DISUSUN OLEH :
NIM : 061940111889
KELAS : 5 PJJ B
DOSEN PEMBIMBING
PALEMBANG
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal. Untuk itu, saya ucapkan
terima kasih banyak diucapkan kepada dosen pengajar mata kuliah Laboratorium
Konstruksi Kerja Baja yang telah banyak membantu, mebagikan ilmu dan
membimbing, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Serta saya berharap agar pembaca dapat mengkoreksi laporan yang telah
saya susun ini baik itu saran maupun kritik.
Akhir kata saya berharap semoga laporan yang telah saya susun dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis,
R M Alif Hidayat
NIM : 061940111889
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah..................................................................................................................2
Tujuan dan Manfaat...............................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................3
Definisi Umum Las................................................................................................................3
Sejarah Pengelasan.................................................................................................................3
Proses Pengelasan 4
Jenis-jenis Pengelasan............................................................................................................4
Las Listrik 4
Las Oxy Asetilin 12
BAB III KESELAMATAN KERJA..................................................................23
Persiapan...........................................................................................................24
Pelaksanaan.......................................................................................................24
Peralatan Keselamatan Kerja............................................................................25
iv
BAB V PENUTUP.............................................................................................48
5.1 Kesimpulan...........................................................................................48
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Baja merupakan bahan bangunan yang berupa campuran dari biji besi, mangan
dan karbon. Semakin tinggi nilai karbon pada baja maka baja akan semakin keras,
namun mudah patah. Akan tetapi semakin rendah nilai karbon maka baja akan mudah
bengkok. Sebagai bahan bangunan yang berhubungan dengan kekuatan struktur
ataupun tidak, sangat banyak diperlukan dalam pekerjaan yang dilakukan dalam
bidang teknik sipil misalnya; kuda-kuda, tulang beton, kerangka jembatan dan masih
banyak lagi.
Baja diperlukan dalam bentuk yang beraneka ragam dan ukuran yang berbeda
pula sehingga sangatlah mustahil baja itu dibuat dalam keadaan pasif, tentulah kita
harus membuat sambungan-sambungan untuk mendapatkan bentuk yang kita
inginkan.
Pada jaman dahulu orang menyambung suatu baja dengan menggunakan cara
yang sangat sederhana. Tetapi makin lama peradaban manusia makin berkembang,
begitu juga dalam bidang teknologi. Manusia berusaha menganalisa dan menggali
serta memproduksi bahan-bahan yang diperlukannya untuk suatu tujuan tertentu.
Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk dapat melakukan penyambungan
yang kuat dengan menggunakan tenaga listrik. Untuk dapat menyambung baja
tersebut menjadi satu dengan yang lainnya, maka baja tersebut disambung dengan
cara dilas.
Tentunya untuk melakukan proses pengelasan yang tepat, dibutuhkan
prosedur penggunaan yang baik dan benar pula. Maka dari itu, penulis telah
melakukan pengerjaan job Las dan mengumpulkannya menjadi sebuah laporan yang
berjudul Laporan Praktikum Baja.
.
1
Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada laporan ini menjelaskan tentang teori teori dalam
pengelasan, peralatan yang digunakan dalam pengelasan,tata cara bekerja dengan
baik serta cara proses kerja yang baik dan benar Adapun Permasalah yang dibahas
adalah sebagai berikut
1. Agar dapat mengetahui Definisi las dan pengelasan serta jenis-jenis las.
2. Agar dapat mengetahui prinsip-prinsip pekerjaan sambungan las dengan baik.
3. Agar dapat mengetahui segala macam alat-alat yang dibutuhkan dalam proses
pengelasan.
4. Agar dapat mengetahui langkah kerja yang benar dan baik dalam suatu
pekerjaan sambungan las.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Las menurut KBB1 (1994), " adalah penyambungan besi dengan cara
membakar. Dalam referensi-referensi teknis, terdapat beberapa definisi dari Las,
yakni sebagai berikut:
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja las
adalah menyambung dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.
Sejarah Pengelasan
Pengelasan dengan metode yang dikenal sekarang, mulai dikenal pada awal
abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas
acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan
las listrik namun masih mulai langka.
Pada Perang Dunia II. proses pengelasan untuk pertama kalinya dilakukan
dalam skala besar. Dengan las listrik, dalam waktu singkat, Amerika Serikat dapat
membuat sejumlah kapal sekelas dengan kapal SS Liberty, yang merupakan kapal
pertama yang diluncurkan dengan di las. Di mana sebelumnnya kapal yang
dikeluarkan, proses pengerjaan menggunakan paku keling ("'rivets"). Pada masa itu,
3
muncul pula cara pertama untuk mengetes hasil pengelasan, seperti uji "kerfslag"
(lekukan yang tertutup lapisan).
Proses Pengelasan
Proses pengelasan berkaitan dengan lempengan baja yang dibuat dari kristal
besi dan karbon sesuai struktur mikronya, dengan bentuk dan arah tertentu. Lalu
sebagian dari lempengan logam tersebut dipanaskan hingga meleleh. Kalau tepi
lempengan logam itu disatukan, terbentuklah sambungan. Umuranya, pada proses
pengelasan juga ditambahkan dengan bahan penyambung seperti kawat atau batang
las. Kalau campuran tersebut sudah dingin, mole las yang semula menipakan bagian
lain kini menyatu.
Jenis-jenis Pengelasan
4
3. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan
denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.
Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
1. Las Listrik
Penyambungan dua buah logam atau lebih menjadi satu dengan jalan
pelelehan atau pencairan dengan busur nyala listrik disebut pengelasan dengan
las listrik. jadi las listrik atau las busur listrik merupakan proses
penyambungan logam dengan memanfaatkan tenaga listrik
5
Las busur nyala listrik merupakan pengelasan yang dilakukan dengan
jalan mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan
permukaan benda yang akan disambung dengan membangkitkan busur nyala
listrik melalui sebuah elektroda.
6
C. Kekuatan mekanis yang diharapkan dari hasil
pengelasan,
7
c. Mesin Las
Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus
yang dikeluarkan pada ujung-ujung elektroda dibedakan menjadi
beberapa macam.
1) Mesin Las Arus Bolak-Balik (Mesin AC)
Arus listrik bolak-balik atau arus AC yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik, listrik PLN atau generator AC dapat digunakan
sebagai sumber tenaga dalam proses pengelasan. Untuk mencairkan
sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan energi yang besar.
8
Gambar 2.6 Contoh Mesin Las Arus DC.
d. Alat Bantu
Untuk memperlancar proses pengelasan dan untuk memperoleh
hasil pengelasan yang maksimum perlu dibantu beberapa peralatan
yang dapat mendukung proses pengelasan. Berikut akan dibahas
beberapa alat bantu yang digunakan oleh operator las.
1) Kabel Las
Kabel las digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber
listrik ke mesin las atau dari mesin las elektroda dan massa.
2) Pemegang Elektroda
Pemegang elektroda berfungsi sebagai penjepit/pemegang
ujung elektroda yang tidak berselaput.
9
3) Massa Tang
Tang massa berfungsi untuk menghubungkan kabel massa ke
benda kerja atau ke meja kerja. Tang massa juga berfungsi sebagai
alat untuk mengalirkan arus listrik dari kabel massa ke benda kerja
atau meja kerja.
4) Palu Terak
Palu terak digunakan untuk membersihkan terak yang terjadi
akibat proses pengelasan dengan cara memukul atau menggores
teraknya.
5) Tang Panas
Tang panas digunakan untuk memegang benda-benda panas
yang memperoleh pemanasan dari pengelasan.
10
6) Sikat Kawat
Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang
akan dilas dan sisa-sisa terak yang masih ada setelah dibersihkan
dengan palu terak.
- Teknik Pengelasan
1) Menentukan Besar Arus dan Tegangan Listrik
Besar arus dan tegangan listrik yang digunakan dalam pengelasan
harus diatur sesuai dengan kebutuhan. Daya yang dibutuhkan untuk
pengelasan tergantung dari besamya arus dan tegangan listrik yang
digunakan
11
Gambar Bentuk Rigi-rigi Las
12
3) Gerakan Elektroda
Ada tiga gerakan elektroda pada waktu proses pengelasan
berlangsung,
4) Las Titik
Las titik atau tack weld dengan las busur listrik perlu dilakukan
untuk melakukan penguncian benda kcrja yang akan dilas agar kerja
tidak mengalami pergeseran setelah diset.
13
- Perlengkapan Las Oxy Asetilin
1) Tabung oksigen
Tabung gas oksigen berisi gas oksigen (02).Gas oksigen ini
digunakan untuk campuran gas karbit pada proses penyalaan api
las. Bannyak sedikit penggunaan gas oksigen ini akan berpengaruh
pada suhu pembakaran.
14
2) Tabung asetelin
15
4) Sarung Tangan
5) Sumber Api
16
api, karena gas karbit dapat menyala hanya dengan adanya percikkan
api saja dan tidak harus dengan adanya nyala api
6) Palu Besi
17
Jarum Pembersih Brander Las digunakan untuk mebersihkan
torekh las agar tidak terjadi penyumbatan yang akan menggangu
keluarnya sehingga nyala api yang dihasilkan tidak akan baik.
8) Kunci Tabung
9) Sikat Baja
18
Sikat baja digunakan untuk membersihkan terak dan
kotoran pada benda kerja setelah proses pengelasan.
10) Ragum
11) Mistar
19
12) Penitik
13) Penggores
20
-Teknik pengelasan
Dalam las karbid ada dua teknik pengelasan yang biasa di pakai yaitu
dengan arah maju atau arah mundur.
-Posisi Pengelasan
21
biasanya tergantung dari letak kampuh-kampuh atau celah-celah benda kerja
yang akan dilas:
a. Posisi di bawah tangan (down hand position, Posisi ini dilakukan untuk
pengelasan pada permukaan datar atau permukaan agak miring, yaitu letak
elektroda berada di atas benda kerja (Lihat Gambar).
b. Posisi mendatar (horizontal position) Mengelas dengan posisi mendatar
merupakan pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis
mendatar/horizontal. Posisi benda kerja biasanya berdiri tegak atau agak
miring sedikit dari arah elektroda las. Pengelasan posisi mendatar sering
digunakan untuk pengelasan benda-benda yang berdiri tegak. Misalnya
pengelasan badan kapal laut arah horizontal.
22
c. Posisi tegak (vertical position) Mengelas dengan posisi tegak merupakan
pengelasan yang arahnya mengikuti arah tegak/vertikal.
d. Posisi di atas kepala (over head position) Benda kerja terletak di atas
kepala welder, sehingga pengelasan dilakukan diatas kepala operator atau
welder. Posisi ini lebih sulit dibandingkan denga posisi pengelasan yang
lain.
-Pengelasan titik
23
BAB III
KESELAMATAN KERJA
Persiapan
Peralatan yang akan dilas harus dipersiapkan sedemikian rupa supaya layak
dilas, artinya peralatan telah dibebaskan dari tugas operasinya, telah
dikosongkan dan dibilas. diperiksa lebih dahulu kandungan gasnya yang
berbahaya dengan hasil pemeriksaan yang memuaskan menyediakan sarana
ventilasi seperti bukaan (opening).
Semua peralatan pengelasan harus dalam keadaan baik, serta tidak sebentar-
sebentar rusak.
Baju lengan panjang dan celana panjang yang terbuat dari katun, Sarung
tangan kulit, Selongsong kaki (sleeve) yang terbuat dari kulit, Sepatu
keselamatan, Pelindung dada (apron) dari kulit.
Peralatan biasa seperti martil pembersih (chipping hammer) yang terbuat dari
besi (untuk pekerjaan besi/baja), yang terbuat dari stainless pengelasan
stainless steel), dan yang terbuat dari paduan tembaga (untuk pengelasan
paduan tembaga). Pemakaiannya tidak boleh tertukar karena akan berakibat
pengkaratan pada sambungan las. Sikat kawat yang juga terbuat dari tiga
macam logam sebagaimana halnya martil. Pahat runcing yang terbuat daridua
jenis logam (baja dan stainless steel), Peralatan khusus seperti tang pengukur
arustegangan listrik, dan kapur pengukur suhu permukaan bahan.
Pelaksanaan
Selama pelaksanaan pengelasan, seluruh alat dan perlengkapan keselamatan
kerja harus dipakai dan dimanfaatkan.
Pelaksanaan pengelasan harus benar-benar sesuai dengan prosedur pengelasan
(WPS/welding procedure specification) yang telah disetujui. Pelanggaran atas
WPS dapat berakibat fatal.
24
Jangan mengelas langsung pada permukaan yang berlapiskan cat, karena di
samping hasilnya buruk akibat cat tersebut, juga berbahaya bagi pelaksana
akibat terhirup gas yang berasal dari terbakarnya cat tersebut.
Keterangan:
25
Apron (baju kuning) Sikat baja
Sarung tangan las Kawat
Penitik dan pengggores Elektoda
26
BAB IV
URAIAN KERJA
A. Kompetisi
Mahasiswa mampu mengelas dengan mesin las listrik pada berbagai posisi
dan bentuk las yang merupakan dasar untuk pekerjaan struktur dan nonstruktur
teknik sipil.
B. Sub kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki
keterampilan:
1. Menyeting peralatan las sampai siap untuk melakukan pengelasan sesuai
dengan standar,
2. Menyetel besar arus sesuai dengan ukuran elektroda dan posisi pengelasan;
3. Menghidupkan las listrik dengan cara yang benar,
4. Mengakiri pengelasan dengan benar;
5. Membuat alur las dengan posisi flat;
27
6 Penjepit 13 meja las
7 Mesin las AC 14 Tang
Bahan
1. Pelat ukur 4mm x 40mm x 100mm
2. Elektrode D = 2,6 mm
D. Keselamatan Kerja
1. Pakailah pakaian kerja praktik yang telah ditentukan;
2. Pakailah alat pelindung badan, tangan, wajah dan mata serta sepatu karet;
3. Hindari memegang benda kerja dengan tangan kosong;
4. Bekerjalah dengan penuh konsentrasi, jangan bersenda gurau;
5. Jangan coba-coba diluar prosedur pengelasan yang benar;
6. Pada waktu nyala las, mata harus dilindungi dengan kacamata las listrik.
E. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan yang diperlukan.
2. Seting peralatan las sehingga pengelasan dapat dioperasikan.
3. Stel arus listrik sesuai dengan elektroda yang di gunakan.
4. Letakan benda kerrja pada meja kerja dengan posisi yang kokoh.
28
5. Ambil sebuah elektroda dan jepitan dengan benar pada pemegang
elektroda.
6. Hidupkan mesin las dengan memutar tombil “ON” pada mesin las
8. Sentuhkan elektroda pada ujung kiri benda kerja seperti menyalakan korek
api, dan jaga jarak antara elektroda dengan benda kerja sedemikian
29
sehingga busur listrik tetap hidup dan bersuara seperti orang menggoreng
krupuk.
11. Mulailah dari ujung kiri benda kerja untuk membuat rigi-rigi las.
12. Gerakan elektroda las dapat lurus atau bentuk spiral.
13. Pada waktu akhir pengelasan posisi elektroda didekatkan lagi dan dengan
cepat ditarik ke atas sehingga nyala[ busur mati.
30
F. Lampiran
Gambar Kerja
31
32
JOB :Mengelas dengan las listrik.
A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas dengan mesin las listrik pada berbagai posisi
dan bentuk las yang merupakan dasar untuk pekerjaan struktur dan
nonstruktur teknik sipil.
B. Sub Kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki
keterampilan:
1. Menyeting peralatan las sampai siap untuk melakukan pengelasan sesuai
dengan standar.
2. Menyetel besar arus sesuai dengan ukuran elektroda dan posisi
pengelasan.
3. Menghidupkan las listrik dengan cara yang benar.
4. Mengakiri pengelasan dengan benar.
5. Menyambungkan 2 plat dengan menggunakan las listrik sesuai SOP
(dapat membuat sambungan butt weld).
33
Bahan
1. Pelat (5 x 100 x 150)mm
2. Batang elektroda
D. Keselamatan Kerja
1. Pakailah pakaian kerja praktik yang telah ditentukan;
2. Pakailah alat pelindung badan, tangan, wajah dan mata serta sepatu karet;
3. Hindari memegang benda kerja dengan tangan kosong;
4. Bekerjalah dengan penuh konsentrasi, jangan bersenda gurau;
5. Jangan coba-coba diluar prosedur pengelasan yang benar;
6. Pada waktu nyala las, mata harus dilindungi dengan kacamata las listrik.
E. Langkah Kerja
Las Butt Weld
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan dibutuhkan.
2. Mulailah memotong plat baja dengan ukuran 37.5 x 100 mm sebanyak 2
(dua).
34
5. mengelas plat tersebut dengan menggunakan las listrik
35
9. Bersihkan kerak hasil pengelasan dengan palu kerak agar mendapatkan
hasil yang diinginkan.
36
JOB : Mengelas dengan Oksi Asetelia
Induk
A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas denhan mesin las oksi asetelin pada berbagai
posisi dan bentuk las yang merupakan dasar untuk pekerjaan struktur dan
nonstruktur teknik sipil.
B. Sub kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki
keterampilan :
1. Menggunakan peralatan las oksi-asetelin/las gas
2. Pengelasan tanpa bahan tambah
3. Posisi pengelasan di bawah tangan
4. Pencairan sampai tembus tetapii tidak berlubang
5. Pengelasan dilakukan dengan cara dan sikap yang benar
6. Lasan lurus, raoi dan tidak dipanasi/dicarikan ulang
- Bahan
37
1. Plat ukuran 1 x 60 x 100 mm
D. Langkah kerja
1. Siapkan alat kerja dan benda kerja
2. Pakailah alat pelindung diri ( APD )
3. Beri tanda untuk jalur pengelasan
4. Gunakan tekanan kerja untuk gas asetelin dan gas oksigen sebesar 2-3,5
kg/cm2 untuk gas asetelin dan oksigen antara 20-30kg/cm2
38
6. Letakkan logam induk mendatar
39
E. Lampiran
Gambar kerja
40
JOB : Mengelas dengan Oksi Asetelin
A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas denhan mesin las oksi asetelin pada berbagai
posisi dan bentuk las yang merupakan dasar untuk pekerjaan struktur dan
nonstruktur teknik sipil.
B. Sub Kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki
keterampilan :
1. Menggunakan peralatan las oksi-asetelin/las gas
2. Pengelasan dengan bahan tambah
3. Posisi pengelasan di bawah tangan
4. Jalur lasan lurus dan rapi namun tidak di panasi ulang
5. Endapan bahan tambah menyatu dengan benda kerja
6. Pengelasan dilakukan dengan cara dan sikap yang benar
41
- Bahan
1. Plat dengan tebal 2 mm
2. Bahan tambah kawat
D. Langkah kerja
1. Siapkan alat kerja dan benda kerja
42
5. Buat posisi brander membentuk sudut 60 ° sampai 70 ° dan kawat las
dengan posisi membentuk sudut 30 ° sampai 40 ° terhadap
permukaan logam induk
6. Mulailah mengelas dengan nyala netral untuk membuat kawah las
7. Jika kawah las sudah terbentuk masukkan ujung kawat las pada tepi
kawah hingga mencair dan menjadi satu dengan cairan bahan induk
8. Gerakan brander dan kawat las dijaga agar rigi yang terbentuk tetap
sama, lurus dan mempunyai ketebalan yang sama
43
E. Lampiran
Gambar kerja
44
JOB : Mengelas dengan Oksi Asetelin
Tepi/Pinggir
A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas denhan mesin las oksi asetelin pada berbagai
posisi dan bentuk las yang merupakan dasar untuk pekerjaan struktur dan
nonstruktur teknik sipil.
B. Sub Kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki
keterampilan :
1. Menggunakan peralatan las oksi-asetelin/las gas
2. Tanpa bahan tambah
3. Posisi pengelasan di bawah tangan
4. Lasan tidak melimpah kesamping dan rapi serta tidak
dipanasi/dicairkan ulang
5. Pengelasan dilakukan dengan cara dan sikap yang benar
45
- Bahan
1. Plat dengan tebal 2 mm
2. Bahan tambah kawat
D. Langkah kerja
1. Siapkan alat kerja dan benda kerja
46
7. Jika kawah las sudah terbentuk doronglah degan nyala api sesuai dengan
arah sambungan yang akan dilakukan hingga kedua logam induk
mencair dan menyatu
47
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil praktek-praktek diatas, maka dalam konstruksi baja banyak sekali
yang harus diperhatikan Hal ini dapat kita ambil beberapa kesimpulan yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Pengetahuan yang baik akan konstruksi baja sangat diperlukan pada bidang
Teknik sipil baik itu kemajuan atau pun untuk meningkatkan pengetahuan.
2. Dalam pengetahuan dasar baja sangat diperlukan dalam kemajuan nanti.
3. Diperlukan konstruksi-konstruksi yang maju sekarang maka pengembangan
dan penggunaan baja semakin baik Dalam pelaksanaan baik itu untuk lapangan
atau tertutup sangat diperhatikan masalah keselamatan kerja.
4. Diperlukan perkembangan yang lain dalam pembuatan suatu konstruksi baja
5. Akan hal ini pengetahuan tentang pengelasan sangat diperlukan dalam
penyambungan konstruksi baja
48