Anda di halaman 1dari 11

SOAL NEURO CEREBRO

1. Hendro 10 th mengalami lepuh-lepuh kemerahan hampir di seluruh tubuhnya sejak 5 jam


yang lalu. Ia merupakan pasien rawat inap karena menderita epilepsy. Obat epilepsy yang
beresiko tinggi menyebabkan keadaan tersebut adalah?
a. Karbamazepin
b. Asam valproate
c. Fenitoin
d. Fenobarbital
e. Etosuksimid
Pembahasan :
Diagnosa kasus : SJS
Obat Epilepsi yang memiliki efek samping SJS adalah Karbamazepin.
Selain Karbamazepin, Paracetamol dan Gabapentin juga sering menyebabkan SJS.
2. Wanita 35 tahun mengeluhkan kedua tungkai bawah terasa lemah dan baal sejak 1
minggu terakhir. Keluhan bermula dari tungkai bawah lalu menyebar keatas. Riwayat
diare ± 3 minggu yang lalu. Pemeriksaan refleks fisiologis menurun, refleks patologis
negative, kekuatan motorik3/3. Pemeriksaan penunjang yang mungkin anda lakukan ?
a. CT-Scan dengan kontras
b. MRI dengan kontras
c. EEG
d. Elektromiografi dan punksi lumbal
e. Rontgen AP lateral
Pembahasan :
Diagnosa kasus :
GBS (Gullain Bare Syndrome) → khas : lemah/lumpuh dari bawah ke atas (ascending
paralysis), bilateral, ada riwayat Diare / ISPA.
Px. Penunjang → lumbal punksi (untuk mencari sumber infeksi), Elektromiografi (EMG)
: untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot dengan cara merekam aktivitas listrik yang
dihasilkan oleh otot.
3. Pria 46 tahun, datang ke UGD RS CMC diantar oleh istrinya. Dari anamnesis didapatkan
kelemahan tungkai bawah kanan dan kiri lalu meluas ke atas. Riwayat 2 minggu lalu
batuk pilek. Pada pemeriksaan kekuatan motorik tungkai 2/2, refleks fisiologis menurun,
refleks patologis (-). Komplikasi yang ditakutkan dari penyakit adalah?
a. Hemiparesis
b. Hemiplegia
c. Tetraparesis
d. Tetraplegia
e. Kelumpuhan otot diafragma
Pembahasan :
Diagnosa Kasus :
GBS (Gullain Bare Syndrome) → khas : lemah/lumpuh dari bawah ke atas (ascending
paralysis), bilateral, ada riwayat Diare / ISPA.
Komplikasi berbahaya pada kasus ini ialah apabila kelumpuhan sudah sampai di otot
diafragma → resiko henti nafas. (perlu dilakukan pemasangan ventilator mekanik).
4. Pria 30 tahun, berobat ke poli saraf karena kedua kelopak matanya sulit dibuka sejak 1
bulan. Tidak ada keluhan nyeri atau penurunan visus. Keluhan bisa hilang timbul
terutama saat kelelahan. Pada pemeriksaan kekuatan motorik 5/5. Kemungkinan
pathogenesis penyakit tersebut?
a. Paralisis akut N.VII perifer unilateral
b. Demielinisasi saraf perifer
c. Autoantibodi terhadap reseptor asetilkolin di NMJ
d. Destruksi neuron di kornu anterior medulla spinalis
e. Herniasi diskus intervetebralis
Pembahasan :
 A : Paralisis akut N. VII perifer unilateral → Bell’s Palsy
 B : Demielinisasi saraf perifer → GBS (Gullain Barre Syndrom)
 C : Autoantibodi terhadap resptor asetilkolin di NMJ → Miastenia Gravis
Miastenia Gravis → kelemahan terutama di otot kecil (levator palpebral →
ptosis di sore hari ketika lelah).
Px Penunjang :
- Wartenberg test : minta os melihat objek di atas mata → lelah sehingga
ptosis
- Tes Pita Suara : menghitung 1-100 → lama-lama suara melemah
- Fistogtigmin test
- Tensilon test
 D : Destruksi neuron di kornu anterior medulla spinalis → Poliomielitis
 E : Herniasi Diskus Intervertebralis → HNP
5. Welly 4 tahun, datang bersama ibunya ke Puskesmas dengan keluhan tidak bisa berjalan.
Dari anamnesis didapatkan riwayat 2 minggu sebelumnya demam, batuk, pilek. Setelah
penyakit sembuh, pasien tiba-tiba kesulitan berjalan hingga saat ini tidak bisa berjalan.
Pemeriksaan fisik didapatkan kekuatan motorik kaki kiri 5, kaki kanan 3, refleks
fisiologis kaki kiri normal, kaki kanan menurun. Pemeriksaan sensoris normal. Diagnosis
yang tepat?
a. Akut flaccid paralisis
b. Poliomyelitis
c. Guillaine-bare syndrome
d. Sindrom cauda equine
e. Sindrom conus medularis
Pembahasan :
 Poliomielitis : infeksi virus polio (fekal-oral)
 Gejala : demam yang diikuti oleh kelemahan otot akut yang berat, umumnya
ASIMETRIS (monoplegia)
(kelemahan sama seperti GBS dari bawah keatas bedanya poliomyelitis
UNILATERAL, GBS BILATERAL)
 Tidak dapat diobati (tidak ada tatalaksana definitif), yang penting ialah
pencegahan (vaksinansi 0,2,3,4).
 Acut Flaccid Paralisis : merupakan salah satu KIPI dari imunisasi polio (jarang
terjadi)
 Gullaine-barre syndrome : KHAS : lemah/lumpuh dari bawah ke atas (ascending
paralysis), bilateral, ada riwayat Diare / ISPA.
 Sindrom cauda equine : HNP versi berat
6. Pria 43 tahun datang dengan penurunan kesadaran sejak 5 jam lalu. 1 minggu terakhir
pasien sulit makan dan berkomunikasi. Pasien memiliki riwayat batuk yang tidak kunjung
sembuh sejak 4 bulan. Pada pemeriksaan didapatkan demam (+), kaku kuduk (+),
Babinski (+). Tidak lama setelah diperiksa, pasien mengalami kejang. Kemungkinan
diagnosis pasien?
a. Meningitis viral
b. Meningitis TB
c. Ensefalitis
d. Mengioensefalitis TB
e. Epilepsy
Pembahasan :
TRIAS :
Meningitis : kaku kuduk, demam, nyeri kepala
Meningoensefalitis
Ensefalitis : p↓ kesadaran, kejang, demam
7. Pria 30 tahun, dibawa pacarnya ke UGD karena tidak sadarkan diri sejak 6 jam yang lalu.
Pasien merupakan pengguna narkoba jenis suntik 8 tahun belakangan. Dua minggu lalu
pasien sering mengeluhkan sakit kepala, pusing, mual, muntah dan pandangan menurun.
Pada pemeriksaan didapatkan GCS 9, hemiparesis sinistra, paresis N. VII, LCS jernih.
Gambaran MRI didapatkan multiple ring enhance lesion. Diagnosis pasien adalah?
a. Malaria tropika
b. Sistiserkosis selulosa
c. Amebic brain abses
d. Ensefalitis toxoplasma
e. Granulomatous amebic encephalitis
Pembahasan :
Toxoplasmosis → infeksi oportunistik dari HIV, dapat dicegah dengan kotrimoksazol.
Gejala → trias meningitis + ensefaliti, focal weakness, hemiparesis (massa menyebabkan
kelemahan anggota gerak sebelah).
Px. Penunjang :
CT Scan (Ring Enhanced Lession) :
1. Multiple : Toxoplasmosis (jika pada kasus bercerita tentang HIV), Sistiserkosis
selulosa → infeksi cacing pita yang masuk ke otak (jika pada kasus cerita tentang
memakan daging)
2. Tunggal : abses serebri
8. Wanita 40 th, merasakan nyeri pada pinggang. Ia adalah seorang buruh di suatu
perusahaan. Saat dilakukan pemeriksaan rontgen didapatkan peradangan pada sendi
pangkal paha. Klasifikasi nyeri yang dialami oleh pasien?
a. Colic pain
b. Ischemic pain
c. Neurogenic pain
d. Severe pain
e. Reffered pain
Pembahasan :
 Colic pain : nyeri pada organ berongga (cth : ileus, appendicitis)
 Ischemic pain : nyeri karerna suatu jaringan iskemik akibat terjepit pembuluh
darahnya (cth : angina)
 Neurogenic pain : nyeri saraf yang tidak menjalar → disebabkan karena ada
gangguan di saraf (cth : PHN, herpes zoster)
 Severe pain (bukan klasifikasi dari nyeri) : nyeri berat (cth : fraktur)
 Reffered pain : nyeri alih (pada kasus pasien merasakan nyeri di pinggang, sementara
pada foto rontgen didapatkan peradangan pada sendi di pangkal paha)
9. Pria 60 tahun, datang ke dokter dengan keluhan tangan sering tremor sejak 6 bulan
terakhir. Pasien juga kesulitan untuk memakai pakaian sendiri. Riwayat hipertensi,
diabetes dan trauma disangkal. Tatalaksana yang tepat?
a. Night splind
b. Agonis dopamine
c. Piridostigmin
d. Citicoline
e. Diazepam
Pembahasan :
Diagnosa kasus : Parkinson Disease (degenerasi neuron dopaminergik di substansia
nigra/hitam & subs. Ganglia basalis/bergaris → defisiensi dopamine) pada usia tua
Perbedaan dengan sindrom Parkinson → disebabkan karena obat-obatan antipsikotik
(haloperidol).
Tanda : TRAP (Tremor, Rigiditas, Akinesia, Postural Imbalance), Cog Wheel
Phenomenone.
Terapi : agonis dopamine (levodopa, THP)
10. Bayi usia 5 hari mengalami kelainan pada tulang punggungnya. Pada pemeriksaan
ditemukan benjolan sebesar bola tenis pada vertebra region L2-L4. Benjolan masih
tertutup oleh kulit dan disertai dengan shifting dullnes (+). Jenis kelainan yang dialami
ialah?
a. Spina bifida occulta
b. Meningokel
c. Melomeningokel
d. Mieloskisis
e. Hemangioma
Pembahasan :
 Meningokel : shifting dullness (+) : seperti ada air (tidak ada jaringan saraf pada
benjolan)
 Melomeningokel (terdapat jaringan saraf di benjolan)
11. Tn. M 30 tahun, mengeluhkan nyeri kepala sebelah kanan sejak seharian ini. Nyeri kepala
terasa berdenyut disertai menjalar ke tengkuk. Nyeri kepala juga disertai mual dan
muntah sehingga mengganggu pekerjaan pasien. Fotofobia dan fonofobia (+). Sebelum
nyeri kepala muncul pasien terus menerus melihat bintik cahaya. Tanda vital DBN.
Diagnosis yang tepat?
a. Tension type headache (TTH)
b. Migrain basiller
c. Classic migraine
d. Common migraine
e. Stroke ringan
Pembahasan :
Migrain : nyeri unilateral, berdenyut, lokasi frontotemporal & ocular.
Klasifikasi :
1. WITH Aura (classic migraine)
2. WITHOUT Aura (common migraine)
AURA : kilatan cahaya, pelangi, bitnik-bintik hitam, mendengar suara tidak ada
sumbernya, nyeri ditusuk-tusuk tidak jelas sebabnya, visus ↓ (SEBELUM NYERI
KEPALA).
12. Ny. A 60 tahun, datang ke UGD RS CMC dengan keluhan tidak bisa bicara sejak 3 jam
yang lalu. Pasien tidak bisa berbicara dan tidak bisa mengerti. Pada saat diperiksa dokter,
tubuh pasien sebelah kiri kurang aktif. TD 180/120 mmHg, N 100x/mnt, RR 18x/mnt, T
37oC. sesekali pasien dapat mengulang kata yang diucapkan oleh dokter saat
pemeriksaan. Diagnosis penyakit yang dialami pasien?
a. Afasia motoric
b. Afasia motor transkortikal
c. Afasia global
d. Afasia mix transkortikal
e. Afasia konduksi
Pembahasan :
Transkortikal : mampu melakukan pengulangan (repetisi)
Bukan Transkortikal : tidak mampu mengulang
Kerusakan Motorik (BROCA) : sulit bicara
Kerusakan Sensorik (WERNICK) : sulit memahami
13. Tn. N 42 tahun, merupakan korban pemukulan oleh seseorang yang tidak dikenal. Istri
korban mengatakan bahwa Tn. N dipukul kayu pada bagian kepalanya. Pada pemeriksaan
didapatkan pasien membuka mata dengan perintah, berbicara mengacau disertai
disorientasi dan menarik tangannya ketika dicubit. Pada pemeriksaan CT-Scan kepala
didapatkan gambaran hiperdens konkaf. Bagaimanakah hasil GCS dan lokasi
kelainannya?
a. GCS 10 dan a. meningea media
b. GCS 10 dan bridging vein
c. GCS 11 dan a. meningea media
d. GCS 11 dan bridging vein
e. GCS 12 dan bridging vein
Pembahasan :
Diagnosis Kasus : SDH

SDH → robeknya vena (bridging vein)


 p↓ kesadaran berjalan lambat
 CT-Scan : hiperdens konkaf (bulan sabit/crescent)
 Lebih berbahaya dari EDH
 Tatalaksana : intubasi, oksigenasi adekuat, sedative (kalo TIK meningkat), mannitol
(jika ada herniasi), Fenitoin (mencegah kejang)
EDH → robeknya a.meningea media
 Interval lucid
 VT-Scan : hiperdens konvejs
 Tatalaksana : intubasi, elevasi kepala, mannitol, hiperventilasi (bila TIK tidak
terkontrol), fenitoin (mencegah kejang)
14. Pasien laki-laki 9 tahun, datang bersama ayahnya dengan keluhan sering bengong sejak 5
bulan terakhir. Pasien tidak merespon saat ditegur dan gejala tumbul hanya beberapa
detik saja. Keadaan tersebut membuat para guru disekolahnya khawatir. Diagnosis dan
tatalaksana yang tepat?
a. Epilepsy partial kompleks dan etosuksimid
b. Epilepsy partial kompleks dan asam valproat
c. Epilepsy absence dan etosuksimid
d. Epilepsy absence dan asam valproat
e. Epilepsy lena dan etosuksimid + asam valproate
Pembahasan :
Epilepsi :
 Bangkitan kejang < 30 menit
 Ada perbaikan kesadaran diantara 2 kejang
 Tidak didahului demam
Klasifikasi Epilepsi :
PARSIAL : Sebagian tubuh (kejang fokal, berasal dari bagian di korteks serebri.
Mengenai 1 hemisfer)
 Simplek (sederhana) : sadar, dapat berupa gejala sensoris, motoris, otonom, psikis.
Diawali adversi kepala, aura (-)
 Kompleks : kesadaran ↓, automatisme, kebingungan pasca bangkitan.
 Secondary Generalisata : awalnya kejang parsial → berlanjut menjadi kejang
umum/general, (+) p↓ kesadaran
GENERAL : Seluruh tubuh, (+) p↓ kesadaran
 Absens/Petit mal/lena : bengong mendadak (detik), automatisme (+/-), bingung,
mengecap-ngecap, dapat kembai beraktivitas
 Mioklonik : sadar, kedutan motorik aritmik (kedutan otot → tiba-tiba melempar
barang), sebentar
 Klonik :kedutan ritmik, teratur, lebih lama.
 Tonik : kaku otot, rigid, dapat fleksi/ekstensi
 Tonik-klonik / grand mal : awal kaku → kelonjotan, mulut berbuih
 Atonik : hilangnya postur tubuh tiba-tiba
Tatalaksana :
Bangkitan/ Kejang : Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB (dihabiskan ± 5 menit)
Rumatan :
 Parsial : 1st Carbamazepin 400 mg-2gr
2nd As.Valproat 750 mg-4gr
 General : 1st As.Valproat 750 mg-4gr
2nd Carbamazepin 400 mg-2gr
 Absans : Ektosuksimide (tetapi karna di Indonesia Ektosuksimide tidak
ada maka diganti dengan Asam Valproat).
15. Perempuan 15 tahun, tiba-tiba kejang saat dilakukan pemeriksaan di UGD. Diketahui
bahwa pasien adalah pengidap epilepsi namun tidak minum obat teratur karena sering
diejek temannya. Anda sebagai dokter jaga UGD, tatalaksana yang anda berikan?
a. Fenitoin IM
b. Fenitoin IV
c. Diazepam IV
d. Diazepam supp
e. Haloperidol IM
Pembahasan :
Tatalaksana pada epilepsy ketika bangkitan atau kejang ialah :
Bangkitan/ Kejang : Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB (dihabiskan ± 5 menit)
Diazepan supp → anak < 6 tahun dan biasa dipakai dirumah, tidak di IGD.
16. Wanita 40 tahun datang ke poli saraf dengan keluhan wajah sebelah kiri terasa seperti
tersetrum sejak beberapa hari terakhir. Keluhan dirasakan saat makan, berkumur dan
menyikat gigi. Pemeriksaan TTV DBN. Pemeriksaan saraf didapatkan alodinia wajah
sebelah kiri. Tatalaksana yang tepat?
a. Ibuprofen
b. Paracetamol
c. Piroxicam
d. Meloxicam
e. Carbamazepine
Pembahasan :
Diagnosa kasus : Neuralgia Trigeminal → nyeri seperti tersetrum di daerah persarafan
trigeminal
Khas : alodinia (nyeri abnormal yang disebabkan oleh stimulus yang biasanya tidak
menimbulkan nyeri).
Tatalaksana :
1st Karbamazepin 200mg/hari
2nd Amitriptilin 25mg/hari
Gabapentin

17. Tn. S 39 tahun, datang ke poli saraf mengeluhkan tangan kanannya sering terasa
kesemutan, nyeri dan mati rasa. Hasil pemeriksaan tanda vital DBN. Ia merupakan
seorang professional dalam bidang pembuatan cerutu. Kemungkinan diagnosis pasien?
a. Tarsal tunnel sindrom
b. Carpal tunnel sindrom
c. Komplikasi DM tipe 2
d. Lesi N. radialis
e. Lesi N. ulnaris
Pembahasan :
CTS → Kompresi N. medianus di terowongan carpal
Faktor Resiko : Aktivitas tangan, terlebih tangan yang sering melekuk.
MF : nyeri pergelangan tangan, kebas, kesemutan, terbakar, kesetrum terutama di jari I-
III
 Tarsal Tunnel Syndrome : N. tibilais posterior, tidak bisa plantar fleksi
 Lesi N. radialis : ‘Wrist drop’
 Lesi N. ulnaris : ‘claw hand’
 Lesi N. Ulna + N. median : ‘ape hand’ (tangan kera)
18. Prabowo 40 tahun, terjatuh sewaktu menunggang kuda putih miliknya. Ia sadar, dapat
berjalan, dapat berbicara, tetapi pada pemeriksaan otot bahu dan lengan kiri (M. deltoid,
M. biceps, M. triceps) lumpuh tipe LMN, sikap lengan terjulai tak bergerak dengan posisi
pronasi, jari tangan bisa bergerak normal. Tidak ada gangguan BAB dan BAK. Keadaan
yang dilami oleh Prabowo?
a. Erb palsy
b. Klumpke palsy
c. Cidera N. radialis
d. Cidera N. tibialis posterior
e. Cidera N. peroneus
Pembahasan :
 Erb Palsu (C5-C6) : kelumpuhan pada 1 ekstremitas atas yang disebabkan lesi
pada pleksus brakialis superior. KHAS : waiter hand tip → seperti meminta uang
(endorotasi, pronasi), jari-jari masih normal/bisa menggenggam
 Klumpke Palsy (C8-T1): Cedera pleksus brakialis inferior, jari-jari abnormal/
tidak dapat menggenggam, hipostesi ekstensor (+) → ada bagian-bagian yang tidak
dapat merasa

Anda mungkin juga menyukai