Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA, PENGELOLAAN PESTISIDA DAN

LAMA PENYEMPROTAN DENGAN KADAR KOLINESTERASE DARAH


PADA PETANI SAYUR DI KELURAHAN RURUKAN KECAMATAN
TOMOHON TIMUR KOTA TOMOHON.
Dolfie Mokoagow*, Woodford B. S. Joseph*, Heidy Diana Patras*.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

ABSTRAK
Petani penyemprot merupakan kelompok kerja terbesar di Indonesia dan memiliki resiko
keracunan pestisida, di Kelurahan Rurukan para petani sering menggunakan pestisida untuk
membunuh hama, Penggunaan pestisida yang sering digunakan adalah golongan organosfosfat,
berdasarkan data dari Puskesmas Rurukan dari bulan Januari 2012 - Februari 2013 keluhan
masyarakat seperti sakit kepala 159 Orang, nyeri otot 57 orang, gejala umum lainnya termasuk
mual, muntah, pusing 109 orang, yang diduga ada hubungannya dengan keracunan pestisida.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara masa kerja, pengelolaan pestisida
dan lama penyemprotan dengan kadar kolineterase darah pada petani sayur di Kelurahan
Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon. Penelitian ini merupakan penelitian analitik
dengan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 35 orang dengan menggunakan kriteria
inklusi dan esklusi yaitu rutin menyemprot pestisida selama 2 bulan terakhir. Variabel yang
diteliti yaitu masa kerja, pengelolaan pestisida dan lama penyemprotan dengan kadar
kolinesterase. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan alat tintometer kit. uji spearman
rank (CI 95%,dan α = 0,05).Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar kolineterase berhubungan
signifikan dengan masa kerja (p =0,000), berhubungan signifikan dengan lama penyemprotan (p
=0,012), tidak berhubungan dengan pengelolaan pestisida (p =0,509).Saran yang diberikan
adalah Sebaiknya petani sayur yang sudah termasuk keracunan pestisida diperlukan waktu
pemulihan atau istirahat dua minggu, Perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut pada sampel
yang lebih besar.

Kata Kunci: Kadar kolinesterase, masa kerja, pengelolaan pestisida, lama penyemprotan, petani
sayur.

ABSTRACT
Farmers spraying is the largest working group in Indonesia and has a risk of pesticide poisoning,
in the Village Rurukan farmers often use pesticides to kill pests, use of pesticides commonly used
are organosfosfat groups, based on data from health Rurukan from January 2012 - February 2013
public complaints such as 159 people headache, muscle aches 57 people, other common symptoms
include nausea, vomiting, dizziness 109 people, suspected nothing to do with pesticide poisoning.
The research objective was to determine the relationship between length of service, time
management and spraying the pesticide levels in the blood cholineterase vegetable farmers in Sub
Rurukan Eastern District of Tomohon Tomohon. This study is a cross sectional analytic design.
The total sample of 35 people by using the inclusion and exclusion criteria are routinely spray
pesticides over the last 2 months. The variables studied were length of service, management of
long spraying with pesticides and cholinesterase levels. Retrieval of data using questionnaires and
Tintometer tool kit. Spearman rank test (CI 95%, and α = 0.05). Results showed that levels
cholineterase significantly associated with tenure (p = 0.000), significantly associated with longer
spraying (p = 0.012), not related to pesticide management (p = 0.509). advice given is a vegetable
farmer should include pesticide poisoning or recovery takes a two week break, further research
should be conducted on a larger sample.

Keywords: cholinesterase, years of service, management of pesticides, spraying long, vegetable


growers.
PENDAHULUAN kepala, pusing, detak jantung cepat, mual,
Petani penyemprot merupakan kelompok muntah-muntah, pusing. Deteksi dini
kerja terbesar di Indonesia. Meski ada mengenai keracunan pestisida dapat
kecenderungan semakin menurun, angkatan dilakukan dengan pemeriksaan kolinesterase
kerja yang bekerja pada sektor pertanian, untuk mencegah timbulnya gangguan
masih berjumlah sekitar 40% dari angkatan kesehatan yang kronis dan mematikan.
kerja. Banyak wilayah Kabupaten di Kolinestrase adalah suatu enzim,suatu bentuk
Indonesia yang mengandalkan pertanian, dari katalis biologik, yang di dalam jaringan
termasuk perkebunan sebagai sumber tubuh berperan untuk menjaga agar otot-otot,
Penghasilan Utama Daerah (PAD). Para kelenjar-kelenjar dan sel-sel saraf bekerja
petani cederung memakai pestisida bukan secara terorganisir dan harmonis(Prasetya
atas dasar indikasi untuk pengendalian hama dkk, 2010). Rumusan masalah dalam
namun mereka menjalankan cara cover penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan
blanket system yaitu ada ataupun tidak antara masa kerja, pengolahan peptisida, dan
adanya hama, tanaman tetap disemprot lama penyemprotan dengan kadar
dengan pestisida (Prijanto,2009). Pada tahun kolinesterase darah pada petani sayur di
2006 di Kabupaten Magelang telah Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon
dilaksanakan pemeriksaan aktivitas Timur Kota Tomohon.
kolinesterase pada petani yang berlokasi di 7
kecamatan dengan jumlah petani yang METODE
diperiksa sebanyak 550 orang dan Penelitian ini merupakan jenis penelitian
menunjukkan 99,8% keracunan dengan survey analitik, dengan desain cross sectional
rincian: keracunan berat 18,2%; keracunan study (potong lintang). Penelitian ini
sedang 72,73%; keracunan ringan 8,9% dan dilakukan di Kelurahan Rurukan Kecamatan
normal 0,18%. Hasil penelitian di Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon pada bulan
Ngablak jumlah petani yang diperiksa 50 Maret - April 2013. Populasi adalah seluruh
orang menunjukkan 98% mengalami Petani sayur di Kelurahan Rurukan yang
keracunan dengan rincian : keracunan berat berjumlah 396 Orang. Sampel diambil secara
16%, keracunan sedang 48% dan keracunan purposive sampling, sebanyak 35 orang
ringan 34% (Labkesmas, 2006). Penggunaan petani. dengan menggunakan kriteria inklusi
pestisida yang sering digunakan adalah & eksklusi yaitu Rutin menyemprot pestisida
golongan organosfosfat seperti diazinon, dalam dua bulan terakhir dan bersedia
curacron, turrex, proclain, dan lain-lain. menjadi responden sedangkan kriteria
Gejala-gejala keracunan pestisida adalah eksklusi yaitu tidak hadir di lokasi saat
timbulnya gerakan-gerakan otot tertentu, pengambilan sampel dan tidak bisa bekerja
pupil atau cela iris mata menyempit sama/kooperatif.
meyebabkan penglihatan kabur, mata berair,
mulut berbusa dan berair liur banyak, sakit

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil yang di dapat maka masa dan 87,5%, kategori 8 yaitu 20 tahun (5
kerja dengan kadar kolineterase yang responden) dengan kadar kolinesterase 100%
diurutankan makan kategori 1 yaitu 1 tahun dan 87,5%, kategori 9 yaitu 27 tahun (1
(1 responden) dengan kadar kolinesterase responden) dengan kadar kolinesterase 100%,
100%, kategori 2 yaitu 2 tahun (1 responden) kategori 10 yaitu 30 tahun (2 responden)
dengan kadar kolinesterase 87,5%, kategori 3 dengan kadar kolinesterase 100% dan 75%,
yaitu 5 tahun (2 responden) dengan kadar kategori 11 yaitu 33 tahun (1 responden)
kolinesterase 100%, kategori 4 yaitu 10 dengan kadar kolinestrease 100%, kategori
tahun (1 responden) dengan kadar 12 yaitu 34 tahun(1 responden dengan kadar
kolinesterase 100%, kategori 5 yaitu 11 tahun kolinesterase 70%, kategori 13 yaitu 40 tahun
(1 responden) dengan kadar kolinesterase (1 responden) dengan kadar kolinesterase
100%, kategori 6 yaitu 15 tahun (3 62,3%, kategori 14 yaitu 41 tahun (1
responden) dengan kadar kolinesterase 100% responden) dengan kadar kolinesterase
dan 87,5%, kategori 7 yaitu 18 tahun (2 87,5%, kategori 15 yaitu 43 tahun (2
responden) dengan kadar kolinesterase 100% responden) dengan kadar kolinesterase 75%
dan 70%, kategori 16 yaitu 44 tahun (1 semakin lama masa kerja, makin
responden) dengan kadar kolinesterase 26%, menurun kadar kolinesterase dalam darah
kategori 17 yaitu 45 tahun (1 responden) responden dapat berisiko terpaparnya
dengan kadar kolinesterase 70%, kategori 18 keracunan pestisida. Masa kerja dari
yaitu 49 tahun (6 responden) dengan kadar petani sayur dengan lama kerja terendah
kolinesterase 100%,75% dan 70%, kategori
1 tahun dan tertinggi 51 tahun yang sudah
19 yaitu 50 tahun(1 responden) dengan kadar
kolinesterase 87,5%. Dari hasil uji statistik berada pada kategori keracunan
yang di dapat adalah nilai r= -0,570 dan p= menunjukkan bahwa semakin lama
0,000 dengan (α 0,05) maka dapat terpapar atau kontak dengan pestisida
disimpulakan terdapat hubungan yang maka akibat negatif yang timbul adalah
bermakna atau terdapat hubungan yang keracunan. Hasil penelitian menunjukkan
siknifikan antara masa kerja dengan kadar bahwa semakin lama masa kerja petani
kolinesterase darah. Hal ini sesuai dengang maka semakin rendah aktivitas enzim
penelitian yang dilakukan oleh Prasetya dkk kolinesterase darah lebih menjelaskan
di Desa Karangjati Village dengan hasil bahwa petani sayur yang sudah terpapar
penelitian yang didapat yaitu nilai pearson
lama atau berlangsung terus-menerus
corelation sebesar 0,590 dengan sik (2-tailet)
sangat beresiko untuk mengalami
sebesar 0,000 <0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang siknifikan keracunan pada tingkat selanjutnya.
antara masa kerja terhadap kadar
kolinesterase. Hubungan ini menujukan
bahwa semakin tinggi masa kerja maka
semakin rendah kadar kolinesterase.
Menurut Sastrawijaya, 2002 masa kerja
seseorang salah satu faktor yang
mempengerahui derajat kolinesterase
dalam darah responden menurun, dimana

Tabel 1. Tabel Sialang Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Kolinesterase Darah.
Masa Kadar Kolinesterase (%)
Kategori Kerja r p
62 62,5 70 75 87,5 100
(Tahun)
1 1 tahun - - - - - 1
2 2 tahun - - - - 1 -
3 5 tahun - - - - - 2
4 10 tahun - - - - 1 -
5 11 tahun - - - - - 1
6 15 tahun - - - - 1 2
7 18 tahun - - - - 1 1
8 20 tahun - - - - 2 3
9 27 tahun - - - - 1 -
10 30 tahun - - - 1 - 1 -0,570 0,000
11 33 tahun - - - - - 1
12 34 tahun - - 1 - - -
13 40 tahun - 1 - - - -
14 41 tahun - - - - 1 -
15 43 tahun - - 1 - - -
16 44 tahun - - 1 1 - -
17 45 tahun 1 - - - - -
18 49 tahun - - 1 - - -
19 50 tahun - - 3 1 - 2
Tabel 2. Tabel Silang Hubungan Antara Pengelolaan Pestisida Dengan Kadar Kolinesterase Darah.
Pengelolaan Kadar Kolinesterase (%)
Kategori Pestisida r p
62 62,5 70 75 87,5 100
(Nilai)
1 33 - - 1 - - -
2 36 - - - - 1 -
3 37 - - - - 1 -
4 38 - - - - 1 -
5 39 - - - - 1 1
6 40 - - 2 - - 1
7 41 - - - 1 - 1
8 42 - - 1 - 1 `2
9 43 - 1 1 - - -
10 44 - - - 1 - 1 0,116 0,509
11 45 - - - - 1 -
12 46 - - - 1 1 -
13 47 - - - - - 1
14 48 - - - - - 1
15 49 - - - - 1 -
16 50 - - - - - 1
17 51 - 1 - - - -
18 54 1 - 1 - - -
19 55 - - - 1 - 3
Berdasarkan hasil yang di dapat 100, kategori 14 yaitu nilai 48 (1
Pengelolaan pestisida yang diurutankan responden) dengan kadar kolinesterase
makan kategori 1 yaitu nilai 33 (1 100%, kategori 15 yaitu nilai 49 (1
responden) dengan kadar kolinesterase responden) dengan kadar kolinesterase
70%, kategori 2 yaitu nilai 36 (1 100%, kategori 16 yaitu nilai 50 (1
responden) dengan kadar kolinesterase responden) dengan kadar kolinesterase
87,5%, kategori 3 yaitu nilai 37 (1 100%, kategori 17 yaitu nilai 51 (2
responden) dengan kadar kolinesterase responden) dengan kadar kolinesterase
87,5%, kategori 4 yaitu nilai 38 (1 72,5% dan 100%, kategori 18 yaitu nilai
responden) dengan kadar kolinesterase 54 (2 responden) dengan kadar
100%, kategori 5 yaitu nilai 39 (2 kolinesterase 62,5% dan 100%, kategori
responden) dengan kadar kolinesterase 19 yaitu nilai 55 (4 responden) dengan
87,5 dan 100%, kategori 6 yaitu nilai 40 kadar kolinesterase 100% dan 75%.
(3 responden) dengan kadar kolinesterase
100 dan 70%, kategori7 yaitu nilai 41 (2 Berdasarkan hasil uji statistik
responden) dengan kadar kolinesterase yang didapat hasil nilai r = 0,116 dan p
70% dan 100%, kategori 8 yaitu nilai 42 =0,509 atau α>0,05 yang berarti bahwa
(4 responden) dengan kadar kolinesterase tidak terdapat hubungan antara
100%, 87,5% dan 70%, kategori 9 yaitu pengelolaan pestisida dengan kadar
nilai 43 (2 responden) dengan kadar kolinesterase darah. Hal ini sesuai dengan
kolinesterase 62,5% dan 70%, kategori penelitian yang dilakukan oleh Runia
10 yaitu nilai 44 (2 responden) dengan dengan hasil penelitian yang di lakukan
kadar kolinesterase 87,5% dan 75%, di desa Tejosari Kecamatan Ngablak
kategori 11 yaitu nilai 45 (1 responden) yang didapat yaitu mengelola pestisida
dengan kadar kolinesrease 87,5%, dengan baik sebanyak 35 (44,87%).
kategori 12 yaitu nilai 46 (2 responden) Mengelola pestisida dengan baik
dengan kadar kolinesterase 87,5% dan mengalami keracunan akibat pestisida 35
75%, kategori 13 yaitu nilai 47 (1 (100%). Responden yang mengelola
responden) dengan kadar kolinesterase pestisida dengan baik sebanyak 43 dan
mengalami keracunan 40 orang (39,0%) penggelolaan pestisida dengan kadar
serta tidak keracunan 3 orang (7,0%) kolinesterase.
hasil uji statistik menggunakan chi
square ( p-Value = 0,316) di dapatkan .
kesimpulan tidak ada hubungan antara
Tabel 3. Tabel Silang Hubungan Antara Lama Penyemprotan dengan Kadar Kolinesterase Darah.
Lama Kadar Kolinesterase
Kategori Penyemprotan r P
62 62,5 70 75 87,5 100
(Jam)
1 1 - - - 1 - 2
2 2 - - 1 - 3 5
3 3 - 1 - 1 3 6 -0,419 0,012
4 4 1 1 3 - - 3
5 5 - - - - 1 -
6 6 - - 2 - - -
Berdasarkan hasil yang di dapat kadar kolinesterase. Prabu (2008)
responden dengan waktu lama penyemprotan menyatakan bahwa gejala keracunan
yang diurutkan dalam 6 kategori, lama pestisida organofosfat dan karbamat
penyemprotan 1 jam dengan kadar biasanya timbul setelah 4 jam kontak,
kolinesterase 75% (1 orang) dan 100% (2 tetapi bisa timbul setelah 12 jam.
orang), lama penyemprotan 2 jam dengan
Penelitian yang dilakukan oleh Tugijo
kadar kolinesterase 70% (1 orang), 87,5% (3
orang) dan 100% (5 orang), lama (2003) menyatakan bahwa tenenga kerja
penyemprotan 3 jam dengan kadar penyemprot yang mempunyai jam kerja
kolinesterase 62,5% (1 orang), 75% ( 1 >5 jam mempunyai resiko keracunana
orang), 87,5% ( 3 orang) dan 100% (6 orang), pestisida lebih besar daripada tenanga
lama penyemprotan 4 jam degan kadar penyemprot yang mempunyai jam kerja ≤
kolineterase 62% (1 orang), 62,5% ( 1 5 jam (OR = 5,22) lama waktu saat
orang), 70% (3 orang), dan 100%( 3 orang), menyemprot harus di waspadai karena
lama penyemprotan 5 jam dengan kadar semakin lama petani kontak dengan
kolineterase 87,5% ( 1 orang) dan lama pestisida maka akan semakin besar
penyemprotan 6 jam dengan kadar
kemungkinan petani mengalami
kolinesterase 70% ( 2 orang). Berdasarkan
keracunan apalagi jika diiringi dengan
hasil uji statistik yang didapat hasil nilai r = -
0,419 dan p =0,012 atau α<0,05 yang berarti waktu penyemprotan.
bahwa terdapat hubungan antara lama
penyemprotan dengan kadar kolinesterase SIMPULAN
darah. Artinya semakin lama responden 1. Terdapat hubungan antara masa kerja
melakukan penyemprotan semakin menurun dengan kadar kolinesterase pada petani
kadar kolinesterase dalam darah responden. sayur di Kelurahan Rurukan Kecamatan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang Tomohon Timur Kota Tomohon.
dilakukan oleh Afriyanto di Desa Candi Semakin lama masa kerja sebagai petani
Kecamatan Bandung Kabupaten Semarang, sayur maka, semakin rendah kadar
hasil uji chi-square pada penelitian ini, koliesterase dalam darah petani sayur.
prevalensi aktivitas kolinesterase idak normal 2. Tidak terdapat hubungan antara
dalam darah (< 5100 U/L) untuk petani yang pengelolaan pestisida dengan kadar
menyemprot pestisida yang lamanya > 3 jam kolinesterase pada petani sayur di
sebanyak 10 orang petani (45,5%), dan untuk Kelurahan Rurukan Kecamatan
petani yang menyemprot pestisida ≤ 3 jam Tomohon Timur Kota Tomohon.
sebanyak 3 orang petani (10,7%); sehingga 3. Terdapat hubungan antara lama
didapat RP =4,242 (95%CI=1,326 – 13,575) penyemprotan dengan kadar
dengan nilai p = 0,041 (p<0,05), maka dapat kolinesterase pada petani sayur di
disimpulkan bahwa ada hubungan yang Kelurahan Rurukan Kecamatan
signifikan anatar lama penyemprotan dengan Tomohon Timur Kota Tomohon.
Semakin lama melakukan penyemprotan Prabu. 2008. Pestisida Penghambat
maka, semakin rendah kadar Kolinesterase. (Online):
kolinesterase dalam darah petani sayur. http//putraprabu.wordpress.com/2
013/17//pestisida-penghambat-
SARAN kholinesterase/. Diaskes 17 April
1. Sebaiknya petani sayur yang sudah
2013.
termasuk keracunan pestisida diperlukan
Runia A Y. 2008. Faktor- Faktor Yang
waktu pemulihan atau istirahat dua
Berhubungan Denagan Keracunan
minggu.
Pestisida Organofosfat, Karbamat Dan
2. Penyeluhan tentang pestisida agar
Kejadian Anemia Pada Petani
secara intensif dilaksanakan oleh
Holtikultur Di Desa Tejosari Kecamatan
instansi terkait minimal 6 bulan sekali
Ngablak Kabupaten Magelang.
untuk merubah perilaku petani sayur
(Online):http//eprints.undip.ac.id/17532/
menyangkut APD dan cara aplikasi
1/YODENCA_ASSTI_RUNIA.pdf.
pestisida dalam hal ini Dinas Kesehatan
diaskes tanggal 17 April 2013.
dan Dinas Pertanian.
3. Perlu dilaksanakan penelitian lebih Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan
lanjut pada sampel yang lebih besar. dan Kesehatan Kerja
(HIPERKES).Sagung Seto: Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Syayuti, M. 2008. Perbedaan Kadar
Afryanto, 2008. Kajian Keracunan Pestisida Kolinesterase Darah Petani
pada Petani Penyemprot cabe DipDesa Penyemprot Pembibitan Kelapa
Candi Kecamatan Bandung Kabupaten Sawit Dengan Petugas Gudang
Semarang.Tesis Tesis Magister Pestisida Di Pt Tls Batanghari.
Kesehatan Masyarakat Program Skripsi. Semarang: Fkm UNDIP.
Pascasarjana Universitas Diponegoro Online
Konsentrasi Kesehatan Lingkungan
(eprints.undip.ac.id/6863/1/3380.pd
Industri: Semarang. (Online):
http://eprints.undip.ac.id/16405/1/AFRI f) Diakses pada 07 Maret 2013
YANTO.pdf. diakses tanggal 8 februari
2013
Mekonnen, Y. And T. Agonafir. Pesticide
Sprayrs’ Knowledge, Attitude and
Practice of Pesticide Use On
Agricultur Frams Of Ethiopia.
Society of Occupational
Medicine. 2002. Vol. 52; 6;311-
315.
Notoatmodjo. S, 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Persetya; Enggarwati, E; Wibawa, A.2010.
hubungan factor-faktor paparan
pestisida terhadap kadar kolinestrase
pada petani penyemprot Tembakau di
Desa Karangjati, Kabupaten Ngawi.
Priajanto, B, T. 2009. Analisis Factor Resiko
Keracunan Pestisida Organofosfat Pada
Keluarga Petani Hortikultura di
Kecamatan Ngablak
KabupatenMagelang.(Online):http://epri
nts.undip.ac.id/17895/1/TEGUH_BUDI
_PRIJANTO.pdf . Diakses tanggal 13
februari 2013

Anda mungkin juga menyukai