1. Subae’i
3. Waroatul Aini
FAKULTAS TARBIYAH
2021/2022
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat,
taufik, hidayah, serta inayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH” untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Profesi Keguruan”. Berikutnya, kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah mendukung kami dalam penyelesaian penyusunan makalah
ini, yaitu:
1. Bapak Wawan Mulyadi Purnama, M. Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Profesi
Keguruan,
2. Dan teman-teman yang telah mendukung proses penyusunan makalah ini.
Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam penulisan
maupun penyusunan materi, kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi penyusunan makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman semuanya.
16 Desember 2021
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan ................................................................................................................... 23
B. Saran ......................................................................................................................... 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
Soetjipto, dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2011 ), Hal. 208
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejumlah bagian
Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani dari kata “System” yang artinya
adalah himpunan bagian atau unsure yang saling berhubungan secara teratur untuk
mencapai tujuan bersama.2 Sedangkan Struktur merupakan susunan yang diatur
sedemikian rupa berdasarkan tujuan organisasi (kelembagaan) yang berfokus pada misi
dan visi sekolah dalam ranga mencapai tujuan pendidikan nasional. Struktur organisasi
adalah struktur yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk
mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis.
Struktur adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan
lain atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur adalah sifat fundamental bagi
setiap sistem.
Sehingga, sistem dan struktur organisasi pendidikan mengandung pengertian,
“seperangkat unsur-unsur yang saling terikat dan berhubungan serta saling bergantungan
antar satu sama lain yang merupakan satu kesatuan dengan tujuan bersama yakni
memberikan kemajuan dan peningkatan di bidang pendidikan”.
Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu sentralisasi dan
desentralisasi. Di antara kedua struktur tersebut terdapat beberapa struktur campuran yakni
yang lebih cenderung ke arah sentralisasi mutlak dan yang lebih mendekati disentralisasi
tetapi beberapa bagian masih diselenggarakan secara sentral. Pada umumnya, struktur
2
Marlina. “Struktur Organisasi”. http://marlinafis.blogspot.com/2010/04/sistem-dan-struktur-organisasi-
sekolah.html (di akses pada 16 desember 2021 pukul 16.07 )
2
campuran inilah yang berlaku dikebanyakan negara dalam menyelenggarakan pendidikan
dan pengajaran bagi bangsanya.
1. Struktur Sentralisasi
b. Organisasi dan administrasi berjalan sangat kaku dan seret, disebabkan oleh garis
garis komunikasi antara sekolah dan pusat sangat panjang dan berbelit-belit, sehingga
kelancaran penyelesaian persoalan-persoalan kurang dapat terjamin.
c. Karena terlalu banyak kekuasaan dan pengawasan sentral, timbul penghalang
penghalang bagi inisiatif setempat, dan mengakibatkan uniformalitas yang mekanis
3
dalam administrasi pendidikan, yang biasanya hanya mampu untuk sekedar hanya
membawa hasil-hasil pendidikan yang sedang atau sedikit saja.
2. Struktur Desentralisasi
Tentu saja, sistem desentralisasi yang ekstrim seperti ini ada kebaikan dan
keburukannya. Beberapa kebaikan yang mungkin terjadi ialah :
b. Kemungkinan adanya persaingan yang sehat diantara daerah atau wilayah sehingga
masing-masing berlomba-lomba untuk menyelenggarakan sekolah dan pendidikan yang
baik.
4
c. Kepala sekolah, guru-guru, dan petugas-petugas pendidikan yang lain akan bekerja
dengan baik dan bersungguh-sungguh karena dibiayai dan dijamin hidupnya oleh
pemerintah da masyarakat setempat.
a. Karena otonomi yang sangat luas, kemungkinan program pendidikan diseluruh negara
akan berbeda-beda. Hal ini akan menimbulkan perpecahan bangsa.
b. Hasil pendidikan dan pengajaran tiap-tiap daerah atau wilayah sangat berbeda-beda,
baik mutu, sifat maupun jenisnya, sehngga menyulitkan bagi pribadi murid dalam
mempraktekkan pengetahuan atau kecakapannya dikemudian hari di dalam masyarakat
yang lebih luas.
c. Kepala sekolah, guru-guru, dan petugas pendidikan lainnya cenderung untuk menjadi
karyawan-karyawan yang materialistis, sedangkan tugas dan kewajiban guru pada
umumnya lain dari pada karyawan-karyawan yang bukan guru.
3
Marlina . ibid.
4
Soetjipto, dan raflis kosasi. Op.cit. hal. 208
5
Tugas pokok Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diatur dalam Keputusan
Presiden No 45 Tahun 1974 dan disempurnakan dalam Keputusan Presiden Nomor 27 dan
Nomor 40 Tahun 1978 serta Keputusan Presiden No 47 Tahun 1979.
a. Menteri
Tugas pokok sekretariat jenderal diatur dalam keputusan Menteri P dan K nomor
0172/O/1983.5
5
Ibid., hal. 209
6
a) Mengatur dan membina kerja sama, mengintegrasikan, dan mensinkronisasikan
seluruh administrasi departemen termasuk kegiatan layanan teknis administratif
bagi seluruh unit organisasi di lingkungan departemen.
b) Mempersiapkan, mengolah, dan menelaah rencana serta mengkoordinasikan
rumusan kebijaksanaan sesuai dengan tugas pokok departemen.
c) Membina urusan tata usaha, mengelola, dan membina kepegawaian, serta
mengelola keuangan dan peralatan/perlengkapan seluruh departemen.
d) Membina dan memelihara seluruh kelembagaan dan ketatalaksanaan departemen
serta pengembangannya.
e) Menyelenggarakan hubungan dengan lembaga resmi dan masyarakat.
f) Mengkoordinasikan perumusan peraturan perundang-undangan yang menyangkut
tugas pokok departemen.
g) Membina dan memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan departemen.6
c. Inspektorat Jenderal
Tugas pokok Inspektorat Jenderal diatur dalam keputusan Menteri P dan K Nomor
0145/O1979. Inspektorat Jenderal merupakan satuan pengawasan yang dipimpin oleh
Inspektur Jenderal.
6
Ibid., hal. 210
7
c) Mengusut kebenaran laporan atau pengaduan tentang hambatan, penyimpangan,
atau penyalahgunaan wewenang di bidang administrasi atau keuangan, yang
dilakukan oleh unsur/instansi di lingkunagn departemen.
d. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
7
Ibid., hal. 211
8
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mempunyai tugas menyelenggarakan
sebagian tugas departemen di bidang pendidikan tinggi berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh menteri.
Tugas pokok direktorat ini diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0222d/O/1980.
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda Dan Olah Raga adalah
satuan pelaksana Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dipimpin oleh Direktur
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda Dan Olah Raga. Direktur Jenderal Pendidikan
Luar Sekolah, Pemuda Dan Olah Raga mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
sebagian tugas pokok departemen di bidang pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah
raga berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri. Tugas pokok tersebut dirinci
sebagai berikut:
8
Ibid., hal. 212
9
c) Melaksanakan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas pokoknya sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan berdasarkan peraturran perundang-
undangan yang berlaku.9
g. Direktorat Jenderal Kebudayaan
Tugas direktorat ini diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 0222e/O/1980.
Tugas pokok badan ini diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0222f/O/1980.
9
Ibid., hal. 213
10
Ibid., hal. 214
10
Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
di bidang penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan berdasarkan
kebijaksanaan menteri pendidikan dan kebudayaan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Tugas pokok pusat-pusat ini diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0222g/O/1980.
Pusat-pusat merupakan pelaksana tugas di bidang khusus yang sesuai dengan nama
sebutannya. Pusat-pusat ini berada langsung di bawah Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Pusat-pusat tersebut adalah :11
11
Ibid., hal. 215
11
d) Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, mempunyai tugas melaksanakan
penelitian.
e) Pusat Penelitian Arkeolog Nasional, mempunyai tugas melaksanakan pembinaan
penelitian di bidang arkeolog.
f) Pusat Teknologi Komunikasi dan Kebudayaan, mempunyai tugas melaksanakan,
mengkoordinasikan, dan membina kegiatan di bidang teknologi komunikasi
pendidkan dan kebudayaan.
g) Pusat Grafika Indonesia, mempunyai tugas melaksanakn kegiatan di bidang
pendidikan dan latihan grafika dan memberikan bimbingan ke arah pengembangan
keahlian dan keterampilan grafika, di luar hubungan sekolah.
j. Struktur Organisai Vertikal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
1. Tingkat Provinsi
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi merupakan
pelaksana tugas dan fungsi Departemen Pendidikan dan kebudayaan di provinsi.
Kepala kantor wilayah bertanggung jawab langsung kepada menteri.
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai fungsi:12
a) Membina dan mengurus pendidikan dasar seta usaha wajib belajar.
b) Membina dan mengurus pendidikan menengah umum.
c) Membina dan mengurus pendidikan menengah kejuruan.
d) Membina dan mengurus pendidikan guru.
e) Membina dan mengurus pendidikan masyarakat.
f) Membina dan mengurus kegiatan pembinaan generasi muda termasuk
pembinaan kesiswaan.
g) Membina dan menguus keolahragaan.
h) Membina dan mengurus kesenian.
i) Membina dan mengurus permuseuman, kepurbakalaan, dan peninggalan
nasional.
j) Membina dan mengurus kesejarahan dan nilai tradisional.
12
Ibid., hal. 216
12
k) Membina penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
l) Memberikan layanan teknis dan administratif kepada semua unsur di
lingkungan kantor wilayah.
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tipe A terdiri atas: (a)
Koordinator Urusan Administrasi (Kormin), (b) Bagian Tata Usaha, (c) Bagian
Perencanaan, (d) Bagian Kepegawaian, (e) Bagian Keuangan, (f) Bagian
Perlengkapan, (g) Bidang Pendidikan Dasar, (h) Bidang Pendidikan Menengah
Umum, (i) Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan, (j) Bidang Pendidikan Guru, (k)
Bidang Pendidikan Masyarakat, (l) Bidang Pendidikan Generasi Muda, (m) Bidang
Keolahagaan, (n) Bidang Kesenian, (o) Bidang Permuseuman dan Kepurbakalaan, (p)
Bidang Sejarah dan Nilai Tradisional, dan (q) Pengawas.13
2. Tingkat Kabupaten/Kotamadya
13
Ibid., hal. 217
13
a) Membina dan mengurus taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah luar biasa, dan
usaha wajib belajar.
b) Membina dan mengurus pendidikan masyarakat, kegiatan pembinaan generasi
muda termasuk pembinaan kegiatan kesiswaan dan keolahragaan.
c) Membina dan mengurus kegiatan pengembangan kebudayaan.
d) Memberikan layanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan
Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya.
a) Membina dan mengurus taman kanak-kanak serta sekolah dasar dan usaha wajib
belajar.
b) Membina dan mengurus pendidikan masyarakat.
c) Membina dan mengurus kegiatan pembinaan generasi muda dan keolahragaan.
14
Ibid., hal. 218
14
d) Membina dan mengurus kegiatan pengembangan kebudayaan.
e) Melakukan urusan tata usaha dan keuangan, pengumpulan data dan statistik,
kepegawaian dan perlengkapan di lingkungan Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
4. Tingkat Sekolah
Unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi sekolah adalah: (1) unsur kepemimpinan,
(2) unsur tata usaha, (3) unsur urusan, (4) unsur instalasi, (5) unsur pelaksana, dan (6)
unsur siswa (Muljani, 1983).
a. Unsur Kepemimpinan
Unsur kepemimpinan di sekolah terdiri dari kepala sekolah dan wakil. Pemimpin
sekolah berfungsi sebagai penanggung jawab semua kegiatan administrasi
pendidikan di sekolah, oleh karena itu mereka mempunyai kedudukan tertinggi
dalam organisasi sekolah. Di samping itu, dilihat dari hubunagn dengan organisasi
pendidikan secara keseluruhan, kepala sekolah merupakan pejabat fungsional dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk menjalankan fungsi tersebut, kepala sekolah mempunyai tugas: (a)
merencanakan, menyusun, membimbing, dan mengawasi kegiatan administrasi
pendidikan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan, (b)
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan dari unit-unit kerja yang ada di
15
Ibid., hal. 219
15
lingkungan sekolah, (c) menjalin hubungan dan kerja sama dengan orang tua siswa,
lembaga-lembanga pemerintah maupun bukan pemerintah dan masyarakat, dan (d)
melapokan pelaksanaan dan hsil-hasil pelaksanaan kegiatan administrasi di sekolah
kepada atasan langsungnya.
Wakil kepala sekolah diangkat sebagai pembantu utama kepala sekolah dengan
persetujuan kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wakil kepala sekolah biasanya diperlukan organisasi sekolah tingkat16 SLTP dan
SLTA. Tugas wakil kepala sekolah, antara lain adalah membantu kepala sekolah
dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dan mewakili kepala sekolah apabila
kepala sekolah berhalangan. Pembagian pekerjaan dilakukan dengan kesepakatan
antara kepala dan wakil tersebut.
b. Unsur Tata Usaha
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, secara teknis administratif, pemimpin
sekolah dibantu oleh unsur tata usaha. Kegiatan tata usaha ini antara lain meliputi
pekerjaan surat-menyurat dan kearsipan, pelaksanaan pengusulan pegawai,
pengurusan kenaikan pangkat, dan kesejahteraan pegawai, pekerjaan pencatatan
keuangan sekolah, serta proses pengadaan, perbaikan, pemeliharaan dan
pengamanan semua sarana dan prasarana sekolah.
c. Unsur Urusan
Unsur urusan merupakan bagian dari organisasi sekolah yang dijabat oleh guru.
Penunjukan unit ini dilakukan oleh kepala sekolah, dengan tugas membantu
penyelenggaraan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah dalam bidang-bidang
pengajaran,kesiswaan, bimbingan dan penyuluhan, pengabdian masyarakat, dan
kokurikuler. Tidak semua urusan ini ada di setiap sekolah, karena ada atau tidaknya
antara lain juga tergantung pada besarnya sekolah.
d. Unsur Instalasi
Instalasi membantu kegiatan administrasi pendidikan di sekolah dengan jalan
menyediakan layanan penunjang bagi terselenggaranya kegiatan belajar-mengajar
di sekolah. Unsur instalasi sekolah meliputi antara lain: perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja/workshop dan asrama.
e. Unsur Pelaksana
16
Ibid., hal. 220
16
Unsur pelaksana secara langsung melaksanakan prose belajar-mengajar di sekolah.
Unsur pelaksana sekolah adalah ketua jurusan, guru bidang studi, guru kelas, dan
wali kelas.17
f. Siswa
Siswa merupakan fokus kegiatan layanan di sekolah. Dikatakan demikian karena
semua kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur dalam organisasi sekolah
bermuara pada siswa, sebagai peserta didik.
Selain unsur-unsur tersebut, dalam oganisasi sekolah masih ada satu unit lagi yang
memegang peranan penting dalam membantu menyelenggarakan pendidikan di
sekolah. Unit yang dimaksud adalah badan pembantu penyelenggaraan pendidikan
(BP3) di sekolah.
Mutu unjuk kerja profesional yang sempurna harus dikembangkan secara terus-
menerus. Lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan hendaknya memiliki
perangkat kemampuan yang diperlukan untuk memberikan layanan profesional. Menurut
T. Raka Joni (1991) tujuan pendidikan prajabatan guru adalah sebagai berikut:
Ada dua hal pokok dalam tujuan ini. Pertama, meliputi penguasaan secara utuh
bidang ilmu sumber ajarran dari segi konsep-18konsep dasarnya, metodologi penelitian,
17
Ibid., hal, 221
18
Ibid., hal. 222
17
dan pengembangan maupun filosofinya. Hal ini menuntut aga calon guru mampu secara
mandiri belajar terus untuk meningkatkan penguasaan itu. Kedua, meliputi penguasaan isi
bahan ajaran sekolah, sasaran, baik cakupan, tata urutan, cara maupun bentuk
persentasinya guna keperluan pengajaran.
Hal ini meliputi (a) pengertian dan pemahaman yang berkaitan dengan falsafah dan
ilmu kependidikan termasuk ilmu-ilmu penunjangnya, dan (b) penguasaan prinsip dn
prosedur keguruan yang berkaitan dengan bahan ajaran yang akan dibina.
Pada hakikatnya ada delapan kategori pengetahuan yang tercakup dalam kurikulum
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (Soedijarto, 1990). Delapan kategori itu
adalah: (1) pengetahuan tentang objek belajar, yaitu pengetahuan tentang disiplin ilmu19
pengetahuan sebagai sumber bahan dan materi bidang studi, (2) pengetahuan tentang
pelajar, yaitu pengetahuan tentang karakteristik pelajar, (3) pengetahuan tentang
lingkungan sosial-budaya tempat berlangsungnya proses belajar-mengajar, (4)
19
Ibid., hal. 223
18
pengetahuan dan penghayatan tentang sistem nilai dan dasra filsafat bangsa dan negara, (5)
pengetahuan tentang proses perubahan tingkah laku manusia, khususnya pelajar, melalui
berbagi proses belajar, (6) pengetahuan penguasaan berbagai teknik penyajian informasi,
teknik memimpin proses belajar, dan teknik perencanaan prose belajar-mengajar, (7)
pengetahuan penguasaan berbagai teknik pengumpulan data dan pemanfaatan informasi,
dan (8) pengetahuan tentang kedudukan sietem pendidikan sebagai bagian terpadu dari
sistem sosial-negara.
20
Ibid., hal. 224
19
3) Kelompok Mata Kuliah Bidang Studi (MKBS)
Mata kuliah bidang studi (MKBS) mengarahkan pengalaman belajar kepada
penguasaan sosok (isi, metodologi, dan filosofi) bidang ilmu tertentu yang akan
diajarkan calon tenaga kependidikan kepada siswanya kelak. Mata kuliah ini
merupakan modal kemampuancalon tenaga kependidikan untuk mengolah
pengalaman keahlian sehingga sesuai dengan daya cerna peserta didik sebagai sasaran
layanan.
4) Kelompok Mata Kuliah Proses Belajar-Mengajar (MKPBM)
Mata kuliah proses belajar-mengajar (MKPBM) diarahkan untuk membentuk
kemmpuan keguruan, baik yang bersifat umum dalam bentuk prinsip dan pendekatan
yang berlaku untuk keperluan pengajaran, maupun yang bersifat khusus, yaitu teknik
serta prosedur yang erat kaitannya dengan hakikat isi bahan ajaran tertentu. Oleh
karena itu, pengalaman belajar MKPBM ini mencakup kegiatan pemahaman teoretik
dan latihan untuk pembentukan keterampilan. Keduanya terintegrasikan dalam suatu
kesatuan. MKPBM juga merupakan bidang yang membentuk kemampuan keguruan
untuk menyatukan pembentukan penguasaan bidang ilmu sumber ajaran dengan
penyajiaanya sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Tanpa memperhatikan komposisi kelompok-kelompok mata kuliah diatas, Tilaar
(1990) mengemukakan bahan komponen studi untuk pendidikan profesional guru
sebagai berikut.21
21
Ibid., hal. 225
20
Kelompok studi Kelompok studi Kelompok studi
kebijakan (policy studies) pengetahuan pengetahuan pedagogis
pengembangan (pedagogical studies)
(development studies)
Ilmu politik Psikologi pendidikan Teknologi pendidikan
Sosiologi, sosiologi
pendidikan
Antropologi pendidikan, Biologi Metodologi pendidikan
pendidikan ekonomi,
manajemen pendidikan Evaluasi pendidikan
termasuk peencanaan dan
administrasi pendidikan.
Filsafat pendidikan
Filsafat pancasila Pengembangan kurikulum Bimbingan dan
penyuluhan
Setelah adanya alih fungsi SPG dan SGO ke IKIP dan FKIP dapat dikatakan bahwa
IKIP dan FKIP merupakan lembaga yang hampir lengkap menyelenggarakn pendidikan
tenaga kependidikan mulai dari SD sampai dengan SLTA. Untuk menghasilkan tenaga
kependidikan yang bermutu, IKIP dan FKIP ada pula yang telah mampu
22
menyelenggarakan progam pascasarjana yang menyelenggaakn program S2 dan S3 ilmu
kependidikan. Di samping itu, LPTK juga menyelenggrakan program akta mengajar untuk
semua jenjang dan jenis pendidikan. Sementara itu, sebagai lembaga yang melaksanakan
program pascasarjana, LPTK seyogyanya juga dapat mampu mengelola jaringan lembaga-
lembaga penataran serta pengayaan profesi.
22
Ibid., hal. 226
21
Untuk menghasilkan tenaga kependidikan, IKIP dan FKIP menyediakan berbagai
program studi dengan Strata DII, DIII, S1, bahkan S2 dan S3. Strata diploma merupakan
program profesional, sedang program strata adalah program akademik.
22
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sistem dan struktur organisasi pendidikan adalah seperangkat unsur-unsur yang saling
terikat dan berhubungan serta saling bergantungan antar satu sama lain yang
merupakan satu kesatuan dengan tujuan bersama yakni memberikan kemajuan dan
peningkatan di bidang pendidikan.
Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu sentralisasi dan
desentralisasi.
Sistem pendidikan di Indonesia merupakan sistem yang sangat besar dan kompleks.
Berfungsinya sistem ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
sistem pendidikan nasional. Salah satu wahana yang sangat menentukan berfungsinya
sistem itu adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertugas
menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang
pendidikan dan kebudayaan. Untuk menyelenggarakan hal tersebut, departemen
pendidikan dan kebudayaan mempunyai unsur-unsur, yitu Menteri, Sekretariat
Jenderal, Inspektoral Jenderal, Direktorat Jenderal, (4 buah), Badan Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, pusat-pusat bidang khusus, dan instansi
vertikal di wilayah.
Mutu unjuk kerja profesional sebagai guru yang sempurna harus dikembangkan secara
terus-menerus. Lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan hendaknya
memiliki perangkat kemampuan yang diperlukan untuk memberikan layanan
profesional. Menurut salah satu ahli, tujuan pendidikan prajabatan guru adalah sebagai
berikut: a) Penguasaan Bahan Ajaran, b) Penguasaan Teori dan Keterampilan
Keguruan, c) Pemilikan Kemampuan Memperagakan Unjuk Kerja, d) Pemilikan
Sikap, Nilai dan Kepribadian, dan e) Pemilikan Kemampuan Melaksankan Tugas
Profesional Lain dan Tugas Administratif Rutin.
B. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Soetjipto, dan Raflis Kosasi. 2011. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
24