Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT RABIES

DOSEN PENGAJAR :
Ismiati, SKM., M.Kes
Dino Sumaryono SKM.MPH

Di Susun Oleh:

Muhammad Umarul Fattah bi Abdillah

P05170020062

PRODI D-IV JURUSAN PROMOSI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas limpahan rahmat-Nyalah sehingga
makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang ada. Makalah ini tentunya
masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan,baik dari pembahasan maupun isi
didalamnya .Makalah yang berjudul “PENYAKIT RABIES” ini dilakukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah perencanaan program promkes yang diberikan oleh dosen, sekaligus
untuk menambah wawasan pengetahuan peserta didik. Penyusun menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kerendahan hati dan keterbatasan serta satu harapan dan kenyakinan
semoga dapat bermanfaat

---( 1 )---
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….. 2

BAB 1. PENDAHULUAN …………………………………………………………………….... 3

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………. 3

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………… 3

1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………………..... 3

BAB 2. PEMBAHASAN ………………………………………………………………………... 4

2.1 Pengertian Rabies ……………………..…………………………………………………….. 4

2.2 Masa Inkubasi dan Sumber Penularan Penyakit Rabies……...……………………………… 4

2.3 Faktor Risiko Penularan ….………………………………………………………………….. 5

2.4 Cara Penularan ………….………………………………………………………………….....


5

2.5 Gejala dan Tanda Rabies ………………….…………………………………………….…....


5

2.6 Pertolongan Pertama ….…………………………………………………………….…….......


6

2.6 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Rabies ……………………………………….……


6

BAB 3. PENUTUP …………………………………………………………………………….....


7

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………...


7

3.2 Saran ……………………………………………………………………………………….....


7

---( 2 )---
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….....
8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


World Health Organisation (WHO) menerangkan bahwa rabies tersear di dunia
lebih dari 150 negara terinfeksi oleh penyakit zoonosis ini. 55.000 orang meninggal
karena rabies setiap tahunnya, 99% kematian terutama terjadi di wilayah negara
berkembang dan dilaporkan 95% kasus terjadi di Afrika, Asia dan Amerika selatan.
Jumlah kematian akibat rabies relatif lebih rendah di eropa dan Amerika Utara, yaitu 0-2
kematian per tahun. Negara-Negara bebas rabies di dunia, antara lain Australia, Inggris,
Jepang, New Zealand, Scandinavie dan Taiwan.
Di Indonesia rabies pertama kali ditemukan pada tahun 1884 pada seekor kuda
oleh Schoorl, kemudian pada seekor kerbau di Bekasi oleh Esser pada tahun 1889. Pada
tahun 1890, rabies kembali ditemukan pada seekor anjing di Jakarta oleh Penning. Tahun
1909, 2 buah kasus rabies ditemukan pada kucing di Bondowoso dan Jember. Rabies
ditemukan pertama kali pada manusia pada tahun 1907.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa itu penyakit Rabies ?


 Apa saja penyebab penyakit Rabies ?
 Apa saja Tanda atau Gejala yang disebabkan penyakit Rabies ?

---( 3 )---
 Apa saja patofisiologi Rabies ?
 Apa saja penatalaksanaan Rabies ?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui pengertian, tanda dan gejala, patofisiologi, dan pentalaksanaan penyakit
Rabies

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rabies

Rabies merupakan penyakit zoonosis yang menyerang sistem saraf pusat sehingga
dapat berakibat fatal. Rabies disebabkan oleh virus rabies, genus Lyssavirus dari keluarga
Rhabdoviridae, ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies (GHPR) seperti anjing,
kucing, kera, dan kelelawar. Sangat sedikit penderita yang dapat bertahan hidup apabila
telah muncul gejala klinis rabies. Masa inkubasi rata-rata 30-90 hari, dipengaruhi oleh
letak luka gigitan semakin dekat dengan otak seperti diatas bahu gejala klinis akan cepat
timbul, juga kedalaman luka, jenis virus dan jumlah virus yang masuk. Berdasarkan
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4026/Kpts/OT.140/3/2013, rabies dikelompokkan
ke dalam Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan mendapat prioritas dalam
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasannya
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang sistem
saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies,
ditularkan melalui air liur (anjing, kucing, monyet) yang terinfeksi rabies dengan berjalan
atau melalui luka terbuka.

2.2 Masa Inkubasi dan Sumber Penularan Penyakit Rabies


Masa inkubasi (masa masuknya virus ke dalam tubuh manusia/hewan sampai
menimbulkan gejala penyakit) adalah : Masa inkubasi pada hewan antara 3-8 minggu,

---( 4 )---
masa inkubasi pada manusia bervariasi, biasanya 2-8 minggu, kadang 10 hari sampai 2
tahun, tetapi masa inkubasi rata-rata adalah 2-18 minggu.
Sumber penularan rabies adalah anjing sebagai sumber penularan utama, selain
itu juga dapat ditularkan oleh kucing dan kera. Di luar negeri, selain hewan, juga dapat
ditularkan melalui 3 di atas, seperti: serigala, kelelawar, sigung, dan rakun.
Kekuatan serangan virus rabies adalah sebagai berikut; setelah virus masuk ke
dalam tubuh manusia melalui hewan (anjing), selama kurang lebih 2 minggu virus akan
tetap berada di entry point dan atau di dekat entry point.
Selanjutnya virus akan bergerak mencapai ujung saraf saraf posterior tanpa
menunjukkan perubahan fungsi. Sepanjang perjalanan menuju otak, virus rabies akan
memperbanyak diri/menyampaikan dirinya (replikasi). Selanjutnya sampai otak dengan
jumlah virus yang maksimal, kemudian menyebar luas ke seluruh bagian neuron. Virus
ini akan masuk ke sel limbik, hipotalamus, dan batang otak. Setelah berkembang biak di
neuron pusat, virus rabies akan bergerak ke seluruh organ dan jaringan tubuh untuk
berkembang biak seperti adrenal, ginjal, paru-paru, hati dan selanjutnya akan menyerang
jaringan tubuh lainnya.

2.3 Faktor Risiko Penularan


Hal-hal yang menjadi faktor risiko penularan rabies adalah alat transportasi
terutama pelabuhan tidak resmi, hewan peliharaan yang tidak divaksinasi di daerah
tertular, hewan yang tergeletak di daerah tertular, pekerja yang berisiko seperti hewan,
penangkap anjing, pekerja laboratorium, pemburu dll. daerah yang terinfeksi tetapi tidak
diberikan pra-pajanan, terutama transplantasi kornea.

2.4 Cara Penularan


Rabies telah menginfeksi seluruh dunia, sedangkan wilayah yang terjangkit rabies
di Indonesia selain Bali meliputi 23 provinsi, artinya hanya 10 provinsi di Indonesia yang
berstatus bebas rabies. Cara penularan virus rabies pada hewan berbeda dengan cara
penularan pada manusia. Pada hewan yang terjadi melalui hewan yang menderita rabies
ke hewan yang sehat. Cara penularan ke manusia dibagi menjadi dua, yaitu:

---( 5 )---
1) Dari hewan ke manusia melalui hewan yang air liurnya mengandung virus
rabies.
2) Non-gigitan melalui jilatan hewan yang mengandung virus rabies pada luka,
permukaan mukosa utuh, perbaikan lendir mulut, pembentukan lendir dubur,
lendir alat kelamin luar dan melalui inhalasi / udara (jarang udara).

2.5 Gejala dan Tanda Rabies


Ada 2 (dua) jenis tanda dan gejala rabies pada hewan, yaitu: (1) Jenis ganas terdiri
dari stadium prodromal, eksitasi dan paralisis dengan rincian: * Stadium prodromal (2-3
hari), gejala: malaise, tidak tidak mau makan, agak « jinak », demam sub-demam, demam
menurun; * Tahap eksitasi (3-7 hari), gejala: reaktif dengan menyerang, dan menggigit
benda bergerak, pica (memakan berbagai benda termasuk kotorannya sendiri), lupa
pulang, strabismus, ejakulasi spontan; Stadium lumpuh, gejala: ekor jatuh, mandibula
jatuh, lidah keluar, air liur (ludah) berceceran, kaki belakang terseret.

Tahap ini sangat singkat dan biasanya diikuti dengan kematian hewan. (2) Tipe
bodoh, umumnya tahap ini muncul setelah tahap kelumpuhan, anjing ini terlihat diam,
terlihat tenang tetapi akan ganas ketika didekati. Gejala dan tanda rabies pada manusia
adalah demam, mual, nyeri tenggorokan, gelisah, takut air (hydrophobia), takut cahaya,
air liur berlebihan (hypersaliva).

2.6 Pertolongan Pertama


Pertolongan pertama pada penderita rabies dapat dilakukan dengan cara: (1)
memandikan hewan (anjing) dengan sabun/deterjen di bawah air mengalir selama 10-15
menit; (2) Berikan obat antiseptik pada luka (obat merah, alkohol 70%, dll); (3) Hubungi
pusat rabies untuk bantuan lebih lanjut (Media center; Dinas Peternakan Provinsi Bali).

2.7 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Rabies

Pencegahan rabies dapat dilakukan dengan memberikan vaksin rabies kepada


hewan peliharaan dan setahun sekali, segera melapor ke puskesmas/rumah terdekat jika
digigit hewan yang diduga rabies untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).

---( 6 )---
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rabies adalah penyakit menular yang dapat divaksinasi VAR dengan memberikan
vaksin rabies kepada hewan peliharaan dan setahun sekali.

3.2 Saran
Segera laporkan ke puskesmas/rumah sakit terdekat jika digigit hewan tersangka
untuk mendapatkan Anti Rabies (Anti Rabies). Segera laporkan ke pusat rabies jika Anda
menemukan hewan dengan gejala rabies, dan jangan lepaskan hewan peliharaan Anda di
alam liar.

---( 7 )---
DAFTAR PUSTAKA

https://diskes.baliprov.go.id/bahaya-penyakit-rabies/
http://eprints.undip.ac.id/81915/2/BAB_I.pdf

---( 8 )---

Anda mungkin juga menyukai