METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
desain posttest only control group design, yaitu penelitian yang membandingkan
antara satu kelompok (eksperimen) yang diajar dengan model pembelajaran problem
posing dan satu kelompok (kontrol) yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 8 Kendari Waktu
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 8
Kendari yang terdaftar pada Tahun Ajaran 2018/2019 yang tersebar pada 6 kelas
paralel yaitu kelas VIII1 sampai VIII6. Peneliti telah melakukan wawancara dengan
informasi bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kendari terdiri dari enam (6)
kelas, tanpa ada kelas unggulan, yang tersebar secara heterogen, dalam arti
bahwa secara umum dalam masing- masing kelas terdapat siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 8
29
30
Kendari beserta rata-rata nilai ulangan semester genap matematika siswa tahun ajaran
Tabel 3.1. Data Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Kendari
2. Sampel
Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak dua kelas, satu kelas
sebagai kelas eksperimen untuk diterapkan model pembelajaran Problem Posing dan
matematika kelas VII semester genap tahun ajaran 2017/2018. Pengambilan sampel
pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, dengan desain pertimbangan
mengambil dua kelas yang memiliki kemampuan relatif sama secara statistik di
peroleh kelas VIII1 dan VIII3. Selanjutnya untuk menentukan pemilihan kelas
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara random/diacak, di peroleh kelas VIII 1
1. Variable Penelitian
a. Variabel Bebas
model pembelajaran problem posing (X) di kelas eksperimen dan kelas kontrol
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar matematika siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran problem posing (Y1) di kelas
2. Definisi Operasional
Agar diketahui arah dan tujuan dari penelitian ini, maka peneliti akan
penjelasannya.
mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi
menempati posisi yang strategis. Siswa harus menguasai materi dan urutan
penyelesaian soal secara mendetail. Hal tersebut akan dicapai jika siswa memperkaya
32
khazanah pengetahuannya tak hanya dari guru melainkan perlu belajar secara
mandiri.
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran.
3. Desain Penelitian
dimana dua kelas sampel ditetapkan secara acak, kemudian diberikan perlakuan yang
berbeda. Adapun desain yang digunakan digambarkan pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Posttest
Eksperimen X Y1
Kontrol - Y2
(Sugiyono, 2015: 114)
33
Keterangan :
Y1= Hasil Posttest siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model
Y2= Hasil Posttest siswa pada kelas kontrol dengan menggunakan model
pembelajaran Konvensional.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua, yakni
dan instrumen berupa tes/essay untuk mengukur kemampuan hasil belajar matematika
siswa.
1. Lembar Pengamatan/Observasi
Lembar observasi ini terdiri atas 2 jenis, yaitu lembar observasi guru untuk
problem posing dan lembar observasi siswa dalam kegiatan belajar menggunakan
model pembelajaran problem posing yang diisi oleh pengamat. Lembar observasi
yang dibuat terdiri atas beberapa aspek observasi yang bertujuan untuk mengontrol
34
setiap tindakan/aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kelas, selama
instrumen penelitian berupa tes dalam bentuk essay pada materi statistika yang
penelitian ini adalah uji panelis. Analisis validitas penilaian panelis digunakan untuk
menggunakan rumus :
V=
∑ |i−lo| (Aiken dalam Patih 2012: 36)
[ N ( c−1 ) ]
Keterangan :
yaitu:
[ ][ ]
2
n s
r11 = 1− i2 (Jihad, 2012: 180)
n−1 st
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas
n = Banyak butir soal
2
s i = Jumlah varians skor tiap item
2
st = Varians skor total.
Rumus untuk mencari varians :
2
si 2
= ∑ X –¿¿¿
instrumen penelitian berupa lembar observasi dan tes hasil belajar matematika yang
berbentuk tes uraian. Observasi dilakukan pada setiap kali pertemuan. Pada saat
maka diadakan post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui
hasil belajar yang diperoleh pada kedua kelas. Kemudian test tersebut dikerjakan oleh
peneliti kemudian diberi nilai. Nilai dari hasil pekerjaan siswa tersebut kemudian
1. Analisis Deskriptif
keadaan sampel dalam bentuk persentase (%), rata-rata ( y ), median (Me), modus
(Mo), standar deviasi (s), nilai maksimum (ymaks), dan nilai minimum (ymin).
2. Analisis Inferensial
dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat untuk
a) Uji Normalitas
normal atau tidak. Dalam penelitian ini, tekhnik yang digunakan untuk menguji
adalah jika nilai Sig. > 0,05 , maka distribusi data dinyatakan normal, dan apabila
nilai Sig. ≤ 0,05 , distribusi data dinyatakan tidak normal. (Sujarweni, 2015: 55).
Perumusan hipotesis:
b) Uji Homogenitas
kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama.
Perumusan Hipotesis:
H 0 : Varians dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama.
H 1 : Varians dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama.
varians terbesar
Fhitung =
varians terkecil
SPSS
Uji Fisher
c) Uji Hipotesis
Uji hipotesis dengan t-test untuk mengetahui lebih lanjut hasil belajar
posing dan model pembelajaran konvensional secara terpisah terhadap hasil belajar
matematika siswa.
pengujian hipotesis yang digunakan adalah statistik uji-t. Rumus t-test sebagai berikut
X 1 −X 2
t hitung =
Sg
√ 1 1
+
n1 n2
Dengan :
S g=
√ ( n1−1 ) S21 + ( n2 −1 ) S22
n 1 +n2 −2
Keterangan:
thitung = Nilai hitung untuk uji-t
Kriteria uji:
Terima H0 jika t < t1-α (tabel) , dimana t1-α diperoleh dari daftar distribusi t dengan
SPSS:
Sig .(2−tailed )
1. Jika nilai ¿ α =0,05 , maka H0 diterima.
2
Sig .(2−tailed )
2. Jika nilai ¿ α =0,05 , maka H0 ditolak
2