P DENGAN KASUS
NEFRITIS LUPUS DI RUANG ARAFAH 1 RSUDZA BANDA
ACEH
MINA WANDA
20175030
A. Konsep Dasar
1. Nefritis lupus
2. EtiologiNefritis Lupus
Nefritis lupus tentunya disebabkan oleh penyakit lupus diduga dipengaruhi
beberapa faktor seperti:
Kelainan Genetic
Sekitar 20-30 % genetic rentan terhadap peyakit Nefritis Lupus.
Infeksibakteri, virus, jamur, parasite
Bahankimia
Mengonsumsi obat-obatan yang berlebihan dan mengonsumsi alkohol
Lingkungan
Paparan sinar matahari yang berlebihan, polusi udara dan merokok
C. Patofisiologi
Pada manusia normal, system kekebalan tubuh biasanya akan membuat anti-
bodi yang fungsinya melindungi tubuh dari berbagai macam serangan virus, kuman,
bakteri maupun benda asing lainnya (anti-gen). Pada lupus, produksi anti-bodi yang
seharusnya normal menjadi berlebihan. Akibatnya, anti-bodi ini tidak lagi berfungsi
untuk menyerang virus, kuman atau bakteri yang ada di tubuh, tetapi justru
menyerang system kekebalan sel dan jaringan tubuhnya sendiri. Uniknya, penyakit
Lupus ini anti bodi yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan. Hasilnya, anti
bodi justrume nyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat. Kelainan ini disebut
autoimunitas
Nefritis lupus terjadi karena daya tahan tubuh yang seharusnya memerangi
kuman, justrume nyerang sel dan jaringan di ginjal, sehingga terjadi kerusakan pada
organ ini. Pada tahap awal, nefritis lupus akan menyebabkan kemampuan penyaringan
(filtrasi) ginjal menurun. Akibatnya protein akan dikeluarkan melalui urine dalam
jumlah banyak. Kondisi ini akan mengakibatkan tubuh kekurangan protein dan
memicu pembengkakan pada tungkai maupun wajah. Pada saat fungsi ginjal
terganggu akan menyebabkan respon RAA terganggu dan penderita akan mengalami
kelebihan volume cairan didalam tubuhnya.
Pada penderita Nefritis Lupus akan terjadi penurunan curah jantung dan akan
terjadi hipertensi, penurunan curah jantung disebabkan karena ketidak adekuatan
jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh. Penyakit lupus harus segera
ditangani dan dikontrol dengan baik. Bila dibiarkan, nefritis lupus akan terus merusak
ginjal dan bias menyebabkan terjadinya gagal ginjal. Akibatnya, penderitanya harus
melakukan cuci darah atau transplantasi ginjal
D. Pathway
Sistem kekebalan
tubuh tergganggu
Nefritis Lupus
FungsiGinjal
Terganggu
hipertensi
Filtrasi Ginjal Respon RAA
Terganggu terganggu
Beban Jantung
Hematuria dan Meningkat
Retensi
Proteinuria Natrium
Hipertrofi Jantung
Eliminasi Urine Pembekakan
Terganggu
Payah Jantung
Hipervolemia
Penurunan Curah
Jantung
E. ManifestasiKlinis
Kenaikan berat badan yang berhubungan dengan bengkak (edema) akibat ketidak
mampuan ginjal untuk membuang cairan tubuh.
Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Air seni bercampur darah sehingga berwarna pink atau coklat tua
Air seni berbusa karena adanya protein
Buang air kecil berulang pada malam hari
Sakit kepala dan pusing
Mual muntah
Sesaknapas
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaandarah
Pemeriksaan urine
EKG
USG
G. Penatalaksaan
Farmakologi
1. Kortiko steroid (umumnya prednison) dan obat penekan sistem imun lain
seperti miko fenolat, rituximab, azat hioprine, mofetil, siklofos famid. Obat-
obatan ini berfungsi untuk mengurangi kerusakan ginjal akibat sistem imun.
2. Obat anti hipertensi: untuk mengontrol tekanan darah. Tekanan darah yang
tinggi yang tidak terkontrol dapat menyumbang kerusakan ginjal. Selain untuk
tekanan darah, obat anti hipertensi juga dapat mengurangi protein yang
terbuang bersama urin
3. Diuretik: untuk membuang kelebihan cairan tubuh sehingga bengkak
berkurang. Selain itu, obat ini juga dapat menurunkan tekanan darah yang
disebabkan oleh penumpukan cairan dalam tubuh.
4. Pengaturan pola makan: dengan mengurangi konsumsi garam dan protein
sehingga tidak memperberat kerja ginjal
Non Farmakologi
Diberikan terapi jika tidak ada hasil dan telah terjadi gagal ginjal:
1. Cuci darah atau hemodialisis: untuk menggantikan kerja ginjal membuang
sisa-sisa metabolisme dalam darah
2. Trans plantasi ginjal. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa ginjal
yang baru juga akan diserang oleh sistem imun.
DAFTAR PUSTAKA
I. PENGKAJIAN
a. Tanggal pengkajian : 26-01-2022
b. Tanggal masuk : 17-01-2022
c. Identitas Pasien
1) Nama : An. P
2) Alamat : Asgab keutapang dua
3) Tanggal lahir /Usia : 09-02-2006
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Diagnosa Medis : Nefritis Lupus
7) Penanggung Jawab : Orang Tu
8) Nama Orangtua :
Ayah : Tn. I
Ibu : Ny. N
9) Pekerjaan Orangtua : Guru
d. Keluhan Utama : kejang, ulkus dimulut, bibir bengkak, demam dan
nyeri sendi
e. Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien rujukan dari RS Meuraxa, pasien sudah
terdiagnosa dengan SLE sejak satu tahun yang lalu, pasien sudah mendapatkan
obat methylprednisolen, dalam dua bulan terakhir pasien juga dengan keluhan
yang sama dan dengan diagnosa terakhir dengan nefritis lupus dan sudah
mendapatkan CPA yang ke-3 pada tanggal 24/01/2022, dan mengkonsumsi obat
methylprednisolen senin, rabu, jum’at 3 tablet sehari 12mg. Pasien juga dengan
keluhan riwayat kejang yang dialami pasien tadi malam dirumah. Dengan
lamanya kejang kurang dari 5 menit, setelah kejang pasien kembali sadar, kejang
seluruh tubu pasien masih dengan keluhan bibir dan lidah yang bengkak,
sehingga pasien sulit untuk makan, dan pasien mengeluh nyeri sendi.
6) Imunisasi
A. Dasar B. Ulangan
BCG : 1x Pada umur :1 bln Pada :
Umur
DPT : 1x Pada umur :2 bln Pada : 3,4,18 bln
Umur
Polio : 1x Pada umur :4 bln Pada : 2,3,4 bln
Umur
Campak : 1x Pada Umur :9 bln
g. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
Hal yang dikaji Keterangan
Bentuk Simetris, tidak ada lesi dan benjolan, dan tidak ada
nyeri tekan.
Rambut Bersih, lurus
Mata Simetris, konjungtiva an anemis
Telinga Simetrsi, pendengaran normal
Hidung Simetris, tidak ada lesi dan benjolan, dan tidak ada
polip
Mulut Bersih, gigi bersih, bibir tampak bengkak dan
sariawan dibibir dan dalam mulut
Leher Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan
tidak ada nyeri tekan
2) Jantung
Inspeksi Tampak dinding dan pergerakan dada simetris
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, dan tidak terdapat
pembengkakan hematomegali
Perkusi Redup
Auskultasi Tidak terdengar bunyi friction rub
3) Paru-paru
Inspeksi Simetris
Palpasi Tidak ada nyeri saat di palpasi
Perkusi Redup
Auskultasi Vesikuler tidak ada ronkhi dan wheezing
4) Abdomen
Inspeksi Simetris, tidak ada lesi dan benjolan
Palpasi Tidak ada nyeri tekan
Perkusi Tymphani
Auskultasi 16-30 x/i
5) Sistem integumen
Tanggal Warna kulit Turgor Mukosa Capilarry Kelainan
bibir refill
6) Reflek bayi
Refleks Keterangan
Sucking Pasien mampu menghisap dengan
spontan
Rooting Pasien mampu mencari rangsangan
saat diusa
Graping Pasien mampu menggenggam tangan
saat
Babinski Pasien mampu menerima rangsangan
saat disentuh pada bagian tubuh
seperti telapak kaki
Tonic neck Pasien mampu menggerakkan bagian
kepala kebagian kiri-kanan
Morro Pasien terdapat refleks saat
mendengar suara atau gerakkan yang
mengejutkan
h. Eliminasi
j. Geonogram
ayah
ibu
pasien
k. Terapi
Nama obat Cara pemberian Dosis
Paracetamol IV 500mg
Vistatin drip PO 1cc
Ca-Lactat PO 500mg
Piracetam IV 400gr
Dexamethasone IV 5mg
Furosemide IV 20gr
Osrinol Senin kamis PO 0,25gr
Na- dilofenac PO 25gr
Ceftriaxone IV 1gr
Methylprednisolen PO 8gr
ANALISA DATA
Hari/Tgl/jam Data Masalah