TUGAS AKHIR
Disusun oleh:
ASWIN ARIFIN
11 /312754 / TK / 37628
A. Arifin
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
ahmadaswinarifin@gmail.com
T.A. Ghuzdewan
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Ghuzdewan@ugm.ac.id
INTISARI
Keterlambatan waktu pelaksanaan masih menjadi masalah utama dunia konstruksi Indonesia sehingga diperlukan
manajemen waktu yang baik untuk mengurangi risiko keterlambatan yang terjadi. Salah satu metode manajemen
waktu adalah Last Planner System (LPS) yang relatif belum banyak diimplementasikan pada proyek konstruksi.
Penelitian ini bertujuan membuat rencana kerja menggunakan LPS, me-monitoring dan mengevaluasi progress
pekerjaan harian, serta mengidentifikasi kendala penerapan LPS melalui studi kasus pada proyek pembangunan
tahap dua Gedung IRNA D RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Proses pembuatan perencanaan kerja
dilakukan secara manual dengan menggunakan sticky note dan flip papper, dan analisis data menggunakan
metode LPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPC harian rata-rata proyek adalah sebesar 62% dan faktor
dominan yang menyebabkan keterlambatan proyek adalah faktor submittals, manajerial, dan pekerja. Kendala
dalam penerapan LPS adalah tidak mendukungnya para pihak yang terlibat dalam proyek untuk menerapkan LPS
karena kesibukan pekerjaan dan keinginan untuk menerapkan LPS.
1. PENDAHULUAN
Penelitian ini akan mengimplementasikan LPS pada
1.1. Latar Belakang proyek pembangunan tahap dua Gedung IRNA D
Keterlambatan waktu pelaksaan proyek konstruksi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Soeradji
masih menjadi masalah utama yang dihadapi dunia Tirtonegoro Klaten.
konstruksi Indonesia. Faktor penyebab keterlambatan
antara lain adalah gangguan alam, huru hara, demo 1.2. Rumusan Masalah
dan lain-lain; owner/clients seperti kesalahan pada Penelitian ini akan mengkaji potensi implementasi
gambar dan spesifikasi; kontraktor seperti kesalahan LPS pada proyek konstruksi, khusunya melalui studi
dalam mempekerjakan personil yang tidak cakap kasus pada proyek pembangunan tahap dua Gedung
(Levis dan Atherley, 1996) IRNA D RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Penelitian ini akan mengkaji bagaimana cara
Untuk mengurangi risiko keterlambatan dalam suatu melakukan penjadwalan dengan LPS dan apa saja
proyek diperlukan manajemen waktu yang baik. Saat kendalanya.
ini dikenal metode yang relatif baru yaitu The Last
Planner System (LPS). 1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian dalam tugas akhir ini bertujuan:
LPS merupakan salah satu metode perencanaan dan 1. Membuat perencanaan kerja menggunakan Last
pengendalian jadwal pekerjaan yang merupakan salah Planner System (LPS) pada proyek
satu komponen dari konsep konstruksi ramping (lean pembangunan tahap dua Gedung IRNA D RSUP
construction). LPS telah terbukti efektif dalam dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
mencapai dan mempertahankan rencana kerja di atas 2. Me-monitoring dan mengevaluasi progress
90% (Ballard, 2000). pekerjaan harian pada pelaksanaan proyek
konstruksi tersebut menggunakan LPS.
3. Mengidentifikasi kendala penerapan LPS.
2 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 3
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
mengikuti menjadi tertunda atau tidak selesai tepat Manfaat LPS sebagai bagian dari komponen
sesuai jadwal yang telah direncanakan. konstruksi lean construction antara lain:
a. Perencanaan dapat dilakukan secara lebih rinci.
Proboyo (1999) memberi kesimpulan dalam b. Rencana kerja dikembangkan bersama dengan tim
penelitiannya bahwa faktor-faktor keterlambatan (pihak-pihak yang terlibat dalam proyek).
antara lain: c. Memudahkan identifikasi hambatan kerja
a. Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan (constrain) yang akan dihadapi sehingga tim dapat
yang telah selesai, penyebab oleh pemilik. segera mempelajari dan menyelesaikan hambatan
b. Kualifikasi teknis dan manajerial yang buruk dari tersebut.
personil dalam organisasi kerja kontraktor, d. Janji/komitmen yang dibuat oleh tim (terutama
penyebab oleh kontraktor. pelaksaan) menjadi lebih realistis.
c. Kesiapan/penyiapan sumber daya. e. Pelaksanaan pekerjaan berdasarkan koordinasi
d. Perencanaan dan penjadwalan pekerjaan. dan negosiasi aktif dengan semua pihak yang
e. Sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi. terkait sehingga wasting dan kesalahpahaman
f. Lingkup dan dokumen pekerjaan. dapat diminimalkan.
g. Sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan. f. Memudahkan identifikasi akar permasalahan
h. Non-Excusable Delay (NED). kegagalan perencanaan sehingga tindakan
i. Compensable Delay (CD). pencegahan dapat segera diambil (Ballard, 2000;.
j. Excusable Delay (ED). Ballard et al, 2007).
2.4. Monitoring dan Evaluasi Proyek Konstruksi b. Phase planning dan pull planning
Monitoring sebagai suatu proses mengukur, mencatat, Fungsi dari phase planning adalah menghasilkan
mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan jadwal rinci yang mencakup setiap fase proyek
informasi untuk membantu pengambilan keputusan sebagai fondasi dalam menentukan perencanaan lebih
dalam manajemen program/proyek (Calyton dan lanjut, kerangka struktural, dan finishing. Dalam
Petry, 1983). membuat phase planning ini, lebih menguntungkan
jika dikerjakan bersama tim (Ballard & Howell, 2004).
Menurut Benny (2008) evaluasi proyek, juga dikenal
sebagai studi kelayakan proyek merupakan pengkajian Pekerjaan-pekerjaan pada phase planning akan
suatu usulan proyek, apakah proyek dapat dikembangkan terlebih dahulu menjadi assignments
dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project), (tugas-tugas) sesuai dengan tingkat detail yang
didasarkan dengan berbagai aspek kajian. diinginkan. Dalam proses ini secara bersamaan akan
dibuat pull planning yaitu langkah pertama yang khas
3. LANDASAN TEORI dalam implementasi lean construction di proyek AEC
(Architecture, Engineering, and Construction) dimana
3.1. Last Planner System (LPS) anggota tim proyek menentukan bagaimana pekerjaan
LPS dikembangkan oleh Glenn Ballard dan Gregory proyek tersebut dikerjakan untuk mencapai hasil pada
Howell sejak tahun 1992. jadwal yang telah ditetapkan/milestone (Lean
Construction Institute, 2015). Proses pull planning
Menurut Ballard (2000), pergeseran konsep dari dijabarkan sebagai berikut:
peningkatan produktivitas ke kehandalan alur kerja 1) Semua anggota tim yang bertanggung jawab
terinspirasi oleh Toyota Production System dan untuk melakukan assignment (tugas) akan
akhirnya diberi label produksi ramping (lean berpartisipasi dalam membuat Phase Pull
production), dan juga pemikiran Lauri Koskela Schedule (PPS).
tentang teori produksi dan aplikasi untuk industri 2) PPS dibuat bersama-sama dengan pihak yang
konstruksi. terkait (tim) untuk menetapkan konteks,
menentukan jadwal, mencari strategi eksekusi,
mengidentifikasi assignments dan mengatur tim
4 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
c. Lookahead planning
Lookahead planning menggambarkan langkah
pertama dari perencanaan LPS dengan jangka waktu
biasanya antara dua sampai enam minggu. Pada tahap
ini, kegiatan dipecah ke tingkat proses/operasi,
kendala diidentifikasi, tanggung jawab pekerjaan
diberikan kepada masing-masing orang (pelaksaan),
dan tugas pekerjaan siap dilaksanakan (Ballard, 1997;.
Hamzeh et al, 2008).
d. Constraints analysis
Setelah assignments ditentukan, maka untuk
assignments tersebut dilakukan analisa hambatan
(constraints analysis). Hambatan dapat berupa
kontrak, disain, submittals, material, pekerjaan
prasyarat, ruang/area kerja, peralatan, pekerja dan
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 5
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
lain-lain. Hambatan-hambatan lain mungkin dapat komitmen (WILL) untuk melakukan apa yang harus
berupa perizinan, pengawasan, persetujuan, dan dilakukan (SHOULD) namun pekerjaan yang
sebagainya tergantung dari karakteristik proyek yang diutamakan yaitu pekerjaan harus bisa dilakukan
bersangkutan (Ballard, 2000). (CAN). Dalam prakteknya, pekerjaan yang bisa
dilakukan (CAN) dimasukkan ke dalam workable
e. Shielding production backlog dan yang tidak dapat dilaksanakan, waktu
Dengan membuat assignments yang berkualitas atau pengerjaannya akan dimundurkan (Patel, 2011).
melakukan shielding production maka akan dapat
melindungi unit-unit produksi dari aliran kerja yang
tidak pasti (uncertainty work flow), membuat unit-unit
tersebut untuk meningkatkan produktifitas mereka,
dan juga untuk meningkatkan produktifitas dari unit-
unit produksi selanjutnya sehingga dapat membantu
untuk mengurangi durasi proyek (Steven, Robby dan
Andi, 2013). Ballard dan Howell (1998) telah
membuktikan bahwa assignment-assignment yang
berkualiatas dapat diperoleh dengan melakukan Gambar 6. The formation of assignments in the Last
penyaringan sebelum masuk ke dalam weekly working Planner Planning Process (Sumber: Ballard, 2000)
plan (WWP). Berikut ini adalah kriteria untuk
assignment yang berkualitas.
1. Definition; assignment harus cukup spesifik,
dimana dapat dijelaskan dan dikoordinasikan
dengan pihak lain, dan memungkinkan untuk
diukur pada akhir minggu apakah assignment
tersebut dapat diselesaikan atau tidak.
2. Soundness; assignment harus memungkinkan
untuk dikerjakan.
3. Sequence; assignment yang dipilih harus
memiliki syarat urutan yang benar. Disini
assignment yang berpotensi untuk dikerjakan
dapat dimasukkan kedalam workable backlog.
4. Size; assignment harus memiliki ukuran dan
target sesuai dengan kapasitas produksi dari Gambar 7.. Planning stages/levels in The Last
masing-masing pihak. Planner System (Sumber: Ballard, 2000)
5. Learning; assignment yang tidak terselesaikan
harus dimonitor dan diidentifikasi penyebab tidak h. Percent Plan Completed (PPC)
terselesaikannnya pekerjaan, dengan tujuan PPC adalah jumlah assignments yang telah
untuk perbaikan dan sebagai proses pembelajaran diselesaikan dibagi dengan jumlah semua assignment
untuk menyusun reliable planning pada periode rencana, dan ditulis dalam bentuk persentase (Ballard,
selanjutnya. (Ballard and Howell, 1998). 2000).
𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒𝑑 𝑡𝑎𝑠𝑘
f. Weakly Work Plan (WWP) PPC (%) = 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑎𝑠𝑠𝑖𝑔𝑛𝑒𝑑 𝑡𝑎𝑠𝑘
× 100 (1)
WWP merupakan rencana paling rinci dalam LPS.
WWP menggambarkan secara langsung keterkaitan
tugas-tugas pekerjaan untuk mendorong proses PPC dapat dijadikan sebagai standar untuk
produksi. Pada akhir setiap periode dilakukan mengontrol unit-unit produksi, menentukan jadwal
monitoring dan evaluasi untuk menganalisa apakah proyek, strategi pelaksanaan, dan lain-lain. PPC yang
rencana yang dibuat efektif, dan kendala apa yang tinggi menunjukkan pekerjaan yang selesai dilakukan
dihadapi (Ballard, 2000). dengan sumber daya yang tersedia semakin banyak,
produktivitas tinggi dan progres semakin cepat
g. Analisa Should-Can-Will-Did (Ballard, 2000).
Untuk menstabilkan lingkungan kerja dengan
perencanaan dimulai dengan belajar untuk membuat PPC merupakan ukuran sejauh mana
dan menjaga komitmen. Orang atau kelompok yang komitmen dalam melaksanakan pekerjaan yang telah
diberi tanggung jawab diharapkan mampu membuat direncanakan (WILL) telah diwujudkan (Ballard,
6 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
4. METODE PENELITIAN
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 7
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
8 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
4.2. Pengumpulan Data note dengan beberapa warna, alat-alat tulis berupa
4.2.1. Data Sekunder buku catatan, pulpen, spidol, dan penggaris kayu,
Pada penelitian yang dilakukan terlebih dahulu meteran untuk mengukur volume pekerjaan, dan
dilakukan pengumpulan data sekunder yang diambil komputer untuk merekapitulasi data yang didapat.
langsung dari Konsultan MK, dan kontraktor berupa
gambar teknis (lampiran 3), jadwal rencana pekerjaan 4.4. Analisis Data
berupa Kurva S (lampiran 4), dan rencana pekerjaan Analisis data pada peneletian yang dilakukan
mingguan maupun harian (lampiran 5). menggunakan konsep LPS dengan langkah sebagai
berikut.
4.2.2. Data Primer a. Penjadwalan
Data primer diperoleh dengan cara sebagai berikut. Penjadwalan dilakukan secara manual dengan
1. Progress pekerjaan mingguan diambil setiap menggunakan sticky note dengan beberapa warna
minggu, dan hasil dan risalah rapat yang diambil berbeda untuk setiap pekerjaan. Selain itu,
setiap minggu. Sumber data langsung dari penjadwalan secara menual ini mengguanakan flip
Konsultan MK, dan kontraktor paper yang dibuat dari kertas manila putih dengan
2. Observasi lapangan ke lokasi proyek yang diberi garis-garis yang berisi minggu pelaksanaan,
dilakukan setiap hari. Data yang diperoleh berupa bulan, dan tanggal serta kolom-kolom.
progress kerja harian.
3. Wawancara dengan PPK RSUP dr. Soerajdi Penjadwalan dengan LPS secara umum berupa
Tirtonegoro Klaten, Konsultan MK, dan phase plan, lookaehad plan, dan weekly work plan
kontraktor. Data yang diperoleh berupa pekerjaan yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab hasil
yang akan dikerjakan pada tanggal yang ditinjau, penelitian dan pembahasan.
masalah-masalah yang terjadi di proyek dan
penyebabnya, serta strategi yang dilakukan untuk b. Constrain analysis dan shielding production
menanggulangi masalah tersebut. Wawancara anaysis
dilakukan setiap hari berbarengan dengan Constrain analysis adalah menganalisis
observasi lapangan. hambatan-hambatan yang terjadi di proyek
sebelum dilaksanakan pekerjaan dan shielding
4.3. Alat atau Instrument Penelitian production anaylisis adalah menyaring pekerjaan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah (assignments) yang berkualitas yaitu pekerjaan
tools yang biasa digunakan dalam melaksanakan LPS (assignments) yang berpotensi untuk dilakukan.
berupa flip paper dari kertas manila putih dan sticky Constrain analysis dan shielding production
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 9
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
analysis akan dijelaskan lebih lanjut pada bab Tabel 1. Pekerjaan yang diamati
hasil penelitian dan pembahasan. Volume
Area Assignments total Units
pekerjaan
c. Perhitungan Percent Plant Complete (PPC) dan Pemasangan
analisis reason not completion plafond 1541.92 m2
PPC adalah jumlah assignments yang selesai Pekerjaan pengecatan:
dikerjakan dibagi dengan total jumlah Pengecatan
assignments rencana dan ditulis dalam bentuk plafond 1541.92 m2
Lantai
Pengecatan
persentase. Rumus PPC dapat dilihat di bawah 4
dinding 857.31 m2
ini. Pemasangan
𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒𝑑 𝑡𝑎𝑠𝑘 keramik 1068.80 m2
PPC (%) = 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑎𝑠𝑠𝑖𝑔𝑛𝑒𝑑 𝑡𝑎𝑠𝑘
× 100 (2) Pemasangan
vinyl 2410.30 m2
Pemasangan
Reason not completion adalah penyebab-penyebab plafond 1829.89 m2
Pekerjaan pengecatan:
pekerjaan (assignments) tidak dapat terselesaikan Pengecatan
sesuai dengan rencana. plafond 1829.89 m2
Lantai
Pengecatan
5
5. HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN dinding 901.95 m2
Pemasangan
5.1. Deskripsi Proyek keramik 1280.95 m2
Pemasangan
Peneltian ini dilakukan dengan studi kasus pada vinyl 2410.30 m2
proyek pembangunan tahap dua Gedung IRNA D
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang berlokasi
di Jl. Dr. Soeradji Tirtonegoro, Tegalyoso, Klaten Sel., Selanjutnya masing-masing assigments akan
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Proyek konstruksi didefiniskan dengan warna yang berbeda-beda yaitu
ini dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama pemasangan plafond warna coklat, pekerjaan
difokuskan pada pekerjaan struktur dan finishing pengecatan warna hijau, pemasangan keramik warna
lantai satu sampai tiga telah selesai pada tahun 2015. biru, dan pemasangan vinyl warna merah muda.
Pengamatan pada penelitian ini terbatas pada sisa 5.3. Perencanaan Kerja Menggunakan LPS
pekerjaan, yiatu pekerjaan finishing/arsitektur 5.3.1. Analisis Kinerja
dikarenakan proyek telah memasuki periode akhir Langkah awal adalah dilakukan analisis kinerja
pelaksanaan. Lebih detil pekerjaan yang diamati pekerjaan pada minggu ke-10 yaitu tanggal 26
meliputi: September sampai dengan 2 Oktober. Tujuan analisis
a. Pekerjaan pemasangan plafond, lantai empat dan kinerja ini untuk mengukur kecepatan kerja pada
lima. pekerjaan-pekerjaan yang diamati. Selain mengukur
b. Pekerjaan pengecatan yang terdiri dari kecepatan kerja, pada analisis kinerja ini juga
pengecatan plafond dan dinding, lantai empat dan dilakukan identifikasi masalah-masalah yang terjadi di
lima. proyek dan jumlah pekerja (tukang). Dengan
c. Pekerjaan pemasangan keramik, lantai empat dan mengetahui jumlah pekerja, maka dapat dikeketahui
lima. kecepatan kerja per pekerja per hari.
d. Pekerjaan pemasangan vinyl, lantai empat dan
lima. Analisi kinerja dilakukan dengan langkah
sebagai berikut.
5.2. Master Schedule a. Kecepatan kerja
Master schedule merupakan jadwal yang berisi 1) Kecepatan dianalisis secara harian.
pekerjaan-pekerjaan utama proyek. 2) Kecepatan kerja dilakukan dengan
pengamatan langsung di lapangan setiap hari
Tabel 1 menunjukkan daftar pekerjaan yang diamati selama satu minggu kerja (6 hari).
dalam penelitian ini. 3) Ditinjau per satuan volume pekerjaan (misal
m2).
4) Pengukuran volume pekerjaan menggunakan
meteran.
10 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 11
12
NASKAH SEMINAR
Sampai
Sampai 27 sept Sampai 28 sept Sampai 29 sept Sampai 30 sept Sampai 2 okt
Sampai 26 sept 1 okt
Belum Belum Belum Belum Belum Belum
di Volume di Volume di Volume di Volume di Volume di volume
Area Assignments
kerjakan (m2) kerjakan (m2) kerjakan (m2) kerjakan (m2) kerjakan (m2) kerjakan (m2)
(m2) (m2)) (m2) (m2) (m2) (m2)
Pemasngan
-523.64 1018.29 -467.27 1074.66 -441.36 1100.57 -412.77 1129.15 -273.93 1267.99 -106.99 1434.93
plafond
Pekerjaan
pengencatan
Plafond -409.67 1132.25 -409.67 1132.25 -409.67 1132.25 -394.69 1147.23 -394.69 1147.23 -237.84 1304.08
lantai
4
Dinding -709.36 147.95 -709.36 147.95 -709.36 147.95 -693.52 163.79 -693.52 163.79 -693.52 163.79
Pemasangan
-213.31 855.49 -213.16 855.64 -212.20 856.60 -212.20 856.60 -212.20 856.60 -166.35 902.46
keramik
Pemasangan - - - - -
397.10 397.10 412.35 1405.97 1405.97 -888.02 1522.28
vinyl 2013.20 2013.20 1997.95 1004.33 1004.33
Pemasngan
-437.86 1392.03 -437.86 1392.03 -388.11 1441.78 -386.26 1443.63 -386.26 1443.63 -386.26 1443.63
plafond
Pekerjaan
pengencatan
Plafond -702.89 1126.99 -702.89 1126.99 -327.17 1502.71 -327.17 1502.71 -237.17 1592.71 -237.17 1592.71
lantai
5
Dinding -901.95 0.00 -901.95 0.00 -901.95 0.00 -901.95 0.00 -901.95 0.00 -886.11 15.84
Pemasangan
-325.47 955.48 -286.69 994.26 -286.69 994.26 -286.69 994.26 -286.69 994.26 -273.85 1007.10
keramik
Pemasangan - - - - - -
131.30 131.30 143.14 143.14 143.14 143.14
vinyl 2279.00 2279.00 2267.16 2267.16 2267.16 2267.16
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
Mei, 2017
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
Hari(tanggal) 27 28 29 30 1 2
Vol Vol Vol Vol 2 Vol
AREA Assignments (%) (%) (%) (%) Vol (m ) (%) (%)
(m2) (m2) (m2) (m2) (m2)
Pemasngan plafond 56.37 4% 25.91 2% 28.59 2% 138.84 9% 83.47 5% 83.47 5%
Pekerjaan
pengencatan
Plafond 0.00 0% 0.00 0% 14.98 1% 0.00 0% 78.43 5% 78.43 5%
Lantai
4
Dinding 0.00 0% 0.00 0% 15.84 2% 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0%
Pemasangan
0.15 0% 0.96 0% 0.00 0% 0.00 0% 22.93 2% 22.93 2%
keramik
Pemasangan vinyl 0.00 0% 15.25 1% 993.61 41% 0.00 0% 58.16 2% 58.16 2%
Dapat dilihat pada Tabel 2 terdapat satu kolom yang rapat mingguan. Hasil dari wawancara adalah sebagai
kosong. Hal tersebut disebabkan beberapa kendala berikut.
seperti pengamatan tidak dapat dilakukan setiap hari 1) Faktor dominan yang menyebabkan
dalam seminggu secara penuh. Data kecepatan kerja keterlambatan sementara yaitu kurangnya jumlah
harian di tanggal yang kosong (tidak melakukan tenaga kerja. Data ini didapat dengan wawancara
pengamatan) diambil dari data hari selanjutnya dibagi dan identifikasi risalah rapat mingguan.
dua. Data volume pekerjaan sampai akhir minggu 2) Jumlah pekerja (tukang) pada masing-masing
(tanggal 2 Oktober) dirubah menjadi peresentase pekerjaan yang diamati yang dapat dilihat pada
untuk acuan pembuatan kontrol aliran kerja LPS. tabel berikut.
Tabel 4. Prestasi sampai minggu 10 assignments Tabel 5. Jumlah tenaga kerja (tukang) setiap
yang diamati sebagai objek penelitian assignments
Prestasi sampai Pekerja/tukang
Area Assignments Assigments
sampai 2 Okt (%) (orang)
Pemasngan plafond 93% Pemasangan
20
Pekerjaan pengecatan plafond
Lantai Plafond 85% Pekerjaan
3
4 Dinding 19% pengecatan
Pemasangan keramik 84% Pemasangan
15
Pemasangan vinyl 63% keramik
Pemasngan plafond 79% Pemasangan vinyl 12
Pekerjaan pengecatan
Lantai Plafond 87% c. Kecepatan kerja setiap pekerja per hari.
5 Dinding 2% Setelah jumlah tenaga kerja diketahui maka
Pemasangan keramik 79% dilakukan perhitungan kecepatan kerja setiap
Pemasangan vinyl 6% pekerja per hari dengan langkah sebagai berikut.
1) Perhitungan kecepatan kerja harian rata-rata
b. Masalah-masalah yang terjadi di proyek dan Kecepatan kerja harian rata-rata dihitung
jumlah pekerja (tukang) pada masing-masing dengan rumus di bawah ini.
pekerjaan yang diamati
Identifikasi masalah yang terjadi di proyek dan jumlah Kecepatan kerja harian rata-rata (%)=
Σ kecepatan kerja harian (%)
(4)
Jumlah hari kerja dalam satu minggu
tenaga kerja (tukang) dilakukan dengan wawancara
dengan pihak yang terlibat dalam proyek dan hasil
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 13
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
Hari atau tanggal dimana tidak ada pekerjaan sticky note untuk lookahead plan dapat dilihat
atau kecepatan kerja harian = 0, tidak pada gambar berikut.
dimasukkan dalam perhitungan. b. Dibuat analisis perkiraan keterlambatan
pekerjaan. Analisis ini mengacu pada
2) Perhitungan kecepatan kerja setiap pekerja per kecepatan kerja harian/orang.
hari
Kecepatan kerja setiap orang (pekerja) per
hari dihitung dengan rumus dibawah ini.
14 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
DWP kemudian dimasukkan dalam tabel DWP yang Tabel 9. Constrain analysis untuk DWP tanggal 3
diisi di awal hari (pagi hari) pada tanggal yang Oktober
ditinjau. Submi Pekerja
Assignments Material Space Alat
ttals (orang)
lantai 4
Tabel 8. DWP tanggal 3 Oktober Pemasangan
√ √ √ √ x
plafond
Progress Pengecatan
Rencana √ √ √ √ x
rencana plafond
Assignments Area pekerja/tukang
sampai Pemasangan
(orang) √ √ √ √ √
tanggal 3 keramik
Pekerjaan Pemasangan
Lantai 4 95% 10 √ √ √ √ x
plafon vinyl
Lantai 5
Pekerjaan Pemasangan
√ √ √ √ x
Lantai 4 89% 3 plafond
pengecatan
Pemasangan
√ √ √ √ x
Pekerjaan keramik
Lantai 4 88% 8
keramik Pemasangan
√ √ √ √ x
Pekerjaan vinyl
Lantai 4 68% 6
vinyl
Pekerjaan
Lantai 5 81% 10 Tanda ceklist (√) menunjukkan constrain/predecessor
plafon (syarat agar pekerjaan dapat dikerjakan) telah
Pekerjaan
keramik
Lantai 5 82% 7 terpenuhi. Tanda silang (x) menunjukkan
Pekerjaan constrain/predecessor tidak terpenuhi.
Lantai 5 11% 6
vinyl
Tabel 10. Shielding production DWP tanggal 3
5.2.2.5. Constrain Analysis dan Shielding Production Oktober
Analysis Assignments Soundness Crew size Learning
Constrain analysis adalah kegiatan menganalisa Lantai 4
Melihat hari
hambatan-hambatan yang terjadi di proyek, dan kemarin dan hari
shielding production analysis adalah mempelajari ini kontraktor
hambatan-hambatan tersebut. Tujuan dari kedua belum
melaksanakan
kegiatan ini adalah mengidentifikasi hambatan- Pemasangan Tidak dapat Pekerja pembayaran
hambatan dan menyaring assignments yang berkualitas plafond dikerjakan tidak siap kepada pekerja,
maka
sebelum melaksanakan pekerjaan sehingga hambatan kemungkinan
kedepan dapat dihindari. pekerjaan ini
belum bisa
dikerjakan
Pada penilitian constrain analysis, dan shielding Melihat kemarin
production analysis dilakukan setiap hari di awal hari belum dan hari
(pagi hari) setelah melakukan pengisian tabel DWP. ini kontraktor
belum
Constrain analysis dan shielding production analysis melaksanakan
adalah sebagaimana pada tabel berikut. Pengecatan Tidak dapat Pekerja pembayaran
plafond dikerjakan tidak siap kepada pekerja,
maka
kemungkinan
pekerjaan ini
belum bisa
dikerjakan
Melihat pekerja
Pekerja siap
sudah ada di
Pemasangan Dapat mengerjaka
lapangan maka
keramik dikerjakan n sesuai
pekejaan ini
target
dapat dikerjakan
Pekerja kemarin
pulang dan
belum kembali
Pemasangan Tidak dapat Pekerja ke lokasi proyek
vinyl dikerjakan tidak ada hari ini, maka
pekerjaan hari ini
tidak dapat
dikerjakan
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 15
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
16 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 17
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
Jumlah assignments yang telah selesai diperoleh dari Tabel 15 menunjukkan rekapitulasi hasil perhitungan
PPC harian selama pengamatan dari tanggal 3 Oktober
kecepatan kerja aktual dibagi dengan kecepatan kerja
sampai 18 Oktober.
rencana yang masuk dalam DWP kemudian hasilnya
Tabel 15. Rekapitlulasi perhitungan PPC harian
dijumlahkan. Total jumlah rencana pekerjaan (total Tanggal PPC (harian)
Minguu ke 11
work plans) adalah jumlah pekerjaan yang masuk 3 7%
4 18%
dalam DWP. Hasil perhitungan PPC direkapitulasi 5 67%
6 41%
dari tanggal 3 Oktober sampai 18 Oktober. Contoh 7 67%
8 33%
hasil perhitungan PPC dapat dilihat pada table berikut. 9 49%
Minguu ke 12
10 69%
Tabel 14. Hasil perhitungan PPC 11 135%
Kecep
atan Kecepata Compl
Total
Total 12 82%
compl
Assignment Area kerja n kerja eted
eted
work PPC 13 145%
rencan aktual work plans
a
work 14 71%
Tanggal 3
15 47%
16 50%
Pemasangan Lantai Minguu ke 13
2% 0% 0.0
plafond 4 17 53%
18 52%
Pengecatan Lantai
4% 0% 0.0 Rata-rata PPC = 62%
plafond 4
Pengecatan Lantai
4% 0% 0.0
plafond 4
80%
Pemasangan Lantai
3% 0% 0.0 60%
keramik 5 40%
20%
Pemasangan Lantai
5% 0% 0.0 0%
vinyl 5 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Tanggal
Contoh perhitungan PPC tanggal 3, misal untuk
pemasangan plafond lantai 4 adalah sebagai berikut.
a. Kecepatan kerja rencana 2% diperoleh dari Gambar 11. Diagram PPC harian
progress rencana sampai tanggal 3 yaitu 95%
(lihat tabel 8) dikurangi dengan progress sampai 1) Rekapitulasi reason Not Completion
tanggal 2 (hari sebelumnya) yaitu 93% (lihat Reason not completion adalah faktor-faktor yang
tabel 4). menyebabkan pekerjaan tidak sesuai dengan yang
b. Kecepatan kerja aktual 0% dikarenakan direncanakan atau faktor-faktor yang menyebabakan
pekerjaan pemasangan plafond tidak masuk tidak terselesainya rencana kerja. Sebagaimana telah
dalam workable backlog atau tidak ada pekerjaan dijelaskan sebelumnya pada bagian evaluasi harian
pemasangan plafond di tanggal 3. dimana reason not completion selama penelitian akan
c. Completed work untuk pekerjaan pemasangan direkapitulasi. Hasil rekapitulasi dapat dilihat pada
plafond = 0% / 2% = 0 pekerjaan. tabel di bawah ini.
d. Total completed work adalah jumlah completed
work (pekerjaan yang telah terselesaikan)
seluruhnya pada tanggal 3 sehingga diperoleh 0.5
pekerjaan.
e. Total work plans diperoleh dari jumlah
assignments yang masuk dalam DWP yaitu 7
pekerjaan. Maka dapat dihitung PPC = 0.5/7 x
100 = 7%.
18 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
Material 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Space 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Alat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pekerja 3 2 1 1 1 3 1 4 1 2 2 3 4 1 1 3 33
Manajerial 4 4 4 4 4 5 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 35
kondisi lapangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35
30
25
20
15 11
10
5
0 0 0 0
0
Submittals Material Space Alat pekerja manajerial kondisi
lapangan
Faktor
15
20 18 5 2
18
16 0
Frekuensi
14
kejadian
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 19
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
masih terdapat reason not completion (lihat tabel 16 c) Jika ada request baru, maka bagian
pada tanggal 11 dan 13). Hal tersebut terjadi karena: predecessor ditambahkan dengan request
1) Di tanggal 11 terjadi overproduction pada baru tersebut.
pekerjaan pemasangan plafond lantai 4, d) Rencana jumlah pekerja sama dengan
pengecatan plafond lantai 4, pemasangan vinyl rencana yang telah tertulis.
lantai 4, pemasangan plafond lantai 5, pengecatan
dinding, lantai 5 pemasangan keramik lantai 5, b. Updating Schedule Mingguan
dan pemasangan vinyl lantai 5. Namun produksi Updating schedule mingguan mempunyai tujuan
pada pekerjaan pengecatan dinding lantai 5 membuat lookahead plan pada minggu berikutnya.
adalah 0%. Pada pekeerjaan pengecatan dinding Updating schedule mingguan mengacu pada evaluasi
lantai 5 ini terdapat reason not completion berupa mingguan.
faktor pekerja dengan detail pekerja kurang.
5.4. Kendala Dalam Penelitian
2) Di tangal 13 terjadi overproduction pada Dalam penelitian ditemukan kendala-kendala
pekerjaan pemasangan plfond lantai 4, diantaranya adalah sebagai berikut:
pengecatan dinding lantai 4, pemasangan vinyl a. Manajemen proyek tidak berkenan untuk
lantai 4, pemasangan plafond lantai 5, dan menerapkan LPS, hal ini terindikasi dari sulitnya
pengecatan dinding lantai 5. Namun produksi bertemu dengan konsultan MK setiap harinya,
pada pekerjaan pemasangan plafond lantai 4 dan faktor kesibukan masing-masing pihak
adalah 0%. Pada pekerjaan pemasangan dan seperti proyek yang ditangani oleh beberapa
pengecatan plafond lantai 4 ini terdapat reason pihak yang terlibat tidak hanya proyek yang
not completion berupa faktor bekerja untuk diamati,
pemasangan plafond lantai 4 pulang. b. Kurangnya informasi dari hasil rapat yang telah
dilakukan,
5.3. Updating schedule c. Tidak adanya penjadwalan harian dari pihak
Selelah proses evaluasi selesai, maka dilakukan Konsultan MK secara rinci sehingga pembuatan
updating schedule secara harian dan mingguan. perencanaan dilakuakan asumsi-asumsi yang
a. Updating Schedule Harian dipertimbangkan dari pengukuran sendiri penulis
Updating schedule ini mengacu pada hasil evaluasi dilapangan dan pengamatan secara visual. Pada
harian dan dilakukan secara manual dengan pembuatan lookahead plan dimana rencana
mengisikan catatan pada sticky note. Langkah-langkah harian yang dilakukan oleh Konsultan MK tidak
updating schedule adalah sebagai berikut. dibuat secara rinci seperti tidak adanya target
1) Apabila assignments pada tanggal yang ditinjau progress harian, dan tidak diperbaiki setiap hari
masuk dalam workable backlog maupun setiap minggu. Adanya kendala ini
a) Progress rencana/taget pekerjaan dicoret penulis mengasumsikan rencana progress harian
kemudian diganti dengan progress aktual, dengan kecepatan kerja yang penulis dapatkan
dan jumlah pekerja dilapangan ditulis dari pengamatan di lapangan,
dibagian crew size. d. Kontraktor kurang terbuka dengan masalah yang
b) Untuk hari berikutnya, target sebelumnya terdapat di proyek,
dicoret dan diganti dengan progress e. Dalam langkah constrain analysis dan shielding
kecepatan baru yang diperoleh dari progress production analysis kendala yang dihadapi yaitu
aktual ditambah dengan kecepatan harian kontraktor maupun konsultan MK kurang terbuka
aktual yang dicapai, dan request ditulis dengan masalah yang ada, kontraktor tidak
dibagian predecessor/constrain. melakukan rencana harian secara rapih, dan
c) Langkah 1) dan 2) diulang sampai satu sulitnya menggali informasi yang lebih dalam
minggu pengamatan. dari pihak yang terlibat dalam proyek. Penulis
tidak dapat bertemu dengan konsultan setiap
2) Apabila assignments pada tanggal yang ditinjau harinya dikarenakan tidak setiap hari konsultan
tidak masuk dalam workable backlog ada di lokasi proyek dan penulis tidak dapat
a) Sticky note assignments dipindah ke hari berada setiap hari dan secara penuh di lokasi
berikutnya (dilakukan setelah langakah proyek sehingga jika terdapat pergantian rencana
shielding production analysis). pekerjaan sulit untuk teridentifkasi,
b) Target pekerjaan masih mengacu pada f. Dilangkah evaluasi kendala yang dihadapi adalah
rencana yang telah tertulis. proyek tidak melakukan evaluasi setiap hari
sehingga request diasumsikan dengan
20 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada 21
NASKAH SEMINAR Mei, 2017
DAFTAR PUSTAKA Patel, A., 2011. The Last Planner System For Reliable
Project Delivery. Thesis. Arlington, U.S.A:
University Of Texas.
Proboyo, B., 1999. Keterlambatan Waktu
Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi Dan Peringkat
Ballard, Glenn 1999. Can Pull Techniques Be Used In
Dari Penyebab-Penyebabnya. Bandung: Dimensi
Design Management?. Presented at the Conference
Teknik Sipil.
on Concurrent Engineering in Construction. August
26-27, 1999, Helsinki, Finland.
Ballard, Glenn, 2000. The Last Planner System Of
Production Control. Disertation of Ph.D.
Yudakusumah, Teguh, 2012. Apikasi Lean
Birmingham, UK: School of Civil Engineering
Construction Untuk Meningkatkan Efisiensi Waktu
Faculty of Engineering The University of
Pada Proses Produksi di Industri Precast. Tesis.
Birmingham.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Cho, Seongkyun and Ballard, Glenn, 2011. Last
Lean Construction Institute, 2015. Hands-On Lean
Planner and Integrated Project Delevery. Lean
Training in Pull Planning. Workshop in Wentworth
Construction Journal. pp 67-68.
Institute of Technology. December 3, 2015, Ward St,
Boston, U.S.A.
AlSehaimi, Abdullah O., Tzortzopoulos, Patricia and
Koskela, Lauri (2013). Improving Construction
Kim, Chris D., 2014. An Analysis Of The Last Planner
Management Practice With The Last Planner System:
System In A Construction Project. Thesis. San Diego,
A Case Study. Engineering, Construction Ana
California, U.S.A: San Diego State University.
Architectural Management, 21 (1). pp. 51-64.
Hussain, S.M. Abdul Mannan, Sekhar, T. Seshadri and
Howell, G. and Macomber, H., 2011. The Last
Fatima, Asra. 2015. A Systematic Approach Of
Planner System:Conversations that Design and
Construction Management Based On Last Planner
Activate The Network of Commitments. [online]
System And Its Implementation In The Construction
Available at: www.leanproject.com [accessed 1
Industry. KICEM Journal of Construction
October 2016].
Engineering and Project Management. Vol.5. No.2.
Mossman, Alan, 2013. Last Planner®: 5+1 Crucial &
Sajekti, Amin, 2009. Metode Bangunan Kerja Sipil.
Collaborative Conversations For Predictable Design
Yogyakarta: Graha Ilmu.
& Construction Delivery. [online] Availabel at:
http://bit.ly/LPS-5cc [accessed 6 November 2016].
22 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada