur feses membaik 5
MOR
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Terapi Relaksasi (I.09326)
Observasi
Terapeutik
Terapeutik
Edukasi
Edukasi
□ Jelaskan tanda dan gejala infeksi
□ Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
□ Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
□ Kolaborasi prosedur debridement (Mis. Enzimatik, biologis,
mekanis, autolitik) jika perlu
□ Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Pencegahan Infeksi (I.14539)
Observasi
□ Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
□ Batasi jumlah pengunjung
□ Berikan perawatan kulit pada area edema
Edukasi
□ Jelaskan tanda dan gejala infeksi
□ Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
□ Ajarkan etika batuk
□ Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
□ Anjurkan cara meningkatkan asupan nutrisi
□ Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
GEA
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
NO
(SDKI)
1 Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)
Penyebab:
□ Hiperglikemia
□ Penurunan konsentrasi HB
□ Peningkatan TD
□ Kekurangan volume cairan
Subjektif:
(Tidak tersedia)
Objektif:
□ Pengisian kapiler >3 detik
□ Nadi perifer menurun atau tidak teraba
□ Akral teraba dingin
□ Warna kulit pucat
□ Turgor kulit menurun
Subjektif:
□ Parastesia
□ Nyeri ekstremitas
Objektif:
□ Edema
□ Bruit femoral
2 Diare (D.0020)
Penyebab Fisiologis:
□ Inflamasi Gastrontestinal
□ Iritasi gastrointestinal
□ Proses Infeksi
□ Malabsorbsi
Penyebab Psikologis:
□ Kecemasan
□ Tingkat stres tinggi
Penyebab Situasional:
□ Terpapar kontaminan
□ Terpapar toksin
□ Penyalahgunaan laksatif
□ Penyalahgunaan zat
□ Program pengobatan (Agen tiroid,analgesik, pelunak feses,
ferosulfat, antasida,cimetidine dan antibiotik)
Subjektif:
(Tidak tersedia)
Objektif:
□ Evaporasi
□ Kekurangan intake cairan
□ Efek agen farmakologis
Kondisi terkait:
□ Penyakit addison
□ Trauma/perdarahan
□ Luka bakar
□ AIDS
□ Penyakit Crohn
□ Muntah
□ Diare
□ Kolitis ulseratif
□ Diare
□ Muntah
□ Disfungsi ginjal
Kondisi Terkait:
□ Gagal Ginjal
□ Anoreksia nervosa
□ Diabetes militus
□ Penyakit chorn
□ Gastroenteritis
□ Pankreatitis
□ Cedera kepala
□ Kanker
□ Anemia sel sabit
□ Trauma multipel
□ Luka bakar
6 Nyeri Akut (D.0077)
Penyebab:
□ Agen pencedera fisiologis (Mis. Inflamasi, iskemia,
neoplasma)
Objektif:
□ Tampak meringis
□ Gelisah
□ Sulit tidur
□ Dehidrasi
□ Terpapar lingkungan panas
□ Proses Penyakit
□ Ketidaksesusaian pakaian dan suhu lingkungan
□ Peningkatan laju metabolisme
□ Respon trauma
□ Aktivitas berlebihan
□ Penggunaan inkubator
Subjektif:
(Tidak tersedia)
Objektif:
□ Suhu tubuh diatas nilai normal
(Tidak tersedia)
Objektif:
□ Kulit merah
□ Takikardi
□ Kejang
□ Takipnea
□ Kulit terasa hangat
GEA
Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI)
Setelah dilakukan Intervensi selama ……… Maka Perfusi
perifer meningkat, dengan kriteria hasil:
□ Denyut nadi perifer meningkat 5
□ sensasi meningkat 5
□ warna kulit pucat menurun 5
□ parastesia menurun 5
□ nekrosis menurun 5
□ pengisian kapiler membaik 5
□ akral membaik 5
□ turgur kulit membaik 5
□ tekanan darah sistolik membaik 5
□ tekanan darah diastolik membaik 5
□ tekanan arteri rata rata membaik 5
□ indeks ankle - brachial membaik 5
Setelah dilakukan Intervensi selama ……… Maka eliminasi
fekal membaik, dengan kriteria hasil:
□ dispnea menurun 5
□ kadar Hb membaik 5
□ kadar Ht membaik 5
□ berat badan membaik 5
□ hepatomegali membaik 5
□ intake cairan membaik 5
□ status mental membaik 5
□ suhu tubuh membaik 5
□ dispnea menurun 5
□ kadar Hb membaik 5
□ kadar Ht membaik 5
□ berat badan membaik 5
□ hepatomegali membaik 5
□ intake cairan membaik 5
□ status mental membaik 5
□ suhu tubuh membaik 5
□ meringis menurun 5
□ muntah menurun 5
□ mual menurun 5
□ diaforesis menurun 5
□ takipnea menurun 5
□ bradikardi menurun 5
□ ventilasi membaik 5
□ tekanan darah membaik 5
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI)
Manajemen Sensasi Perifer (I. 06195)
Observasi
□ Identifikasi penyebab perubahan sensasi
Terapeutik
□ Hindari pemasangan infus atau pengambian darah diarea
keterbatasan perfusi
□ hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
□ hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cedera
Edukasi
□ Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
□ Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan
mengandung laktosa
Kolaborasi
Terapeutik
□ Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
□ dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
□ jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
□ informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Terapeutik