Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH

MATERI 3

Spatial Subsetting dengan Data Vector

Oleh :

Filsa Bioresita (3509 100 026)

Tanggal Pelaksanaan

3 Mei 2011

Laboratorium Geospasial
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Laporan praktikum tentang materi Spatial Subsetting dengan Data Vector ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Penginderaan Jauh semester empat tahun pelajaran
2010/2011. Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada orang-orang yang telah membantu dan membimbing penulis selama ini, yaitu:

1. Allah SWT yang memberikan kami kesehatan serta kesempatan untuk membuat
laporan ini.

2. Bapak Lalu M. Jaelani selaku dosen Penginderaan Jauh.

3. Orang-orang yang telah memberi motivasi bagi penulisan laporan ini.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun. Selain itu penulis juga
memohon maaf apabila di dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan.

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana yang
bermanfaat bagi semua kalangan.

Surabaya, Mei 2011

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………....................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………........................1
1.2 Maksud dan Tujuan.........................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI
2.1 ENVI 4.6.1.....................….............................................................................................2
2.2 Citra Modis......................................................................................................................2
2.3 Spatial Subsetting dengan Data Vektor..............…………....……...………..................3

BAB III PELAKSANAAN


3.1 Pelaksanaan Praktikum....................................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan................................................................................................................4
3.3 Teknik Praktikum............................................................................................................4
BAB IV ANALISA DAN HASIL
4.1 Pembuatan Peta Vektor.................................................................................................15
4.2 Hasil Spatial Subsetting dengan Data Vektor...............................................................15
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................................................17
5.2 Saran.............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Citra satelit, yang merupakan hasil atau produk dari satelit, mengandung berbagai
informasi kebumian yang sangat bermanfaat. Citra satelit perlu diolah kembali
menggunakan software remote sensing yang ada, agar dapat digunakan sesuai kebutuhan.
Salah satu contoh software remote sensing adalah ENVI 4.6.1. Software ini yang
digunakan dalam praktikum kali ini untuk mengolah suatu citra satelit. Untuk itu, perlu
adanya pembelajaran tentang software remote sensing ENVI 4.6.1 ini, agar kita dapat
mengolah citra satelit.

Pengolahan citra satelit dibutuhkan karena terkadang kita hanya ingin mendapatkan
informasi dari sebagian citra satelit tersebut, bukan seluruhnya. Misalkan saja, kita
memiliki citra satelit Indonesia, padahal kita hanya membutuhkan informasi dari Pulau
Sulawesi saja. Oleh karena itu, agar lebih efektif, kita harus dapat mengolah agar citra
tersebut (dalam hal ini merupakan citra MODIS yang telah di-georefencing dan di-spatial
dan spectral resizing pada praktikum sebelumnya) hanya mengandung informasi
mengenai Pulau Sulawesi saja. Untuk itulah, kita akan mempelajari spatial subsetting
dengan data vector.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dari penulisan laporan praktikum ini adalah :


1. Mahasiswa bisa melakukan pemotongan citra berdasarkan daerah khusus yang
diinginkan

1
BAB II

DASAR TEORI

2.1 ENVI 4.6.1

ENVI merupakan suatu software remote sensing yang digunakan untuk mengolah
citra dari satelit. ENVI menyediakan berbagai solusi perangkat lunak untuk pengolahan
dan analisis citra geospasial yang digunakan oleh para ilmuwan, peneliti, analis gambar,
dan profesional GIS di seluruh dunia. ENVI menggabungkan solusi pengolahan gambar
dan teknologi terbaru spektral analisis citra dengan intuitif, penggunaan yang mudah
untuk membantu kita mendapatkan informasi yang berarti dari citra. Envi membuat suatu
citra dapat lebih mudah dibaca, dieksplorasi, dipersiapkan, dianalisis, dan berbagi
informasi dari citra dengan yang lain.

ENVI 4.6.1 merupakan salah satu versi produk dari ENVI. Software ini banyak
digunakan oleh berbakai kalangan di seluruh dunia. Sebenarnya, harga software ini
sangat mahal. Hanya saja, keuntungan untuk kita adalah, ENVI melepaskan versi produk
yang lama setelah membuat versi produk yang baru. Jadi, karena ENVI 4.6.2 telah
keluar, maka ENVI melepaskan versi ENVI 4.6.1. Sehingga ENVI 4.6.1 dapat diakses
secara gratis di pasaran. Karena itu, pada praktikum ini, software ENVI 4.6.1 ini yang
akan digunakan.

2.2 Citra Modis

MODIS merupakan sensor yang dimaksudkan untuk menyediakan data darat, laut,
dan atmosfer secara berkesinambungan. Sensor MODIS terpasang pada satelit Terra dan
Aqua. Satelit Terra dan Aqua dirancang juga untuk membawa sensor lain yaitu AVHRR
dan CZCS. Satelit Terra dan Aqua memiliki orbit selaras matahari (sun synchronous) dan
dekat kutub (near-polar). Satelit mengorbit bumi 2 hari sekali dengan ketinggian 705
kilometer diatas permukaan bumi. Field of View MODIS adalah ±55o dan lebar sapuan
2330 km.
Citra yang dihasilkan memiliki tiga resolusi spasial yaitu 250 meter, 500 meter, dan
1000 meter. Dengan total karakteristik panjang gelombang 36 buah saluran dan 12-bit
kepekaan radiometrik. Sensor MODIS yang terpasa pada satelit Terra dan Aqua dapat
mengukur hampir semua parameter darat, laut, dan udara sehingga kegunaannya menjadi
sangat luas. Mulai dari indeks tumbuhan, kelembaban tanah, kadar aerosol di udara, suhu
permukaan laut, dan kandungan klorofil laut, yang seluruhnya ada 86 parameter sehingga
banyak keperluan lain yang bisa ditumpangkan. Citra Modis dapat diperoleh gratis
melalui pemesanan di internet.

2
2.3 Spatial Subsetting dengan Data Vector

Spatial Subsetting dengan Data Vector adalah salah satu cara me-resize spatial dari
suatu citra satelit. Perbedaannya dengan spatial resizing adalah pada hasil resize-nya.
Pada spatial resizing, citra satelit hanya dapat dipotong dengan bentuk kotak. contohnya
ada pada gambar di bawah ini.

Sebelum di-resize Setelah di-resize

Sedangkan pada spatial subsetting, dengan menggunakan data vector yang sama
dengan citra yang akan kita potong, hasil resize citra tersebut akan sesuai dengan bentuk
yang kita inginkan. Contohnya saja kita ingin mendapatkan informasi dari Pulau
Sulawesi saja, maka yang akan tampak pada citra nantinya hanya Pulau Sulawesi saja.
Contohnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Sebelum di-spatial subsetting Setelah di- spatial subsetting

3
BAB III
PELAKSANAAN

3.1 Pelaksanaan Praktikum

Hari, tanggal : Selasa, 3 Mei 2011


Jam : 09.00-11.00 BBWI
Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Teknik Geomatika ITS

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum :

 Satu set komputer


 Software ENVI 4.6.1
 Gambar atau citra MODIS Sulawesi
 Peta vektor Sulawesi (shp)
 Alat tulis

3.3 Teknik Praktikum

3.3.1 Membuat Peta Vektor Sulawesi

Dalam praktikum kali ini, dibutuhkan peta vektor Sulawesi, padahal kita tidak
memilikinya. Untuk itu, langkah awal dalam praktikum kali ini adalah membuat
peta vektor Sulawesi terlebih dahulu.

1. Jalankan program ENVI 4.6.1 dengan cara meng-klik dua kali icon ENVI 4.6.1
seperti gambar di samping

2. Buka file berupa sebuah citra MODIS yang di-georeferencing dan di-resize
pada praktikum sebelumnya, yaitu dengan cara klik File → Open Image File

4
Maka akan muncul tampilan untuk memilih file seperti di bawah ini. Kita pilih
file-nya (Sulawesi.hdr) kemudian klik Open

3. Setelah itu, akan muncul tampilan Available Band List. Tampilkan citra tersebut
pada Display 1. Caranya, klik RGB Color → pilih Band 1 untuk R, Band 2 untuk
G, dan Band 3 untuk B → Load RGB.

5
4. Maximize tampilan #1 (R:Warp (1KM Reflectance (Band 1).... Kemudian klik
Tools pada tampilan tersebut → Region Of Interest → ROI Tool...

5. Setelah itu, akan muncul tampilan #1 ROI Tool. Pilih Red untuk warna digit-an
citranya.

6
6. Pada langkah ini kita akan mulai men-digit citra Sulawesi-nya sesuai dengan
bentuk Pulau Sulawesi tersebut. Caranya, klik tampilan #1 (R:Warp (1KM
Reflectance (Band 1).... → klik kiri mouse pada setiap titik di Pulau Sulawesi
hingga mengelilingi Pulau Sulawesi tersebut dan bentuknya sesuai atau sama
persis dengan Pulau Sulawesi yang ada pada citra tersebut (garis merah
menunjukkan digit-an kita) → klik kanan mouse apabila telah selesai men-digit.

7. Arahkan kursor pada salah satu titik hasil digit-an kita → klik kanan mouse.
Maka akan terlihat hasilnya seperti gambar di bawah ini yang menunjukkan
perbedaan hasil digit-an kita (Sulawesi berwarna merah) dengan citra Pulau
Sulawesi.

7
8. Klik tampilan #1 ROI Tool → File → Export ROIs to EVF...

9. Maka akan muncul tampilan Export ROIs to EVF → klik Region #1 [Red]
168811 points → klik Each point as a separate record → klik choose pada
Enter Output Filename[.evf] → Isikan nama file-nya (ROIsulawesi.evf) →
Open → Isikan Output Layer Name-nya (ROIbaru) → OK

10. Maka peta vektor Sulawesi kita telah jadi dan telah disimpan.

8
3.3.2 Spatial Subsetting dengan Data Vector

1. Jalankan program ENVI 4.6.1 dengan cara meng-klik dua kali icon ENVI 4.6.1
seperti gambar di samping

2. Buka data vektor berupa peta vektor Sulawesi yang telah kita buat sebelumnya
dengan cara klik File → Open Vector File

Maka akan muncul tampilan untuk memilih file seperti di bawah ini. Kita pilih
file-nya kemudian klik Open

3. Pada tampilan Available Vectors List yang muncul, kita klik ROIbaru → Load
Selected → Klik New Vector Window pada Load Vectors → OK

9
4. Maka akan terlihat tampilan seperti di bawah ini.

10
5. Klik File pada tampilan tersebut → Export Active Layer to ROIs

6. Maka akan muncul tampilan Select Data File to Associate with new ROIs. Klik
Sulawesi → OK. Pada Export EVF Layers to ROI, klik Convert all records of an
EVF layer to one ROI....→ OK

7. Klik Basic Tools pada menu utama ENVI → Subset Data via ROIs

11
8. Maka akan muncul tampilan Select Input File to Subset via ROI. Klik Sulawesi
→ OK.

11. Pada Spatial Subset via ROI Parameters, klik EVF: ROIbaru [White] 168811
points → klik choose pada Enter Output Filename → Isikan nama file-nya
(Sulawesibr) → Open → Pada Mask pixels outside of ROI ? kita pilih Yes →
OK. Maka citra baru hasil olahan kita akan tersimpan dan langsung muncul
pada Available Band List.

9. Untuk menampilkan citra tersebut, pada Available Band List kita klik RGB
Color → pilih Band 1 untuk R, Band 2 untuk G, dan Band 3 untuk B → Load
RGB. Maka akan muncul seperti di bawah ini.

12
10. Apabila dirasa citra tersebut menurut kita kurang bagus atau kurang jelas, kita
dapat mem-filternya dengan cara, pada tampilan #1 (R: ROI Mask (Warp
(1KM... klik Enhance → [Image] Linear 2%

13
11. Maka hasilnya akan terlihat seperti di bawah ini.

14
BAB IV

ANALISA DAN HASIL

4.1 Pembuatan Peta Vektor

Pembuatan peta vektor Sulawesi pada praktikum kali ini, ketelitiannya berdasarkan
pada orang yang men-digit. Sehingga, sulit untuk benar-benar mendapatkan hasil peta
yang sama persis dengan citra-nya. Contohnya saja terlihat pada gambar di bawah ini.
Masih terlihat beberapa warna hijau dari Pulau Sulawesi yang menandakan bahwa area-
area kecil tersebut tidak ter-digit. Selain itu, ada juga hasil digit-an yang melebihi area
Pulau Sulawesi. Sehingga posisi beberapa titik tidak sesuai dengan keadaan Pulau
Sulawesi pada citra. Oleh karena itu, dibutuhkan ketelitian yang tinggi saat men-digit,
agar kesalahan dapat diminimalisir.

4.2 Hasil Spatial Subsetting dengan Data Vector

Berikut ini adalah citra yang telah diolah secara spatial subsetting dengan data vektor.
Citra ini memiliki informasi yang kita inginkan. Informasi yang tidak kita inginkan tidak
akan terlihat atau dapat dikatakan tidak ditampilkan pada citra hasil olahan tersebut.

15
Contohnya saja, informasi yang kita inginkan adalah Pulau Sulawesi, maka selain Pulau
Sulawesi tidak akan terlihat (berwarna hitam) pada citra tersebut. Pada software ENVI
4.6.1, tools (alat) yang digunakan untuk spatial subsetting adalah Subset Data via ROIs.
Untuk melaksanakan cara ini, kita harus memiliki data vektornya (peta vektor) terlebih
dahulu.

16
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Cara spatial subsetting dengan data vektor dapat menampilkan informasi sesuai
dengan keinginan kita.
2. Berbeda dengan spatial resizing, spatial subsetting tidak melakukan pemotongan data
berbentuk segi empat, melainkan pemotongan data disesuaikan sesuai dengan
keinginan kita.
3. Untuk melakukan spatial subsetting, syarat utamanya adalah memiliki data vektor.

5.2. Saran

1. Sebaiknya pengguna ENVI 4.6.1, khususnya mahasiswa mencoba-coba berbagai


fungsi yang ada pada software tersebut, agar lebih mengetahui kegunaannya.

2. Dalam melakukan pengolahan citra, sebaiknya menggunakan komputer, PC, atau


laptop dengan kemampuan dan kecepatan akses yang memadai agar cepat dalam
pemrosesan data nantinya.

17
DAFTAR PUSTAKA

_____________.2011.ENVI. http://www.ittvis.com/envi. dikutip tanggal 18 Maret 2011


pukul 19.00 BBWI

Jaelani, L.M. 2011. Kumpulan slide materi mata kuliah Penginderaan Jauh.

Putra Perdana, Aji.2010. PETUNJUK PENGOLAHAN CITRA AQUA/TERRA MODIS


DENGAN ENVI 4.X. http://gisresetutor.blogspot.com/2009/02/petunjuk-pengolahan-citra-
aquaterra.html. dikutip tanggal 18 Maret 2011 pukul 19.30 BBWI

_____________.2011.Citra MODIS. http://lisaontheblog.wordpress.com/tag/citra-modis/.


dikutip tanggal 25 Maret 2011 pukul 19.10 BBWI

iii

Anda mungkin juga menyukai