Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENGGUNAAN MATEMATIKA DALAM EKONOMI

Deskripsi Singkat
Memahami perananan matematika di dalam pengembangan ekonomi
Sub Capaian Pembelajaran Pertemuan
Mahasiswa dapat menjelaskan penggunaan matematika dalam ekonomi
dan masalah fundamental dalam ekonomi
Uraian Materi
A. Penggunaan Matematika dalam Ekonomi
Setiap fenomena nyata, seperti fenomena alam, fenomena ekonomi,
ataupun fenomena apapun, pada hakekatnya adalah interaksi beberapa besaran
dalam bidang terjadinya fenomena tersebut (Chotim, 1999). Terjemahan hukum
ini dalam matematika akan berupa persamaan, bentuk-bentuk fungsional, atau
bentuk persamaan diferensial. Pandangan ini, secara substansial selaras
dengan pendapat Soeparno (1990) bahwa matematika adalah raja diraja
sekaligus jongos belaka (mathematics is a king but also a servant).
Peranan matematika sebagai “jongos” bagi ilmu ekonomi, misalnya, telah
membawa kemajuan yang luar biasa dari “ekonomika sastra” ke “ekonomika
matematis”. Penggunaan diagram-diagram dan gambar-gambar untuk
menjelaskan berbagai fenomena ekonomi semakin diperluas dengan
memasukkan aljabar vektor, matriks, hitung diferensial dan integral di dalam
melakukan analisis ekonomi. Para pelopornya, antara lain, adalah Javans,
Marshall, dan Welras.
Kajian ilmu ekonomi lebih memusatkan diri pada konsep-konsep kualitatif,
seperti harga, biaya, tingkat upah, investasi, penghasilan, dan laba. Ada 2 (dua)
pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis masalah-masalah
ekonomi, yaitu pendekatan matematika dan pendekatan nonmatematika.
Dengan menggunakan pendekatan matematika, menurut Budnick (1988), ada 2
(dua) translasi yang harus diikuti, yaitu (1) translasi problem ekonomi (verbal
statement problem) ke representasi matematika (mathematical representation)

1
dan (2) translasi penyelesaian masalah (mathematical solution) ke interpretasi
ekonomi (interpretationof results).
Menurut Chiang (1987), pendekatan matematika yang digunakan untuk
menganalisis masalah-masalah ekonomi dikenal dengan Matematika Ekonomi.
Dengan menggunakan pendekatan matematika akan diperoleh 4 (empat)
keuntungan, yaitu (1) bahasan matematika lebih ringkas dan tepat, (2) kaya akan
dalil-dalil sehingga mempermudah pemakaiannya, (3) dapat merumuskan
asumsi-asumsi dengan jelas sehingga terhindar bias, dan (4) memungkinkan
menggunakan sebanyak n variabel.
Matematika Keuangan merupakan salah satu topik bahasan Matematika
Ekonomi (Budnick, 1988). Matematika Keuangan dibangun menggunakan
konsep-konsep barisan dan deret (aritmetika dan geometri) sehingga berkaitan
dengan masalah-masalah pertumbuhan, seperti bunga (majemuk dan tunggal)
dan anuitas serta depresiasi dan analisis biaya-manfaat (benefit cost analysis).
Konsep bunga (tunggal dan majemuk) digunakan secara luas dalam
sistem perbank-kan, anuitas digunakan pada perhitungan KPR (kredit pemilikan
rumah), depresiasi digunakan untuk menghitung aset (riil) aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan, sedangkan analisis biaya-manfaat digunakan untuk
mengkaji/mengevaluasi kelayakan suatu proyek yang akan dibangun.
Beberapa analisis ekonomi, seperti analisis input-output, programasi linier,
surplus konsumen dan surplus produsen maupun analisis break even dibangun
oleh konsep-konsep fungsi (linier dan nonlinier), matriks, maupun kalkulus
diferensial.

B. Masalah Fundemental dalam Ekonomi


Kebutuhan setiap manusia dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu
kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Setiap makhluk hidup, termasuk
manusia memerlukan pangan untuk memenuhi kebutuhan fisik sehingga dapat
beraktivitas menjalankan kehidupan sehari-hari. Setiap manusia memerlukan
sandang dan perumahan untuk melindungi badan dari desiran angin (yang
dingin), guyuran air hujan maupun panasnya matahari serta gangguan binatang

2
(buas). Pangan, sandang, dan perumahan merupakan kebutuhan primer setiap
manusia, dan kebutuhan-kebutuhan tersebut harus dapat dipenuhi agar
kehidupan dapat dijalani dengan normal.
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya sehingga mereka
senantiasa berusaha meningkatkan kualitas hidup dengan berbagai cara. Bila
dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, mereka cenderung
menuntut peningkatan kualitas pangan, sandang, dan papan, serta berbagai
kebutuhan pelengkap, seperti TV, radio, meja dan kursi, alat-alat dapur, tempat
tidur, maupun alat-alat olah raga. Manusia memerlukan alat-alat transportasi,
seperti kereta api, bus, dan pesawat terbang untuk memperlancar kegiatan
(bisnis). Berbagai jenis kebutuhan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
kebutuhan sekunder.
Dengan semakin meningkatnya tingkat pendapatan yang diperoleh,
seseorang memiliki peluang yang semakin terbuka untuk memenuhi berbagai
kebutuhan secara lebih bervariasi dan berkualitas. Untuk dapat istirahat, mereka
membangun villa di daerah puncak dan resort-resort di pantai yang
berpemandangan indah. Mereka mengendarai mobil mewah, kapal pesiar, dan
mengenakan baju yang terbuat dari bahan-bahan yang mahal harganya. Semua
ini dilakukan untuk meningkatkan prestise sehingga berbagai kebutuhan tersebut
dapat diklasifkasikan sebagai kebutuhan tersier atau kebutuhan untuk
kemewahan.
Klasifikasi kebutuhan sekunder dan tersier memiliki batas yang tipis dan
bersifat relatif. Misalnya, pesawat televisi (hitam putih) bagi masyarakat desa
terpencil merupakan kebutuhan kemewahan, tetapi hanya sebagai kebutuhan
sekunder bagi masyarakat urban di daerah perkotaan.
Berbagai kebutuhan manusia ini dapat dipenuhi dengan cara mengolah
sumberdaya alam yang tersedia (secara terbatas). Oleh karena itu, kerusakan
alam yang terjadi selama ini dapat diidentifikasi sebagai akibat upaya
sekelompok manusia yang kurang bertanggung jawab di dalam memenuhi
berbagai kebutuhan demi peningkatan kualitas hidup, di samping peningkatan

3
populasi manusia sendiri. Fenomena ini secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut.
R
Q …. (1.1)
N C p  Cs  Ct 

di sini:
Q : kualitas hidup
R : sumberdaya alam yang tersedia (secara terbatas)
C : kebutuhan (primer, sekunder, dan tersier)

(Soerjani, dkk, 1987)


Dari perspektif ekonomi, suatu jenis barang memiliki harga karena
ketersediaannya terbatas (langka/scarce), artinya jumlahnya tidak sebanding
dengan kebutuhan sehingga diperlukan usaha atau pengorbanan untuk
memperolehnya. Barang yang memiliki harga dikenal sebagai barang ekonomi
(economic goods), seperti rumah, sepeda motor, tanah, dan sebagainya.
Air mineral merupakan barang ekonomi. Air yang diproduksi PDAM juga
merupakan barang ekonomi. Dalam berbagai hal, air tidak dapat diklasifikasikan
sebagai barang ekonomi karena ketersediaannya sangat melimpah sehingga
dapat memenuhi kebutuhan yang memerlukan. Akibatnya, air diklasifikasikan
sebagai barang bebas (free goods).
Sinar matahari merupakan barang bebas. Oksigen juga merupakan
barang bebas, tetapi oksigen di beberapa wilayah Negara yang secara geografis
relatif tinggi, seperti Tibet dapat menjadi barang ekonomi karena
ketersediaannya sangat terbatas. Demikian juga, oksigen bagi penderita sesak
nafas yang sedang dirawat di rumah-rumah sakit, merupakan barang ekonomi.
Dari uraian di atas, persoalan fundamental dalam ekonomi sebenarnya
berkisar pada 3 (tiga) hal, yaitu what, how, dan for whom. What, terkait dengan
jenis barang (dan jasa) yang harus dihasilkan serta kuantitas masing-masing.
Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk, pertanyaan-
pertanyaan yang mengemuka berkisar pada (a) jenis tanaman (pertanian) apa

4
yang harus ditanam?, (b) manakah yang lebih diprioritaskan: padi, jagung, atau
sagu?, Untuk tanaman padi, jenis padi apa yang lebih ditekankan?
How, terkait dengan cara dan siapa yang menghasilkan barang (dan jasa)
dengan melibatkan teknologi. Misalnya, untuk menghasilkan listrik dapat
menggunakan teknologi tenaga uap, air terjun, angin, bahkan nuklir. Pilihan
teknologi bekaitan erat dengan produktivitas dan kesempatan kerja sehingga
diperlukan studi yang intensif untuk melakukan pilihan antara industri yang padat
modal dan padat karya.
Persoalan how terkait dengan penggunaan faktor-faktor produksi yang
tersedia secara efisien agar diperoleh hasil maksimal atau efisiensi biaya untuk
sasaran produksi yang telah ditetapkan. Persoalan siapa yang harus
menghasilkan terkait dengan BUMN, swasta nasional, maupun koperasi. BUMN
lebih diarahkan untuk menghasilkan barang dan jasa yang bersifat publik, seperti
air minum, telekomunikasi, maupun listrik. Sektor transportasi, baik darat, laut,
maupun udara sebagian dikelola oleh swasta nasional yang lebih bersifat profit
oriented. Koperasi merupakan bangun perusahaan sebagai manifestasi amanat
UUD 1945, tetapi perkembangannya sampai saat ini masih kurang
mengggembirakan.
For whom, terkait dengan untuk siapa barang (dan jasa) yang dihasilkan:
apakah untuk seluruh lapisan masyarakat, atau hanya untuk sekelompok
tertentu? Persoalan for whom terkait secara langsung dengan masalah distribusi.

C. Rangkuman
1. Dengan menggunakan pendekatan matematika akan diperoleh 4 (empat)
keuntungan, yaitu (1) bahasan matematika lebih ringkas dan tepat, (2) kaya
akan dalil-dalil sehingga mempermudah pemakaiannya, (3) dapat
merumuskan asumsi-asumsi dengan jelas sehingga terhindar bias, dan (4)
memungkinkan menggunakan sebanyak n variabel.
2. Persoalan fundamental dalam ekonomi sebenarnya berkisar pada 3 (tiga) hal,
yaitu what, how, dan for whom

5
LATIHAN 1
1. Untuk memecahkan fenomena ekonomi dengan menggunakan pendekatan
matematika diperlukan 2 translasi. Jelaskan!
2. Ada 4 keuntungan yang diperoleh bila fenomena ekonomi dipecahkan dengan
menggunakan pendekatan matematika. Jelaskan!

LATIHAN 2
1. Batas klasifikasi kebutuhan sekunder dan tersier bagi seseorang relatif tipis.
Jelaskan makna pernyataan ini, sertai dengan contoh.
2. Jelaskan masalah fundamental dalam ekonomi.
3. Air yang dihasilkan PDAM merupakan barang ekonomi tetapi di beberapa
daerah tertentu air merupakan barang bebas. Jelaskan! Berikan jenis barang
yang lain yang memiliki karakteristik seperti air.

Anda mungkin juga menyukai