MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Kelas
Dosen pengampu Adzimatnur Muslihasari, S.Si., M.Pd.
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, taufik
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen Kelas yang
berjudul “Pendekatan Dalam Manajemen Kelas”. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Tuhan YME, atas berkat rahmatnya penulis masih bisa menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Ibu Adzimatnur Muslihasari selaku dosen mata kuliah Manajemen Kelas Universitas Islam
Raden Rahmat Malang
3. Orang tua yang telah membantu baik moril maupun materiil.
4. Rekan-rekan PGSD Universitas Islam Raden Rahmat Malang semester V.
Makalah ini dibuat bukan hanya untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Kelas
akan tetapi juga diharapkan dapat menjadi pedoman untuk menambah pengetahuan. Penulis
menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik dari isi, pengungkapan, serta
sistematika penulisan karena keterbatasan pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran konstruktif yang dapat penulis
gunakan sebagai masukan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajran yang optimal yaitu pembelajaran yang dapat tercapai jika guru mampu
mengatur peserta didik dan sarana pembelajaran serta mengendalikan suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif
merupakan syarat mutlak untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan
kondusif.
Masalah pembelajran adalah usaha membantu peserta didik dalam proses pembelajran
baik secara langsung maupun tidak langsung. Manajemen adalah usaha menciptakan dan
mempertahankan kondisi dalam kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat dibutuhkan dan perannya sangat
penting dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Dengan hal ini guru
sangat mempunyai peran dan memiliki tugas pokok sekaligus yaitu pengaturan suasana
kelas dan juga sebagai pengajar pembelajaran yang efektif dan efisien. Masalah
pengajaran berkaitan dengan usaha untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran, sedangkan pada masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas supaya bisa menciptakan suasana belajar
yang efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
1
2. Apa tujuan manajemen kelas?
3. Apa saja komponen manajemen kelas?
4. Bagaimana pendekatan dalam manajemen kelas?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen kelas
2. Untuk mengetahui tujuan manajemen kelas
3. Untuk mengetahui komponen manajemen kelas
4. Untuk mengetahui pendekatan dalam manajemen kelas?
1.4 Manfaat
Sebagai motivasi pendidik untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih strategi
pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan menjadi masukan bagi seorang pendidik
untuk menerapkan manajemen yang baik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Wibowo bahwa manajemen merupakan suatu proses yang sistematik dan
koperatif dalam usaha memanfaatkan sumber daya yang ada, guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Sebaliknya, Wiyani mengungkapkan secara
sederhana mengartikan kelas sebagai unit kerja terkecil di sekolah yang digunakan sebagai
tempat untuk kegiatan belajar mengajar. Sebagai suatu unit terkecil di sekolah, di dalam
kelas terdiri dari sekelompok peserta didik dan berbagai sarana belajar.
3
Pengelolaan kelas dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggara sistem
pembelajraan yang mendasar. Pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif agar tercapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Hubungan antara pengelolaan kelas dengan pengelolaan pembelajaran dalam rangkai
mencapai tujuan pembelajaran, seperti pada diagram dibawah ini:
2. Pengelolaan kelas juga memerlukan kegiatan evaluasi hasil pembelajaran agar dapat
selalu mengembangkan proses pembelajaran dengan baik
3. Tindakan pengelolaan kelas dilakukan pada setiap kegiatan proses pembelajaran bila
memang di perlukan. Bukan pada awal kegiatan pembelajaran saja ataupun pada awal
evaluasi hasil belajar.
4
adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien.
Tujuan manajemen kelas pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara
umum tujuan manajemen kelas adalah menyediakan fasilitas dalam lingkungan sosial,
emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang dapat disediakan memungkinkan
peserta memungkinkan peserta didik untuk belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial
yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan
sikap apresiasi pada peserta didik.
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, melalui lingkungan belajar maupun kelompok
belajar, yang memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin
peserta didik
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai lingkungan sosial, emosional, intelektual siswa
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya
serta sifat-sifat individu
Hubungan yang akrab dan sehat antara guru dengan peserta didik dan peserta didik
dengan peserta didik lainnya menjadi suatu keharusan di dalam sebuah kelas. Hal itu
dapat terwujud jika guru memiliki keterampilan berkomunikasi secara pribadi. Guru
5
menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, baik dalam kelompok
maupun individu.
b. Keterampilan Mengorganisasi
Keterampilan ini memungkinkan guru membantu peserta didik untuk maju tanpa
mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai jika guru menguasai keterampilan misalnya
memberikan penguatan sebagai kegiatan yang mampu membangkitkan motivasi siswa.
Menurut Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, 1970 komponen manajemen kelas yaitu
meliputi sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif:
1. Manajemen kelas memberikan makna penting untuk kondisi kelas yang optimal,
fungsinya member dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas, seperti
membantu kelompok dalam melakukan tugas kelompok, membantu kerja sama
dalam menemukan tujuan organisasi, merubah kondisi kelas
2. Memelihara tugas-tugas supaya dapat berjalan dengan lancar. Manajemen kelas
dikategorikan menjadi dua yaitu masalah individu dan masalah kelompok
6
2.4 Pendekatan Dalam Manajemen Kelas
Kemampuan guru dalam mengelolah kelas termasuk salah satu dari perwujudan
kompetensi pedagogik. Keterampilan pertama yang harus dikuasai oleh guru untuk
mengelolah kelas adalah keterampilan dalam memahami, memilih, dan menggunakan
berbagai pendekatan dalam manajemen kelas.
1. Pendekatan Otoriter
Pengelolaan kelas diatur untuk proses mengontrol tingkah laku siswa. Peranan
guru juga menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan
adalah kekuatan yang menuntut peserta peserta didik untuk menaati. Di dalamnya ada
kekuasaan dan norma yang harus ditaati, dan guru melaksanakan pendekatannya untuk
menunjukkan sikap disiplin pada peserta didik
2. Pendekatan Intimidasi
7
Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kelas
sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik. Perbedaan pendekatan intimidasi
dan pendekatan otoriter adalah jika pendekatan otoriter adalah pendekatan yang
menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada
perilaku guru yang mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu diantaranya seperti
hukuman kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman, dan menyalahkan. Peranan guru
adalah memaksa peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan perintah guru.
Pengelolaan kelas juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku
peserta didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku peserta didik dilakukan dengan
cara memberikan ancaman, misalnya, melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
Ancaman disini sepatutnya tidak dilakukan sesering mungkin dan hanya diterapkan
manakala kondisi kelas sudah benar-benar tidak dapat dikendalikan. Selama guru masih
mampu melakukan pendekatan lain di luar ancaman, maka akan lebih baik jika
pendekatan dengan ancaman ini ditangguhkan. Namun satu hal yang harus diingat,
pendekatan ancaman harus dilakukan dalam taraf kewajaran dan diusahakan untuk tidak
melukai perasaan peserta didik. Guru mungkin perlu memberi ancaman seperti
penangguhan nilai, pemberian tugas tambahan, serta memberikan tugas-tugas lain yang
sifatnya mendidik bagi mereka. Ancaman dalam bentuk intimidasi yang berlebihan,
seperti mengejek, membanding-bandingkan, memukul dan memaksa, sebaiknya
difikirkan ulang sebelum diterapkan. Sebab ancaman seperti itu sangat mungkin dapat
melukai perasaan peserta didik serta menyebabkan mereka semakin bertindak represif di
dalam kelas. Sindiran halus juga dapat dilakukan oleh guru terhadap peserta didik yang
kurang menaati aturan.
3. Pendekatan Permisif
8
dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam
bentuk norma itulah guru mendekatinya. Di dalam kegiatan pembelajaran, faktor
kedisiplinan adalah kekuatan utama untuk dapat menciptakan suasana belajar yang
kondusif, karena itu guru perlu menekankan pentingnya peserta didik untuk menaati
peraturan yang telah dibuat sebelumnya. Berbagai peraturan itu ibaratnya adalah
“penguasa” yang wajib untuk ditaati. Oleh sebab itu, guru harus mampu melakukan
pendekatan yang baik kepada peserta didik melalui peraturan ini, dan bukan
kemauannya sendiri.
Pengelolaan diartikan sebagai suatu proses untuk membantu peserta didik agar
merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan dan dimana saja. Peranan guru adalah
mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan peserta didik, selama hal itu tidak
menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Terkadang,
peserta didik tidak nyaman apabila ada seorang guru yang terlalu over-protectif
sehingga peserta didik tidak leluasa melakukan eksperimennya. Jika memberikan tugas
kepada peserta didik untuk menuliskan beberapa pengalaman, maka berilah mereka
kebebasan untuk menceritakan apa saja yang mereka tuliskan. Jangan membuat
ketentuanketentuan yang terlalu ketat yang karenanya dapat mengekang kebebasan
peserta didik untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen kelas adalah kegiatan guru dalam upaya menciptakan suatu kondisi kelas
yang memungkinkan peserta didik dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif dan
memelihara situasi kelas agar tetap kondusif untuk proses belajar mengajar.
3.2 Saran
Seorang pedidik harus pandai dalam memilih dan melaksanakan pendekatan agar
sesuai dengan situasi dan kondisi kelas agar dapat meningkatkan minat siswa untuk
mencapai kompetensi belajar. Sebagai seorang pendidik hendaknya memperhatikan
aspek-aspek dalam mengelola kelas, dikarenakan aspek-aspek tersebut akan berpengaruh
terhadap keberhasilan suatu pembelajaran yang di kelola oleh pendidik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Amatembun, NA., 1989, Manajemen Kelas, Penuntun Bagi Guru dan Calon Guru (Bandung:
FIP IKIP Bandung).
Arikunto, Suharsimi, 1988, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif (Jakarta:
Rajawali Press).
Arikunto, Suharsimi, 1990, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi (Jakarta: Rineka Cipta).
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejournal.kopertais4.or.id/
madura/index.php/tasyri/article/view/
1550/1132&ved=2ahUKEwilt_yoj5DeAhuNFHKHYi1AHUQFJCegQICBAB&usg=AOvVaw3
ngy7n-IVnZugudESa4Qwp diakses 18 Oktober 2018
11