Anda di halaman 1dari 12

Listoman Tanjung

Cerita
Anak

Pemulung
Yang Jujur
www.anakrajin.com
Pemulung yang Jujur

Cerita
Anak

Penulis Cerita : Listoman Tanjung

Ilustrator : Dede Rahmat

Tataletak : Gie

Cerita ini fiktif, hanya imajinasi penulis belaka. Jika ada


kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun
cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada
unsur kesengajaan.

© Hak Cipta Dilindungi Undang-undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari www.anakrajin.com.

Pertama kali di terbitkan oleh :


www.anakrajin.com
Setiap hari Jaka mendorong gerobaknya
sambil mencari barang-barang bekas yang
masih bisa dijual. Jaka terpaksa putus sekolah
dan menjadi pemulung untuk membantu
ibunya yang sudah tua, sedangkan ayahnya
sudah lama meninggal.

© www.anakrajin.com 3
Menjadi pemulung tak menghilangkan sifat
baik Jaka yang suka menolong sesama.
Jaka tak segan-segan menolong anak-anak
sekolah untuk menyebrang jalan.

4 © www.anakrajin.com
Jika kebetulan Jaka melihat di dekatnya ada
yang mengalami kecelakaan, ia langsung
berlari untuk menolongnya.

© www.anakrajin.com 5
Tak jarang pula Jaka membantu mengatur
lalu lintas yang sedang macet dengan
menjadi ‘Pak Ogah’ dadakan. Tapi ia
tak pernah meminta bayaran dari para
pengendara.

6 © www.anakrajin.com
Suatu sore, Jaka mendorong gerobaknya
memasuki komplek perumahan. Ia menyadari
banyak mata yang menatapnya dengan
curiga. Sudah terbiasa bagi Jaka menghadapi
orang-orang yang tak menyenanginya, bahkan
ia pernah dicaci-maki oleh seorang warga
yang tak senang tempat sampahnya di acak-
acak pemulung, padahal bukan Jaka yang
melakukannya.
© www.anakrajin.com 7
Jaka terus berjalan mendorong
gerobaknya, seorang ibu yang sedang
berjalan di depan Jaka tak menyadari
jika dompetnya terjatuh. Jaka berteriak
mencoba memberitahukan, tapi wanita
setengah baya itu tak mendengar dan
terus berjalan.

8 © www.anakrajin.com
Jaka berlari mengambil dompet yang
terjatuh, kemudian mengejar pemilik
dompet dan menyerahkan dompet itu
kepadanya.

© www.anakrajin.com 9
“Plak, plak” tangan wanita itu menampar
pipi Jaka dengan keras. “Kamu pasti copet”
kata wanita itu marah. Jaka mengusap
pipinya, ia tak menyangka akan ditampar.
“Aku pemulung, bukan copet.” balas Jaka
sambil bersiap untuk pergi.

10 © www.anakrajin.com
“Tunggu dulu” teriak wanita itu sambil
membuka dan memeriksa isi dompetnya.
Wajahnya berseri melihat isi dompet masih
utuh. Kemudian ia memberikan selembar
uang kepada pemulung yang jujur itu, tapi
dengan halus Jaka menolak pemberian
wanita yang telah salah sangka itu.

© www.anakrajin.com 11
Anak pemulung yang jujur ini seharian
bekerja keras agar bisa membantu ibu dan
adiknya. Dia tidak bisa bersekolah seperti
anak-anak lainnya, tapi setiap malam Jaka
menyempatkan diri mengikuti bimbingan
belajar di sanggar belajar yang didanai oleh
salah satu organisasi sosial.

12 © www.anakrajin.com

Anda mungkin juga menyukai