Muhamad Khairul Rosyidy1*), Qonita Putri Ashilah1, dan Iqbal Putut Ash Siddiq1
1
Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia
*)
E-mail: khairulnajwa1@gmail.com
ABSTRAK - Eceng Gondok (Eochhornia Crassipes) merupakan tumbuhan aquatik invasif yang apabila
penyebarannya melampaui batas normal dapat mengancam kelestarian lingkungan perairan. Oleh karena itu, kegiatan
monitoring yang berkala perlu dilakukan untuk mengetahui distribusinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi dan memetakan sebaran dan luasan Eceng Gondok secara spasio-temporal menggunakan teknologi
penginderaan jauh di Inlet Waduk Saguling yang merupakan bagian dari sistem DAS Citarum. Teknologi penginderaan
jauh efektif untuk proses pemetaan secara cepat (rapid mapping) pada area yang luas. Data yang digunakan adalah data
citra satelit Sentinel-2 yang memiliki tingkat resolusi spasial yang tinggi sehingga dapat menunjukkan sebaran suatu
objek di atas permukaan bumi dengan jelas. Data citra satelit yang digunakan adalah data citra pada bulan Desember
2017, Februari 2018, Juli 2018, dan Agustus 2018. Penelitian ini menggunakan metode klasifikasi supervised dengan
teknik maximum likelihood untuk membedakan, membagi, dan mengklasifikasikan tutupan lahan yang ada di area
penelitian. Hasil yang didapat yakni luasan area Eceng Gondok pada bulan Desember 2017 seluas 118,2133 Ha, bulan
Februari 2019 seluas 154,3191 Ha, bulan Juli 2018 seluas 153,15 Ha, dan bulan Agustus 2018 seluas 106,4410 Ha,
sedangkan arah perkembangan luasannya menuju ke arah hilir dan terakumulasi di tengah inlet. Hasil ini dapat
digunakan sebagai informasi pendukung kerja pemerintah dan masyarakat sekitar untuk pembersihan Inlet Waduk
Saguling agar kelestarian air dan sanitasi di Waduk Saguling tetap terjaga secara berkelanjutan
ABSTRACT - Water Hyacinth (Eochhornia Crassipes) is an aquatic invasif plant which if spread exceeding normal
limits, can threaten the sustainability of water environment. periodic monitoring activities need to be carried out to
determine the distribution. This study aims to identify and maping the spatio-temporal distribution and extenth of
hyacinth using remote sensing emagery in the inlet of saguling reservoir which part of citarum watershed system.
Remote sensing technology is effective for rapid maping processes over large areas. This study uses Sentinel-2 Satellite
image data which has a high level of spatial resolution and it can clearly show the distribution of an object on the earth
surface. Satellite Image Data used is image data on Desember 2017, February 2018, July 2018, and August 2018. This
study uses supervised classification method and maximum likelihood technique to distiguish, divide, and classify land
cover in the research area. The results obtained were the area of Eceng Gondok in December 2017 covering an area of
118.2133 Ha, in February 2019 covering an area of 154.3191 Ha, in July 2018 covering an area of 153.15 Ha, and in
August 2018 covering an area of 106.4410 Ha, while the direction of development extends towards the downstream and
accumulates in the middle of the inlet. This result can be used as information to support the work of the government and
the surrounding community to clean the Saguling Reservoir Inlet so that water and sanitation sustainability in the
Saguling Reservoir.
31
Pemanfaatan Citra Sentinel-2 Untuk Monitoring Sebaran dan Luasan Eceng Gondok Secara Spatio-Temporal Sebagai Upaya
Menjaga Kondisi Air dan Sanitasi di Inlet Waduk Saguling, Jawa Barat (Rosyidy, M. K., dkk)
1. PENDAHULUAN
2. METODE
32
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019
Gambar 2. Citra Sentinel-2 Provinsi Jawa Barat, Path 121 dan Row 65
Sumber : https://earthexplorer.usgs.gov/, 2019
Data citra Sentinel-2 efektif digunakan untuk area yang tidak terlalu luas seperti danau atau waduk,
karena memiliki resolusi spasial yang tinggi dan waktu perekaman yang singkat. Citra yang dihasilkan oleh
satelit Sentinel-2 memiliki resolusi spasial sebesar 10 meter untuk 4 band, 20 meter untuk 6 band, dan 3
band sisanya memiliki resolusi spasial sebesar 60 meter. Citra satelit Sentinel-2 juga memiliki 13 band
multispektral, yang dibagi atas spektrum visible (coastal aerosol , merah, hijau), near infrared, dan sortwave
infrared. Karakteristik dari spektrum panjang gelombang dapat ditunjukan pada Tabel 1.
33
Pemanfaatan Citra Sentinel-2 Untuk Monitoring Sebaran dan Luasan Eceng Gondok Secara Spatio-Temporal Sebagai Upaya
Menjaga Kondisi Air dan Sanitasi di Inlet Waduk Saguling, Jawa Barat (Rosyidy, M. K., dkk)
Tabel 1. Karakteristik spektrum panjang gelombang dan resolusi spasial masing-masing saluran Sentinel-2,
Sumber : ESA, 2015
34
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019
a b c
Gambar 4 Contoh kenampakan tutupan lahan di perairan Inlet Waduk Saguling, a) vegetasi air (Eceng Gondok), b)
badan air, c) endapan
Berdasarkan hasil interpretasi, terdapat tiga kenampakan objek tutupan lahan yang divisualisasikan
dengan warna yang berbeda-beda. Warna hijau teridentifikasi merupakan objek dari vegetasi yang ada di
badan air atau di area sungai. Warna hitam kebiruan teridentifikasi merupakan badan air, karena air memiliki
nilai reflektan yang kecil terhadap panjang gelombang dari SWIR2, NIR, dan Merah, sehingga hanya
berwarna hitam saja. Sedangkan untuk merah muda, terindentifikasi merupakan objek endapan.
Berdasarkan hasil interpretasi citra, objek tutupan lahan di area inlet Waduk Saguling, dapat di
klasifikasikan menjadi tiga berdasarkan klasifikasi supervised dengan teknik MLC seperti yang terdapat di
Gambar 5.
35
Pemanfaatan Citra Sentinel-2 Untuk Monitoring Sebaran dan Luasan Eceng Gondok Secara Spatio-Temporal Sebagai Upaya
Menjaga Kondisi Air dan Sanitasi di Inlet Waduk Saguling, Jawa Barat (Rosyidy, M. K., dkk)
Uji akurasi klasifikasi dari perhitungan statistik kappa didapatkan berdasarkan dari sampel Region Of
Interest (ROI) dan matriks konfusi pada hasil klasifikasi supervised dengan teknik MLC. Nilai koefisen
kappa untuk klasifikasi tutupan lahan data bulan Desember 2017 adalah 0,9725 (97%) , Februari 2018 adalah
0,9895 (99%), Juli 2018 adalah 0,9160 (91%), dan Desember 2018 adalah 0,9143 (91%). Keempat data
klasifikasi memiliki akurasi yang tinggi terhadap masing-masing tutupan lahan di area inlet, sehingga dapat
digunakan untuk melihat sebaran dan luasan eceng gondok di inlet Waduk Saguling. Akurasi dari masing-
masing tutupan lahan dapat ditunjukan oleh Tabel 2.
Tabel 2. Matriks konfusi klasifikasi tutupan lahan data Sentinel-2 menggunakan MLC
Data Piksel
Desember Kappa Accuracy : 0,9725
Vegetasi (eceng gondok) Badan air endapan Total user's acuracy
Klasifikasi (%)
Vegetasi (eceng
3168 20 42 3230 98,08
gondok)
Badan air 0 10261 1 10262 99,99
endapan 68 20 290 378 76,72
total 3236 10301 333 13870
producer's accuracy
97,90 99,61 87,09
(%)
Februari Kappa Accuracy : 0,9895
Vegetasi (eceng gondok) Badan air Total ucer's acuracy
Klasifikasi (%)
Vegetasi (eceng
2757 48 2805 98,29
gondok)
Badan air 0 12748 12748 100
total 2757 12796 15553
producer's accuracy
100 99,62
(%)
Juli Kappa Accuracy : 0,9160
Vegetasi (eceng gondok) Badan air endapan Total ucer's acuracy
Klasifikasi (%)
Vegetasi (eceng
2039 188 1 2228 91,52
gondok)
Badan air 2 9538 7 9547 99,91
endapan 3 163 418 584 71,58
total 2044 9889 426 12359
producer's accuracy
99,76 96,45 98,12
(%)
36
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019
a b
Gambar 6 Sebaran dan luasan eceng gondok secara spasio-temporal dari bulan Desember 2017 (a)
Dan Februari 2018 (b)
Pada musim hujan yang terjadi di bulan Desember 2017 dan Februari 2018, terjadi penumpukan eceng
gondok di bagian tengah inlet dan di bagian yang menuju ke arah hulu atau arah datangnya air. Dari bulan
Desember ke bulan Februari terdapat penambahan luasan dan pertumbuhan eceng gondok terutama di sisi
kiri dan kanan area inlet waduk. Arah perkembangan luasan dari eceng gondok selama bulan Desember 2017
hingga Februari 2018 cenderung bergerak ke arah hulu dan tersendat di bagian tengah inlet Waduk Saguling.
Pada rentang waktu dari bulan Februari 2018 hingga Juli 2018, terjadi pergerakan area luasan eceng
gondok dari daerah hulu ke daerah tengah inlet , terdapat penambahan luasan di daerah tengah inlet dan
eceng gondok yang semulanya ada di daerah menuju hulu menjadi hilang dan kemungkinan besar
terakumulasi di daerah tengah inlet.
c
Gambar 7. Sebaran dan luasan eceng gondok secara spasio-temporal padadbulan Juli 2018 (c)
dan Agustus 2018 (d)
37
Pemanfaatan Citra Sentinel-2 Untuk Monitoring Sebaran dan Luasan Eceng Gondok Secara Spatio-Temporal Sebagai Upaya
Menjaga Kondisi Air dan Sanitasi di Inlet Waduk Saguling, Jawa Barat (Rosyidy, M. K., dkk)
Pada musim kemarau yang terjadi di bulan Juli 2018 dan Agustus 2018, terjadi pengurangan area eceng
gondok di bagian tengah inlet, namun masih terdapat akumulasi eceng gondok di daerah tengah inlet.
Berdasarkan sebaran eceng gondok dari masing-masing time-series, area luasan eceng gondok dapat
digabungkan untuk melihat kecenderungan lokasi dan wilayah akumulasi tutupan eceng gondok di area inlet
Waduk Saguling.
38
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019
Gambar 9. Grafik tren pertambahan luas tutupan eceng gndok secara temporal
Pada musim hujan dalam rentang waktu dari bulan Desember 2017 hingga Februari 2018, terjadi
peningkatan luas area eceng gondok di area inlet waduk. Luas area eceng gondok meningkat dari 118,2133
hektar menjadi 154,3191 hektar. Namun pada peralihan musim, yakni rentang waktu dari bulan Februari
2018 hingga juli 2018, terjadi penurunan luas area eceng gondok menjadi 153,1500 hektar. Luas area eceng
gondok mengalami penurunan lagi pada musim kemarau pada rentang waktu bulan Juli 2018 hingga Agustus
2018 menjadi 106,4410 hektar. Penurunan pada musim kemarau lebih besar dibandingkan pada peralihan
musim dan musim kemarau.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji akurasi klasifikasi dan analisis spasio-temporal, persebaran Eceng Gondok di inlet
Waduk Saguling hampir menutupi setengah bagian dari inlet waduk. Arah pergerakan area tutupan eceng
gondok secara spasio-temporal cenderung menuju ke arah hilir dari bulan Desember 2017 hingga Agustus
2018 namun tertahan di bagian tengah dari inlet Waduk Saguling. Secara temporal terjadi peningkatan luas
yang signifikan terhadap area tutupan eceng gondok yang terjadi pada musim hujan dari bulan Desember
2017 hingga Februari 2018. Sedangkan pada bulan Februari 2018 hingga Agustus 2018 terjadi penurunan
luasan area tutupan eceng gondok. Kenaikan luas area eceng gondok cenderung terjadi pada musim hujan
dan penurunan luas area eceng gondok terjadi pada peralihan musim dan musim kemarau. Meski terjadi
peningkatan dan penurunan luasan area, posisi dan lokasi tutupan eceng gondok terakumulasi di area tengah
inlet Waduk Saguling.
Oleh karena itu, perlu dilakukan monitoring dan pembersihan area inlet Waduk Saguling secara berkala,
sebagai upaya dalam menjaga sanitasi dan keberlangsungan sumber air tawar bagi masyarakat yang tinggal
di sekitarnya. Selain itu juga penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian-penelitian
berikutnya di masa yang akan datang.
Ucapan terimakasih untuk Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
yang telah memfasilitasi dalam pengumpulan dan pengolahan data serta seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses penelitian hingga proses penyusunan tulisan ini.
39
Pemanfaatan Citra Sentinel-2 Untuk Monitoring Sebaran dan Luasan Eceng Gondok Secara Spatio-Temporal Sebagai Upaya
Menjaga Kondisi Air dan Sanitasi di Inlet Waduk Saguling, Jawa Barat (Rosyidy, M. K., dkk)
6. DAFTAR PUSTAKA
Ahya H. (2012). Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Waduk Lahor
Kabupaten Malang (Doctoral Dissertation), Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Ardiansyah. (2014). Pengolahan Citra Penginderaan Jauh Menggunakan ENVI 5.1 dan ENVI LiDAR.
Kuningan: PT. Labsig Inderaja Islim.
Erawati, E., Saputra, H. M. (2017). Pengaruh Konsentrasi Terhadap Fitoremidiasi Limbah Zn Menggunakan
Eceng Gondok (Eichornia Crassipes). Jurnal Teknologi Bahan Alam, 1 (1).
ESA. (2015). Sentinel 2 User Handbook. ESA Standard Document. Issue 1, Rev 2. 24 July 2015. Diunduh
30 maret 2019 dari https://earth.esa.int/documents/247904/685211/Sentinel 2_User_Handbook.
Fauzi, M. T., Murdan, Muthahanas, I. (2018). Potensi Jamur Fusarium Sp. Sebagai Agen Pengendali Hayati
Gulma Eceng Gondok (Eichhornia crassipes). CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy, 4(1), 64-7.
Ilmiawan, D. F., Carnawi, Anwaristiawan, D., Varantika, N., Anisa, R. D., Kharis M. (2016). Analisis
Dinamik Model Predator-Prey pada Penyebaran Grass Carp Fish sebagai Biokontrol Populasi Eceng
Gondok di Perairan Rawapening. Journal of Creativity Students, 1(1).
Karim M. A., Ariyanto E., Firmansyah A. (2014). Biobriket Enceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Sebagai
Bahan Bakar Energi Terbarukan. Jurnal Reaktor, 15(1), 59–63.
Lambin, E. F., Geist, H., dan Lepers, E. (2003). Dynamics Of Land Use And Cover Change In Tropical
Regions. Annual Rev. Environ. Resour., 28, 205–24.
Pemprov Jabar. (2017). Potensi Pariwisata : Waduk Saguling. Diakses 30 Maret 2019 melalui
http://jabarprov.go.id/index.php/potensi_daerah/detail/169.
Rao, R., dan Rajesh, K. (2018). Land Cover Klasifikasi Using Landsat-8 Optical Data And Supervised
Classifiers. International Journal of Engineering & Technology, (2.17), 102-103.
Sampurno, R. M., dan Thoriq, A. (2016). Klasifikasi Tutupan Lahan Menggunakan Citra Landsat 8
Operational Land Imager (Oli) Di Kabupaten Sumedang. Jurnal Teknotan, 10(2), 61-63.
Syam, T., Darmawan, A., Banuwa, I. S., Ningsih, K., (2012). Pemanfaatan Citra Satelit Dalam
Mengidentifikasi Perubahan Penutupan Lahan : Studi Kasus Hutan Lindung Register 22 Way Waya
Lampung Tengah. Jurnal Globe, 14(2)
40