Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 6, No. 3, Desember 2008 : Hal. 169 - 177 I S S N . 1 6 9 3 - 2 5 8 7 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 6, No.

esia Vol. 6, No. 3, Desember 2008 170

Jurnal Oftalmologi Indonesia JOI Optical Coherence Tomography JOI

OPTICAL COHERENCE TOMOGRAPHY (OCT)


POSTERIOR SEGMENT
dapat mengukur ketebalan RNFL dengan resolusi 8- A
10 µ sehingga lebih obyektif untuk mendiagnosa
glaukoma. OCT lebih memberikan kontribusi yang
besar untuk mendeteksi dini adanya glaukoma
Hera Dwi Novita, Moestidjab sebelum didapatkan gangguan lapangan pandang.
Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya Diketahui hilangnya RNFL sebesar 30-50%
didapatkan sebelum terjadi perubahan lapang
pandang pada pemeriksaan Standart Automated
Perimetry.4
ABSTRACT
DASAR DAN PRINSIP KERJA OPTICAL B
Optical coherence tomography (OCT) is a diagnostic imaging technology that provides cross-sectional COHERENCE TOMOGRAPHY
images of biological tissues. OCT imaging the retina with a resolution higher than any other imaging modalities. OCT berkembang diawali penelitian profesor
OCT has become indispensable for research, screening, diagnosing, and monitoring macula and optic nerve Carmen Puliafito dari Universitas Tufts di Boston
head diseases. OCT takes a non-invasive, non-contact and high resolution. Scan can be performed on undilated bekerjasama dan New England Eye Center yang
pupils as small as 3.0 mm in diameter. For some diseases such as cystoid macular edema, age related macular berkolaborasi dengan tim fisika dan matematika
degeneration, and macular holes in particular, OCT may provide more information than is available from a yang dipimpin oleh James Fujimoto, Ph.D dari Institut
fluorescin angiogram alone. The instrument gives immediate access to image and analize. OCT also gives truly Massachusetts pada tahun 1991. Pada tahun 1993
insight into the “unseen” glaucoma diagnostics. This is particularly true for retinal nerve fiber layer (RNFL) dibuat prototype pertama di New England dan
analysis. Its 10um resolution has enabled clinicians to measure peripapillary RNFL thickness objectively, didapatkan gambaran retina manusia invivo
detecting subtle or generalized loss before it is proved through clinical biomicroscopic examination. kemudian diikuti dengan penelitian yang dilakukan di
New England Eye Center dan pusat medis yang C
Key words: optical coherence tomography (OCT), posterior segment lainnya. Tahun 1995, gambaran klinis retina pertama
ditemukan dan tahun 1996 mulai dikomersilkan yaitu
Correspondence : Hera Dwi Novita, c/o: Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Zeiss OCT. Sejalan dengan pesatnya tehnik
Universitas Airlangga/RSU Dr. Soetomo. Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya 60286. E-mail: pencitraan; kebutuhan data standar dan
pengalaman klinis menjadi lebih berharga, generasi
pertama yaitu OCT 2 dan Stratus OCT telah sukses
mengawalinya. Stratus OCT sekarang telah diterima
sebagai pemeriksaan standar di bagian mata,
dengan 6000 unit yang telah terjual di tahun 2006.
PENDAHULUAN Sejak mendapat pengakuan dari US Food and Generasi kedua dari OCT, OCT-3, diperkenalkan
Perkembangan teknologi pencitraan semakin Drug Administration bulan Januari 2002, lebih dari tahun 2001 dimana didapatkan gambaran cross Gambar 1. Gambar OCT: A. OCT 1, B. OCT 2, C. OCT 3.7
cepat sesuai dengan tuntutan kemajuan jaman. 6000 Stratus OCT di gunakan di seluruh dunia. sectional retina dengan resolusi kurang dari 10
Optical Coherence Tomography (OCT) merupakan Diperkirakan 37.000 scan digunakan tiap harinya di mikron aksial.1,5,6 Prinsip kerja OCT dimulai dari adanya cahaya
teknologi pencitraan yang menampilkan gambaran United States. Berdasarkan jumlah tersebut, jelaslah OCT generasi pertama seperti OCT 1, OCT 2, koheren rendah yang berasal dari dioda
resolusi mikron, cross sectional, pada jaringan invivo, bahwa OCT menjadi alat yang berharga untuk klinis.3 Carl Zeiss Meditec Inc., Dublin, Calif mempunyai superlµminan (SLD) digabungkan dengan
termasuk mikrostruktur okuli. Seperti pada CT-scan OCT digunakan sebagai alat nonkontak dan resolusi 1215 µm. Sedangkan Stratus OCT (Carl interferometer fiber, kemudian dipisahkan oleh
yang menggunakan sinar X, MRI yang menggunakan noninvasif, untuk mengevaluasi struktur mata secara Zeiss Meditec, Inc) mempunyai resolusi 810 µm dan serabut splitter pada suatu coupler menjadi ke dalam
resonansi elektron, OCT dapat dianalogikan dengan real time. OCT memudahkan akses ke retina melalui UHR OCT mempunyai axial resolusi 2 3 µm.6 jalur acuan (reference) dan sampel (measurement).
ultrasonografi, tetapi bukan menggunakan pemeriksaan transpupillary. OCT memberikan Dengan semakin pesatnya perkembangan Sinar dikombinasikan dalam coupler dengan cahaya
gelombang suara melainkan menggunakan cahaya kontribusi besar pada perkembangan baru bidang teknologi muncul beberapa generasi OCT terbaru pantulan (backscattered) dari mata penderita.
dekat infra merah untuk memperoleh gambaran cross oftamologi, yang sangat membantu seorang klinisi yang mempunyai kemempuan lebih tinggi, seperti : Kemudian kembali melalui sample arm (retina) dan
sectional. OCT dapat digunakan sebagai pemeriksaan dalam menegakkan diagnosa, terutama pada situasi Ultrahigh resolution OCT, Combined OCT / SLO, mencapai detektor. Sinar yang terkirim ke reference
penunjang untuk menegakkan diagnosa karena emergensi, untuk deteksi dini, mengikuti perjalanan Doppler-OCT, High Speed UHR-OCT, CAS OCT- arm (mirror) dipancarkan dengan sejajar oleh lensa
kemudahannya untuk pemeriksaan mata baik penyakit dengan pemberian obat atau terapi laser.1,2 Visante, Polarization sensitive OCT, Combined FFA pada keluaran reference arm, direfleksikan dari
segmen anterior maupun segmen posterior.1,2 Di bidang glaukoma, secara kuantitas OCT and en-face OCT, Intraoperative OCT.6 cermin, dan ditangkap kembali oleh lensa dan

1
169
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 6, No. 3, Desember 2008 171 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 6, No. 3, Desember 2008 172

Optical Coherence Tomography JOI Optical Coherence Tomography JOI

dikombinasi dengan sinar sample arm. Sinyal yang pseudoholes, lamellar holes, membran epiretina badan kaca. Begitu juga di bagian posterior dengan pemeriksaan klinis, dan semua data yang tersedia.
terbentuk diamati hanya bila panjang lintasan optik yang terpisah atau melekat pada retina, mengetahui refleksi yang tinggi, dibuat garis melintang kedua. Pada tahapan sintesis berbagai komponen test
sesuai dengan panjang koheren dari sumber cahaya diameter dan dalamnya macular hole. Perubahan Dengan menggunakan perangkat algoritma yang diatur dan dikombinasikan untuk membentuk suatu
foto dioda, yang kemudian diproses. Didapatkan struktur intraretina, yaitu pada edema makula sistoid, melakukan segmentasi, deteksi perbatasan dan komplek koheren yang digunakan proses deduksi.
gambaran serupa dengan ultrasound A-scan .8,9 cotton wool spot yang terdiri dari nodul retina koreksi error dapat membantu proses ini, kemudian Pada tahapan deduksi, semua komponen dari
hiperrefleksi yang melekat di lapisan serabut saraf, dapat diketahui jarak antara garis anterior dan evaluasi pasien termasuk riwayat dan keluhan utama
A hard exudate yang terjadi di batas antara area edema posterior, yang menghasilkan ketebalan retina.1,10 diperlukan untuk membuat kesimpulan yang sesuai.
dan normal. Perubahan struktur posterior, yaitu Deduksi dan sintesis merupakan pendekatan logis
terlepasnya RPE yang membentuk sudut yang besar Variasi Ketebalan Retina untuk membuat keputusan klinis.1
dengan koriopkapiler, ablasio retina serosa yang Peningkatan Ketebalan Retina OCT tidak dapat berdiri sendiri dalam
membentuk sudut sempit dengan RPE, drusen Edema Retina mempelajari pasien dengan penyakit mata. Dokter
dengan ketidakaturan dan undulasi dari epital Merupakan penyebab tersering dari mata yang menginterpretasikan hasil cross-sectional
pigmen dan koriokapiler, dan neovaskularisasi peningkatan ketebalan retina. Progresivitas dari retina harus mempunyai informasi lain yang
koroid.1 edema retina meliputi 3 fase yaitu: edema fokal atau membantu, seperti umur pasien dan tajam
Studi reflektivitas, yaitu hiperrefleksi, difus ditunjukkan tidak adanya perubahan, tetapi penglihatan, riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan
hiporefleksi, dan area bayangan. Saat didapatkan kemudian bentukan spons dari jaringan dapat kardiovaskular dan perkembangan penyakit.
kelainan, akan terjadi perubahan reflektivitas. Struktur ditemui pada gambaran OCT, edema makula kistik Interpretasi OCT yang bagus memerlukan
vertikal (seperti fotoreseptor) reflektivitasnya lebih merupakan edema kronik dengan didapatkan pengetahuan mengenai riwayat penyakit,
kecil dibanding struktur horisontal (seperti serabut akumulasi cairan intraretina berlokasi didalam dan pemeriksaan mata yang lengkap, termasuk
B saraf). Area bayangan adalah area densitas, jaringan disekitar fovea, serous detachment retina pemeriksaan biomikroskop, foto fundus, FFA dan
hiperrefleksi menghasilkan area bayangan pada merupakan fase terakhir dari edema kronik. Dinding indocyanin green angiography. Mata bukan
gambaran OCT. Bayangan di anterior, misalnya dari kista retina menghilang dan retinal detachment merupakan organ yang berdiri sendiri, OCT tidak
perdarahan, eksudat, dan pembuluh darah. yang sebenarnya terjadi.1 dapat membuat suatu diagnosa dengan sendirinya
Bayangan di posterior, misalnya jaringan parut pada tetapi memerlukan tambahan komponen lain untuk
retina, hipertropi atau hiperplasia epitel pigmen.1,5 Tarikan Vitreoretina menegakkan diagnosa. Tahapan terakhir meliputi
Tarikan vitreoretina oleh karena bentukan dari menggabungkan , mengatur dan mengkombinasikan
Analisa Kuantitatif tarikan fibrotik atau membran epiretina membentuk lagi semua data yang mendukung diagnosa.1,5
Program software OCT dapat mengukur undulasi pada lapisan retina superfisial,
ketebalan retina atau bagian retina beserta menghasilkan perubahan bentuk retina dengan KEADAAN PATOLOGI MAKULA DAN RETINA
volumenya. Analisa kuantitatif terdiri dari pengukuran disertai edema intraretina. Deteksi edema intra dan Untuk edema makula seperti cystoid macular
ketebalan atau volume retina, dengan tampilan subretina atau traksi vitreoretina merupakan kunci edema, diabetic macular edema atau choroidal
ketebalan retina pada bagian atas berwarna, disertai untuk menentukan prognosa keberhasilan dari laser neovascularization, fast macular thickness scan
Gambar 2. Diagram sistematik dari sistem OCT
skalanya. Gambar yang bawah menampilkan rata- atau tindakan bedah pada pole posterior.1 dapat menggambarkan analisa topografik ketebalan
dengan interferometer fiber optic.5
rata ketebalan retina (dalam mikron) atau volume makula dan perbandingan dengan data normatif.10
retina (dalam mm3) pada tiap area. Penurunan Ketebalan Retina Pada cystoid macular edema didapatkan
INTERPRETASI OPTICAL COHERENCE Ketebalan retina dapat diukur secara otomatis Degenerasi atrofi menghasilkan penurunan gambaran kantung besar hiporeflektif di dalam retina
TOMOGRAPHY oleh software OCT, jarak antara permukaan menggambarkan edema kistik yang ektensif dan
OCT dibaca melalui tahapan: analisa kualitatif ketebalan retina pada pole posterior. Area atrofi pada
vitreoretina dan permukaan anterior dari pigmen RPE juga menunjukkan penurunan ketebalan dan daerah hiporeflektif dibawah pusat retina yag
dan kuantitatif, deduksi dan sintesis.1,5 epitelium rata-rata berukuran 200-275 mikron. berhubungan dengan cairan subretina.
reflektivitas yang rendah.
Cekungan fovea rata-rata berukuran 170-190 Terapi laser, chorioretinitis, atau luka trauma
Analisa Kualitatif mikron. Dengan menentukan permukaan anterior dapat menyebabkan atrofi retina, disertai penurunan
Studi morfologi, yang mengukur variasi dan posterior retina, dapat diketahui ketebalan ketebalan retina dan peningkatan dari RPE.1
morfologi: Deformasi retina, yaitu konkaf, misalnya retina. Garis melintang dibuat sepanjang permukaan
pada kasus miopia dan stafiloma posterior dan konvek anterior retina, yang diidentifikasikan sebagai
Deduksi dan Sintesis
seperti pada terlepasnya RPE dan kistasubretina. pertemuan antara sinyal lapisan dalam retina (ILM
Deduksi dan sintesis merupakan tahapan yang
Deformasi profil retina, yaitu hilangnya depresi dari dan lapisan serabut saraf) yang sangat tinggi dengan
penting untuk menginterpretasikan diagnosa dan
fovea pada edema makula, macula pucker, macular sinyal yang sangat rendah (atau tidak ada sinyal) dari
hasil evaluasi. Deduksi dan sintesis ditentukan
dengan membandingkan data analisis, hasil dari Gambar 3. Diabetic macular edema.7
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 6, No. 3, Desember 2008 173 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 6, No. 3, Desember 2008 174

Optical Coherence Tomography JOI Optical Coherence Tomography JOI

Gambaran diatas menampakkan adanya intraretina. Kista ini biasanya didapati disekitar jaringan retina full-thickness pada fovea dan penebalan (geografik atropi, non-neovaskular) ditandai dengan
penebalan lapisan neurosensori retina dengan ruang lapisan retina luar dengan berbagai ukuran. Kista retina pada tepi hole. OCT dapat menggambarkan secara menurunnya tajam penglihatan secara progresif
kistik non reflektif yang kelihatan di fovea. Pada kecil terletak di lapisan retina luar sedangkan kista visual klasifikasi perkembangan lubang retina dari karena hilangnya sel RPE dengan atropi koriokapiler
cystoid macular edema, gambaran OCT secara yang besar terletak sepanjang retina sehingga Gass, yaitu: stadium 1, pada OCT ditunjukkan dan kematian fotoreseptor sentral. Tidak disertai
cross-sectional menunjukkan adanya kista intraretina meningkatkan ketebalan retina. Jika terdapat kista pengurangan dan hilangnya depresi fovea dan adanya eksudasi dan neovaskularisasi. Pada
pada tengah makula dan hilangnya cekungan fovea yang banyak maka disebut cystoid macular edema.1,5 adanya fisura retina atau kista dibawah fovea. pemeriksaan OCT, area atropi tampak sebagai:
pada lapisan retina dalam. Pada retinal thickness Stadium 2, berkembangnya kavitas intraretina, terdapat penurunan ketebalan neurosensori retina, hilangnya
map menunjukkan peningkatan ketebalan pada bagian Cairan Subretina pseudo-operkulum sebagian dan masih melekat pada hiporeflektif dari fotoreseptor, peningkatan
tengah macula. Cystoid macular edema meliputi Cairan subretina tampak sebagai gambaran tepi dari lubang. Stadium 3, lubang meluas sampai hiperefleksi dari RPE-membran Bruch-koriokapiler
akµmulasi cairan intraretina pada daerah yang dapat dengan reflektivitas rendah antara daerah posterior lapisan retina secara komplit, dengan disertai hilangnya meluas sampai koroid.
ditentukan secara jelas, membentuk pseudokistik, neurosensori retina dengan RPE. Perbedaannya jaringan retina secara komplit pada fovea. Pseudo-
atau kavitas intraretina yang berlokasi disekitar dengan edema intraretina adalah daerah nonreflektif operkulµm biasanya dapat terlihat didepan lubang.
fovea. Pada diabetic macular edema, gambaran tidak didapatkan pada lapisan neurosensori retina. Pada stadium ini edema retina terlihat di tepi lubang.
cross-sectional OCT menunjukkan akµmulasi cairan Daerah non-reflektif tidak berbentuk bulat tetapi Stadium 4, lubang meluas sampai retina secara
intraretina dan subretina. Terdapat peningkatan berbentuk semicircular (mirip dengan bentukan lonceng).1 komplit (fullthickness), biasanya disertai edema, yang
ketebalan retina sesuai dengan distribusi leakage Pada serous retinal detachment dengan dapat membentuk pseudocystoid. Pada tepi biasanya
pada FFA. Daerah edema dapat lokal atau difus.8 pemeriksaan oftalmoskop atau biomikroskop elevasi terdapat cairan subretina dan elevasi minimal. 1,5
Gambar 5. Degenerasi makula terkait dengan usia tipe
retina tampak seperti bubble yang transparan. Pada
atropik.12
PATOLOGI RETINA pemeriksaan FFA, tampak sebagai daerah yang diisi Vitreomacular Traction
Edema Intraretina dengan fluoresin secara perlahan. Pada OCT Vitreomacular Traction Sindrome atau tarikan
tampak kavitas subretina. Retina yang mengalami AMD Eksudatif
Batas lapisan neurosensoris retina bagian vitreomakular (TVM) adalah suatu gambaran yang
elevasi membentuk sudut yang tµmpul dengan RPE. OCT scan yang didapatkan pada degenerasi
dalam dan luar dapat dengan jelas digambarkan serupa dengan macular hole stadium 1. Pada
RPE detachment menunjukkan lepasnya makula terkait usia tipe eksudatif adalah: retina
pada OCT sehingga dapat diukur ketebalannya. pemeriksaan OCT gambaran penebalan hialoid posterior
membran Bruch's. Cairan dari koriokapilaris semakin tebal karena akµmulasi cairan intra atau
Pada penelitian tentang ketebalan makula sentral ini terletak pada area foveal/perifoveal. Penebalan
berkµmpul di subepitel didepan koriokapilaris. Pada subretina, penurunan atau hilangnya depresi fovea,
yang menggunakan 20 mata dari 10 sukarelawan retina biasanya lebih besar dibanding macular hole
gambaran OCT tampak lepasnya RPE dengan terpisahnya neurosensori retina dan RPE (serous,
sehat (menggunakan scan 6 radial per mata) rata- stadium 1 dan penebalan area retina menyebabkan
perdarahan, atau fibrovaskular), kadang menyebabkan
rata ketebalan fóvea adalah 147± 17 µm. Ketebalan membentuk sudut yang tinggi.1 gambaran seperti segi tiga dengan puncak kulminasi
tear pada RPE.
fóvea sentral dianggap tidak normal (jika terdapat yang menunjuk ke arah badan kaca.1,11
edema intraretina) ketika didapatkan ketebalan PATOLOGI VITREORETINA INTERFACE
fóvea sentral lebih dari 185 µm.1,5 Macular Hole Epiretinal Membrane
Macular hole meliputi defek Full-thickness pada Epiretinal Membrane(ERM) adalah abnormalitas
Kista Intraretina retina dan sering terjadi pada sentral makula (fovea) proliferasi sel fibrous pada permukaan retina. Pada
Bentukan bulat, dengan reflektivitas rendah yang berhubungan dengan kelainan permukaan pemeriksaan OCT, ERM diklasifikasi menjadi 2 kategori,
didalam neurosensori retina menggambarkan kista vitreomacular. Pada gambar didapatkan hilangnya yaitu adheren global dan non-adheren parsial.
Non-adheren parsial ERM dapat terlihat jelas
pada OCT , tampak linear, tipis, band reflektif anterior
dari retina dengan disertai daerah yang masih
menempel pada permukaan retina, sehingga tampak
seperti lepasnya permukaan vitreus posterior.
Adheren global ERM tampak pada OCT sebagai
gambaran kontras antara reflektivitas tinggi ERM dan
reflekivitas rendah permukaan anterior dari retina.
Adheren global ERM juga tampak seperti macular
pseudohole, tampak kontur fovea sempit dan dalam.1,5 Gambar 6. Degenerasi makula terkait usia tipe
eksudatif. A. Retina makin tebal dan akumulasi cairan
PATOLOGI KOROIDAL intraretina. B. Pendataran fovea. C. Edema
Gambar 4. Stadium 4 menunjukkan macular hole dengan cairan subretina dan defek kistik pada tepi lubang disertai AMD Non-eksudatif makula sistoid menyebabkan
deposit pigmen kuning pada dasar lubang.5 peningkatan ketebalan sensori retina.12
Degenerasi makula terkait usia tipe kering/dry
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 6, No. 3, Desember 2008 175 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 6, No. 3, Desember 2008 176

Optical Coherence Tomography JOI Optical Coherence Tomography JOI

RPE Detachment mendeteksi adanya glaukoma sebelum terjadi defek Glaukoma mempunyai predileksi untuk inferior merupakan indikator terbaik untuk membedakan
Serous RPE detachmen: tampak sebagai pada lapang pandang dan perubahan saraf optik. terjadinya hilangnya RNFL yaitu pada inferior dan mata normal dengan mata yang terdapat early glaucoma
elevasi fokal dari refleksi RPE diatas ruangan yang Kemampuan OCT yang dapat menggambarkan superior sehingga average RNFL inferior dan sampai moderate glaucoma. Mahdavi et al menyebutkan
bersih. Hemorrhagic RPE detachment: dibedakan struktur RNFL merupakan alat yang handal untuk superior merupakan indikator yang penting. Nilai bahwa ketebalan RNFL superior merupakan indikator
dengan refleksi yang sedang di dekat RPE yang diagnosa dini dan monitoring perjalanan glaukoma. normal rata-rata RNFL superior 142.7 µm; pada early terbaik untuk mendeteksi glaukoma. Perbedaan
terpisah. Darah berada dibawah RPE hanya Tentu saja penting menginterpretasikan hasil OCT glaucoma 104.8µm. Nilai normal rata-rata RNFL pada kedua penelitian ini kemungkinan bisa disebabkan
memantulkan cahaya sedang karena penurunan dengan membandingkan gejala klinis. inferior 138.6µm; pada early glaucoma 103.9 µm. perbedaan karakteristik populasi yang diteliti.
cahaya probe OCT melalui RPE yang terlepas. Analisa OCT yang sering digunakan pada Kuadran plot berguna untuk menilai hilangnya
Fibrovascular RPE detachmen: menunjukkan refleksi glaukoma adalah RNFL thickness analysis, RNFL RNFL lokal, terutama yang ditunjukkan pada Analisa Diskus Optik
sedang saat melalui seluruh ruang sub RPE.
13
map, dan optic nerve head analysis. RNFL analysis kuadran inferior dan superior. Sedangkan sektor plot Analisa Diskus optik berdasarkan scan fast optic
dan RNFL map berdasarkan scan sirkular dari diskus berguna untuk menilai kerusakan fokal, terutama disc. Fast optic disc scan menggunakan 6 garis, 4mm
Choroidal Neovascularization (CNV) optik. Fast RNFL thickness meliputi tiga lingkaran inferior/inferotemporal, dan superior/superotemporal. untuk menangkap data cross sectional pada optic
CNV mempunyai satu dari tiga penampakan scan dengan diameter 3.4 mm mengelilingi diskus Asimetri mata seringkali ditemukan pada nerve head (ONH). Hasil dari analisa merupakan hasil
pada OCT yaitu : fibrovascular RPE detachment, optik dalam 1.92 detik.10 glaukoma. Pada hasil RNFL printout pembacaan baik dari scan tunggal ataupun gabungan dari nerve
well-difined, poorly-defined. Well-defined CNV dititikberatkan pada profil TSNIT dibandingkan head. Lingkaran menunjukkan posisi dari scan yang
mempunyai gambaran penebalan fusiform dari Analisa RNFL dengan membaca angka. Hilangnya RNFL seringkali dievaluasi. Tampilan scan berupa gambaran dengan
reflectiveband yang berhubungan dengan RPE atau RNFL mempunyai reflektivitas tinggi yang lebih mudah dilihat pada grafik TSNIT. Indikator garis kuning. Garis kuning pendek melintasi akhir
lapisan koriokapilaris. Penebalan meluas ke anterior dimulai dari permukaan vitreoretinal. Terdapat 2 RNFL lainnya sering menggambarkan normal atau merupakan titik awal. Garis scan lain adalah biru. Jika
membentuk elevasi dari kontur normal RPE atau macam tipe dasar scanning, yaitu garis dan abnormal. Smax dan Imax berguna untuk melihat diklik pada garis maka data akan ditampilkan.4,10
koriokapilaris. Poorly-defined CNV tampak area lingkaran. Hilangnya RNFL dapat dideteksi sebelum kedataran RNFL (dan kerusakan karena glaukoma), Kualitas gambar sangat penting untuk
difus peningkatan reflektivitas koroid.1,5 adanya kelainan pada hasil perimetri. Glaukoma meskipun rata-rata RNFL masih dalam batas normal. interpretasi ONH. Letak scan harus tepat ditengah
merupakan focal diseas dengan predileksi inferior Rasio yang tercantµm pada tabel dan perbandingan ONH dan mempunyai kekuatan sinyal yang kuat.
RPE Tear dan superior diskus optik dan RNFL. Asimetri antara OU menunjukkan informasi tentang kondisi RNFL, Nilai kekuatan sinyal ditampilkan pada ONH Analysis
RPE tear dapat ditunjukkan pada gambaran kedua mata signifikan dalam mendiagnosa tetapi tidak sensitif atau spesifik seperti pada rata- Report. Scan dengan kekuatan sinyal = 7 adalah
OCT. Area dengan reflektivitas tinggi yang glaukoma. Scan RNFL yang abnormal dapat terjadi rata atau nilai maksimµm kuadran.10 baik, sedangkan scan dengan kekuatan sinyal <5
mengalami elevasi berhubungan dengan lapisan penipisan RNFL yang ditunjukkan pada tabel poin Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak dapat diterima. Keenam scan radial sebaiknya
rangkap dari RPE. Refleksi koroid pada daerah ini RNFL dan juga kuadran serta grafik Temporal ketebalan RNFL pada pasien glaukoma lebih tipis terletak tepat ditengah ONH, untuk menilai tepat
mempunyai bayangan karena penurunan penetrasi Superior Nasal Inferior Temporal (TSNIT).4,10 dibanding mata normal. Terdapat beberapa bukti ditengah, pemeriksa sebaiknya melihat gambaran
dari cahaya probe yang menembus lapisan rangkap yang mendukung bahwa ketebalan RNFL yang fundus yang ditampilkan di layar ataupun di kertas
RPE. Area yang berdampingan dengan koroid Grafik TSNIT diukur memakai OCT dapat membedakan pasien printout. Bila tidak terletak ditengah dapat
mempunyai reflektivitas tinggi disebabkan Scan RNFL thickness menunjukkan 3 lingkaran glaukoma dengan mata normal. Zangwill et al menyebabkan kesalahan dalam mengevaluasi
peningkatan penetrasi dari cahaya probe menembus scan dengan diameter 1.73 mm dengan pusat diskus menyebutkan bahwa ketebalan RNFL pada daerah neuroretinal rim dan dimensi cup.4,10
koroid tanpa didapati RPE.1,5 optik. Untuk mengukur RNFL thickness dari tiga scan
dirata-rata dan hasilnya ditampilkan berupa grafik Semua titik (lingkaran) seharusnya
berdekatan
Secondary Retinal Changes TSNIT terletak di sudut atas kiri pada printout RNFL.
Retinal detachment dan edema intraretina Grafik ini merupakan gambaran linear yang menunjukkan
Vert. Integrated Rim Area
disebabkan adanya CNV. Kedua penampakan nilai dari temporal (T) ke superior (S) pada nasal dan Perkiaraan volume total jaringan RNFL pada daerah
gambaran OCT tidak berbeda dengan yang sudah inferior (I) dan kembali ke temporal (T). rim
dijelaskan pada pembahasan tentang patologi Normal : >0.200
Suspect : 0.100-0.200
retina. Neurosensory detachment pada AMD Tabel 1. Pedoman Average RNFL thickness pada
eksudatif tampak sebagai elevasi pada reflektivitas glaucoma.10
band yang sedang tepat dibawah RPE atau >80 µm Normal
70-79 Borderline glaucoma suspect Disc Area : rata-rata 2.10mm2
koriokapilaris. Edema intraretina dapat dideteksi dan
diukur dengan OCT.1,5 60-69 Early thinning, glaucoma, early
50-59 Moderate thinning, glaucoma, moderate
40-49 Advanced thinning, glaucoma, advance Cup Volume, abnormal >0.250mm3
OCT PADA GLAUKOMA
<30 Advanced thinning, primary retinal disease
Telah ditegaskan bahwa hilangnya RNFL dapat Gambaran fundus, sebaiknya terletak tepat ditengah
RPE / Disc Marker
Gambar 6. Analisa ONH
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 6, No. 3, Desember 2008 177

Optical Coherence Tomography JOI

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dua 6. Sull AC, et al. The Evolution Of Spectral Domain
kunci parameter untuk membedakan mata dengan OCT. In Retina Today. Volume 3. No.3. May/June
glaukoma adalah cup/disc ratio dan vertical 2008.
integrated rim area. Cup/disc ratio adalah kalkulasi 7. Carl Zeiss Meditec AG. Add Depth to Your
dari area cup (area yang terletak didalam garis hijau) Diagnosis : Direct Cross Sectional Imaging. Carl
dan area diskus (area yang terletak didalam garis Zeiss Meditec Inc. USA. 2006
merah). 8. Huang D, et al. Retinal Imaging. Chapter 3 In:
Optical Coherence Tomography. Mosby Elsevier
Inc. Philadelphia. 2006.
9. Rashed H, Izatt J, Toth C. Optical Coherence
DAFTAR PUSTAKA Tomography of the retina. Optic and Photonic
1. Brancato R, Lumbroso B. Guide to Optical News. April 2002. 48-51.
Coherence Tomography Interpretation. I.N.C 10. Bressler MN, Ahmed JK. The Stratus OCT
Innovation-News-Communication. Italy. 2004. st
Primer: Essensial OCT. 1 edition. Carl Zeiss
2. Saxena S, Meredith TA. Optical Coherence Meditec Inc. Germany. 2006.
Tomography in Retinal diseases. 1st edition. 11. Sulkes DJ, Ip M, Baumal CR, et.al. Spontaneous
Jaypee Brothers Medical publisher. New Delhi. resolution of vitreomacular traction documented
2006. by optical coherence tomography. Arch
3. Elliot D, Scott UI. Maximizing OCT Scan; How to Ophthalmol 118:286-287,2000.
Avoid Common Pitfalls with Time Domain OCT. 12. Singh R, Jagger RD, Alfaro DV, et a. The use of
In Retina Today. Volume 3. No 3. May/June Optical Coherence Tomography in the diagnosis
2008. and assesment of AMD. In : Age Related
4. Susanna R, Medeiros AF. The Optic Nerve in Macular Degeneration . Lippincot William and
Glaucoma. Chapter II In : Optical Coherence Wilkins. Philadelphia. 2006. p 120-9.
Tomography. 2nd edition. Cullura Medica. Brazil. 13. Ip M, Szwartz J, Puliafito CA. Optical Coherence
2006. Tomography. Chapter 10 in Age-Related
5. Parul S, et al. Step by Step : Optical Coherence Macular Dengeneration (ed.) Berger JW, Fine
Tomography.1 st edition. Jaypee Brothers SL, Maguire MG. pp. 179-205. Mosby, St. Louis
Medical publisher. New Delhi. 2006. Pp 1-9. MO 1999.

Anda mungkin juga menyukai