Anda di halaman 1dari 6

APLIKASI EKSTRAK KECOMBRANG (Nicolaia Speciosa)

SEBAGAI PENGAWET ALAMI TAHU PADA PERAJIN


TAHU DI SENTRA INDUSTRI TAHU DESA KALISARI
BANYUMAS

Rifda Naufalin1, Herastuti Sri Rukmini2, Poppy Arsil3

1
Fakultas Pertanian, UNSOED
Email: rnaufalin@yahoo.co.id

Abstrak. Tanaman kecombrang (Nicolaia Speciosa) sudah lama digunakan


masyarakat baik sebagai bumbu maupun obat-obatan. Kegiatan ini memanfaatkan
tanaman kecombrang dengan mengekstraknya menjadi pengawet alami pada
tahu. Tujuan dari kegiatan IBKIK ini adalah untuk menambah wawasan dan
ketrampilan masyarakat dalam aplikasi pengawet alami dari kecombrang pada
tahu. Manfaat penerapan teknologi ini dapat meningkatkan keamanan pada
produk tahu. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melakukan
pembinaan dengan teknik penyuluhan dan pelatihan tentang aplikasi pengawet
alami berbahan baku kecombrang pada perajin tahu. Hasil kegiatan penyuluhan
dan pelatihan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan perajin setelah
penyuluhan, pelatihan dan peningkatan ketrampilan dengan demplot. Peningkatan
ketrampilan aplikasi pengawet alami dari kecombrang ditunjukkan dengan melihat
keberhasilan aplikasinya pada tahu yang awet hingga 2 hari dan masih memiliki
kualitas yang baik. Kesimpulan kegiatan ini adalah perajin tahu di sentra industri
tahu Desa Kalisari Banyumas menerima sekaligus dapat mempraktekkan dengan
hasil memuaskan teknik aplikasi kecombrang sebagai pengawet pada tahu

Kata Kunci: Pengawet alami; Kecombrang;Tahu.

PENDAHULUAN daerah pedesaan.


Usaha industri tahu pada umumnya
Industri tahu di Desa Kalisari Kecamatan merupakan pekerjaan pokok dengan bentuk
Cilongok Kabupaten Banyumas, sebagian unit perseorangan, sehingga sumber modal be-
besar merupakan industri skala rumah tanga. rasal dari kemampuan perajin sendiri. Proses
Industri ini mempunyai peranan penting, an- tahu memerlukan bahan baku utama kedelai.
tara lain sebagai salah satu mata pencaharian Bahan pendukungnya adalah garam, laru (sisa
dan sumber pendapatan masyarakat sekaligus air kedelai satu hari yang lalu), kunyit, bahan
dapat menampung tenaga kerja dan memberi- bakar untuk memasak dan kemasan berupa
kan kesempatan berusaha. Industri tahu di plastik. Bahan baku kedelai dan pendukung
Desa Kalisari Kecamatan Cilongok merupak- diperoleh perajin di kios-kios setempat walau-
an sentra indusri tahu di Kabupaten Banyumas pun ada pula yang membeli di pasar.
yang mempunyai potensi cukup besar untuk Para perajin tahu di Desa Kalisari Keca-
menggerakkan perekonomian terutama di

209
210 ABDIMAS Vol. 22 No. 2, Desember 2018

matan Cilongok memproduksi dua jenis tahu an salah satu alternatifnya.


yaitu tahu kuning dan tahu goreng. Ukuran Bahan pengawet alami alternatif untuk
dan harga tahu yang diproduksi berbeda-beda pengawet tahu yang dapat membantu men-
per buahnya disuaikan dengan selera golongan gatasi masalah ini adalah kecombrang (Nico-
pembeli yang dihadapi. Harga tahu untuk uku- laia spesiosa). Pemilihan kecombrang sebagai
ran kecil Rp 100,00 per buah, ada pula yang sumber pengawet alami berdasarkan hasil sur-
harganya Rp 200,00, Rp 300,00, dan yang ter- vei yang telah dilakukan bahwa tanaman ini
besar dijual Rp 500,00 per buah. banyak tumbuh di Kabupaten Banyumas dan
Pemasaran tahu pada umumnya dilaku- telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
kan sendiri oleh perajin, dan biasanya melay- sayuran seperti urap dan pecel. Pemanfaatan
ani baik konsumen akhir maupun pedagang kecombrang sebagai pengawet alami telah ter-
pengecer. Ditinjau dari jangkauan pemasaran- bukti efektif sebagai pengawet pada produk
nya, para perajin telah mencoba memasarkan pangan diantaranya tahu (Naufalin dan Heras-
tahunya tidak hanya di daerah kecamatannya tuti., 2012).
saja melainkan juga di pasar induk Purwoker- Dengan pengembangan dan pemanfaatan
to, dan daerah lain seperti Ajibarang, wangon, kecombrang sebagai pengawet alami pada
Patikraja, Sokaraja, bahkan memasarkan di tahu, para perajin dapat meningkatkan jum-
daerah Kabupaten Brebes, Cilacap, dan Tegal. lah produksi dan memperluas wilayah pema-
Namun, untuk pemasaran ke luar kota masih saran, sehingga dapat menaikkan pendapa-
menghadapi kendala yaitu tahu tidak dapat di- tan perajin. Juga sebagai pusat percontohan
simpan lebih dari 1 hari, sehingga para pera- penyediaan pengawet alami untuk tahu bagi
jin memilih untuk memasarkan di daerah ke- perajin di daerah-daerah lainnya. Tujuan dari
camatan saja. Produksi tahu yang tidak habis kegiatan IBKIK ini adalah meningkatkan pen-
terjual akan dikonsumsi sendiri oleh perajin, getahuan dan ketrampilan perajin tahu dalam
untuk pakan ikan, atau dibagikan ke tetangga. pengaplikasian pengawet alami dari kecom-
Penerimaan hasil penjualan tahu digu- brang pada tahu. Keberhasilan pengawetan
nakan oleh perajin sangat berarti karena untuk tahu dengan pengawet alami dari kecombrang
membiayai proses produksi selanjutnya dan akan memberikan manfaat yang sangat positif
keuntungan yang didapat digunakan untuk kepada perajin tahu dan masyarakat pada um-
memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya seko- umnya. Beberapa manfaat yang dapat diper-
lah dan ditabung. Biaya untuk penggantian oleh dari kegiatan ini adalah mengplikasikan
dan perbaikan alat produksi yang telah rusak hasil penelitian, yaitu aplikasi ekstrak kecom-
diperoleh perajin dari modal sendiri yaitu se- brang sebagai pengawet tahu dan meningkat-
bagian keuntungan yang disisihkan. kan umur simpan tahu dengan pengawet alami
Pengembangan produksi yaitu mem- yang aman dari kecombrang.
perbanyak produksi tahu dan memasarkan
produk tahu sampai ke luar kota merupakan METODE
salah satu faktor yang perlu mendapat perha- Kegiatan Pelaksanaan program IBKIK
tian, sehingga perajin tahu dapat memperoleh ini dilakukan di aplikasikan di sentra indus-
pendapatan secara maksimal. Memperbanyak tri tahu Desa Kalisari, Kabupaten Banyumas.
produksi tahu perlu dibarengi dengan pening- Metode yang digunakan dalam kegiatan ini
katan pengetahuan tentang pengawetan tahu adalah Melakukan pembinaan dengan teknik
sehingga tidak mengalami kerugian bila tahu penyuluhan dan pelatihan tentang aplikasi
tidak habis 1 hari. Pengembangan dan peman- ekstrak kecombrang sebagai pengawet tahu.
faatan pengawet alami dari tanaman merupak-
Rifda Naufalin, Herastuti Sri Rukmini, Poppy Arsil Aplikasi Ekstrak Kecombrang (Nicolaia Speciosa) sebagai Pengawet
Alami Tahu pada Perajin Tahu di sentra Industri Tahu Desa Kalisari 211
Banyumas

Penyuluhan dan pelatihan meliputi : (1) Pe- adaan tersebut sangat mempengaruhi kinerja
nyuluhan bagi perajin tahu tentang bahaya for- produksi perajin tahu.
malin sebagai pengawet tahu bagi kesehatan, Kabupaten Banyumas banyak terdapat
(2) Pembuatan demplot aplikasi kecombrang tanaman Kecombrang (Nicolaia speciosa
sebagai pengawet alami pada tahu, (3) Pe- Horan) yang tumbuh di perkebunan-perkebu-
nyuluhan tentang cara penyimpanan tahu, (4) nan dekat air. Berdasarkan penelitian Naufa-
Monitoring dan evaluasi hasil aplikasi kecom- lin dkk. (2006), tanaman Kecombrang dapat
brang sebagai pengawet alami. dimanfaatkan sebagai pengawet alami pada
Dalam aplikasi ekstrak kecombrang se- produk pangan, diantaranya tahu. Ekstrak
bagai pengawet tahu, sasaran khalayak yang tanaman kecombrang dapat memperpanjang
strategis adalah sebanyak 25 khalayak yang umur simpan hingga 3 hari dengan sifat senso-
mampu dan mau sebagai kader dan dapat ris yaitu warna aroma dan tekstur yang dapat
mentransfer hasil kegiatan kepada seluruh diterima oleh panelis. Dengan penerapan
masyarakat di sekitar sentra industri tahu Ka- teknologi melalui kegiatan ini ke perajin tahu
bupaten Banyumas. maka dapat mengatasi kendala yang dihadapi
oleh industri tahu.
HASIL DAN PEMBAHASAN Teknologi aplikasi ekstrak kecombrang
Agroindustri merupakan sektor yang sebagai pengawet tahu dapat diterapkan pada
sangat penting di Indonesia, karena sebagian para pedagang dan perajin tahu di sentra in-
besar masyarakat hidup dari kegiatan usaha dustri tahu Kabupaten Banyumas, Dengan
yang berkaitan dengan pertanian. Selain itu ti- kegiatan IBKIK ini masyarakat pedagang dan
dak kalah pentingnya agro-industri menyang- perajin tahu di sentra industri tahu, bertambah
kut kebutuhan hidup sehari-hari umat manusia wawasannya tentang bahaya formalin sebagai
yaitu produk pangan sumber protein nabati, pengawet produk pangan, akibat penggunaan
seperti tahu. Kekurangan protein dalam jum- formalin bagi kesehatan manusia, teknik ap-
lah dan mutu yang memadai akan berakibat likasi kecombrang sebagai pengawet alami,
negatif, mulai dari menurunnya produktivitas dan teknik penyimpanan produk pangan ber-
kerja, dan timbulnya berbagai penyakit. pengawet alami.
Industri tahu di Desa Kalisari Kecamatan Masalah yang harus diatasi adalah
Cilongok merupakan industri rumah tangga bagaimana cara memberikan motivasi perajin
yang sampai saat ini masih menggunakan tahu desa Kalisari Kecamatan Cilongok baik
teknologi sederhana. Perajin tahu ini masih dalam cara pembuatan maupun pemanfaatan
menghadapi beberapa kendala dalam usaha tanaman kecombrang untuk memperpanjang
untuk mencapai tujuan yaitu keuntungan umur simpan tahu sehingga dapat meningkat-
maksimum. Kendala-kendala yang dihadapi kan produksi tahu, memperluas daerah pema-
antara lain penguasaan teknologi pengolahan saran sekaligus menjadi model percontohan
dan pengawetan produk tahu rendah, akses bagi perajin tahu di daerah lainnya.
pasar yang terbatas, manajemen yang masih Kegiatan IBKIK ini dilakukan melalui
sederhana. Kurangnya pengetahuan perajin aplikasi teknologi di industri tahu dengan be-
tentang teknologi pengolahan dan pengawetan berapa tahapan. Tahap awal yaitu dilakukan
tahu menyebabkan tahu yang diproduksi han- pre test yang bertujuan mengetahui pengeta-
ya dapat disimpan 1 hari, sehingga sulit untuk huan khalayak sasaran sebelum dilakukan pe-
menjangkau pasar yang lebih jauh, dan me- nyuluhan. Pengisian lembar pre test sebelum
nimbulkan kendala akses pasar terbatas. Ke- dilakukan penyuluhan. Tahap kedua yaitu ta-
hap penyuluhan dan pelatihan, dilakukan di
212 ABDIMAS Vol. 22 No. 2, Desember 2018

sentra industri tahu, diikuti 25 peserta (ibu-ibu kat setelah dilakukan penyuluhan, pelatihan
dan Bapak-bapak sebagai pedagang, perajin dan peningkatan ketrampilan pembuatan ke-
serta karang taruna). Melalui penyuluhan dan combrang sebagai pengawet pada tahu. Hasil
pelatihan pembuatan pengawet alami dari ke- analisis dengan menggunakan uji t. Berdasar-
combrang ini mereka sangat antusias untuk kan uji t menunjukkan bahwa tingkat pengeta-
mengetahuinya. Selanjutnya dilakukan demo huan awal dan setelah penyuluhan, pelatihan
aplikasi pengawet alami berbahan baku ke- dan peningkatan ketrampilan dengan demplot,
combrang sebagai pengawet tahu oleh Tim terdapat perbedaan yang nyata.
dan dilanjutkan dengan diskusi antara khalay- Berdasarkan nilai pre test dan post test,
ak sasaran dan Tim. ternyata nilai rata-rata yang diperoleh dari
Tahapan selanjutnya merupakan tahap 25 khalayak sasaran sebelum dilakukan pe-
praktek langsung khalayak sasaran aplikasi nyuluhan yaitu sebesar 56,0 dan nilai rata-rata
ekstrak kecombrang pada tahu. Tahu yang di- setelah dilakukan penyuluhan sebesar 83,2.
hasilkan diuji indrawinya oleh khalayak sasa- Nilai rata-rata keseluruhan khalayak sebelum
ran untuk melihat dan membandingkan kuali- dan sesudah penyuluhan sebesar 69,6. Pada
tas tahu berpengawet alami dengan penam- saat pre test diperoleh nilai terendah sebe-
bahan kecombrang yang dihasilkan dengan sar 40 dan nilai tertinggi 80, sedangkan pada
tahu tanpa penambahan pengawet alami. Ha- saat post test diperoleh nilai terendah sebesar
sil pengujian khalayak sasaran terhadap tahu 70 dan nilai tertinggi 100. Persentase kenai-
yang dihasilkan ternyata dapat diterima kha- kan nilai test sebelum dan sesudah test adalah
layak sasaran. Tahapan selanjutnya yaitu cara sebesar 57,9 %. Hal ini menunjukkan bahwa
penyimpanan tahu berpengawet. Pengamatan dengan adanya penyuluhan, pelatihan, diskusi
dilakukan mulai dari 0, 24 dan 48 jam. dan pembuatan demplot, dapat meningkatkan
Berdasarkan hasil demplot penerapan pengetahuan masyarakat. Perhitungan t test
pengawet alami kecombrang di industri tahu, sebagai berikut.
memperoleh hasil bahwa tahu dengan pen-
gawet kecombrang masih disukai oleh pan- t hitung = [rerata nilai pre test – rerata nilai
elis. Kesukaan ini berkaitan dengan warna, post test]
tekstur dan aroma produk yang tidak berbeda standar deviasi / khalayak sasaran
dengan kontrol. Berdasarkan uji organoleptik,
pengawet alami dari kecombrang disukai oleh = [56,0 – 83,2] / (146 / 25)
panelisdan lama penyimpanan selama 2 hari
memberikan sifat organoleptil berupa warna = 4,66
putih, tekstur kenyal, dan aroma enak.
Berdasarkan pengujian secara kimia dan t tabel 5 % = 2,06 dan t tabel 1 % = 2,79
mikrobiologi, produk tahu dengan pengawet
kecombrang lama penyimpanan 2 hari me- Berdasarkan hasil tersebut t hitung lebih
miliki kadar air 85,36 % bb, pH 3,8 dan total besar daripada t tabel, berarti dengan menggu-
mikroba 5,23 log CFU/g yang apabila diband- nakan t test menunjukkan adanya perbedaan
ingkan dengan kontrol tahu tanpa pengawet sangat nyata.
memiliki total mikroba 6,17 log CFU/g. Hal
ini berarti pengawet kecombrang dapat menu- SIMPULAN
runkan total mikroba pada tahu.
Tahapan selanjutnya yaitu dilakukan post Berdasarkan aplikasi ekstrak kecom-
test, untuk mengetahui pengetahuan masyara- brang sebagai pengawet alami pada tahu alter-
Rifda Naufalin, Herastuti Sri Rukmini, Poppy Arsil Aplikasi Ekstrak Kecombrang (Nicolaia Speciosa) sebagai Pengawet
Alami Tahu pada Perajin Tahu di sentra Industri Tahu Desa Kalisari 213
Banyumas

natif pengganti pengawet berbahaya (forma- Naufalin, R. 2008. Aktivitas dan mekanisme
lin) dan hasil monitoring akhir respon khalay- kerja antibakteri ekstrak bunga kecom-
ak sasaran terhadap tahu berpengawet rempah brang (Nicolaia speciosa Horan). Maka-
yang dihasilkan. Tahu yang diaplikasi dengan lah Seminar Nasional Perhimpunan Mi-
pengawet alami memiliki sifat organoleptik krobiologi Indonesia, Purwokerto 22-23
yang disukai panelis dan dapat memperpan- Agustus 2008.
jang umur simpan hingga 2 hari. Masyarakat Naufalin, R. dan Herastuti, S.R. 2012. Pen-
pedagang dan perajin di sentra industri tahu gawet Alami Pada Produk Pangan.
Kalisari Banyumas, menerima sekaligus dapat UPT. Percetakan dan Penerbitan Uni-
mempraktekkan dengan hasil memuaskan versitas Jenderal Soedirman, Purwoker-
teknik aplikasi ekstrak kecombrang sebagai to.
pengawet pada tahu. Hal ini ditunjukkan, ad- Naufalin, R. dan Herastuti, S.R. 2013. Mi-
anya perbedaan sangat nyata antara nilai pre crocapsule application of kecombrang
test dan post test pada khalayak sasaran den- (Nicolaia speciosa) flower extract: ef-
gan persentase kenaikan nilai sebesar 67,3 %. fect of concentration, type of fraction,
pH of medium and NaCl on microbio-
DAFTAR PUSTAKA logical properties of minced beef. Jour-
nal Animal Production 15(1): 8-14.
Naufalin, R., Jenie, B.S.L. and Herastuti. S.R. Tampubolon, O.T., S. Suhatsyah, dan S. Sas-
2005. Antibacterial activity of kecom- trapradja. 1983. Penelitian Pendahuluan
brang (Nicolaia speciosa) flower extract Kimia Kecombrang (Nicolaia speciosa
toward pathogenic and spoilage bacte- Horan). Risalah Simposium Penelitian
ria. Jurnal Teknologi dan Industri Pan- Tumbuhan Obat III. Fakultas Farmasi,
gan 16(2): 119-125. UGM, Yogyakarta.
Naufalin, R., Jenie, B.S.L., Kusnandar, F.,
Mirnawati, S. and Herastuti, S.R. 2006.
Effect of pH, NaCl and heating on the
antibacterial stability of kecombrang
(Nicolaia speciosa Horan) flower ex-
tract and its application in mincet meet.
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
17(3): 197-203.

Anda mungkin juga menyukai