Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Struktur Tubuh Sistem Kardiovaskuler” ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
dengan judul “Struktur Tubuh Sistem Kardiovaskuler”. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama
pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Bukit tinggi, Januari 2020


DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………....

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………… iii

BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………...

A. Latar Belakang……………………………………………………………………….....
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………
C. Tujuan……………………………………………………………………………….......

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………

1. Definisi Sistem Kardiovaskuler……………………………………………………..


2. Perkembangan Sistem Kardiovaskuler……………………………………………
3. Komponen Sistem Kardiovaskuler…………………………………………………
4. Mekanisme Peredaran Darah Manusia…………………………………………….
5. Gangguan pada sistem peredaran darah manusia……………………………............

BAB V PENUTUP……………………………………………………………………………

1. Kesimpulan……………………………………………………………………………
……
Daftar Pustaka

 
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang
berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup
sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah.
Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa
berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut
menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan
tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung
melalui venula dan vena.
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan
sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-
obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam
tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat
berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi
yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai problematika
berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat kita
melakukan neglicent (kelalaian). Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami
anantomi fisiologi kardiovaskuler  yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-
obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.
 
B. Rumusan Masalah
1. Apakah  sistem Kardiovaskule itu?
2. Apa saja komponen- komponen dalam sistem kardiovaskuler?
3. Bagaimana  mekanisme sistem kardiovaskuler?
4. Apa saja kelainan / gangguan dalam sistem Kardiovaskuler?
 
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem kardiovaskuler!
2. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam sistem kardiovaskuler
3. Untuk mengetahui mekanisme sistem kardiovaskuler
4. Untuk mengetahui kelainan / gangguan pada sistem kardiovaskuler
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Kardiovaskuler


Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan
suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses
metabolisme tubuh. Sistem kardiovaskuler memerlukan banyak mekanisme yang
bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah
meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada
keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital
seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi
itu sendiri.

B. Perkembangan Sistem Kardiovaskuler


Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam sistem
kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast. Angioblast
ini timbul dari:
1. Mesoderm : splanknikus & chorionic
2. Merengkim : yolk sac dan tali pusat
3. Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darah
Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung mulai
berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan IEC dan atap katup uning
telur sekunder (kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan membujur endotel berlapis
saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung primordial. Jantung tubular
bergabung dalam pembuluh darah di dalam embrio yang menghubungkan tangkai, karian
dan yolk sac membentuk sistem kardivaskuler purba. Pada janin, proses peredaran darah
melalui plasenta.

C. Komponen Sistem Kardiovaskuler


1) Jantung
Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskuler, berotot dan berrongga,
terletak dirongga toraks bagian mediastinum, diantara dua paru-paru. Bentuk jantung
seperti kerucut tumpul, pada bagian bawah disebut apeks, letaknya lebih kekiri dari
garis medial, bagian tepinya pada ruang interkosta V kiri atau kira-kira 9 cm dari kiri
linea medioclavicularis, sedangkan bagian atasnya disebut basis terletak agak kekanan
tepatnya pada kosta ke III, 1 cm dari tepi lateral sternum.
Ukuran jantung kira-kira panjangnya 12 cm, lebar 8-9 cm dan tebalnya 6 cm.
Beratnya sekitar 200 sampai 425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram, pada
perempuan sekitar 225 gram. 
a. Lapisan otot jantung
Ada tiga lapisan jantung, yaitu lapisan bagian luar disebut epikardium, lapisan
bagian tengah disebut miokardium. Sedangkan lapisan bagian dalam disebut
endokardium,
1) Luar/epicardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang
korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa  dan
serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini
terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak
mengganggu jantung.
2) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. lapisan
ini lebih tebal, tersusun atas otot lurik dan mampu berkontraksi dengan kuat.
Susunan miokardium yaitu:
a) Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan.
Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan
lapisan luar mencakup kedua atria.
b) Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
c) Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium
dan ventrikel).
3) Dalam / Endokardium
Lapisan ini terdiri dari jaringan endotelia yang juga melapisi ruang
jantung dan katup-katup jantung.
b. Bagian– bagian dari jantung:
1) Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh
darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh atrium dekstra.
2) Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut tumpul.
3) Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:
a) Fascies sternokostalis:  permukaan menghadap kedepan berbatasan dengan
dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra dan
sedikit ventrikel sinistra.
b) Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk
segiempat berbatas dengan mediastinum posterior, dibentuk oleh dinding
atrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan sebgain kecil dinding ventrikel
sinistra.
c) Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang bebatas
dengan stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh dinding ventrikel
sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.
4) Tepi jantung ( margo kordis) yaitu:
a) Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena
b) kava superior sampai ke apeks kordis
c) Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah
muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.4.
c. Ruang jantung
Jantung terbagi atas dua belahan yaitu belahan kanan dan belahan kiri, kedua
belahan tersebut dipisahkan oleh otot pemisah yang disebut septum. Setiap belahan
terdiri atas dua ruang yaitu ruang pengumpul yang disebut atrium dan ruang pemompa
yang disebut ventrikel.
Dengan demikian jantung mempunyai empat ruangan yaitu atrium kanan,
ventrikel kanan, atrium kiri, dan ventrikel kiri. Atrium kanan menerima darah yang
kurang oksigen dari seluruh tubuh melalui vena cava superior (dari tubuh bagian atas)
dan vena cava inferior (dari tubuh bagian bawah) kemudian darah mengalir masuk ke
ventrikel kanan untuk selanjutnya dipompakan keparu-paru melalui arteri pulmonalis
untuk dioksigenasi.
Darah yang kaya oksigen dari paru-paru melalui empat vena pulmonalis masuk
keatrium kiri dan selanjutnya dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri untuk
dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta.
Jantung memiliki dua tipe katup yaitu katup antrioventrikuler dan katup
semilunar. Katup jantung tersusun oleh endothelium yang dilapisi oleh jaringan
fibrosa, sehingga katup dapat menutup dan membuka karena sifatnya yang fleksibel.
Fungsi katup jantung adalah mengalirkan darah pada saat terbuka dan menahan aliran
darah, mencegah refluk aliran darah pada saat menutup.
Katup antrioventrikular terletak diantara atrium dan ventrikel. Katup ini terdiri
dari katup trikuspidalis yang menghubungkan antara atrium dan ventrikel kanan dan
bikuspidalis atau mitral yang menghubungkan antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
Katup trikuspidalis mempunyai tiga daun katup sedangkan bikuspidalis mempunyai
dua daun katup. Posisi katup antrioventrikuler sangat kuat karena disokong oleh
filamen fibrosa yang disebut chordatendineae dan otot papilari yang melekat pada
dinding ventrikel.
Katup antrioventrikuler menutup pada saat ventrikel jantung berkontraksi atau
pada saat systole untuk mencegah aliran balik darah ke atrium dan akan membuka
pada saat jantung relaksasi atau diastole untuk mengalirkan darah dari atrium dan
mengisi kembali ruang ventrikel.
Katup semilunar terdiri atas katup pulmonal dan katup aorta. Katup ini
mempunyai tiga daun katup. Katup polmunal terletak diantara ventrikel kanan dan
arteri pulmonalis. Sedangkan  katup aorta terletak diantara ventrikel kiri dengan aorta.
Pada saat terjadi diastole katup semilunar menutup dan membuka saat systole.
Menutupnya katup jantung menimbulkan bunyi jantung.
d. Suplay darah otot jantung
Otot jantung membutuhkan aliran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrien yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme. Otot jantung dioerdarahi oleh
arteri koronaria yang merupakan cabang dari aorta. Arteri koroner bercabang menjadi
dua yaitu arteri koronari kanan atau right coronary artery (RCA) dan arteri koronari
kiri atau left coronary artery (LCA).
Arteri koronari kanan memperdarahi bagian atrium kanan, ventrikel kanan,
inferior ventrikel kiri dan bagian posterior dinding septal, Sinoatrial Node (SA Node)
dan Atrio ventrikular Node (AV Node). Arteri koronari kiri mempunyai dua cabang
utama yaitu arteri desenden kiri dan arteri sirkumplek.
Arteri desenden kiri memperdarahi dinding ventrikel kiri bagian anteriol dan
apeks dari ventrikel kiri, sedangkan arteri sirkumplek memperdarahi bagian-bagian
atrium kiri, bagian lateral dan fosterior surfak ventrikel kiri.
e. Siklus Jantung
Siklus jantung merupakan periode dimana jantung berkontraksi dan relaksasi.
Satu kali siklus jantung sama dengan satu periode sistole (saat ventrikel berkontraksi)
dan satu periode diastole ( saat ventrikel relaksasi). Normalnya siklus jantung dimulai
dengan depolarisasi spontan dari sel pacemaker dari SA Node dan berakhir dengan
keadaan relaksasi ventrikel.
1) Sistole atrium
Depolarisasi dari SA Node menyebar keatrium melalui internodal
menyebabkan kontraksi pada atrium. Adanya kontraksi  dan meningkatnya tekanan
pada atrium mendorong sebagian darah pada ventrikel. Pada saat sistole atrium
katup atrioventrikular membuka dan katup semulunar  menutup. Tekanan atrium
lebih tinggi daripada tekanan ventrikel.
2) Sistole ventrikel
Setelah ventrikel terisi darah dari atrium dan karena depolarisasi dari AV
Node, bundel his dan dengan cepat keserabut purkenje maka mulailah terjadi
kontraksi ventrikel. Pada saat sistole terjadi, katup atrioventrikuler (trikuspidalis
dan bikuspidalis atau mitral) menutup dan menimbulkan bunyi ”lub” atau dikenal
dengan bunyi jantung 1 (S1) dan membukanya katup semilunar  (katup aorta dan
pulmonalis). Pada saat ini pula darah dipompakan keluar ventrikel. Darh dari
ventrikel kanan dipompakan keparu-paru untuk dioksigenasi, sedangkan dari
ventrikel kiri darah dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta.
3) Diastole ventrikel
Pada saat diastole ventrikel menjadi rileks sehingga tekanannya lebih rendah
daripada tekanan atrium, hal ini menimbulkan darah mengalir dan mengisi
ventrikel. Sekitar 70 % pengisian ventrikel berlangsung sebelum sistole atrium.
Pada keadaan diastole katup semilunar menutup dan menimbulkan bunyi “dup”
atau bunyi jantung II (S2).
f. Bunyi Jantung
Bunyi jantung terdiri dari bunyi jantung murni dan bunyi jantung tambahan.
bunyi jantung murni terdiri atas bunyi jantung I (S1), terjadi akibat penutupan katup
atrioventrikular pada saat sistole ventrikel dan bunyi jantung II (S2), terjadi akibat
penutupan katup semilunar pada saat terjadi Diastole ventrikel. Sedangkan bunyi
tambahan misalnya bunyi jantung III (S3) dan bunyi jantung IV (S4), terjadi akibat
vibrasi pada dinding jantung pada saat darah mengalir dengan cepat dalam ventrikel.
g. Frekuensi jantung
Jantung berdenyut dalam satu menit sekitar 60-100 kali atau rata-rata 75 kali
permenit. Jika jantung berdenyut lebih dari 100 kali disebut takhikardia dan jika
kurang dari 60 kali disebut bradikardia. Frekuensi denyut jantung di pengaruhi oleh
keadaan aktivitas, umur, jenis kelamin, endokrin, suhu, tekanan darah, kecemasan,
stres dan nyeri.
Pada saat aktivitas, kebutuhan oksigen meningkat dan pengeluaran CO2 juga
meningkat sehingga meningkatnya denyut jantung. Demikian juga pada usia, lebih
muda usia frekuensi denyut jantung lebih cepat. Frekuensi jantung pada wanita lebih
cepat dari pada pria. Pengaturan frekuensi jantung dilakukan atas pengaruh sistem
saraf autonomik yang berpusat dimedula oblongata, baru reseptor dan faktor lain.
2. Sistem Vaskluler
Sistem vaskuler adalah sistem pembuluh darah yang berfungsi sebagai tempat
mengalirnya darah dari jantung dan menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan kembali ke
jantung. Pembuluh darah terdiri atas dua bagian yaitu pembuluh darah arteri dan vena.
Fungsi utama pembuluh darah arteri adalah  untuk mendistriibusikan darah yang kaya
oksigen dari jantung ke seluruh jaringan tubuh.
Sedangkan pembuluh darah vena adalah untuk mengalirkan darah yang membawa
sisa metabolisme dan karbondioksida dari jaringan kembali ke jantung.
a. Pembuluh darah tersusun atas tiga jenis jaringan yaitu:
1) Tunika intima, merupakan lapisan paling dalam dan tersusun oleh sel endotelia
yang membatasi dengan ruang vaskuler.
2) Tunika media, merupakan lapisan tengah, tersusun atas jaringan konektif elastis,
terutama pada aorta dan arteri besar.
3) Tunika adventitia, merupakan lapisan paling luar yang terdiri dari jaringan
konektive yang tipis.

b. Segmen Vaskuler
1) Arteri dan arteriole
Areteri merupakan perpanjangan dari aorta, mempunyai jaringan yang elastis
sehingga dapat melebar atau menyempit. Pada saat terjadi ejeksi ventrikel arteri
menjadi membesar karena tekanan yang lebih tinggi dan ketika katup aorta
menutup dan ejeksi berhenti, regangan jaringan elastis menjadi menurun.
Arteriole berdiameter sekitar 5-100 µm dan mengandung lebih banyak otot
polos vaskuler. Menurunnya kontraksi otot di pengaruhi oleh saraf otonom
khususnya saraf simpatetik dan juga pengaruh hormon seperti epinefrin dan
norepineprin serta angiotensin.

2) Vena dan venula


Venula berdiameter 10-100 µm, merupakan saluran untuk mengalirkan darah
dari perifer dan masuk kealiran sistemik. Otot polos venula dipersarafi oleh
sistem saraf simpatetik. Permiabilitas venula diatur oleh hormon seperti histamin
dan bradikinin.
Vena mempunyai volume yang besar dan tekanannya lebih rendah.
Vasokontriksi vena di pengaruhi oleh saraf simpatetik yang mempersarafi otot
polos vena sehingga darah dapat terdorong kejantung. Aliran darah kejantung
juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
3. Sistem Limfatik
Sistem limfatik merupakan komponen tambahan dari sistem sirkulasi, terdiri dari
limfe, yang merupakan cairan plasma protein, pembuluh limfatik, jaringan limfoid
atau organ limfoid.
1) Cairan limfe
Cairan limfe mangandung plasma protein dan limfosit dan berada sepanjang
pembuluh limfe untuk masuk kedalam aliran darah. Cairan limfe berasal dari
jaringan atau ruang interstisial yang masuk kepembuluh limfe kemudian kedalam
sirkulasi darah. Pada dasarnya seluruh cairan limfe dari bawah tubuh mengalir
keatas ke duktus torasikus  dan bermuara kedalam sistem vena pada pertemuan
antara vena jugularis interna kiri dan vena subklavia.
2) Fungsi Cairan Limfe
Cairan limfe berfungsi untuk absorpsi zat makanan dari saluran cerna terutama
absorpsi lemak, penghancuran pertikel-pertikel seperti bakteri.

3) Pembuluh Limfatik
Pembuluh limfatik merupakan pembuluh yang membantu system
kardiovaskuler dalam mengembalikan cairan dari ruangan jaringan tubuh lalu
pembuluh ini mengembalikan cairan kedalam darah. Fungsi pembuluh limfatik
mengalirkan limfe kealiran darah.
 
4. Darah
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup yang berada dalam ruang
vaskuler, karena peranannya sebagai media komonikasi antar sel keberbagai bagian
tubuh dengan dunia luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan
dan karbondioksida dari jaringan keparu-paru untuk di keluarkan, membawa zat nutrien
dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ
sekresi seperti ginjal, menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah.

1) Karakteristik Darah
a. Warna
Darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang berikatan
dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Darah vena berwarna merah
tua/gelap karena kurang oksigen dibandingkan dengan darah arteri.
b. Ph
Ph darah bersifat alkaline dengan ph 7.35 sampai 7.45 (netral 7.00).
c. Volume
Pada orang dewasa volume darah sekitar 70-75 ml/kg BB, atau sekitar 4
sampai 5 liter darah.

d. Komposisi
Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel
darah.

2) Struktur Sel Darah
a. Sel darah merah
b. Sel darah putih
       
Trombosit merupakan sel tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 2-
5µm, berasal dari pertunasan sel raksasa berinti banyak megakariosit yang terdapat
dalam sumsum tulang. Pada keadaan normal jumlah trombosit sekitar 150.000-
300.000/µl darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1-2 minggu atau kira-kira 8 hari.
Trombosit tersusun atas substansi fosfolipid yang penting dalam pembekuan dan juga
menjaga keutuhan pembuluh darah serta memperbaiki pembuluh darah kecil yang
rusak. Trombosit diproduksi di sumsum tulang kemudian sekitar 80 % beredar
disirkulasi darah dan hanya 20% yang disimpan dalam limpa sebagai cadangan.
4. Mekanisme peredaran darah pada manusia
Sistem peredaran darah pada manusia dan mamlia biasa disebut
sistem kardiovaskuler mengilustrasikan secara umum tentang sistem peredaran darah
pada manusia.  Pada umumnya peredaran darah manusia dibedakan atas peredaran
darah pulmonari dan peredaran darh sistemik.

Peredaran darah pulmonari


Peredaran darah pulmonari merupakan peredaran darah dari jantung ke kapiler
paru-paru dan kemudian kembali ke jantung. Darah dari paru-paru mengalir melalui
arteri pulmonari kembali ke jantung melalui vena pulmonari

Jantung (ventrikel kanan)            paru-paru         jantung (atrium kiri)

Dari atrium kanan darah dipompa masuk ke ventrikel kanan lalu mengalir
meninggalkan jantung menuju ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Darah yang
mengalir ini membawa banyak CO2 yang hendak dibuang. Di paru-paru
CO2 dilepaskan dan oksigen diikat, lalu darah mengalir melalui vena pulmonalis
kembali ke jantung masuk ke atrium kiri. Pola peredarah ini disebut
peredaran darah kecil.

Peredaran darah  sistemik


Peredaran darah  sistemik merupakan peredaran darah dari jantung menuju
seluruh jaringan tubuh dan kembali lagi ke jantung. Darah mengalir dari jantung dan
masuk ke pembuluh arteri yang berukuran lebih besar yang disebut aorta. Pembuluh
ini memiliki cabang yang berukuran pendek. Salah satu cabang pembuluh tersebut
mengalirkan darah yang kaya oksigen menuju kepala dan lengan. Sementara itu,
cabang yang lain mengalirkan darah ke berbagai bagian tubuh lainnya.

Bila ventrikel kiri berkontraksi darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta
(nadi besar). Darah yang mengalir ini kaya akan oksigen dan nutrisi. Di jaringan
tubuh nutrisi dan oksigen diambil oleh sel-sel tubuh. Kemudian sel melepaskan
CO2 dan sisa metabolisme yang kemudian diangkut oleh darah melalui pembuluh
vena cava superior dan vena cava inferior kembali menuju atrium kanan.
Peredaran darah sistemik bertanggung jawab terhadap berlangsungnya
pertukaran gas, nutrien, dan limbah pada semua bagian tubuh, kecuali paru-paru.
Setelah darah beredar ke organ-organ tubuh maka darah yang miskin oksigen kembali
ke jantung melalui vena cava inferior, sedangkan darah yang berasal dari daerah
kepala mengalir kejantung melalui vena cava suferior. Peredaran darah sistemik juga
disebut sistem peredaran darah besar.

Jantung (ventrikel kiri)         seluruh jaringan tubuh      jantung (atrium kanan)

 
D. Gangguan  pada sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah kita dapat mengalami gangguan oleh penyakit atau
kelainan bawaan (faktor genetis), baik pada darah maupun pada alat-alat peredaran
darah.

1. Anemia
Anemia merupakan penyakit akibat kekurangan hemoglobin di dalam darah.
Penyebab anemia dapat dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya
kandungan hemoglobin dalam eritrosit, kurangnya jumlah eritrosit dalam darah, dan
kurangnya volume darah dari volume normal. Kekurangan hemoglobin ini
menyebabkan kemampuan darah mengikat oksigen menjadi rendah.
Anemia juga dapat terjadi jika tubuh seseorang terluka dan mengeluarkan
banyak darah, misalnya akibat kecelakaan. Kekurangan darah ini dapat diatasi dengan
transfusi darah. Anemia juga dapat terjadi karena kekurangan ion besi, atau
kekurangan vitamin B12 (yang membantu pematangan sel darah merah), anemia ini
disebut anemia pernisiosa. Anemia jenis ini dapat diatasi dengan pemberian vitamin
B12 atau mengkonsumsi makanan sumber zat besi.
Ada jenis anemia yang bersipat genetis dan mematikan, yaitu  thalasemia
dan sickle cell anemia (anemia sel sabit). Thalasemia disebabkan kegagalan
pembentukan hemoglobin akibat kerusakan gen globin. Sedangkan anemia sel sabit
disebabkan adanya eritrisit yang berbentuk bulan sabit.
 

2. Leukimia (Kanker Darah)
Leukimia (kanker darah) adalah gangguan pada sistem peredaran darah dimana
jumlah sel darah putih (leukosit) jauh diatas jumlah normal, akibat pembelahan sel
leukosit yang tak terkendali. Disamping itu, sel darah putih akan menjadi ‘ganas’
karena memakan sel-sel darah merah (eritrosit), sehingga orang tersebut menjadi
anemia berat.
Penderita leukimia menunjukan gejala seperti mudah terkena penyakit infeksi,
anemia dan pendarahan. Ada 2 tingkatan leukimia, yaitu
leukimia akut dan leukimia kronis. Perbedaan di antara keduanya adalah; pada
leukimia akut di tandai oleh suatu ‘perjalanan’ penyakit yang sangat cepat,
memburuk, dan mematikan. Apabila penderita penyakit ini tidak segera mendapat
perawatan atau di obati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu
atau hari. Sedangkan pada leukimia kronis ditandai dengan suatu ‘perjalanan’
penyakit yang tidak begitu cepat, sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama,
hingga lebih dari satu tahun.

3. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit pada darah dimana darah sulit membeku. Luka yang
sedikit saja dapat menyebabkan darah akan mengucur terus sehingga penderita dapat
mengalami kekurangan darah, bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini
bersifat menurun, diwariskan oleh orang tua kepada keturunannya. Kaum pria lebih
besar kemungkinan mendapat warisan penyakit ini karena gen hemofilia
menampakkan pengaruhnya pada laki-laki. Sebaliknya, hemofilia bersifat mematikan
sehingga anak perempuan penderita akan mati sebelum dewasa. Karena menurun
penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Untuk mencegahnya, hindari perkawinan dengan
orang yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan penderita hemofilia.

4. Varises
Varises adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) sehingga tampak
membesar. Penyebab varises adalah berkurangnya elastisitas dinding pembuluh vena
yang menyebabkan pembuluh vena melemah dan tak sanggup mengalirkan darah ke
jantung sebagai mana mestinya. Aliran darah dari kaki ke jantung sangat melawan
gravitasi bumi, karena itu pembuluh darah harus kuat, begitu juga dengan dinamisasi
otot disekitarnya.
Pemicu varises antara lain adalah faktor keturunan, kehamilan, kurang gerak,
merokok, terlalu banyak berdiri, menderita kolesrterol tinggi dan kencing manis, juga
karena sering memakai sepatu hak tinggi. Karenanya, agar seseorang dapat terhindar
dari varises atau meminimalkan resiko timbulnya varises, maka tinggalkan kebiasaan
hidup yang memicu timbulnya varises. Misalnya dengan rutin berolahraga,
mengkonsumsi makanan yang sehat, tidak merokok, dan atau meliruskan posisi kaki
saat duduk.
Gejala terjadinya varises: 1) Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, di ikuti
otot yang mudah pegal, kaki panas, dan sakit seputar kaki maupun tungkai. Biasanya
rasa sakit dirasakan menjelang malam, akibat tidak lancarnya aliran darah. 2) Mudah
kram, meski kaki dalam kondisi santai. 3) Muncul pelebaran pembuluh darah rambut
yang mirip jaring laba-laba (spider navy). 4) Kaki bengkak (oedema) karena adanya
pembendungan darah.

5. Angina Pektoris
Angina pektoris yang dikenal sebagai Angin Duduk  merupakan suatu
sindroma gangguan pada dada berupa rasa nyeri atau tertekan yang bersifat sementara,
saat sedang berjalan, mendaki, sebelum atau sesudah makan. Gangguan yang
menyerang jantung ini terjadi karena kurangnya pasokan oksigen akibat terganggunya
aliran darah ke arteri yang mengalirkan darah ke dalam miokardium (otot jantung).
Penyumbatan atau penyempitan arteri jantung yang mengakibatkan angina adalah jika
penyumbatan mencapai 70%. Namun beberapa orang yang mengalami nyeri dada,
terkadang memiliki arteri jantung normal. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan
komponen darah, kekurangan oksigen, adanya anemia parah, atau kebiasaan merokok.
Penderita angina biasanya laki-laki berusia diatas 50 tahun atau wanita
berusia diatas 60 tahun. Beberapa lokasi di tubuh yang bisa merasakan nyeri antara
lain bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam, punggung, tenggorokan, rahang atau
gigi, lengan kanan (kadang-kadang). Angina pektoris dapat berkembang menjadi
infark miokard (serangan jantung). Apabila serangan ini datang ketika kita sedang
sendiri, yang perlu dilakukan adalah jangan panik, ambil nafas dalam-dalam dan
berusahalah batuk sekencang mungkin, karena hal ini dapat memberikan asupan
oksigen yang dibutuhkan jantung.

6. Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak
pada dinding bagian dalam dari pembuluh darah jantung (pembuluh koroner). Hal ini
lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses antara lain seperti penimbunan jaringan
ikat, perkapuran dan pembekuan darah pada dinding pembuluh jantung tersebut, yang
semua itu akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah. menyempitnya
pembuluh darah jantung ini tentu dapat mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut
mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan angina pektoris (nyeri
dada) atau bahkan hingga infark jantung ( serangan jantung) yang dapat menyebabkan
kematian mendadak.
Adapun beberapa faktor penyebab penyakit jantung koroner adalah: tekanan
darah tinggi (hipertensi), kadar kolesterol (LDL) tinggi sedangkan kolesterol HDL
rendah, merokok, diabetes melitus, kegemukan (obesitas), faktor keturunan, kurang
olah raga, dan stres. Apabila terdapat dua atau lebih faktor penyebab tersebut pada diri
seseorang, maka akan berlipat kali pula resiko terkena penyakit jantung koroner.
 
 

 
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN 

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai
oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme
tubuh. Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskuler, berotot dan berrongga,
terletak dirongga toraks bagian mediastinum, diantara dua paru-paru.
Pada umumnya peredaran darah manusia dibedakan atas peredaran darah pulmonari
dan peredaran darh sistemik. Sistem peredaran darah pada manusia dapat mengalami
gangguan oleh penyakit atau kelainan bawaan (faktor genetis), baik pada darah maupun pada
alat-alat peredaran darah seperti Anemia, Talasmania, Leukimia (Kanker Darah), hemofilia,
varieses, angina pektoris, jantung koroner.

 
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto, S.kep. dkk. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jakarta:Trans Info Media.

Setiadi. 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: graha ilmu.

Anda mungkin juga menyukai