Anda di halaman 1dari 5

REG 1 TK 1 D3 KEBIDANAN METRO

NAMA : ANGGI ARILIA PUTRI


NIM :2015471022
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DOSEN : Dr.WAHYU SETIAWAN,M.Ag

PANDANGAN ISLAM TENTANG KEBIJAKAN DI MASA PENDEMI


COVID – 19

Tahun 2020 bisa diibaratkan tahun penuh kepanikan, kecemasan dan ketakutan
bagi seluruh penduduk dunia. Bagaimana tidak, hampir di seluruh belahan di
dunia terkena dampak dari adanya virus baru yang dikenal dengan virus
corona/covid 19. Virus yang pertama ditemukan di sebuah kota di Tiongkok,
tepatnya di kota Wuhan, di provinsi Huabei.

Virus yang gejalanya hampir mirip dengan flu ini, menyebar begitu cepat dan
telah menewaskan hampir 100 orang perhari. Beberapa spekulasi bermunculan,
ada yang menyebutkan bahwa virus ini berasal dari penjualan hewan liar untuk
dikonsumsi, dalam hal ini kelelawar, yang banyak dikonsumsi oleh penduduk
disana. Ini bisa terlihat dari adanya pasar penjualan hewan tersebut Wuhan, yang
banyak dikunjungi pembeli,  sebagai imbas dari tren untuk mengkonsumsi
makanan-makanan ekstrim. Ini pula yang menjadikan sebuah challenge/tantangan
tersendiri untuk mencoba menjadikan hewan tersebut sebagai bahan makanan.

Namun ada juga yang berspekulasi, bahwa virus ini berasal dari kebocoran di
sebuah laboratorium di Wuhan. Seperti diketahui, Tiongkok membangun sebuah
laboratorium yang diklaim sebagai laboratorium terbesar di seluruh Tiongkok,
yang didirikan khusus untuk meneliti virus. Diduga, ada ratusan virus yang diteliti
disana. Dan bukan suatu kebetulan juga, yang letaknya sangat berdekatan dengan
pasar hewan tersebut.

Covid 19 (corona virus desease 2019) atau yang sering kita sebut dengan corona,
bahkan telah diprediksi oleh seorang Bill Gates, pemilik microsoft pada tahun
2018 dalam sebuah seminar.Walaupun tidak dijelaskan secara spesifik, dia
menyebutkan bahwa akan ada virus baru yang menyerang manusia, yang
menewaskan lebih dari 1 juta jiwa di dunia hanya dalam kurun waktu 6
bulan.vNamun dalam kenyataannya, semenjak muncul pertama kali di Wuhan
pada akhir tahun 2019 hingga Juni 2020, virus ini telah memakan korban lebih
dari 10 juta  kasus. Dengan korban meninggal sebanyak 500 ribu jiwa, yang
menyebar hampir ke 213 negara di dunia. Di Indonesia sendiri, jumlah pasien
positif covid 19 ini telah mencapai 54.010 jiwa hingga tanggal 28 Juni 2020,
dengan kematian sebanyak 2.754 jiwa.. dan jumlah pasien sembuh sebanyak
22.936 jiwa. Provinsi tertinggi penyebaran virus ini ditempati Jawa Timur,
kemudian disusul Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Kalimantan.
Dengan penyebaran yang sangat cepat dan mematikan tersebut, maka virus corona
yang awalnya hanya sebagai epidemi (yang menyebar hanya dalam satu wilayah
dengan kesamaan geografis, dalam hal ini Wuhan saja), kini berubah sebagai
Pandemik, dimana penyebarannya sudah menjadi global ke hampir seluruh bagian
dunia dalam waktu yang sangat cepat.

Virus ini menyebar melalui drop let, yaitu air liur atau ingus dan lendir dari
tenggorokan. Saat tetesan air liur/ingus ini mengenai tangan, maka dipastikan
virus ini akan menyebar dengan sangat cepat. Dimana saat tangan kotor,
menyentuh area muka, baik itu mulut dan hidung,kemudian menyentuh tempat-
tempat yang lain, baik itu kontak fisik, barang-barang berbahan kain, besi, kogam,
kaca, stainles, dan semacamnya, maka virus yang semula menempel di badan, ikut
pula berpindah dan menempel pada benda-benda yang kita pegang. Berapa lama
waktu yang dibutuhkan virus tersebut untuk bertahan hidup di antara barang-
barang tersebut, tergantung dari jenis benda nya sendiri. Jika berbahan dasar besi,
virus akan bertahan selama kurun waktu 4-8 jam, begitu juga dengan benda-benda
yang berbahan dasar kaca, alumunium, kertas, kayu dan plastik. Masing-masing
mampu bertahan selama 4 hari pada kaca, 4-8 jam pada almunium, 4-5 hari pada
kertas dan 4 hari pada kayu dan 5 hari pada plastik.Adapun pendapat tentang para
ulama islam di Indonesia mengenai covid – 19.
1.Menurut Ustaz Adi Hidayat yg pertama, menghindari kegiatan-kegiatan yang
sifatnya terbuka dan menghadirkan kerumunan massa. Yang kedua, kami
mengusulkan kepada Majelis Ulama Indonesia untuk melakukan kajian khusus
terhadap dampak covid-19 ini, dalam kaitannya pada penunaian ibadah, bagi umat
Islam khususnya di Indonesia. Untuk itu, kami berharap seyogyanya ada fatwa
yang disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia terkait dengan tata cara
beribadah sebagai dampak kaitan penyebaran virus covid-19 ini khususnya pada
tatanan praktis ibadah yang ditunaikan secara berjamaah. Dan tentunya terakhir,
kita berdoa kepada Allah SWT dan meningkatkan ketahanan spiritual kita.

Pendapat Dai lulusan Kuliyya Dakwah Islamiyyah Tripoli Libya Ustaz Adi
Hidayat berpandangan bahwa Al-Qur'an diyakini bisa menyembuhkan penyakit
termasuk virus Corona atas izin Allah Ta'ala. Kata beliau, setiap penyakit pasti
ada obatnya. Selain ikhtiar menjaga kesehatan, virus Corona bisa dicegah dengan
penguatan nilai-nilai spritual termasuk berdoa kepada Allah. Beliau
mengemukakan beberapa ayat dari tiga surah Al-Qur'an sebagai obat penawar dari
virus Corona.

2.Menurut Syeikh Ahmad Al-Mishri Sekarang beredar tentara-Nya Allah


Subhanahu wa Ta'ala yang ada di tengah-tengah kita. Yang menakutkan kita
semua. Ini adalah tentara-Nya Allah. Tidak ada yang mengetahui tentara-Nya
Allah kecuali Allah sendiri. Di antara tentara Allah itu, adalah virus yang begitu
menakutkan kita sebagai manusia di muka bumi. Allah Ta'ala mengirimkannya
kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Apakah dia beriman, maupun dia
kafir (tidak beriman).Kalau kita perhatikan virus ini adalah virus Corona yang
muncul di tengah-tengah kita. Bisa jadi karena pelanggaran, bisa jadi karena
ujian.Islam sendiri datang untuk menjaga kesehatan. Islam merupakan syariat
yang mencakup segala urusan, bahkan segala aspek kehidupan yaitu kehidupan
dunia maupun akhirat.

Pendapat Syeikh Ahmad Al-Mishri (ulama asal Mesir) juga berpendapat bahwa
virus adalah tentara-tentaraNya Allah Ta'ala sebagaimana dijelaskan dalam satu
ayat Al-Qur'an: "...Wamaa Ya'lamu Junuuda Rabbika ilaa Huwa (Dan tidak ada
yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri)." (QS Muddatstsir
ayat 31). "Virus Corona yang muncul di tengah-tengah kita. Bisa jadi karena
pelanggaran, bisa jadi karena ujian

3. Menurut Ustaz Abdul Somad (UAS) kasus covid -19 serupa sebenarnya
pernah terjadi saat di Mesir hingga Spanyol tahun 1800an.Dalam Kitab yang
dikarang oleh Imam adz-Dzahabi berjudul Siyar A’lamin Nubala. Ia menyebut di
kitab itu mengisahkan pernah suatu masa terjadi paceklik dan wabah penyakit
yang melanda Mesir, yang menyebar sampai Andalusia atau kini disebut Spanyol.
Wabah ini melanda Yakni Lybia, Tunisia, Maroko hingga Spanyol, dan belum
pernah terjadi sebelumnya yakni kemarau panjang dan wabah penyakit yang
dahsyat saat itu. Pada saat itu karena masyarakat sulit beraktifitas sampai-sampai
aktivitas di masjid-masjid di tutup. "Dan tidak ada orang solat di masjid seperti
sekarang. Tahun itu disebut sebagai tahun kelaparan wabah penyakit terdahsyat
dalam sejarah," katanya."Jadi ini memang takdir kita, pada 1820 pernah terjadi,
lalu ada kolera, dan beberapa tahun lalu ada flu burung, sapi gila dan lain-lain. Ini
takdir," kata Abdul Somad.Karena itu sikap UAS sebagai ulama, ia mendukung
fatwa yang dikeluarkan oleh majelis ulama terutama mengenai fatwa tentang solat
berjamaah, tidak berkerumun. "Dan saya pribadi tidak melakukan tabligh akbar
untuk menjaga hal ini,"

Pendapat Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam satu ceramahnya, dalam suatu tafsir
disebutkan wabah penyakit itu merupakan tentara Allah Ta'ala. Namun, UAS
menjelaskan terkait 'virus Corona tentara Allah' itu adalah sebagai salah satu tafsir
saja. Di kesempatan lain saat peluncuran buku "A Note from Cairo" di kampus
UNJ 2 Maret 2020, UAS mengatakan setiap sakit pasti ada obatnya karena itu
jangan menyerah. Mencari pengobatan adalah ibadah dan jangan pernah berputus
asa.

Dari keterangan diatas, bisa disimpulkan bahwa jika virus ini menular melalui
drop let,lalu bagaimana pencegahannya ? Salah satu pencegahannya adalah
gunakan masker saat berpergian atau berada di tempat ramai, selalu mencuci
tangan dengan sabun sesuai dengan standarisasi WHO (World Healt
Organization), dan hindari kontak fisik dan hindari kerumunan. Usahakan jaga
jarak, social distancing dan physical distancing, yang pada awalnya diterapkan
dengan jarak 1 meter tiap orang kini berubah dengan menjaga jarak tidak kurang
dari 2 meter, sesuai protokol kesehatan, yaitu menurut tata cara kesehatan yang
telah disebutkan di atas.

Pendapat pribadi saya adalah Ketika kita mengangkat sebuah topik dan meyakini
kebenaran topik tersebut, hal itu belum tentu benar menurut pemahaman dan
pandangan orang lain yang membaca tulisan kita. Begitu pula saat kita
mengatakan bahwa kepercayaan kita adalah yang paling baik, hal itu belum tentu
bisa diterima begitu saja oleh penganut kepercayaan lain. Begitu pun sebaliknya
saat orang lain mengatakan hal yang sama kepada kita. Dan hal tersebut adalah
wajar dan sah-sah saja, asal kita bisa menahan diri dan tak selalu mementingkan
ego diri sendiri. Dan kita harus bisa menghormati dan menghargai pendapat orang
lain seperti layaknya kita menghargai diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai