http://pathologyanatomy1.blogspot.com/2009/05/hiperpla
sia-prostat.html
Perubahan lain
Degenerasi korteks serebri
Atropi otot pelvis
Menopause
Menurunnya fungsi penglihatan
Menurunnya fungsi mobilisasi
Menurunnya kemampuan berpikir
komplikasi
Gangguan metabolisme , homeostasis dan
eliminasi sisa metabolisme
Gangguan pada sistem eskresi obat-
obatan.
Inkontinensia
Masalah psikososial
Jenis inkontinensia
http://www.uspharmacist.com/content/t/urology/c/10310/
Types of Incontinence
Stress: pengeluaran urin sebagai hasil
peningkatan secara tiba-tiba tekanan
intra-abdominal; disebabkan oleh
kerusakan otot pelvik; dapat terjadi pada
saat latihan, batuk, bersin atau tertawa.
Urge: terjadi ketika pasien dapat
merasakan kebutuhan untuk buang air
yang tidak dapat ditahan
Overflow: frekuensi kehilangan urin dari
kandung kemih terjadi karena jumlah urin
melebihi kapasitas kandung kemih
Types of Incontinence
Functional: pasien tidak dapat
mengidentifikasi kebutuhan buang air
sebagai hasil dari kelemahan fisik atau
kognitif.
Surgical: terjadi setelah prosedur operasi
seperti hysterectomy, prostatectomy,
lower intestinal surgery, or rectal surgery
Mixed: Incontinence sebagai hasil dari
kombinasi masalah fisik secara umum
atau masalah fungsinya
Types of Incontinence
STRESS
Deskripsi
Keluar urine bersamaan dengan
meningkatnya tekanan intraabdominal
Urine berjumlah sedikit-sedang
Karakteristik
Terjadi ketika terjaga
Patofisiologi
Lemahnya sfingter
Penyebab
Prostatektomi, sfingter lemah/rusak
Urgensi
Deskripsi
Tidak dapat menahan kemih
Urine berjumlah sedang-banyak
Karakteristik
Sering berkemih, nokturia
Patofisiologi
Instabilitas detrusor
Penyebab
Kerusakan persarafan karena stroke,
tumor, parkinson, radiasi bladder
Over Flow
Deskripsi
Keluarnya urine secara periodik atau terus
menerus karena adanya over distensi atau
obstruksi
Karakteristik
Sulit memulai berkemih
Patofisiologi
Obstruksi bladder
Underaktif destruktor
Penyebab
Obstruksi karena hiperprostat
Fungsional
Definisi
Keluarnya urine karena
ketidakmampuan atau tidak ada
keinginan mencapai toilet krn
immobilisasi, gg kognitif, lingkungan
Karakteristik
Komplikasi dgn masalah medis lain
Patofisiologi
Fungsi bladder normal
Penyebab
Gg mobilisasi/status kognitif, tidak
tersedia toilet, depresi, marah
Pengkajian
Interview
faktor resiko, kemampuan fungsional,
tanda disfungsi sitem perkemihan,
inkontinen, psikososial
Perubahan perilaku
Observasi lingkungan
Data laboratorium
Diagnosa keperawatan
Urinary Incontinence
Gangguan pola eliminasi
Defisit kebersihan diri
Gangguan gambaran diri
Ketidakberdayaan
Harga diri rendah
Isolasi sosial
Intervensi keperawatan
Meminimalisir faktor resiko
Mempertahankan homeostasis
Mengontrol inkontinen
Modifikasi lingkungan
Pendidikan kesehatan
Minum 8-10 gelas minuman non kafein, dan
dibatasi pada sore dan malam hari
Jangan bergantung pada rasa haus sebagai
indikasi intake cairan
Hindari makanan/ minuman beralkohol, kafein,
berkarbonasi terutama sebelum tidur.
Cegah adanya kemungkinan konstipasi
Mengontrol inkontinensia
Latihan otot pelvis
Bladder training
Mengunakan alat bantu
Penanganan Konservatif
Inkontinensia Urine
Inkontinen Stress Urgensi Fungsional O.Flow
Kegel
Pengaturan cairan
Hindari konstipasi
Berkemih 2x
Kateterisasi
Lingkungan
Modifikasi lingkungan
Membuat fasilitas mudah dilihat
Pencahayaan yang adekuat
Meningkatkan kemampuan
menggunakan toilet pada
waktunya
Tempat tidur dan kursi yang
sesuai, handrail, jalan ke toilet
aman
Meningkatkan kemampuan
menggunakan toilet
Pakaian yang mudah dibuka,
gunakan toilet yang tinggi,
pegangan di toilet, luas ruangan
toilet cukup
Latihan Pelvic Muscle Exercise (PME)
Tujuan
Menguatkan otot dasar
panggul untuk
mengontrol berkemih
Frekuensi
Minimum 60 kali sehari
selama 6 minggu
Posisi
Berdiri, duduk,
berbaring
Latihan PME
kontraksikan otot yang dapat menyetop
aliran urin.