Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Profesi Keguruan
Dosen Pengampu : Wawan Mulyadi Purnama, M. Pd.

Disusun oleh kelompok 7 :

1. Subae’i

2. Sutikno Fristiwa Dama

3. Waroatul Aini

4. Zulhi Hidayatul Asror

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (5C)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat,
taufik, hidayah, serta inayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “SISTEM DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH” untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Profesi Keguruan”. Berikutnya, kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah mendukung kami dalam penyelesaian penyusunan makalah
ini, yaitu:
1. Bapak Wawan Mulyadi Purnama, M. Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Profesi
Keguruan,
2. Dan teman-teman yang telah mendukung proses penyusunan makalah ini.

Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam penulisan
maupun penyusunan materi, kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi penyusunan makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman semuanya.

16 Desember 2021

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem dan Struktur Organisasi Sekolah ................................................. 2


B. Macam-Macam Struktur Organisasi .......................................................................... 2
C. Unsur-Unsur dalam Struktur Organisasi Depdikbud................................................. 5
D. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) ............................................. 17

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................................... 23
B. Saran ......................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Bab XV Pasal 49 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 disebutkan bahwa


pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah tanggung jawab Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Pasal 50 menyebutkan bahwa pengelolaan satuan dan kegiatan pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah selain oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
juga menteri lain atau pemimpin lembaga pemerintah lain yang menyelenggarakan satuan
pendidikan yang bersangkutan. Pengelolaan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat dilakukan oleh badan/perorangan yang menyelenggarakan satuan pendidikan
yang bersangkutan. Dalam melaksanakan tugas pengelolaan ini, mentei mempunyai aparat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pemahaman tentang struktur organisasi dan
aspek administrasi dalm departemen ini penting, karena dapat membantu mahasiswa untuk
mengetahui proses, tingkat, dan mekanisme pengambilan keputusan pendidikan serta
mengetahui alur komunikasi dalam sistem pendidikan nasional.1

B. Rumusan Masalah

a) Apa itu sistem dan struktur organisasi sekolah ?


b) Apa saja macam-macam struktur organisasi sekolah ?
c) Apa saja unsur dalam struktur organisasi depdikbud ?
d) Bagaimana lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) ?

C. Tujuan

a) Mengetahui apa itu sistem dan struktur organisasi.


b) Mengetahui apa saja macam-macam struktur organisasi sekolah tersebut.
c) Mengetahui apa-apa saja unsur dalam struktur organisasi depdikbud.
d) Memahami bagaimana lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).

1
Soetjipto, dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2011 ), Hal. 208

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem dan Struktur Organisasi Sekolah

Sistem dapat didefinisikan sebagai seperangkat objek dengan hubungan-hubungan


antara objek dan hubungan antar atributnya. Dengan kata lain, sistem adalah suatu
kesatuan utuh yang terjalin dari :

1. Sejumlah bagian

2. Hubungan bagian-bagian, dan

3. Atribut dari bagian-bagian itu maupun dari hubungan itu.

Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani dari kata “System” yang artinya
adalah himpunan bagian atau unsure yang saling berhubungan secara teratur untuk
mencapai tujuan bersama.2 Sedangkan Struktur merupakan susunan yang diatur
sedemikian rupa berdasarkan tujuan organisasi (kelembagaan) yang berfokus pada misi
dan visi sekolah dalam ranga mencapai tujuan pendidikan nasional. Struktur organisasi
adalah struktur yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk
mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis.
Struktur adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan
lain atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur adalah sifat fundamental bagi
setiap sistem.
Sehingga, sistem dan struktur organisasi pendidikan mengandung pengertian,
“seperangkat unsur-unsur yang saling terikat dan berhubungan serta saling bergantungan
antar satu sama lain yang merupakan satu kesatuan dengan tujuan bersama yakni
memberikan kemajuan dan peningkatan di bidang pendidikan”.

B. Macam-Macam Struktur Organisasi

Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu sentralisasi dan
desentralisasi. Di antara kedua struktur tersebut terdapat beberapa struktur campuran yakni
yang lebih cenderung ke arah sentralisasi mutlak dan yang lebih mendekati disentralisasi
tetapi beberapa bagian masih diselenggarakan secara sentral. Pada umumnya, struktur

2
Marlina. “Struktur Organisasi”. http://marlinafis.blogspot.com/2010/04/sistem-dan-struktur-organisasi-
sekolah.html (di akses pada 16 desember 2021 pukul 16.07 )

2
campuran inilah yang berlaku dikebanyakan negara dalam menyelenggarakan pendidikan
dan pengajaran bagi bangsanya.

1. Struktur Sentralisasi

Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di jalankan secara sentral, yakni


yang kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada suatu badan di pusat
pemerintahan maka pemerintah daerah kurang sekali atau sama sekali tidak mengambil
bagian dalam administrasi apapun.

Segala sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendidikan, dari menentukan


kebijakan (poliey) dan perencanaan, penentuan struktur dan syarat-syarat personel, urusan
kepegawaian, sampai kepada penyelenggaraan bangunan-bangunan sekolah, penentuan
kurikulum, alat-alat pelajaran, soal-soal dan penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya.
Semuanya ditentukan dan ditetapkan oleh dan dari pusat. Sedangkan bawahan dan
sekolah-sekolah hanya merupakan pelaksana-pelaksana pasif dan tradisional semata-mata.
Sesuai dengan sistem sentralisasi dalam organisasi pendidikan ini, kepala sekolah dan
guru-guru dalam kekuasaan dan tanggung jawabnya, serta dalam prosedur-prosedur
pelaksanaan tugasnya sangat dibatasi oleh peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi dari
pusat yang diterimanya melalui hierarchi atasannya. Dalam sistem sentralisasi semacam
ini, ciri-ciri pokok yang sangat menonjol adalah keharusan adanya uniformitas
(keseragaman) yang sempurna bagi seluruh daerah di lingkungan negara itu. Keseragaman
itu meliputi hampir semua kegiatan pendidikan, teutama di sekolah-sekolah yang setingkat
dan sejenis.

Adapun keburukan/keberatan yang prinsipal ialah :

a. Bahwa administrasi yang demikian cenderung kepada sifat-sifat otoriter dan


birokratis. Menyebabkan para pelaksana pendidikan, baik para pengawas maupun
kepala sekolah serta guru-guru menjadi orang-orang yang pasif dan bekerja secara rutin
dan tradisional belaka.

b. Organisasi dan administrasi berjalan sangat kaku dan seret, disebabkan oleh garis
garis komunikasi antara sekolah dan pusat sangat panjang dan berbelit-belit, sehingga
kelancaran penyelesaian persoalan-persoalan kurang dapat terjamin.
c. Karena terlalu banyak kekuasaan dan pengawasan sentral, timbul penghalang
penghalang bagi inisiatif setempat, dan mengakibatkan uniformalitas yang mekanis

3
dalam administrasi pendidikan, yang biasanya hanya mampu untuk sekedar hanya
membawa hasil-hasil pendidikan yang sedang atau sedikit saja.

2. Struktur Desentralisasi

Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di-desentralisasi, pendidikan


bukan urusan pemerintah pusat, melainkan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah
dan rakyat setempat. Penyelenggaraan dan pengawasan sekolah-sekolah pun berada
sepenuhnya dalam tangan penguasa daerah.

Kemudian pemerintah daerah membagi-bagikan lagi kekuasaannya kepada daerah


yang lebih kecil lagi, seperti kabupaten/kotapraja, distrik, kecamatan dan seterusnya dalam
penyelengaraan dan pembangunan sekolah, sesuai dengan kemampuan, kondisi-kondisi,
dan kebutuhan masing-msing. Tiap daerah atau wilayah diberi otonomi yang sangat luas
yang meliputi penentuan anggaran biaya, rencana-rencana pendidikan, penentuan
personel/guru, gaji guru-guru pegawai sekolah, buku-buku pelajaran, juga tentang
pembangunan, pemakaian serta pemeliharaan gedung sekolah.

Dengan struktur organisasi pendidikan yang dijalankan secara desentralisasi seperti


ini, kepala sekolah tidak semata-mata merupakan seorang guru kepala, tetapi seorang
pemimpin, profesional dengan tanggung jawab yang luas dan langsung terhadap hasil-hasil
yang dicapai oleh sekolahnya. Ia bertanggung jawab langsung terhadap pemerintahan dan
masyarakat awasan dan sosial-control yang langsung dari pemerintahan dan masyarakat
setempat. Hal ini disebabkab karena kepala sekolah dan guru-guru adalah petugas-petugas
atau karyawan-karyawan pendidik yang dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh
pemerintah daerah setempat.

Tentu saja, sistem desentralisasi yang ekstrim seperti ini ada kebaikan dan
keburukannya. Beberapa kebaikan yang mungkin terjadi ialah :

a. Pendidkan dan pengajaran dapat disesuaikan dengan memenuhi kebutuhan masyarakat


setempat.

b. Kemungkinan adanya persaingan yang sehat diantara daerah atau wilayah sehingga
masing-masing berlomba-lomba untuk menyelenggarakan sekolah dan pendidikan yang
baik.

4
c. Kepala sekolah, guru-guru, dan petugas-petugas pendidikan yang lain akan bekerja
dengan baik dan bersungguh-sungguh karena dibiayai dan dijamin hidupnya oleh
pemerintah da masyarakat setempat.

Adapun keburukannya adalah sebagai berikut :

a. Karena otonomi yang sangat luas, kemungkinan program pendidikan diseluruh negara
akan berbeda-beda. Hal ini akan menimbulkan perpecahan bangsa.

b. Hasil pendidikan dan pengajaran tiap-tiap daerah atau wilayah sangat berbeda-beda,
baik mutu, sifat maupun jenisnya, sehngga menyulitkan bagi pribadi murid dalam
mempraktekkan pengetahuan atau kecakapannya dikemudian hari di dalam masyarakat
yang lebih luas.

c. Kepala sekolah, guru-guru, dan petugas pendidikan lainnya cenderung untuk menjadi
karyawan-karyawan yang materialistis, sedangkan tugas dan kewajiban guru pada
umumnya lain dari pada karyawan-karyawan yang bukan guru.

d. Penyelenggaraan dan pembiayaan pendidikan yang diserahkan kepada daerah atau


wilayah itu mungkin akan sangat memberatkan beban mayarakat setempat.3

C. Unsur-Unsur dalam Struktur Organisasi Depdikbud

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan merupakan salah satu wahana dalam


pengelolaan sistem pendidikan nasional, tugas pokok Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan adalah menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan 4 dan
pembangunan di budang pendidikan dan kebudayaan. Atas dasar itu, departemen
pendidikan dan kebudayaan bertanggung jawab terhadap pembinaan pendidikan maupun
kebudayaan di indonesia.

Unsur-unsur dalam struktur organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


adalah: (1) menteri, (2) sekretariat Jendral, (3) inspektoral Jenderal, (4) direktorat
Pendidikan Dasar dan Menengah, (5) direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (6) direktorat
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, Dan Olahraga, (7) direktorat Jenderal
Kebudayaan, (8) badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, (9)
pusat-pusat di bidang khusus, dan (10) instansi vertikal di wilayah.

3
Marlina . ibid.
4
Soetjipto, dan raflis kosasi. Op.cit. hal. 208

5
Tugas pokok Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diatur dalam Keputusan
Presiden No 45 Tahun 1974 dan disempurnakan dalam Keputusan Presiden Nomor 27 dan
Nomor 40 Tahun 1978 serta Keputusan Presiden No 47 Tahun 1979.

a. Menteri

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merupakan pembantu presiden dalm mengelola


sistem pendidikan nasional.

Tugas pokok menteri adalah:

a) Memimpin departemen sesuai dengan tugas pokok yang telah digariskan


pemerintah dan membina aparatur Departemen Pendidikan dan Kebudayaan agar
berdaya guna dan berhasil guna.
b) Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan bidang pemerintahan yang secara
fungsional menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan kebijaksanaan umum yang
telah ditetapkan presiden.
c) Membina dan melaksanakan kerja sama dengan departemen, instansi, dan
organisasi lainnya dalam usaha pengelolaan sistem pendidikan nasional.
b. Sekretariat Jenderal

Tugas pokok sekretariat jenderal diatur dalam keputusan Menteri P dan K nomor
0172/O/1983.5

Sekretariat Jenderal merupakan satuan pembantu pemimpin dan dipimpin


Sekretaris Jenderal.

Tugas pokok Sekretariat Jenderal adalah menyelenggarakan pembinaan


administrasi, organisasi, dan ketatalaksanaan terhadap seluruh unsur di lingkungan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta memberikan layanan teknis dan
administratif kepada menteri, Inspektorat Jenderal, dan unit organisasi lainnya di
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka pelaksanaan tugas
pokok departemen.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Sekretariat Jenderal mempunyai


fungsi:

5
Ibid., hal. 209

6
a) Mengatur dan membina kerja sama, mengintegrasikan, dan mensinkronisasikan
seluruh administrasi departemen termasuk kegiatan layanan teknis administratif
bagi seluruh unit organisasi di lingkungan departemen.
b) Mempersiapkan, mengolah, dan menelaah rencana serta mengkoordinasikan
rumusan kebijaksanaan sesuai dengan tugas pokok departemen.
c) Membina urusan tata usaha, mengelola, dan membina kepegawaian, serta
mengelola keuangan dan peralatan/perlengkapan seluruh departemen.
d) Membina dan memelihara seluruh kelembagaan dan ketatalaksanaan departemen
serta pengembangannya.
e) Menyelenggarakan hubungan dengan lembaga resmi dan masyarakat.
f) Mengkoordinasikan perumusan peraturan perundang-undangan yang menyangkut
tugas pokok departemen.
g) Membina dan memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan departemen.6
c. Inspektorat Jenderal

Tugas pokok Inspektorat Jenderal diatur dalam keputusan Menteri P dan K Nomor
0145/O1979. Inspektorat Jenderal merupakan satuan pengawasan yang dipimpin oleh
Inspektur Jenderal.

Tugas pokok Inspektur Jenderal adalah melakukan pengawasan dalam lingkungan


departemen terhadap pelaksanaan tugas, baik tugas yang bersifat rutin maupun tugas
pengembangan, dari semua unsur departemen agar dapat bejalan sesuai dengan rencana
dan peraturan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Inspektorat Jenderal mempunyai


fungsi:

a) Memeriksa setiap unsur/instansi di lingkungan departemen yang dipandang perlu


yang mencakup bidang administrasi umum, administrasi keuangan, hasil-hasil fisik
dari pelaksanaan proyek-proyek pembangunan, dan lain-lain.
b) Menguji serta menilai hasil laporan berkala atau sewaktu-waktu dari setiap
unsur/instansi di lingkungan departemen atas petunjuk menteri.

6
Ibid., hal. 210

7
c) Mengusut kebenaran laporan atau pengaduan tentang hambatan, penyimpangan,
atau penyalahgunaan wewenang di bidang administrasi atau keuangan, yang
dilakukan oleh unsur/instansi di lingkunagn departemen.
d. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Penyelenggaraan administrasi pendidikan khusus di bidang pendidikan dasar dan


menengah, yaitu pendidikan pada jalur sekolah, dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar Menengah. Organisasi dan tata kerja direktorat jenderal diatur melalui
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0222b/O/1980.7

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan satuan pelaksana


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah. Tugas pokok direktorat jenderal itu adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pokok departemen di bidang pendidikan dasar dan
menengah berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri,

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan


Dasar dan Menengah mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Merumuskan kebijaksanaan teknis, memberikan bimbingan dan pembinaan, serta


memberikan perizinan di bidang pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b) Melaksanakan pembinaan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan tugas
pokok direktorat jenderal berdasarkan perundang-undangan.
c) Melaksanakan pengamatan teknis atas pelaksanaan tugas pokok direktorat jenderal
sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah terdiri dari delapan satuan.
e. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Tugas pokok Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi diatur dalam Keputusan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0222e/O/1986.

Direktoal Jenderal Pendidikan Tinggi adalah satuan pelaksana Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan, yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.

7
Ibid., hal. 211

8
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mempunyai tugas menyelenggarakan
sebagian tugas departemen di bidang pendidikan tinggi berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh menteri.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan


Tinggi mempunyai rincian tugas sebagai berikut:8

a) Merumuskan kebijaksanaan teknis, memberikan bimbingan dan pembinaan, serta


memberi perizinan di bidang pendidikan tinggi sesuai kebijaksanaan yang
ditetapkan menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Melaksanakan pembinaan pendidikan tinggi sesuai tugas pokok direktorat jenderal
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
c) Melaksanakan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas sesuai kebijaksanaan
yang ditetapkan menteri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Direktorat Jendeal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda Dan Olah Raga

Tugas pokok direktorat ini diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0222d/O/1980.

Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda Dan Olah Raga adalah
satuan pelaksana Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dipimpin oleh Direktur
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda Dan Olah Raga. Direktur Jenderal Pendidikan
Luar Sekolah, Pemuda Dan Olah Raga mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
sebagian tugas pokok departemen di bidang pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah
raga berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri. Tugas pokok tersebut dirinci
sebagai berikut:

a) Merumuskan kebijaksanaan, teknis, membeikan bimbingan dan pembinaan, serta


memberikan perizinan di bidang pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah raga
berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b) Melaksanakan pembinaan pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah raga sesuai
dengan tugas pokok direktorat jenderal dan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

8
Ibid., hal. 212

9
c) Melaksanakan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas pokoknya sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan berdasarkan peraturran perundang-
undangan yang berlaku.9
g. Direktorat Jenderal Kebudayaan

Tugas direktorat ini diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 0222e/O/1980.

Direktorat Jenderal Kebudayaan merupakan satuan pelaksana Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan yang dipimpin oleh Direktur Jenderal.

Tugas pokok Dirjen Kebudayaan adalah menyelenggarakan sebagian tugas pokok


departemen di bidang kebudayaan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri.
Tugas pokok tersebut dirinci sebagai berikut:

a) Merumuskan kebijaksanaan teknis, memberikan bimbingan dan pembinaan, serta


memberikan perizinan di bidang kebudayaan sesuai dengan kebijaksanaan yang
ditetapkan menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Melaksankan pembinaan kebudayaan sesuai dengan tugas pokok direktorat
jenderal dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c) Melaksanakan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas direktorat jenderal sesuai
dengan kebijaksanaan yang ditetapkan menteri dan berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku.
h. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan

Tugas pokok badan ini diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0222f/O/1980.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan merupakan


pelaksana tugas di bidang penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Badan10 Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan ini
dipimpin oleh seorang Kepala.

9
Ibid., hal. 213
10
Ibid., hal. 214

10
Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
di bidang penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan berdasarkan
kebijaksanaan menteri pendidikan dan kebudayaan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut. Badan Penelitian dan Pengembangan


Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Mempersiapkan kebijaksanaan menteri dan menetapkan kebijakan teknis penelitian


dan pengembangan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
b) Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan dan kebudayaan
dalam rangka perumusan kebijaksanaan.
c) Mengkoordinasikan dan membina penelitian pendidikan dan kebudayaan,
pengembangan kurikulum dan sarana pendidikan pengembangan informatika untuk
pengelolaan pendidikan dan kebudayaan, pengembangan pengelolaan pendidikan
dan kebudayaan, pengembangan inovasi pendidikan dan kebudayaan, serta
penelitian dan pengembangan sistem pengujian.
i. Pusat-Pusat Di Bidang Khusus

Tugas pokok pusat-pusat ini diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0222g/O/1980.

Pusat-pusat merupakan pelaksana tugas di bidang khusus yang sesuai dengan nama
sebutannya. Pusat-pusat ini berada langsung di bawah Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Pusat-pusat tersebut adalah :11

a) Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai, mempunyai tugas melaksanakan,


mengkoordinasikan, dan mebina pendidikan dan latihan pegawai berdasarkan
kebijaksanaan yang ditetapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
b) Pusat Pembinaan Perpustakaan, mempunyai tugas melaksanakan pembinaan
perpustakaan berdasarkan kebijaksanaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
c) Pusat Kesegaran Jasmani/Rekreasi, mempunyai tugas melaksanakan dan membina
penelitian dan pengembangan kesegaran jasmani dan rekreasi berdasarkan
kebijaksanaan yang ditetapkan menteri.

11
Ibid., hal. 215

11
d) Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, mempunyai tugas melaksanakan
penelitian.
e) Pusat Penelitian Arkeolog Nasional, mempunyai tugas melaksanakan pembinaan
penelitian di bidang arkeolog.
f) Pusat Teknologi Komunikasi dan Kebudayaan, mempunyai tugas melaksanakan,
mengkoordinasikan, dan membina kegiatan di bidang teknologi komunikasi
pendidkan dan kebudayaan.
g) Pusat Grafika Indonesia, mempunyai tugas melaksanakn kegiatan di bidang
pendidikan dan latihan grafika dan memberikan bimbingan ke arah pengembangan
keahlian dan keterampilan grafika, di luar hubungan sekolah.
j. Struktur Organisai Vertikal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Secara keseluruhan tugas pokok instansi vertikal Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan diatur dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0173/O/1983.

1. Tingkat Provinsi
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi merupakan
pelaksana tugas dan fungsi Departemen Pendidikan dan kebudayaan di provinsi.
Kepala kantor wilayah bertanggung jawab langsung kepada menteri.
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai fungsi:12
a) Membina dan mengurus pendidikan dasar seta usaha wajib belajar.
b) Membina dan mengurus pendidikan menengah umum.
c) Membina dan mengurus pendidikan menengah kejuruan.
d) Membina dan mengurus pendidikan guru.
e) Membina dan mengurus pendidikan masyarakat.
f) Membina dan mengurus kegiatan pembinaan generasi muda termasuk
pembinaan kesiswaan.
g) Membina dan menguus keolahragaan.
h) Membina dan mengurus kesenian.
i) Membina dan mengurus permuseuman, kepurbakalaan, dan peninggalan
nasional.
j) Membina dan mengurus kesejarahan dan nilai tradisional.

12
Ibid., hal. 216

12
k) Membina penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
l) Memberikan layanan teknis dan administratif kepada semua unsur di
lingkungan kantor wilayah.

Berdasarkan berat beban kerja, Kantor Wilayah Depatrtemen Pendidikan dan


Kebudayaan diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu: Kanwil Depdikbud Tipe A, Tipe
B, dan Tipe C (Muljani, 1983).

Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dipimpin oleh seorang


Kepala.

Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tipe A terdiri atas: (a)
Koordinator Urusan Administrasi (Kormin), (b) Bagian Tata Usaha, (c) Bagian
Perencanaan, (d) Bagian Kepegawaian, (e) Bagian Keuangan, (f) Bagian
Perlengkapan, (g) Bidang Pendidikan Dasar, (h) Bidang Pendidikan Menengah
Umum, (i) Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan, (j) Bidang Pendidikan Guru, (k)
Bidang Pendidikan Masyarakat, (l) Bidang Pendidikan Generasi Muda, (m) Bidang
Keolahagaan, (n) Bidang Kesenian, (o) Bidang Permuseuman dan Kepurbakalaan, (p)
Bidang Sejarah dan Nilai Tradisional, dan (q) Pengawas.13

Pada struktur Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tipe B, bidang


Pendidikan Dasar disatukan dengan Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan. Pada Kantor
Wilayah Tipe C Bidang Generasi Muda dan Keolahragaan juga digabungkan menjadi
satu.

Organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah Kanwil


adalah Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya.

2. Tingkat Kabupaten/Kotamadya

Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya mempunyai


tugas melaksanakan sebagian tugas Kanwil di kabupaten/kotamadya yang
bersangkutan.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kantor Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya mempunyai fungsi sebagai berikut:

13
Ibid., hal. 217

13
a) Membina dan mengurus taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah luar biasa, dan
usaha wajib belajar.
b) Membina dan mengurus pendidikan masyarakat, kegiatan pembinaan generasi
muda termasuk pembinaan kegiatan kesiswaan dan keolahragaan.
c) Membina dan mengurus kegiatan pengembangan kebudayaan.
d) Memberikan layanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan
Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya.

Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya mempunyai:

(a) Sub-Bagian Tata Usaha


(b) Sub-Bagian Penyusunan Rencana dan Program
(c) Sub-Bagian Kepegawaian
(d) Sub-Bagian Keuangan14
(e) Sub-Bagian Perlengkapan
(f) Seksi Pendidikan Dasar
(g) Seksi Pendidikan Masyarakat
(h) Seksi Pembinaan Generari Muda dan Keolahragaan, dan
(i) Seksi Kebudayaan
3. Tingkat Kecamatan

Organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah Kantor


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya adalah Kantor
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan.

Kantor Departemen Pendidikaan dan Kebudayaan Kecamatan mempunyai tugas


melakukan sebagian tugas Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten/Kotamadya di kecamatan yang bersangkutan. Untuk menyelenggarakan
tugas tersebut Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan
mempunyai fungsi:

a) Membina dan mengurus taman kanak-kanak serta sekolah dasar dan usaha wajib
belajar.
b) Membina dan mengurus pendidikan masyarakat.
c) Membina dan mengurus kegiatan pembinaan generasi muda dan keolahragaan.

14
Ibid., hal. 218

14
d) Membina dan mengurus kegiatan pengembangan kebudayaan.
e) Melakukan urusan tata usaha dan keuangan, pengumpulan data dan statistik,
kepegawaian dan perlengkapan di lingkungan Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Dalam melaksanakan tugas Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


Kecamatan dilengkapi dengan: (a) urusan tata usaha, (b) urusan data dan statistik, (c)
urusan kepegawaian, (d) urusan perlengkapan, (e) bebeapa penilik taman kanak-kanak
dan sekolah dasar dengan perbandingan seorang penilik untuk tiap 15 taman kanak-
kanak dan sekolah dsar negeri dan swasta, (f) seorang penilik pendidikan masyarakat,
(g) seorang penilik pembinaan generasi muda, (h) seorang penilik keolahragaan, dan
(i) seorang penilik kebudayaan.15

4. Tingkat Sekolah

Ujung tombak pelaksana organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah


sekolah. Muljani (1983) menyebut organisasi sebagai organisasi mikro. Sekolah
sebagai organisasi mikro merupakan unit pelaksana teknis dan organisasi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi sekolah adalah: (1) unsur kepemimpinan,
(2) unsur tata usaha, (3) unsur urusan, (4) unsur instalasi, (5) unsur pelaksana, dan (6)
unsur siswa (Muljani, 1983).

a. Unsur Kepemimpinan
Unsur kepemimpinan di sekolah terdiri dari kepala sekolah dan wakil. Pemimpin
sekolah berfungsi sebagai penanggung jawab semua kegiatan administrasi
pendidikan di sekolah, oleh karena itu mereka mempunyai kedudukan tertinggi
dalam organisasi sekolah. Di samping itu, dilihat dari hubunagn dengan organisasi
pendidikan secara keseluruhan, kepala sekolah merupakan pejabat fungsional dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk menjalankan fungsi tersebut, kepala sekolah mempunyai tugas: (a)
merencanakan, menyusun, membimbing, dan mengawasi kegiatan administrasi
pendidikan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan, (b)
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan dari unit-unit kerja yang ada di

15
Ibid., hal. 219

15
lingkungan sekolah, (c) menjalin hubungan dan kerja sama dengan orang tua siswa,
lembaga-lembanga pemerintah maupun bukan pemerintah dan masyarakat, dan (d)
melapokan pelaksanaan dan hsil-hasil pelaksanaan kegiatan administrasi di sekolah
kepada atasan langsungnya.
Wakil kepala sekolah diangkat sebagai pembantu utama kepala sekolah dengan
persetujuan kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wakil kepala sekolah biasanya diperlukan organisasi sekolah tingkat16 SLTP dan
SLTA. Tugas wakil kepala sekolah, antara lain adalah membantu kepala sekolah
dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dan mewakili kepala sekolah apabila
kepala sekolah berhalangan. Pembagian pekerjaan dilakukan dengan kesepakatan
antara kepala dan wakil tersebut.
b. Unsur Tata Usaha
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, secara teknis administratif, pemimpin
sekolah dibantu oleh unsur tata usaha. Kegiatan tata usaha ini antara lain meliputi
pekerjaan surat-menyurat dan kearsipan, pelaksanaan pengusulan pegawai,
pengurusan kenaikan pangkat, dan kesejahteraan pegawai, pekerjaan pencatatan
keuangan sekolah, serta proses pengadaan, perbaikan, pemeliharaan dan
pengamanan semua sarana dan prasarana sekolah.
c. Unsur Urusan
Unsur urusan merupakan bagian dari organisasi sekolah yang dijabat oleh guru.
Penunjukan unit ini dilakukan oleh kepala sekolah, dengan tugas membantu
penyelenggaraan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah dalam bidang-bidang
pengajaran,kesiswaan, bimbingan dan penyuluhan, pengabdian masyarakat, dan
kokurikuler. Tidak semua urusan ini ada di setiap sekolah, karena ada atau tidaknya
antara lain juga tergantung pada besarnya sekolah.
d. Unsur Instalasi
Instalasi membantu kegiatan administrasi pendidikan di sekolah dengan jalan
menyediakan layanan penunjang bagi terselenggaranya kegiatan belajar-mengajar
di sekolah. Unsur instalasi sekolah meliputi antara lain: perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja/workshop dan asrama.
e. Unsur Pelaksana

16
Ibid., hal. 220

16
Unsur pelaksana secara langsung melaksanakan prose belajar-mengajar di sekolah.
Unsur pelaksana sekolah adalah ketua jurusan, guru bidang studi, guru kelas, dan
wali kelas.17
f. Siswa
Siswa merupakan fokus kegiatan layanan di sekolah. Dikatakan demikian karena
semua kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur dalam organisasi sekolah
bermuara pada siswa, sebagai peserta didik.
Selain unsur-unsur tersebut, dalam oganisasi sekolah masih ada satu unit lagi yang
memegang peranan penting dalam membantu menyelenggarakan pendidikan di
sekolah. Unit yang dimaksud adalah badan pembantu penyelenggaraan pendidikan
(BP3) di sekolah.

B. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

1. Tujuan Dan Isi Program Pendidikan Guru

Karena pekerjaan guru merupakan pekerjaan profesional, maka tujuan pendidikan


prajabatan guru juga sejalan dengan kerangka tujuan pendidikan profesional lainnya.
Tujuan pendidikan guru adalah membentuk kemampuan untuk: (a) melaksanakan tugas,
yang mempunyai komponen mengenal apa yang harus dikerjakan, menguasai cara
bagaimana setiap aspek dan tahap tugas tersebut harus dikerjakan, serta menghayati
dengan rasional mengapa suatu bagian tugas dilaksanakan dengan satu cara dan tidak
dengan cara lain, dan (b) mengetahui batas-batas kemampuannya sendiri, serta siap dan
mampu menemukan sumber yang dapat membantu mengatasi keterbatasannya itu (T. Raka
Joni, dalam Semiawan, dkk., 1991).

Mutu unjuk kerja profesional yang sempurna harus dikembangkan secara terus-
menerus. Lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan hendaknya memiliki
perangkat kemampuan yang diperlukan untuk memberikan layanan profesional. Menurut
T. Raka Joni (1991) tujuan pendidikan prajabatan guru adalah sebagai berikut:

a. Penguasaan Bahan Ajaran

Ada dua hal pokok dalam tujuan ini. Pertama, meliputi penguasaan secara utuh
bidang ilmu sumber ajarran dari segi konsep-18konsep dasarnya, metodologi penelitian,

17
Ibid., hal, 221
18
Ibid., hal. 222

17
dan pengembangan maupun filosofinya. Hal ini menuntut aga calon guru mampu secara
mandiri belajar terus untuk meningkatkan penguasaan itu. Kedua, meliputi penguasaan isi
bahan ajaran sekolah, sasaran, baik cakupan, tata urutan, cara maupun bentuk
persentasinya guna keperluan pengajaran.

b. Penguasaan Teori dan Keterampilan Keguruan

Hal ini meliputi (a) pengertian dan pemahaman yang berkaitan dengan falsafah dan
ilmu kependidikan termasuk ilmu-ilmu penunjangnya, dan (b) penguasaan prinsip dn
prosedur keguruan yang berkaitan dengan bahan ajaran yang akan dibina.

c. Pemilikan Kemampuan Memperagakan Unjuk Kerja

Kemampuan yang dimaksud ini adalah kemampuan mengelola kegiatan belajar –


mengajar di bidang mata ajaran spesialisasi, yang melibatkan kelompok murid yang setara
dengan kelompok yang akan diajarkan kelak. Pemilikan kemampuan ini merupakan
perujudan pemaduan penguasaan bidang ilmu dan bahan ajaran dengan teori dan
keterampilan keguruan pendidikan.

d. Pemilikan Sikap, Nilai dan Kepribadian

Pemilikan sikap, nilai dan kecenderungan kepribadian yang menunjang


pelaksanaan tugas-tugas sebagai guru (pendidik).

e. Pemilikan Kemampuan Melaksankan Tugas Profesional Lain dan Tugas Administratif


Rutin

Pemilikan kemampuan melaksanakan tugas-tugas profesional lain dan tugas


administratif rutin dalam rangka pengoperasian sekolah, di samping kemampuan ambil
bagian di dalam kehidupan kesejawatan di lingkungan sekolah.

Pada hakikatnya ada delapan kategori pengetahuan yang tercakup dalam kurikulum
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (Soedijarto, 1990). Delapan kategori itu
adalah: (1) pengetahuan tentang objek belajar, yaitu pengetahuan tentang disiplin ilmu19
pengetahuan sebagai sumber bahan dan materi bidang studi, (2) pengetahuan tentang
pelajar, yaitu pengetahuan tentang karakteristik pelajar, (3) pengetahuan tentang
lingkungan sosial-budaya tempat berlangsungnya proses belajar-mengajar, (4)

19
Ibid., hal. 223

18
pengetahuan dan penghayatan tentang sistem nilai dan dasra filsafat bangsa dan negara, (5)
pengetahuan tentang proses perubahan tingkah laku manusia, khususnya pelajar, melalui
berbagi proses belajar, (6) pengetahuan penguasaan berbagai teknik penyajian informasi,
teknik memimpin proses belajar, dan teknik perencanaan prose belajar-mengajar, (7)
pengetahuan penguasaan berbagai teknik pengumpulan data dan pemanfaatan informasi,
dan (8) pengetahuan tentang kedudukan sietem pendidikan sebagai bagian terpadu dari
sistem sosial-negara.

Berdasarkan tujuan pendidikan prajabatan guru yang telah dikemukakan, maka


dapat ditentukan rambu-rambu mengenai sisi program pendidikan prajabatan guru, baik
keluasan maupun unsur-unsur dan kedalamannya. Pada dasarnya isi program pendidikan
prajabatan guru terdiri atas unsur: (a) bidang umum, yang berlaku bagi segenap program
pendidikan tinggi, (b) bidang kependidikan, yaitu kemampuan yang dituntut bagi seluruh
tenaga kependidikan, tidak peduli bidang spesialisainya, (c) bidang ilmu yang akan
diajarkan atau dilakukan sebagi profesi lulusan kelak, dan (d) teori dan keterampilan
keguruan. Isi program tersebut merupakn ciri khas pendidikan profesional prajabatan guru,
terutama tiga unsur yang terakhir dijembatani oleh pengalaman lapangan yang
mempertemukan penguasaan bidang ilmu yang diajarkan dengan teori dan keterampilan
keguruan dengan sasaran kinerjanya sebagai tenaga keguruan.

Mata kuliah yang diberikan di LPTK ditujukan untuk memberikan pengalaman


kepada calon tenaga kependidikan agar mereka mempunnyai kompetensi seperti yang
telah ditentukan. Mata kuliah itu dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:

1) Kelompok Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)


Mata kuliah ini memberikan kemampuan yang secara umum harus dimiliki oleh
seluruh lulusan perguruan tinggi di indonesia.20
2) Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MKDK)
Mata kuliah dasra kependidikan (MKDK) bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada mahasiswa calon guru untuk mempelajari ilmu dan praktek keguruan, dan
ilmu-ilmu lain yang menunjang profesi keguruan. Pengalaman ini dimaksudkan untuk
memperoleh wawasan tentang hakikat dan tujuan pendidikan. Dengan perkataan lain,
komponen ini menyuguhkan latar pelaksanaan tugas-tugas prifesional guru
dilapangan.

20
Ibid., hal. 224

19
3) Kelompok Mata Kuliah Bidang Studi (MKBS)
Mata kuliah bidang studi (MKBS) mengarahkan pengalaman belajar kepada
penguasaan sosok (isi, metodologi, dan filosofi) bidang ilmu tertentu yang akan
diajarkan calon tenaga kependidikan kepada siswanya kelak. Mata kuliah ini
merupakan modal kemampuancalon tenaga kependidikan untuk mengolah
pengalaman keahlian sehingga sesuai dengan daya cerna peserta didik sebagai sasaran
layanan.
4) Kelompok Mata Kuliah Proses Belajar-Mengajar (MKPBM)
Mata kuliah proses belajar-mengajar (MKPBM) diarahkan untuk membentuk
kemmpuan keguruan, baik yang bersifat umum dalam bentuk prinsip dan pendekatan
yang berlaku untuk keperluan pengajaran, maupun yang bersifat khusus, yaitu teknik
serta prosedur yang erat kaitannya dengan hakikat isi bahan ajaran tertentu. Oleh
karena itu, pengalaman belajar MKPBM ini mencakup kegiatan pemahaman teoretik
dan latihan untuk pembentukan keterampilan. Keduanya terintegrasikan dalam suatu
kesatuan. MKPBM juga merupakan bidang yang membentuk kemampuan keguruan
untuk menyatukan pembentukan penguasaan bidang ilmu sumber ajaran dengan
penyajiaanya sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Tanpa memperhatikan komposisi kelompok-kelompok mata kuliah diatas, Tilaar
(1990) mengemukakan bahan komponen studi untuk pendidikan profesional guru
sebagai berikut.21

21
Ibid., hal. 225

20
Kelompok studi Kelompok studi Kelompok studi
kebijakan (policy studies) pengetahuan pengetahuan pedagogis
pengembangan (pedagogical studies)
(development studies)
Ilmu politik Psikologi pendidikan Teknologi pendidikan
Sosiologi, sosiologi
pendidikan
Antropologi pendidikan, Biologi Metodologi pendidikan
pendidikan ekonomi,
manajemen pendidikan Evaluasi pendidikan
termasuk peencanaan dan
administrasi pendidikan.
Filsafat pendidikan
Filsafat pancasila Pengembangan kurikulum Bimbingan dan
penyuluhan

2. Kelembagaan Pendidikan Keguruan

Kelembagaan keguruan di indonesia telah mengalami perubahan dan


perkembangan mulai dari kursus-kursus (misalnya BI/BII) sampai kepada lembaga
pendidikan prajabatan seperti pendidikan guru, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
(FKIP) yang merupakan bagian dari universitas, dan institut keguruan dan ilmu pendidikan
(IKIP) dalam bentuknya yang sekarang.

Setelah adanya alih fungsi SPG dan SGO ke IKIP dan FKIP dapat dikatakan bahwa
IKIP dan FKIP merupakan lembaga yang hampir lengkap menyelenggarakn pendidikan
tenaga kependidikan mulai dari SD sampai dengan SLTA. Untuk menghasilkan tenaga
kependidikan yang bermutu, IKIP dan FKIP ada pula yang telah mampu
22
menyelenggarakan progam pascasarjana yang menyelenggaakn program S2 dan S3 ilmu
kependidikan. Di samping itu, LPTK juga menyelenggrakan program akta mengajar untuk
semua jenjang dan jenis pendidikan. Sementara itu, sebagai lembaga yang melaksanakan
program pascasarjana, LPTK seyogyanya juga dapat mampu mengelola jaringan lembaga-
lembaga penataran serta pengayaan profesi.
22
Ibid., hal. 226

21
Untuk menghasilkan tenaga kependidikan, IKIP dan FKIP menyediakan berbagai
program studi dengan Strata DII, DIII, S1, bahkan S2 dan S3. Strata diploma merupakan
program profesional, sedang program strata adalah program akademik.

22
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

 Sistem dan struktur organisasi pendidikan adalah seperangkat unsur-unsur yang saling
terikat dan berhubungan serta saling bergantungan antar satu sama lain yang
merupakan satu kesatuan dengan tujuan bersama yakni memberikan kemajuan dan
peningkatan di bidang pendidikan.
 Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu sentralisasi dan
desentralisasi.
 Sistem pendidikan di Indonesia merupakan sistem yang sangat besar dan kompleks.
Berfungsinya sistem ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
sistem pendidikan nasional. Salah satu wahana yang sangat menentukan berfungsinya
sistem itu adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertugas
menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang
pendidikan dan kebudayaan. Untuk menyelenggarakan hal tersebut, departemen
pendidikan dan kebudayaan mempunyai unsur-unsur, yitu Menteri, Sekretariat
Jenderal, Inspektoral Jenderal, Direktorat Jenderal, (4 buah), Badan Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, pusat-pusat bidang khusus, dan instansi
vertikal di wilayah.
 Mutu unjuk kerja profesional sebagai guru yang sempurna harus dikembangkan secara
terus-menerus. Lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan hendaknya
memiliki perangkat kemampuan yang diperlukan untuk memberikan layanan
profesional. Menurut salah satu ahli, tujuan pendidikan prajabatan guru adalah sebagai
berikut: a) Penguasaan Bahan Ajaran, b) Penguasaan Teori dan Keterampilan
Keguruan, c) Pemilikan Kemampuan Memperagakan Unjuk Kerja, d) Pemilikan
Sikap, Nilai dan Kepribadian, dan e) Pemilikan Kemampuan Melaksankan Tugas
Profesional Lain dan Tugas Administratif Rutin.

B. Saran

Sudah selayaknya kita sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa/i fakultas tarbiyah


untuk mengetahui apa itu sistem dan struktur oganisasi sekolah. Dengan adanya makalah
ini diharapkan para pembaca benar-benar dapat memahaminya dengan baik.

23
DAFTAR PUSTAKA

Marlina. 2010. Struktur Organisasi. http://marlinafis.blogspot.com/2010/04/sistem-dan-


struktur-organisasi-sekolah.html (di akses pada 16 desember 2021 pukul 16.07 )

Soetjipto, dan Raflis Kosasi. 2011. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

24

Anda mungkin juga menyukai