Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Latihan Gerak Aktif Menggenggam Bola Terhadap Kekuatan Otot

Ekstremitas Atas Pada Pasien Stroke Iskemia di BRSU Tabanan

Oleh : I GUSTI PUTU AGUS INDRA DIPUTRA (NIM: 0902105016)


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstract
Stroke is deficit neurologic syndrome that caused by cerebral vascular disease. Stroke
can cause deficit of hand function. Objective of study to know effect of ball handgrip active
exercise program to muscle power of upper extremity on stroke ischemic patients. Design of
study is quasi experiment with pre and post test one group design. Study was done at Public
Hospital of Tabanan Regency on April until Mei 2013 with 30 samples of stroke ischemic
patients after seventh day care was selected by using purposive sampling method. The ball
handgrip active exercise program as long as one mount as experiment. Force of handgrip
was measured by using handgrip dynamometer. The result of study showed mean of force of
handgrip before exercise 31.77 Kg, after exercise 42.03 Kg. There was significant different of
mean of muscle power before and after exercise (p = 0.000). Conclusion of study there was
significant affect of the ball handgrip active exercise program to muscle power of upper
extremity on stroke ischemic patients. Recommended for the nurses to provide ball handgrip
active exercise program to improve muscle power of upper extremity on stroke ischemic
patients.

Key words: Stroke ischemic, Handgrip, Exercise program.

Pendahuluan kebutuhan dasar pasien (Price dan Wilson,


Stroke iskemia terjadi akibat 2006).
adanya kegagalan sirkulasi dari pembuluh Subowo (2002 dalam
darah ke otak sehingga menyebabkan Suyono,2003), mengemukakan bahwa
menurunnya aktivitas jaringan otak sekitar 75% pasien stroke merupakan
(Pinzon, 2009). Kematian jaringan otak stroke iskemik. Secara global sekitar 80
dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang juta orang menderita akibat stroke,
dikendalikan oleh jaringan tersebut terdapat sekitar 10 juta korban stroke baru
(Wiwit, 2010). Salah satu gejala yang setiap tahun, dimana sekitar 5 juta
ditimbulkan adalah kelemahan otot pada diantaranya meninggal dalam 12 bulan
bagian anggota gerak tubuh yang terkena setelah stroke, sepertiga lainnya
seperti jari-jari tangan. Sebagian besar mengalami cacat permanen dengan
manusia menggunakan jari-jari tangan berbagai tingkatan dan sepertiga
untuk mengambil atau melakukan suatu memperoleh kembali kemandiriannya.
hal seperti makan, mandi, kebersihan diri, Resiko kematian stroke sekitar 20% untuk
berpakaian, toileting, dan lain-lain. stroke ischemik, 40-70% untuk stroke
Gangguan pada jari-jari tangan seperti perdarahan (Feigin, 2006).
kelemahan yang terjadi pada pasien stroke Kerusakan saraf tersebut dapat
iskemia dapat mengganggu pemenuhan mengakibatkan terjadinya kekakuan sendi
(kontraktur) apabila tidak dilakukan apa-
apa setelah pasien terkena stroke (Sofwan, Latihan menggenggam bola
2010). Oleh sebab itu, saraf yang merupakan salah satu upaya latihan ROM
mengalami kerusakan harus dilakukan aktif. Salah satu media latihan yang bisa
pemulihan dengan cara perangsangan pada digunakan yaitu penggunaan bola seperti
daerah sensoris dan motorik untuk bola karet. Yulinda (2009), menemukan
mengaktifkan neuroplasticity (Basri, 2008) bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara kemampuan motorik awal dan
Salah satu cara untuk setelah empat minggu diterapi latihan
meminimalkan masalah tersebut menggenggam bola. Penelitian Kwakkel,
memerlukan suatu upaya rehabilitasi yang (2004) memperlihatkan bahwa
terpadu sehingga terjadi pemulihan secara peningkatan intensitas waktu terapi
terpadu dan sedini mungkin (Harsono, latihan, khususnya jika penambahannya
2005). Semakin cepat dilakukan maka minimal 16 jam dalam enam bulan
semakin besar kemungkinan pengembalian pertama memiliki pengaruh yang kecil tapi
fungsi, juga komplikasi akibat imobilisasi bermakna pada kemampuan fungsional
dapat dicegah dan kecacatan lebih lanjut penderita stroke, terutama jika dilakukan
dapat dihindari sehingga dapat mandiri secara intensif dan lebih dini.
tanpa tergantung pada orang lain Metoda
(Purwanti, 2008). Rehabilitasi pasca stroke Desain penelitian yaitu quasi
tersebut meliputi latihan bicara, latihan experiment dengan desain pre and post test
mental, terapi okupasi, psikoterapi, one group design yaitu penelitian yang
memberi alat bantu, olahraga dan menggunakan variabel yang dikontrol
pemberian latihan fisik/fisioterapi seperti secara ketat untuk mendapatkan hasil
latihan range of motion (ROM) terhadap perlakuan yang diberikan pada
(Lumbantobing, 2007). satu kelompok penelitian (Sugiyono, 2008)
mengguna
kan pendekatan prospektif yang Tabanan selama 1 bulan, pada tanggal 30
menggunakan batas waktu tertentu. April sampai dengan 31 Mei 2013, oleh
Penelitian bertujuan untuk mengetahui karena penyakit stroke merupakan
pengaruh latihan gerak aktif penyakit yang menempati prioritas urutan
menggenggam bola terhadap kekuatan otot keempat di BRSU Tabanan. Sampel yang
ekstremitas atas pada pasien stroke digunakan sebanyak 30 orang yang
iskemia di BRSU Tabanan. Observasi diambil dengan purposive sampling.
dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum Perlakuannya adalah latihan gerak aktif
eksperimen dan sesudah eksperimen. menggenggam bola karet selama satu
Observasi yang dilakukan sebelum bulan. Kekuatan otot tangan diukur dengan
eksperimen (O1) disebut pre-test, dan menggunakan alat, handgrip dynamometer
observasi sesudah eksperimen (O2) disebut yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
post-test. Perbedaan antara O1 dan O2 Hasil dan Pembahasan
yakni O2 – O1 diasumsikan merupakan Karakteristik sampel penelitian dilihat dari
efek dari treatment atau eksperimen umur, jenis kelamin, dan pendidikan
(Arikunto, 2006). Penelitian ini dilakukan secara terperinci dijabarkan dalam tabel 1.
di ruangan stroke corner, ruang Dahlia
Garing dan ruang Griyatama, BRSU
latihan 45,28

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan tabel 2 bahwa rata-


Berdasarkan Karakteristik di BRSU rata kekuatan otot sebelum latihan
Tabanan Tahun 2013 menggenggam bola didapatkan 31,77
No Karakteristik f % dengan nilai terendah 20 Kg, tertinggi 45
Umur Kg, dan standar deviasinya sebesar 9,31.
1. 21 – 30 tahun 1 3,3 Diyakini bahwa 95% rata-rata kekuatan
2. 31 – 40 tahun 5 16,7 otot sebelum latihan menggenggam bola
3. 41 – 50 tahun 8 26,7 antara 28,29-35,24 Kg. rata-rata kekuatan
4. 51 – 60 tahun 16 53,3 otot sesudah latihan menggenggam bola
Total 30 100 didapatkan 42,03 dengan nilai terendah 26
Jenis kelamin Kg, tertinggi 54 Kg, dan standar
deviasinya sebesar 8,69. Diyakini bahwa
1. Laki-laki 20 66,7
95% rata-rata kekuatan otot sesudah
2. Perempuan 10 33,3
latihan menggenggam bola antara 38,79-
Total 30 100
45,28 Kg.
Pendidikan
Analisis perbedaan kekuatan otot
1. SD 5 16,7 sebelum dan setelah latihan menggenggam
2. SMP 6 20,0 bola pada pasien stroke iskemia
3. SMA 12 40,0 menggunakan uji statistik Paired Sample
4. Diploma/Sarjana 7 23,3 T-Test taraf signifikansi 0,05 dengan hasil
Total 30 100 sebagai berikut:
Tabel 3. Perbedaan Kekuatan Otot
Dari tebel tersebut karaktersitik Sebelum-Sesudah Latihan
responden berpariasi bila dilihat dari Menggenggam Bola Pasien
rentang umur, jenis kelamin dan Stroke Iskemia di BRSU
pendidikan. Umur terbanyak 51-60 tahun Tabanan Tahun 2013
(53,3%), jenis kelamin terbanyak laki-laki
(66,7%) dan pendidikan terbanyak adalah Beda
CI
Variabel n rata- SE p
SMA (40%). (95%)
rata
Kekuatan otot sebelum dan sesudah Kekuatan
latihan menggenggam bola dapat dilihat otot sebelum- 1,0 -12,34 -
30 -10,27 0,000
pada tabel berikut: sesudah 2 -8,98
Tabel 2. Kekuatan Otot Sebelum dan latihan
sesudah Latihan Menggenggam
Bola Pasien Stroke Iskemia Di Berdasarkan tabel 3 bahwa
BRSU Tabanan Tahun 2013 berbedaan rata-rata kekuatan otot antara
sebelum dengan sesudah latihan
Min- menggenggam bola didapatkan -10,27
Kekuatan Rata-
n maks SD CI (95%) dengan standar error sebesar 1,02.
otot rata
(Kg) Diyakini bahwa 95% perbedaan rata-rata
Sebelum 28,29-
30 20-45 31,77 9,31 kekuatan otot sebelum dengan sesudah
latihan 35,24
30 26-54 42,03 8,69
latihan menggenggam bola antara -12,34 -
Sesudah 38,79-
-8,98 Kg. Hasil analisis didapatkan juga bergantung penuh. Pemberian latihan
nilai p sebesar 0,000 yang artinya bahwa menggenggam bola merupakan suatu
pada taraf signifikansi 0,05, H0 ditolak. modalitas rangsang sensorik raba halus
Artinya bahwa ada perbedaan bermakna dan tekanan pada reseptor ujung organ
rata-rata kekuatan otot sebelum dengan berkapsul pada ekstremitas atas. Respon
sesudah latihan menggenggam bola. akan disampaikan ke korteks sensorik di
Interpretasinya menunjukkan bahwa ada otak jalur sensorik melalui badan sel pada
pengaruh latihan menggenggam bola saraf C7-T1 secara langsung melaui sistem
terhadap kekuatan otot ekstremitas atas di limbik. Pengolahan rangsang yang ada
BRSU Tabanan. menimbulkan respon cepat pada saraf
Gangguan aliran darah ke otak untuk melakukan aksi atas rangsangan
akan menyebabkan berkurangnya pasokan tersebut. Mekanisme ini dinamakan
oksigen ke otak. Oksigen yang terputus feedback.
selama 8-10 detik, maka akan Rangsang sensorik halus dan
menyebabkan gangguan fungsi otak. tekanan akan diolah dalam korteks
Terputusnya aliran oksigen ke otak dalam sensorik yang selanjutnya impuls
6-10 menit dapat merusak sel-sel otak disalurkan dalam korteks motorik. Impuls
(Wiwit, 2010), sedangkan apabila aliran yang terbentuk di neuron motorik kedua
darah ke jaringan otak terhenti selama 15- pada nuclei nervi kranialis dan kornu
20 menit maka akan terjadi infark atau anterius medulla spinalis berjalan melewati
kematian jaringan (Price, 2006). Akibat radiks anterior, pleksus saraf (di region
stroke dapat terjadi penurunan parsial atau servikal dan lumbosakral), serta saraf
total gerakan lengan dan tungkai, 90% perifer dalam perjalanannya ke otot-otot
bermasalah dalam berpikir dan mengingat, rangka. Impuls dihantarkan ke sel-sel otot
70% menderita depresi, 30 % mengalami melalui motor end plate taut
kesulitan bicara, menelan, membedakan neuromuscular (Baehr, 2010) kemudian
kanan dan kiri (Pinzon, 2009). Hal tersebut akan terjadi gerakan otot pada ekstremitas
akan mempengaruhi status fungsional atas. Mekanisme ini dinamakan feed-
pasien forward control sebagai respon terhadap
Pemberian latihan ROM pada rangsang tekanan dan sentuhan halus bola
pasien stroke iskemia terutama pada karet pada tangan (Kandel, 2000).
ekstremitas atas yang penting untuk Hal tersebut sejalan dengan
aktivitas keseharian di rumah sakit penelitian yang dilakukan oleh Yulinda
meliputi latihan ROM aktif dan pasif (2009), mengenai pengaruh 4 minggu
namun hasilnya masih belum efektif untuk terapi latihan pada kemampuan motorik
meningkatkan kekuatan otot ekstremitas penderita stroke iskemia di RSUP H.
atas. Adam Malik Medan didapatkan hasil ada
Hal tersebut sesuai dengan perbedaan yang signifikan antara
penelitian Yulinda (2009), yang kemampuan motorik awal dan setelah
mendapatkan kemampuan motorik subyek empat minggu diterapi latihan (nilai p <
penelitian mengenai status fungsional awal 0,05), baik diukur dengan indeks Barthel
pasien stroke iskemia mendapatkan 43,2% maupun IMT. Hasil penelitian pada 20
mampu mandiri, 18,2% tergantung pasien dengan hemiplegi, didapatkan
sebagian pada orang lain dan 38,6% bahwa terdapat peningkatan fungsi tubuh
setelah dilakukan terapi okupasi dengan Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala,
pengawasan latihan dan terapi timbal balik Edisi Keempat, Jakarta: EGC.
biologis (Trombly, 1989). Penelitian yang
dilakukan oleh Kwakkel, dkk (2004) Basri, M. I., 2008, Aspek Neuroscience :
memperlihatkan bahwa peningkatan Neurolinguistic Programming
intensitas waktu terapi latihan, khususnya (NLP) dan Hypnosis serta
jika penambahannya minimal 16 jam Aplikasinya, (online), available:
dalam enam bulan pertama memiliki http://Indonesianlpsociety.org, (5
pengaruh yang kecil tapi bermakna pada Januari 2012).
kemampuan fungsional penderita stroke,
terutama jika dilakukan secara intensif dan Harsono (Ed.), 2009, Kapita Selekta
lebih dini. Keterbatasan penelitian ini yaitu Neurologi, Edisi Kedua,
tanpa menggunakan kelompok kontrol dan Yogyakarta: Gadjah Mada
pengontrolan terhadap variabel perancu University Press.
belum optimal, seperti faktor umur,
psikologis, serta faktor lingkungan yang Kandel, E. R., James, H. S., & Thomas, M.
berdampak terhadap hasil penelitian ini. J., 2000, Principles of Neural
Science, Fourth Edition, United
State of America: The Mc Graw
Simpulan dan Saran Hill Companies.
Ada pengaruh bermakna latihan
menggenggam bola terhadap kekuatan otot
ekstremitas atas di BRSU Tabanan (p= Kwakkel, G., et al, 2004, Effects of
0,000). Disarankan kepada perawat Augmental Exercise Therapy Time
pelaksana dapat memberikan latihan After Stroke, (online), available:
menggenggam bola pada pasien stroke http://stroke.ahajournals.org/cgi/co
iskemia 24 jam pasca fase akut untuk ntent/full/35/ 11/259 (5 Januari
meningkatkan kekuatan otot tangan pasien. 2012).
Kepada peneliti selanjutnya agar lebih
ketat mengontrol variabel konfonding Lumbantobing, 2007, Stroke: Bencana
sehingga lebih mengoptimalkan hasil Peredaran Darah di Otak, Jakarta:
penelitiannya dan melakukan penelitian Balai Penerbit FKUI.
pada pasien dengan stroke hemoragie
pasca operasi. Dan mengembangkan Neyer, J. R., et al, 2007, Prevalence of
desain penelitian dengan menggunakan Stroke-US 2005, (online),
kontrol sebagai pembanding dalam available:
menganalisis hasil penelitian. http://www.cdc.gov/mmwr/preview
Daftar Pustaka /mmwrhtml/mm5619a2.htm (5
Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Januari 2012).
Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
V, Jakarta: Rineka Cipta. Pinzon, R., Asanti, L., Sugianto, Widyo,
K., 2009, Status Fungsional Pasien
Baehr, M., & Frotsher, M., 2010, Stroke Non Hemoragik Pada Saat
Diagnosis Topik Neurologi Duus: Keluar Rumah Sakit, (online),
available:
http://repository.usu.ac.id ( 3
Januari 2012)

Petrina, A. B., 2010, Motor Recorvery in


Stroke, (online), available:
http://emedicine.medscape.com/arti
cle/324386-overview, (5 Januari
2012).

Price, S. A., Wilson, L. M., 2006.


Patofisiologi Konsep Klinis Proses
Penyakit. Edisi 6, Jakarta: EGC.
Purwanti, dkk, 2008, Berita Ilmu
Keperawatan, Volume I, No. 1,
Jakarta: EGC.

Sofwan, R., 2010, Anda Bertanya Dokter


Menjawab: Stroke dan Rehabilitasi
Pasca Stroke, Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer.

Sugiyono. 2008, Metode Penelitian


Pendidikan, Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: CV Alfa Beta.

Suyono, dkk, 2003. Profil Stroke dari CT-


scan Kepala. Majalah Kedokteran
Indonesia. Vol. 53. No. 4, Jakarta:
Media Centre.

Wiwit, S., 2010, Stroke dan


Penanganannya: Memahami,
Mencegah, & Mengobati Stroke,
Yogyakarta: Katahati.

Yulinda, W., 2009, Pengaruh Empat


Minggu Terapi Latihan Pada kemampuan
Motorik Penderita Stroke Iskemia Di
RSUP H. Adam Malik Medan, (online),
available: http://repository.usu.ac.id ( 3
Januari 2012

Anda mungkin juga menyukai