Anggota :
Hafizah
Rahmi
Fazriati nur
Jihan
Pajak akan mengakibatkan harga barang yang ditawarkan semakin tinggi sehingga
membuat permintaan berkurang (sesuai hukum permintaan). Kondisi tersebut akan
membuat kurva penawaran bergeser ke arah kiri atas, sementara kurva permintaan
tetap. Karena kurva permintaan tetap maka akan membuat titik keseimbangan
pasar juga bergeser dengan arah yang sama.
Kondisi yang terjadi setelah pajak membuat harga pasar lebih
tinggi dan jumlah keseimbangan lebih rendah.
Fungsi permintaan sebelum dan setelah pajak tetap sehingga memliki bentuk fungsi yang
sama yaitu Qd = f(Pd) atau Pd = f(Qd). Sementara fungsi penawaran mengalami
pergeseran sehingga bentuk fungsi penawaran sebelum pajak Qs = f(Ps) atau Ps = f(Qs)
mengalami perubahan.
Untuk besar pajak yang dibebankan sebesar t per unit maka akan membuat fungsi
penawaran Qs = f(Ps) menjadi Qst = f(Ps ‒ t) atau fungsi penawaran Ps = f(Qs) menjadi Pst =
f(Qs) + t.
Sebagai contoh, untuk fungsi penawaran sebelum pajak Qs = a + bPs setelah pajak
menjadi Qst = a + b(Ps ‒ t). Atau fungsi penawaran sebelum pajak Ps = 1/bQs ‒ a/b memiliki
bentuk fungsi penawaran setelah pajak Pst = 1/bQs ‒ a/b + t.
Keterangan:
Qst atau Pst = fungsi penawaran setelah pajak
Qs atau s = fungsi penawaran sebelum pajak
Pd atau Qd = fungsi permintaan
Q = kuantitas
P = harga
t = besar pungutan pajak
Harga pasar sebelum pajak Pe dan harga pasar setelah ada pajak adalah Pet. Sementara
jumlah keseimbangan sebelum pajak Qe dan jumlah keseimbangan setelah ada pajak Qet.
Jadi, titik keseimbangan sebelum pajak adalah (Qe, Pe) dan titik keseimbangan setelah
subsidi adalah (Qet, Pet).
Besar pajak yang diterima pemerintah (TG) sama dengan perkalian besar pajak (t) per
unit dengan jumlah penawaran setelah pajak (Qet). Besar pajak yang ditanggung
konsumen (TK) sama dengan perkalian antara selisih harga setelah dan sebelum pajak
(Pet ‒ Pe) dengan jumlah penawaran setelah pajak (Qt). Sementara besar pajak yang
ditanggung produsen (TP) sama dengan selisih antara pajak yang diterima pemerintah
(TG) dengan pajak yang ditanggung konsumen (TK).
Besar pajak yang diterima pemerintah (TG), pajak yang ditanggung konsumen (TK), dan
pajak yang dibayar produsen (TP) secara metematis sesuai dengan persamaan-persamaan
berikut.
Contoh soal:
Pembahasan:
Berdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh beberapa informasi
berikut.
Titik keseimbangan setelah pajak dapat ditemukan pada perpotongan fungsi permintaan
Qd dengan fungsi penawaran setelah pajak Qst. Cara menentukan harga dan titik
keseimbangan setelah pajak dapat dilakukan seperti penyelesaian berikut.
Jawaban: A
Pungutan pajak dapat menggser kurva penawaran dan titik keseimbangan atau titik
ekuilibrium, sedangkan kurva permintaan akan tetap. Arah pergeseran kurva penawaran
dan titik ekuilibrium adalah ke sebelah kiri atas. Gambaran kurva penawaran
(S) dan titik ekuilibirum (E) yang mengalami pergeseran ke kiri atas terdapat pada
pilihan B.
Jadi, bentuk kurva yang menunjukkan dampak pajak terhadap keseimbangan fungsi
tersebut terdapat pada pilihan B.
Jawaban: B
3. Misalnya sebelum dikenakan pajak, permintaan dan penawaran suatu produk adalah sebagai
berikut:
PD = 10 – 2Q (rupiah per unit)
PS = Q + 1 (rupiah per unit)
Kemudian pemerintah mengenakan pajak sebesar Rp 3/unit.
Tentukan:
1. harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak dikenakan.
2. total penerimaan pajak oleh pemerintah.
3. besar pajak yang ditanggung konsumen dan produsen.
Jawab:
Keseimbangan pasar sebelum pajak:
PD = PS
10 – 2Q = Q + 1
3Q = 9
Q=3
Substitusikan Q = 3 ke dalam persamaan P D atau PS, maka akan diperoleh harga keseimbangan pasar
sebesar Rp 4/unit. Jadi, sebelum pajak harga keseimbangan pasarnya adalah Rp 4/unit dengan
jumlah keseimbangan sebanyak 3 unit.
Dengan dikenakannya pajak sebesar Rp 3/unit, fungsi penawaran akan menjadi P ST = (Q + 1) + 3 = Q +
4. Untuk menentukan harga dan jumlah keseimbangan pasar yang baru, selesaikan persamaan P ST = PD.
Q + 4 = 10 – 2Q
3Q = 6
Q = 2 [Bandingkan dengan Q sebelum pajak. Setelah pajak, permintaan berkurang.]
Untuk menentukan harga keseimbangan pasar yang baru, substitusikan Q = 2 tersebut ke dalam
persamaan PST atau PD, akan diperoleh harga keseimbangan pasar yang baru, yaitu Rp 6/unit.
Jadi, setelah pajak harga keseimbangan pasarnya adalah Rp 6/unit dengan jumlah keseimbangan
sebanyak 2 unit.
Dengan dikenakannya pajak oleh pemerintah sebesar Rp 3/unit, jumlah yang diminta konsumen adalah
Q = 2 unit, sehingga total penerimaan pajak oleh pemerintah adalah T = 2.Rp 3 = Rp 6.
Perhatikan bahwa pemerintah mengenakan pajak sebesar Rp 3/unit, tetapi harga di pasar hanya naik
sebesar Rp 2 (= Rp 6 – Rp 4) per unitnya. Total pajak sebesar Rp 6 yang dibayarkan tersebut ditanggung
oleh produsen maupun konsumen. Pajak yang ditanggung konsumen adalah 2.Rp 2 = Rp 4. Sisanya
adalah pajak yang ditanggung produsen, yaitu Rp 6 – Rp 4 = Rp 2.