Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen semu dengan

desain posttest only control group design, yaitu penelitian yang membandingkan

antara satu kelompok (eksperimen) yang diajar dengan model pembelajaran problem

posing dan satu kelompok (kontrol) yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 8 Kendari Waktu

pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019

pada materi Statistika.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 8

Kendari yang terdaftar pada Tahun Ajaran 2018/2019 yang tersebar pada 6 kelas

paralel yaitu kelas VIII1 sampai VIII6. Peneliti telah melakukan wawancara dengan

guru di sekolah tersebut untuk mengetahui gambaran mengenai populasi. Diperoleh

informasi bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kendari terdiri dari enam (6)

kelas, tanpa ada kelas unggulan, yang tersebar secara heterogen, dalam arti

bahwa secara umum dalam masing- masing kelas terdapat siswa yang

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 8

29
30

Kendari beserta rata-rata nilai ulangan semester genap matematika siswa tahun ajaran

2017/2018 pada saat kelas VII digambarkan pada tabel berikut.

Tabel 3.1. Data Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Kendari

No Kelas Jumlah Rata-Rata Nilai Ulangan


. Siswa Semester Genap Matematika
1 VII1 27 68,45
2 VII2 26 70,34
3 VII3 25 68,30
4 VII4 26 66,34
5 VII5 25 67,78
6 VII6 25 65,89
Total 154
Sumber: Guru matematika kelas VII SMP Negeri 8 Kendari.

2. Sampel

Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak dua kelas, satu kelas

sebagai kelas eksperimen untuk diterapkan model pembelajaran Problem Posing dan

satu kelas berikutnya sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran

konvensional. Pengambilan sampel didasarkan pada nilai rata-rata ulangan

matematika kelas VII semester genap tahun ajaran 2017/2018. Pengambilan sampel

pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, dengan desain pertimbangan

mengambil dua kelas yang memiliki kemampuan relatif sama secara statistik di

peroleh kelas VIII1 dan VIII3. Selanjutnya untuk menentukan pemilihan kelas

eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara random/diacak, di peroleh kelas VIII 1

sebagai kelas eksperimen dan VIII3 sebagai kelas kontrol.


31

D. Variabel, Definisi Operasional dan Desain Penelitian

1. Variable Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran problem posing (X) di kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan model pembelajaran konvensional..

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar matematika siswa

yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran problem posing (Y1) di kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional (Y2).

2. Definisi Operasional

Agar diketahui arah dan tujuan dari penelitian ini, maka peneliti akan

memberikan gambaran tentang variabel dari judul penelitian ini berikut

penjelasannya.

a) Model Pembelajaran Problem Posing

Model pembelajaran problem posing merupakan model pembelajaran yang

mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi

pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal

tersebut. Dalam pembelajaran matematika, problem posing (pengajuan soal)

menempati posisi yang strategis. Siswa harus menguasai materi dan urutan

penyelesaian soal secara mendetail. Hal tersebut akan dicapai jika siswa memperkaya
32

khazanah pengetahuannya tak hanya dari guru melainkan perlu belajar secara

mandiri.

b) Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang

berpusat pada guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran konvensional guru sebagai sumber informasi pengetahuan.

c) Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan

informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran.

3. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Posttest Only Control Group Design.

dimana dua kelas sampel ditetapkan secara acak, kemudian diberikan perlakuan yang

berbeda. Adapun desain yang digunakan digambarkan pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Posttest
Eksperimen X Y1
Kontrol - Y2
(Sugiyono, 2015: 114)
33

Keterangan :

X = Penerapan model pembelajaran problem posing.

Y1= Hasil Posttest siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran problem posing.

Y2= Hasil Posttest siswa pada kelas kontrol dengan menggunakan model

pembelajaran Konvensional.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua, yakni

instrumen berupa lembar pengamatan/observasi yang digunakan untuk mengukur

keberlangsungan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem posing

dan instrumen berupa tes/essay untuk mengukur kemampuan hasil belajar matematika

siswa.

1. Lembar Pengamatan/Observasi

Untuk mengukur keberlangsungan (terlaksana/tidaknya) model pembelajaran

problem posing, dalam penelitian ini menggunakan lembar pengamatan/observasi

pada setiap kegiatan tatap muka (proses pembelajaran).Lembar pengamatan/observasi

ini diisi oleh observer.

Lembar observasi ini terdiri atas 2 jenis, yaitu lembar observasi guru untuk

mengamati proses pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran

problem posing dan lembar observasi siswa dalam kegiatan belajar menggunakan

model pembelajaran problem posing yang diisi oleh pengamat. Lembar observasi

yang dibuat terdiri atas beberapa aspek observasi yang bertujuan untuk mengontrol
34

setiap tindakan/aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kelas, selama

proses pembelajaran berlangsung, persiapan materi pelajaran, serta teknik yang

digunakan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem posing. Kegiatan

pengamatan/observasi ini diadakan pada setiap pertemuan/tatap muka yaitu sebanyak

empat kali pertemuan dalam proses pembelajaran.

2. Instrument Tes Hasil Belajar Matematika

Dalam penelitian ini untuk mengukur hasil belajar matematika, digunakan

instrumen penelitian berupa tes dalam bentuk essay pada materi statistika yang

disusun oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan kedua dosen pembimbing.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Uji validitas dan reliabilitas instrumen posttest

Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian yang dilakukan pada

penelitian ini adalah uji panelis. Analisis validitas penilaian panelis digunakan untuk

mengetahui validitas konsep instrumen melalui penilaian panelis dengan

menggunakan rumus :

V=
∑ |i−lo| (Aiken dalam Patih 2012: 36)
[ N ( c−1 ) ]
Keterangan :

V = Indeks validitas isi

ni = Cacah dari titik skala hasil penilaian rater

i = Titik skala ke-I (I = 1,2,3,4,5)

lo = Titik skala terendah


35

N = Jumlah rater (Σ ni)

c = Banyaknya titik skala

Nilai V terletak antara 0 dan 1 (valid ≥ 0,6).

Untuk Reliabilitas tes uraian ditentukan dengan menggunakan rumus Alpha

yaitu:

[ ][ ]
2
n s
r11 = 1− i2 (Jihad, 2012: 180)
n−1 st

Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas
n = Banyak butir soal
2
s i = Jumlah varians skor tiap item
2
st = Varians skor total.
Rumus untuk mencari varians :

2
si 2
= ∑ X –¿¿¿

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (


r 11 )
pada umumnya digunakan patokan :

r11 ≤ 0,20 reliabilitas : sangat rendah


0,20 < r11 ≤ 0,40 reliabilitas : rendah
0,40 < r11 ≤ 0,70 reliabilitas : sedang
0,70 < r11 ≤ 0,90 reliabilitas : tinggi
0,90 < r11 ≤ 1,00 reliabilitas : sangat tinggi
(Ruseffendi dalam Jihad 2012: 181)
36

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberian

instrumen penelitian berupa lembar observasi dan tes hasil belajar matematika yang

berbentuk tes uraian. Observasi dilakukan pada setiap kali pertemuan. Pada saat

proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem posing

berlangsung di kelas, maka dilakukan observasi. Hasilnya dipergunakan untuk

memperoleh data tentang aktivitas/partisipasi guru dan siswa. Setelah kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem posing dilakukan,

maka diadakan post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui

hasil belajar yang diperoleh pada kedua kelas. Kemudian test tersebut dikerjakan oleh

siswa, masing-masing soal yang telah dikerjakan diberikan skor berdasarkan

sistematika proses pengerjaanya. Selanjutnya hasil pekerjaan siswa dikumpulkan oleh

peneliti kemudian diberi nilai. Nilai dari hasil pekerjaan siswa tersebut kemudian

dijadikan data dalam penelitian ini.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan

analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan karakteristik data masing-masing kelompok dan analisis inferensial

digunakan untuk menguji hipotesis dengan statistik uji-t.


37

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk menggambarkan

keadaan sampel dalam bentuk persentase (%), rata-rata ( y ), median (Me), modus

(Mo), standar deviasi (s), nilai maksimum (ymaks), dan nilai minimum (ymin).

2. Analisis Inferensial

Analisis inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian, yang

dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat untuk

melakukan uji hipotesis. Statistik inferensial digunakan untuk pengujian hipotesis

penelitian dengan menggunakan uji-t, dengan prosedur sebagai berikut.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data diperlukan untuk melihat sebaran data berdistribusi

normal atau tidak. Dalam penelitian ini, tekhnik yang digunakan untuk menguji

normalitas data adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S), ketentuannya

adalah jika nilai Sig. > 0,05 , maka distribusi data dinyatakan normal, dan apabila

nilai Sig. ≤ 0,05 , distribusi data dinyatakan tidak normal. (Sujarweni, 2015: 55).

Perumusan hipotesis:

H 0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H 1 : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

Kriteria pengambilan keputusan:

Uji dengan SPSS:


38

3. Jika nilai Sig.(2-tailed) ≥ α(0,05), maka H0 diterima.

4. Jika nilai Sig.(2-tailed) < α(0,05), maka H0 ditolak.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih

kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama.

Perumusan Hipotesis:

H 0 : Varians dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama.

H 1 : Varians dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama.

Pengujian homogenitas varians dilakukan denganUji F dengan rumus menurut

Sundayana (2015: 144) sebagai berikut:

varians terbesar
Fhitung =
varians terkecil

Kriteria pengambilan keputusan:

 SPSS

1. Jika nilai signifikasi ≥ α (0,05), maka H0 diterima.

2. Jika nilai signifikasi < α (0,05), maka H0 ditolak.

 Uji Fisher

1) Jika Fhitung ≤ Ftabel , maka maka H0 diterima.

2) Jika Fhitung > Ftabel , maka maka H0 ditolak.

c) Uji Hipotesis

Uji hipotesis dengan t-test untuk mengetahui lebih lanjut hasil belajar

matematika siswa dari pemberian perlakuan berupa model pembelajaran problem


39

posing dan model pembelajaran konvensional secara terpisah terhadap hasil belajar

matematika siswa.

Jika ditemukan data berdistribusi normal dan varians homogen, maka

pengujian hipotesis yang digunakan adalah statistik uji-t. Rumus t-test sebagai berikut

(Sundayana, 2015: 146).

X 1 −X 2
t hitung =
Sg
√ 1 1
+
n1 n2

Dengan :

S g=
√ ( n1−1 ) S21 + ( n2 −1 ) S22
n 1 +n2 −2

Keterangan:
thitung = Nilai hitung untuk uji-t

X 1 = Rata-rata skor responden kelas eksperimen

X 2 = Rata-rata skor responden kelas kontrol

n1 = Jumlah responden kelas eksperimen

n2 = Jumlah responden kelas kontrol

Sg = Simpangan baku gabungan

S 21 = Varians data sampel kelas eksperimen


2
S2 = Varians data sampel kelas kontrol
40

Kriteria uji:

Terima H0 jika t < t1-α (tabel) , dimana t1-α diperoleh dari daftar distribusi t dengan

dk = (n1 + n2 – 2). Untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak.

Bisa juga dengan,Kriteria Pengambilan keputusan:

 SPSS:

Sig .(2−tailed )
1. Jika nilai ¿ α =0,05 , maka H0 diterima.
2

Sig .(2−tailed )
2. Jika nilai ¿ α =0,05 , maka H0 ditolak
2

Anda mungkin juga menyukai