LP Askep Keluarga I Hipertensi Fuzi Mela Saadah
LP Askep Keluarga I Hipertensi Fuzi Mela Saadah
HIPERTENSI
Disususn oleh:
FUZI MELA SAADAH
(JNR0210036)
Program Profesi Ners
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan
keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima
oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan
struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam
melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap
perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian
asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru ( keluarga
baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga nya masing-masing.
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah meningkat secara
kronis karena jantung memompa darah lebih kuat untuk memenuhi
kebutuhan (Arifin et al., 2021). Hipertensi dikatakan sebagai penyakit
silent killer dikarenakan hipertensi ini merupakan penyakit yang
terkadang tidak menunjukkan gejala namun dapat menimbulkan
komplikasi yang membahayakan bahkan secara tiba-tiba dapat
mengakibatkan kematian (Arifin et al., 2021). Ada dua terapi yang
dapat dilakukan untuk mengobati hipertensi yaitu terapi non
farmakologis dan terapi farmakologis. Terapi non famakologis dapat
dilakukan dengan modifikasi gaya hidup yang meliputi berhenti
merokok, melakukan diet berat badan, menghindari alkohol, serta yang
mencakup psikis antara lain menghindari stress, melakukan olahraga,
dan istrirahat yang cukup.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun
2015 sebesar 1,13 miliar orang di seluruh dunia mengalami hipertensi
atau sekitar 1 dari 3 orang mengalami hipertensi (P2PTM Kemenkes
RI, 2020).
Berdasarkan data dari WHO tahun 2000, menunjukkan sekitar 972
juta orang atau 26,4% penduduk dunia menderita hipertensi, dengan
perbandingan 50,54% pria dan 49,49 % wanita. Jumlah ini cenderung
meningkat tiap tahunnya (Ardiansyah, 2012). Data statistic dari
Nasional Health Foundation di Australia memperlihatkan bahwa
sekitar 1.200.000 orang Australia (15% penduduk dewasa di Australia)
menderita hipertensi. Besarnya penderita di negara barat seperti,
Inggris, Selandia Baru, dan Eropa Barat juga hampir 15% (Maryam,
2008). Di Amerika Serikat 15% ras kulit putih pada usia 18-45 tahun
dan 25-30% ras kulit hitam adalah penderita hipertensi (Miswar, 2004).
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi hipertensi di
Indonesia tahun 2004 sekitar 14% dengan kisaran 13,4 - 14,6%,
sedangkan pada tahun 2008 meningkat menjadi 16-18%. Secara
nasional Provinsi Jawa Tengah menempati peringkat ke-tiga setelah
Jawa Timur dan Bangka Belitung. Data Riskesdas (2010) juga
menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah
stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi
penyebab kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes, 2010).
B. Definisi Hipertensi
Peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit (Kemenkes RI, 2013).
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan
sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial
150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun
memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring
bertambahnya usia (Stockslager,2008).
Hipertensi lanjut usia dibedakan menjadi dua hipertensi dengan
peningkatan sistolik dan diastolik dijumpai pada usia pertengahan
hipertensi sistolik pada usia diatas 65 tahun. Tekanan diastolik
meningkat usia sebelum 60 tahun dan menurun sesudah usia 60 tahun
tekanan sistolik meningkat dengan bertambahnya usia (Temu Ilmiah
Geriatri Semarang,2008).
Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering
ditemukan menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit koroner.
Lebih dari separuh kematian diatas usia 60 tahun disebabkan oleh
penyakit jantung dan serebrovaskuler. Hipertensi pada usia lanjut
dibedakan atas:
1. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan sistolik sama atau lebih 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg
(Nugroho,2008).
Dari uraian diatas disimpulkan bahwa hipertensi lanjut usia
dipengaruhi oleh faktor usia.
C. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebab, hipertensi di bagi dalam 2 golongan :
1. Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui,
biasanya berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan
2. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui
secara pasti, seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
D. Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
DAFTAR PUSTAKA