Penawaran suatu barang ditunukan dengan persamaan P = a + bQ, dan pemerintah mengenakan
pajak spesifik sebesar atas setiap unit barang yang dijual, maka:
Dari sini bisa dibentuk fungsi pajak-spesifik per unit barang, yaitu: t = P - a- bQ
Apabila fungsi permintaan akan barang dicerminkan oleh P = c – dQ maka, dengan mesubstitusikan
P dari fungsi permintaan ini ke dalam persamaan pajak per unit di atas, diperoleh : t = c – Dq – a –
bQ = (c – a) – (d + b)Q
Pajak total yang diterima oleh pemerintah adalah besarnya pajak per unit dikalikan jumlah barang
yang terjual di pasar (jumlah keseimbangan). Sesudah pengenaan pajak tersebut, dengan notasi
matematis : T = t.Q = (c - a)Q – (d+b)Q²
Berdasarkan bentuk persamaan terakhir yang kuadrat-parabolik ini, kita dapat menentukan pada
tingkat keterjualan beberapa unit barang (Q) pemerintah akan memperoleh penerimaan maksimum
dari rencana pajak-spesifik yang akan dikenakannya.
(c−a)
T maksimum jika T’ = 0, yakni pada Q =
2(d +b)
Pajak, disamping merupakan sumber penting pendapatan negara, dapat pula berfungsi sebagai
instrument kendali atas keuntungan “berlebihan” yang dapat dikeduk oleh penunggal (monopolist).
Pengenaan pajak sebesar t per unit barang yang diproduksi atau dijual oleh penunggal akan
mengakibatkan biaya rata-ratanya meningkat sebesar t, dan biaya totalnya meningkat sebesar
keuntungan yang diperoleh penunggal menjadi berkurang.
Keuntungan :π=R–C
π = r(Q) – c(Q)
Contoh Kasus
Pembahasan:
T’ = dt/dQ = 12 - 3Q
T maksimum jika T’ = 0 Q = 4
Grafiknya: