Anda di halaman 1dari 19

Pendekatan dalam Manajemen Kelas

Pendekatan Buku Resep, Pendekatan Perubahan Perilaku, dan

Pendekatan Eklektik

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Kelas


Dosen pengampu Adzimatnur Muslihasari, S.Si.,M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 4


As’ad Ainur Rofiq (1686206004)
Nur Laili Fitriyah (1686206033)
Rani Astikasari (1686206026)
Vivi Yulianti (1685206030)

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
November , 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
karunia, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pendekatan dalam Manajemen Kelas: Pendekatan Buku
Masak/Resep, Pendekatan Perubahan Perilaku, Pendekatan Eklektik” tepat pada
waktunya.

Makalah ini dibuat bukan hanya untuk melengkapi tugas mata kuliah
Manajemen Kelas prodi PGSD Universitas Islam Raden Rahmat saja, tetapi juga
diharapkan dapat menjadi pedoman untuk menambah pengetahuan tentang
Pendekatan dalam Manajemen Kelas dalam pembelajaran yang terkandung
didalamnya. Kami menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik
dari isi, pengungkapan, serta sistematika penulisan karena keterbatasan
pengetahuan serta kemampuan yang kami miliki.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran konstruktif yang dapat
kami gunakan sebagai masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada ;

1. Tuhan YME, atas berkat rahmatnya kami masih bisa menyelesaikan tugas
makalah ini.
2. Adzimatnur Muslihasari, S. Si., M.Pd selaku dosen mata kuliah
Manajemen Kelas Universitas Islam Raden Rahmat.
3. Orang tua yang telah membantu baik moriil maupun materiil.
4. Rekan-rekan yang ikut berpartisipasi dalam penulisan makalah ini

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai
penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, 3 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang.....................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1

1.3. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Buku Masak/Resep...........................................................................3

2.2 Pendekatan Perubahan Perilaku...........................................................................6

2.3 Pendekatan Eklektik.............................................................................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................15

3.2 Saran ....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru didalam kelas sangat
membutuhkan beberapa metode dan strategi mengajar. Seorang guru harus
bisa mengelola kelas khususnya dalam menciptakan suasana belajar yang
menarik dan menyenangkan. Hal itu karena secara prinsip, guru memegang
dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.
Masalah pengajaran berkaitan dengan segala usaha untuk membantu siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan masalah pengelolaan
berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru tidak selalu
berjalan dengan baik dan lancar. Akan ada beberapa masalah atau kegagalan
yang akan dialami oleh guru. Kegagalan seorang guru mencapai tujuan
pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola
kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar siswa rendah, tidak
sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Melalui pendekatan-
pendekatan dan metode serta aspek-aspek manajemen kelas, akan memberikan
kemudahan bagi guru dalam mengelola kelas.
Seperti yang telah kita pelajari, banyak pendekatan-pendekatan dalam
manajemen kelas. Pendekatan ini akan dapat membantu guru untuk mengelola
kelas dengan baik. Dengan pemilihan pendekatan manajemen kelas yang tepat
dalam pembelajaran, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik
dan menyenangkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendekatan buku masak/resep dalam pembelajaran?


2. Bagaimana pendekatan perubahan perilaku dalam pembelajaran?
3. Bagaimana pendekatan eklektik dalam pembelajaran?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk memahami pendekatan buku masak/resep


2. Untuk memahami pendekatan perubahan perilaku
3. Untuk memahami pendekatan eklektik

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Buku Masak/Resep

Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam Manajemen


Kelas akan sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap
tingkah laku siswa, karakteristik watak dan sifat siswa, dan situasi kelas
pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan. Dibawah ini ada
beberapa pendekatan yang dapat dijadikan sebagai alternatif pertimbangan
dalam upaya menciptakan disiplin kelas yang efektif.

2.1.1 Pengertian Pendekatan Buku Masak/Resep

Pendekatan buku masak adalah pendekatan yang berbentuk


rekomedasi berisi daftar hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang guru
apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas. Pendekatan ini
cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam melakukan
manajemen kelas.

Pendekatan resep ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang


dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang harus tidak boleh
dikrjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi
dikelas.

Kartadinata (1997: 77) menjelaskan bahwa: pendekatan buku


masak merupakan kombinasi dari berbagai pandangan, merupakan
himpunan resep bagi guru, pendekatan ini disebut buku masak karena berisi
rakitan daftar tahap demi tahap tentang apa yang harus dilakukan oleh guru.
Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi
daftar hal-hal yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan oleh
seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen.

Suranto (2005: 34) mengatakan bahwa: pendekatan buku masak


merupakan sebuah pendekatan manajemen kelas yang berupa serangkaian
daftar  dan petunjuk tentang apa yang hendak dilakukan dan tidak dilakukan
dengan mempertimbangkan kondisi di kelas. Dalam hal ini guru

3
menentukan resep yang akan dilakukan setelah mempelajari kondisi aktual
kelas termasuk kebutuhan dan karakteristik murid.

Dalam konteks manajemen kelas resep dapat diartikan sebagai


keterangan tentang cara bagaimana mengelola suatu kelas. Resep tersebut
terwujud dalam berbagai aturan-aturan kelas yang dibuat dan disepakati
secara bersama. Dengan demikian, pendekatan resep dapat diartikan sebagai
cara pandang guru yang berasumsi bahwa kelas dapat dikelola dengan baik
melalui pembuatan dan penerapan aturan kelas.

Pendekatan ini disebut pendekatan buku masak karena berisikan


rakitan daftar tahap apa yang harus dilakukan guru dan tidak harus
dilakukan oleh guru didalam bereaksi atas berbagai situasi bermasalah, dan
peran guru adalah mengikuti peran itu. Pendekatan buku masak adalah
pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal-hal yang harus
dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila
menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas.Dalam daftar tersebut
digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru.
Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.

Pendekatan buku masak ini berbentuk rekomendasi berisi daftar hal


yang harus di lakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru
apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas tanpa banyak
berpikir lagi. Daftar tentang apa yang harus dilakukan atau yang tidak harus
dilakukan ini biasanya dapat ditemukan dalam artikel Tiga Puluh Cara
untuk Memperbaiki Perialku Peserta Didik. Karena daftar ini sering
merupakan resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini dikenal sebagai
pendekatan buku masak.

Berikut ini adalah contoh khas jenis pernyataan yang dapat


dijumpai dalam daftar buku masak:

1. Selalulah menegur siswa dengan empat mata


2. Jangan sekali-kali meninggikansuara pada saat atau pada waktu
memperingatkan siswa!

4
3. Tegas dan bertindak adil sewaktu berurusan dengan siswa
4. Jangan pandang bulu dalam memberikan penghargaan!
5. Senantiasalah meyakinkan diri lebih dahulu akan kesalahan siswa
sebelum menjatuhkan hukuman!
6. Selalulah meyakinkan diri bahwa siswa mengetahui semua peraturan
yang ada!
7. Tetaplah konsekuen dalam menegakkan peraturan

2.1.2 Langkah-langkah Penyusunan Buku Masak

Sebelum guru menyusun resep buku masak, maka menurut Suranto


(2005:42) mengatakan bahwa guru harus memperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut:

1) menginventarisasi masalah-masalah siswa yang sering muncul dalam


konteks kelas, dapat melalui catatan harian guru.
2) Guru membuat catatan dan mempelajari tindakan yang pernah dan yang
sering dilakukan pada saat menghadapi masalah di kelas serta dampaknya
terhadap siswa. Hal ini berguna untuk mengevaluasi tindakan guru.
3) Guru merumuskan resep tindakan yang efektif yang harus dilkukan dan
resep yang perlu dihindari oleh guru maupun siswa.
4) Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan resep
tindakan termasuk fasilitas yang mendukung.
5) Mensosialisasikan resep buku masak pada siswa, dalam hal ini guru harus
terbuka mendengarkan masukan dan saran siswa
6) Langkah pelaksanaan reep buku masak. Pada langkah ini guru menerapkan
daftar tindakan yang telah disusun.
7) Merefleksi pelaksanaan buku resep. Guru harus membuat catatan sebagai
refleksi terhadap perkembangan situasi kelas.
8) Melakukan modifikasi terhadap resep buku masak apabila ada hal-hal
yang dianggap tidak sesuai dengan kondisi siswa dan kelas.

5
2.1.3 Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan Buku Masak

Penerapan pendekatan buku masak dalam menangani masalah


manajemen kelas memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Suranto
(2005: 36) mengemukakan tentang kelebihan dan kekurangan pendekatan
buku masak yakni:
1. Kelebihan Pendekatan Buku Masak:

a. Merupakan resep bagi guru sehingga guru dapat menentukan langkah


pencegahan dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas.
b. Merangsang terciptanya kedisiplinan guru dan siswa.
c. Dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif karena guru dan
siswa mengetahui apa yang harus dan apa yang dilarang untuk
melaksanakannya.
d. Dapat mengarahkan tindakan guru secara sistematis karena buku
masak dibuat secara teratur dan bertahap
e. Menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam memanajemeni
kelas. Dengan katalain guru bisanya memberikan reaksi terhadap
masalah tertentu dan seringmenggunakannya dalam jangka pendek.
2. Kekurangan Pendekatan Buku Masak:
a. Seringkali guru yang menggunakan pendekatan ini kaku dan monoton
hanya berpedoman pada resep yang sudah ada.
b. Memerlukan kepiawaian guru dalam menyusun resep yang sesuai
dengan kondisi aktual kelas.

2.2 Pendekatan Perubahan Perilaku


Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip
psikologi behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini
adalah perilaku merupakan hasil proses belajar. Prinsip ini berlaku baik bagi
perilaku yang sesuai maupun perilaku yang menyimpang. Penganjur
pendekatan ini berpendapat bahwa seorang peserta didik berperilaku
menyimpang adalah disebabkan oleh salah satu dari dua alasan berikut: 1)

6
peserta didik telah belajar berperilaku yang tidak sesuai, atau 2) peserta
didik tidak belajar berperilaku yang sesuai.

Menurut Teori S-O-R: Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus


– Organisme — Respons. Perubahan perilaku terjadi dgn cara meningkatkan
atau memperbanyak rangsangan (stimulus). Oleh sebab itu perubahan
perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning process). Materi
pembelajaran adalah stimulus.

Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.:

a. Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak

b. Apabila diterima (adanya perhatian) mengerti (memahami) stimulus.

c. Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:

Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude) Bertindak


(berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice) Pendekatan
pengubahan perilaku dibangun atas dasar dua asumsi utama yaitu: 1) empat
proses dasar belajar, 2) pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan.
Tugas guru adalah menguasai dan menerapkan empat prinsip dasar belajar.
Prinsip tersebut adalah penguatan positif, hukuman, penghentian, dan
penguatan negatif.

Penguatan positif yakni pemberian penghargaan setelah terjadi


suatu perbuatan. Penghargaan menyebabkan perbuatan yang dikuatkan itu
semakin meningkat. Perbuatan yang dihargai tersebut diperkuat dan diulangi
di kemudian hari.

Mendasarkan pada uraian di atas, guru dapat mendorong perilaku


peserta didik yang sesuai dengan mempergunakan penguatan positif
(memberikan penghargaan) dan penguatan negatif (menarik hukuman).
Guru dapat mengurangi perilaku peserta didik yang menyimpang dengan
mempergunakan hukuman (memberi rangsangan yang tidak
menyenangkan), penghentian (menaham penghargaan yang diharapkan),
dan penarikan (menarik penghargaan dari peserta didik). Hal yang perlu

7
diingat bahwa konsekuensi-konsekuensi itu memberikan pengaruh kepada
perilaku peserta didik sesuai dengan prinsip-prinsip perilaku yang telah
terbentuk. Jika guru menghargai perilaku yang menyimpang, perilaku
tersebut cenderung diteruskan. Jika guru menghukum perilaku yang sesuai,
perilaku tersebut cenderung tidak diteruskan.

Penentuan waktu, frekuensi penguatan, dan hukuman adalah


prinsip lain yang penting dalam pengubahan perilaku. Perbuatan peserta
didik yang hendak diperkuat oleh guru harus dengan segera dikuatkan
setelah perbuatan itu terjadi. Perbuatan peserta didik yang hendak
dihentikan harus segera dikenakan hukuman setelah perbuatan itu terjadi.
Perilaku yang tidak dikuatkan dengan segera cenderung akan melemah.
Perilaku yang tidak dikenakan hukuman dengan segera cenderung akan
menguat. Jadi penentuan waktu yang tepat untuk menghargai dan
menghukum adalah penting.

Penentuan waktu sama pentingnya dengan frekuensi terjadinya


perilaku yang dikuatkan. Penguatan yang terus menerus, yaitu penguatan
yang menyusul setiap terjadi perilaku menyebabkan makin cepatnya
seseorang mempelajari perilaku tersebut. Jika seorang guru menginginkan
penguatan perilaku siswa tertentu, guru harus menghargai setiap kali
perilaku itu terjadi. Penguatan terus menerus akan sangat efektif pada tahan
awal mempelajari suatu perilaku. Sekali perilaku telah terbentuk akan
efektif menguatkannya tanpa tenggang waktu yang lama.

Ada dua macam pendekatan untuk penguatan yang berselang


waktu pendek yaitu: penjadwalan selang waktu, dan penjadwalan rasio.
Penjadwalan selang waktu adalah pendekatan yang dipergunakan oleh guru
mendorong siswa setelah batas waktu tertentu. Misalnya, guru yang
menggunakan penjadwalan selang waktu akan mendorong seorang siswa
setiap jam. Penjadwalan rasio adalah pendekatan yang digunakan oleh guru
mendorong siswa setelah suatu perbuatan terjadi beberapa kali. Misal, guru
yang menggunakan penjadwalan rasio akan mendorong siswa setelah
perbuatan tertentu terjadi empat kali.

8
Penghargaan atau pendorong adalah suatu rangsangan untuk
meningkatkan frekuensi perbuatan yang mendahuluinya. Hukuman adalah
sesuatu yang mengurangi frekuensi frekuensi perbuatan yang
mendahuluinya. Pendorong dapat digolongkan dalam dua kategori utama
yaitu pendorong primer (diperlukan untuk mempertahankan kehidupan
seperti air, makanan, rumah), dan pendorong bersyarat (pujian, rasa kasih
sayang dan sebagainya).

Pendorong bersyarat terdiri dari beberapa tipe seperti:

a. pendorong sosial (pujian atau tepukan),


b. pendorong perlambang (berupa benda/barang – tanda penghargaan),
c. pendorong nyata (uang atau cek),
d. pendorong kegiatan (bermain di luar, membaca bebas, diberi kesempatan
memilih nyanyian).

Penghargaan (dan hukuman) dapat dipahami hanya dalam


kaitannya dengan peserta didik secara individual. Penghargaan terhadap
seorang peserta didik dapat saja dirasakan sebagai hukuman bagi peserta
didik lainnya. Respon yang dimaksudkan oleh guru sebagai penghargaan
dapat dirasakan sebagai hukuman, dan respon yang dimaksudkan sebagai
hukuman dapat menjadi penghargaan. Hal semacam ini sering terjadi.
Contoh yang sangat lazim sekali terjadi apabila seorang peserta didik
berperilaku menyimpang dengan maksud menarik perhatian. Tindakan
hukum yang diberikan oleh guru sesudah kejadian itu sesungguhnya adalah
menghargai, bukan menghukum peserta didik yang haus perhatian itu. Dan
oleh karena itu, peserta didik tersebut meneruskan perilakunya untuk
mendapat perhatian yang didambakannya.

Berikut ini adalah strategi-strategi lain yang ditawarkan dalam


memanajemeni kelas :

1. Mempergunakan Model
Model adalah proses dimana peserta didik dengan mengamati
cara berperilaku orang lain mendapatkan perilaku yang baru.  model

9
dapat dipandang sebagai suatu proses dimana guru melalui tingkah
lakunya menampilkan nilai dan sikap, yang dikehendaki dimiliki dan
ditampilkan oleh peserta didik.
2. Mempergunakan pembentukan
Pembentukan adalah suatu prosedur dimana guru meminta peserta
didik menampilkan serangkaian perilaku yang mendekati atau mirip
dengan perilaku yang digunakan. Dan pada setiap kali peserta didik
menampilkan perilaku yang mendekati itu guru memberikan dorongan
kepada peserta didik sehingga ia mampu secara konsisten menampilkan
perilaku yang diinginkan tersebut. Jadi pembentukan adalah strategi
pengubahan perilaku yang dipergunakan untuk mendorong
perkembangan perilaku yang baru.
3. Mempergunakan sistem hadiah
Sistem hadiah biasanya terdiri dari tiga unsur. Unsur-unsur itu
dimaksudkan untuk mengubah perilaku sekelompok peserta didik.
Unsur-unsur itu berupa: 1) seperangkat instruksi tertulis yang disiapkan
dengan teliti, yang menggambarkan perilaku peserta didik yang hendak
dikuatkan atau didorong oleh guru, 2) suatu sistem yang dirancang
dengan baik untuk menghadiahkan barang kepada peserta didik yang
menampilkan perilaku yang sesuai, dan 3) seperangkat prosedur yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik saling bertukar hadiah
yang mereka peroleh sebagai penghargaan, atau memberikan kesempatan
terlibat dalam kegitan-kegiatan sosial.
4. Mempergunakan kontrak perilaku
Kontra perilaku adalah suatu persetujuan antara guru dan peserta
didik yang berperilaku menyimpang. Persetujuan itu menentukan
perilaku yang disetujui oleh peserta didik untuk ditampilkan dan
kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya apabila peserta didik
menampilkan perilaku tersebut. Kontrak dalah suatu kesepakatan antara
guru dan peserta didik yang merinci apa yang diharapkan oleh peserta
didik dan ganjaran atau konsekuensi yang  akan diperolehnya apabila
melakukan hal-hal yang disepakati itu.

10
5. Mempergunakan jatah kelompok
Penggunaan jatah kelompok adalah penggunaan prosedur dimana
konsekuensi (penguatan atau hukuman) tidak hanya tergantung kepada
perilaku seorang peserta didik sendiri, melainkan juga kepada perilaku
kelompoknya. Penghargaan terhadap setiap anggota kelompok
tergantung pada perilaku salah seorang atau lebih atau pada perilaku
seluruh anggota kelompok lainnya.
6. Penguatan alternatif yang tidak serasi
Penguatan alternarif yang tidak serasi yaitu penguatan yang
bertentangan satu dengan yang lainnya. Penguatan itu terjadi pada situasi
dimana guru menghargai perilaku yang tidak dapat terjadi bersamaan
dengan perilaku menyimpang yang hendak dihilangkan oleh guru.
7. Mempergunakan Penyuluhan perilaku
Penyuluhan perilaku adalah suatu proses yang meliputi pertemuan
pribadi antara guru dan peserta didik. Penyuluhan perilaku ini
dimaksudkan untuk membantu peserta didik yang berperilaku
menyimpang mengetahui bahwa perilakunya tidak sesuai dan
merencanakan perubahan. Pertemuan seperti itu akan membantu peserta
didik memahami hubungan antara tindakannya dengan konsekuensinya,
dan mempertimbangkan tindakan-tindakan alternatif yang mungkin dapat
menghasilkan konsekuensi yang diinginkan.
8. Mempergunakan pemantauan sendiri
Pemantauan diri sendiri diartikan sebagai pengelolaan diri sendiri
dimana peserta didik mencatat aspek-aspek perilakunya agar ia dapat
merubahnya. Pemantauan diri sendiri secara sistematis akan
meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap perilaku yang diharapkan
dihilangkan atau dikurangi. Pemantauan diri sendiri meningkatkan
kesadaran diri sendiri melalui pengamatan atas dirinya.
9. Mempergunakan isyarat                                                                  
Isyarat adalah suatu proses untuk merangsang berbuat atau
tindakan mengingatkan secara verbal atau non-verbal yang digunakan
oleh guru kepada peserta didiknya. Hal ini dilakukan apabila ia merasa

11
peserta didiknya berperilaku menyimpang. Suatu isyarat dapat digunakan
untuk mendorong atau mencegah perilaku tertentu. Berlainan dengan
pendorong, isyarat mendahului respons.
Ada tiga pandangan pokok yang paling menonjol dalam hal ini yaitu:
1. penggunaan hukuman dengan tepat sangat efektif untuk menghilangkan
perilaku peserta didik yang menyimpang,
2. penggunaan hukuman dengan bijaksana pada jenis-jenis situasi tertentu
akan dapat memberikan dampak positif pada perilaku peserta didik,
tetapi karena adanya risiko timbulnya pengaruh sampingan yang negatif,
penggunaan hukuman harus dipantau dengan seksama,
3. penggunaan hukuman harus dihindarkan sama sekali, karena perilaku
siswa yang menyimpang dapat ditangani secara efektif dengan teknik-
teknik lain yang tidak mempunyai pengaruh sampingan yang negatif
seperti hukuman.
Pendekatan Untuk Mengubah Perilaku
a. Informasi e. Indoktrinasi (Memberikan
b. Pemasaran paksaan untuk perilaku tertentu)
c. Insentif f. Peraturan
d. Restriksi (memberikan
pembatasan untuk mencegah
perilaku tertentu)

Tahapan Perubahan Perilaku “Model Transteoretikal” (Simon-


Morton, Greene & Gottlieb, 1995) Terdapat 6 tahapan perubahan :
a. Prekontemplasi
Pada tahap ini klien belum menyadari adanya permasalahan
ataupun kebutuhan untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu
memerlukan informasi dan umpan balik untuk menimbulkan
kesadaran akan adanya masalah dan kemungkinan untuk berubah.
Nasehat mengenai sesuatu hal/informasi tidak akan berhasil bila
dilakukan pada tahap ini.

12
b. Kontemplasi
Sudah timbul kesadaran akan adanya masalah. Namun masih
dalam tahap keraguraguan. Menimbang-nimbang antara alasan untuk
berubah ataupun tidak. Konselor mendiskusikan keuntungan dan
kerugian apabila menerapkan informasi yang diberikan.
c. Preparasi (Jendela kesempatan untuk melangkah maju atau kembali ke
tahap kontemplasi).
2.3 Pendekatan Eklektik

Menyimak secara seksama kedelapan pendekatan yang telah diuraikan


di muka adalah ibarat melihat benda yang sama dari berbagai sudut
pandangan yang berbeda. Oleh karena itu, seorang guru harus mengetahui
kekuatan dan kelemahan masing-masing pendekatan ketika akan menerapkan
satu pendekatan. Dalam kenyataan guru jarang sekali menerapkan satu
pendekatan secara utuh, melainkan mengkombinasikan masing-masing
pendekatan dengan mengambil hal-hal yang positif dari satu pendekatan
seraya mengeliminir kelemahan masing-masing pendekatan. Wilford A.
Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua
aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan
suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis,
teoritis, dan/atau psikologis dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber
pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi disebut
pendekatan eklektik (Wilford A. Weber, 1986). Dua syarat yang perlu
dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan eklektik yaitu: 1)
menguasai pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang potensial, seperti
pendekatan Pengubahan Perilaku, Penciptaan Iklim Sosio-Emosional, Proses
Kelompok, dan 2) dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan
prosedur yang sesuai dengan baik dalam masalah manajemen kelas

Wilford A. Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara


menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen
kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna,
yang secara filosofis, teoretis, dan/atau psikologis dinilai benar, yang bagi

13
guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai
dengan situasi disebut pendekatan eklektik.

Hal yang perlu dikuasai oleh seorang guru adalah dalam menerapkan
pendekatan eklektik yaitu sebagai berikut.

1. Menguasai pendekatan manajemen kelas yang potensial, seperti


pendekatan pengubahan perilaku, penciptaan iklim sosio-emosional, dan
proses kelompok.
2. Dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang
sesuai, baik dalam masalah manajemen kelas.
Bentuk pengajaran yang menggunakan pendekatan eklektik ini adalah
menggabungkan elemen-elemen dari pada kedua pendekatan yaitu deduktif
dan induktif. Rasionalisasi pendekatan induktif dan deduktif dalam
pembelajaran adalah karena siswa terdiri dari berbagai karakteristik. Ada
siswa yang mudah memahami isi materi jika diberi contoh dahulu dan ada
pula yang mudah paham jika dibuat geeralisasi terlebih dahulu dan diakhiri
dengan mengemukakan contoh.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pendekatan buku masak adalah pendekatan yang berbentuk rekomedasi
berisi daftar hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang guru apabila
menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas. Pendekatan ini
cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam melakukan
manajemen kelas.
2. Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi
behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini adalah
perilaku merupakan hasil proses belajar. Prinsip ini berlaku baik bagi
perilaku yang sesuai maupun perilaku yang menyimpang.
3. Pendekatan elektrik adalah pendekatan dengan cara menggabungkan
semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk
menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang
secara filosofis, teoritis, dan/atau psikologis dinilai benar, yang bagi guru
merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai
dengan situasi.
b. Saran

Kami dari pihak penulis berharap agar makalah ini dapat berguna di dalam
pembelajaran dan kami berharap pula pembaca dapat menyempurnakan
makalah ini agar dapat menjadi pedoman dalam melakukan pembelajaran di
kelas. Karena kami sedang dalam proses belajar maka kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kesalahan. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca
sangat kami harapkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rositasari, Ika.2014. Pendekatan Dalam Manajemen Kelas. Pendidikan Guru Sekolah


Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri: Semarang. (online) tersedia di
https://id.scribd.com/doc/139573102/Pendekatan-Dalam-Manajemen-Kelas
diakses tanggal 2 November 2018

Riati. Mimis. 2014. Pendekatan Manajemen Kelas. (online) tersedia di


https://www.academia.edu/11812202/PENDEKATAN_MANAJEMEN_KE
LAS diakses tanggal 3 November 2018

Suryana, Asep. 2006. Manajemen Kelas. Program Studi Pgsd Universitas


Pendidikan Indonesia (online) tersedia di:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/19
7203211999031-ASEP_SURYANA/
Copy_(2)_of_Copy_of_MODUL_MANAJEMEN_KELAS.pdf diakses
tanggal 2 November 2018

Soekidjo Notoadmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka


Cipta. Jakarta

Zumroh Hasana.2010. Makalah Perubahan Perilaku Sebagai Dampak Adanya


Promosi Kesehatan. UNAIR Surabaya tersedia di:
http://zumrohhasanah.wordpress.com (Online), diakses tanggal 3 November
2018

Gunarhadi. Penggunaan Model Pembelajaran Eklektik dalam Meningkatkan


Prestasi Belajar Bahasa Indonesia dengan Kovarian Kognisi di Sekolah
Inklusif. Artikel (online) tersedia di: https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=2ahUKEwjhkJKIor3eAh
UDXn0KHUhfAwYQFjABegQIAxAC&url=https%3A%2F
%2Fmedia.neliti.com%2Fmedia%2Fpublications%2F196474-ID-
penggunaan-model-pembelajaran-eklektik-
d.pdf&usg=AOvVaw33qRf2ifh2hVznMlh_1uZ3 diakses tanggal 3
November 2018

16

Anda mungkin juga menyukai