Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PAJAK DAN SUBSIDI

Deskripsi Singkat
Memahami konsep Pajak dan Subsidi
Sub Capaian Pembelajaran Pertemuan
Mahasiswa dapat menjelaskan konsep Pajak dan Subsidi

Uraian Materi
A. Pendahuluan
Dalam pandangan Adriani (Ali, 1993), pajak ialah pungutan oleh
pemerintah dengan paksaan yuridis, untuk mendapatkan alat-alat penutup bagi
pengeluaran-pengeluaran umum (anggaran belanja) tanpa adanya jasa timbal
balik khusus terhadapnya. Sesuai pengertian pajak, pemerintah menarik pajak
untuk memenuhi pembiayaan pembangunan sebagaimana yang dicantumkan
dalam APBN maupun APBD. Dengan demikian, pajak memenuhi fungsi sebagai
budgeter. Disamping itu, pemerintah mengenakan pajak yang cukup tinggi
terhadap produk-produk tertentu, misalnya mobil mewah, untuk mengendalikan
konsumsi atas barang-barang tersebut. Pemerintah juga memberikan tax holiday
kepada sejumlah industri tertentu yang bersedia melakukan perintisan dan
sekaligus membangun suatu kawasan “baru” yang “kurang menarik”, seperti KTI
(Kawasan Timur Indonesia). Dengan demikian, pajak telah berfungsi sebagai
reguleren.
Bila dikaitkan dengan sistem pemungutan, sebelum tax reform I,
pemungutan pajak dilakukan oleh fiskus sehingga dikenal sebagai office
assesment. Sistem ini memberi peluang yang cukup besar terjadinya
“permainan” antara fiskus dan wajib pajak, sehingga penerimaan negara dari
sektor pajak kurang memuaskan.
Sejak tax reform I tahun 1983, sistem office assesment diubah menjadi
selfasses-ment. Dengan sistem ini, wajib pajak menghitung pajak terutang
sendiri dan melaporkannya secara periodik ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak).

21
Bila terjadi ketidaksesuaian antara laporan dengan besarnya pajak yang harus
dibayar, wajib pajak akan dikenai denda. Di sisi lain, agar penerimaan pajak
dapat ditingkatkan, pemerintah memperluas obyek-obyek pajak.
Tarif pajak cukup bervariasi. Untuk PPh (Pajak Penghasilan) misalnya,
tarif yang diberlakukan secara progresif-progresif . Setiap penghasilan kurang
dari Rp 25.000.000,00 pertahun dikenakan pajak sebesar 10 %. Penghasilan
antara Rp 25.000.000,00 dan Rp 50.000.000,00 dikenai pajak sebesar 15 %,
sedangkan penghasilan pertahun di atas Rp 50.000.000,00 dikenai tarif 30 %.
Untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN), tarif yang diberlakukan bersifat
proporsional, yaitu sebesar 10 % dari harga jual sehingga makin tinggi nilai jual
suatu barang pajak yang terutang juga makin tinggi.

B. Pengaruh Pajak terhadap Keseimbangan Pasar


Bila dikaitkan dengan perilaku produsen yang bersifat profit motive, setiap
pro-dusen berusaha menggeser beban PPN sebesar-besarnya ke pundak
konsumen. Fenomena ini, secara grafis dapat ditunjukkan dengan terjadinya
pergeseran keseimbangan pasar sebagai akibat pergeseran kuva penawaran.

Contoh 1:
Kurva permintaan barang A adalah D: q = 15 - p sedangkan kurva
1
penawarannya memiliki persamaan S: p = 3 + q . Bila pemerintah
2
mengenakan pajak sebesar 3 satuan untuk setiap unit barang yang terjual,
tentukan:
a. titik keseimbangan mula-mula
b. titik keseimbangan setelah pengenaan pajak
c. besar pajak yang ditanggung konsumen dan produsen.
d. gambar grafiknya.

22
Jawab:
a. D : q = 15 - p
}  E (8,7)
1
S: p = 3 + q
2

b. D : q = 15 - p
}  E  (6,9)
1
S : p = 6 + q
2

c. Pajak yang ditanggung konsumen = 9-7 = 2 satuan


Pajak yang ditanggung produsen = 3-2 = 1 satuan
d.

E

Contoh 2:
Bila pada Contoh 1, pajak yang dikenakan pemerintah adalah 25 % dari
harga jual, tentukan besarnya prosentase pajak yang ditanggung produsen.
Gambarkan grafiknya.
Jawab:
Dengan t sebesar 25 % dari harga jual maka persamaan kurva S berubah
menjadi:
1 2
S : p = 3 + q + 25 % p  p = 4 + q
2 3

D : q = 15 - p
}  E  (6,6 , 8,4)
2
S : p = 4 + q
3

23
Pajak per unit = 25% x 8,4 = 2,1
Pajak yang ditanggung konsumen = 8,4 - 7 = 1,4
Pajak yang ditanggung produsen = 2,1 - 1,4 = 0,7 (33 %)

E

6,6 7 q

C. Penerimaan Pajak oleh Pemerintah


Kasus-1:
Kurva permintaan dan penawaran suatu barang diformulasikan sebagai
berikut.
D : p = -aq + b ..... (3.1)
S : p = q   ..... (3.2)
Bila pemerintah menetapkan pajak sebesar t satuan untuk setiap unit barang
maka (4.2) berubah menjadi:

S : p  q    t .... (3.3)
Akibatnya, keseimbangan pasar yang baru dicapai bila:
D  S
-aq + b = q    t

 t   a  q   b   .... (3.4)

sehingga besarnya penerimaan pajak oleh pemerintah adalah:


T = tq
  a  q 2   b  q .... (3.5)

24
Harga T ekstrem dicapai bila:
dT
*) 0
dq

2 a  q   b    0
b
 q .... (3.6)
2 a  

1
sehingga t  b   .... (3.7)
2
d 2T
**)  2 a  
dq 2

d 2T
Dari **) terlihat bahwa 0 sehingga penerimaan pajak oleh pemerintah
dq 2
maksimum.
Dari (4.5) dan (4.6), penerimaan pajak oleh pemerintah adalah:
2
 b   b 
T   a        b    
 2 a      2 a    


b   2 .... (3.8)
4(a   )
Contoh 3:
Kurva permintaan dan penawaran barang X adalah sebagai berikut.
q p
D:  1 dan S : q - 2p + 2 = 0
18 9
Jika pemerintah mengenakan pajak sebesar 4 satuan untuk setiap unit
barang X, tentukan besarnnya pajak yang diterima pemerintah.
Jawab:
q p 1
D:  1  p  q9 .... (3.9)
18 9 2
1
S : q - 2p + 2 = 0  p q 1 .... (3.10)
2

25
1
Dari (9) dan (10) diperoleh a    , b = 9, dan   1 sedangkan t = 4
2
sehingga:
9 1
q  4 dan T=4.4=16.
 1 1
2  
 2 2
Jadi, besarnya pajak yang diterima pemerintah adalah 16 satuan.
Kasus 2:
Kurva permintaan dan penawaran suatu barang diformulasikan sebagai
berikut.
D : p = - aq 2 + b ..... (3.11)

S : p = q 2   ..... (3.12)
Bila pemerintah menetapkan pajak sebesar t satuan untuk setiap unit barang
maka (3.12) berubah menjadi:
S : p  q 2    t .... (3.13)
Akibatnya, keseimbangan pasar yang baru dicapai bila:
D  S
- aq 2  b  q 2    t

 t   a  q 2   b   .... (3.14)

sehingga besarnya penerimaan pajak oleh pemerintah adalah:


T = tq
  a  q 3   b  q .... (3.15)

Harga T ekstrem dicapai bila:


dT
*) 0
dq

3 a  q 2   b  q  0

b
 q .... (3.16)
3 a   

2
sehingga t  b   .... (3.17)
3

26
d 2T
**)  6 a  
dq 2

d 2T
Dari **) terlihat bahwa 0 sehingga penerimaan pajak oleh pemerintah
dq 2
maksimum.
Dari (4.14) dan (4.15), penerimaan pajak oleh pemerintah adalah:

T 
2
b    b   .... (3.18)
3 3(a   )
Contoh 4:
Kurva permintaan dan penawaran barang Y adalah sebagai berikut.
D: p  2q 2  40 dan S : p  q2  4
Jika pemerintah mengenakan pajak sebesar t satuan untuk setiap unit
barang Y:
a) tentukan t
b) tentukan Tmaks
c) Nyatakan secara grafis besar pajak yang diterima pemerintah
Jawab:
Dari persamaan kurva permintaan dan penawaran diperoleh a=2, b=40,
  1 , dan   4 .
2 2
a) t   b   =  40  4  24
3 3

b 40  4
b) q   = 2 sehingga Tmaks =24.2=48
3 a    3 2  1

Jadi, besarnya pajak (maksimum) yang diterima pemerintah adalah 48


satuan.

D. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar


Pemerintah memungut pajak atas jenis-jenis produk tertentu. Di sisi lain,
pemerintah memberikan subsidi kepada jenis-jenis produk tertentu pula, seperti
migas dan pupuk. Akibat pemberian subsidi tersebut, harga barang menjadi

27
relatif lebih murah. Fenomena ini, secara grafis dapat ditunjukkan dengan
terjadinya pergeseran keseimbangan pasar sebagai akibat pergeseran kurva
penawaran.
Contoh 5:
Kurva permintaan barang A adalah D: p = 15 - q sedangkan kurva
1
penawarannya memiliki persamaan S: p = 3 + q (lihat contoh 1). Bila
2
pemerintah memberikan subsidi sebesar 1,5 satuan untuk setiap unit barang
yang diproduksi, tentukan:
a. besar subsidi yang dinikmati konsumen dan produsen.
b. besar subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah
Jawab:
Dari contoh 1 diperoleh E (8,7)
D : q = 15 - p
}  E  (9,6)
1
S : p = 3 + q - 1,5
2
a. Subsidi yang dinikmati konsumen = 7-6 = 1 satuan
Subsidi yang dinikmati produsen = 1,5-1 = 0,5 satuan
b. Subsidi yang dibayarkan pemerintah = 9 x 1,5 = 13,5 satuan

E. Rangkuman
1. Pajak ialah pungutan oleh pemerintah dengan paksaan yuridis, untuk
mendapatkan alat-alat penutup bagi pengeluaran-pengeluaran umum
(anggaran belanja) tanpa adanya jasa timbal balik khusus terhadapnya.
2. Pemerintah memberikan subsidi kepada jenis-jenis produk tertentu pula,
seperti migas dan pupuk. Akibat pemberian subsidi tersebut, harga barang
menjadi relatif lebih murah.

Latihan 1
1. Jelaskan pengertian pajak

28
2. Pajak memiliki 2 fungsi, yaitu budgeter dan reguleren. Jelaskan
3. Bagaimana pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbang pasar?
Jelaskan. Berikan ilustrasi secara grafis.
4. Diketahui S: q  p2  2p  3 dan D: q   p2  9
5. Tentukan:
a. harga keseimbangan
b. kuantitas keseimbangan
c. harga keseimbangan dengan t=1
d. kuantitas keseimbangan dengan t=1
e. beban pajak yang ditanggung konsumen
f. beban pajak yang ditanggung produsen
g. besar pajak yang diterima pemerintah

Latihan 2
6
Diketahui: S: 3q = 5p - 5 dan D: q  8
p6
Jika pemerintah menetapkan subsidi sebesar 5% dari harga jual perunit barang,
tentukan:
a. keseimbangan pasar sebelum subsidi
b. keseimbangan pasar setelah subsidi
c. subsidi yang dinikmati konsumen dan produsen
d. subsidi yang diberikan pemerintah.

29

Anda mungkin juga menyukai