Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KONSUMSI KOPI

BERLEBIH DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA WANITA

Oleh :

Annisa Putri Shaqqina

1814201110008

UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


1.1. Latar iBelakang
Anemia masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang tinggi di negara
berkembang terutama di Indonesia. Peningkatan anemia di Indonesia
diakibatkan salah satunya konsumsi kopi. Kopi sudah menjadi gaya hidup
dikalangan masyarakat dari remaja sampai dewasa, namun anemia dapat
terjadi apabila konsumsi kopi secara berlebihan. Anemia juga dipengaruhi
oleh pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai penyakit anemia.
Kurangnya pengetahuan mengakibatkan masyarakat tidak terlalu
memperdulikan pada saat mengonsumsi kopi yang akan berakibat fatal pada
kondisi tubuhnya.

Prevalensi kejadian anemia di dunia diperkirakan sebesar 9 persen di negara


maju dan 43 persen di negara berkembang (Sudigno, Sandjaja. 2016). World
Health Organization (WHO, 2012) menargetkan penurunan anemia pada
tahun 2025 sebesar 50 persen pada wanita usia subur (WUS) berusia 15-49
tahun.

Berdasarkan data Riskesdas (2013) proporsi anemia pada perempuan


(23,9%) lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki (18,4%). Proporsi anemia
pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 18,4% tahun 2013 (Balitbangkes,
2013). Berdasarkan data Riskesdas (2018) proporsi anemia pada perempuan
(27,2%) lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki (20,3%). Proporsi anemia
pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 32% tahun 2018 (Balitbangkes,
2018).

Data dinas Kesehatan provinsi Kalimantan selatan tahun 2018 kejadian


anemia pada remaja putri di Kalimantan selatan sebesar 52,98%. Sedangkan
prevalensi anemia pada remaja putri di kabupaten banjar sebesar 55,85%
(Rahayu,A;Yulidasari,F;Putri,A,O;dkk. 2019).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007,
prevalensi anemia di Indonesia yaitu 11,9% dengan penderita anemia pada
provinsi Kalimantan Selatan 10,9%, Kalimantan Barat 11,9%, Kalimantan
Tengah 12,7% dan Kalimantan Timur 13,9%.

Anemia dapat didefinisikan suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah


masa eritrosit yang ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin,
hematokrit dan hitung eritrosit (Nasruddin, H; Syamsu, Rahmat, F;
Permatasari,D. 2020). Dalam darah terdapat tiga komponen yaitu eritrosit
(sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah).
Komponen darah yang bermasalah pada anemia yaitu pada eritrosit (sel
darah merah) karena mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh
beberapa faktor seperti kurang asupan nutrisi atau kecelakaan. Ketika
seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah atau jumlah hemoglobin
dalam darah rendah maka tubuh tidak bisa mendapatkan oksigen sesuai
kebutuhannya sehingga orang tersebut akan merasa lelah atau menderita
gejala lainnya (Fikawati,dkk. 2017). Salah satu faktor penyebab terjadinya
penurunan jumlah hemoglobin yaitu kekurangan zat besi seperti seringnya
mengonsumsi kopi.

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan
berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan
penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber
penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di
Indonesia (Rahardjo (2012) dalam jurnal
Marhaenanto.B;Soedibyo.D.W;Farid.M (2015)). Kandungan didalam kopi
yaitu kafein dan memiliki zat polifenol dimana dapat menghambat
penyerapan zat besi pada tubuh. Kafein yang bekerja dalam tubuh dapat
memberikan efek positif ataupun efek samping. Efek positif bila
mengonsumsi kopi ataupun khasiat bagi kesehatan adalah mampu
mengurangi risiko terserang berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes,
jantung, batu empedu dan kanker. Selain itu, jika mengonsumsi kafein secara
reguler dapat menimbulkan efek ketergantungan. (Sarr, 2014).

Pengetahuan adalah dominan yang sangat penting untuk terbentuknya


tindakan seseorang/over behavior, karena dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
perilaku, yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Hendrawan.A;Sampurno.B;Cahyandi.K (2019)).

Definisi Wanita menurut ahli psikologi ialah perempuan dewasa; kaum putri
(dewasa) yang berada pada rentang umur 20-40 tahun, yang notabene dalam
penjabarannya yang secara teoritis digolongkan atau tergolong masuk pada
area rentang umur di masa dewasa awal atau dewasa muda. (Sarlito S, 2012)

Berdasarkan beberapa artikel yang didapat bahwa cara mengatasi anemia


bisa dengan mengubah pola hidup seperti mengubah pola makan,
memperbanyak konsumsi zat besi.

Berdasarkan iuraian idiatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


dengan judul “Hubungan tingkat pengetahuan dan konsumsi kopi berlebih
idengan kejadian anemia pada wanita”.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset


kesehatan dasar (Riskesdas). Jakarta: 2007

Balitbangkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta:
Balitbangkes, 2013.

Balitbangkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta:
Balitbangkes, 2018.

Fikawati, S.,Ahmad,S.,Arinda. 2017. Gizi Anak Dan Remaja Depok. PT Raja


Grafindo Persada.

Firani.N.K. 2018. Mengenali Sel-Sel Darah Dan Kelainan Darah. Malang:UB Press.

Hendrawan.A;Sampurno.B;Cahyandi.K. 2019. Gambaran Tingkat Pengetahuan


Tenaga Kerja PT “X” Tentang Undang-Undang Dan Peraturan Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja. Jurnal Delima Harapan:Vol.6 No.2.

Marhaenanto.B;Soedibyo.D.W;Farid.M. 2015. Penentuan Lama Sangrai Kopi


Berdasarkan Variasi Derajat Sangrai Menggunakan Model Warna RGB Pada
Pengolahan Citra Digital (Digital Image Processing). Jurnal Agroteknologi.
Vol.09.No.02.

Nasruddin, H; Syamsu, Rahmat, F; Permatasari,D. 2020. Angka Kejadian Anemia


Pada Remaja Di Indonesia. Cerdika:Jurnal Ilmiah Indonesia

Rahayu,A;Yulidasari,F;Putri,A,O;dkk. 2019. Metode Orkes-ku (Raport Kesehatanku)


Dalam Mengidentifikasi Potensi Kejadian Anemia Gizi Pada Remaja Putri. CV
Mine
Sarlito, Sarwono W. 2012. Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Rajawali Press,),
123

Sarr, T. 2014. Awas Ini Dia Buah, Sayur, dan Herbal Beracun Cetakan 1.Trans Idea
Publishing: Jogjakarta

Sudigno, Sandjaja. Prevalensi dan Faktor Risiko Anemia pada WUS di Rumah
Tangga Miskin di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis, Provinsi Jawa Barat.
Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2016;7(2):71–82.

Anda mungkin juga menyukai