Anda di halaman 1dari 22

NASKAH SEMINAR

TUGAS AKHIR

MONITORING DAN EVALUASI PROGRESS PEKERJAAN PROYEK


DENGAN LPS (LAST PLANNER SYSTEM)

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1


pada Program Studi S-1 Teknik Sipil Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Disusun oleh:

ASWIN ARIFIN
11 /312754 / TK / 37628

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

MONITORING DAN EVALUASI PROGRESS PEKERJAAN PROYEK DENGAN LPS (LAST


PLANNER SYSTEM)

A. Arifin
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
ahmadaswinarifin@gmail.com

T.A. Ghuzdewan
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Ghuzdewan@ugm.ac.id

INTISARI
Keterlambatan waktu pelaksanaan masih menjadi masalah utama dunia konstruksi Indonesia sehingga diperlukan
manajemen waktu yang baik untuk mengurangi risiko keterlambatan yang terjadi. Salah satu metode manajemen
waktu adalah Last Planner System (LPS) yang relatif belum banyak diimplementasikan pada proyek konstruksi.
Penelitian ini bertujuan membuat rencana kerja menggunakan LPS, me-monitoring dan mengevaluasi progress
pekerjaan harian, serta mengidentifikasi kendala penerapan LPS melalui studi kasus pada proyek pembangunan
tahap dua Gedung IRNA D RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Proses pembuatan perencanaan kerja
dilakukan secara manual dengan menggunakan sticky note dan flip papper, dan analisis data menggunakan
metode LPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPC harian rata-rata proyek adalah sebesar 62% dan faktor
dominan yang menyebabkan keterlambatan proyek adalah faktor submittals, manajerial, dan pekerja. Kendala
dalam penerapan LPS adalah tidak mendukungnya para pihak yang terlibat dalam proyek untuk menerapkan LPS
karena kesibukan pekerjaan dan keinginan untuk menerapkan LPS.

Kata kunci: Keterlambatan, LPS, Monitoring dan Evalusi

1. PENDAHULUAN
Penelitian ini akan mengimplementasikan LPS pada
1.1. Latar Belakang proyek pembangunan tahap dua Gedung IRNA D
Keterlambatan waktu pelaksaan proyek konstruksi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Soeradji
masih menjadi masalah utama yang dihadapi dunia Tirtonegoro Klaten.
konstruksi Indonesia. Faktor penyebab keterlambatan
antara lain adalah gangguan alam, huru hara, demo 1.2. Rumusan Masalah
dan lain-lain; owner/clients seperti kesalahan pada Penelitian ini akan mengkaji potensi implementasi
gambar dan spesifikasi; kontraktor seperti kesalahan LPS pada proyek konstruksi, khusunya melalui studi
dalam mempekerjakan personil yang tidak cakap kasus pada proyek pembangunan tahap dua Gedung
(Levis dan Atherley, 1996) IRNA D RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Penelitian ini akan mengkaji bagaimana cara
Untuk mengurangi risiko keterlambatan dalam suatu melakukan penjadwalan dengan LPS dan apa saja
proyek diperlukan manajemen waktu yang baik. Saat kendalanya.
ini dikenal metode yang relatif baru yaitu The Last
Planner System (LPS). 1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian dalam tugas akhir ini bertujuan:
LPS merupakan salah satu metode perencanaan dan 1. Membuat perencanaan kerja menggunakan Last
pengendalian jadwal pekerjaan yang merupakan salah Planner System (LPS) pada proyek
satu komponen dari konsep konstruksi ramping (lean pembangunan tahap dua Gedung IRNA D RSUP
construction). LPS telah terbukti efektif dalam dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
mencapai dan mempertahankan rencana kerja di atas 2. Me-monitoring dan mengevaluasi progress
90% (Ballard, 2000). pekerjaan harian pada pelaksanaan proyek
konstruksi tersebut menggunakan LPS.
3. Mengidentifikasi kendala penerapan LPS.

2 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

1.4. Batasan Masalah perubahan sistem perencanaan dan pengendalian


Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain: proyek konstruksi dengan menggunakan LPS
1. Penelitian dilakukan di proyek pembangunan dalam sebuah studi kasus yaitu proyek
tahap dua Gedung IRNA D RSUP dr. Soeradji pembangunan UTA Collage Park. Penelitian ini
Tirtonegoro Klaten. memberi kesimpulan bahwa implementasi LPS
2. Karena keterbatasan waktu dan sisa pekerjaan dapat meningkatkan proses perencanaan yang
yang ada; pengamatan difokuskan pada pekerjaan berlangsung terus menerus selama pelaksnaan
finishing/arsitektur. proyek, dan memberi keuntungan yang besar.
3. Wawancara dilakukan kepada narasumber dari
owner, Konsultan MK, dan kontraktor. Hasil penelitian yang telah disebutkan di atas
menggunakan nilai PPC mingguan. Pada penelitian ini
1.5. Manfaat Penelitian digunakan nilai PPC harian.
Bagi para pelaku konstruksi seperti para penyedia jasa
konstruksi dan praktisi, penelitian ini diharapkan 2. TINJAUAN PUSTAKA
dapat memberi wawasan tambahan mengenai LPS
sebagai metode alternatif untuk perencanaan dan 2.1. Pengertian Proyek Konstruksi
menanggulangi masalah yang sering terjadi pada Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian
pelaksanaan proyek konstruksi. kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan
umumnya berjangka waktu pendek dimana terdapat
Bagi akademisi dan mahasiswa, penelitian ini dapat
suatu proses yang mengolah sumber daya proyek
menjadi pengetahuan tambahan sehingga LPS dapat
menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan
diteliti dan dikembangkan lebih lanjut.
(Ervianto, 2004).
1.6. Keaslian Penelitian
2.2. Manajemen Proyek
Penelitian tentang implementasi LPS telah dilakukan
Definisi manajemen proyek menurut Ervianto (2004)
dibeberapa peneliti antara lain :
adalah semua perencanaan, pelaksanaan,
1. Herman Gregory Ballard, dalam disertasinya di
pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal
tahun 2000 yang berjudul The Last Planner
hingga berakhirnya proyek untuk menjamin
System Of Production Control. Penelitian
pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya
ditujukan untuk mengetahui apakah LPS dapat
dan tepat mutu.
meningkatkan reabilitas rencana pekerjaan
dengan PPC di atas 70%. Penelitian dilakukan 2.2.1. Penjadwalan Proyek Konstruksi
dibeberapa proyek konstruksi.
Penjadwalan merupakan penjabaran perencanaan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa LPS dapat
proyek menjadi urutan langkah-langkah pelaksanaan
meningkatkan reabilitas perencanaan di atas
pekerjaan sesuai skala waktu untuk mencapaisasaran.
70%.
Penjadwalan menentukan kapan aktifitas-aktifitas itu
dimulai, ditunda dan diselesaikan, sehingga
2. Abdullah O. AlSehaimi, Patricia Tzortzopoulos
pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan
Fazenda, dan Lauri Koskela dalam jurnal yang
disesuaiakan waktunya menurut kebutuhan yang telah
berjudul Improving Construction Management
ditentukan (Dipohusodo,1996).
Practice In Saudi Arabia With The Last Planner
System: A Case Study yang diterbitkan oleh
2.2.2. Jenis-Jenis Penjadwalan Proyek Konstruksi
University of Huddersfield di tahun 2013.
Menurut Sajekti (2013), pada umumnya penjadwalan
Penelitian ditujukan untuk mengetahui
proyek dapat berupa:
implementasi LPS dalam meningkatkan praktek
a. Diagram Batang (Bar Chart) atau Grantt Chart,
perencanaan pada dua studi kasus proyek
yang biasanya dilengkapi dengan kurva S.
konstruksi. Penelitian ini memberi kesimpulan
b. Metode Jalur Kritis (The Critical Path Method).
bahwa LPS terbukti meningkatkan aspek praktek
c. Metode Diagram Kisi Waktu (The Time-grid
manajemen konstruksi dan memberikan
Diagram).
keuntungan yang besar
2.3. Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi
3. Alok Patel, pada tesisnya di tahun 2011 yang
Ervianto (1998) mendefinisikan keterlambatan
berjudul The Last Planner System For Reliable
sebagai waktu pelaksanaan yang tidak dimanfaatkan
Project Delivery. Penelitian ditujukan untuk me-
sesuai dengan rencana kegiatan sehingga
monitoring dan mengevaluasi perbaikan atau
menyebabkan satu atau beberapa kegiatan yang

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 3
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

mengikuti menjadi tertunda atau tidak selesai tepat Manfaat LPS sebagai bagian dari komponen
sesuai jadwal yang telah direncanakan. konstruksi lean construction antara lain:
a. Perencanaan dapat dilakukan secara lebih rinci.
Proboyo (1999) memberi kesimpulan dalam b. Rencana kerja dikembangkan bersama dengan tim
penelitiannya bahwa faktor-faktor keterlambatan (pihak-pihak yang terlibat dalam proyek).
antara lain: c. Memudahkan identifikasi hambatan kerja
a. Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan (constrain) yang akan dihadapi sehingga tim dapat
yang telah selesai, penyebab oleh pemilik. segera mempelajari dan menyelesaikan hambatan
b. Kualifikasi teknis dan manajerial yang buruk dari tersebut.
personil dalam organisasi kerja kontraktor, d. Janji/komitmen yang dibuat oleh tim (terutama
penyebab oleh kontraktor. pelaksaan) menjadi lebih realistis.
c. Kesiapan/penyiapan sumber daya. e. Pelaksanaan pekerjaan berdasarkan koordinasi
d. Perencanaan dan penjadwalan pekerjaan. dan negosiasi aktif dengan semua pihak yang
e. Sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi. terkait sehingga wasting dan kesalahpahaman
f. Lingkup dan dokumen pekerjaan. dapat diminimalkan.
g. Sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan. f. Memudahkan identifikasi akar permasalahan
h. Non-Excusable Delay (NED). kegagalan perencanaan sehingga tindakan
i. Compensable Delay (CD). pencegahan dapat segera diambil (Ballard, 2000;.
j. Excusable Delay (ED). Ballard et al, 2007).

2.3.1. Dampak Keterlambatan 3.2. Kontrol Aliran Kerja LPS


Menurut Lewis dan Atherley (1996), keterlambatan a. Master schedule/milestone schedule
akan berdampak pada perencanaan awal dan masalah Master schedule adalah perencanaan yang
keuangan. Keterlambatan dalam suatu proyek menggambarkan pekerjaan secara keseluruhan dari
konstruksi akan memperpanjang durasi proyek atau awal sampai akhir periode proyek (Hussain, Krishna,
meningkatkan biaya maupun keduaduanya. & Kumar, 2014).

2.4. Monitoring dan Evaluasi Proyek Konstruksi b. Phase planning dan pull planning
Monitoring sebagai suatu proses mengukur, mencatat, Fungsi dari phase planning adalah menghasilkan
mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan jadwal rinci yang mencakup setiap fase proyek
informasi untuk membantu pengambilan keputusan sebagai fondasi dalam menentukan perencanaan lebih
dalam manajemen program/proyek (Calyton dan lanjut, kerangka struktural, dan finishing. Dalam
Petry, 1983). membuat phase planning ini, lebih menguntungkan
jika dikerjakan bersama tim (Ballard & Howell, 2004).
Menurut Benny (2008) evaluasi proyek, juga dikenal
sebagai studi kelayakan proyek merupakan pengkajian Pekerjaan-pekerjaan pada phase planning akan
suatu usulan proyek, apakah proyek dapat dikembangkan terlebih dahulu menjadi assignments
dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project), (tugas-tugas) sesuai dengan tingkat detail yang
didasarkan dengan berbagai aspek kajian. diinginkan. Dalam proses ini secara bersamaan akan
dibuat pull planning yaitu langkah pertama yang khas
3. LANDASAN TEORI dalam implementasi lean construction di proyek AEC
(Architecture, Engineering, and Construction) dimana
3.1. Last Planner System (LPS) anggota tim proyek menentukan bagaimana pekerjaan
LPS dikembangkan oleh Glenn Ballard dan Gregory proyek tersebut dikerjakan untuk mencapai hasil pada
Howell sejak tahun 1992. jadwal yang telah ditetapkan/milestone (Lean
Construction Institute, 2015). Proses pull planning
Menurut Ballard (2000), pergeseran konsep dari dijabarkan sebagai berikut:
peningkatan produktivitas ke kehandalan alur kerja 1) Semua anggota tim yang bertanggung jawab
terinspirasi oleh Toyota Production System dan untuk melakukan assignment (tugas) akan
akhirnya diberi label produksi ramping (lean berpartisipasi dalam membuat Phase Pull
production), dan juga pemikiran Lauri Koskela Schedule (PPS).
tentang teori produksi dan aplikasi untuk industri 2) PPS dibuat bersama-sama dengan pihak yang
konstruksi. terkait (tim) untuk menetapkan konteks,
menentukan jadwal, mencari strategi eksekusi,
mengidentifikasi assignments dan mengatur tim

4 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

dalam bekerja. Semua assignments di PPS harus


dapat didefinisikan dan diterima oleh owner.
3) PPS selesai ketika anggota tim menyepakati
kriteria assignments yang diberikan antara
kegiatan, urutan, dan prakiraan waktu pekerjaan,
serta sumber daya (material, labour, and cost)
untuk menyelesaikan assignment tersebut (Patel,
2011).
Gambar 4. WWP sticky note
(Sumber: HEERY, 2015)

c. Lookahead planning
Lookahead planning menggambarkan langkah
pertama dari perencanaan LPS dengan jangka waktu
biasanya antara dua sampai enam minggu. Pada tahap
ini, kegiatan dipecah ke tingkat proses/operasi,
kendala diidentifikasi, tanggung jawab pekerjaan
diberikan kepada masing-masing orang (pelaksaan),
dan tugas pekerjaan siap dilaksanakan (Ballard, 1997;.
Hamzeh et al, 2008).

Fungsi lookahead planning adalah membentuk urut-


Gambar 1. Contoh PPS urutan dan tempo aliran kerja, menyerasikan antara
(Sumber: HEERY, 2015) aliran kerja dengan kapasitas, menentukan metode
pelaksanaan pekerjaan secara rinci, menjaga agar tetap
ada pekerjaan yang bisa dilakukan (workable
backlog), memperbaharui dan merevisi jadwal utama
bila diperlukan. Inti dari proses lookahead ini adalah
sebuah schedule yang berisi pekerjaan-pekerjaan yang
berpotensi untuk dikerjakan. Beberapa assignments
yang masuk dalam lookahead planning dilakukan
constraints analysis untuk dapat benar-benar
dilaksanakan (Bllard, 2000).
Gambar 2. Milestone sticky note
(Sumber: HEERY, 2015)

Gambar 3. Phase plan sticky note


(Sumber: HEERY, 2015) Gambar 5. Last planner system with lookahead
process highlighted (Sunmber: Ballard, 2000)

d. Constraints analysis
Setelah assignments ditentukan, maka untuk
assignments tersebut dilakukan analisa hambatan
(constraints analysis). Hambatan dapat berupa
kontrak, disain, submittals, material, pekerjaan
prasyarat, ruang/area kerja, peralatan, pekerja dan

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 5
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

lain-lain. Hambatan-hambatan lain mungkin dapat komitmen (WILL) untuk melakukan apa yang harus
berupa perizinan, pengawasan, persetujuan, dan dilakukan (SHOULD) namun pekerjaan yang
sebagainya tergantung dari karakteristik proyek yang diutamakan yaitu pekerjaan harus bisa dilakukan
bersangkutan (Ballard, 2000). (CAN). Dalam prakteknya, pekerjaan yang bisa
dilakukan (CAN) dimasukkan ke dalam workable
e. Shielding production backlog dan yang tidak dapat dilaksanakan, waktu
Dengan membuat assignments yang berkualitas atau pengerjaannya akan dimundurkan (Patel, 2011).
melakukan shielding production maka akan dapat
melindungi unit-unit produksi dari aliran kerja yang
tidak pasti (uncertainty work flow), membuat unit-unit
tersebut untuk meningkatkan produktifitas mereka,
dan juga untuk meningkatkan produktifitas dari unit-
unit produksi selanjutnya sehingga dapat membantu
untuk mengurangi durasi proyek (Steven, Robby dan
Andi, 2013). Ballard dan Howell (1998) telah
membuktikan bahwa assignment-assignment yang
berkualiatas dapat diperoleh dengan melakukan Gambar 6. The formation of assignments in the Last
penyaringan sebelum masuk ke dalam weekly working Planner Planning Process (Sumber: Ballard, 2000)
plan (WWP). Berikut ini adalah kriteria untuk
assignment yang berkualitas.
1. Definition; assignment harus cukup spesifik,
dimana dapat dijelaskan dan dikoordinasikan
dengan pihak lain, dan memungkinkan untuk
diukur pada akhir minggu apakah assignment
tersebut dapat diselesaikan atau tidak.
2. Soundness; assignment harus memungkinkan
untuk dikerjakan.
3. Sequence; assignment yang dipilih harus
memiliki syarat urutan yang benar. Disini
assignment yang berpotensi untuk dikerjakan
dapat dimasukkan kedalam workable backlog.
4. Size; assignment harus memiliki ukuran dan
target sesuai dengan kapasitas produksi dari Gambar 7.. Planning stages/levels in The Last
masing-masing pihak. Planner System (Sumber: Ballard, 2000)
5. Learning; assignment yang tidak terselesaikan
harus dimonitor dan diidentifikasi penyebab tidak h. Percent Plan Completed (PPC)
terselesaikannnya pekerjaan, dengan tujuan PPC adalah jumlah assignments yang telah
untuk perbaikan dan sebagai proses pembelajaran diselesaikan dibagi dengan jumlah semua assignment
untuk menyusun reliable planning pada periode rencana, dan ditulis dalam bentuk persentase (Ballard,
selanjutnya. (Ballard and Howell, 1998). 2000).
𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒𝑑 𝑡𝑎𝑠𝑘
f. Weakly Work Plan (WWP) PPC (%) = 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑎𝑠𝑠𝑖𝑔𝑛𝑒𝑑 𝑡𝑎𝑠𝑘
× 100 (1)
WWP merupakan rencana paling rinci dalam LPS.
WWP menggambarkan secara langsung keterkaitan
tugas-tugas pekerjaan untuk mendorong proses PPC dapat dijadikan sebagai standar untuk
produksi. Pada akhir setiap periode dilakukan mengontrol unit-unit produksi, menentukan jadwal
monitoring dan evaluasi untuk menganalisa apakah proyek, strategi pelaksanaan, dan lain-lain. PPC yang
rencana yang dibuat efektif, dan kendala apa yang tinggi menunjukkan pekerjaan yang selesai dilakukan
dihadapi (Ballard, 2000). dengan sumber daya yang tersedia semakin banyak,
produktivitas tinggi dan progres semakin cepat
g. Analisa Should-Can-Will-Did (Ballard, 2000).
Untuk menstabilkan lingkungan kerja dengan
perencanaan dimulai dengan belajar untuk membuat PPC merupakan ukuran sejauh mana
dan menjaga komitmen. Orang atau kelompok yang komitmen dalam melaksanakan pekerjaan yang telah
diberi tanggung jawab diharapkan mampu membuat direncanakan (WILL) telah diwujudkan (Ballard,

6 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

2000). Ketidaksesuaian pelaksanaan dengan membuat rencana dan monitoring pelaksanaan


komitmen atau kegagalan rencana sehingga pekerjaan proyek.
tidak selesai akan dicari akar permasalahannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan rencana c. Perumusan masalah
dan tidak terselesaikannya pekerjaan digunakan Perumusan masalah dalam penelitian yang
sebagai dasar pembelajaran dan perbaikan terus dilakukan adalah sebagai berikut.
menerus (Ballard, 2000). Faktor-faktor yang 1) Bagaimana perencanaan kerja menggunakan
menyebabkan tidak tercapainya rencana pekerjaan Last Planner System (LPS) pada proyek
adalah sebagai berikut. pembangunan tahap dua Gedung IRNA D
1) Faktor material seperti sulitnya memperoleh RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten?
material, kerusakan material, perubahan material,
kurangnya material, jeleknya kualitas material, 2) Bagaimana monitoring dan evaluasi progress
dan terlambatnya pengiriman material. harian pelaksanaan proyek tersebut
2) Faktor tenaga kerja seperti kurangnya skill atau mengguanakan LPS?
keahlian pekerja, kurangnya jumlah tenaga kerja,
rendahnya disiplin dan produktivitas tenaga d. Pengumpulan data
kerja, dan penggantian tenaga kerja baru. Data yang dikumpulkan berupa data sekunder
3) Faktor peralatan seperti kurangnya peralatan, dan data primer yang akan dijelaskan pada
kerusakan peralatan, buruknya kualitas peralatan, subbab berikut.
skill operator yang tidak memadai, dan lambatnya
mobilisasi-demobilisasi. e. Analisis data
4) Faktor kondisi lapangan seperti cuaca buruk, Data-data yang didapat dianalisis berdasarkan
keadaan tanah yang buruk, susahnya akses jalan, metode LPS.
tempat penyimpanan material yang buruk,
buruknya penempatan site layout, tanggapan dari Bagan alir penelitian ditunjukkan pada gambar
tetangga, dan karakteristik fisik dari bangunan berikut.
disekitar lokasi.
5) Faktor manajerial seperti kurangnya pengalaman
dari manajer proyek; lambatnya pembayaran
kepada kontraktor; komunikasi antara kontraktor,
konsultan, dan owner, metode kerja yang buruk
dari kontraktor; rencana kerja yang buruk;
kualitas kontraktor dan/atau subkontraktor yang
rendah; pengawasan proyek yang buruk; dan
estimasi keperluan material yang terlalu boros.
6) Faktor desain seperti kurangnya design skill,
terjadi perubahan desain, kesalahan dalam
mendesain, dan lambatnya persetujuan gambar
kerja oleh owner.
7) Faktor prodecessor yaitu prasyarat untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.

4. METODE PENELITIAN

4.1. Langkah-langkah/Prosedur Penelitian


Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
a. Studi pendahuluan; bertujuan untuk melihat
kondisi, dan mengidentifikasi permasalahan yang
terjadi di proyek yang menjadi lokasi penelitian.

b. Studi literatur; bertujuan untuk mempelajari Last


Planner System (LPS) sebagai metode untuk

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 7
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

8 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

Gambar 9. Bagan alir penelitian

4.2. Pengumpulan Data note dengan beberapa warna, alat-alat tulis berupa
4.2.1. Data Sekunder buku catatan, pulpen, spidol, dan penggaris kayu,
Pada penelitian yang dilakukan terlebih dahulu meteran untuk mengukur volume pekerjaan, dan
dilakukan pengumpulan data sekunder yang diambil komputer untuk merekapitulasi data yang didapat.
langsung dari Konsultan MK, dan kontraktor berupa
gambar teknis (lampiran 3), jadwal rencana pekerjaan 4.4. Analisis Data
berupa Kurva S (lampiran 4), dan rencana pekerjaan Analisis data pada peneletian yang dilakukan
mingguan maupun harian (lampiran 5). menggunakan konsep LPS dengan langkah sebagai
berikut.
4.2.2. Data Primer a. Penjadwalan
Data primer diperoleh dengan cara sebagai berikut. Penjadwalan dilakukan secara manual dengan
1. Progress pekerjaan mingguan diambil setiap menggunakan sticky note dengan beberapa warna
minggu, dan hasil dan risalah rapat yang diambil berbeda untuk setiap pekerjaan. Selain itu,
setiap minggu. Sumber data langsung dari penjadwalan secara menual ini mengguanakan flip
Konsultan MK, dan kontraktor paper yang dibuat dari kertas manila putih dengan
2. Observasi lapangan ke lokasi proyek yang diberi garis-garis yang berisi minggu pelaksanaan,
dilakukan setiap hari. Data yang diperoleh berupa bulan, dan tanggal serta kolom-kolom.
progress kerja harian.
3. Wawancara dengan PPK RSUP dr. Soerajdi Penjadwalan dengan LPS secara umum berupa
Tirtonegoro Klaten, Konsultan MK, dan phase plan, lookaehad plan, dan weekly work plan
kontraktor. Data yang diperoleh berupa pekerjaan yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab hasil
yang akan dikerjakan pada tanggal yang ditinjau, penelitian dan pembahasan.
masalah-masalah yang terjadi di proyek dan
penyebabnya, serta strategi yang dilakukan untuk b. Constrain analysis dan shielding production
menanggulangi masalah tersebut. Wawancara anaysis
dilakukan setiap hari berbarengan dengan Constrain analysis adalah menganalisis
observasi lapangan. hambatan-hambatan yang terjadi di proyek
sebelum dilaksanakan pekerjaan dan shielding
4.3. Alat atau Instrument Penelitian production anaylisis adalah menyaring pekerjaan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah (assignments) yang berkualitas yaitu pekerjaan
tools yang biasa digunakan dalam melaksanakan LPS (assignments) yang berpotensi untuk dilakukan.
berupa flip paper dari kertas manila putih dan sticky Constrain analysis dan shielding production

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 9
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

analysis akan dijelaskan lebih lanjut pada bab Tabel 1. Pekerjaan yang diamati
hasil penelitian dan pembahasan. Volume
Area Assignments total Units
pekerjaan
c. Perhitungan Percent Plant Complete (PPC) dan Pemasangan
analisis reason not completion plafond 1541.92 m2
PPC adalah jumlah assignments yang selesai Pekerjaan pengecatan:
dikerjakan dibagi dengan total jumlah Pengecatan
assignments rencana dan ditulis dalam bentuk plafond 1541.92 m2
Lantai
Pengecatan
persentase. Rumus PPC dapat dilihat di bawah 4
dinding 857.31 m2
ini. Pemasangan
𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒𝑑 𝑡𝑎𝑠𝑘 keramik 1068.80 m2
PPC (%) = 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑎𝑠𝑠𝑖𝑔𝑛𝑒𝑑 𝑡𝑎𝑠𝑘
× 100 (2) Pemasangan
vinyl 2410.30 m2
Pemasangan
Reason not completion adalah penyebab-penyebab plafond 1829.89 m2
Pekerjaan pengecatan:
pekerjaan (assignments) tidak dapat terselesaikan Pengecatan
sesuai dengan rencana. plafond 1829.89 m2
Lantai
Pengecatan
5
5. HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN dinding 901.95 m2
Pemasangan
5.1. Deskripsi Proyek keramik 1280.95 m2
Pemasangan
Peneltian ini dilakukan dengan studi kasus pada vinyl 2410.30 m2
proyek pembangunan tahap dua Gedung IRNA D
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang berlokasi
di Jl. Dr. Soeradji Tirtonegoro, Tegalyoso, Klaten Sel., Selanjutnya masing-masing assigments akan
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Proyek konstruksi didefiniskan dengan warna yang berbeda-beda yaitu
ini dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama pemasangan plafond warna coklat, pekerjaan
difokuskan pada pekerjaan struktur dan finishing pengecatan warna hijau, pemasangan keramik warna
lantai satu sampai tiga telah selesai pada tahun 2015. biru, dan pemasangan vinyl warna merah muda.

Pengamatan pada penelitian ini terbatas pada sisa 5.3. Perencanaan Kerja Menggunakan LPS
pekerjaan, yiatu pekerjaan finishing/arsitektur 5.3.1. Analisis Kinerja
dikarenakan proyek telah memasuki periode akhir Langkah awal adalah dilakukan analisis kinerja
pelaksanaan. Lebih detil pekerjaan yang diamati pekerjaan pada minggu ke-10 yaitu tanggal 26
meliputi: September sampai dengan 2 Oktober. Tujuan analisis
a. Pekerjaan pemasangan plafond, lantai empat dan kinerja ini untuk mengukur kecepatan kerja pada
lima. pekerjaan-pekerjaan yang diamati. Selain mengukur
b. Pekerjaan pengecatan yang terdiri dari kecepatan kerja, pada analisis kinerja ini juga
pengecatan plafond dan dinding, lantai empat dan dilakukan identifikasi masalah-masalah yang terjadi di
lima. proyek dan jumlah pekerja (tukang). Dengan
c. Pekerjaan pemasangan keramik, lantai empat dan mengetahui jumlah pekerja, maka dapat dikeketahui
lima. kecepatan kerja per pekerja per hari.
d. Pekerjaan pemasangan vinyl, lantai empat dan
lima. Analisi kinerja dilakukan dengan langkah
sebagai berikut.
5.2. Master Schedule a. Kecepatan kerja
Master schedule merupakan jadwal yang berisi 1) Kecepatan dianalisis secara harian.
pekerjaan-pekerjaan utama proyek. 2) Kecepatan kerja dilakukan dengan
pengamatan langsung di lapangan setiap hari
Tabel 1 menunjukkan daftar pekerjaan yang diamati selama satu minggu kerja (6 hari).
dalam penelitian ini. 3) Ditinjau per satuan volume pekerjaan (misal
m2).
4) Pengukuran volume pekerjaan menggunakan
meteran.

10 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

5) Pengukuran dilakukan pada pekerjaan yang


belum dikerjakan.
6) Volume total assignments dikurangi dengan
volume pekerjaan yang belum dikerjakan,
didapatkan volume pekerjaan sampai
hari/tanggal yang ditinjau.
7) Volume pekerjaan sampai hari/tanggal yang
ditinjau dikurangi dengan volume pekerjaan
sampai hari/tanggal sebelumnya. Didapatkan
volume pekerjaan harian pada hari/tanggal
yang ditinjau kemudian volume dengan satuan
meter persegi ke persentase dengan rumus di
bawah ini.

Kecepatan kerja harian (%)=


Volume pekerjan harian pada tanggal yang ditinjau (m2)
Volume rencana pekerjaan total (m2)
x 100 (3)

Hasil perhitungan kecepatan kerja di minggu 10 dapat


dilihat pada tabel berikut.

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 11
12
NASKAH SEMINAR

Tabel 2. Rekapitulasi pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan

Sampai
Sampai 27 sept Sampai 28 sept Sampai 29 sept Sampai 30 sept Sampai 2 okt
Sampai 26 sept 1 okt
Belum Belum Belum Belum Belum Belum
di Volume di Volume di Volume di Volume di Volume di volume
Area Assignments
kerjakan (m2) kerjakan (m2) kerjakan (m2) kerjakan (m2) kerjakan (m2) kerjakan (m2)
(m2) (m2)) (m2) (m2) (m2) (m2)
Pemasngan
-523.64 1018.29 -467.27 1074.66 -441.36 1100.57 -412.77 1129.15 -273.93 1267.99 -106.99 1434.93
plafond
Pekerjaan
pengencatan
Plafond -409.67 1132.25 -409.67 1132.25 -409.67 1132.25 -394.69 1147.23 -394.69 1147.23 -237.84 1304.08
lantai
4
Dinding -709.36 147.95 -709.36 147.95 -709.36 147.95 -693.52 163.79 -693.52 163.79 -693.52 163.79
Pemasangan
-213.31 855.49 -213.16 855.64 -212.20 856.60 -212.20 856.60 -212.20 856.60 -166.35 902.46
keramik
Pemasangan - - - - -
397.10 397.10 412.35 1405.97 1405.97 -888.02 1522.28
vinyl 2013.20 2013.20 1997.95 1004.33 1004.33
Pemasngan
-437.86 1392.03 -437.86 1392.03 -388.11 1441.78 -386.26 1443.63 -386.26 1443.63 -386.26 1443.63
plafond
Pekerjaan
pengencatan
Plafond -702.89 1126.99 -702.89 1126.99 -327.17 1502.71 -327.17 1502.71 -237.17 1592.71 -237.17 1592.71
lantai
5
Dinding -901.95 0.00 -901.95 0.00 -901.95 0.00 -901.95 0.00 -901.95 0.00 -886.11 15.84
Pemasangan
-325.47 955.48 -286.69 994.26 -286.69 994.26 -286.69 994.26 -286.69 994.26 -273.85 1007.10
keramik
Pemasangan - - - - - -
131.30 131.30 143.14 143.14 143.14 143.14
vinyl 2279.00 2279.00 2267.16 2267.16 2267.16 2267.16

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
Mei, 2017
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

Tabel 3. Kecepatan harian


September Oktober
Bulan

Hari(tanggal) 27 28 29 30 1 2
Vol Vol Vol Vol 2 Vol
AREA Assignments (%) (%) (%) (%) Vol (m ) (%) (%)
(m2) (m2) (m2) (m2) (m2)
Pemasngan plafond 56.37 4% 25.91 2% 28.59 2% 138.84 9% 83.47 5% 83.47 5%
Pekerjaan
pengencatan
Plafond 0.00 0% 0.00 0% 14.98 1% 0.00 0% 78.43 5% 78.43 5%
Lantai
4
Dinding 0.00 0% 0.00 0% 15.84 2% 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0%
Pemasangan
0.15 0% 0.96 0% 0.00 0% 0.00 0% 22.93 2% 22.93 2%
keramik
Pemasangan vinyl 0.00 0% 15.25 1% 993.61 41% 0.00 0% 58.16 2% 58.16 2%

Pemasngan plafond 0.00 0% 49.75 3% 1.85 0% 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0%


Pekerjaan
pengencatan
Plafond 0.00 0% 375.72 21% 0.00 0% 90.00 5% 0.00 0% 0.00 0%
Lantai
5
Dinding 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0% 7.92 1% 7.92 1%
Pemasangan
38.78 3% 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0% 6.42 1% 6.42 1%
keramik
Pemasangan vinyl 0.00 0% 11.84 0% 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0%

Dapat dilihat pada Tabel 2 terdapat satu kolom yang rapat mingguan. Hasil dari wawancara adalah sebagai
kosong. Hal tersebut disebabkan beberapa kendala berikut.
seperti pengamatan tidak dapat dilakukan setiap hari 1) Faktor dominan yang menyebabkan
dalam seminggu secara penuh. Data kecepatan kerja keterlambatan sementara yaitu kurangnya jumlah
harian di tanggal yang kosong (tidak melakukan tenaga kerja. Data ini didapat dengan wawancara
pengamatan) diambil dari data hari selanjutnya dibagi dan identifikasi risalah rapat mingguan.
dua. Data volume pekerjaan sampai akhir minggu 2) Jumlah pekerja (tukang) pada masing-masing
(tanggal 2 Oktober) dirubah menjadi peresentase pekerjaan yang diamati yang dapat dilihat pada
untuk acuan pembuatan kontrol aliran kerja LPS. tabel berikut.

Tabel 4. Prestasi sampai minggu 10 assignments Tabel 5. Jumlah tenaga kerja (tukang) setiap
yang diamati sebagai objek penelitian assignments
Prestasi sampai Pekerja/tukang
Area Assignments Assigments
sampai 2 Okt (%) (orang)
Pemasngan plafond 93% Pemasangan
20
Pekerjaan pengecatan plafond
Lantai Plafond 85% Pekerjaan
3
4 Dinding 19% pengecatan
Pemasangan keramik 84% Pemasangan
15
Pemasangan vinyl 63% keramik
Pemasngan plafond 79% Pemasangan vinyl 12
Pekerjaan pengecatan
Lantai Plafond 87% c. Kecepatan kerja setiap pekerja per hari.
5 Dinding 2% Setelah jumlah tenaga kerja diketahui maka
Pemasangan keramik 79% dilakukan perhitungan kecepatan kerja setiap
Pemasangan vinyl 6% pekerja per hari dengan langkah sebagai berikut.
1) Perhitungan kecepatan kerja harian rata-rata
b. Masalah-masalah yang terjadi di proyek dan Kecepatan kerja harian rata-rata dihitung
jumlah pekerja (tukang) pada masing-masing dengan rumus di bawah ini.
pekerjaan yang diamati
Identifikasi masalah yang terjadi di proyek dan jumlah Kecepatan kerja harian rata-rata (%)=
Σ kecepatan kerja harian (%)
(4)
Jumlah hari kerja dalam satu minggu
tenaga kerja (tukang) dilakukan dengan wawancara
dengan pihak yang terlibat dalam proyek dan hasil

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 13
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

Hari atau tanggal dimana tidak ada pekerjaan sticky note untuk lookahead plan dapat dilihat
atau kecepatan kerja harian = 0, tidak pada gambar berikut.
dimasukkan dalam perhitungan. b. Dibuat analisis perkiraan keterlambatan
pekerjaan. Analisis ini mengacu pada
2) Perhitungan kecepatan kerja setiap pekerja per kecepatan kerja harian/orang.
hari
Kecepatan kerja setiap orang (pekerja) per
hari dihitung dengan rumus dibawah ini.

Kecepatan kerja/orang/hari (%)=


Kecepatan kerja harian rata-rata (%)
Jumlah orang yang bekerja
(5)

Jika terdapat beberapa assignments yang tidak


dikerjakan selama satu minggu tersebut, maka
kecepatan kerja diambil dari asumsi rata-rata Gambar 10. Fromat dan contoh pengisian
rencana pekerjaan mingguan (diambil dari lookahead dan WWP sticky note
rencana pekerjaan mingguan) dibagi dengan
jumlah hari dalam satu minggu. Dalam hal ini Tabel 7. Cara perhitungan progress pekerjaan sampai
jumlah hari yang diambil adalah tujuh hari. tanggal tertentu
Kemudian dibagi dengan jumlah pekerja pada Tanggal
Tanggal n2 Tanggal n3 Tanggal ni
n1
masing-masing assignment. Progress Progress Progress
sampai tanggal sampai tanggal sampai tanggal
Tabel 6. Kecepatan kerja harian rata-rata dan n2 = Progress n3 = Progress ni = Progress
Progress
sampai tanggal sampai tanggal sampai tanggal
kecepatan kerja setiap pekerja per hari sampai
n1 + kecepatan n2 + kecepatan ni + kecepatan
VOL/HARI VOL/ORANG/HARI n1
Assignments (%) (%) kerja/orang/hari kerja/orang/hari kerja/orang/hari
(m2) (m2) x jumlah x jumlah x jumlah
pekerjaan plafond 68.34 3.73% 3.42 0.19%
pekerja pekerja pekerja
pekerjaan pengecatan
plafond 82.28 4.50% 27.43 1.50%
dinding 125.66 13.93% 41.89 4.64% Dilangkah ini, kecepatan kerja harian
pekerjaan
keramik
94.92 7.41% 6.33 0.49% diasumsikan tidak berubah. Langkah ini selesai
pekerjaan vinyl 35.8502 1.49% 2.99 0.12% jika progress pekerjaan telah mencapai 100%
pada setiap pekerjaan atau telah mencapai
5.2.2. Kontrol Aliran Kerja LPS milestone.
5.2.2.1. Master Schedule
Master schedule untuk proyek ini telah dibuat oleh c. Dilakukan sekenario untuk mengatasi
konsultan MK sebagaiamana dijelaskan pada bagian keterlambatan yang terjadi. Sekenario yang
master schedule. dilakukan adalah penambahan pekerja pada
pekerjaan yang melewati milestone. Selanjutnya
5.2.2.2. Pembuatan Phase Plan/Phase Schedule dan jadwal disusun dengan mempertimbangkan
Pull Plan perpindahan beberapa jumlah pekerja pada
Phase plan adalah perencanaan sub-sub pekerjaan. tanggal tertentu antar lantai.
Pada penelitian ini phase plan tidak dilakukan karena
pekerjaan yang diamati tidak banyak sehingga d. Langkah pembuatan lookahead plan selesai
dilakukan pada detil pekerjaan. ketika rencana progress harian, rencana
perpindahan pekerja (tukang), dan predecessor
5.2.2.3. Pembuatan Lookhaed Plan/Lookeahead telah tertulis di sticky note. Untuk predecessor
Schedule hanya tertulis di hari pertama pada lookehead
Lookahead plan adalah rencana kerja dua sampai plan.
enam minggu kedepan. Pembuatan Periode lookahead
plan diambil tiga minggu. Langkah-langkah 5.2.2.4. Weely Work Plan (WWP) dan Daily Work
pembuatan lookhead plan adalah sebagai berikut. Plan (DWP)
a. Lookahead plan dibuat dengan menggunakan WWP adalah rencana kerja mingguan atau lookahead
lean tools berupa sticky note dan flip papper yang plan dalam seminggu sehingga rencana pekerjaan
dibuat dari kertas manila yang diberi garis berupa fokus pada minggu yang ditinjau. Dalam penelitian ini
kolom-kolom yang telah dijelaskan pada bagian karena pekerjaan yang diamati sedikit dalam waktu
metode penelitian. Format dan contoh pengisian yang relatif singkat maka digunakan Daily Work Plan
(DWP).

14 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

DWP kemudian dimasukkan dalam tabel DWP yang Tabel 9. Constrain analysis untuk DWP tanggal 3
diisi di awal hari (pagi hari) pada tanggal yang Oktober
ditinjau. Submi Pekerja
Assignments Material Space Alat
ttals (orang)
lantai 4
Tabel 8. DWP tanggal 3 Oktober Pemasangan
√ √ √ √ x
plafond
Progress Pengecatan
Rencana √ √ √ √ x
rencana plafond
Assignments Area pekerja/tukang
sampai Pemasangan
(orang) √ √ √ √ √
tanggal 3 keramik
Pekerjaan Pemasangan
Lantai 4 95% 10 √ √ √ √ x
plafon vinyl
Lantai 5
Pekerjaan Pemasangan
√ √ √ √ x
Lantai 4 89% 3 plafond
pengecatan
Pemasangan
√ √ √ √ x
Pekerjaan keramik
Lantai 4 88% 8
keramik Pemasangan
√ √ √ √ x
Pekerjaan vinyl
Lantai 4 68% 6
vinyl
Pekerjaan
Lantai 5 81% 10 Tanda ceklist (√) menunjukkan constrain/predecessor
plafon (syarat agar pekerjaan dapat dikerjakan) telah
Pekerjaan
keramik
Lantai 5 82% 7 terpenuhi. Tanda silang (x) menunjukkan
Pekerjaan constrain/predecessor tidak terpenuhi.
Lantai 5 11% 6
vinyl
Tabel 10. Shielding production DWP tanggal 3
5.2.2.5. Constrain Analysis dan Shielding Production Oktober
Analysis Assignments Soundness Crew size Learning
Constrain analysis adalah kegiatan menganalisa Lantai 4
Melihat hari
hambatan-hambatan yang terjadi di proyek, dan kemarin dan hari
shielding production analysis adalah mempelajari ini kontraktor
hambatan-hambatan tersebut. Tujuan dari kedua belum
melaksanakan
kegiatan ini adalah mengidentifikasi hambatan- Pemasangan Tidak dapat Pekerja pembayaran
hambatan dan menyaring assignments yang berkualitas plafond dikerjakan tidak siap kepada pekerja,
maka
sebelum melaksanakan pekerjaan sehingga hambatan kemungkinan
kedepan dapat dihindari. pekerjaan ini
belum bisa
dikerjakan
Pada penilitian constrain analysis, dan shielding Melihat kemarin
production analysis dilakukan setiap hari di awal hari belum dan hari
(pagi hari) setelah melakukan pengisian tabel DWP. ini kontraktor
belum
Constrain analysis dan shielding production analysis melaksanakan
adalah sebagaimana pada tabel berikut. Pengecatan Tidak dapat Pekerja pembayaran
plafond dikerjakan tidak siap kepada pekerja,
maka
kemungkinan
pekerjaan ini
belum bisa
dikerjakan
Melihat pekerja
Pekerja siap
sudah ada di
Pemasangan Dapat mengerjaka
lapangan maka
keramik dikerjakan n sesuai
pekejaan ini
target
dapat dikerjakan
Pekerja kemarin
pulang dan
belum kembali
Pemasangan Tidak dapat Pekerja ke lokasi proyek
vinyl dikerjakan tidak ada hari ini, maka
pekerjaan hari ini
tidak dapat
dikerjakan

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 15
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖


Lanjutan 𝑃𝑟𝑜𝑔𝑟𝑒𝑠𝑠 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 (%) =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
x 100
Lantai 5
Melihat kemarin 2) Jumlah pekerja/tukang aktual di lapangan
belum dan hari
ini kontraktor Jumlah pekerja di lapangan diperoleh dari
belum pengamatan visual di lapangan terhadap
melaksanakan pekerjaan yang diamati.
Pemasangan Tidak dapat Pekerja pembayaran
plafond dikerjakan tidak siap kepada pekerja,
maka 5.2.2.6. Evaluasi
kemungkinan
pekerjaan ini
Evaluasi dibagai menjadi dua yaitu evaluasi
belum bisa harian dan mingguan. Hasil dari evaluasi adalah
dikerjakan Percent Plan Completed (PPC) dan reason not
Melihat kemarin
belum dan hari
completion yang merupakan ukuran dan pembelajaran
ini kontraktor untuk perbaikan dikemudian hari.
belum
melaksanakan
Pemasangan Tidak dapat Pekerja pembayaran a. Evaluasi Harian
keramik dikerjakan tidak ada kepada pekerja, Evaluasi harian dimaksudkan untuk menilai
maka hasil yang didapatkan dari observasi progress
kemungkinan
pekerjaan ini pekerjaan secara harian, mengidentifikasi masalah
belum bisa yang terjadi pada tanggal/hari yang ditinjau, dan
dikerjakan
Pekerja kemarin
melakukan perencanaan pada hari berikutnya dengan
pulang dan dimasukkan ke dalam tabel evaluasi harian. Contoh
belum kembali tabel evaluasi harian dapat dilihat dibawah ini.
Pemasangan Tidak dapat Pekerja ke lokasi proyek
vinyl dikerjakan tidak ada hari ini, maka
pekerjaan hari ini Tabel 12. Evaluasi tanggal 3 Oktober
tidak dapat Rencana
dikerjakan jumlah
Reaso Kecepat Progress
pekerja/tuk
Assigm n not an kerja rencana
Note ang Request
ents compl harian smapai
Pekerjaan yang lolos dari penyaringan constrain etion rencana tanggal 4
(orang)
untuk
analysis dan shielding production analysis tanggal 4
dimasukkan dalam tabel workable backlog kemudian Lantai 4
dilakukan pengamatan progress pekerjaan dan jumlah Segera
lakukan
pekerja di lapangan. Fakto pembayara
Pemasa
Tidak ada r n kepada
ngan 2% 95% 10
pekerjaan manaj pekerja
Hasil pengamatan dapat dilihat pada contoh tabel plafond
erial
berikut.
Segera
Fakto
Pemasa lakukan
Tabel 11. Workable backlog dan hasil pengamatan ngan
Tidak ada r
4% 89% 3 pembayara
pekerjaan manaj
Jumlah pekerja/tukang plafond n kepada
Progress aktual erial
Assignments aktual di lapangan pekerja
sampai tanggal 3 Dorong
(orang)
Pekerja Fakto pekerja
lantai 4 Pemasa
bekerja r untuk lebih
ngan 2% 88% 8
Pemasangan keramik
kurang pekerj bekerja
86% 6 maksimal a secara
keramik
maksimal
Pastikan
Langkah-langkah pengamatan adalah sebagai berikut. Fakto tenaga
Pemasa r kerja ada
1) Progress aktual sampai tanggal yang ditinjau ngan
Tidak ada
teang 5% 68% 6 untuk
pekerjaan
a) Diukur volume pekerjaan yang belum vinyl a
kerja
besok dan
segera
selesai. dikerjakan
b) Volume pekerjaan total (lihat tabel 1) Segera
Fakto
Pemasa lakukan
Tidak ada r
dikurangi volume pekerjaan yang belum ngan
pekerja manaj
2% 81% 10 pembayara
plafond n kepada
selesai, didapat volume pekerjaan yang erial
pekerja
dicapai sampai tanggal yang ditinjau
kemudian volume pekerjaan dirubah
menjadi persentase dengan rumus di bawah
ini.

16 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

Lanjutan Hasil dari evaluasi harian selanjutnya akan digunakan


Fakto
Segera dalam updating schedule harian.
Pemasa lakukan
Tidak ada r
ngan 3% 82% 7 pembayara
pekerjaan manaj
keramik
erial
n kepada
pekerja
b. Evaluasi Mingguan
Pastikan Evaluasi mingguan dimasudkan untuk merekapitulasi
Fakto tenaga hasil obervasi lapangan pada hari terakhir di minggu
Pemasa r kerja ada
Tidak ada
ngan
pekerja
tenag 5% 11% 6 untuk dimana dilakukan pengamatan dengan dimasukkan ke
vinyl a besok dan
kerja segera
dalam tabel evaluasi mingguan. Hasil evaluasi
dikerjakan mingguan digunakan sebagai acuan updating schedule
mingguan. Contoh pengisian dapat dilihat pada tabel
Langkah-langkah evaluasi harian dan pengisian tabel berikut.
adalah sebagai berikut.
1) Note dan reason not completion Tabel 13. Evaluasi Minggu 11
Note dan reason not completion merupakan hasil Kecepatan
Prestasi
dari identifkasi masalah yang terjadi di proyek sampai
kerja harian
Request untuk
pada tanggal yang ditinjau. Note dan reason not Area Assignments hari
M 11 minggu 12
terakhir M
completion didapat dari wawancara dan (%)
11 (%)
pengamatan visual di lapangan. Note dan reason Segera lakukan
Pemasangan
not completion dari awal sampai akhir penelitian plafond
93% 2% pembayaran
kepada pekerja
akan direkapitulasi sebagaimana akan dijelaskan Segera lakukan
pada bagian rekapitulasi reason not compeletion. Pengecatan
85% 4% pembayaran
plafond
kepada pekerja
2) Kecepatan kerja harian rencana Segera lakukan
Lantai Pengecatan
19% 13.9% pembayaran
Kecepatan kerja harian rencana didapat dari: 4 dinding
kepada pekerja
a) Kecepatan pekerjaan harian aktual untuk Pemasangan
Dorong pekerja
98% 2% untuk lebih bekerja
pekerjaan masuk dalam workable backlog. keramik
secara maksimal
Kecepatan pekerja harian aktual didapat dari Dorong pekerja
Pemasangan
progress aktual sampai tanggal yang ditinjau vinyl
78% 3% untuk lebih bekerja
secara maksimal
dikurangi dengan progress sampai tanggal
Segera lakukan
sebelumnya. Pemasangan pembayaran
79% 2%
b) Kecepatan harian rencana yang digunakan plafond kepada pekerja
untuk melakukan langkah pembuatan Segera lakukan
Pengecatan
lookahead schedule untuk pekerjaan yang plafond
87% 4.5% pembayaran
kepada pekerja
tidak masuk dalam workable backlog.
3) Rencana jumlah pekerja/tukang Segera lakukan
Pengecatan pembayaran
2% 13.9%
Rencana jumlah pekerja didapat dari wawancara Lantai dinding kepada pekerja
dengan kontraktor terkait ada tidaknya 5
Segera hubungi
penambahan pekerja yang akan dilakukan, dan Pemasangan
83% 4%
pekerja yang
keramik pulang atau cari
asumsi dengan mempertimbangkan kondisi tim lain
jumlah pekerja yang ada di lapangan. Dorong pekerja
untuk lebih bekerja
Pemasangan
21% 3% secara maksimal
4) Request vinyl
dan tambah tenaga
Request adalah respon untuk menanggulangi kerja
masalah yang terjadi di proyek agar tidak terjadi
lagi dikemudian hari dan diharapkan dapat segera 5.2.2.7. Perhitungan PPC
diselesaikan agar aliran kerja tetap terkontrol.
PPC dihitung dari jumlah assignments yang selesai
Request didapat dari wawancara dengan pihak
yang terlibat dalam proyek, asumsi dengan dikerjakan dibagi dengan jumlah rencana assignments
mempertimbangkan masalah yang terjadi pada
dan ditulis dalam bentuk persentase.
hari yang ditinjau, dan hasil rapat mingguan.
Selanjutnya request akan menjadi predecessor
dan/atau constrain pada hari/tanggal berikutnya 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑠𝑖𝑔𝑛𝑚𝑒𝑛𝑡𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖
𝑃𝑃𝐶 (%) = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑎𝑠𝑠𝑖𝑔𝑛𝑚𝑒𝑛𝑡𝑠
dan diisikan dalam sticky note sebagai catatan
agar tidak dilupakan.

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 17
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

Jumlah assignments yang telah selesai diperoleh dari Tabel 15 menunjukkan rekapitulasi hasil perhitungan
PPC harian selama pengamatan dari tanggal 3 Oktober
kecepatan kerja aktual dibagi dengan kecepatan kerja
sampai 18 Oktober.
rencana yang masuk dalam DWP kemudian hasilnya
Tabel 15. Rekapitlulasi perhitungan PPC harian
dijumlahkan. Total jumlah rencana pekerjaan (total Tanggal PPC (harian)
Minguu ke 11
work plans) adalah jumlah pekerjaan yang masuk 3 7%
4 18%
dalam DWP. Hasil perhitungan PPC direkapitulasi 5 67%
6 41%
dari tanggal 3 Oktober sampai 18 Oktober. Contoh 7 67%
8 33%
hasil perhitungan PPC dapat dilihat pada table berikut. 9 49%
Minguu ke 12
10 69%
Tabel 14. Hasil perhitungan PPC 11 135%
Kecep
atan Kecepata Compl
Total
Total 12 82%
compl
Assignment Area kerja n kerja eted
eted
work PPC 13 145%
rencan aktual work plans
a
work 14 71%
Tanggal 3
15 47%
16 50%
Pemasangan Lantai Minguu ke 13
2% 0% 0.0
plafond 4 17 53%
18 52%
Pengecatan Lantai
4% 0% 0.0 Rata-rata PPC = 62%
plafond 4

Pengecatan Lantai
4% 0% 0.0
plafond 4

Pemasangan Lantai PPC (Harian)


5% 0% 0.0 0.5 7 7%
vinyl 4 160%
140%
Pemasangan Lantai 120%
2% 0% 0.0
plafond 5 100%
PPC

80%
Pemasangan Lantai
3% 0% 0.0 60%
keramik 5 40%
20%
Pemasangan Lantai
5% 0% 0.0 0%
vinyl 5 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Tanggal
Contoh perhitungan PPC tanggal 3, misal untuk
pemasangan plafond lantai 4 adalah sebagai berikut.
a. Kecepatan kerja rencana 2% diperoleh dari Gambar 11. Diagram PPC harian
progress rencana sampai tanggal 3 yaitu 95%
(lihat tabel 8) dikurangi dengan progress sampai 1) Rekapitulasi reason Not Completion
tanggal 2 (hari sebelumnya) yaitu 93% (lihat Reason not completion adalah faktor-faktor yang
tabel 4). menyebabkan pekerjaan tidak sesuai dengan yang
b. Kecepatan kerja aktual 0% dikarenakan direncanakan atau faktor-faktor yang menyebabakan
pekerjaan pemasangan plafond tidak masuk tidak terselesainya rencana kerja. Sebagaimana telah
dalam workable backlog atau tidak ada pekerjaan dijelaskan sebelumnya pada bagian evaluasi harian
pemasangan plafond di tanggal 3. dimana reason not completion selama penelitian akan
c. Completed work untuk pekerjaan pemasangan direkapitulasi. Hasil rekapitulasi dapat dilihat pada
plafond = 0% / 2% = 0 pekerjaan. tabel di bawah ini.
d. Total completed work adalah jumlah completed
work (pekerjaan yang telah terselesaikan)
seluruhnya pada tanggal 3 sehingga diperoleh 0.5
pekerjaan.
e. Total work plans diperoleh dari jumlah
assignments yang masuk dalam DWP yaitu 7
pekerjaan. Maka dapat dihitung PPC = 0.5/7 x
100 = 7%.

18 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

Tabel 16. Frekuensi kejadian reason not completion


Frekuensi kejadian
Jumlah
Faktor (reason not Week 11 12 13
frekuensi
completion) Month Oktober kejadian
Day 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Submittals 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 2 2 2 1 11

Material 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Space 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Alat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pekerja 3 2 1 1 1 3 1 4 1 2 2 3 4 1 1 3 33

Manajerial 4 4 4 4 4 5 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 35

kondisi lapangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Reason Not Completion


40
35
33
Frekuensi kejadian

35
30
25
20
15 11
10
5
0 0 0 0
0
Submittals Material Space Alat pekerja manajerial kondisi
lapangan

Faktor

Gambar 12. Diagram kumulatif reason not completion

Sebagaimana juga telah dijelaskan dibagian evalusi


harian, note pada tabel evaluasi harian selama
Detail Faktor Manajerial
penelitian juga akan direkapitulasi dalam bentuk
jumlah frekuensi kejadian detail faktor reason not 25
20
completion yang dapat dilihat pada gambar berikut. 20
Frekuensi
kejadian

15

Detail Faktor Pekerja 10


6

20 18 5 2
18
16 0
Frekuensi

14
kejadian

12 10 belum melakukan persyaratan pekerjaan tidak segera menambah


10 pembayaran kepada yang tidak segera pekerja
8 5 pekerja ditangani
6
4 Faktor
2
0
pekerja bekerja kurang pekerja kurang pekerja tidak ada
maksimal
Faktor

Gambar 14. Diagram kumulatif detail faktor


Gambar 13. Diagram kumulatif detail faktor manajerial
pekerja
Dapat dilihat pada tabel 15, PPC atau produktivitas
pada tanggal 11 mencapai 135% dan tanggal 13
mencapai 145%, namun pada ke dua tanggal tersebut

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 19
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

masih terdapat reason not completion (lihat tabel 16 c) Jika ada request baru, maka bagian
pada tanggal 11 dan 13). Hal tersebut terjadi karena: predecessor ditambahkan dengan request
1) Di tanggal 11 terjadi overproduction pada baru tersebut.
pekerjaan pemasangan plafond lantai 4, d) Rencana jumlah pekerja sama dengan
pengecatan plafond lantai 4, pemasangan vinyl rencana yang telah tertulis.
lantai 4, pemasangan plafond lantai 5, pengecatan
dinding, lantai 5 pemasangan keramik lantai 5, b. Updating Schedule Mingguan
dan pemasangan vinyl lantai 5. Namun produksi Updating schedule mingguan mempunyai tujuan
pada pekerjaan pengecatan dinding lantai 5 membuat lookahead plan pada minggu berikutnya.
adalah 0%. Pada pekeerjaan pengecatan dinding Updating schedule mingguan mengacu pada evaluasi
lantai 5 ini terdapat reason not completion berupa mingguan.
faktor pekerja dengan detail pekerja kurang.
5.4. Kendala Dalam Penelitian
2) Di tangal 13 terjadi overproduction pada Dalam penelitian ditemukan kendala-kendala
pekerjaan pemasangan plfond lantai 4, diantaranya adalah sebagai berikut:
pengecatan dinding lantai 4, pemasangan vinyl a. Manajemen proyek tidak berkenan untuk
lantai 4, pemasangan plafond lantai 5, dan menerapkan LPS, hal ini terindikasi dari sulitnya
pengecatan dinding lantai 5. Namun produksi bertemu dengan konsultan MK setiap harinya,
pada pekerjaan pemasangan plafond lantai 4 dan faktor kesibukan masing-masing pihak
adalah 0%. Pada pekerjaan pemasangan dan seperti proyek yang ditangani oleh beberapa
pengecatan plafond lantai 4 ini terdapat reason pihak yang terlibat tidak hanya proyek yang
not completion berupa faktor bekerja untuk diamati,
pemasangan plafond lantai 4 pulang. b. Kurangnya informasi dari hasil rapat yang telah
dilakukan,
5.3. Updating schedule c. Tidak adanya penjadwalan harian dari pihak
Selelah proses evaluasi selesai, maka dilakukan Konsultan MK secara rinci sehingga pembuatan
updating schedule secara harian dan mingguan. perencanaan dilakuakan asumsi-asumsi yang
a. Updating Schedule Harian dipertimbangkan dari pengukuran sendiri penulis
Updating schedule ini mengacu pada hasil evaluasi dilapangan dan pengamatan secara visual. Pada
harian dan dilakukan secara manual dengan pembuatan lookahead plan dimana rencana
mengisikan catatan pada sticky note. Langkah-langkah harian yang dilakukan oleh Konsultan MK tidak
updating schedule adalah sebagai berikut. dibuat secara rinci seperti tidak adanya target
1) Apabila assignments pada tanggal yang ditinjau progress harian, dan tidak diperbaiki setiap hari
masuk dalam workable backlog maupun setiap minggu. Adanya kendala ini
a) Progress rencana/taget pekerjaan dicoret penulis mengasumsikan rencana progress harian
kemudian diganti dengan progress aktual, dengan kecepatan kerja yang penulis dapatkan
dan jumlah pekerja dilapangan ditulis dari pengamatan di lapangan,
dibagian crew size. d. Kontraktor kurang terbuka dengan masalah yang
b) Untuk hari berikutnya, target sebelumnya terdapat di proyek,
dicoret dan diganti dengan progress e. Dalam langkah constrain analysis dan shielding
kecepatan baru yang diperoleh dari progress production analysis kendala yang dihadapi yaitu
aktual ditambah dengan kecepatan harian kontraktor maupun konsultan MK kurang terbuka
aktual yang dicapai, dan request ditulis dengan masalah yang ada, kontraktor tidak
dibagian predecessor/constrain. melakukan rencana harian secara rapih, dan
c) Langkah 1) dan 2) diulang sampai satu sulitnya menggali informasi yang lebih dalam
minggu pengamatan. dari pihak yang terlibat dalam proyek. Penulis
tidak dapat bertemu dengan konsultan setiap
2) Apabila assignments pada tanggal yang ditinjau harinya dikarenakan tidak setiap hari konsultan
tidak masuk dalam workable backlog ada di lokasi proyek dan penulis tidak dapat
a) Sticky note assignments dipindah ke hari berada setiap hari dan secara penuh di lokasi
berikutnya (dilakukan setelah langakah proyek sehingga jika terdapat pergantian rencana
shielding production analysis). pekerjaan sulit untuk teridentifkasi,
b) Target pekerjaan masih mengacu pada f. Dilangkah evaluasi kendala yang dihadapi adalah
rencana yang telah tertulis. proyek tidak melakukan evaluasi setiap hari
sehingga request diasumsikan dengan

20 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

mempertimbangkan masalah yang diidentifkasi ditangani/diselesaikan, sebanyak 6 kali; tidak


secara visual di proyek. Adapun untuk evaluasi segera menambah pekerja, sebanyak 2 kali.
mingguan kurangnya informasi dari hasil rapat c. Faktor submittals, yaitu pengajuan untuk
mingguan, dan melaksanakan pekerjaan tidak segera
g. Dilangkah updating schedule mempunyai diajukan sebanyak 11 kali.
kendala yang sama seperti yang telah dijelaskan
di atas. d. Kendala penerapan LPS dalam penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
6. KESIMPULAN DAN SARAN a. Pihak yang terlibat dalam proyek yaitu owner,
konsultan MK, dan kontraktor kurang
6.1. Kesimpulan mendukung penerapan LPS karena alasan
Berikut kesimpulan penelitian: kesibukan.
a. Penelitian ini telah mengaplikasikan metode Last b. Kontraktor kurang terbuka terhadap masalah
Planner System (LPS) pada proyek dalam studi yang terjadi di proyek sehingga informasi
kasus, yaitu membuat rencana kerja yang didapat dirasa masih kurang.
menggunakan lean tools berupa flip paper dan c. Pihak yang terlibat dalam proyek tidak
stikcy note. Meskipun demikian, penelitian yang melakukan rapat evaluasi setiap hari sehingga
dilakukan belum ideal karena seharusnya dalam sulit mengidentifikasi kendala-kendala yang
perencanaan dengan metode LPS menggunakan terjadi diproyek setiap harinya.
konsep pull, yaitu dengan melibatkan secara aktif
unsur-unsur proyek; namun mereka kurang 6.2. Saran
kooperatif karena alasan kesibukan. Adapun saran untuk pelaksanaan proyek konstruksi
ini maupun penelitian kedepan adalah sebagai berikut.
b. Metode LPS menggunakan konsep constrain a. LPS berpotensi untuk manajemen proyek yang
analysss dan shielding production analysis untuk lebih baik untuk memonitor produktivitas kerja,
menganalisa hambatan-hambatan yang terjadi menemukan permasalah yang dihadapi dan
pada pekerjaan dan mempelajari hambatan- antisipasi/responnya.
hambatan tersebut sebelum pekerjaan b. Dalam penelitian ini responden kurang
dilaksanakan. Ditemukan hambatan-hambatan memberikan respon yang positif, diharapkan
yang paling dominan pada proyek dalam studi pihak yang terlibat dalam kegiatan proyek selaku
kasus ini adalah kurangnya pekerja dan masalah responden berkenan memberi kesempatan pada
submittals atau pengajuan pekerjaan yang tidak peneliti untuk menerapkan metode LPS dan
segera dilakukan. Dengan constrain analysis terlibat dalam penerapannya.
proyek dapat ter-monitoring dengan baik dan c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
masalah yang terjadi dapat terantisipasi secara dilakukan dengan lebih baik untuk menerapkan
lebih cepat dan tertangani lebih baik. konsep pull sehingga setiap langkah dalam
kontrol aliran kerja LPS dapat dilakukan secara
c. Hasil penerapan LPS pada proyek dalam studi penuh.
kasus menunjukkan bahwa pekerjaan
finishing/arsitektur proyek pembangunan tahap
dua Gedung IRNA D dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten mempunyai nilai PPC sebasar 62%, yang
artinya bahwa kinerja kontraktor relatif rendah
terhadap komitmen. Rendahnya komitmen ini
terindikasi antara lain dari:
a. Faktor pekerja, yaitu pekerja kurang
maksimal dalam bekerja dengan frekuensi
kejadian sebanyak 18 kali; pekerja kurang,
sebanyak 10 kali; pekerja tidak ada di lokasi
proyek, sebanyak 5 kali.
b. Faktor manajerial, yaitu tidak melakukan
pembayaran tepat waktu dengan frekuensi
kejadian sebanyak 20 kali; persyaratan
pekerjaan tidak segera

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 21
NASKAH SEMINAR Mei, 2017

DAFTAR PUSTAKA Patel, A., 2011. The Last Planner System For Reliable
Project Delivery. Thesis. Arlington, U.S.A:
University Of Texas.
Proboyo, B., 1999. Keterlambatan Waktu
Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi Dan Peringkat
Ballard, Glenn 1999. Can Pull Techniques Be Used In
Dari Penyebab-Penyebabnya. Bandung: Dimensi
Design Management?. Presented at the Conference
Teknik Sipil.
on Concurrent Engineering in Construction. August
26-27, 1999, Helsinki, Finland.
Ballard, Glenn, 2000. The Last Planner System Of
Production Control. Disertation of Ph.D.
Yudakusumah, Teguh, 2012. Apikasi Lean
Birmingham, UK: School of Civil Engineering
Construction Untuk Meningkatkan Efisiensi Waktu
Faculty of Engineering The University of
Pada Proses Produksi di Industri Precast. Tesis.
Birmingham.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Cho, Seongkyun and Ballard, Glenn, 2011. Last
Lean Construction Institute, 2015. Hands-On Lean
Planner and Integrated Project Delevery. Lean
Training in Pull Planning. Workshop in Wentworth
Construction Journal. pp 67-68.
Institute of Technology. December 3, 2015, Ward St,
Boston, U.S.A.
AlSehaimi, Abdullah O., Tzortzopoulos, Patricia and
Koskela, Lauri (2013). Improving Construction
Kim, Chris D., 2014. An Analysis Of The Last Planner
Management Practice With The Last Planner System:
System In A Construction Project. Thesis. San Diego,
A Case Study. Engineering, Construction Ana
California, U.S.A: San Diego State University.
Architectural Management, 21 (1). pp. 51-64.
Hussain, S.M. Abdul Mannan, Sekhar, T. Seshadri and
Howell, G. and Macomber, H., 2011. The Last
Fatima, Asra. 2015. A Systematic Approach Of
Planner System:Conversations that Design and
Construction Management Based On Last Planner
Activate The Network of Commitments. [online]
System And Its Implementation In The Construction
Available at: www.leanproject.com [accessed 1
Industry. KICEM Journal of Construction
October 2016].
Engineering and Project Management. Vol.5. No.2.
Mossman, Alan, 2013. Last Planner®: 5+1 Crucial &
Sajekti, Amin, 2009. Metode Bangunan Kerja Sipil.
Collaborative Conversations For Predictable Design
Yogyakarta: Graha Ilmu.
& Construction Delivery. [online] Availabel at:
http://bit.ly/LPS-5cc [accessed 6 November 2016].

Hussain, S.M. Abdul Mannan, Krishna, B. Vamsi &


Kumar, V. Ranjith, 2014. Application And Analysis
Of Last Planner System In The Construction Industry.
IMPACT: International Journal of Research in
Engineering & Technology. Vol. 2. Issue 6.

HEERY, 2015. An Introduction Do Pull Planning.


Los Angeles, U.S.A: HEERY

Kim, Yong-Woo, A.M.ASCE, and Ballard, Glenn,


2010. Management Thinking in the Earned
Value Method System and The Last Planner System.
Journal Of Management In Engineering, ASCE. Vol.
26. pp 223-228.

Robby, Steven dan Andi, 2013. Perhitungan Percent


Plan Completed dan Identifikasi Faktor Tidak
Tercapainya Rencana Pekerjaan Pada Suatu Proyek.
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil. Vol. 2. No. 2.

22 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai