Anda di halaman 1dari 53

RESUME KONSTRUKSI KERJA BAJA

DISUSUN OLEH :

NAMA : R M ALIF HIDAYAT

NIM : 061940111889

KELAS : 5 PJJ B

DOSEN PEMBIMBING

Drs. DAFRIMON, M.T.

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2021


LEMBAR PENGESAHAN

RESUME KONSTRUKSI KERJA BAJA

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Konstruksi Baja

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya

Tahun Akademik 2020/2021

Palembang, November 2021


Dosen Pembimbing

Drs. Dafrimon, M.T.


NIDN 0012056008
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal. Untuk itu, saya ucapkan
terima kasih banyak diucapkan kepada dosen pengajar mata kuliah Laboratorium
Konstruksi Kerja Baja yang telah banyak membantu, mebagikan ilmu dan
membimbing, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Serta saya berharap agar pembaca dapat mengkoreksi laporan yang telah
saya susun ini baik itu saran maupun kritik.
Akhir kata saya berharap semoga laporan yang telah saya susun dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penulis,

R M Alif Hidayat

NIM : 061940111889

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah..................................................................................................................2
Tujuan dan Manfaat...............................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................3
Definisi Umum Las................................................................................................................3
Sejarah Pengelasan.................................................................................................................3
Proses Pengelasan 4
Jenis-jenis Pengelasan............................................................................................................4
Las Listrik 4
Las Oxy Asetilin 12
BAB III KESELAMATAN KERJA..................................................................23
Persiapan...........................................................................................................24
Pelaksanaan.......................................................................................................24
Peralatan Keselamatan Kerja............................................................................25

BAB IV URAIAN KERJA................................................................................27

Job 1 Latihan Membuat Rigi-rigi Dengan Las Listrik.........................................................27


Job 2 Latihan Menyambung Dua Buah Plat Dengan Las Listrik........................................33
Job 3 Latihan Mencairkan Logam Induk Dengan Las Oksi Asetilin...................................37
Job 4 Latihan Pembuatan Rigi Las Dengan Las Oksi Asetilin............................................41
Job 5 Pengelasan Sambungan Tepi/Pinggir Dengan Las Oksi Asetilin 45

iv
BAB V PENUTUP.............................................................................................48

5.1 Kesimpulan...........................................................................................48

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Baja merupakan bahan bangunan yang berupa campuran dari biji besi, mangan
dan karbon. Semakin tinggi nilai karbon pada baja maka baja akan semakin keras,
namun mudah patah. Akan tetapi semakin rendah nilai karbon maka baja akan mudah
bengkok. Sebagai bahan bangunan yang berhubungan dengan kekuatan struktur
ataupun tidak, sangat banyak diperlukan dalam pekerjaan yang dilakukan dalam
bidang teknik sipil misalnya; kuda-kuda, tulang beton, kerangka jembatan dan masih
banyak lagi.
Baja diperlukan dalam bentuk yang beraneka ragam dan ukuran yang berbeda
pula sehingga sangatlah mustahil baja itu dibuat dalam keadaan pasif, tentulah kita
harus membuat sambungan-sambungan untuk mendapatkan bentuk yang kita
inginkan.
Pada jaman dahulu orang menyambung suatu baja dengan menggunakan cara
yang sangat sederhana. Tetapi makin lama peradaban manusia makin berkembang,
begitu juga dalam bidang teknologi. Manusia berusaha menganalisa dan menggali
serta memproduksi bahan-bahan yang diperlukannya untuk suatu tujuan tertentu.
Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk dapat melakukan penyambungan
yang kuat dengan menggunakan tenaga listrik. Untuk dapat menyambung baja
tersebut menjadi satu dengan yang lainnya, maka baja tersebut disambung dengan
cara dilas.
Tentunya untuk melakukan proses pengelasan yang tepat, dibutuhkan
prosedur penggunaan yang baik dan benar pula. Maka dari itu, penulis telah
melakukan pengerjaan job Las dan mengumpulkannya menjadi sebuah laporan yang
berjudul Laporan Praktikum Baja.
.

1
Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada laporan ini menjelaskan tentang teori teori dalam
pengelasan, peralatan yang digunakan dalam pengelasan,tata cara bekerja dengan
baik serta cara proses kerja yang baik dan benar Adapun Permasalah yang dibahas
adalah sebagai berikut

1. Pengelasan las listrik.


2. Pengelasan las asitelin.

Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah:

1. Agar dapat mengetahui Definisi las dan pengelasan serta jenis-jenis las.
2. Agar dapat mengetahui prinsip-prinsip pekerjaan sambungan las dengan baik.
3. Agar dapat mengetahui segala macam alat-alat yang dibutuhkan dalam proses
pengelasan.
4. Agar dapat mengetahui langkah kerja yang benar dan baik dalam suatu
pekerjaan sambungan las.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Definisi Umum Las

Las menurut KBB1 (1994), " adalah penyambungan besi dengan cara
membakar. Dalam referensi-referensi teknis, terdapat beberapa definisi dari Las,
yakni sebagai berikut:

Berdasarkan defenisi dari Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam Hersono


dkk (1991:1). mendefinisikan bahwa "Las adalah ikatan metalurgi pada sambungan
logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair". Sedangkan menurut
Maman Suratman (2001:1) mengatakan tentang pengertian mengelas yaitu "Salah
satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan
tenaga panas". Sedangkan Sriwidartho, "Las adalah suatu cara untuk menyambung
benda padat dengan cara mencairkannya melalui pemanasan."

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja las
adalah menyambung dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.

Sejarah Pengelasan

Pengelasan dengan metode yang dikenal sekarang, mulai dikenal pada awal
abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas
acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan
las listrik namun masih mulai langka.

Pada Perang Dunia II. proses pengelasan untuk pertama kalinya dilakukan
dalam skala besar. Dengan las listrik, dalam waktu singkat, Amerika Serikat dapat
membuat sejumlah kapal sekelas dengan kapal SS Liberty, yang merupakan kapal
pertama yang diluncurkan dengan di las. Di mana sebelumnnya kapal yang
dikeluarkan, proses pengerjaan menggunakan paku keling ("'rivets"). Pada masa itu,

3
muncul pula cara pertama untuk mengetes hasil pengelasan, seperti uji "kerfslag"
(lekukan yang tertutup lapisan).

Proses Pengelasan

Proses pengelasan berkaitan dengan lempengan baja yang dibuat dari kristal
besi dan karbon sesuai struktur mikronya, dengan bentuk dan arah tertentu. Lalu
sebagian dari lempengan logam tersebut dipanaskan hingga meleleh. Kalau tepi
lempengan logam itu disatukan, terbentuklah sambungan. Umuranya, pada proses
pengelasan juga ditambahkan dengan bahan penyambung seperti kawat atau batang
las. Kalau campuran tersebut sudah dingin, mole las yang semula menipakan bagian
lain kini menyatu.

Jenis-jenis Pengelasan

Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut pada waktu ini dapat


dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan
energi yang digunakan. Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya
klasifikasi cara kerja lebih banyak digunakan. Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan
dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu: pengelasan cair, pengelasan tekan dan
pematrian.

1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan


sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas
yang terbakar.
2. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan
dankemudian ditekan hingga menjadi satu.

4
3. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan
denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.
Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.

Terdapat berbagai jenis pengelasan yang digunakan dalam proses penyatuan


logam. Dalam beberapa literatur, terdapat hingga 40 bahkan 200 metoda pengelasan.
Salah satunya adalah las listrik dan las Oxy Asetilin.

1. Las Listrik

Penyambungan dua buah logam atau lebih menjadi satu dengan jalan
pelelehan atau pencairan dengan busur nyala listrik disebut pengelasan dengan
las listrik. jadi las listrik atau las busur listrik merupakan proses
penyambungan logam dengan memanfaatkan tenaga listrik

sebagai sumber panasnya. Pengelasan yang menggunakan tenaga


listrik sebagai sumber panas atau kalor dibedakan menjadi dua macam yaitu
tahanan listrik las busur nyala listrik. Gambar 2.1 yang menunjukkan salah
satu macam las tekan titik proses pengelasan ini berlangsung dengan
pemanasan oleh arus listrik yang mengalir lewat elektroda-elektroda.

Gambar 2.1 Pengelasan dengan las tekan

5
Las busur nyala listrik merupakan pengelasan yang dilakukan dengan
jalan mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan
permukaan benda yang akan disambung dengan membangkitkan busur nyala
listrik melalui sebuah elektroda.

Gambar 2.2 Bagan mesin las listrik


- Peralatan Las Listrik
a. Elektroda

Bagian yang sangat penting dalam las busur listrik, adalah


elektroda las. Selama proses pengelasan elektroda akan meleleh dan
akhimya habis. Jenis elektroda yang digunakan akan sangat
menentukan hasil pengelasan sehingga sangat penting untuk
mengetahui jenis dan sifat-sifat masing-masing elektroda sebagai
dasar pemilihan elektroda yang tepat titik macam dan jenis elektroda
sangat banyak. Untuk pemilihan jenis elektroda yang digunakan, kita
harus memperhatikan beberapa hal antara lain:

A. Jenis logam yang akan dilas,

B. Tebal bahan yang akan dilas,

6
C. Kekuatan mekanis yang diharapkan dari hasil
pengelasan,

D. Posisi pengelasan, dan

E. Bentuk kampuh dari benda kerja

b. Unit Las Busur Listrik


Las busur listrik terdiri dari beberapa bagian peralatan yang
disusun atau dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
sebagai unit alat yang berfungsi sebagai alat untuk pengelasan titik
satu unit las busur listrik terdiri dari bagian-bagian antara lain:
1) Mesin atau pesawat pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari
beberapa macam yaitu:
- Mesin arus bolak-balik (nesin AC);
- Mesin arus searah (rnesin DC);
- Mesin arus bolak-balik dan searah (mesin AC-DC).
2) Kabel-kabel yang berfungsi untuk menghubungkan mesin listrik
dengan dan ke jaringan listrik.
3) Klem atau krim yang tersedia dalam berbagai jenis dan bentuk
macam.
4) Perlengkapan-perlengkapan lain yang berfungsi sebagai alat
penunjang proses pengelasan busur nyala listrik.

Gambar 2.4 Nyala Bulu Listrik

7
c. Mesin Las
Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus
yang dikeluarkan pada ujung-ujung elektroda dibedakan menjadi
beberapa macam.
1) Mesin Las Arus Bolak-Balik (Mesin AC)
Arus listrik bolak-balik atau arus AC yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik, listrik PLN atau generator AC dapat digunakan
sebagai sumber tenaga dalam proses pengelasan. Untuk mencairkan
sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan energi yang besar.

Gambar 2.5. Contoh Mesin Las Arus AC

2) Mesin Las Arus Searah (Mesin DC)


Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur
listrik adalah arus searah. Arus arah ini berasal dari mesin las yang
berupa dinamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh
motor listrik motor bensin motor diesel atau alat penggerak mula
yang lain.

8
Gambar 2.6 Contoh Mesin Las Arus DC.

d. Alat Bantu
Untuk memperlancar proses pengelasan dan untuk memperoleh
hasil pengelasan yang maksimum perlu dibantu beberapa peralatan
yang dapat mendukung proses pengelasan. Berikut akan dibahas
beberapa alat bantu yang digunakan oleh operator las.
1) Kabel Las
Kabel las digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber
listrik ke mesin las atau dari mesin las elektroda dan massa.
2) Pemegang Elektroda
Pemegang elektroda berfungsi sebagai penjepit/pemegang
ujung elektroda yang tidak berselaput.

Gambar 2.8. Pemegang Elektroda

9
3) Massa Tang
Tang massa berfungsi untuk menghubungkan kabel massa ke
benda kerja atau ke meja kerja. Tang massa juga berfungsi sebagai
alat untuk mengalirkan arus listrik dari kabel massa ke benda kerja
atau meja kerja.

Gambar 2.9 Tang Massa

4) Palu Terak
Palu terak digunakan untuk membersihkan terak yang terjadi
akibat proses pengelasan dengan cara memukul atau menggores
teraknya.

Gambar 2.10 Palu Terak

5) Tang Panas
Tang panas digunakan untuk memegang benda-benda panas
yang memperoleh pemanasan dari pengelasan.

10
6) Sikat Kawat
Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang
akan dilas dan sisa-sisa terak yang masih ada setelah dibersihkan
dengan palu terak.

Gambar 2.11 Sikat Kawat

- Teknik Pengelasan
1) Menentukan Besar Arus dan Tegangan Listrik
Besar arus dan tegangan listrik yang digunakan dalam pengelasan
harus diatur sesuai dengan kebutuhan. Daya yang dibutuhkan untuk
pengelasan tergantung dari besamya arus dan tegangan listrik yang
digunakan

Tabel 4.3. Besar Arus dan Diameter Elektroda

11
Gambar Bentuk Rigi-rigi Las

2) Menyalakan dan Mematikan Elektroda


Untuk menyalakan atau membuat nyala busur listrik perlu
diperbatikan mesin las yang digunakan. Jika mesin las yang digunakan
adalah mesin las AC, maka cara menyalakan dengan menggoreskan
elektroda yang sudah terjepit pada penjepit elektroda, pada benda kerja
yang sudah terhubung dengan kabel massa.

Gambar Cara Menyalakan Busur Listrik Pada Mesin AC dan DC

12
3) Gerakan Elektroda
Ada tiga gerakan elektroda pada waktu proses pengelasan
berlangsung,
4) Las Titik
Las titik atau tack weld dengan las busur listrik perlu dilakukan
untuk melakukan penguncian benda kcrja yang akan dilas agar kerja
tidak mengalami pergeseran setelah diset.

Gambar Las Titik Pada Benda Kerja

2. Las Oxy Asetilin


Pengelasan dengan oksi asetilen adalah proses pengelasan secara
manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau
disambungkan sampai mencair óleh nyala gas asetilen melalui
pembakaran C2H2 dengan gas 02 dengan atau tanpa logam pengisi.
Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan atau ditekan.
pembakaran gas C2H2 oleh oksigen atau 02 dapat menghasilkan suhu
yang sangat tinggi sehingga dapat mencairkan logam. Untuk memperoleh
nyala pembakaran yang baik perlu pengaturan pencampuran gas yang
dibakar

13
- Perlengkapan Las Oxy Asetilin
1) Tabung oksigen
Tabung gas oksigen berisi gas oksigen (02).Gas oksigen ini
digunakan untuk campuran gas karbit pada proses penyalaan api
las. Bannyak sedikit penggunaan gas oksigen ini akan berpengaruh
pada suhu pembakaran.

Gambar Tabung oksigen

14
2) Tabung asetelin

Tabung acetylene adalah silinder atau botol yang terbuat


dari bahan baja yang berfungsi sebagai tempat untuk
menyimpan gas asetilen dengan tekanan kerja tertentu.
3) Tang jepit

Tang jepit berfungsi untuk memegang dan mengambil benda kerja


untuk melindungi tangan dari panas yang akan ditimbulkan pada saat
pengelasan.

15
4) Sarung Tangan

Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari panas dan


percikkan-percikkan api yang ditimbulkan pada waktu operator
melakukan pengelasan karbit, dengan demikian tangan.
berkemungkinan kecil terkena resiko. akan aman dan berkemungkinan
kecil terkena resiko.

5) Sumber Api

Sumber api sangat penting saat pengelasan las karbit ini,


karena saat pengelasan dengan las karbit sumber api berfungsi untuk
menyalakan busur api. Sumber api ini dapat berasal dari bara api,
korek api dan sumber api lainnya yang dapat menghasilkan percikan

16
api, karena gas karbit dapat menyala hanya dengan adanya percikkan
api saja dan tidak harus dengan adanya nyala api

6) Palu Besi

Palu besi digunakan untuk meratakan pelat yang akan dilas.


Selain untuk meratakan permukaan pelat, palu besi juga digunakan
untuk membersihkan terak yang dihasilkan saat pengelasan.

7) Jarum Pembersih Brander Las

17
Jarum Pembersih Brander Las digunakan untuk mebersihkan
torekh las agar tidak terjadi penyumbatan yang akan menggangu
keluarnya sehingga nyala api yang dihasilkan tidak akan baik.

8) Kunci Tabung

Kunci tabung digunakan untuk membuka dan menutup aliran


gas yan keluar dari tabung, baik tabung asetelin maupun tabung
oksigen. Bentuk dari kunci tabung ini bermacam-macam. Pemakaian
kunci tabung yang tidak tepat akan menyebabkan kerusakan pada
tutup tabung. Sebaiknya selama proses pengelasan menggunakan las
karbit ini hendaknya kunci tabung tetap menempel pada tutup tabung
gas karbit sehingga saat terjadi kebocoran gas bisa segera diatasi
dengan cara menutup tabung secepatnya.

9) Sikat Baja

18
Sikat baja digunakan untuk membersihkan terak dan
kotoran pada benda kerja setelah proses pengelasan.

10) Ragum

Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja menjepit


benda kerja pada waktu melakukan proses pengelasan maupun saat
perataan atau pembentukan permukaan pelat dengan palu.

11) Mistar

Mistar digunakan untuk mengukur benda kerja dan untuk membantu


ketika operator membuat garis

19
12) Penitik

Penitik digunakan untuk membuat titik pada benda kerja.


Penitik ini juga dapat membantu saat operator ingin membuat
lubang pada benda kerja menggunakan bor, penitik ini berfungsi
agar mata bot tepat pada titik yang ditentukan

13) Penggores

Penggores digunakan untuk menggores atau membuat


garis pada benda kerja. Biasanya penggores digunakan
bersama dengan mistar untuk membuat garis.

20
-Teknik pengelasan

Dalam las karbid ada dua teknik pengelasan yang biasa di pakai yaitu
dengan arah maju atau arah mundur.

1) Teknik pengelasan maju


Pada pengelasan maju, bahan tambah mendahului brander. Pelelehan
cendrung dibagian permukaan, sehingga dampak bakar (penetrasi) tidak
mendalam. Keuntungan pada teknik pengelasan maju adalah penggunaan
gas yang efesien karena adanya panas pendahuluan.
2) Teknik pengelasan mundur
Teknik pengelasan kebelakang (mundur ) brander las mendahului
bahan tambahan. Brander di tuntun lurus bergerak mundur, sedangkan
bahan tambahan diselamkan dalam kampuh las sambil mengaduk-aduk
(berbentuk spiral). Kekurangan dalam pengelasan mundur ini adalah tidak
adanya pemanasan pendahuluan sehingga pengguanaan gas karbid

menjadi lebih banyak.

-Posisi Pengelasan

Posisi dalam Pengelasan Posisi atau sikap pengelasan yaitu pengaturan


posisi atau letak gerakan elektroda las. Posisi pengelasan yang digunakan

21
biasanya tergantung dari letak kampuh-kampuh atau celah-celah benda kerja
yang akan dilas:

Posisi-posisi dalam pengelasan terdiri dari posisi di bawah tangan


(down hand position), posisi pengelasan mendatar (horizontal position), posisi
tegak (vertical position), dan posisi pengelasan di atas kepala (over head
position).

a. Posisi di bawah tangan (down hand position, Posisi ini dilakukan untuk
pengelasan pada permukaan datar atau permukaan agak miring, yaitu letak
elektroda berada di atas benda kerja (Lihat Gambar).
b. Posisi mendatar (horizontal position) Mengelas dengan posisi mendatar
merupakan pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis
mendatar/horizontal. Posisi benda kerja biasanya berdiri tegak atau agak
miring sedikit dari arah elektroda las. Pengelasan posisi mendatar sering
digunakan untuk pengelasan benda-benda yang berdiri tegak. Misalnya
pengelasan badan kapal laut arah horizontal.

22
c. Posisi tegak (vertical position) Mengelas dengan posisi tegak merupakan
pengelasan yang arahnya mengikuti arah tegak/vertikal.
d. Posisi di atas kepala (over head position) Benda kerja terletak di atas
kepala welder, sehingga pengelasan dilakukan diatas kepala operator atau
welder. Posisi ini lebih sulit dibandingkan denga posisi pengelasan yang
lain.

-Pengelasan titik

Pengelasan titik Atau las kunci (tack weld) merupakan pengelasan


yang sederhana tetapi mempunyai fungsi yang sangat penting sekali. Untuk
mencegah agar posisi bahan induk yang disetting tidak bergerak atau berubah
posisi maka kedua bahan induk yang akan dilas perlu dikunci dengan las titik.
Hasil yang diperoleh merupakan titik di atas permukaan logam induk yang
mempunyai sifat keras dan Getas. Hal ini terjadi karena proses pengelasan
cepat sehingga panas yang digunakan kecil yang mengakibatkan proses
pendinginan yang cepat dari bahan las.

23
BAB III
KESELAMATAN KERJA

Persiapan
 Peralatan yang akan dilas harus dipersiapkan sedemikian rupa supaya layak
dilas, artinya peralatan telah dibebaskan dari tugas operasinya, telah
dikosongkan dan dibilas. diperiksa lebih dahulu kandungan gasnya yang
berbahaya dengan hasil pemeriksaan yang memuaskan menyediakan sarana
ventilasi seperti bukaan (opening).
 Semua peralatan pengelasan harus dalam keadaan baik, serta tidak sebentar-
sebentar rusak.
 Baju lengan panjang dan celana panjang yang terbuat dari katun, Sarung
tangan kulit, Selongsong kaki (sleeve) yang terbuat dari kulit, Sepatu
keselamatan, Pelindung dada (apron) dari kulit.
 Peralatan biasa seperti martil pembersih (chipping hammer) yang terbuat dari
besi (untuk pekerjaan besi/baja), yang terbuat dari stainless pengelasan
stainless steel), dan yang terbuat dari paduan tembaga (untuk pengelasan
paduan tembaga). Pemakaiannya tidak boleh tertukar karena akan berakibat
pengkaratan pada sambungan las. Sikat kawat yang juga terbuat dari tiga
macam logam sebagaimana halnya martil. Pahat runcing yang terbuat daridua
jenis logam (baja dan stainless steel), Peralatan khusus seperti tang pengukur
arustegangan listrik, dan kapur pengukur suhu permukaan bahan.

Pelaksanaan
 Selama pelaksanaan pengelasan, seluruh alat dan perlengkapan keselamatan
kerja harus dipakai dan dimanfaatkan.
 Pelaksanaan pengelasan harus benar-benar sesuai dengan prosedur pengelasan
(WPS/welding procedure specification) yang telah disetujui. Pelanggaran atas
WPS dapat berakibat fatal.

24
 Jangan mengelas langsung pada permukaan yang berlapiskan cat, karena di
samping hasilnya buruk akibat cat tersebut, juga berbahaya bagi pelaksana
akibat terhirup gas yang berasal dari terbakarnya cat tersebut.

(Gambar keselamatan kerja las)

Keterangan:

Topi Las Kipas angin (exhaust vent)


Baju lengan panjang Hamer pembengkok
Apron (pelindung badan) Sikat kawat baja
Tang las (pemegang elektroda) Kabel las
Sarung tangan las Selongsong pelindung kaki
Trafo las

Peralatan Keselamatan Kerja

Perlengkapan las listrik Mistar baja


Perlengkapan las oksi-asatelin Palu terak
Korek api gas Gergaji besi
Topeng las Tang penjepit

25
Apron (baju kuning) Sikat baja
Sarung tangan las Kawat
Penitik dan pengggores Elektoda

26
BAB IV
URAIAN KERJA

JOB : Mengelas dengan las listrik

JUDUL : Latihan membuat rigi-rigi dengan las listrik

A. Kompetisi
Mahasiswa mampu mengelas dengan mesin las listrik pada berbagai posisi
dan bentuk las yang merupakan dasar untuk pekerjaan struktur dan nonstruktur
teknik sipil.

B. Sub kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki
keterampilan:
1. Menyeting peralatan las sampai siap untuk melakukan pengelasan sesuai
dengan standar,
2. Menyetel besar arus sesuai dengan ukuran elektroda dan posisi pengelasan;
3. Menghidupkan las listrik dengan cara yang benar,
4. Mengakiri pengelasan dengan benar;
5. Membuat alur las dengan posisi flat;

C. Alat dan Bahan


 Alat

1 Kabel las 8 Helm las


2 Pemegang elektroda 9 Sarung tangan
3 Palu las 10 Baju las atau apron
4 Sikat kawat 11 Sepatu las
5 Klem masa 12 Kamar las

27
6 Penjepit 13 meja las
7 Mesin las AC 14 Tang

 Bahan
1. Pelat ukur 4mm x 40mm x 100mm
2. Elektrode D = 2,6 mm
D. Keselamatan Kerja
1. Pakailah pakaian kerja praktik yang telah ditentukan;
2. Pakailah alat pelindung badan, tangan, wajah dan mata serta sepatu karet;
3. Hindari memegang benda kerja dengan tangan kosong;
4. Bekerjalah dengan penuh konsentrasi, jangan bersenda gurau;
5. Jangan coba-coba diluar prosedur pengelasan yang benar;
6. Pada waktu nyala las, mata harus dilindungi dengan kacamata las listrik.

E. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan yang diperlukan.
2. Seting peralatan las sehingga pengelasan dapat dioperasikan.
3. Stel arus listrik sesuai dengan elektroda yang di gunakan.

4. Letakan benda kerrja pada meja kerja dengan posisi yang kokoh.

28
5. Ambil sebuah elektroda dan jepitan dengan benar pada pemegang
elektroda.

6. Hidupkan mesin las dengan memutar tombil “ON” pada mesin las

7. Pegang pemegang elektroda yang sudah ada elektrodanya.

8. Sentuhkan elektroda pada ujung kiri benda kerja seperti menyalakan korek
api, dan jaga jarak antara elektroda dengan benda kerja sedemikian

29
sehingga busur listrik tetap hidup dan bersuara seperti orang menggoreng
krupuk.

9. Ulangi langkah 8 sehingga anda familiar menghidupkan busur las listrik.


10. Gantilah benda kerja lain yang masih bersih dan mulailah dengan
membuat alur rigi- rigi las listrik posisi flat (pemegang elektoda berada di
atas benda kerja).

11. Mulailah dari ujung kiri benda kerja untuk membuat rigi-rigi las.
12. Gerakan elektroda las dapat lurus atau bentuk spiral.
13. Pada waktu akhir pengelasan posisi elektroda didekatkan lagi dan dengan
cepat ditarik ke atas sehingga nyala[ busur mati.

14. Hilangkan terak las dengan menggunakan palu terak.

30
F. Lampiran
Gambar Kerja

31
32
JOB :Mengelas dengan las listrik.

JUDUL :Latihan menyambung duah buah plat

A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas dengan mesin las listrik pada berbagai posisi
dan bentuk las yang merupakan dasar untuk pekerjaan struktur dan
nonstruktur teknik sipil.

B. Sub Kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki
keterampilan:
1. Menyeting peralatan las sampai siap untuk melakukan pengelasan sesuai
dengan standar.
2. Menyetel besar arus sesuai dengan ukuran elektroda dan posisi
pengelasan.
3. Menghidupkan las listrik dengan cara yang benar.
4. Mengakiri pengelasan dengan benar.
5. Menyambungkan 2 plat dengan menggunakan las listrik sesuai SOP
(dapat membuat sambungan butt weld).

C. Alat dan Bahan


 Alat:

1 Ragum meja 8 Mistar baja


2 Penggores baja 9 Kikir
3 Palu terak 10 Gergaji besi
4 Sikat kawat 11 Siku-siku
5 Apron 12 Topeng las
6 Mesin las listrik dan perlengkapannya 13 Tang
7 Sarung tangan kulit

33
 Bahan
1. Pelat (5 x 100 x 150)mm
2. Batang elektroda

D. Keselamatan Kerja
1. Pakailah pakaian kerja praktik yang telah ditentukan;
2. Pakailah alat pelindung badan, tangan, wajah dan mata serta sepatu karet;
3. Hindari memegang benda kerja dengan tangan kosong;
4. Bekerjalah dengan penuh konsentrasi, jangan bersenda gurau;
5. Jangan coba-coba diluar prosedur pengelasan yang benar;
6. Pada waktu nyala las, mata harus dilindungi dengan kacamata las listrik.

E. Langkah Kerja
Las Butt Weld
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan dibutuhkan.
2. Mulailah memotong plat baja dengan ukuran 37.5 x 100 mm sebanyak 2
(dua).

3. Kikir salah satu sisi hingga rata.


4. rapatkan plat tersebut hingga berjarak ϴ elektroda

34
5. mengelas plat tersebut dengan menggunakan las listrik

6. Mengunci kedua ujung benda kerja dengan las listrik agar


memudahkan pengelasan.
7. Memulai pengelasan dari ujung plat secara menerus

8. Apabila akan melakukan pengelasan tetapi apinya terputus, makan


terak harus dibersihkan terlebbih dahulu agar rigi-rigi las dapat
menyatu.

35
9. Bersihkan kerak hasil pengelasan dengan palu kerak agar mendapatkan
hasil yang diinginkan.

36
JOB : Mengelas dengan Oksi Asetelia

JUDUL : Latihan Mencairkan Logam

Induk

A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas denhan mesin las oksi asetelin pada berbagai
posisi dan bentuk las yang merupakan dasar untuk pekerjaan struktur dan
nonstruktur teknik sipil.

B. Sub kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki
keterampilan :
1. Menggunakan peralatan las oksi-asetelin/las gas
2. Pengelasan tanpa bahan tambah
3. Posisi pengelasan di bawah tangan
4. Pencairan sampai tembus tetapii tidak berlubang
5. Pengelasan dilakukan dengan cara dan sikap yang benar
6. Lasan lurus, raoi dan tidak dipanasi/dicarikan ulang

C. Alat dan Bahan


- Alat
1. Unit las oksi asetelin, dangan brander nomor 3
2. Pemantik api
3. Pembersih lubang brander
4. Tang penjepit/smith tang
5. Meja kerja
6. Kacamata pelindung
7. Apron
8. Sarung tangan

- Bahan
37
1. Plat ukuran 1 x 60 x 100 mm

D. Langkah kerja
1. Siapkan alat kerja dan benda kerja
2. Pakailah alat pelindung diri ( APD )
3. Beri tanda untuk jalur pengelasan

4. Gunakan tekanan kerja untuk gas asetelin dan gas oksigen sebesar 2-3,5
kg/cm2 untuk gas asetelin dan oksigen antara 20-30kg/cm2

5. Nyalakan brander dengan nyala netral

38
6. Letakkan logam induk mendatar

7. Buat posisi brander membentuk sudut 30 ° sampai 60 ° terhadap


permukaan logam induk

8. Mulailah pengelasan dengan nyala netral untuk membuat kawah las


9. Jika kawah sudah terbentuk doronglah dengan nyala api sesuai dengan
arah pengelasan yang akan dilakukan
10. Gerakan brander dijaga agar lebar kawah tetap sama, lurus
dan mempunyai kedalaman yang sama
11. Sikat hasil pengelasan untuk menghilangkan kerak las
12. Tutup katup pada tabung gas oksigen dan gas asitelin serta tutup
katup pada regulator
13. Setelah semua selesai maka letakkan dan rapikan kembali semua perlatan
yang di gunakan

39
E. Lampiran
Gambar kerja

40
JOB : Mengelas dengan Oksi Asetelin

JUDUL : Latihan Pembuatan Rigi Las dengan Kawat Las

A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas denhan mesin las oksi asetelin pada berbagai
posisi dan bentuk las yang merupakan dasar untuk pekerjaan struktur dan
nonstruktur teknik sipil.

B. Sub Kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki
keterampilan :
1. Menggunakan peralatan las oksi-asetelin/las gas
2. Pengelasan dengan bahan tambah
3. Posisi pengelasan di bawah tangan
4. Jalur lasan lurus dan rapi namun tidak di panasi ulang
5. Endapan bahan tambah menyatu dengan benda kerja
6. Pengelasan dilakukan dengan cara dan sikap yang benar

C. Alat dan Bahan


- Alat
1. Unit las oksi asetelin, dangan brander nomor 3
2. Pemantik api
3. Pembersih lubang brander
4. Tang penjepit/smith tang
5. Meja kerja
6. Kacamata pelindung
7. Apron
8. Sarung tangan
9. Kunci T/Kunci Tabung

41
- Bahan
1. Plat dengan tebal 2 mm
2. Bahan tambah kawat

D. Langkah kerja
1. Siapkan alat kerja dan benda kerja

2. Sikat benda yang kerja pada bagian yang akan di las


3. Atur tekanan kerja pada gas oksigen dan asetelin yang sesuai

4. Nyalakan brander dengan nyala netral

42
5. Buat posisi brander membentuk sudut 60 ° sampai 70 ° dan kawat las
dengan posisi membentuk sudut 30 ° sampai 40 ° terhadap
permukaan logam induk
6. Mulailah mengelas dengan nyala netral untuk membuat kawah las
7. Jika kawah las sudah terbentuk masukkan ujung kawat las pada tepi
kawah hingga mencair dan menjadi satu dengan cairan bahan induk

8. Gerakan brander dan kawat las dijaga agar rigi yang terbentuk tetap
sama, lurus dan mempunyai ketebalan yang sama

43
E. Lampiran
Gambar kerja

44
JOB : Mengelas dengan Oksi Asetelin

JUDUL : Pengelasan Sambungan

Tepi/Pinggir

A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas denhan mesin las oksi asetelin pada berbagai
posisi dan bentuk las yang merupakan dasar untuk pekerjaan struktur dan
nonstruktur teknik sipil.

B. Sub Kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki
keterampilan :
1. Menggunakan peralatan las oksi-asetelin/las gas
2. Tanpa bahan tambah
3. Posisi pengelasan di bawah tangan
4. Lasan tidak melimpah kesamping dan rapi serta tidak
dipanasi/dicairkan ulang
5. Pengelasan dilakukan dengan cara dan sikap yang benar

C. Alat dan Bahan


- Alat
1. Unit las oksi asetelin, dangan brander nomor 3
2. Pemantik api
3. Pembersih lubang brander
4. Tang penjepit/smith tang
5. Meja kerja
6. Kacamata pelindung
7. Apron
8. Sarung tangan
9. Sikat baja untuk membersihkan benda kerja

45
- Bahan
1. Plat dengan tebal 2 mm
2. Bahan tambah kawat

D. Langkah kerja
1. Siapkan alat kerja dan benda kerja

2. Atur tekanan kerja pada gas oksigen dan gas asetelin

3. Nyala brander dengan nyala netral


4. Atur posisi kedua pelat dan untuk menjaga posisi lakukan las kunci
terlebih dahulu
5. Buat posisi brander membentuk sudut 60 °-70° dan kawat las dengan
posisi membentuk sudut 30 ° sampai 40 ° terhadap permukaan logam
induk terhadap logam induk
6. Mulailah pengelasan dengan nyala netral untuk membentuk kawah las
pada kedua logam induk

46
7. Jika kawah las sudah terbentuk doronglah degan nyala api sesuai dengan
arah sambungan yang akan dilakukan hingga kedua logam induk
mencair dan menyatu

8. Gerakan brander dijaga agar pengelasan yang terbentuk tetap


sama,dan lurus

47
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

Kerja Baja merupakan kerja praktek yang berisikan tentang memotong.


menyambung melubangi, dan mengelas baja, serta membentuk suatu benda kerja
tertantu. Mengelas adalah suatu cara menyambung dua buah plat/ logam atau lebih
dengan mempergunakan panas, baik menggunakan bahan tambah atau tidak. Dengan
sumber panas melalui listrik maupun gas (asitelin oksigen)

Dari hasil praktek-praktek diatas, maka dalam konstruksi baja banyak sekali
yang harus diperhatikan Hal ini dapat kita ambil beberapa kesimpulan yang perlu
diperhatikan yaitu :

1. Pengetahuan yang baik akan konstruksi baja sangat diperlukan pada bidang
Teknik sipil baik itu kemajuan atau pun untuk meningkatkan pengetahuan.
2. Dalam pengetahuan dasar baja sangat diperlukan dalam kemajuan nanti.
3. Diperlukan konstruksi-konstruksi yang maju sekarang maka pengembangan
dan penggunaan baja semakin baik Dalam pelaksanaan baik itu untuk lapangan
atau tertutup sangat diperhatikan masalah keselamatan kerja.
4. Diperlukan perkembangan yang lain dalam pembuatan suatu konstruksi baja
5. Akan hal ini pengetahuan tentang pengelasan sangat diperlukan dalam
penyambungan konstruksi baja

48

Anda mungkin juga menyukai