• Archives
o May 2011
o March 2011
o November 2010
o October 2010
• Categories
o i'm lutphy^^
o kuLiAhKu..
« Hello world!
Alun-Alun Tugu kota malang »
No Comments
Luas ruang/lahan terbuka hijau setiap tahun memang semakin berkurang. Hal ini
disebabkan karena terjadinya alih fungsi menjadi bangunan untuk berbagai keperluan
seperti perumahan, terminal, pertokoan, mall, kantor, dan lain-lain, yang berpeluang
menciptakan kesenjangan antar lapisan masyarakat. Hanya orang-orang kelas menengah
ke atas saja yang “percaya diri” untuk datang ke tempat-tempat semacam itu.
Sedangkan untuk standar luas taman kota saat ini memang belum ada bagi suatu daerah
atau kota, jikapun ada pada suatau daerah atau negara, itu tidak baku dan tidak bersifat
universal.
Kebutuhan Akan ruang terbuka hijau yang tidak hanya mengedepankan aspek
keleluasaan, namun juga aspek kenamanan dan keindahan di suatu kota sudah tidak
dapat dihidari lagi, walaupun dari hari ke hari kota menjadi semakin terdesak. Ruang
terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang terbuka hijau seperti taman kota,
hutan dan sebagainya. Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30 % dari luas wilayah
atau 1.200 m2 tajuk tanaman diperlukan untuk satu orang. Jika ruang terbuka hijau
(taman kota )yang dimaksud adalah (park), maka paling tidak ada tiga macam yang
didasarkan pada luas dan jarak jangkauan antara pencapaian dari lingkungan tempat
tinggalnya. Yaitu; small park yang luasnya sekitar 2 hektar dengan jarak jangkauan
yang dapat dicapai dengan jalan kaki di sekitar daerah permukiman, intermediate park
yang berluas berkisar 20 hektar, terletak sekitar 1,5 km dari lingkungan permukiman.,
dan large Park dengan luas minimal 60 hektar serta jarak perjalanan 8 km dari daerah
permukiman
Contohnya, Curtibas, sebuah kota di Brazil yang menjadi bukti keberhasilan penataan
ruang yang mengedepankan RTH di perkotaan. Kota Curitibas memiliki standar 50
meter persegi RTH per orang, empat kali dari standar minimum yang direkomendasikan
Badan Kesehatan Dunia (WHO). Melalui berbagai upaya penataan ruang seperti
pengembangan pusat perdagangan secara linier ke lima penjuru kota, sistem
transportasi, dan berbagai insentif pengembangan kawasan, persampahan dan RTH,
kota tersebut telah berhasil meningkatkan rata-rata luasan RTH per kapita dari 1 m2
menjadi 55 m2 selama 30 tahun terakhir. Sebagai hasilnya kota tersebut sekarang
merupakan kota yang nyaman, produktif dengan pendapatan per kapita penduduknya
yang meningkat menjadi dua kali lipat. Hal tersebut menunjukkan bahwa anggapan
pengembangan RTH yang hanya akan mengurangi produktivitas ekonomi kota tidak
terbukti.
Fungsi taman sebagai ruang terbuka hijau di sebuah perkotaan selain digunakan sebagai
tempat masyarakat bertemu, berkumpul dan berinteraksi, baik untuk kepentingan
keagamaan, perdagangan maupun membangun sebuah kepemerintahan, serta
menyampaikan aspirasi warga kotanya, juga kebanggaan dan identitas yang
mengandung makna bukan hanya mewakili kotanya tetapi juga bagi negaranya.
Ketersediaan taman kota atau disebut juga ruang terbuka hijau (RTH) merupakan suatu
keharusan.Keberadaannya kian penting dengan semakin berkembangnya permasalahan
pemanasan global dan perubahan iklim yang salah satunya disumbang oleh semakin
habisnya hutan dunia. Beberapa negara di Eropa bahkan telah mengembangkan konsep
taman ke arah yang lebih maju, yaitu dengan meninggalkan konsep “hutan di tengah
kota” dan telah beranjak menjadi konsep “kota di tengah hutan”.Kota-kota tersebut
menjadikan 40 persen dari lahannya untuk ruang terbuka hijau, selain itu, daerah
pinggiran kota juga disulap menjadi rimbun agar memberikan kesan nyaman dan asri
ketika akan memasuki kota. Membangun kota yang memperhatikan lingkungan
memang tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Melihat dari standar pemenuhan kebutuhan taman yang telah ditetapkan di negara
tetangga seperti Malaysia adalah 1,9 m2/orang, sementara di Jepang minimal 5
m2/orang. Untuk Indonesia, khususnya berapa luasan taman kota yang ideal tampaknya
belum ada standar ketetapan secara universal. Patokan luasan taman per orang inipun
nampaknya sulit dipertahankan, mengingat jumlah penduduk semakin bertambah,
sementara luasan kotanya tetap. Memang luas taman ideal sulit dalam penentuannya,
karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti letak geografis dan topografis, tingkat
kesejahteraan dan budaya masyarakatnya. Namun mengingat betapa pentingnya fungsi
taman kota, maka tentunya harus selalu diupayakan.
Taman kota mempunyai berbagai fungsi (multi fungsi ) baik berkaitan dengan fungsi
hidrologi, ekologi, kesehatan, estetika dan rekreasi.
1. Fungsi Hidrologi
Taman kotaa merupakan lahan terbuka hijau yang dapat berperan dalam membantu
fungsi hidrologi dalam hal penyerapan air agar pasokan air dalam tanah (water saving)
semakin meningkat dan mereduksi potensi banjir dengan megurangi jumlah aliran
limpasan air. Pepohonan yang ada di taman, mampu meresapkan air ke dalam tanah
melalui perakarannya. Diperkirakan untuk setiap hektar ruang terbuka hijau, mampu
menyimpan 900 m3 air tanah per tahun, sehingga kekeringan sumur penduduk di musim
kemarau dapat diatasi.
4. Fungsi Kesehatan
Tanaman sebagai jantungnya paru-paru kota merupakan penghasil oksigen (O2)
terbesar dan penyerap karbon dioksida (CO2) dan zat pencemar udara lain, khusus di
siang hari, merupakan pembersih udara yang sangat efektif melalui mekanisme
penyerapan (absorbsi) dan penjerapan (adsorbsi) dalam proses fisiologis, yang terjadi
terutama pada daun, dan permukaan tumbuhan (batang, bunga, dan buah). Setiap 1
hektar ruang terbuka hijau , yang ditanami pepohonan, perdu, semak dan penutup tanah,
dengan jumlah permukaan daun seluas 5 hektar, maka sekitar 900 Kg CO2 akan dihisap
dari udara, dan melepaskan sekitar 600 Kg O2 dalam waktu 12 jam
Taman kota juga dapat berfungsi sebagai filter berbagai gas pencemar dan debu,
pengikat karbon, pengatur iklim mikro. Pepohonan yang rimbun, dan rindang, yang
terus-menerus menyerap dan mengolah gas karbondioksida (CO2), sulfur oksida (SO2),
ozon (O3), nitrogendioksida (NO2), karbon monoksida (CO), dan timbal (Pb) yang
merupakan 80 persen pencemar udara kota, menjadi oksigen segar yang siap dihirup
warga setiap saat. Pentingnya tanaman dan hutan sebagai paru-paru kota yang
diharapkan dapat membantu menyaring dan menjerap polutan di udara. Setiap jam, satu
hektar daun-daun hijau dapat menyerap delapan kilogram CO2 yang setara dengan CO2
yang diembuskan oleh napas manusia sekitar 200 orang dalam waktu yang sama.
Menurut penelitian, 1 hektar ruang terbuka hijau (RTH) yang dipenuhi pohon besar
menghasilkan 0,6 ton O2 untuk 1.500 penduduk/hari, menyerap 2,5 ton CO2/tahun (6
kg CO2/batang per tahun, menyimpan 900 m3 air tanah/tahun, mentransfer air 4.000
liter/hari, menurunkan suhu 5°C-8°C, meredam kebisingan 25-80 persen, dan
mengurangi kekuatan angin 75-80 persen. Setiap mobil mengeluarkan gas emisi yang
dapat diserap oleh 4 pohon dewasa (tinggi 10 m ke atas, diameter batang lebih dari 10
cm, tajuk lebar, berdaun lebat).
8. Fungsi Estetika
Taman-taman diperkotaan dengan warna yang alami serta tekstur yang bermacam-
macam dan perencanaan yang teratur akan menampakkan keindahan. Kelebihan ini
menjadikan tanaman sebagai salah satu elemen yang dapat menunjang keindahan
lingkungan, sehingga akan memiliki nilai estetika. Taman kota yang indah, dapat juga
digunakan warga setempat untuk memperoleh sarana rekreasi dan tempat anak-anak
bermain dan belajar. Bahkan taman kota indah dapat mempunyai daya tarik dan nilai
jual bagi pengunjung. Jika lingkungan kotanya sehat dengan taman kotanya tertata
indah akan menambah daya tarik bagi wisatawan.
This entry was posted on Monday, November 1st, 2010 at 1:48 pm and is filed under kuLiAhKu... You
can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback
from your own site.
Your Reply
sEarch ^^
kAleNderKuu..
November 2010
S M T W T F S
« Oct Mar »
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30
• rEceNt p0st ^^
o teknik produksi parasitoid
o If You’re Not The One
o Dampak Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Budidaya Kelapa Sawit
o ELEMEN-ELEMEN KHUSUS YANG MENUNJANG JENIS TAMAN
o Alun-Alun Tugu kota malang
Who's Online Avatars
There are no users currently online
Members
Newest | Active | Popular
o
yangguang
dangzhong
nia
tofik
Daniel Manata
kAtaGori Kuu..
o i'm lutphy^^
o kuLiAhKu..
my archives
o May 2011
o March 2011
o November 2010
o October 2010
Groups
Newest | Active | Popular
177 members
Teknologi informasi
156 members
AREMA INDONESIA
155 members
149 members
131 members
lutphy lophy's blog by Themebuilder | Entries (RSS) and Comments (RSS).
kompetiblog 2010
Kompetisi Blog • Studi di Belanda
BELAJAR MENATA KOTA INDONESIA DARI
BELANDA
Written by: ganangprakoso on April 15, 2010 @ 3:40 pm
Hubungan antara Indonesia dan Belanda sudah lama terjalin. Bukan hanya antara
penjajah dan negara yang dijajah. Namun lebih dari itu smua. Salah satunya adalah
dalam bidang penataan kota. Ada banyak wilayah di Indonesia yang dahulunya
dirancang oleh Belanda. Salah satu perencana kota dari belanda yang sangat terkenal di
Indonesia adalah Herman Thomas Karsten. Bagi perencana kota (dan juga arsitek) tentu
mengenal nama ini. Beberapa hasil rancanagan Karsten diantaranya adalah kawasan
menteng di Jakarta, kawasan Kotabaru di Yogyakarta, kawasan Meester Cornelis
(Jatinegara) di Jakarta dan beberapa kawasan di Kota Palembang, Semarang, dan
Surakarta serta kawasan2 lainnya di indonesia.
Setelah merdeka pun, masih banyak perencana kota yang menimba ilmu tentang
perencanaan ke Negara Belanda (disamping negara2 maju lainnya). Beberapa
universitas di belanda yang menjadi tempat perencana kota Indonesia menimba ilmu
antara lain: Institute for Housing and Urban Development Studies (HIS), Utrecht
University, University of Groningen.
• keragaman spasial, dengan perbedaan antara kota dan desa, damai dan tenang
• fungsi ekonomi dan spasial: perumahan, pekerjaan dan mobilitas harus terkait
satu sama lain
• keanekaragaman budaya: ruang untuk berbagai kegiatan budaya dan rekreasi
yang berbeda
• keadilan sosial: menghilangkan ketimpangan antara kelompok-kelompok sosial
atau daerah
• keberlanjutan: konservasi atau pemulihan daerah ekologis berharga
• aspek daya tarik
• aspek dimensi manusia
The Hague Sculpture 2004, sumber: Ministry Of Foreign Affairs Belanda
Selain dokumen perencanaan di atas, masih banyak dokumen perencanaan lainnya yang
tingkatannya lebih rendah.
Indonesia sepertinya masih harus belajar lebih banyak dari negara kecil seperti Belanda.
Tidak perlu memperdebatkan bahwa Belanda merupakan negaara maju dan Indonesia
masih menjadi negara berkembang. Yang perlu dilihat adalah konsep perencanaan kota
di Belanda yang sudah sangat terstruktur dengan cukup rapi mulai dari tingkatan negara
sampai kepada zonasi kawasan. Visi pemerintah Belanda untuk membuat rencana kota
yang mengakomodir penggunaan ruang dalam jumlah terbatas namun menarik, enak
ditinggali dan menciptakan masyarakat yang sejahtera patut diacungi jempol.Belanda
pun telah dapat membuat suatu perencanaan yang mengintegrasikan 4 kota besar di
negara itu dalam Randstad. Perencanaan Ruang di Belanda juga lebih memperhatikan
sisi ekologi wilayah dimana dibuatkanya rencana ruang untuk wilayah sungai, hutan,
serta pembangunan taman kota yang atraktirf. Dan yang tidak kalah penting adalah
masyarakat diikutsertakan dalam setiap penyusunan dokumen perencanaan serta
penegakan dokumen perencanaan yang telah disahkan.
Hal-hal seperti itulah yang belum bisa diterapkan di Indonesia. Indonesia memang telah
memiliki berbagai macam dokumen perencanaan mulai dari tingkat Nasional (Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional, RTRW Nasional), Propinsi (RTRW Propinsi) sampai
tingkat Kabupaten/Kota (RTRW Kab/Kota) serta beberapa rencana zonasi / rencana
detail (Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, RDTR Kab/Kota). Namun sangat
disayangkan konsep rencana ruang (rencana spasial) yang dipakai masih berorientasikan
pertumbuhan ekonomi bukan pembangunan yang berkelanjutan. Dapat dilihat bahwa
masih cukup banyak rencana tata ruang yang lebih mementingkan pembangunan
kawasan industry atau kawasan ekonomi dibandingkan membangun taman kota, atau
mempreservasi kawasan lindung seperti hutan, sungai dan danau.
Indonesia pun belum dapat menciptakan suatu rencana tata ruang yang dapat
menyatukan lintas wilayah (kota dan kabupaten). Ini dapat dilihat dari wilayah
metropolitan Jabodetabek. Kita dapat melihat bahwa perencanaan ruang wilayah
metropolitan Jabodetabek terkesan tidak terintegrasi antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya. Ini terlihat ketika musim hujan datang dan musibah banjir terjadi. Saling tuding
penyebab banjir antara Jakarta dan Kota Bogor tentang penyebab banjir pun terjadi. Hal
ini seharusnya tidak perlu terjadi jika hanya terdapat satu rencana tata ruang untuk
wilayah metropolitan Jabodetabek.
Pelibatan peran serta masyarakat dalam penyusunan rencana tata ruang pun masih
sangat minim jika tidak ingin dibilang tidak ada. Padahal dalam Undang-Undang Tata
Ruang Nomor 26 Tahun 2007 Pasal 65 ayat 1 dan ayat 2 point a telah jelas-jelas
disebutkan bahwa peran serta masyarakat dalam penataan ruang dilakukan dengan
berpartisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang. Namun kenyataan yang ada saat ini
masyarakat sebagai pemilik dan pengguna ruang tidak pernah dilibatkan secara aktif
dalam penyusunan rencana tata ruang. Jangankan dilibatkan, untuk mengetahui rencana
tata ruang yang telah dibuat pemerintah pun masyakarat mengalami kesulitan.
Delf, Sumber: Ministry of Foreign Affairs Belanda
Kita harusnya mulai untuk mengubah paradigm kita mengenai penataan ruang. Kita
tidak hanya memikirkan saat ini namun juga harus memikirkan ruang untuk generasi
yang akan datang. Karena sesungguhnya ruang yang kita gunakan sekarang hanyalah
titipan dari generasi yang akan datang. Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Dan
jangan malu untuk menimba ilmu dari negara kecil seperti Belanda. Untuk itulah
penulis memiliki keinginan untuk melanjutkan jenjang S2 dalam bidang perencanaan
kota di Belanda. Semoga saja.
Sumber Refensi:
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Randstad
2. http://en.wikipedia.org/wiki/Thomas_Karsten
3. http://international.vrom.nl/pagina.html?id=37398
4. http://international.vrom.nl/pagina.html?id=36864
5. http://international.vrom.nl/pagina.html?id=37398
6. http://international.vrom.nl/pagina.html?id=37412
7. http://international.vrom.nl/pagina.html?id=37427
8. http://international.vrom.nl/pagina.html?id=37568
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang
Link: http://ganangprakoso.wordpress.com/2010/04/14/belajar-menata-kota-indonesia-
dari-belanda/
Catogories: Peserta
24 Responses
1. ganangprakoso says:
2. yangkiimadesuara says:
3. ganangprakoso says:
@yangkiimadesuara: thx bro atas comentnya. good luck juga buat dirimu..
kayaknya topik kita hampir sama ya tentang penataan ruang (kota) antara
Belanda dan Indonesia. bener g? atw kita juga punya konsep pemikiran yang
sama?
4. yangkiimadesuara says:
kalau melihat dari tulisanny iya, kita sama-sama mengangkat tentang tata ruang
kota, tetapi highlight dari tulisan saya adalah tentang tata ruang kota yang
dulunya direncanakan oleh Belanda terhadap kota Bandung yang sekarang ini
disesalkan karena tidak adanya konsep tersebut.
Kalau tulisan di atas lebih ke hal-hal yang membuat Belanda maju dan sukses
sebagai negara penata ruang.
5. ganangprakoso says:
April 16, 2010 at 2:24 pm
aq juga rencana awal mo ambil tentang perubahan guna ruang di salah satu kota
yang dulunya direncanakan oleh Belanda. tapi ternyata topik itu udah di ambil
salah satu temen planner ku. jadi ya aku ambil topik lain tentang perkembangan
kemajuan penataan ruang di Belanda. semoga aku bisa belajar di negeri Belanda
ini.
6. inayatiiriana says:
7. rina_okta says:
tata ruang belanda dan negara2 eropa lainnya emang enak dipandang mata
euy…yaah smg penata kota bangsa qt bs belajar dr belanda biar indonesia
terlihat lebih indah dan ciamik dimata dunia…:) nice info gan
8. ganangprakoso says:
@rina okta: thx comentnya sist… memang enak bgt lihat tata ruang negara2 di
eropa. itu yang jadi motivasi aku untuk belajar disana. kalo mereka bisa kenapa
Indonesia tidak bisa. bukan begitu sist???
9. rina_okta says:
@yangki: aku dari kuliah memang sudah ada rencana ngambil perminatan ttg
tata ruang. S1 ku juga tentang perencanaan kota di UGM. apalagi salah satu
sahabat deketku saat ini sedang kuliah S2 di IHS Belanda (lagi nunggu thesis
defence). jadi tambah termotivasi. tapi masih nyusun proposal dulu untuk nyari
beasiswa. maybe 2010-2011 udah selesai proposalnya. doakan aja.
sebagai seorang yang bekerja di tata kota , ini memang tulisan yang sangat pas
@suzan: sayangnya aq saat ini g kerja di tata kota secara langsung, tapi di Badan
Pertanahan Nasional. memang sich belum ada penempatan yang pasti cz baru
pengangkatan. tapi di BPN ada juga direktorat yang secara tidak langsung ikut
dalam penyusunan rencana tata kota. Kl secara umum sich BPN harusnya punya
fungsi yang lebih besar dalam tata kota, kan kota berdiri di atas tanah n yang
untuk urusan tata kota belanda emang top. semua tata letak disesuaikan dengan
alam seperti pengunungan, sungai dll. jadi kalau ada kaejadian alam yg di luar
kontrol manusia, manusia tetap semangat. Bukan gempanya bung namun
bagaimana bangunannya.. seperti itu kira-kira analoginya
Yup bener banget tuh. kalo dulu dosenku sering bilang kalo Indonesia butuh
perencanaan kota yang berbasiskan pada bencana. karena Indonesia memang
potensi bencananya sangat tinggi. namun semua itu belum dapat terealisasi
secara penuh.
@istiqomah: yup makasi atas doa nya. memang pengen banget blajar menata
kota dari negara-negara yang udah terbukti mempunyai penataan kota yang
bagus, termasuk Belanda.
@always_me: thx untuk comentnya. semoga aku bisa menimba ilmu di Belanda
dan menerapkannya di Indonesia. Amin
Semoga sukses belajar penataan kota di Belanda n balik lagi ke Indonesia, buat
diterapkan n dibagikan ke negara n masyarakat Indonesia.
Leave a Reply
Name (required)
Website
Submit Comment
Previous post
Next post
Subscribe via RSS
Home
• About
• Contact
• Info Kompetiblog (penting dibaca)
• Participant
• Profil Pemenang 2009(1)
• Profil Pemenang 2009(2)
• Resources
• Terms & Conditions
• Theme of Kompetiblog
Recent Comments
• SHOP ELECTRONICS!!! on Thinking about Dutch, thinking about Design
• http://webdesign-boston.com/ on Thinking about Dutch, thinking about Design
• http://webdesign-boston.com/ on Thinking about Dutch, thinking about Design
• veterinary technician on The Netherlands : small country, big ambitions.
• college loans on Selamat kepada Yosua dan Rahmah
Recent Posts
oProfil Pemenang ke-2, Rahmah
oPerkenalkan, Yosua Kristianto
o Selamat kepada Yosua dan Rahmah
o Inilah, 4 besar Kompetiblog Studi di Belanda 2010
o 15 besar Kompetiblog Studi di Belanda 2010
Archives
o June 2010
o May 2010
o April 2010
o March 2010
Categories
o News
o Peserta
o Uncategorized
Pages
o About
o Contact
o Info Kompetiblog (penting dibaca)
o Participant
o Profil Pemenang 2009(1)
o Profil Pemenang 2009(2)
o Resources
o Terms & Conditions
o Theme of Kompetiblog