Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH PRAKTIKUM HCG

BAB 1

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Deteksi kehamilan dengan mengukur beta-HCG urin diantaranya adalah dengan metode aglutinasi
(direct atau indirect) dan metode strip. Keduanya berdasarkan reaksi pembentukan kompleksantigen-
antibody (immunoassay). Metode aglutinasi dapat mendeteksi adanya beta-HCG di urin minimal 200
mIU/ml sedangkan metode strip lebih sensitif yaitu minimal 20-25 mIU/ml. Metode strip ini yang lazim
dilakukan karena selain lebih sensitif juga lebih praktis.

2. Tujuan Praktikum

Menentukan keberadaan hormone Human Chorionic Gonadothropin (HCG) dalam urin dengan
mempergunakan teknik imunologik untuk tes kehamilan

BAB II

DASAR TEORI

Oosit berfertilitas di ampula pada tuba fallopi untuk membentuk menjadi zigot.Proses miosis akan
terjadi apabila zigot telah memasuki uterus dengan cara didorong oleh aksi siliari dan peristalsis dari
tuba fallopi.Kerusakan tuba fallopi akan menyebabkan melemahnya pergerakan zigot dan akan berlaku
implantasi di tuba fallopi atau disebut sebagai kehamilan ektopik.Zigot biasanya memasuki uterus pada
hari keempat, yaitu pada tahap telah terjadinya morula.Morula ini akan berubah menjadi blastosit
dengan cara membangunkan fluid-filled cavity.Lapisan terluarnya akanmenjadi trofoblas, dimana ia akan
membentuk plasenta.Dari hari keenam sehingga hari ke-12 pula, ia akan menempel pada dinding
endometrium untuk proses implantasi.

Dengan cepat trofoblas ini akan menghasilkan hormon human chorionic gonadotrophin (hCG) yang bisa
dideteksi dengan test kehamilan dan akan mencapai puncak pada minggu ke-12 kehamilan.Kegagalan
untuk menghasilkan hCG ditujukan pada gestational trophoblastic disease.Nutrisi didapatkan melalui
kelenjar sekretori endometrium, dimana ia akan mengubah desidua (kaya dengan glikogen dan lipid)
supaya tidak terpengaruh dengan estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum.Proses
proliferasi trofoblastik pula akan memicu pembentukan khorionik vili.Sistem vili ini akan berproliferasi
(khorion frondosum) pada permukaan endometrium yang terdapatnya embrio dan akhirnya akan
membentuk area permukaan untuk transfer nutrisi kepada kotiledon yang terdapat pada
plasenta.Morfologi pada plasenta ini akan sempurna pada minggu ke-12.Denyut jantung akan bermula
seawal minggu ke-4 atau ke-5 dan akan dapat didengar pada pemeriksaan ultrasound seminggu
kemudian (Impey dan Child, 2008).

Alat uji kehamilan untuk dipakai di rumah (home pregnancy test, HPT) yang biasa dikenal dengan test
pack merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk mendeteksi kehamilan pada tahap awal. Cara
penggunaannya relatif mudah, yaitu mencelupkan ujung alat ke dalam air seni yang ditampung atau
menyentuhkan pada aliran air seni ketika buang air kecil. Biasanya dianjurkan penggunaan air seni
pertama setelah bangun pagi, karena konsentrasi hormon hCG yang tinggi pada saat itu. Alat uji
kehamilan semacam ini biasanya memiliki dua buah “jendela” atau garis. Garis yang pertama
mengisyaratkan bahwa tes dilakukan dengan benar, yang biasa disebut dengan garis kontrol. Garis
kontrol akan tampak bila test packmendapatkan cukup air seni untuk diuji. Sementara garis kedua
menunjukkan hasil tes, yang merupakan bagian alat yang memiliki “antibodi” yang bereaksi dengan hCG
dan dapat berubah warna bila hormon ini terdeteksi. Setipis apapun garis ini, kemunculannya tetap
menunjukkan adanya kehamilan. Sebagian besar merk test pack yang beredar di pasaran sudah dapat
mendeteksi hCG dengan kadar 25 IU/L-50 IU/L, sehingga cukup akurat untuk menentukan ada atau
tidaknya kehamilan pada hari pertama keterlambatan menstruasi (sekitar 28 hari setelah menstruasi
terakhir). Uji kehamilan yanglebih akurat tentunya adalah tes kuantitatif hormon hCG dalam darah.
Biasanya yang diukur adalah jumlah subunit beta hormon hCG (ß-hCG). Ketika terjadi kehamilan pada
diri seorang perempuan, maka tubuh bereaksi dengan membentuk perubahan-perubahan dan segera
memproduksi hormon-hormon kehamilan guna mendukung kelangsungan kehamilan. Hormon-hormon
kehamilan ini bertujuan guna mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya agar janin dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat. Ada baiknya para ibu hamil mengetahui mengenai
hormon yang diproduksi selama kehamilan berikut fungsi dan efek yang dihasilkan olehnya, agar tidak
terjadi salah pengertian atau malah menjadikannya mitos kehamilan terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi selama kehamilan (Pickering, 2000).

#Alat dan Bahan

1.Urin

2.Satu set alat tes kehamilan

3.Gelas Beker

4.Pipet tetes

5.Batang Pengaduk

#Cara Kerja

-Urin di aduk dengan batang pengaduk

-0,2 mL(4 tetes) urin diteteskan pada alat tes kehamilan


-Setelah menunggu 40 detik, diamati perubahan yang terjadi

-Prosedur yang sama dilakukan pada sample urin yang lain

BAB III

PEMBAHASAN

B.PEMBAHASAN

#Reaksi antigen antibodi

Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG sebagai antigen dan anti HCG sebagai
antibody bersifat spesifik. Antibodi akan mengenali antigen pada lokasi tertentu yang disebut epitop.
Antibodi poliklonal adalah antibodi yang mengenali suatu antigen melalui ikatan dengan epitop yang
bervariasi karena berasal dari sel B yang berbeda-beda. Sedangkan antibodi monoklonal lebih spesifik
mengenali antigen pada satu epitop tertentu karena berasal dari satu sel B yang dibiakan.

Terdapat 3 antibodi anti HCG pada stripAntibodi tersebut adalah antibodi anti HCG yang pertama (kita
sebut saja anti HCG-1), antibodi anti HCG yang kedua (anti HCG-2) dan anti-anti HCG-1 (antibodi dengan
anti HCG-1 sebagai antigen). Ketiga antibodi itu terletak di lokasi yang berbeda dengan sifat yang
berbeda pula. Anti HCG-1 bersifat mobile sehingga bisa ikut berpindah ke area Test (T) dan Control (C)
melalui gerakan kapilaritas. Anti HCG-1 merupakan antibodi monoklonal sedangkan anti HCG-2 bersifat
poliklonal. Anti HCG-2 di area T dan anti-anti HCG-1 di area C bersifat fixed atau tertanam, artinya tidak
dapat berpindah sehingga tidak ikut mengalir/berpindah tempat.
#Enzim terikat pada anti HCG-1

Enzim yang terikat anti HCG-1 akan menjadi enzim aktif bila ada ikatan antara anti HCG-1, HCG dan Anti
HCG-2 di area T atau ikatan antara anti HCG-1 dan anti-anti HCG di area C. Enzim aktif di area T dan atau
C akan mengubah substansi tak berwarna menjadi substansi berwarna merah.

#Bila urin mengandung HCG


HCG sebagai antigen, akan berikatan dengan anti HCG. Gaya kapilaritas membawa senyawa ikatan HCG
dan anti HCG-1 menuju daerah T. Di daerah T, anti HCG-2 akan berikatan dengan HCG yang telah
berikatan dengan anti HCG-1 namun pada epitop yang berbeda. Terbentuklah kompleks anti HCG-1,
HCG, dan anti HCG-2. Enzim menjadi aktif dan daerah T berwarna merah. Selanjutnya, sisa anti HCG-1
yang belum berikatan dengan HCG akan menuju daerah C dan berikatan dengan anti-anti HCG-1.
Kompleks ini akan mengaktifkan enzimsehingga daerah T berwarna merah. Pada akhirnya, akan terlihat
dua strip merah yaitu pada daerah T dan daerah C dan diintepretasikan sebagai hasil positif hamil.Bila
urin tidak mengandung HCGUrin tidak mengandung HCG sehingga tidak terjadi kompleks anti HCG-1
dengan HCG. anti HCG-1 yang bebas kemudian menuju ke area T tempat anti HCG-2. Karena tidak ada
HCG maka tidak akan terjadi interaksi antara anti HCG1 dan anti HCG-2 melalui perlekatan dengan HCG
pada epitop berbeda.Enzim pada anti HCG-1 tetap inaktif dan reaksi enzimatis pembentukan warna
tidak terjadi. Akibatnya anti HCG-1 akan terus ikut gaya kapilaritas menuju daerah C. Di daerah ini
terjadikompleks antigen antibodi yaitu anti HCG-1 (sebagai antigen) dengan anti anti HCG-1 (sebagai
antibodi terhadap anti-HCG-1). Kompleks ini membuat enzim aktif sehingga terbentuk warna merah.
Warna merah hanya pada area C sehingga hanya ada satu garis dan diintepretasikan sebagai hasil
negatif hamil (tidak hamil).

BAB IV

KESIMPULAN

Uji kehamilan yang lebih akurat tentunya adalah tes kuantitatif hormon hCG dalam darah. Biasanya yang
diukur adalah jumlah subunit beta hormon hCG (ß-hCG). Ketika terjadi kehamilan pada diri seorang
perempuan, maka tubuh bereaksi dengan membentuk perubahan-perubahan dan segera memproduksi
hormon-hormon kehamilan guna mendukung kelangsungan kehamilan. Hormon-hormon kehamilan ini
bertujuan guna mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya agarjanin dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik dan sehat. Deteksi kehamilan dengan mengukur beta-HCG urin diantaranya
adalah dengan metode aglutinasi (direct atau indirect) dan metode strip.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

http://www.americanpregnancy.org/duringpregnancy/hcglevels.html
Impey, L., and Child, T., 2008. Hypertensive Disorders in Pregnancies. In: Impey,L., editor. Obsterics &
Gynaecology. 3rd ed. Oxford: Blackwell Publishing,165-169.

Pickering, W.R. 2000. Complete Biology. Oxford University Press, UK.

Anda mungkin juga menyukai