Anda di halaman 1dari 6

E.

Kedudukan Ilmu, Filsafat, dan Agama

llmu, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan
terkait karena ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaga
utama yang berada di dalam diri manusia. ”liga alat dan tenaga utama manusia adalah akal pikir,
rasa, dan keyakinan, sehingga dengan ketiga hal tersebut manusia dapat mencapai kebahagiaan bagi
dirinya.19

Ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat akal pikiran manusia. Juga, agama dapat
bergerak dan berkembang berkat adanya keyakinan. Akan tetapi, ketiga alat dan tenaga utama
tersebut tidak dapat berhubungan dengan ilmu, filsafat, dan agama apabila tidak didorong dan
dijalankan oleh kemauan manusia yang merupakan tenaga tersendiri yang terdapat dalam diri
manusia.

Dikatakan reflektif, karena ilmu, filsafat, dan agama baru dapat dirasakan (diketahui)
faedahnya/manfaatnya dalam kehiduPan mamie

F. Beberapa Kegunaan Mempelajari Filsafat

a. Dengan belajar lilsafat diharapkan akan dapat menambah ilmu

pengetahuan, karena dengan bertambahnya ilmu pengetahuan akan bertambah pula cakrawala
pemikiran, cakrawala pandang

yang semakin luas. Hal itu dapat membantu penyelesaian masalah yang selalu kita hadapi dengan
cara yang lebih bijaksana.

Dasar semua tindakan adalah ide. Sesungguhnya filsafat di dalamnya memuat ide-ide yang
fundamental. Ide-ide itulah yang akan membawa manusia ke arah suatu kemampuan untuk
merentang kesadarannya dalam segala tindakannya, sehingga manusia akan dapat lebih hidup, lebih
tanggap (peka) terhadap diri dan lingkungannya, lebih sadar terhadap hak dan kewajibannya.

Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kita semakin ditantang dengan
memberikan alternatifnya. Di satu sisi kita berhadapan dengan kemajuan teknologi beserta dampak
negatifnya, perubahan demikian cepatnya, pergeseran tata nilai, dan akhirnya kita akan semakin
jauh dari tata nilai dan moral. Di sisi lainnya, apabila kita tidak berani menghadapi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, akhirnya kita akan menjadi manusia "terbelakang". Untuk itu kita
berusaha untuk mengejar kemajuan tersebut dengan segala upaya. Dengan semakin jauhnya kita
dengan tata nilai dan moral, akibatnya banyak ilmuwan kehilangan bobot kebijaksanaannya. Dengan
demikian, apa yang dihasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi bersamaan itu pula manusia
kehilangan pendirian dan dihantui kebingungan dan keraguan (skeptis). Tinggal menunggu
malapetaka datang menghancurkan kehidupan manusia.

Kegunaan filsafat ini sering muncul bagi para pemula belajar filsafat. Masalah tersebut harus
dituntaskan. Selagi masalah tersebut masih berada dalam diri seorang yang sedang belajar filsafat,
maka orang tersebut akan selalu mendapatkan keraguan terhadap filsafat. Apakah filsafat
bermanfaat bagi saya?

Filsafat berguna bagi manusia apabila filsafat tersebut memperlihatkan kemajuan yang positif bagi
kehidupan manusia.

G. Metode-metode Filsafat

Bagaimana Seorang Filosof Bekerja?

Para ahli pikir (filosof) dalam melaksanakan pekerjaannya tidak berbeda dengan cara bekerjanya
sebuah pabrik. Bekerjanya seorang ahli pikir (filosof) adalah berpikir, yaitu mengadakan kegiatan
kefilsafatan, sedangkan bekerjanya sebuah pabrik menghasilkan proses produksi.

Kegiatan berpikir atau kegiatan kefilsafatan sesungguhnya berupa ”perenungan”. Perenungan


tersebut untuk menyusun suatu bagan yang konsepsional, tidak boleh memuat pemyataan-
pernyataan yang sifatnya kontradiktif, hubungan bagian yang satu dengan yang lainnya harus logis,
dan harus mampu memberi penjelasan tentang pandangan dunia. Dengan kata lain, kegiatan
kefilsafatan berarti bagaimana seorang ahli pikir memulai bekerja -proses bekerjanya -' sampai pada
suatu kesimpulan. Sebagai perangkat berpikir adalah analisis dan sintesis. Dalam menganalisis dan
mensintesis para ahli pikir menggunakan alat pemikiran berupa logika, deduksi, analogi, dan
komparasi. '

Analisis Pengertian analisis dalam kegiatan filsafat adalah rincian istilahistilah atau pernyataan-
pernyataan dalam bagian-bagiannya sehingga

kita dapat melakukan pemeriksaan atas makna yang terkandung. Sebagai contoh adalah perkataan
"nyata" di bawah ini.

Apakah sebuah meja itu sesuatu yang nyata?

Apakah impian itu sesuatu yang nyata?


Maksud analisis adalah melakukan pemeriksaan secara konsepsional terhadap makna dan istilah
yang kita pergunakan dalam pernyataan

yang kita buat. Dengan analisis, kita akan memperoleh makna yang baru, dan menguji istilah-istilah
dengan berbagai contoh.

Sintesis

Sintesis sebagai upaya mencari kesatuan di dalam keragaman. Maksudnya, mengumpulkan suatu
pengetahuan yang dapat diperoleh. Karena dalam menyusun sistem pemikiran seorang ahli pikir
(hlosof) mendasarkan pikirannya pada sejumlah besar bahan yang dicari. lebih banyak keterangan
yang diperoleh, hasilnya akan lebih baik dan lebih akurat.

Logika adalah ilmu pengetahuan tentang penyimpulan yang lurus serta menguraikan tentang aturan-
aturan/cara-cara untuk mencapai kesimpulan dari premis-premis.

(Logika) induksi membicarakan penarikan kesimpulan bukan dari pernyataan yang umum, melainkan
dari pernyataan yang khusus. Kesimpulannya bersifat probabilitas berdasarkan atas pernyataan yang

telah diajukan.

(Logika) deduksi membicarakan cara untuk mencapai suatu kesimpulan dengan terlebih dahulu
mengajukan pernyataan mengenai semua/ sejumlah di antara suatu kelompok barang tertentu

Analogi dan komparasi merupakan upaya untuk mencapai suatu kesimpulan dengan menggantikan
dengan apa yang kita coba untuk

membuktikannya dengan sesuatu yang serupa dengan hal tersebut. Menyimpulkan kembali apa
yang mengawali penalaran kita.

Dalam bidang Elsafat terdapat beberapa metode. Metode berasal dari kata meta-kode:, artinya
menuju, melalui cara, jalan. Metode sering diartikan sebagai jalan berpikir dalam bidang keilmuan.
Metode dalam bidang filsafat adalah sebagai berikut.

a. Metode Kritis, yaitu dengan menganalisis istilah dan pendapat, dengan mengajukan pertanyaan
secara terus-menerus sampai hakikat yang ditanyakan.
b. Metode intuitif; yaitu dengan melakukan introspeksi intuitif, dengan memakai simbol-simbol.

c. Metode analisis abstraksi, yaitu dengan jalan memisah-misahkan atau menganalisis di dalam
angan-angan (di dalam pikiran) hingga sampai pada hakikat (ditemukan jawaban).

H. Sejarah Kelahiran Filsafat

Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban Kuno
(masa Yunani).

Pada tahun 2000 SM bangsa Babylon yang hidup di lembah Sungai Nil (Mesir) dan Sungai Efrat, telah
mengenal alat pengukur berat, tabel bilangan bapangkat, tabel perkalian dengan menggunakan
sepuluh jari.

Piramida yang merupakan salah satu keajaiban dunia itu, yang ternyata pembuatannya menerapkan
geometri dan matematika, menunjukkan cara berpikirnya sudah tinggi. Selain itu, mereka pun sudah
dapat mengadakan kegiatan pengamatan benda-benda langit, baik

bintang, bulan, matahari sehingga dapat meramalkan gerhana baik gerhana bulan maupun gerhana
matahari. Ternyata ilmu yang mereka pakai dewasa ini disebut astronomi.

Di India dan Cina waktu itu telah ditemukan cara pembuatan kertas dan kompas (sebagai penunjuk
arah).

1. Masa Yunani

Yunani terletak di Asia Kecil. Kehidupan penduduknya sebagai nelayan dan pedagang, sebab
sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pantai, sehingga mereka dapat menguasai jalur
perdagangan di Laut Tengah.

Kebiasaan mereka hidup di alam bebas sebagai nelayan itulah mewarnai kepercayaan yang
dianutnya, yaitu berdasarkan kekuatan alam sehingga beranggapan bahwa hubungan manusia
dengan Sang Maha Pencipta bersifat formalitas. Artinya, kedudukan Tuhan terpisah

dengan kehidupan manusia.


Kepercayaan, yang bersifat formalitas (natural religion) tidak memberikan kebebasan kepada
manusia, ini ditentang oleh HomerusZZ dengan dua buah karyanya yang terkenal, yaitu Ilias dan
Odyseus. Kedua karya Homerus itu memuat nilai-nilai yang tinggi dan bersifat edukatif. Sedemikian
besar peranan karya Homeros, sama kedudukannya seperti wayang purwa di Jawa. Akibatnya
masyarakat lebih kritis lan rasional.

Pada abad ke-6 SM, bermunculan para pemikir yang kepercaIaannya bersifat rasional (cultural
religion) menimbulkan pergeseran.

Tuhan tidak lagi terpisah dengan manusia, melainkan justru menyatu dengan kehidupan manusia.
Sistem kepercayaan yang natural religious berubah menjadi sistem cultural religious.

Dalam sistem kepercayaan natural religious ini manusia terikat oleh tradisionalisme. Sedangkan
dalam sistem kepercayaan kultural religius ini memungkinkan manusia mengembangkan potensi dan
budayanya dengan bebas, sekaligus dapat mengembangkan pemikiran. nya untuk menghadapi dan
memecahkan berbagai misteri kehidupan/ alam dengan akal pikiran.

Ahli pikir pertama kali yang muncul adalah Thales (i 625 545 SM) yang berhasil mengembangkan
geometri dan matematika; Liokippos dan Democritos mengembangkan teori materi; Hipocrates
mengembangkan ilmu kedokteran, Euclid mengembangkan geometri deduktif; Socrates
mengembangkan teori tentang moral; Plato mengembangkan teori tentang ide; Aristoteles
mengembangkan teori' yang menyangkut dunia dan benda dan berhasil mengumpulkan data 500
jenis binatang (ilmu biologi). Suatu keberhasilan yang luar biasa dari Aristoteles adalah menemukan
sistem pengaturan pemikiran (logika formal) yang sampai sekarang masih dikenal.

Para ahli pikir Yunani Kuno ini mencoba membuat konsep tentang asal mula alam walaupun
sebelumnya sudah ada tentang konsep tersebut. Akan tetapi, konsepnya bersifat mitos yaitu mite
kosmogonis (tentang asal usul alam semesta) dan mite kosmologis (tentang asal usul serta sifat
kejadian-kejadian dalam alam semesta) sehingga konsep mereka sebagai mencari arche (asal mula)
alam semesta. Hal itu disebutnya sebagai filosof alam.

Karena arah pemikiran filsafatnya pada alam semesta, coral pemikirannya disebut kosmosentris.
Sementara itu, para ahli pikir seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles yang hidup pada masa yunani
Klasik arah pemikirannya pada manusia, maka corak pemikiran filsafatnya disebut antroposentris.
Hal ini disebabkan arah pemikiran

para ahli pikir Yunani Klasik tersebut memasukkan manusia sebagai subjek yang harus bertanggung
jawab terhadap segala tindakannya…

2. Masa Abad Pertengahan


Masa ini diawali dengan lahirnya filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan filsafat Yunani yang
dipengaruhi oleh kepercayaan, maka iiisafat atau pemikiran pada abad pertengahan pun
dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran filsafat abad pertengahan didominasi oleh
agama. Pemecahan semua persoalan selalu didasarkan atas dogma agama, sehingga corak pemikiran
kefilsafatannya bersifat teosentris.

Baru pada abad ke-6 Masehi, setelah mendapatkan dukungan dari Karel Agung,23 maka didirikanlah
sekolah-sekolah yang memberi pelajaran gramatika, dialektika, geometri, aritmatika, astronomi, dan
musik. Keadaan yang demikian akan mendorong perkembangan pemikiran filsafat pada abad ke-13
yang ditandai berdirinya universitasuniversitas dan ordo-ordo. Dalam ordo-ordo inilah mereka meng

abdikan dirinya untuk kemajuan ilmu dan agama, seperti Anselmus (1033-1109), Abaelardus (1079-
1143), Thomas Aquinas (1225-1274).

Di kalangan para ahli pikir Islam (periode filsafat Skolastik Islam) muncul: Al-Kindi, AI-Farabi, Ibnu
Sina, Al-Gazali, Ibnu Bajah, lbnu Tufail, Ibnu Rusyd. Periode Skolastik Islam ini berlangsung tahun
850-1200. Pada masa itulah kejayaan Islam berlangsung dan ilmu pengetahuan berkembang dengan
pesat. Akan tetapi, setelah jatuhnya

kerajaan Islam di Granada di Spanyol tahun 1492 mulailah kekuasaan politik Barat menjarah ke
Timur.“ Suatu prestasi yang paling besar dalam kegiatan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang
filsafat Di sini mereka merupakan mata rantai yang mentransfer filsafat Yunani, sebagaimana yang
dilakukan oleh sarjana-sarjana Islam di Timur terhadap Eropa dengan menambah pikiran-pikiran
lslam sendiri. Para filosof lslam sendiri sebagian menganggap bahwa filsafat Aristoteles benar, Plato
dan Alquran benar. Mereka mengadakan perpaduan dan sinkretisme antara agama dan filsafat.
Kemudian pikiran-pikiran ini masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan lslam yang paling besar,
yang besar pengaruhnya terhadap ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat terutama dalam bidang
teologi dan ilmu pengetahuan-alam.” Peralihan dari abad pertengahan ke abad modern dalam
sejarah filsafat disebut sebagai masa peralihan (masa transisi). yaitu munculnya Renaissance dan
Humanisme, yang berlangsung pada abad 15-16. Munculnya Renaissance dan Humanisme inilah
yang mengawali masa abad modern. Mulai zaman modern inilah peranan ilmu alam kodrat sangat
menonjol sehingga akibatnya pemikiran filsafat semakin dianggap sebagai pelayan teologi, yaitu
sebagai suatu sarana untuk menetapkan kebenaran-kebenaran mengenai Tuhan yang dapat dicapai
oleh akal manusia.26

Anda mungkin juga menyukai